• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Di Rumah Kasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Di Rumah Kasa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kacang Kedelai

Adapun klasifikasi tanaman kedelai berdasarkan Adisarwonto (2005)

adalah sebagi berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Family : Leguminosinae

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merrill

Struktur akar tanaman kedelai terdiri atas akar lembaga (radikula), akar

tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis) berupa akar rambut.

Akar kedelai memiliki bintil akar yang bentuknya bulat atau tidak beraturan yang

merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis

dengan nitrogen bebas dari udara (Hanum, 2008).

Kedelai berbatang semak, dengan tinggi batang antara 30-100 cm. Setiap

batang mampu membentuk 3-6 cabang. Bila jarak antara tanaman dalam barisan

rapat, cabang menjadi berkurang atau tidak bercabang sama sekali. Tipe

pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam yakni determinit, indeterminit,

dan semi determinit (Suprapto, 2001).

Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip

(2)

Umumnya daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi

(Adisarwonto, 2005)

Perilaku pembungaan berbeda-beda, mulai dari sangat tidak terbatas

hingga sangat terbatas. Bunga berwarna putih, ungu pucat, atau ungu, dapat

menyerbuk sendiri (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Polong bulat agak gepeng berwarna hijau terang hingga hijau tua, biji yang

telah tua berbentuk elips dengan warna coklat muda. Kedelai sayur memiliki

ukuran panjang polong sebesar 6-7 cm dengan jumlah biji sebanyak 2 hingga 4

tiap polongnya (Widati dan Hidayat, 2012).

Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. Setiap biji kedelai

mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil, sedang, dan besar. Bentuk biji

bervariasi tergantung pada varietas tanaman yaitu, bulat, agak gepeng, dan bulat

telur (Adisarwonto, 2005)

Botani Tanaman Kacang Panjang

Adapun klasifikasi tanaman kedelai berdasarkan Haryanto dkk (1995)

adalah sebagi berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Family : Leguminosinae

Genus : Vigna

(3)

Kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim. Daunnya majemuk,

tersusun atas tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya mempunyai

bintil yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Hal ini bermanfaat untuk

menyuburkan tanah (Haryanto dkk, 1995)

Batang tanaman yang menjalar dan merambat ini dapat mencapai beberapa

meter. Selama pertumbuhannya, batang rambat kacang panjang biasanya ditopang

dengan lanjaran untuk mencegah polong menyentuh tanah dan untuk

memungkinkannya tumbuh lurus (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangkai bunga keluar

dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3-5 bunga. Warna

bunganya ada yang putih, biru atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk

sendiri (Haryanto dkk, 1995).

Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Panjang polong

sekitar 20-80 cm. warna polong hijau muda sampai hijau keputihan. Polong yang

muda sifatnya renyah dan mudah patah. Setelah tua polong menjadi liat. Pada satu

polong dapat berisi 8-20 biji kacang panjang (Haryanto dkk, 1995).

Kepik hijau N. viridula

Biologi Hama

Adapun klasifikasi dari hama kepik hijau N. viridula adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

(4)

Family : Pentatomidae

Genus : Nezara

Species : Nezara viridula

(Magenta, 2010).

Telur diletakkan pada daun, polong, batang atau pada rumput secara

berkelompok antara 10-118 butir. Bentuk telur seperti cangkir, berwarna kuning

dan tiga hari sebelum menetas berubah menjadi merah bata

(Rukmana dan Sugandi, 1997).

Gambar 1. Telur N. viridula

(Sumber: Foto Langsung)

Nimfa muda yang baru keluar dari telur hidup bergerombol di dekat

tempat peletakan telur. Terdapat variasi warna pada nimfa sesuai dengan

perkembangan instar. Instar pertama berwarna coklat muda, instar kedua hitam

dengan bintik putih, instar ketiga, keempat dan kelima hijau dengan bintik hitam

dan putih. Nimfa biasanya hidup bergerombol sampai instar ketiga, sedangkan

mulai instar keempat mereka akan berpencar dan hidup sendiri-sendiri. Nimfa

instar pertama tidak makan. Stadium nimfa berlangsng sekitar 23 hari

(5)

A B

D C

E

Gambar 2. Nimfa N. viridula A= Instar 1, B= instar 2, C= Instar 3, D= Instar 4, dan E= Instar 5

(Sumber: Foto Langsung)

Kepik hijau pada stadium imago berwarna hijau polos, hijau dengan

(6)

dengan tiga bintik hijau, dan kuning polos. Umur imago berkisar antara 5-47 hari

(Rukmana dan Sugandi, 1997). Kepik hijau terdapat diseluruh daerah tropis dan

daerah subtropis. Panjang kepik hijau sekitar 16 mm (Pracaya, 2007).

