• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI RUANG PERAWATAN RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI RUANG PERAWATAN RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN

STRES KERJA DI RUANG PERAWATAN

RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

DICA CAHYA MARETA NIM. ST14 009

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

(2)

SRAGEN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

DICA CAHYA MARETA NIM. ST14 009

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul “HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI RUANG PERAWATAN RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN”.

Dalam penyusunan Skipsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Wahyuningsih Safitri, M.Kep selaku pembimbing I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi dan arahan dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya skripsi ini.

4. Anis Nurhidayati, SST., M.Kes selaku pembimbing pendamping yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi dan arahan dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya skripsi ini.

5. Ns. S. Dwi Sulisetyawati, M. Kep Selaku Penguji Skripsi.

6. Direktur RSUD dr. Soehadi Projonegoro Sragen yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan studi pendahuluan dan pengambilan data dalam penelitian ini.

7. Responden perawat di ruang perawatan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

(6)

8. Kedua orang tua saya, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat baik moral, material dan spiritual untuk menyelesaikan pendidikan.

9. Kakak dan Adik - adik saya yang selalu mendukung, memotivasi dan memberikan semangat kepada saya.

10.Teman-teman mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi semangat dan motivasi Semoga skripsi ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan, Amin.

11.Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi semngat dan motivasi kepada saya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 10 Februari 2016

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.1. Rumusan masalah ... 4 1.3. Tujuan ... 4 1.4. Manfaat penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori ... 6

2.1.1. Karakteristik Perawat ... 6

2.1.1.1. Indikator Karakteristik Individu ... 9

(8)

2.1.2.1 Pengertia Stres ... 10

2.1.2.2. Jenis Stres ... 11

2.1.2.3. Faktor Penyebab Stres ... 11

2.1.2.4 Potensi Atau Faktor Penyebab Stres ... 13

2.1.2.5 Pengaruh Respon Terhadap Stres ... 14

2.1.2.6 Tahapan Stres ... 16

2.1.2.7. Gejala Stres ... 19

2.1.2.8. Cara Mengelola Stres ... 20

2.2. Keaslian Penelitian ... 21

2.3. Kerangka Teori... 24

2.4. Kerangka Konsep ... 25

2.5. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Rancangan Penelitian ... 27

3.2. Populasi Dan Sampel. ... 27

3.3. Tempat Dan Waktu Penelitian. ... 32

3.4. Variabel, Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran. ... 32

3.5. Alat Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data ... 34

2.6. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data ... 39

2.6.1. Teknik Pengolahan ... 37

2.6.2. Analisis Data ... 41

(9)

ix

4.1. Analisa Univariat ... 45

4.1.1. Karakteristik Perawat ... 45

4.1.2. Stres Kerja ... 48

4.2. Analisa Bivariat ... 49

4.2.1. Usia dengan stres kerja ... 49

4.2.2. Jenis Kelamin dengan Stres Kerja ... 51

4.2.3. Pendidikan dengan Stres Kerja ... 51

4.2.4. Status Perkawinan dengan Stres Kerja ... 52

4.2.5. Masa Kerja dengan Stres Kerja ... 53

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Perawat ... 55

5.2. Hubungan Karaktersitik Perawat dengan Stres Kerja ... 57

5.2.1. Hubungan Usia dengan Stres Kerja ... 57

5.2.2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Stres Kerja ... 58

5.2.3. Hubungan Pendidikan dengan Stres Kerja ... 60

5.2.4. Hubungan Status Perkawinan dengan Stres Kerja ... 61

5.2.5. Hubungan Masa Kerja dengan Stres Kerja ... 62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 64

6.1.1. Karakteristik Perawat ... 64

6.1.2. Hubungan Usia dengan Stres Kerja ... 64

6.1.3. Hubungan Jenis Kelamin dengan Stres Kerja ... 64

(10)

6.1.5. Hubungan Status Perkawinan dengan Stres Kerja ... 64

6.1.6. Hubungan Masa Kerja Perawat dengan Stres Kerja .... 64

6.2. Saran ... 65

6.2.1. Bagi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen ... 65

6.2.2. Bagi Institusi Pendidikan ... 65

6.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 65

6.2.4. Bagi Peneliti ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Tabel Isi Hal

Gambar 2.1 Kerangka teori ... 24 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 25

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Isi Hal

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian ... 21

Tabel 3.1 Sampel Perawat... 30

Tabel 3.2 Definisi Operasional... 33

Tabel 4.1 Karakteristik Perawat Berdasarkan Usia... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Perawat Berdasarkan jenis kelamin... 46

Tabel 4.3 Karakteristik Perawat Berdasarkan pendidikan... 47

Tabel 4.4 Karakteristik Perawat Berdasarkan status perkawinan... 47

Tabel 4.5 Karakteristik Perawat Berdasarkan masa kerja... 48

Tabel 4.6 Stres Kerja perawat... 49

Tabel 4.7 Karakteristik Usia perawat dengan stres kerja... 40

Tabel 4.8 Karakteristik Jenis Kelamin dengan stres kerja... 51

Tabel 4.9 Karakteristik Pendidikan dengan stres kerja... 52

Tabel 4.10 Karakteristik status perkawinan dengan stres kerja... 52

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Usulan topik penelitian (F.01) Lampiran 3 : Pernyataan Pengajuan Judul (F.02) Lampiran 4 : Pernyataan Pergantian Judul (F.03) Lampiran 5 : Surat Pernyataan Persetujuan Responden

Lampiran 6 : Kuesioner

Lampiran 7 : Lembar Konsulan

Lampiran 8 : Surat Balasan Ijin studi Pendahuluan Ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Lampiran 9 : Surat Balasan Ijin uji validitas Ke RSUD Sukoharjo

Lampiran 10 Surat Balasan Ijin Penelitian Ke RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

Lampiran 11 : Hasil Analisa data Validitas dan realibilitas Lampiran 12 : Hasil analisa data penelitian

(14)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016 Dica Cahya Mareta

Hubungan Karaktersitik Perawat dengan Stres Kerja Di Ruang Perawatan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Abstrak

Stres kerja perawat dapat terjadi apabila perawat dalam bertugas mendapatkan beban kerja yang melebihi kemampuannya sehingga perawat tersebut tidak mampu memenuhi atau menyelesaikan tugasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi korelasi dan survay cross sectional. Teknik pengambilan sampling dengan Probability Sampling sehingga sampel yang didapatkan sebanyak 119 perawat dan analisis data dengan Chi Square.

