• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KONFIGURASI PERMUKAAN DAN TOLERANSI SEMESTER GENAP 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KONFIGURASI PERMUKAAN DAN TOLERANSI SEMESTER GENAP 2015"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KONFIGURASI PERMUKAAN DAN TOLERANSI SEMESTER GENAP 2015

Disusun oleh: Nama : Agus tryono NIM : 141331048

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2015

(2)

Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah tentang konfigurasi permukaan dan toleransi ini disusun berdasarkan apa yang penulis dapatkan dari berbagai referensi yang penulis dapatkan. Dengan tersusunnya makalah ini penulis berharap agar kiranya ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber penambah ilmu wawasan dan pengetahuan. Di samping ini penulis mengharapkan bahwa makalah ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat disebut sebagai hasil karya yang setidaknya dipelihara dan digunakan sebagai mestinya.

Penulis sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi kesempurnan makalah yang akan dibuat berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan semua itu makalah ini dapat tercapai.

Yogyakarta,15 Juni 2015 Penulis

(3)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... KATA PENGANTAR ... ... DAFTAR ISI ... ... BAB I. KONFIGURASI PERMUKAAN ... 1.1 Pengertian ... ...

1.1.1 Penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil ...

1.1.2 Ketidak rataan ketinggian sepuluh Rz ...

1.1.3 Ketidak rataan ketinggian maksimum Rmax ...

1.1.4 Harga-harga Ra dan

Rz ... 1.2 Lambang yang dipakai untuk menunjukan konfigurasi permkaan ... BAB II. TOLERANSI ... . 2.1 Pengertian ... ... 2.2 Macam-macam Toleransi ... DAFTAR PUSTAKA ... ...

(4)

BAB I

KONFIGURASI PERMUKAAN

1.1 Pengertian

Ada beberapa cara untuk menyatakan kekerasan permukaan .terutama sekali “penyimpangan rata-rata aritmetik dari gari rata-rata profil” di pergunakan ,sesuai perkembangan alat ukur ,dan persyaratan rencana .di beberapa negara di pakai “10 titik ketinggian Rz dari ketidak rataan “atau “ ketinggian Rmax dari ketidakrataan “ secara konvensional. Ketentuan-ketentuan dari tiga macam kekerasan permukaan dan nilai-nilai numeriknya di gariskan dalam ISO/R 468-1966

1.1.1Penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil Penyimpangan rata-rata aritmetik Ra ialah harga rata-rata dari

(5)

tentukan secara konvensional ,terhadap permukaan geometris ideal (lihat gambar).

Ordinat-ordinat (y1 , y2 ,y3 ,...,yn di jumlahkan tanpa memperhitungkan tandanya .

Gb.1. Penyimpangan rata-rata aritmetik Ra dari garis rata-rata profil

1.1.2 Ketidakrataan ketinggian sepuluh titik Rz

Ketidakrataan 10 titik Rz adalah jarak rata-rata antara lima puncak tertinggi dan lima lembah terdalam antara panjang contoh, yang di ukur dari garis sejajar dengan garis rata-rata ,

(6)

1.1.3 Ketidak rataan ketinggian maksimum Rmax

Ketidakrataan ketinggian maksimum Rmax adalah jarak antara dua garis sejajar dengan garis rata-rata , dan menyinggung profil pada titik tertinggi dan terendah , antara panjang contoh (Gb.3).

Gb. 3. Tinggi maksimum Rmax dari ketidak rataan 1.1.4 Harga-harga Ra dan Rz

Seri harga untuk Ra dan Rz merupakan sebuah deret ukur dengan angka banding 1,25 yang sama (di utamakan seri angka R 10*).

Harga kekerasan hanya membatasi harga kekerasan tertinggi .jika di pandang perlu untuk membatasi harga kekerasan maksimum , harus di berikan dua harga batasan.