Gambar 3. Imago Nezara viridula

(Sumber: Foto Langsung)

Daur Hidup N. viridula L.

Jumlah telurnya lebih kurang 1.100 butir. Telur diletakkan berkelompok

pada daun dengan masing-masing berjumlah 10-90 butir. Perkembangan telur

sampai dewasa lebih kurang 4-8 minggu. Jumlah daur hidupnya lebih kurang

60-80 hari, bahkan ada yang bisa mencapai setengah tahun. Warna nimfa cerah

(Pracaya, 2007).

Hama kepik hijau dapat menyelesaikan siklus hidupnya dalam 65 sampai

70 hari. Kepik hijau diketahui memiliki hingga empat generasi per tahun di iklim

hangat kepik hijau selama musim dingin berupa imago (dewasa) dan bersembunyi

di kulit pohon, serasah daun, atau lokasi lain untuk mendapatkan perlindungan

dari cuaca. Pada saat memasuki musim semi, kepik hijau bergerak keluar dari

(7)

Gejala Serangan

Bagian tanaman yang diserang kepik hijau adalah polong. Tingkat

serangan juga sulit diestimasi karena bersamaan dengan penghisap polong

lainnya. Imago menghisap cairan polong dan biji kedelai. Akibat serangannya

dapat menurunnkan, baik kualitas maupun kuantitas produksi serta menurunkan

daya kecambah (Saranga dkk, 2013).

Kepik hijau dapat menyerang tanaman kacang-kacangan, kentang dan

lain-lain (Polifag). Gejala serangan yang ditimbulkan oleh kepik hijau yaitu biji

menjadi hitam, busuk,kulit biji keriput, dan bercak-bercak coklat; kadang-kadang

polong kempes dan gugur dan daun bintik-bintik. Pada tanaman kacang kedelai

nilai ambang ekonomi hama ini yaitu 3 ekor/5 tanaman sampel umur 45 hari

(Rukmana dan Sugandi, 1997).

Kerusakan pada polong akibat serangan kepik hijau beragam tergantung

pada perkembangan polong tersebut. Serangan pada polong-polong muda

menyebabkan polong tersebut menjadi kempis. Serangan pada saat pengisian biji

menyebabkan biji menghitam. Serangan pada polong-polong tua hanya

menyebabkn terbentuknya bintik-bintik kecil atau kulit biji menjadi keriput

(Harahap, 1994).

Kepik hijau memiliki tipe alat mulut menusuk-mengisap. Bagian dari

mulut yang seperti paruh panjang disebut mimbar. Cairan ludah dipompa ke

bawah saluran air liur dan cairan pada tanaman dihisap seperti makanan

kanal. Semua bagian tanaman dapat dimakan, tetapi pertumbuhan

tunas dan perkembangan buah lebih disukai. Gejala pada tunas biasanya layu, atau

(8)

bintik-bintik kecoklatan atau hitam. Tusukan ini mempengaruhi kualitas buah

yang dapat dimakan dan jelas menurunkan nilai pasarnya. Pertumbuhan buah

muda terhambat dan sering layu (Squitier, 2013).

Preferensi

Tanaman inang adalah tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal

organisme hama. Bila tanaman yang disukai terdapat dalam jumlah banyak,

populasi hama cepat meningkat. Sebaliknya, bila makanan kurang, populasi hama

akan turun selain jumlah tanaman yang disukai, sifat tanamanpun mempengaruhi

perkembangan hama tanaman. Ada tanaman yang tahan terhadap gangguan hama

(resisten) ada pula tanaman yang tidak tahan (peka) terhadap hama. Penyebab

resistensi tanaman antara lain (1) antibiotik dalam tubuh tanaman: pengaruh

fisiologis hama yang sifatnya sementara atau tetap, sebagai akibat serangga

tersebut makan dan mencerna cairan tanaman tertentu, (2) nonpreference: rasa

ketidaksukaan serangga hama terhadap tanaman untuk dimakan, berkembang biak

dan berlindung, (3) sifat toleran: suatu kemampuan tanaman untuk

menyembuhkan luka akibat serangan hama (Rukmana dan Sugandi, 1997).

