• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Pengumpulan data

4.1.1 Struktur organisasi Proc & Purchase Control Division

Divisi procurement & Purchase Control PT Astra Honda Motor (Divisi P&PC) dibagi menjadi tiga departemen, empat sub-departemen, dan delapan seksi. Struktur organisasi dari divisi ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

ORGANIZATION STRUCTURE PROCUREMENT & PURCHASING

CONTROL DIVISION

Procurement & Purchasing Control Division

Proc & Purch Cont 1 Dept

Proc & Purch Cont 2 Dept

Proc & Purch Cont 3 Dept

Proc & Purch Cont A Sub Dept

Proc & Purch Cont B Sub Dept Machinery Spare Part Section Machinery Section Jig,Tool & Fixture Section DMD-DJTF Section

Proc & Purch Cont C Sub Dept

Proc & Purch Cont D Sub Dept

Proc & Purch Cont E Sub Dept Vendor Control Sub Dept Material & Supp Mat Section Cons & Packaging Section Job Order Building Section

Job Order Non Building Section Ordering Section Purchasing Support Section Vendor Control A Section Vendor Control B Section Vendor Control C Section Gambar 4.1

(2)

Dalam divisi ini memiliki tiga departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang spesifik. Pada skripsi ini penulis memilih salah satu seksi dalam divisi P&PC sebagai objek analisa yaitu seksi jig, tool & fixture, karena dalam seksi ini memiliki tugas membeli dan menyediakan jumlah item part/barang kebutuhan produksi yang cukup banyak dan pemasok (supplier) yang cukup banyak pula.

4.1.2 Alur Proses Pembelian PT.Astra Honda Motor

Prosedur pembelian pada Divisi P&PC secara umum dimulai dari penerimaan Purchase Request (PR) yang dibuat oleh Requester pada setiap plan dalam sistem dan penerimaan memo multisourcing serta permintaan penunjukan kontraktor secara administrasi manual yang diterima oleh administrator purchase.

Para Staff Divisi P&PC yang selanjutnya disebut purchaser akan melakukan rekap PR melalui sistem SAP yang digunakan oleh PT.Astra Honda Motor. Sistem ini merupakan sistem informasi yang bersifat realtime, terintegrasi dengan baik dengan setiap bagian dan sesuai dengan bisnis proses PT.Astra Honda motor.

Administrator divisi P&PC akan mendistribusikan semua permohonan multisourcing serta permintaan penunjukan kontraktor ke purchaser yang berkaitan dengan barang-barang di minta oleh user. Selain itu administrator juga bertugas memdistribusikan spesifikasi part atau barang dari PR, gambar teknis, contoh barang yang ada pada PR.

Setelah Purchaser melakukan rekap PR yang menjadi bagiannya, Purchaser kemudian melakukan pengecekan harga terhadap item PR yang ada. Kondisi pertama

(3)

jika harga masih berlaku, maka purchaser langsung melakukan entry harga dan melakukan approval PR pada sistem SAP, kemudian tinggal menunggu approval dari pihak user. Jika PR sudah di approval oleh pihak user sesuai approval level maka PR tersebut siap di cetak menjadi Purchase Order (PO). Kondisi kedua jika PR merupakan barang baru atau harga sudah tidak berlaku maka Purchaser akan melakukan permintaan penawaran harga ke supplier atau subcontractor. Setelah menerima penawaran harga dari supplier atau subcontractor, Purchaser melakukan negosiasi harga.

Hasil dari negosiasi harga, Purchaser akan membuat perbandingan harga yaitu suatu form perbandingan yang berisi harga dari item-item barang dari setiap supplier yang diperbandingkan dengan dilampirkan dokumen penawaran dari setiap supplier. Form perbandingan harga ini akan ditandatangani/disetujui oleh jajaran pimpinan Divisi P&PC dengan approval level yang sesuai dengan nilai transaksi.

Setelah perbandingan harga ditandatangani/disetujui, Purchaser akan memasukkan harga barang dari supplier pemenang pada PR yang ada pada sistem SAP, kemudian PR tersebut akan dikirim ke proses workflow (approval PR oleh user secara sistem).

Item barang dan harganya yang terdapat pada PR, kemudian akan diperiksa dan disetujui oleh personil yang berwenang dari pihak user untuk dilaksanakan. Saat PR disetujui pada proses workflow berarti siap dicetak menjadi PO.

PO yang sudah dicetak sebelum dikirim ke setiap supplier harus sudah di tanda tangani oleh P&PC Division Head. Pada proses ini memiliki Standart Operation

(4)

Prosedure (SOP) bahwa setiap PO yang akan di tanda tangani harus dilampirkan dokumen perbandingan harga, ini bertujuan agar memudahkan pengecekan harga pada PO sebelum di tanda tangani, sehingga kesalahan pengisian harga pada PO dapat dihindarkan.