Hasil penelitian diperoleh tidak ada hubungan antara usia perawat dengan stres kerja (p value = 0.908), tidak ada hubungan antara jenis kelamin perawat dengan stres kerja ( p value = 0.488), tidak ada hubungan antara pendidikan perawat dengan stres kerja (p value = 0. 667), tidak ada hubungan antara status perkawinan perawat dengan stres kerja (p value = 0.444), dan tidak ada hubungan antara karakteristik masa kerja perawat dengan stres kerja (p value = 0. 255).

Kesimpulan dalam penelitian ini tidak ada hubungan karakteristik perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Kata Kunci : Karakteristik Individu, Stress Kerja, Ruang Perawatan. Daftar Pustaka : 34 (2004 -2015)

(15)

xv

The Correlation between Nurses' Characterictics and Work-related Stress in the Hospital Wards of the RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Hospital.

Abstract

A work-related stress can happen to a nurse when she or he has too much workload than her/his capabilties. Therefore she or he can not handle or fulfill her/his tasks. This research aims to search the correlation between nurses' characteristics and work-related stress in the hospital wards of RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Hospital.

This research implements a quantitative method with correlation studies and survey cross sectional. Data sampling technique with probability sampling is also used in order to collect data of 119 nurses and then data is analyzed with Chi Square.

The research results that there are no correlation between the age of nurses and work-related stress (p value= 0.908), no correlation between genders and work-related stress (p value = 0,488), no correlation between educational level and work-related stress (p value = 0,667), no correlation between marital status and work-related stress (p value = 0,444), and no correlation between years of service and work-related stress (p value = 0,255). Finally the research concludes that there is no correlation between nurses' characteristics and work-related stress of wards of RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Hospital.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan, penyembuhan penyakit dan pencegahan penyakit kepada masyarakat. Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Menurut Swedarma (2006) kurangnya kapasitas perawat dibandingkan jumlah pasien menyebabkan perawat akan mengalami kelelahan dalam bekerja karena kebutuhan pasien terhadap asuhan keperawatan lebih besar dari standar kemampuan perawat, penelitian dari National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) yaitu Lembaga Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja menetapkan perawat sebagai profesi yang beresiko sangat tinggi terhadap stress. Hasil penelitian Selye (dalam Basuki, 2009), menunjukkan alasan profesi perawat mempunyai resiko sangat tinggi terpapar oleh stress adalah karena

(17)

2

perawat memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa manusia.

Berdasarkan hasil survai Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2006 bahwa 50,9 % perawat Indonesia yang aktif mengalami stres kerja, sering merasa pusing, lelah, kurang ramah, kurang istirahat akibat beban kerja terlalu tinggi serta penghasilan yang tidak memadai. Sedangkan American National Association for Occupational Health (ANAOH) menempatkan kejadian stress pada perawat berada diurutan paling atas pada empat puluh pertama kasus stres pada pekerja (Ratnasari, 2009).

Stres adalah reaksi non spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stresor). Stres merupakan suatu reaksi adaptif dan sangat individual, sehingga suatu stres bagi seseorang belum tentu sama tanggapanya bagi orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan berpikir, tingkat pendidikan dan kemampuan adaptasi seseorang terhadap lingkungannya (Hartono, 2007).

Stres kerja perawat dapat terjadi apabila perawat dalam bertugas mendapatkan beban kerja yang melebihi kemampuannya sehingga perawat tersebut tidak mampu memenuhi atau menyelesaikan tugasnya, maka perawat tersebut dikatakan mengalami stres kerja. Manifestasi dari stres kerja perawat antara lain akibat karakterisasi pasien, pengkajian terhadap pasien, dan aspek lingkungan kerja yang mengganggu merupakan langkah awal dalam menangani masalah masalah yang datang mengenai tingkat

(18)

kepadatan ruangan emergency, efisiensi pelaksanaan tugas, serta adanya tuntutan untuk menyelamatkan pasien (Levin et al, 2004 dalam Haryanti, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian (Ismafiaty, 2011) diketahui dari 27 responden sebagian besar responden tidak mengalami stres kerja sebanyak 19 orang (66.7%) dan sebagian kecil responden mengalami stres kerja sebanyak 9 orang (33.3%). Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa masih ada perawat yang mengalami stress kerja, dimana stres kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti beban kerja, lingkungan kerja, dan yang lainnya.

Hasil wawancara dengan beberapa orang perawat yang bertugas di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen diketahui bahwa perawat kadang- kadang jenuh dengan kondisi yang ada terutama jika terdapat keluarga yang komplain terhadap hasil kerja perawat yang bertugas, kurang istrahat dan capek karena perawat jaga yang sedikit dan dengan beban pasien yang terlalu banyak, terkadang perawat harus berhadapan dengan sikap keluarga pasien yang emosional, melakukan asuhan keperawatan kepada klien, melakukan pencatatan dan pendokumentasian askep klien, mengurus administrasi, masalah penghasilan yang tidak memadai. Selain itu juga kadang perawat merasa tertekan dengan aturan yang kaku dan tidak fleksibel. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perawat yang mengalami stres kerja.

(19)

4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu Apakah ada Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Stres Kerja Di Ruang Perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen ? 1.3. Tujuan

1. Umum

Menganalisis hubungan karakteristik perawat dengan stres kerja di ruang Perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

2. Khusus

a. Menganalisis hubungan antara usia perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

b. Menganalisis hubungan antara jenis kelamin perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. c. Menganalisis hubungan antara pendidikan perawat dengan stres

kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen d. Menganalisis hubungan antara status perkawinan dengan stres

kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. e. Menganalisis hubungan antara lama kerja perawat dengan stres

(20)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

Sebagai masukan tentang stres kerja perawat sehingga dapat memilih strategi untuk meningkatkan kinerja perawat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

2. Bagi Institusi pendidikan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dijadikan sebagai bahan pustaka dalam proses pembelajaran di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk peneliti dalam meneliti faktor lain yang mempengaruhi stres kerja perawat. 4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti sendiri dapat menambah wawasan pengetahuan tentang karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, lama kerja, pendidikan, dan status perkawinan terhadap stres kerja perawat.

(21)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Karakteristik Perawat

Karakteristik individu merupakan suatu proses psikologi yang mempengaruhi individu dalam memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta pengalaman. Karakteristik individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan dan mempengaruhi perilaku individu (Ratih Hurriyati, 2005).

