JURNAL
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA
PERAWAT DI RUANG ICCU RSUD Dr. MOH. SALEH
KOTA PROBOLINGGO
Oleh:
UMI NURHAYATI 1724201042
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO 2019
JURNAL
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI RUANG ICCU RSUD DR. MOH. SALEH KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2019
UMI NURHAYATI 1724201042
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Nurul Mawaddah, S. Kep. Ns. M. Kep. Dr. Henry Sudiyanto, S. Kp.,M. Kes
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto :
Nama : Umi Nurhayati NIM :1724201042
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Setuju/tidak setuju naskah jurnal ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan setelah mendapat arahan dari Pembimbing, dipublikasikan dengan/tanpa mencantumkan nama tim pembimbing sebagai co-author.
Demikian harap maklum.
Mojokerto, 18 Mei 2019
Umi Nurhayati NIM : 1724201042
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Nurul Mawaddah, S. Kep. Ns. M. Kep Dr.Henry Sudiyanto, S. Kp., M.Kes
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI RUANG ICCU RSUD DR. MOH. SALEH KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2019
Umi Nurhayati
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
uminurhayati1984@gmail.com Nurul Mawaddah
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit mawaddah.ners@gmail.com
Henry Sudiyanto
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit henrysudiyanto@gmail.com
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat di ICCU RSUD Dr. Moh Saleh Kota Probolinggo. Desain penelitian ini adalah korelasional dengan menggunakan menggunakan teknik Consecutive Sampling dan jumlah sampel adalah 21 perawat pada bulan Maret 2019. Penelitian dilakukan bulan Maret 2019. Analisa data menggunakan Uji Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar perawat mengalami beban kerja sedang sebanyak 20 perawat atau sebesar 95,2% dari jumlah perawat yang ada dan yang mengalami stress kerja sedang sebanyak 19 perawat atau 90,5% dari perawat yang ada. Hasil Uji Spearman Rho diperoleh nilai significancy = 0,000 dimana < 0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat diruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo. Nilai koefisien korelasi r = 0,831**. Artinya, tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antar variabel beban kerja dengan stres perawat adalah sebesar 0,831 atau sangat kuat. Tanda bintang (**) artinya korelasi bernilai signifikan pada angka signifikasi sebesar 0,01. Disarankan pada penelitian selanjutnya agar meneliti faktor – faktor lain yang berhubungan dengan beban kerja dan stres kerja perawat di ruang ICCU RSUD Dr. Moh Saleh Kota Probolinggo.
Kata Kunci : beban kerja, perawat, iccu, stres.
Abstract: - This study aimed to determine the relationship between workload and
nurses stress at ICCU RSUD Dr. Moh Saleh, Probolinggo city. This research used Correlational design and the consecutive sampling with the number of sample was 21 nurses in March 2019. Data analized by using the spearman Rho Test. The result showed that the majority of nurses experienced a moderate workload (20 nurses or 95,2% ) and experience moderate stress in their duty as many as 19 nurses (90,5%). Spearman Rho Test Resulted p value 0,000 so it mean that there was a relationship between workload and nursing stress. Correlation
coefficient showed 0,831, It means the level of correlation stregth between workload variables with nurse stress was very strong. It is suggest in the next study to examine other factors related to workload and stress work of nurses in the ICCU RSUD Dr. Moh Saleh, Probolinggo.
Keywords : workload, iccu, nurse, stres
PENDAHULUAN
Fenomena stres kerja sudah menjadi masalah di dunia. Hal ini bisa dilihat dari kejadian stres di Inggris terhitung ada 385.000 kasus, di Wales 11.000 sampai 26.000 kasus (Health & Safety Executive, 2013). American national assotiation for Occupational Health (ANAOH, 2009) mengatakan dari empat puluh kasus stress kerja, stress kerja berada diurutan paling atas dan perawat juga dapat berpeluang mengalami minor psychiatric disorder dan depresi . Penelitian dari National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) menetapkan perawat sebagai profesi yang beresiko tinggi terhadap stres, karena perawat mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa pasien. Dampak stres kerja bagi perawat yang diantaranya dapat menurunkan kinerja keperawatan seperti pengambilan keputusan yang buruk, kurang konsentrasi, apatis, kelelahan, kecelakaan kerja sehingga pemberian asuhan keperawatan tidak maksimal yang dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas organisasi (Eleni& Theodoros, 2010; Gibson et al, 2002). Dampak dari stres yang paling sering muncul adalah sakit kepala (49%), diikuti gejala lain seperti kemarahan, turunnya fungsi otak, koping yang tidak efektif, gangguan terhadap rekan kerja (Chapman, 2006; Olayinka, Osamudiamen, Ojo, 2013).