Adakalanya dalam satu PR, item-item barangnya akan dipasok oleh lebih dari satu supplier. Dan akan terdapat kemungkinan PO dicetak untuk satu supplier terlebih dahulu sementara PO untuk supplier yang memasok item yang lain akan dicetak belakangan. Setelah Purchaser mencetak dan mengirim PO ke supplier untuk dilaksanakan, kemudian Purchaser akan memonitor untuk memastikan dokumen PO sudah diterima oleh supplier dan memonitoring kedatangan barang sesuai dengan tanggal pengiriman yang tertera pada PO. Purchaser juga bertanggung jawab untuk mendatangkan barang lebih awal dari tanggal pengiriman pada PO jika barang tersebut sudah dibutuhkan oleh user dan bila tidak terpenuhi akan mengganggu kegiatan produksi.

Seorang Purchaser jug memiliki tanggung jawab untuk melakukan penataan dan penyimpanan dokumen PO. Sehingga jika terjadi transaksi yang repeat order, Purchaser yang bersangkutan tidak mengalami kesulitan dalam pencarian data. Secara lengkap prosedur pembelian yang berupa instruksi-instruksi kerja akan di gambarkan sebagai berikut

(5)

#1

Menerima PR secara sistem berdasar Purchasing group

#2

Pembelian langsung antara lain: - jenis barang umum

- Pembelian harus tunai

#3

cek validitas harga dari: - harga sebelumnya

- Penawaran harga sebelumnya - Verifikasi spec pada quotation ke user bila diprlukan.

#4

Negosiasi mencakup keseluruhan kondisi pembelian.

Untuk masalah teknik,jika diperlukan, user dilibatkan.

Untuk pembelian chemical,Vendor ha-rus memberikan MSDS(material safety data sheet)

#5

Otorisasi s/d min Div.Head sesuai approval level dari ADC

#7

Pengisian harga pada sistem SAP

#8

Approval workflow oleh pihak user.

#9

otorisasi Po sesuai level tertentu sesuai approval level dari ADC Mulai

Purchaser #1 Menerima PR

Pembelian tunai

Sudah Ada perb Harga

Purchaser Meminta dan menerima

Quotation Purchaser # 4 Negosiasi Harga Purchaser Membuat Perbandingan harga Otorisasi Perbandingan #5 Harga Supplier pemenang ada di AVL #2 IK Pembelian Langsung Purchaser #3 Check Validitas Harga Yes Yes No No Purchaser nego No Pengaju an vendor baru ke sistem SAP Yes Purchaser #7 Mengisi harga PR pada

sistem SAP Proses Workflow pada #8

sistem SAP Purchaser Cetak PO Otorisasi PO #9 Purchaser Mengirim Po ke Vendor Purchaser Memonitoring Delivery PO Selesai Data PR: spec atau drwg Harga lama Quotation Form Perb Harga Purchase Order Form Perb harga

yang sudah Di App

Alur Proses Dokumen Ketrangan

Gambar 4.2

(6)

Dari gambaran alur kerja dapat diketahui adanya kegiatan melakukan filling dokumen dalam setiap kegiatan pengeluaran PO. Dokumen yang perlu disimpan adalah copy PO dan perbandingan harga yang sudah di approval oleh pihak P&PC Division Head. Dalam kegiatan penerbitan PO untuk barang-barang yang bersifat repeat order atau rutin, pencarian dan pengkopian dokumen perbandingan harga sebagai dokumen pendukung approval PO sering menjadi faktor penghambat proses kerja, maka dibutuhkan sistem filling yang baik dari setiap Purchaser.

4.1.3 Seksi Jig, Tool, Fixture

Seksi Jig,Tool & Fixture (JTF) merupakan salah satu seksi dalam Divisi P&PC yang memiliki peranan yang cukup penting dalam kegiatan produksi di PT.AHM. Barang-barang yang masuk dalam area seksi ini memiliki tingkat urgenitas yang tinggi, selain sebagai alat vital dalam kegiatan produksi, dan sangat mempengaruhi hasil produk, sehingga dibutuhkan team kerja yang baik antara pihak supplier dengan purchaser, engineering dan requester. Dalam seksi ini memiliki struktur organisasi sebagai berikut: Abrasive&Cutting Tool Staff (1 orang) Jig&Fixture Staff (1 Orang) Jig,Tool&Fixture Section Head Gambar 4.3

(7)

Kegiatan pada seksi JTF adalah melakukan kegiatan pembelian yang terdiri atas : 1) Melakukan kegiatan pembelian jig & fixture dan komponennya (order

pembuatan)

2) Melakukan kegiatan pembelian dan order pembuatan tool untuk kegiatan produksi (seperti cutting tools, holder,spesial tool, abrasive,reamer,drill dan sebagainya)

Berdasarkan data tahun 2008 item part yang terdaftar dalam system SAP sebanyak 3.815 part number dengan komposisi item sebagai berikut:

Diagram 4.1

Komposisi item pembelian tahun 2008

Setiap plan memiliki pic yang memiliki tugas sebagai pembuat PR dan melakukan monitoring stock, yang disebut Requester. PR yang dibuat oleh requester dalam sistem SAP PT.AHM memiliki pengelompokan berdasarkan material group dan purchasing group. Berikut adalah data PR per bulan yang diterima oleh seksi JTF pada tahun 2008.