Tabel penyimpangan aritmetik rata-rata Ra’ (satuan mikrometer)

(7)

Tabel hubungan antara Ra, Rz, dan Rmax

Dalam standar nasional ,seri dengan angka banding 2 (di utamakan seri angka R 10/3) atau 1,6 (di utamakan seri angka R 5) dapat di pergunakan .Dalam JIS (Japanese Industrial Standards) B 0601, seri R 10/3 di pakai.

Hubungan antara Ra Rz dan Rmax tidak mudah di tentukan ,karena profil dari permukaannya mempengaruhi hubungannya. Sebagai referensi, dalam hal puncak-puncaknya dengan ketinggaan yang sama berada dalam satu baris, dapat di pakai hubungan yang terdapat pada tabel.

1.2 Lambang yang dipakai untuk menunjukkan konfigurasi permukaan

1. Simbol Dasar Penunjukan

Simbol dasar terdiri atas dua garis yang membentuk sudut 60° dengan garis yang tidak sama panjang. Garis sisi kiri minimal 4 mm dan garis sisi kanan dua kali garis sisi kiri. Ketebalan garis disesuaikan dengan besarnya gambar, biasanya diambil tebal garis 0,35 mm.

(8)

Gb. 13.5 Simbol kekasaran permukaan

Apabila pengerjaan pada permukaan menggunakan mesin, symbol dasarnya ditambah garis sehingga membentuk segitiga sama sisi. Sementara itu, simbol menurut digunakan untuk menunjukkan bahwa kekasaran permukaan dicapai tanpa membuang bahan.

2. Simbol dengan Tambahan Nilai Kekasaran dan Perintah Pengerjaan Pengertian simbol yang disertai nilai kekasaran ditunjukkan pada Tabel 2, sedangkan Tabel 3 menjelaskan pengertian simbol yang disertai perintah pengerjaan.

(9)

1. Penunjukan konfigurasi permukaan khusus

Tiap petunjuk mengenai penanganan (treatmen) atau pelapisan (coating) harus dijelaskan pada garis perpanjangan.

(10)

Gambar penunjukan batas-batas maksimum dan minimum dari kekasaran permukaan(kiri) dan penunjukkan cara produksi(kanan).

Penunjukan untuk pengerjaan atau pelapisan

2. Lambang untuk menyatakan arah bekas pengerjaan

Arah bekas pengerjaan adalah arah pola permukaan yang dominan, yang ditentukan oleh cara pengerjaan yang dipergunakan.

Gambar penunjukan arah bekas pengerjaan(kiri) dan penunjukan kelonggaran mesin(kanan)

(11)

Gambar posisi keterangan-keterangan permukaan pada lambang

(12)

4. Pernyataan pada gambar

Pernyataan konfigurasi permukaan dari tiap gambar

Gambar penunjukan lambang dalam gambar Gambar Arah tulisan dalam lambang

(13)

Gambar penunjukan lambang yang berhubungan dengan ukuran yang bersangkutan

Catatan umum:

 Menulis lambangnya dibelakang nomor benda

Jika diperlukan konfigurasi permukaan yang sama untuk sebagian besar permukaan dari benda, perinciannya sama dengan di atas, dengan tambahan sebagai berikut:

 Tulisan “kecuali ditentukan lain”

 Atau sebuah lambang dasar (dalam kurung) tanpa suatu tanda

apapun atau lambang-lambang (dalam kurung) dari konfigurasi permukaan khusus.

Lambang untuk konfigurasi permukaan, yang merupakan pengecualian dari lambang umum ditunjukkanpada permukaan-permukaan yang bersangkutan.