Menurut Morrow menyatakan bahwa, komitmen organisasi dipengaruhi oleh karakter personal (individu) yang mencakup usia, masa kerja, pendidikan dan jenis kelamin (Prayitno, 2005).

1. Usia

Hubungan kinerja dengan umur sangat erat kaitannya, alasannya adalah adanya keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia. Pada karyawan yang berumur tua juga dianggap kurang luwes dan menolak teknologi baru. Namun di lain pihak ada sejumlah kualitas positif yang ada pada karyawan yang lebih tua, meliputi pengalaman, pertimbangan, etika kerja yang kuat dan komitmen terhadap mutu.

Usia (umur) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan) Pegawai yang berusia lebih tua cenderung lebih

(22)

mempunyai rasa keterikatan atau komitmen pada organisasi dibandingkan dengan yang berusia muda sehingga meningkatkan loyalitas mereka pada organisasi. Hal ini bukan saja disebabkan karena lebih lama tinggal di organisasi, tetapi dengan usia tuanya tersebut, makin sedikit kesempatan pegawai untuk menemukan organisasi (Dyne dan Graham, 2005).

Menurut Depkes RI (2009) Kategori umur dibagi menjadi masa balita 0 - 5 tahun, masa kanak-kanak 5 - 11 tahun, masa remaja awal 12 - 1 6 tahun, masa remaja akhir 17 - 25 tahun, masa dewasa awal 26- 35 tahun, masa dewasa akhir 36- 45 tahun, masa lansia awal 46- 55 tahun, masa lansia akhir 56 - 65 tahun, masa manula 65 - sampai atas. 2. Jenis Kelamin

Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia dibedakan menurut jenis kelaminnya yaitu pria dan wanita, tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas atau kemampuan belajar. Namun studi-studi psikologi telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya dari pada wanita dalam memiliki pengharapan untuk sukses. Bukti yang konsisten juga menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi dari pada pria (Robbins, 2006).

(23)

8

3. Tingkat Pendidikan

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah, 2008).

Tingkat pendidikan yang lebih akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikan dalam perilaku sehari-hari, khususnya dalam hal kesehatan, tingkat pendidikan formal membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam menerimahal baru (Suhardjo, 2007).

4. Status Perkawinan

Salah satu riset menunjukkan bahwa karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya, mengalami pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan sekerjanya yang bujangan. Pernikahan memaksakan peningkatan tanggung jawab yang dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan penting (Stephen P Robbins, 2006).

5. Masa Kerja

Masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan,

(24)

Masa kerja menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan (Siagian, 2008).

2.1.1.1. Indikator Karakteristik Individu

Menurut Arief Subyantoro (2009) menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. perbedaan ini akan terbawa dalam dunia kerja, yang akan menyebabkan kepuasan satu orang dengan yang lain berbeda pula, meskipun 18 bekerja ditempat yang sama.

Arief Subyantoro (2009) meyebutkan indikator karakteristik individu meliputi:

1. Kemampuan (ability)

Kemampuan (ability) adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu. Dengan kata lain bahwa kemampuan (ability) merupakan fungsi dari pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill), sehingga formulanya adalah A : f (K.S). 2. Nilai

Nilai seseorang didasarkan pada pekerjaan yang memuaskan, dapat dinikmati, hubungan dengan orang – orang, pengembangan intelektual dan waktu untuk keluarga.

3. Sikap (attitude)

Sikap adalah pernyataan evaluatif-baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan-mengenai objek, orang, atau peristiwa. Dalam

(25)

10

penelitian ini sikap akan difokuskan bagaimana seseorang merasakan atas pekerjaan, kelompok kerja, penyedia dan organisasi.

4. Minat (interest)

Minat (interest) adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide – ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu. Pola – pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis pekerjaanpun berbeda-beda.

2.1.2. Stres

2.1.2.1. Pengertian Stres

Stres merupakan hal yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia dan dapat dialami oleh siapapun. Stresor merupakan penyebab yang dapat menimbulkan stres. Robbins (2006) mendefinisikan stres sebagai kondisi dinamik yang di dalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting. Stres adalah reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan-tantangan (callenge) yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman (threat), atau ketika harus berusaha menghadapi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya. Namun stres bagi seseorang belum tentu menjadi stres bagi orang lain karena setiap individu memiliki persepsi

(26)

yang berbeda-beda mengenai hal-hal yang dianggapnya menjadi hambatan atau ancaman (Nasir dan Muhith, 2011).

2.1.2.2. Jenis Stres

Terdapat dua jenis stres, yaitu distres dan eustres. Stres melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan yang baik atau buruk (Nasir dan Muhith, 2011) :

1. Eustres (stres yang baik) adalah sesuatu yang positif. Stres dikatakan berdampak baik apabila seseorang mencoba untuk memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun dirinya sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga.

2. Distres (stres yang buruk) atau yang bersifat negatif. Distres dihasilkan dari sebuah proses memaknai sesuatu yang buruk, di mana respon yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga bisa diartikan sebagai sebuah ancaman.

2.1.2.3. Faktor Penyebab Stres

Nasir dan Muhith (2011) stresor merupakan faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan respon stres. Stresor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, di rumah, dalam kehidupan sosial dan lingkungan luar lainnya. Secara garis besar, stresor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

(27)

12

1. Stresor mayor, yang berupa major live events yang meliputi peristiwa kematian orang yang disayangi, masuk sekolah untuk pertama kali, dan perpisahan.

2. Stresor minor, yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah hidup sehari-hari, misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal-hal tertentu sehingga menyebabkan munculnya stres. Selain itu, sumber lain meliputi hal-hal berikut (Nasir dan Muhith, 2011):

a. Dalam diri individu

Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik menghasilkan kecenderungan yag berkebalikan, yaitu approach dan avoidance.

Kecenderungan ini menghasilkan tipe dasar konflik yaitu sebagai berikut.

1) Approach-approach conflict. Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama baik. Avoidance-avoidance conflict. Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi yang tidak menyenangkan. 2) Approach-avoidance conflict. Muncul ketika melihat

kondisi yang menarik dan tidak menarik dalam satu tujuan atau satu situasi.