Jumlah Item Pembelian Tahun 2008

181 2.264 713 657 Abrasive Cutting tool Fixture Part Jig

(8)

Grafik 4.1

PR Per bulan periode januari-desember 2008

DATA JUMLAH PR TAHUN 2008

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1.000

JAN FEB M AR APR M EI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES

JUMLAH ABRASIVE& TOOL JUMLAH PR JIG&FIXTURE

Pada tahun 2008 seksi JTF melakukan transaksi dengan suplier sebanyak 10.740 kali. Jumlah item yang mengalami repeat order adalah 1.796 item sedangkan item yang tidak mengalami repeat order adalah 2.019 item.

Kelompok barang yang paling banyak mengalami repeat order adalah kelompok barang abrasive, karena barang ini bersifat consumable dan lifetime (umur pakai) yang pendek. Peringkat kedua adalah cutting tool yang memiliki fungsi sebgai alat potong dalam proses machining dan manufaktur part sepeda motor dan yang ketiga adalah jig dan fixture yang memiliki fungsi sebagai pengarah cutting tool dan pemegang part pada saat proses machining sedang berlangsung. Berikut adalah data yang menjelaskan jumlah item barang dengan jumlah transaksi.

(9)

Tabel 4.1

Data jumlah item VS jumlah transaksi tahun 2008

No Matrial Group Jml Item Jml Transaksi No Repeat Repeat Order Jml Transaksi Repeat Rata-rata Transaksi Repeat 1 Abrasive 181 933 64 117 869 7 2 Cuting tool 2.264 7.146 1.027 1.237 6.119 5 3 Fixture 713 1.462 460 253 1.002 4 4 jig komp 657 1.199 468 189 731 4 Total 3.815 10.740 2.019 1.796 8.721

dari data diatas dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelian sering terjadi transaksi yang bersifat repeat order. Kegiatan ini termasuk dalam kegiatan berulang sehingga diperlukan improvement untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu kerja tanpa mengubah kebijakan yang telah ditetapkan.

4.1.4 Waktu Kerja yang Tersedia

Perhitungan hari kerja normal di tetapkan adalah 270 hari kerja,dengan rata-rata 22 hari kerja setiap bulan. Perhitungan jam kerja per shift per hari berdasarkan jam kerja reguler yaitu jam kerja shift 1 dimulai dari jam 07.00-16.00, jam istirahat tidak dimasukan kedalam perhitungan, yang berarti setiap shift mengalami perngurangan 1 jam yaitu selama 8 jam.

4.1.5 Area Kerja yang Tersedia

Area kerja dari Divisi P&PC berada di lantai 3 gedung ex-igar yang masuk dalam wilayah plan 2 pegangsaan. Layout area kerja dapat kita lihat pada lampiran 1.

(10)

4.2 Pengolahan Data Metode as is condition 4.2.1 Alur Proses Kerja Metode as is condition

Dalam kegiatan memproses PR yang bersifat repeat order, secara system SAP PR tersebut sudah terisi harga secara otomatis pada saat Requester membuat PR. Setelah PR tersebut disetujui dalam proses workflow oleh pihak Requester (lihat aliran proses pada gambar 4.2 ,step ke 8) maka PR siap untuk diproses oleh Purchaser menjadi PO. Pada proses inilah Purchaser membutuhkan dokumen copy perbandingan harga sebagai dasar melakukan cetak PO.

Secara garis besar aktifitas Purchaser apabila PR merupakan PR repeat order kegiatan Purchaser diawali dengan filter data list PR, kemudian melakukan pencarian dokumen perbandingan harga. Kegiatan tersebut dapat di illustrasikan sebagai berikut: Lemari File Section JTF Lemari File Mesin Fotokopi 1 2 4 5 Docu printer Gambar 4.4

(11)

Dari gambar ilustrasi kegiatan mencari dokumen PH dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam pencarian dokumen PH sebagai berikut:

Step 1.

Mengambil odner file dalam lemari berdasar kelompok barang..

Step 2.

Mencari PH yang dimaksud berdasarkan part number yang tertera pada kolom part description dokumen perbandingan harga.

Step 3.

Mengambil dokumen PH kemudian mencopy PH pada mesin fotokopi yang sudah disediakan.

Step 4.

Mengembalikan dokumen PH asli pada tempat semula, kemudian mengembalikan odner kedalam lemari file.

Step 5.

Purchaser melakukan release PR pada system SAP

Dalam kegiatan pencarian dokumen perbandingan harga secara manual pada seksi JTF berdasarkan layout kerja dapat dijelaskan pada step 1 sampai dengan step 4 yang digambarkan dengan diagram aliran proses as is condition yang dapat lihat pada lapiran 2 .

(12)

4.2.2 Perhitungan Waktu Kerja Alur Proses kerja as is condition.

Aktivitas Purchaser dalam mencari dokumen perbandingan harga pada kenyataannya termasuk kegiatan yang memerlukan waktu dan konsentrasi. Untuk mengukur seberapa banyak waktu yang dibutuhkan dalam memproses 1 item PR yang bersifat repeat order, maka dilakukan pengukuran waktu kerja dengan metode pengukuran langsung.