Gambar penunjukkan konfigurasi untuk seluruh permukaan setelah nomor bagian

(14)

Gambar penunjukan konfigurasi permukaan utama dengan catatan

Gambar penunjukan konfigurasi utama dengan lambang dasar

Gambar penunjukan konfigurasi permukaan utama dengan lambang khusus

(15)

Gambar penyederhanaan keterangan

Gambar keterangan yang disederhanakan BAB II TOLERANSI 2.1 Pengertian

TOLERANSI adalah suatu penyimpangan ukuran yang di perbolehkan atau diizinkan. Karena penyimpangan ini, benda yang di buat dengan memakai toleransi masih dapat di pasang atau di asembling. Bagian-bagian atau peralatan dari suatu mesin dibuat oleh operator atau pekerjaan dalam suatu perusahaan sudah barang tentu dikerjakan dengan ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan bagian mesin yang tertentu saja. Sedangkan pekerjaan yang lain mengerjakan bagian yang lainnya.

Tetapi antara satu dengan yang lainnya dari bagian yang dikerjakan itu, harus bisa di pasang dengan mudah. Hal ini memungkinkan untuk memroduksi yang banyak atau besar-besaran. Oleh karena itu harus ada suatu setandar ketepatan ukuran yang harus dipatuhi dan dipakai sebagai pedoman di dalam mengerjakan suatu benda, agar bagian-bagian mesin itu dapat di pasang, bahkan di tukar dengan yang lainnya yang sejenis.

ISO, suatu badan internasional yang menentukan tenteng setandarisasi telah mengembngkan dan menentukan suatu standar toleransi ini, yang diikuti oleh negara-negara industri di seluruh dunia.

(16)

Gambar di atas adalah menunjukan diagram kedudukan daerah toleransi poros dan lubang. Garis O adalah garis batas, bagian yang di arsir adalah menunjukan daerah toleransi lubang. Di bawah garis dasar pada daerah yang diarsir adalah daerah toleransi poros . bila ukuran poros adalah minimum dan lubang maksimum maka kelonggaran adalah maksimum. Bila ukuran poros maksimum dan ukuran lubang minimum maka akan terjadi kelonggaran yang minimum.

(17)

2.2 Macam-macam Toleransi 1. Toleransi Ukuran

Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada setiap ukuran elemen. Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya.

Selanjutnya toleransi ukuran dibedakan lagi menjadi: a) Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT)

Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian) agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman. ISO menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai dengan IT 16.

Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 – 1, harga toleransi standarnya dapat dihitung dengan rumus pada tabel berikut:

IT 01 IT 0 IT 1

Nilai dalam µm untuk D dalam µm

0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0,0 20 D Secara garis besar, gambaran secara umum dari hubungan antara

pengelompokan kualitas toleransi ini dengan proses pengerjaannya adalah sbb.

1. Kualitas 1 – 4 adalah untuk pengerjaan yang sangat teliti. Misalnya pembuatan alat ukur, instrumen optik, dll.

2. Kualitas 5 – 11 untuk proses pengerjaan dengan permesinan biasa, termasuk untuk komponen-komponen yang mampu tukar.

3. Kualitas 12 – 16 untuk proses pengerjaan yang kasar, seperti pengecoran, penempaan, pengerolan, dsb.

(18)

b) Toleransi Umum dan Toleransi Khusus 1. Toleransi Umum

Toleransi umum diberikan untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian atau bukan merupakan bagian dari benda berpasangan (suaian). Nilai toleransi umum selalu memilki batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan bawah yang sama. Besarnya toleransi ini ditentukan oleh tingkat kualitas (kekasaran permukaan) dan ukuran dasar.

2. Toleransi Khusus

Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang nilainya di luar toleransi umum dan suaian. Nilai toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum, namun lebih besar daripada nilai toleransi suaian.

3. Toleransi suaian

Suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan tingkat kekekatan atau kelonggaran yang mungkin dihasilkan dari penggunaan kelegaan atau toleransi tertentu pada elemen mesin yang berpasangan.

Ada empat macam suaian pada elemen mesin, yakni: 1. Suaian longgar (clearance fit)

Suaian ini selalu menghasilkan kelonggaran (celah bebas) dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros. 2. Suaian sesak (interference fit)

Suaian yang selalu menghasilkan kesesakan, dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros. 3. Suaian pas (transition fit)

Suaian ini dapat menghasilkan celah bebas atau interferensi, namun poros harus dipaksakan masuk ke dalam lubang dengan kelegaan negatif.