Serangga tertarik kepada tumbuhan adalah untuk tempat bertelur,

berlindung dan sebagai pakannya. Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan

sebagai makanan adalah daun, tangkai, bunga, buah, akar, cairan tumbuhan dan

madu. Beberapa bagian tanaman dapat digunakan untuk tempat berlindung atau

membuat kokon. Hampir 50% dari serangga adalah pemakan tumbuhan

(fitofagus), selebihnya pemakan serangga lain atau sisa-sisa tumbuhan dan

(9)

Pada umumnya serangga tidak menggantungkan hidupnya pada satu jenis

tanaman inang tetapi juga mempunyai beberapa inang lain. Hal ini akan lebih

mendukung keberhasilannya hidup di alam. Berbagai jenis serangga hama kedelai

dan vektor virus di Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2005 memiliki tanaman

inang sebagai berikut: Tanaman inang R. linearis antara lain: kacang panjang,

kedelai, kacang hijau, Crotalaria sp., Legumenoceae, dan kacang gude. Pada

Lamprosema indicata tanaman inangnya adalah kacang panjang, kedelai, kacang

hijau, buncis, dan kacang tunggak. Tanaman inang N. viridula antara lain; kacang

panjang, kedelai, Crotalaria sp., buncis, dan kacang tunggak. Sedangkan

E. zinckenella dapat ditemukan pada tanaman inang kedelai, Crotalaria sp., dan

kacang tanah. Lyriomyza dapat ditemukan pada tanaman inang kacang panjang,

kedelai, kacang hijau, ketimun, dan buncis (Afifah, 2009).

Pemilihan serangga terhadap tanaman sebagai makanan, tempat bertelur

ataupun tempat berlindung sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan zat-zat yang

terkandung dalam tanaman itu sendiri. Jenis tanaman sebagai makanan biasanya

terbatas pada famili atau genus yang sama, walaupun beberapa hama mempunyai

inang yang banyak (Hosang, 2010).

Hasil percobaan Herlinda dkk (2004) preferensi oviposisi P. xylostella pada

caisin, kanola, sawi jabung, sawi tanah, dan kardamin yang diletakkan pada satu

kurungan (uji pilihan) menunjukkan perbedaan nyata. Dengan demikian, apabila

imago betina P. xylostella diberi kesempatan memilih jenis inang untuk tempat

penelurannya, maka ngengat betina cenderung lebih memilih salah satu jenis

inang. Dari hasil uji preferensi oviposisi (uji pilihan), sawi jabung paling disukai

(10)

jabung paling disukai untuk peletakan telur oleh betina P. xylostella. Selain itu,

caisin dan kanola cenderung lebih disukai dibandingkan sawi tanah dan kardamin

untuk oviposisi. Jadi, sawi jabung dan kanola merupakan tumbuhan inang yang

lebih dipilih untuk oviposisi dan pakan larva P. xylostella.

Berdasarkan penelitian Purnomo dkk (2008) dapat diketahui bahwa tanaman

kentang, kacang buncis, kacang endul, dan caisin lebih dipilih dan lebih sesuai

bagi kehidupan L. huidobrensis dibandingkan tanaman tomat, mentimun,

galinggang, dan sawi tanah. Nilai laju pertambahan intrinsik (r) L. huidobrensis

yang tinggi pada tanaman kentang (0,1395) berperan besar dalam menunjang

tingginya populasi dan serangan lalat pengorok daun pada pertanaman kentang di

lapangan. Caisin (nilai r = 0,1270) sesuai untuk digunakan dalam pembiakan

massal lalat pengorok daun di laboratorium.

Proses Penerimaan Inang dari Hama

Kelimpahan serangga herbivora dapat dipengaruhi oleh proses-proses yang

termasuk dalam proses bottom-up ataupun top-down. Dalam proses bottom-up,

kelimpahan serangga herbivora dipengaruhi oleh faktor seperti nutrisi dan jenis

tumbuhan, patch, serta lingkungan (musim dan tempat), sedangkan untuk

top-down kelimpahan serangga herbivore dipengaruhi oleh faktor musuh alami

(Hamid, 2009). Hasil penelitian pada Tetranycus bimaculatus bahwa populasi

serangga ini meningkat pada saat kandungan nitrogen tanaman inang berlimpah

(Paat dkk, 2012).

Secara alami serangga hama akan mampu memilih sumber makanan yang

disenangi. Serangga akan mempunyai suatu kecenderungan tertentu dalam

(11)

varietas dan komposisi kimia yang terkandung dalam suatu bahan akan

berpengaruh besar pada sifat prefensi tersebut (Yasin, 2009).

Preferensi serangga terhadap stimuli mekanis yang berasal dari struktur

fisis maupun sifat permukaan tanaman, beralinan pula. Struktur dan sifat fisis

permukaan tanaman meliputi antara lain, tebalnya kulit, panjang dan lebatnya

bulu-bulu pada permukaan daun, besarnya stomata dan tebalnya lapisan kutikula.