Pengukuran waktu kerja menggunakan sample sebanyak 5 item yang diambil secara acak, hasil dari perhitungan tersebut kemudian di rata-rata dan dijadikan asumsi waktu yang dibutuhkan seorang Purchaser dalam mencari dan mengkopi dokumen perbandingan harga. Kegiatan ini dilakukan dalam kondisi normal tanpa adanya gangguan dari lingkungan kerja. Berikut merupakan daftar sampel item PR yang diambil secara acak:

Tabel 4.2

Daftar sampel item PR repeat order

Pengamatan dan pengukuran waktu kerja dimulai dari Purchaser sudah memiliki data PR yang repeat oder. Pengamatan dilakukan dengan metode pengukuran langsung diperoleh data sebagai berikut

(13)

Tabel 4.3

Data perhitungan pengukuran langsung waktu kerja as is condition

No Uraian Elemen Kerja

Waktu (dlm detik) Rata-rata (dlm detik) 1 2 3 4 5

1 Berjalan Menuju Lemari File 8,01 9,03 8,2 9,1 8,3 8,53

2 Mengambil odner pada dari lemari file 8,64 6,16 7,25 7,15 6,15 7,07

3 Mencari dokumen PH bedasar data 80,92 77,09 52,61 110,86 45,5 73,4

PR siap release part number

4 Mengambil file dari odner 10,36 7,5 7,1 6,15 6,5 7,52

5 Melakukan fotokopi dokumen ke mesin 47,48 70,63 42,3 40,1 43,1 48,72

fotokopi

6 Mengembalikan file ke dalam odner 5,48 25,57 8,66 7,25 9,1 11,21

7 Mengembalikan odner kedalam lemari 9,95 7,44 7,3 6,4 6,15 7,45

8 Kembali ke meja kerja 10,01 9,64 8,5 8,14 8,6 8,98

Total Waktu rata-rata yang dibutuhkan 172,88

Waktu rata-rata yang dibutuhkan setiap Purchaser untuk mencari dokumen perbandingan harga dalam proses repeat order adalah 172.88 detik.

Jika waktu ini di asumsikan sebagai waktu pencarian dokumen secara manual, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencari dokumen repeat order tiap bulan sebanyak:

= =

Jumlah transaksi repeat order x waktu pencarian dok PH 12

8721 x 172.88 12

(14)

= 125.640,54 detik atau ± 34 jam 54 menit

Jika waktu kerja dalam 1 bulan 176 jam, maka waktu yang digunakan untuk mencari dokumen PH repeat order adalah ± 19.6% total jam kerja satu bulan.

4.2.3 Analisa Masalah pada Alur Proses Kerja as is condition dengan Metode Sebab Akibat

Untuk mempermudah melihat masalah yang dominan dalam kegiatan mencari dokumen PH, maka dapat dilakukan analisa dengan menggunakan metode sebab akibat yang mengamati masalah dari beberapa segi/faktor sehingga analisa masalah yang dominan lebih terarah.

Diagram 4.2

(15)

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan mencari dokumen PH untuk memproses PR repeat Order dapat dilakukan analisa sebagai berikut:

Tabel 4.4

Analisa masalah metode kerja as is condition

No Faktor Penyebab Akibat Keterangan

1 Metode -Proses mencari dok PH

yang memakan waktu dan tidak terukur dengan pasti.

loss time setiap proses

pencarian dok

masih berpeluang untuk dilakukan

perbaikan(improvement)

- Penyusunan dokumen PH pada odner yang blm ada standart

2 Lingkungan -Tlp dari user konfirm

status PR dan progres PO

loss time setiap proses

pencarian dok

Aktivitas yang tidak dapat dikurangi atau dihilangkan ,karena bersifat tak terduga.

-Tlp dari suplier negosiasi Harga dan progress PO

-Meeting internal dan adanya tamu(suplier)

3 Manusia -Lelah karena kegiatan

yang berulang dan membutuhkan konsentrasi Mengurangi kecepatan dalam proses pencarian dok yang berakibat loss time

masih berpeluang untuk dilakukan

perbaikan(improvement)

-Kondisi stress karena adanya gangguan dari lingkungan

4 Alat Adanya proses

mengantri pada mesin fotocopi

loss time setiap proses

pencarian dok

masih berpeluang untuk dilakukan

(16)

Dari hasil analisa berdasarkan beberapa faktor antara lain faktor metode kerja, lingkungan, manusia, dan alat, dapat diketahui bahwa masih memungkinkan untuk dilakukan suatu langkah perbaikan. Faktor yang masih berpeluang untuk dilakukannya perbaikan adalah faktor metode kerja, manusia dan alat. Untuk faktor lingkungan sangat kecil untuk dilakukan perbaikan karena sudah menjadi tugas dan tanggung jawab sebagai Purchaser harus melayani dan selalu menjalin komunikasi yang baik dengan para Requester. Dengan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan efisiensi waktu kerja dibutuhkan sebuah alat bantu berupa sistem untuk mempermudah kegiatan perncarian dokumen perbandingan harga tersebut .