4. Suaian garis

Batas – batas ukuran ditentukan sedemikian sehingga celah bebas atau kontak antar permukaan akan terjadi apabila elemen mesin yang berpasangan dirakit.

Berikut ini dicantumkan beberapa istilah toleransi untuk elemen tunggal dan suaian yang seringkali dipakai :

(19)

Jenis Jenis Penyimpangan:

 Penyimpangan atas adalah penyimpangan ke arah atas ukuran maksimum.

Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang masih

diperbolehkan. Besarnya ukuran maksimum = ukuran dasar + penyimpangan atas.

 Penyimpangan bawah adalah penyimpangan ke arah bawah

penyimpangan minimum. Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang masih diperbolehkan. Besarnya ukuran minimum = ukuran dasar + penyimpangan bawah.

Istilah-istilah  Garis nol

Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol.  Ukuran sesungguhnya

Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang didapat setelah benda selesai dibuat, yang dapat diketahui dengan

menggunakan alat ukur.  Kelonggaran (Clearance)

Kelonggaran adalah selsih kelonggaran antara luna gdengan poros dimana ukuran lubang lebih besar daripada ukuran poros.

 Kelonggaran maksimum adalah seliisih antara lubang terbesar

dengan poros terkecil dalam suatu suaian longgar.

 Kelonggaran minimum adalah selisih ukuran lungan terkecil

dengan poros terbesar dalam suatu suaian longgar.  Kesesakan (Interference)

Kesesakan adalah suatu nilai selisih ukuran antara lubang dengan poros, dimana ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang.

 Kesesakan maksimum adalah selisih ukuran antara lubang

terkecil dengan poros terbesar pada suaian sesak.

 Kesesakan minimum adalah selisih ukuran antara lubang terbesar dengan poros terkecil pada suaian sesak.

Contoh pemberian toleransi pada sebuah lubang dan poros: a. 30H7 b. 40g6

Keterangan:

a. Suatu lubang denganukuran dasar 30 mm, posisi daerah toleransinya H, dan kualitasnya 7.

(20)

b. Suatu poros dengan ukuran dasar 40 mm, posisi daerah toleransinya g, dan kualitasnya 6

2. Toleransi Geometrik

Toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi penyimpangan bentuk, posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen geometris. Toleransi geometrik pada dasarnya memberikan kesempatan untuk memperlebar persyaratan dari toleransi ukuran. Pemakaian toleransi geometrik hanya dianjurkan apabila memang perlu untuk meyakinkan ketepatan komponen menurut fungsinya.

Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah di mana elemen tersebut harus berada. Maka, sesuai dengan sifat dari daerah yang akan diberi toleransi dan cara memberi ukuran, daerah toleransi dikelompokkan menjadi berikut.

1. Luas dalam lingkaran (selanjutnya dilambangkan dengan #1)

2. Luas antara dua lingkaran sepusat (selanjutnya dilambangkan dengan #2)

3. Luas antara dua garis yang berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #3)

4. Ruang dalam bola (selanjutnya dilambangkan dengan #4) 5. Ruang dalam silinder (selanjutnya dilambangkan dengan #5)

6. Ruang antara dua silinder bersumbu sama (selanjutnya dilambangkan dengan #6)

7. Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #7)

8. Ruang dalam sebuah kubus (selanjutnya dilambangkan dengan #8) Berikut ini gambaran mengenai hubungan antara sifat yang diberi toleransi dan daerah toleransi diberikan dalam suatu tabel.

