1
Pengaruh Self Esteem, Self Aficiacy Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Individual Pada Karyawan Bagian Akuntansi
(Studi Empiris Pada Bank Konvensional di Kota Bukitinggi)
Rezi Frinelya, Dandes Rifa, Herawati
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta E-mail : zhi_frinelya@ymail.com
Abstract
To reach that goal, a company ought to encourage all of its organization members to improve their individual performance. Otherwise, company might lose its existence. One company that might get great risk of losing its existence is bank. Therefore, this research is aimed to analyze factors that influence individual performance of the employee working in accounting field in certain banks in Bukittinggi. Independent variables used in this research are self-esteem, self-efficacy, and the dependent variable is individual performance. The data were collected by distributing 100 questionnaires throughout the banks in Bukitinggi. However, only 85 questionnaires returned. Hypotheses were examined using multiple regression and t-statistic. The result shows that self-esteem and self-efficacy did not affect significantly on the individual performance of accounting department. In fact, it shows that job-satisfaction gave significant effect on the individual performance of accounting department at several general banks in Bukitinggi.
Keyword : Self Esteem, Self Efficacy, Job Satisfaction, Individual Performance
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut sebuah perusahaan harus dapat menggerakan seluruh anggota organisasi untuk meningkatkan kinerja individual. Salah satu perusahaan yang rentan kehilangan eksistensi adalah bank. Perusahaan ini memiliki ketergantungan yang tinggi kepada dana yang dihimpun dari masyarakat. Mengingat tingginya persaingan untuk menjaga eksistensi bank, tentu manajemen bank harus berupaya untuk membuat sebuah cara atau
strategi khusus untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing.
Untuk meningkatkan eksistensi bank maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya adalah pengelolaan terhadap bidang akuntansi di dalam lingkungan bank. Sebuah bank tentu tidak akan dapat menjalankan fungsi mediasinya ketika proses pencatatan dan pelaporan secara akuntansi tidak berjalan dengan baik. Beberapa kasus telah menunjukan bahwa kegagalan pengelolaan dibidang akuntansi akan mendorong berkurangnya eksistensi bank. Hal tersebut dapat terlihat pada kasus Bank Suma dan Piko Bank ditahun 2001 yang mengalami kebangkrutan dan terlikuidasi,
2
disinyalir salah satu penyebab kebangkrutan adalah tidak tepatnya dalam penyusunan strategi keuangan. Hal tersebut terjadi karena tidak berjalan dengan baiknya kegiatan pencatatan dan pelaporan secara akuntansi didalam bank tersebut. Keberhasilan karyawan dibidang akuntansi tentu tidak terlepas dari kemampuan mereka dalam menjaga stabilitas kinerja individual. ketika kinerja masing masing individu mengalami peningkatan tentu kinerja organisasi juga mengalami peningkatan. Menurut Robbins dan Timothy (2008) kinerja didefinisikan sebagai sejumlah hasil atau prestasi yang berhasil dicapai oleh karyawan dalam bekerja. Peningkatan atau penurunan knerja dapat ditentukan dari kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan dan penguasaan terhadap materi pekerjaan yang dilaksanakan.
Berdasarkan kepada latar belakang masalah dan beberapa hasil penelitian terdahulu maka diajukan beberapa perumusan masalah yang akan dibuktikan didalam penelitian ini:
1. Bagaimanakah pengaruh self esteem terhadap kinerja individual karyawan yang bekerja dibagian akuntansi pada beberapa bank konvensional di kota Bukitinggi ?
2. Bagaimanakah pengaruh self efficacy terhadap kinerja individual karyawan yang bekerja dibagian akuntansi pada beberapa bank konvensional di kota Bukitinggi ?
3. Bagaimanakah pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja individual karyawan yang bekerja dibagian akuntansi pada beberapa bank konvensional di kota Bukitinggi ? Sesuai dengan perumusan masalah, secara umum penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu mendapatkan bukti empiris:
1. Pengaruh self esteem terhadap kinerja individual karyawan yang bekerja di bagian akuntansi pada beberapa bank di kota Bukitinggi.