4.3 Langkah Perbaikan dari Alur Proses Kerja as is condition.

Untuk mengatasi masalah pada alur proses kerja as is condition dalam pencarian dokumen PH, maka diperlukan suatu improvement berupa sistem berbasis IT yang mempermudahkan dan mempersingkat waktu dalam kegiatan pencarian dokumen PH.

Kegiatan pencarian dokumen PH akan lebih mudah dengan Electronic Filling Perbandingan Harga (e-PH). E-PH adalah program yang dirancang mempunyai fungsi kerja dapat mencari dokumen PH dengan triger part number, kemudian menampilkan dokumen PH pada screen monitor dan dapat dilakukan proses print dokumen PH. Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat e-PH adalah sebagai berikut:

(17)

Diagram 4.3

Diagram proses perancangan & pembuatan program e-PH

Pengumpulan data Cleansing dok PH Scanning dok PH

Pembuatan data base

Penamaan dok hasil scan Pembuatan daftar isi Pembuatan program Implementati on Trial & Evaluation

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4

Analisa Kebutuhan sistem spesifikasi sistem Maintenance System design Program Design

4.3.1 Analisa Kebutuhan Sistem

PT.AHM dalam kegiatannya memiliki business aplication yaitu sistem SAP, dengan sistem ini setiap Purchaser dapat mengakses daftar PR setiap harinya. Output dari sistem SAP adalah daftar PR yang harus dikerjakan oleh setiap Purchaser berupa list yang dapat di-export menjadi dokumen microsoft exel.

Spesifikasi sistem yang dipilih adalah macro microsoft exel. Pemilihan media software ini dikarenakan adanya kebijakan dari perusahaan yang melarang penambahan software apapun selain yang sudah ditetapkan oleh perusahan melalui divisi IT. Adapun program yang diizinkan oleh pihak divisi IT adalah Operation system windows Xp, dan microsoft office profesional edition 2003. Sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan suatu software program lain, oleh karena itu pembuatan program e-PH menggunakan media yang sudah ada yaitu microsoft office.

(18)

4.3.2 Perancangan Program e-PH 4.3.2.1Pembuatan Data Base

Dalam perancangan program e-PH di awali dengan pembuatan data base. Dalam kegiatan ini diperlukan ketelitian agar tidak data yang tertinggal atau dokumen yang tidak terdata. Pembuatan data base dapat diawali dengan:

1. Pengumpulan Data.

Pada langkah ini Purchaser mengumpulkan data berupa data PH yang sudah di approval oleh pimpinan kerja divisi purchase control pada periode tahun 2006 -2009.

2. Cleansing Dokumen PH

Proses ini Purhcaser melakukan pemilahan data, dokumen dipisahkan berdasarkan tahun pembuatan dokumen dan validitas harga dari sebuah barang yang tercantum dalam dokumen PH.

3. Scanning Dokumen PH

Dokumen yang telah di cleansing, kemudian di scan dalam format Jpeg dan disimpan dalam satu folder, yang diberi penamaan secara spesifik. Tujuan penamaan ini dimaksudkan untuk mempermudahkan indentifikasi data yang dibutuhkan saat program e-PH dijalankan.

(19)

4. Pembuatan Daftar isi data base

Membuat daftar isi yang menjelaskan hubungan part number, nama barang dengan nomor dokumen hasil scanning. Dengan data ini purchaser akan lebih mudah dalam melakukan maintenance database saat ada perubahan data dokumen PH karena adanya kenaikan harga atau penambahan dokumen PH yang baru.

Contoh:

4.3.2.2 Pembuatan Alur Proses Program

Pembuatan alur proses program bertujuan untuk memepermudah pembuatan program dalam mengakomodasi keinginan pengguna. Dengan dibuat alur proses yang jelas akan mempermudahkan kita dalam menganalisa logik dari program yang kita rancang. Berikut diagram alur proses program e-PH

(20)

Diagram 4.3

Alur proses program Run PR

Mulai

Paste Data rekap PR dari sistem

SAP

Klik Run Bottom Prosedur Run PR Baca Data Rekap PR Display Data PR Release User Display Data PR Release Purchaser Selesai

(21)

Diagram 4.4 Alur proses program E-PH

Mulai

Klik e-ph button prosedur start Release ? Ok Prosedur pilih Ok Prosedur pilih Baca data PR release User Baca data PR release Purchase Menu e-PH Prosedur e-PH Show/zoom/cetak Selesai Yes Yes No No

(22)

Dari diagram alur proses diatas dapat dijelaskan setelah rekap data PR pada program SAP, data PR yang di download di export dalam bentuk exel dan di paste pada sheet data PR. Kemudian kita klik Run PR bottom untuk menyaring dan memilahkan status PR, hasil menyaringan data akan ditampilkan dalam tabel yaitu tabel PR release User dan tabel PR release Purchaser pada sheet berikutnya.

Untuk melanjutkan proses pencarian dokumen PH maka langkah yang dilakukan menekan e-PH bottom. Setelah tombol ditekan maka akan muncul prosedur pilih status PR. Jika salah satu prosedur pilih sudah dipilih dan ditekan tombol OK, maka program akan membaca data PR sesuai status yang kita pilih dan menampilkannya pada menu e-PH.