(28)

b. Dalam keluarga

Dari keluarga ini yang cenderung memungkinkan munculnya stres adalah hadirnya anggota baru, sakit dan kematian dalam keluarga.

c. Dalam komunitas dan masyarakat

Kontak dengan orang di luar keluarga merupakan sumber stres, misalnya pengalaman anak di sekolah dan persaingan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka stresor atau hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya stres dapat berupa faktor-faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan di sekitar individu (baik fisik maupun sosial). Namun, stresor tersebut dapat menimbulkan stres ataupun tidak, bergantung kembali pada individu dalam menyikapi stresor itu.

2.1.2.4. Potensi atau Faktor Sumber stres

Robbins (2006), mengemukakan terdapat tiga kategori potensi stresor, yaitu:

1. Faktor Lingkungan

Seperti halnya ketidakpastian lingkungan mempengaruhi

perencanaan struktur organisasi, ketidakpastian itu juga

mempengaruhi tingkat stres di kalangan para karyawan dalam organisasi tersebut misal ketidak pastian politik, ekonomi dan ketidakpastian teknologi.

(29)

14

2. Faktor Organisasi

Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres antara lain, tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar-pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi.

3. Faktor Individu

Faktor individu mencakup faktor-faktor dalam kehidupan pribadi karyawan. Terutama mengenai persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan karakteristik individu.

2.1.2.5. Pengaruh Respon Terhadap Stresor

Respon terhadap stresor yang diberikan setiap individu akan berbeda berdasarkan faktor yang akan mempengaruhi dari stresor tersebut, dan coping yang dimiliki individu, diantara stresor yang dapat mempengaruhi respon tubuh antara lain, (Hidayat, 2008) :

1. Sifat stresor

Sifat stresor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap stresor. Sifat stresor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap inidividu dapat berbeda tergantung dari pemahaman tentang arti stresor.

2. Durasi stresor

Lamanya stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respon tubuh. Apabila stresor yang dialami lebih lama, maka respon yang dialaminya juga akan lebih lama dan dapat mempengaruhi dari fungsi tubuh yang lain.

(30)

3. Jumlah stresor

Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentukan respon tubuh. Semakin banyak stresor yang dialami pada seseorang, dapat menimbulkan dampak besar bagi fungsi tubuh juga sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami banyak dan kemampuan adaptasi

baik, maka seseorang akan memiliki kemampuan dalam

mengatasinya.

4. Pengalaman masa lalu

Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap stresor yang dimiliki. Semakin banyak stresor dan pengalaman yang dialami dan mampu menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya akan semakin baik pula.

5. Tipe kepribadian

Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respon terhadap stresor. Apabila seseorang memliki tipe kepribadian A, maka lebih rentan terkena stres dibandingkan dengan tipe kepribadian B. Tipe kepribadian A memiliki ciri ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, memiliki kewaspadaan yang berlebihan, bicara cepat, bekerja tidak kenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku

(31)

16

pikirannya ke pekerjaan dan lain-lain. Sedangkan tipe kepribadian B memiliki ciri tidak agresif ambisinya wajarwajar saja, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, cara bicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe kepribadian A.

6. Tingkat perkembangan

Tingkat perkembangan pada individu ini juga dapat mempengaruhi respon tubuh di mana semakin matang dalam

perkembangannya, maka semakin baik pula kemampuan

mengatasinya. 2.1.2.6. Tahapan Stres

Stres yang dialami seseorang dapat melalui beberapa tahapan, menurut (Hidayat, 2008). Tahapan stres dapat terbagi menjadi enam tahap diantaranya :

1. Tahap Pertama

Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adaya semangat bekerja besar, penglihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang tidak seperti biasanya, kemudian merasa senang akan pekerjaan akan tetapi kemampuan yang dimilikinya semakin berkurang.

(32)

2. Tahap Kedua

Pada stres tahap kedua ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut adanya perasaan letih sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.

3. Tahap Ketiga

Pada tahap ketiga ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada lambung dan usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur, ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak senang, gangguan pola tidur seperti sukar mulai untuk tidur, terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur, lemah, terasa seperti tidak memiliki tenaga.

4. Tahap Keempat

Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang menyenangkan terasa membosankan, semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan unutk merespon secara adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari, adanya gangguan pola tidur, sering menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun karena adanya perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui

(33)

18

5. Tahap Kelima

Stres tahap ini ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.

6. Tahap Keenam

Tahap ini merupakan tahap puncak di mana seseorang mengalami panik dan merasa takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan. Stres yang dialami oleh seseorang dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh baik secara fisiologis dan psikologis. Diantara reaksi tubuh tersebut seperti terjadi perubahan warna rambut yang semula hitam lambat laun dapat mengalami perubahan warna menjadi kocoklatan dan kusam, perubahan ketajaman mata sering kali menurun karena kekenduran pada otot-otot mata sehingga mempengaruhi fokus lensa mata, pada telinga terjadi gangguan seperti adanya suara berdenging, pada daya pikir seringkali ditemukan adanya penurunan konsentrasi dan keluhan sering sakit kepala dan pusing, ekspresi wajah nampak tegang, mulut dan bibir terasa kering dan lain sebagainya.

(34)

2.1.2.7. Gejala Stres

Beberapa hal yang merupakan indikasi seseorang mengalami stres kerja dikemukakan oleh Anoraga (2009) gejala stres adalah sebagai berikut :

1. Gejala badan, yang meliputi :

a. Sakit kepala (cekot-cekot, vertigo) b. Sakit maag

c. Mudah kaget (berdebar-debar) d. Banyak keluar kerngat dingin e. Gangguan pola tidur

f. Lesu, letih

g. Kaku leher belakang sampai punggung h. Dada rasa panas/nyeri

i. Nafsu makan menurun

j. Bermacam-macam gangguan menstruasi, keputihan

k. Mual, muntah

l. Rasa tersumbat pada kerongkongan m.Gangguan psikoseksual

2. Gejala emosional, antara lain yaitu : a. Pelupa

b.Sulit berkonsentrasi

(35)

20

e. Sering mimpi buruk f. Murung

g.Mudah putus asa

h.Mudah marah, menangis

i. Memiliki pikiran untuk bunuh diri 3. Gejala sosial, antara lain yaitu :

a. Semakin banyak merokok, minum minuman keras

b.Menarik diri dari pergaulan sosial c. Mudah bertengkar.