2. Pengaruh self efficacy terhadap kinerja individual karyawan yang bekerja di bagian akuntansi pada beberapa bank di kota Bukitinggi.
3. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja individual karyawan yang bekerja di bagian akuntansi pada beberapa bank di kota Bukitinggi.
LANDASAN TEORI Bank
Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan yang penting dalam perekonomian sebuah negara. Menurut Dhendawidjaya (2008) bank merupakan sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha dengan cara mengumpulkan dana dari masyarakat, dan kemudian menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman kredit dengan mengharapkamn bunga sebagai keuntungan.
3
Menurut Boediono (2007:24) bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang unik, karena sistem permodalan bank yang dibiayai oleh hutang. Dalam hal ini bank melakukan kegiatan operasional dengan menyalurkan dana yang berasal dari nasabah dan mengambil keuntungan kembali dari dana tersebut dengan memberikan penyaluran kredit kepada nasabah dengan mengharapkan bunga sebagai keuntungan.
Kinerja Karyawan
Salah satu tujuan yang ingin dicapai setiap organisasi adalah terjadinya peningkatan karyawan secara individual maupun organisasi secara teratur. Sesuai dengan tujuan tersebut menurut Rivai dan Sagala (2009:548) mendefinisikan kinerja sebagai suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang patutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya didalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan.
Kinerja merupakan sebuah kegiatan pengelolaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Wibowo (2011:47). Untuk menciptakan kinerja diperlukan manajemen kinerja. Manajemen kinerja merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus yang bersifat kemitraan antara karyawan dengan atasan langsung.
Self Esteem
Self esteem adalah suatu keyakinan
nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Perasaan-perasaan self
esteem, pada kenyataannya terbentuk oleh
keadaan kita dan bagaimana orang lain memperlakukan kita. Self esteem diukur dengan pernyataan positif maupun negatif. Pernyataan positif pada survey self esteem adalah “saya merasa bahwa saya adalah seseorang yang sangat berarti, seperti orang lainnya, sedangkan pernyataan-pernyataan yang negatif adalah “saya merasa bahwa saya tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan”. Orang yang sepakat dengan pernyataan positif dan tidak sepakat dengan pernyataan negatif memiliki self esteem yang tinggi dimana mereka melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Orang yang dengan self esteem rendah tidak merasa baik dengan dirinya (Kreitner & Kinicki, 2003).
4
Penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Bobko (1994) menyatakan bahwa individual yang memiliki self efficacy tinggi pada situasi tertentu akan mencurahkan semua usaha dan perhatiannya sesuai dengan tuntutan situasi tersebut dalam mencapai tujuan dan kinerja yang telah ditentukannya. Kegagalan dalam mencapai suatu target tujuan akan membuat individu berusaha lebih giat lagi untuk meraihnya kembali serta mengatasi rintangan yang membuatnya gagal dan kemudian akan menetapkan target lain yang lebih tinggi lagi. Individu yang mempunyai self efficacy rendah ketika menghadapi situasi yang sulit dan tingkat kompleksitas tugas yang tinggi akan cenderung malas berusaha atau lebih menyukai kerja sama. Individu yang mempunyai self efficacy rendah menetapkan target yang lebih rendah pula serta keyakinan terhadap keberhasilan akan pencapaian target yang juga rendah sehingga usaha yang dilakukan lemah (Bandura, 1997).
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan salah satu dimensi yang cenderung mempengaruhi kinerja karyawan didalam bekerja. Menurut Robbins dan Timothy (2008:107) dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Seorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan perasaaan positif tentang pekerjaan tersebut.
Menurut Rivai dan Sagala (2009:856) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja pada dasarnya merupakan suatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Dengan demikian kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseoang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang puas atau tidak puas dalam bekerja.