Preferensi serangga terhadap stimuli-stimuli mekanis tersebut erat hubungannya

dengan struktur daripada alat-alat dan cara mengambil pakan maupun peletakkan

telur yang dimilikinya (Sodiq, 2009).

Nutrisi memegang peranan penting bagi kehidupan serangga. Serangga

akan dapat tumbuh dengan normal apabila memperoleh pakan dalam kuntitas dan

kualitas yang cukup. Kualitas pakan banyak ditentukan oleh mutu gizi pakan

tersebut, sedangkan mutu gizi pakan ditentukan oleh nutrisi yang terkandung

didalamnya. Pakan yang dikonsumsi oleh serangga harus memenuhi kebutuhan

serangga terhadap nutrisi yang sangat kompleks. Nutrisi diperlukan untuk

perkembangan, produksi telur, dan mempertahankan hidup. Kebutuhan nutrisi

bagi serangga tidak hanya kecukupan jumlah pakan saja tetapi kesesuaian hama

terhadap nutrisi dalam pakan. Apabila tersedia pakan tetapi tidak sesuai bagi

serangga akan mempengaruhi perkembangannya (Handayani, 2008).

Kebutuhan nutrisi serangga dapat berubaha sewaktu-waktu, tergantung

pada pertumbuhan, reproduksi, diapauses atau perpindahan. Biasanya serangga

pada fase larva awal membutuhkan kandungan nitrogen yang tinggi dibandingkan

pada fase akhir (Widhayasa, 2012). Protein merupakan bagian terpenting dari

(12)

tubuh dan otot-otot. Segala jenis protein mengandung unsure nitrogen, karbon,

hidrogen, oksigen, dan belerang (Sari, 2011)

Unsur pakan (gizi) berpengaruh terhadap kehidupan serangga. Bagi

serangga, karbohidrat (sukrose, fuktose) merupakan sumber energi terbesar guna

keperluan system reproduksi dan lama hidup. Protein diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan serangga. Kualitas protein tergantung dari asam

amino seperti arginin, lisin, leusin, isoleusin, triptopan, histidin, fenil alanin,

methionin, valin dan treonin. Lemak, asam lemak dan sterol dibutuhkan serangga

untuk persediaan energi dan perkembangan sayap. Beberapa jenis serangga

menggunakna lemak murni seperti asam linoleik dan asam linolenik. Ordo Diptera

memerlukan asam linoleik dan linolenik. Vitamin walaupun dalam jumlah sedikit

dibutuhkan bagi kehidupan serangga. Serangga fitofag biasanya perlu

vitamin-vitamin yang larut dalam air (hidropilik). Vitamin yang larut dalam lemak seperti

A, D, E, K juga sering dibutuhkan serangga. Vitamin A untuk penglihatan,

vitamin C untuk pergantian kulit dan vitamin E untuk reproduksi. Mineral seperti

Sodium, K, Mn, Fe, Cu dan Zn dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal.

Sedangkan air berfungsi dalam kehidupan serangga untuk mengatur

keseimbangan kadar air tubuh. Kadar air serangga kurang lebih 50-90%

Gambar

Gambar 1. Telur N. viridula
Gambar 2. Nimfa N. viridula A= Instar 1, B= instar 2,
Gambar 3. Imago Nezara viridula

Referensi

Dokumen terkait

Hendro Gunawan, MA

Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hulu Tahun 2016 merupakan bagian dari perencanaan jangka menengah pengembangan Industri kimia, tekstil dan aneka memiliki ruang

Jika kondisi merk utama yang ingin didompleng belum reliable dan belum dapat diterima baik dimasyarakat dan konsumen, serta jika pemilik brand belum dapat

7. yanq dimal,:.sttd dengan apresiasi ialah suatr'i silr.ap '/ang timtrr,rl dari diri seseorang terhadap ge=.ltatlt yang si{atnya positir. Yang dimah,sud dengan

peneliti memperoleh data nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian ini dan. nilai siswa semester ganjil, foto-foto, buku-buku yang relevan, dan

berpengaruh secara parsial terhadap variabel keputusan pembelian (Y) 0,007 < alpha pada taraf signifikansi 0,05, variabel promosi (X2) berpengaruh secara parsial terhadap

Persaingan geopolitik institusi multilateral di antara kuasa besar dunia seperti G7, BRICS dan ASEAN dijangka mampu mempengaruhi sistem dagangan antarabangsa dan

Hasil penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan olehIlmi (2005) di RSUD Ulin Banjarmasin yang menunjukkan bahwa tingkat stres kerja dari perawat termasuk