2.1.2.8. Cara Mengelola Stres

Masing-masing dari kita mempunyai kemampuan nyata untuk membuat “dunia kita sendiri”. Kita bisa memilih di mana dan bagai mana kita menjalani hidup, yang antara lain menyangkut rencana yang akan kita buat, kegiatan yang akan kita lakukan, orang-orang yang akan kita ajak bergaul atau berinteraksi, dan berbagai hal lainnya.

Stres yang berkepanjangan atau berlebihan harus ditangani, dan baik individu maupun organisasi memiliki tanggung jawab untuk mengambil tindakan yang tepat. Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan seseorang untuk mengendalikan stres berlebihan (Mondy, 2008) :

1. Olah raga

2. Mengikuti kebiasaan diet yang sehat 3. Tahu kapan berhenti sejenak

(36)

5. Menemukan seseorang yang mau mendengar

6. Membangun keteraturan dalam hidup

7. Kenali keterbatasan 8. Bersikap toleran

9. Cari waktu luang di luar 10.Menghindari kendali semu 2.2. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian dimaksudkan bahwa masalah yang hendak di

teliti belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu, jika

permasalahannya mirip, maka harus ditegaskan perbedaan penelitiannya dengan peneliti terdahulu.

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian No Nama

peneliti

Judul penelitian Metode Hasil penelitian

1 Ismafiaty 2011 Hubungan antara strategi koping dan karakteristik perawat dengan stress Kerja di ruang perawatan intensif rumah sakit dustira cimahi Kuantitatif Penelitian ini adalah jenis korelasi atau explanatory yaitu mengkaji hubungan antar variabel

Hasil penelitian diperoleh faktor yang berhubungan dengan stress kerja perawat di ruang Intensive Care

Unit RS Dustira Cimahi adalah strategi koping yang digunakan dengan nilai p = 0.013 dan nilai OR =

15.603. Karakteristik individual (usia, jenis kelamin, lama kerja,

(37)

22

perkawinan) tidak

memiliki hubungan yang bermakna.

2 Haryanti 2013

Hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat Di instalasi gawat darurat Rsud kabupaten semarang Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Hasil penelitian didapatkan beban kerja perawat sebagian besar adalah tinggi yaitu sebanyak 27

responden (93,1%). Stres kerja perawat sebagian besar adalah stres sedang sebanyak 24 responden (82,8%).

Terdapat hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di RSUD Kabupaten Semarang, p value 0,000 (α: 0,05). 3 Ummu Hany Almasitoh 2011 Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan Dukungan Sosial pada Perawat penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur, angket dan skala.

Hasil pengolahan data diperoleh nilai R = 0,633; R2 = 0,400; F = 39,050; p = 0,000 (p < 0,05), menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara konflik peran ganda dan dukungan sosial dengan stres kerja. Nilai koefisien determinasi (R2 ) = 0,400 menunjukkan hubungan

(38)

ganda dan dukungan sosial terhadap stres kerja sebesar 40% dan sisanya 60% dipengaruhi variabel lain yang tidak menjadi fokus penelitian ini

(39)

24

2.3. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori (Robbins, 2006 & Prayitno, 2005) Faktor Penyebab Stres

1. Faktor Lingkungan a. Ketidakpastian politik b. Ketidak pastian ekonomi c. Ketidak pastian teknologi. 2. Faktor Organisasi a. Tuntutan tugas b. Tuntutan peran. c. Tuntutan antar-pribadi. d. Struktur organisasi. e. Kepemimpinan organisasi 3. Faktor Individu a. persoalan keluarga. b. Masalah ekonomi pribadi. c. Karakteristik kepribadian (Usia, Jenis kelamin, Lama kerja, Pendidikan, Status perk awinan)

Stres Kerja Perawat

Gejala Yang Muncul

1. Gejala badan a. Sakit kepala b. Sakit maag c. Mudah kaget d. Banyak keluar keringat dingin. e. Gangguan pola tidur. f. Lesu, letih g. Kaku leher. h. Dada rasanya panas. i. Nafsu makan menurun. j. Mual muntah 2. Gejala emosional a. Pelupa b. Sulit berkonsentrasi c. Sulit mengambil keputusan d. Cemas, gelisah e. Murung

f. Mudah putus asa g. Mudah marah, menangis 3. Gejala sosial a. Semakin banyak merokok, minum minuman keras b. Menarik diri dari

pergaulan sosial c. Mudah bertengkar.

(40)

2.4. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep dari hubungan karakteristik perawat dengan stres kerja.

Gambar 2.2 Kerangka konsep 2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian, (Notoadmodjo, 2012). Dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis :

H01 : Tidak ada hubungan antara karakteristik usia perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

H11 : Ada hubungan antara karakteristik usia perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

H02 : Tidak ada hubungan antara karakteristik jenis kelamin perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Variabel Bebas Karakteristik Perawat 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Lama kerja 5. Status Perkawinan

Stres Kerja Perawat Variabel Terikat

(41)

26

H12 : Ada hubungan antara karakteristik jenis kelamin perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

H03 : Tidak ada hubungan antara karakteristik pendidikan perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

H13 : Ada hubungan antara karakteristik pendidikan perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

H04: Tidak ada hubungan antara karakteristik status perkawinan perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

H14 : Ada hubungan antara karakteristik status perkawinan perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

H05 : Tidak ada hubungan antara karakteristik masa kerja

perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

H15: Ada hubungan antara karakteristik masa kerja perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasional atau sekelompok subyek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain, antar variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2012)

Rancangan penelitian ini menggunakan survay cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang hubungan karakteristik perawat dengan stres kerja di ruang perawatan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

3.2. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : Obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(43)

28

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, (Sugiyono, 2015).

Populasi penelitian ini adalah perawat diruang perawatan RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen yang berjumlah 169 perawat (Kabid.Kep 2015). Penelitian ini mengambil lokasi di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dipilih karena merupakan Rumah Sakit pemerintah kabupaten Sragen.

2. Sampel.

Sampel merupakan bagian populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010).

a. Besar sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah perawat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Besar sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin :

2 1 Ne N n + = Keterangan n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Batas toleransi kesalahan (Error tolerance) 5%

2 ) 05 . 0 ( 169 1 169 x n + =

(44)

119 80 , 118 4225 , 1 169 = = = n Sampel

Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 119 sampel.

b. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, Sugiyono(2015). Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling Probability Sampling.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Rondom Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2015). Dari jumlah sampel tersebut, kemudian menentukan jumlah sampel dari masing-masing ruang perawatan secara porposional dengan rumus : n N Ni ni= ´ Keterangan :

ni = jumlah sampel menurut stratum. Ni = jumlah populasi menurut sratum. n = jumlah sample seluruhnya. N = jumlah populasi seluruhnya.