Stres kerja perawat di Indonesia dibagi menjadi dua kategori dengan presentasi stres sedang 65% dan kurang baik 70% (Ahsan, Supriyanti, & Elnita, 2013). Persatuan Perawat Naional Indonesia (PPNI, 2006) menyebutkan bahwa 50,9 % perawat Indonesia yang mengalami stres kerja, sering merasa pusing, lelah, kurang ramah, kurang istirahat akibat beban kerja terlalu tinggi serta penghasilan yang tidak memadai.RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bekerja selama 24 jam dengan jumlah perawat pada Ruang ICCU yaitu 22 perawat dan memiliki kapasitas 10 tempat tidur pasien. Dengan adanya pelayanan 24 jam tersebut kegiatan kerja diatur dengan
sistem shift. Berdasarkan data Rekam Medik RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo jumlah pasien jantung di Ruang ICCU tahun 2016 sebanyak 1370 orang, pada tahun 2017 sebanyak 1592, dan tahun 2018 sebanyak 1216.. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan wawancara dan mengisi lembar kuisioner kurang lebih 2 minggu pada bulan Februari 2019 di Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo, dari 21 perawat ICCU 19 orang mengalami beban kerja dan stres kerja sedang, 1 orang mengalami beban kerja sedang stres kerja berat, dan 1 orang mengalami beban kerja berat stres kerja berat. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah “Bagaimana Hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat Perawat di Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo?”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat di Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Berdasarkan metode pengumpulan data, penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional karena peneliti tidak terlibat aktif dalam melakukan intervensi terhadap subyek penelitian melainkan hanya mengamati subyek penelitian saja. Populasi pada penelitian ini adalah tenaga keperawatan di Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo yang berjumlah 21 orang. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh tenaga keperawatan di Ruang ICCU RSUD DR. moh. Saleh Kota Probolinggo. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total sampling dimana besar sampel dihitung seluruh perawat diruangan tersebut.
Prosedur pengumpulan data sebagai berikut : Peneliti menjelaskan tentang manfaat dari penelitian serta menanyakan kesediaan responden menjadi subyek dalam penelitian (informed concent), responden mengisi data dan kuisioner yang disediakan, peneliti membuat rekapan hasil kuisioner beban kerja dan stres kerja pada perawat. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah: lembar kuisioner tentang beban kerja dan stres kerja perawat. Lokasi penelitian ini berada di Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo selama kurang lebih 2 minggu. Data dianalisis menggunakan Uji Statistic Spearman. Analisa ini
digunakan untuk mengetahui adanya hubungan beban kerja dengan stres kerja pada perawat.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian
a Data Umum
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Demografi Perawat di Ruang ICCU RSUD DR. Moh. Saleh Kota Probolinggo.
No Data Berdasarkan Data Demografi Jumlah Persentasi (%)
1 Jenis Kelamin Laki – Laki 10 47,62
Perempuan 11 52,38 2 Umur 20 – 30 Tahun 3 14,29 30 – 40 Tahun 17 80,95 > 40 Tahun 1 4,76 3 Pendidikan D3 13 61,91 D4 2 9,52 S1 6 28,57
4 Masa Kerja 1 – 5 Tahun 3 14,29
5 – 10 Tahun 11 52,38
> 10 Tahun 7 33,33
b Data Khusus
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Beban Kerja dan Stres Kerja Perawat di Ruang ICCU RSUD Dr, Moh. Saleh Kota Probolinggo.
No Data Berdasarkan Data Demografi Jumlah Persentasi (%)
1 Beban Kerja Ringan 0 0
Sedang 20 95,2
Berat 1 4,8
2 Stres Kerja Ringan 0 0
Sedang 19 90,5
c Hubungan Beban Kerja dengan Stres Perawat
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat di Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo.