Dalam menu e-PH kita dapat melakukan clik item PR dan menampilkan gambar dokumen PH dari item yang telah kita clik. Dalam menu ini pula kita dapat melakukan zoom gambar, setelah pengecekan item PR dan gambar selesai dapat dilakukan perintah cetak gambar. Proses ini berulang dan berlaku untuk setiap item PR yang diproses dalam e-PH.

4.3.2.3Pembuatan Bahasa Pemrograman

Pada langkah ini dilakukan pembuatan bahasa pemrograman e-PH berdasarkan flow proses progam yang telah dibuat, bahasa pemrograman yang dibuat secara umum atau pseudocode ini diharapkan mempermudah bagian IT untuk membuat program macro microsoft exel untuk e-PH. Adapun bahasa pemrograman yang dimaksud dapat dilihat dilapiran 3.

(23)

4.3.2.4Pembuatan Desain Tampilan Program

Pada langkah ini kita melakukan pembuatan desain tampilan program disesuaikan dengan alur proses program e-PH dan bahasa pemrograman yang telah dibuat. Dengan rancangan desin ini diharapkan mempermudah pembuatan program dalam mendesin tampilan program. Sesuai dengan media yang digunakan yaitu macro microsft exel maka desin tampilan program e-PH adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5 Desain paste data PR

(24)

Gambar 4.6 Desain run filter data PR

Gambar 4.7

(25)

Gambar 4.8 Desain tampilan e-PH

4.3.3 Implementasi Sistem e-PH dalam Pencarian Dokumen PH

Setelah program selesai dibuat oleh bagian IT, maka pada langkah ini dilakukan percobaan untuk mengetes apakah program sudah dapat digunakan dengan baik sesuai dengan desain yang dirancang sebelumnya. Jika ditemukan masalah maka akan

(26)

dilakukan perbaikan. Kemudian program mulai digunakan oleh Purchaser untuk mencari dokumen PH dalam memproses PR repeat Order.

4.3.3.1 Alur Proses Kerja Sistem e-PH

Kegiatan Purchaser dalam mencari dokumen perbandingan harga setelah menggunakan alat bantu berupa program atau software e-PH dapat di illustrasikan sebagai berikut: Lemari File Section JTF Lemari File Mesin Fotokopi Docu printer Gambar 4.9

Illustrasi kegiatan mencari dok PH dengan e-PH

Dari gambar ilustrasi kegiatan mencari dokumen PH dengan menggunakan e-PH langkah-langkah yang dilakukan dalam pencarian dokumen PH sebagai berikut:

Step 1.

(27)

Step 2.

Melakukan paste data rekap PR dan melakukan run program e-PH.

Step 3.

Melakukan pengecekan part number dengan dokumen PH pada layar monitor komputer dan melakukan perintah cetak.

Step 4.

Mengambil hasil cetak pada mesin printer dan kembali ke meja kerja.

Step 5.

Purchaser melakukan release PR pada sistem SAP.

Dalam kegiatan pencarian dokumen perbandingan harga secara manual pada seksi JTF berdasarkan layout kerja dapat dijelaskan pada step 1 sampai dengan step 4 yang digambarkan dengan diagram aliran proses e-PH yang dapat lihat pada lampiran 4.

4.3.3.2 Perhitungan Waktu Kerja Alur Proses Kerja e-PH

Pengukuran waktu kerja menggunakan sample sebanyak 5 item yang sama yang telah dipakai pada waktu perhitungan waktu kerja as is condition, hasil dari perhitungan tersebut diperoleh rata-rata waktu kerja dan menjadi asumsi waktu yang dibutuhkan seorang Purchaser dalam mencari dan meng-copy dokumen perbandingan harga. Perhitungan waktu kerja ini dilakukan dalam kondisi normal tanpa adanya gangguan dari lingkungan kerja. Berikut merupakan daftar sample item PR yang telah digunakan pengukuran waktu kerja dengan metode as is conditon.:

(28)

Tabel 4.5

Daftar sampel item PR repeat order

Berdasarkan pengamatan dan pengukuran waktu kerja dengan metode pengukuran langsung diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.6

Data perhitungan metode pengukuran langsung e-PH

No Uraian Elemen Kerja

Waktu (dlm detik) Rata-rata

(dlm detik) 1 2 3 4 5

1 Membuka program e-PH pada komputer 5,00 5,40 5,80 6,10 5,60 5,58

2 Melakukan paste data 29,48 30,20 31,20 28,90 27,50 29,46

rekap PR dan run program

3 Melakukan print dokumen 16,26 15,50 16,10 17,43 14,52 15,96

4 Berjalan mengambil hasil print 21,40 22,15 20,35 23,60 22,15 21,93

dan kembali ke meja kerja

Total Waktu rata-rata yang

dibutuhkan 72,93

Jika waktu ini di asumsikan sebagai waktu pencarian dokumen secara e-PH

Maka waktu yang dibutuhkan untuk mencari dokumen repeat order tiap bulan sebanyak

(29)

= =

= 53.001,878 detik atau ± 14 jam 43 menit

Jika waktu kerja dalam 1 bulan 176 jam, maka waktu yang digunakan untuk mencari dokumen PH adalah 8.4 %

4.3.3.3 Analisa Masalah pada Alur Proses Kerja e-PH dengan Metode Sebab Akibat

Untuk mempermudah melihat masalah yang masih dominan dalam kegiatan mencari dokumen PH setelah menggunakan e-PH, maka dapat dilakukan analisa dengan menggunakan metode sebab akibat.