(45)

30

Tabel 3.1 Sampel Perawat

No Ruang Sampel Sampel Perawat

1 Ruang Mawar 67 , 12 119 169 18 ´ = = ni 13 sampel 2 Bangsal Melati 67 . 12 119 169 18 ´ = = ni 13 sampel 3 Bangsal Anggrek 7 119 169 10 ´ = = ni 7 sampel 4 Bangsal Tulip 44 , 8 119 169 12 ´ = = ni 8 sampel 5 Bangsal Teratai 56 , 10 119 169 15 ´ = = ni 11 sampel 6 Bangsal Sakura 26 , 11 119 169 16 ´ = = ni 11 sampel 7 Bangsal Wijaya Kusuma 169 119 12,67 18 = ´ = ni 13 sampel 8 ICCU 9 , 4 119 169 7 ´ = = ni 5 sampel 9 ICU 15 , 9 119 169 13 ´ = = ni 9 sampel. 10 Aster 74 , 7 119 169 11 ´ = = ni 8 sampel 11 Perinatologi 56 , 10 119 169 15 ´ = = ni 10 sampel

(46)

12 Cempaka 26 , 11 119 169 16 ´ = = ni 11 sampel

Dalam penelitian ini dipilih sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :

a) Perawat di RSUD RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

b) Bersedia menjadi responden untuk penelitian.

2) Kriteria eksklusi merupakan keadaan yang menyebabkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian (Nursalam, 2008).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu: a) Tidak Bersedia menjadi responden. b) Responden sedang sakit.

3) Cara pengambilan Sampel dalam penelitian ini adalah setiap nama perawat diruang perawatan terlebih dahulu didata namanya setelahnya namanya diacak dan yang keluar dari acakan tersebut diambil responden.

(47)

32

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Januari 2016 di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

3.4. Variabel, Definisi Operasional dan skala pengukuran. 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012)

Variabel yang di kaji dalam penelitian ini terdiri atas

a. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya dependent variable, (Sugiyono, 2009). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu karakteristik perawat yang meliputi : Usia, jenis kelamin, lama kerja, pendidikan dan status perkawinan.

b. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel ini sering disebut variabel respon. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah stres kerja (Sugiyono, 2009).

(48)

2. Definisi Operasional Tabel 3.2 Definisi Operasional N o Variabel Definisi Operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Karakteris tik perawat Karakteristik perawat yang meliputi : usia, jenis kelamin, lama kerja, pendidikan dan status perkawinan. Kuesioner Berdasarkan Karakteristik individu : 1. Usia : (17 - 30 tahun masa remaja akhir) (31 – 40 tahun dmasa dewasa awal)

(41 - 50 tahun masa dewasa akhir) >50 tahun masa lansia dan manula. 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki. b. Perempuan. 3. Pendidikan terakhir : a. SPK b. D3/Akper/ c. S1 d. S2 e. S3. 4. Status Perkawinan a. Menikah b. Belum Menikah 5. Masa kerja a. 1 – 5 tahun b. 6 – 10 tahun c. 11 – 15 tahun d. 16 – 20 tahun > 20 tahun Ordinal Nominal Ordinal Nominal Ordinal

(49)

34 tekanan, kendala ditempat kerja perawat. Sedang = 53 – 78. Rendah = 26 – 52. Sumber (Salleh, 2010)

3.5. Alat Penelitian dan cara pengumpulan data. 1. Alat Penelitian.

Alat penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena disebut variabel penelitian, (Sugiono, 2015).

Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket atau kuisioner. Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitiab mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya, (Sugiono, 2015)

Sugiono (2015) Instrumen untuk mengetahui karakteristik

perawat ialah menggunakan Semantic Defferensial yang

dikembangkan oleh Osgod. Semantic Defferensial ialah skala yang digunakan untuk mengukur karakteristik, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun cheklis, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum/ rentan.

Sugiyono (2015) Sedangkan instrumen untuk mengukur stres kerja menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur

(50)

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenimena sosial, jawaban setiap item intrumen dalam skala likert meliputi selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Dengan nilai dari item tersebut ialah selalu diberi kode 4, sering diberi kode 3, kadang-kadang diberi kode 2, tidak pernah diberi kode 1. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas

1) Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan pada instrument penelitian untuk mengetahui kesamaan antara alat ukur dan objek yang diukur (Sugiyono, 2015). Instrumen yaang valid atau sahih

mempunyai validitas yang rendah. Perhitungan validitas

menggunakan rumus korelasi pearson product moment, yaitu sebagai berikut: 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) . ( ) ( y xy N x N y x xy N r å -å -å å å -å = Keterangan : N = Jumlah Responden X = Skor pertanyaan. Y = skor Total. r = Taraf signifikan

Jumlah sampel dalam uji coba diambil sebanyak 30 responden dimana dengan jumlah minimal ini, skor/nilai akan lebih

(51)

36

koefisien korelasi butir item pernyataan yang diuji lebih besar dari 0,361 maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut valid (Arikunto, 2014).

Setelah dilakukan uji validitas di RSUD Sukoharjo pada 26 Oktober 2015 diketahui pernyataan – pernyataan yang valid dan tidak valid sebagai berikut.

Berdasarkan uji validitas kuisioner tentang stres kerja perawat didapatkan nilai validitas 0,390 sampai dengan 0,788 sehingga didapatkan 26 soal yang valid yaitu soal no 2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,2 9,30, dan soal yang tidak valid no 1,7,14,24.

2) Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk membuktikan bahwa alat ukur tersebut dapat menunjukkan hasil yang sama apabila digunakan pada obyek yang sama dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2015). Perhitungan reliabilitas menggunakan uji Alpha Cronbach.

Berikut rumus dari Alpha Cronbach :

÷ ÷ ø ö ç ç è æ -S ÷ ø ö ç è æ -= 2 2 2 1 x i r s s s K K a Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach K = Jumlah item pertanyaan yang diuji

(52)

2

i s

S = Jumlah varians skor item

Sx2 = Varians skor – skor tes ( seluruh Item K)

Dikatakan reliabilitas dapat diterima jika nilai alpha > 0,7 (Sekaran, 2006).