Daerah Toleransi #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 Sifat-sifat yang diberi toleransi Simbol Kelurusan • • • •

(21)

Kesilindrisan • Profil garis • Profil permukaan • Kesejajaran • • • • Ketegaklurus an • • • • Ketirusan • • • Posisi • • • • • • Konsentrisitas dan koaksialitas • • Kesimetrisan • • Putar tunggal • • Putar total • •

Hubungan antara toleransi geometrik dengan toleransi ukuran ada dua macam dibedakan menurut :

 Menurut Prinsip Ketidakbergantungan

Definisi Prinsip Ketidakbergantungan adalah,“Tiap persyaratan yang diperinci dalam gambar, seperti misalnya toleransi ukuran dan toleransi bentuk atau posisi harus ditentukan secaa bebas tanpa menghubungkan pada ukuran, toleransi atau sifat manapun kecuali ditentukan oleh suatu hubungan khusus.”

Maka bila tidak ditemukan adanya hubungan antara ukuran dan toleransi bentuk atau posisi, toleransi bentuk atau posisi itu dianggap tidak memiliki hubungan.

 Menurut Prinsip Bahan Maksimum

Definisi Prinsip Bahan Maksimum adalah,”Pemberian toleransi yang memperhitungkan ketergantungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi serta adanya tambahan harga toleransi dari bentuk atau posisi pada bagian tertentu yang menyimpang asalkan tidak melanggar batas-batas maksimum dan minimumnya”

(22)

Prinsip bahan maksimum mengsumsikan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi. Kondisi bahan maksimum pada sebuah poros adalah ukuran batas terbesar dari poros tersebut.

3. Konfigurasi Kekasaran Permukaan

Konfigurasi permukaan yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan bekas pengerjaan (tekstur), memegaang peranan penting dalam perencanaan suatu elemen mesin, yakni berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan, kelelahan, kerekatan, suaian, dan sebagainya.

Nilai kekasaran rata-rata aritmetik (Ra) telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12 tingkat kekasaran, daari N1 sampai dengan N12

Kekasaran (Ra) (µm)

Tingkat Kekasaran Panjang Sampel (µm) 50 25 N12 N11 8 12.5 6.3 N10 N9 2.5 3.2 1.6 0.8 0.4 N8 N7 N6 N5 0.8 0.2 0.1 0.05 N4 N3 N2 0.25 0.025 N1 0.08

(23)

DAFTAR PUSTAKA

 Drs. Hantoro Sirod dan Drs. Pardjono; MENGGAMBAR MESIN 1, PT. Hanindita, Yogyakarta, 1983.

 Giesecke, Mitchell, dkk; TECHNICAL DRAWING, Erlangga, Jakarta, 2001.

Gambar

Tabel penyimpangan aritmetik rata-rata R a’  (satuan mikrometer)
Tabel hubungan antara R a , R z,  dan R max
Tabel Simbol dengan Tambahan Kekasaran
Gambar   penunjukan   arah   bekas   pengerjaan(kiri)   dan   penunjukan kelonggaran mesin(kanan)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menyebutkan landasan konstitusional kemerdekaan mengemukaan pendapat di muka umum bagi warga Negara

Jadi dapat dikatakan bahwa hukum Internasional adalah himpunan dari peraturan dan ketentuan – ketentuan yang mengikat serta mengatur hubungan antara Negara – Negara

Diberikan data dalam diagram garis tentang suhu badan, peserta didik dapat membaca diagram dengan menentukan waktu penurunan suhu paling rendah. C3 Budi mengecek

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah pelaksanaan metode pembelajaran dan metode assesmen yang baru dapat lebih memastikan setiap peserta yang

Anda harus menghubungi Departemen Hukum dan Kepatuhan untuk menentukan apakah sanksi atau pembatasan perdagangan internasional lainnya berlaku untuk negara, badan, atau orang yang

Manajerial Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pedoman Perumusan Standar Kompetensi Teknis Pega.wai Negeri

yaitu orang dari suku manapun yang lahir dan hidup di suatu wilayah /daerah/ negara tertentu, maka dia langsung dianggap sebagai warga negara ybs.1. Negara Kesatuan

Model perangkat pembelajaran perencanaan dan pengendalian produksi melalui pendekatan discovery learning dilakukan dengan beberapa fase atau langkah-langkah