Beban Kerja
Stres Kerja
Total r p
Ringan Sedang Berat
F % F % f % f % 0,831 0,000 Ringan 0 0 0 0 0 0 0 0 Sedang 0 0 19 90,5 1 4,75 20 95,2 Berat 0 0 0 0 1 4,75 1 4,8 Total 0 0 19 90,5 2 9,5 21 100
Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar perawat ICCU mengalami beban kerja sedang yaitu sebanyak 20 perawat atau sebesar 95,2% dari jumlah perawat yang ada. Sedangkan perawat yang mengalami beban kerja ringan sebanyak tidak ada. Dan yang mengalami beban kerja berat sebanyak 1 perawat atau sebesar 4,8% dari jumlah perawat.
Menurut Aminah Soleman (jurnal arika, 2011 : 85) beban kerja dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal meliputi Tugas (Task), Organisasi kerja, Lingkungan kerja. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stressor, meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan dan sebagainya) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan sebagainya).. Menurut Tungga Reni (2013) mengatakan bahwa perawat membutuhkan aktifitas mental (berpikir, mencari, melihat, mengingat) dan aktifitas perseptual (mendiagnosa, mengenali gejala pasien) meskipun aktifitas tersebut tidak sebesar aktifitas fisik dalam melakukan asuhan keperawatan. Perawat terbebani secara fisik dengan adanya pelaksanaan tugas yang bukan menjadi tanggung jawabnya, utamanya banyak pekerjaan dokter seperti pemberian obat khusus ( Trombolitik ),Kardioversi jantung yang dilimpahkan
kepada perawat yang akhirnya semakin membuat perawat terbebani secara fisik.
Berdasarkan hasil dan teori diatas peneliti memperoleh responden yang mengalami beban kerja sedang di Ruang ICCU sebanyak 20 orang atau sebesar 95,2%. Tabel 2 menyatakan lebih dari setengahnya sebanyak 19 (90,5%) adalah perawat yang mengalami stres sedang, dan yang mengalami stress kerja berat sebanyak 2 orang (9,5%).
Santrock berpendapat stres merupakan respon individu terhadap keadaan dan kejadian tertentu, yang dapat mengancam dan mengganggu kemampuan penguasaan dirinya (William Wong, 2015). Selain itu, stres merupakan reaksi psikis akibat adanya stresor pada individu. Menurut Rasmun (2014), stresor adalah variabel yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab timbulnya stres.. Stres dibagi menjadi tiga berdasarkan tingkatannya, yaitu stres ringan, sedang dan berat. Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari.. Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun.. Anoraga Hidayat dalam Fajrillah & Nurfitriani (2016) berpendapat stres yang tidak teratasi pasti berpengaruh terhadap prestasi kerja.. Respon stres bersifat kompleks dan bervariasi. Respon seseorang terhadap stres bergantung pada jenis stresornya, kapan waktunya, bagaimana sifat orang yang mengalami stres dan bagaimana orang yang mengalami stres bereaksi terhadap stresornya (Pinel, 2009 dalam Putra dan Luh, 2015).
Berdasarkan teori peneliti menemukan mayoritas perawat diruang ICCU mengalami stress kerja sedang. Hal ini ditandai dengan adanya perawat yang mudah tersinggung, marah- marah tanpa sebab yang jelas, gelisah dan cemas setiap kali datang kerja, sedih,suasana hati yang berubah-ubah,mudah lupa,sulit berkonsentrasi,kepercayaan terhadap orang lain menurun,senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata,dan mudah menyalahkan orang lain.
Berdasarkan tabel 3 Didapatkan hasil uji hubungan dengan menggunakan uji Spearman Rho didapatkan angka koefeisien korelasi sebesar
0,831**. Artinya, tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara variabel Beban Kerja dengan Stres Kerja perawat adalah sebesar 0,831 atau sangat kuat. Tanda bintang (**) artinya korelasi bernilai signifikan pada angka signifikansi sebesar 0,01. Hal ini ditunjukan dengan mayoritas beban kerja sedang adalah sejumlah 20 perawat atau sebesar 95,2%. Kategori Beban kerja berat sejumlah 1 perawat atau 4,8%.
Angka koefisien korelasi pada hasil diatas, bernilai positif yaitu 0,831, sehingga hubungan kedua variable tersebut bersifat searah (jenis hubungan searah), dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi beban kerja maka semakin tinggi stress kerja perawat.