Hasil uji reliabilitas dengan SPSS didapatkan stres kerja dengan nilai 0,741, sehingga ≥0,7 maka koesioner stres kerja dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

3. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan (angket/ Kuisioner) yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya.

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008 ).

Dalam penelitian ini cara pengumpuan data didapat melalui penyebaran koesioner dengan memberikan pertanyaan.

a. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan didapat langsung dari responden pada saat penelitian berlangsung. Data ini diperoleh berdasarkan pertanyaan dalam bentuk kuisioner yang dibagikan pada perawat yang ada di RSUD

(53)

38

informasi. b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain selain responden data sekunder di gunakan sebagai data penujang dan data pelengkap dari data primer yang ada relevansinya dengan keperluan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari dokumentasi di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen berupa data jumlah perawat di masing-masing ruang perawatan.

Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Peneliti mengajukan Ijin Penelitian ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

2. Setelah mendapatkan ijin penelitian dari RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Peneliti datang ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, kemudian peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan kepada responden. 3. Peneliti memberikan informasi tentang penelitian dan

meminta kesediaan responden untuk terlibat dalam penelitian. 4. Setelah itu peneliti memberikan surat persetujuan menjadi

responden untuk ditandatangani responden tentang

kesediaannya menjadi responden dan memberikan koesioner. 5. Setelah mengisi koesioner peneliti melihat isian koesioner

(54)

6. Peneliti melakukan pengukuran untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan stres kerja.

2.6. Teknik Pengolahan dan analisa Data 2.6.1. Teknik Pengolahan

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan (Notoatmodjo, 2012).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik yakni teknik pengolahan data dengan menggunakan analisis statistik.

Setelah data terkumpul selanjutnya adalah proses pengolahan data dengan melalui tahaptahap sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010).

1. Pengetikan (Editing)

Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuisioner. Pada penelitian ini editing dilakukan dengan pengecekan data hasil angket.

2. Pengkodean (Coding)

Setelah semua kuisioner di edit atau di sunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau ”coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat

(55)

40

kode ini sangat berguna dalam memasukan data (data entry). Setelah dilakukan editing data dimasukkan ke dalam spss kemudian data tersebut dirubah dengan pengkodean masing- masing item. Untuk pengkodean (coding) dari penelitian ini variabel karakteristik Usia 1 = 20 - 30 tahun, 2 = 31 - 40 tahun, 3 = 41 - 50 tahun, 4 = > 50 tahun. Jenis kelamin 1 = laki laki, 2 = perempuan. Pendidikan 1 = SPK, 2 = D3, 3 = S1,4 = S2, 5 = S3.Lama kerja 1 = 1 - 5 tahun, 2 = 6 -10 tahun, 3 = 11 - 15 tahun, 4 = 16 - 20 tahun, 5= > 20 tahun. Stres Kerja 1 = Tidak Pernah, 2 = Kadang, 3 = Sering, 4 = Selalu. Skor Tingkat Stres Tinggi = 74 - 104 , Sedang = 53 - 78, Rendah = 26 - 52 .

3. Memasukan data (entry)

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode angka atau huruf dimasukan kedalam program atau “software” komputer. Setelah dilakukan pengkodingan data dimasukkan ke dalam spss kemuadian data di analisis dengan spss. 4. Pengecekan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden salasai dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pemberihan data (data cleaning). Setelah data dianalisis hasil analisa data dilakukan pengecekan.

(56)

5. Pembuatan tabel (Tabulating)

Pembuatan tabel (Tabulating) yaitu melakukan pengolahan data berdasarkan hasil kuisioner untuk mempermudah hasil pemahaman, maka data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel.

2.6.2. Analisia Data

Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun menggunakan bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa dianalisis, (Notoatmodjo, 2012).

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat pada penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik perawat meliputi : Usia, jenis kelamin, lama kerja, pendidikan, status perkawinan dan stres kerja.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan pada dua variabel untuk mengetahui interaksi antar variabel tersebut, baik bersifat komparatif, asosiatif ataupun korelatif. Terdapat uji parametrik dan non parametrik pada analisa bivariat (Saryono, 2008).

Analisis bivariat pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan stres kerja dengan menggunakan uji Chi-Square dengan nilai tingkat signifikansi (sig)

(57)

42 ú û ù ê ë éå -= e e f f f X 2 0 2 ( ) Keterangan :

X2 : Nilai chi – kuadrat

fe : Frekuensi yang diharapkan f0 : Frekuensi yang diperoleh.

Syarat dari uji ini ialah frekuensi responden atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana chi square dapat digunakan yaitu (Dahlan, 2013):

1) Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol).

2) Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count ("Fh") kurang dari 5.

3) Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah cell dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%

Data nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Data nominal merupakan data diskrit dan tidak memiliki urutan. Data ordinal adalah

(58)

data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi, tetapi diantara data tersebut terdapat hubungan (Nazir,2015).

2.7. Etika Penelitian

Etika penelitian meliputi antara lain informed consent, anonimity dan confidentiality, (Diana & Santoso, 2008).

1. Informed consent

Informed consent adalah pernyataan kesediaan dari subjek penelitian untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Aspek utama informed consent yaitu informasi, komprehensif dan volunterness, dan juga lembar persetujuan yang akan diberkan responden yang akan diteliti dan memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Anonimity (Tanpa Nama), untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode, nama partisipan selama penelitian tidak digunakan melainkan diganti dengan nomor dan inisial peneliti. Nomor dan inisial dari partisipa ini digunakan dengan tujan untuk menjag kerahasiaan partisipan dan mencegah kekeliruan peneliti dalam memasukan data, berikut kode partsipan yang digunakan dalam penelitian ini: Responden I (X1), Responden II (X2), dan seterusnya.

(59)

44

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality (kerahasiaan), kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilporkan hasil penelitian.

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 – 9 Januari 2016 di 12 ruang perawatan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Responden penelitian ini adalah perawat yang bekerja di ruang perawatan RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen yang berjumlah 119 responden. Hasil penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan stres kerja diruang perawatan. Adapun hasil penelitian lebih rinci adalah sebagai berikut.