Diagram 4.5

Diagram sebab akibatsetelah menggunakan e-PH Jumlah transaksi repeat x waktu pencarian dok PH 12

8721 x 72.93 12

(30)

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan pencarian dokumen PH setelah menggunakan program e-PH untuk memproses PR repeat Order dapat dilakukan analisa sebagai berikut:

Tabel 4.7

Analisa masalah setelah menggunakan e-PH

No Faktor Penyebab Akibat Keterangan

1 Metode -proses mencari dok PH lebih cepat dan lebih terukur

loss time setiap proses pencarian dok dapat di

kurangi Setelah dilakukan

dilakukan perbaikan(improvement) - Penyusunan dokumen PH

pada odner yang blm ada standart, tidak mempengaruhi kinerja dalam pencarian dok PH 2 Lingkunga n

-Tlp dari user konfirm status PR dan progres PO

tidak terlalu mempengaruhi kinerja

dalam pencarian dok PH

Aktivitas yang tidak dapat dikurangi atau dihilangkan, karena

bersifat tak terduga.menjadi tidak

terlalu mengganggu proses pencarian dok PH -Tlp dari suplier negosiasi

Harga dan progress PO -Meeting internal dan adanya tamu(suplier)

3 Manusia -Lelah karena kegiatan yang berulang dan membutuhkan konsentrasi dapat dikurangi

tidak mempengaruhi kinerja dalam pencarian dok PH Setelah dilakukan dilakukan perbaikan(improvement) -kondisi stress karena adanya

gangguan dari lingkungan dapat dikurangi

tidak mempengaruhi kinerja dalam pencarian dok PH

4 Alat (tool) adanya proses cetak pada mesin printer

tidak ada lost time,kerana tidak ada

proses mengantri

Setelah dilakukan dilakukan

perbaikan(improvement)

4.3.4 Evaluasi Penggunaan Sistem e-PH dalam Pencarian Dokumen PH 4.3.4.1 Analisa efisiensi dari segi waktu kerja

Aktifitas Purchaser mencari dan mengcopy dokumen perbandingan harga dalam memproses PR repeat order setelah menggunakan program e-PH lebih cepat ini dapat

(31)

dilihat dari perbandingan perbandingan alur proses kerja as is condition dengan alur proses kerja setelah menggunakan e-PH.

Tabel 4.8

Data perbandingan waktu kerja as is condition vs e-PH

No Uraian Elemen Kerja AS is condition (dlm detik)

Dengan e-PH (dlm detik)

1 Berjalan Menuju Lemari File 8,53 -

2 Mengambil odner pada dari 7,07 -

lemari file

3 Mencari dokumen PH berdasar 73,40 - data PR siap release dan part number

4 Mengambil file dari odner 7,52 -

5 Melakukan fotokopi dokumen ke 48,72 -

mesin fotokopi

6 Mengembalikan file ke dalam odner 11,21 -

7 Mengembalikan odner kedalam 7,45 -

lemari

8 Kembali ke meja kerja 8,98 -

9 Membuka program e-PH - 5,58

pada komputer

10 Melakukan paste data - 29,46

rekap PR dan run program

11 Melakukan print dokumen - 15,96

12 Berjalan mengambil hasil print - 21,93

Total aktivitas 172,88 72,93

Total waktu yang dibutuhkan /perbln

34 jam 54 menit (19,6%)

14 jam 43 menit (8,4%)

Dari tabel berbandingan diatas dapat diketahui adanya efisiensi waktu sebanyak 58 % dari kondisi as is condition.

(32)

4.3.4.2 Analisa Efisiensi dari Segi Biaya

Analisa efisiensi dari segi biaya perhitungannya didasarkan pada mengalikan selisih waktu kerja dengan besar biaya tenaga kerja setiap detiknya. Sehingga dapat diketahui besar efisiensi dalam satuan biaya kerja setiap staf Purchaser.

Jika di asumsikan besar gaji seorang staff Purchaser sebesar Rp.2.000.000,00 , jumlah hari kerja dalam 1 bulan adalah 22 hari dan jam kerja 8 jam per hari. Maka besar biaya staff Purchaser dalam satuan detik :

= ( ) : 8 jam kerja = ( Rp.90.909 /hari ) : 8 jam kerja = Rp.11.364,00/ jam atau Rp.3,16/ detik

Besar efisiensi dari segi biaya yang dapat dihasilkan dari penggunaan program e-PH adalah sebagai berikut:

= selisih waktu kerja x biaya staff

= (125.640,54 - 53.001,878) x Rp.3.16/detik = 72.638,66 detik x Rp 3.16 /detik

= Rp.229.538,00

Jadi dengan menggunakan program e-PH dalam proses mencari dokumen Ph terjadi efisiensi biaya sebesar Rp.229.538,00 per bulan.