Dari hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian Sri Dian Nurastuti (2012) tentang Hubungan Beban Kerja dan Kondisi Penyakit dengan Stres Kerja Perawat Pelaksana di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Polewalimandar.Stres Kerja Perawat Di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Polewalimandar di dapatkan beban kerja responden sebesar 70,6% responden mengalami stres kerja perawat tinggi. Dari hasil diatas sesuai dengan yang diasumsikan oleh Anoraga (2001) bahwa beban kerja berlebih secara fisik maupun mental, yaitu harus melakukan terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan. Hal tersebut juga dibenarkan dengan asumsi Maslach dan Pines dalam (Niven, 2000) bahwa, bila kelebihan beban dikelola dengan baik dan beban tersebut dibagi sehingga setiap perawat bertangung jawab untuk setiap pasien, maka stres yang ada akan lebih sedikit. Walaupun rasio sebenarnya dari pasien dengan perawat sama pada kedua keadaan tersebut, jika tanggung jawab dibagi kelompok-kelompok kecil, maka stres yang timbul akan menjadi lebih kecil. Berdasarkan rumus perhitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) menurut Depkes RI tahun 2005 (Nursalam, 2011):
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan :
a. Hasil penelitian perawat Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo yaitu paling banyak mengalami beban kerja sedang.
b. Hasil penelitian perawat Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo lebih setengahnya mengalami stres sedang.
c. Hasil penelitian ada hubungan yang significancy antara beban kerja dengan stres kerja perawat Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo dengan p value = 0,000 dimana p < 0,05.
2. Saran :
a. Diharapkan memberikan pemikiran bagi pembaharuan pengetahuan yang terus berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan sesuai kebutuhan perkembangan kesehatan.
b. Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa menjadi pijakan atau referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan beban kerja dengan stres kerja perawat Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh kota Probolinggo.
c. Diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan untuk memeperkaya pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya memahami teori beban kerja dan stres kerja perawat.
a. Diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan oleh perawat dan dokter dalam upaya pelayanan kesehatan khususnya dalam memberikan pelayanan yang maksimal yang berhubungan dengan beban kerja diruangan yang ada. b. Diharapkan dapat memberikan informasi bagi responden tentang hubungan
beban kerja dengan stres kerja perawat Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh kota Probolinggo.
c. Diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan pengalaman dalam menambah wawasan di bidang penelitian keperawatan khususnya yang berkaitan hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat Ruang ICCU RSUD Dr. Moh. Saleh kota Probolinggo.
d. Diharapkan memberikan referensi untuk peneliti selanjutnya sehingga bisa dijadikan acuan dan tolak ukur untuk peneliti selanjutnya untuk lebih dikembangkan dengan variabel yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah Soleman (Jurnal Arika, 2011 : 85)
ANAOH, (2009). American national assotiation for Occupational Health.
Anoraga Hidayat dalam Fajrillah & Nurfitriani (2016). Pikologi kerja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Chapman, (2006); Olayinka, Osamudiamen, Ojo, (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta. EGC.
Eleni&Theodoros, (2010); Gibson et al, 2002. Research in occupational stress among nursing staff, a comparative study in capital and regional hospitals. Health & Safety Executive, (2013). Understanding ergonomics at work : Reduce accidents and ill health and increase productivity by fitting the task to the worker.
NIOSH. National Institute for Occupational Safety and Health. Niven, (2000). Psikologi Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : EGC
Nursalam. (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen penelitian keperawatan. Salemba. Jakarta.
Pinel, 2009 dalam Putra dan Luh, (2015). Tentang Stres dan Kesehatan dalam : Biopsikologi edisi ke – 7. Jogyakarta : Pustaka Pelajar.
PPNI, (2006). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan indikator diagnostik. (Edisi 1). Jakarta : DPPPPNI.
Rasmun (2014). Keperawatan Kesehatan Mental Terintegrasi dengan Keluarga untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : PT. Fajar Interpratama.
Sri Dian Nurastuti (2012). tentang Hubungan Beban Kerja dan Kondisi Penyakit dengan Stres Kerja Perawat Pelaksana di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Polewalimandar.
Tungga Reni, H. S. (2013). Jobsatisvaction dan Performance Berdasarkan Beban Kerja Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 Pages 225 – 233 Surabaya.