4.1. Analisa Univariat 4.1.1. Karakteristik Perawat

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan ada 5 (lima) karakteristik perawat yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan dan masa kerja, yang akan dipaparkan sebagai berikut.

a. Usia Perawat

Karakteristik perawat berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Perawat Berdasarkan Usia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2016 (n=119)

No Usia Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 20 - 30 tahun 25 21

2. 31 - 40 tahun 63 52,9

3. 41 - 50 tahun 22 18,5

4. 50> tahun 9 7,6

(61)

46

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui usia 31 – 40 tahun sebanyak 63 orang (52,9%), usia 20 - 30 Tahun sebanyak 25 orang (21%), usia 41 – 50 tahun sebanyak 22 orang (18,5%) dan usia ≥ 50 tahun sebanyak 9 orang (7,6%).

b. Jenis kelamin perawat

Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Karakteristik Perawat Berdasarkan jenis kelamin di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2016 (n=119)

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Laki laki 54 45,4

2. Perempuan 65 54,6

Total 119 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui jenis kelamin laki – laki sebanyak 54 orang (45,4%) dan perempuan 65 orang (54,6%).

c. Pendidikan Terakhir

Karakteristik perawat berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 4.3.

(62)

Tabel 4.3. Karakteristik Perawat Berdasarkan pendidikan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2016 (n=119)

No Pendidikan Frekuensi(f) Persentase(%)

1. SPK/Sederajat - - 2. DIII 59 49,6 3. S1 52 43,7 4. S2 8 6,7 5. S3 - - Total 119 100

Berdasarkan Tabel 4.3. diketahui perawat pendidikan terakhir DIII 59 orang (49,6 %), pendidikan terakhir S1 sebanyak 52 orang (43,7%) dan pendidikan terakhir S2 sebanyak 8 orang (6,7 %).

d. Status Perkawinan

Karakteristik perawat berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Karakteristik Perawat Berdasarkan status perkawinan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2016 (n=119)

No Status Perkawinan Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Menikah 78 65,5

2. Belum Menikah 41 34,5

Total 119 100

Berdasarkan Tabel 4.4. diketahui perawat dengan status perkawinan menikah 78 orang (65,5 %) dan belum menikah 41 orang (34,5%).

(63)

48

e. Masa Kerja

Karakteristik perawat berdasarkan masa dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Karakteristik perawat berdasarkan masa kerja kerja di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2016 (n=119)

No Massa Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 1 - 5 tahun 12 10,1 2. 6 - 10 tahun 53 44,5 3. 11 - 15 tahun 22 18,5 4. 16 - 20 tahun 22 18,5 5. > 20 tahun 10 8,4 Total 119 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui masa kerja 1 - 5 tahun 12 orang (10,1%), masa kerja 6 - 10 tahun sebanyak 53 orang (44,5%), masa kerja 11 - 15 tahun sebanyak 22 orang (18,5%), masa kerja 16 - 20 tahun sebanyak 22 orang (18,5%) dan massa kerja diatas ≥ 20 tahun sebanyak 10 orang (8,4%).

4.1.2. Stres kerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 119 responden diperoleh data tentang stres kerja perawat di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen data stres kerja perawat dapat dilihat pada tabel 4.6. sebagai berikut.

(64)

Tabel 4.6. Stres Kerja perawat di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2016 (n=119)

No Stres Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Tinggi - -

2. Sedang 19 16

3. Rendah 100 84

Total 119 100

Berdasarkan tabel 4.6. diketahui tingkat stres kategori tinggi 0 orang (0%), tingkat stres kategori sedang sebanyak 19 orang (16%) dan tingkat stres kategori rendah sebanyak 100 orang (84%).

4.2. Analisis Bivariat

Berdasarkan uji data statistik hubungan karakteristik perawat dengan stres kerja diruang perawatan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dengan menggunakan perhitungan SPSS 16.0 for Windows, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

4.2.1. Usia dengan stres kerja

Hubungan karakteristik usia perawat dengan stres kerja dapat dilihat pada tabel 4.7.

(65)

50

Tabel 4.7 karakteristik Usia perawat dengan stres kerja di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen 2016 (n=119)

Usia

Stres Kerja

P Value

Tinggi Sedang Rendah

n % n % n % 20 - 30 tahun 0 0 5 20 20 80 0.908 31 - 40 tahun 0 0 10 15,9 53 84,1 41 - 50 tahun 0 0 3 13,6 19 86,4 50> tahun 0 0 1 11,1 8 88,9 Total 0 0 19 16 100 84

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui usia 20 – 30 tahun dengan kategori stres kerja sedang sebanyak 5 orang (20%), dan kategori rendah sebanyak 20 orang (80%), usia 31 – 40 tahun kategori stres sedang 10 orang (15,9%), dan kategori stres rendah 53 orang (84%), usia 41 – 50 tahun kategori sedang 3 orang (13,6%), kategori stres kerja rendah 19 orang (86,4%), usia > 50 tahun dalam kategori sedang 1 orang (11,1%) dan rendah 8 orang (88,9%).

Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh P value = 0.908 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia perawat dengan stres kerja.

Gambar

Tabel 2.1  Keaslian Penelitian  No  Nama
Gambar 2.1 Kerangka teori   (Robbins, 2006 &amp; Prayitno, 2005) Faktor Penyebab Stres
Gambar 2.2   Kerangka konsep  2.5.  Hipotesis
Tabel 3.1  Sampel Perawat
+7

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN KONDISI DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP

Hasil analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi kerja dengan stres kerja perawat (p = 0,003) dan

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kohesivitas kelompok dengan produktivitas kerja danterdapat hubungan yang bermakna antara sikap kerja perawat pelaksana

Tabel 4.2 Hubungan Karakteristik Perawat dan Beban Kerja Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Goeteng

Hasil Penelitian : Ada hubungan tipe kepribadian dengan stres kerja perawat ICU di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto (p=0.046).. Kesimpulan : Ada hubungan tipe kepribadian

Perawat harus lebih menikmati dunia kerja dan berusaha menciptakan lingkungan kerja kondusif dengan menganggap bahwa profesi perawat bukan hanya labelisasi duniawi

Hasil penelitian konsisten pula dengan penelitian yang di lakukan oleh Rahman (2013) dalam penelitian ini ada hubungan.. antara tindakan hemodialisis dengan tingkat kecemasan

perilaku baru yaitu dalam mencegah kejadian decubitus. Berdasarkan hasil tersebut, artinya bahwa ada hubungan peran serta keluarga dengan pencegahan terjadinya decubitus