4.3.4.3 Analisa Efisiensi dari Segi Ergonomi dan Psikologis

Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan program e-PH segi ergonomi adalah berkurangnya kegiatan fisik berupa kegiatan berjalan berpindah tempat dari setiap

Rp.2.000.000,00 22 hari

(33)

Purchaser dalam proses mencari dokumen PH. Berikut merupakan tabel perbandingan jarak perpindahan kerja as is condition versus e-PH, dengan asumsi kegiatan hanya dilakukan satu kali dalam pencarian dokumen.

Tabel 4.9

Data perbandingan jarak perpindahan kerja as is condition vs e-PH

No Uraian Elemen Kerja

AS is condition (dlm meter) Dengan e-PH (dlm meter)

1 Berjalan Menuju Lemari File 3,00 -

2 Mengambil odner pada dari - -

lemari file

3 Mencari dokumen PH berdasar - -

data PR siap release dan part number

4 Mengambil file dari odner - -

5 Melakukan fotokopi dokumen ke 27,00 -

mesin fotokopi

6 Mengembalikan file ke dalam odner - -

7 Mengembalikan odner kedalam - -

lemari

8 Kembali ke meja kerja 3,00 -

9 Membuka program e-PH - -

pada komputer

10 Melakukan paste data - -

rekap PR dan run program

11 Melakukan print dokumen - -

12 Berjalan mengambil hasil print - 19,8

dan kembali kemeja kerja

(34)

Dari tabel berbandingan dapat diketahui jika di asumsi terjadi satu kali permintaan pencarian dokumen untuk memproses satu PR repeat order, maka terjadi efisiensi gerakan berjalan Purchaser sebesar 40 %

Keuntungan lain yang diperoleh dari penggunaan program e-PH dari segi psikologis yang meringankan beban kerja seorang Purchaser adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Data perbandingan as is condition vs e-PH

No Kondisi As is condition Kondisi setelah perbaikan (e-PH)

1

Lost time karena mengantre pada

mesin fotokopi Tidak ada kegiatan fotokopi

Berpotensi menimbulkan Stress Tidak berpotensi menimbulkan Stress 2

Lost time karena mencari Dok PH secara manual

Lost time karena mencari dok PH dapat berkurang

Berpotensi menimbulkan Stress Tidak berpotensi menimbulkan Stress 3

Kelelahan fisik karenakegiatan yang bersifat berulang

Kelelahan fisik karena kegiatan yang bersifat berulang

Berpotensi menimbulkan Stress

dan lelah dapat berkurang

4

Tingkat kemungkinan hilangnya dokumen PH yang tinggi

Tingkat kemungkinan kehilangan dokumen PH tidak ada

Berpotensi menimbulkan Stress Tidak berpotensi menimbulkan Stress

Dengan berkurangnya beban Purchaser dalam memproses PR repeat order diharapkan tingkat stress purchaser dapat berkurang, sehingga kinerja dan perfoma kerja dapat meningkat dan Purchaser memiliki kelonggaran waktu untuk melakukan aktifitas lainya.

(35)

4.3.5 Maintenance Program e-PH

Perawatan yang dilakukan adalah jika terjadi perubahan harga dari suatu item yang telah terdaftar dalam e-PH. Kegiatan yang dilakukan adalah mengganti dokumen softcopy PH pada folder hasil scan yang lama dengan dokumen yang baru.

Gambar

Diagram 4.4    Alur proses program E-PH
Gambar 4.5   Desain paste data PR
Gambar 4.6  Desain run filter data PR
Gambar 4.8   Desain tampilan e-PH

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian : Kemungkinan faktor resiko untuk terjadinya anemia adalah ibu hamil yang berumur > 35 tahun, pendidikan rendah, bekerja, tingkat paritasnya beresiko yaitu

kepadamu beberapa latihan sadar penuh hadir utuh ( mindfulness ) yang selama ini saya lakukan, meskipun saya masih berusaha melatihnya dengan tekun dan sabar sampai

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PENAMBAHAN BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) SMARTFREN AREA KOTA JAMBI.. MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE

Hasil perhitungan laju penyerapan eceng gondok menunjukkan bahwa akumulasi logam Pb dan Cd lebih banyak terjadi dalam bentuk campuran yaitu sebesar 32569 mg/kg berat

Penelitian yang dilakukan literatur review berdasarkan kategori tingkat dismenore dan tingkat stres didapatkan dari beberapa jurnal yang sesuai antara lain dengan

Keberadaan berbagai penguat karbon (termasuk MWCNT) yang bersifat lebih kaku dibandingkan matriks polimer di dalam sistem komposit dapat menyebabkan kenaikan nilai

Kemudian pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran pemerintah tetap diperlukan utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat misalnya, peningkatan pendidikan,

Dewan komisaris mempunyai tugas untuk mengawasi kinerja perusahaan, Semakin banyak komisaris independen suatu perusahaan maka pengungkapan CSR perusahaan tersebut