Pengembangan Hipotesis
Secara umum penelitian yang telah dilakukan saat ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Secara beberapa hasil penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai berikut:
Self esteem Berpengaruh Terhadap Kinerja Individual
Prasetya et al (2013) hasil penelitiannya menunjukan bahwa self
esteem tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual. Engko (2007) hasil penelitiannya menunjukan bahwa self
esteem berpengaruh signifikan terhadap
kinerja individual, semakin tinggi tingkat kepercayaan diri karyawan (self esteem) yang dimiliki karyawan akan mendorong meningkatkan kualitas dan jumlah pekerjaan yang berhasil diselesaikan. Vroom (1960) dan Strauss (1968). Menurut mereka, produktivitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan kepuasan kerja, karena kepuasan kerja memberikan semangat kepada
5
pekerja untuk meningkatkan produktivitas. Di lain pihak, Iffaldano dan Muchinsky (1986) menemukan korelasi yang tidak signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja individual. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Maryani dan Bambang Supomo (2001) yang menjadikan dosen sebagai sampel penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja individual. Oleh sebab itu diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
H1 Self esteem berpengaruh signifikan
terhadap kinerja individual karyawan bagian akuntansi pada bank konvensional dikota Bukitinggi.
Self efficacy Berpengaruh Terhadap Kinerja Individual
Menurut Enggo (2007) hasil penelitiaannya menunjukan bahwa self
efficacy berpengaruh signifikan terhadap
kinerja individual. Roharjo (2010) hasil penelitiannya menunjukan bahwa self
efficacy berpenngaruh signifikan terhadap
kinerja individual auditor dalam menjalankan profesi. Prasetya et al (2013) hasil penelitiannya menunjukan self efficacy berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja individual karyawan, semakin tinggi tingkat self efficacy yang dimiliki karyawan didalam bekerja akan mendorong meningkatnya kinerja individual dalam bekerja. Oleh sebab itu diajukan sebuah hipotesis yang
akan dibuktikan yaitu:
H2 Self efficacy berpengaruh signifikan
terhadap kinerja individual karyawan bagian akuntansi pada bank konvensional dikota Bukitinggi.
Kepuasan Kerja Berpengaruh Terhadap Kinerja Individual
Roharjo (2010) hasil penelitiannya menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja individual auditor, dalam hal ini semakin tinggi kepuasan yang dirasakan karyawan dalam bekerja akan mendorong semangat yang kuat dari setiap karyawan untuk terus bekerja sebaik baiknya sehingga mendorong meningkatnya kinerja individual karyawan. Prasetya et al (2013) hasil penelitiannya menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja individual, semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan tentu akan menciptakan semangat yang kuat dalam bekerja dan tentu akan mendorong meningkatnya kinerja individual auditor. Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
H3 Self efficacy berpengaruh signifikan
terhadap kinerja individual karyawan bagian akuntansi pada bank konvensional dikota Bukitinggi.
6
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Menurut Sekaran (2005) populasi merupakan kesatuan item yang saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan tertentu. Dalam pelitian ini dipilih bagian dari populasi untuk dijadikan sampel. Karena jumlah populasi tidak terbatas, atau tidak memiliki sebuah ukuran yang pasti maka digunakan beberapa orang diantara karyawan yang bekerja dibagian frontliner pada seluruh bank konvensional di kota Bukittinggi.
Agar sampel yang dipilih dapat mewakili populasi maka digunakan metode
purposive sampling untuk memilih sampel.
Menurut Sekaran (2005) purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria khusus yang ada pada populasi dan ditetapkan sendiri oleh penulis.
Jenis dan Sumber data
Data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dicari serta diolah secara langsung oleh peneliti. Proses pencarian data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner penelitian yang disebarkan kepada responden yang memenuhi syarat pengambilan sampel yang telah ditetapkan.
Variabel dan Definisi Operasional
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu di identifikasi dan
diperlihatkan ukuran dari masing masing variabel penelitian yang akan digunakan yaitu sebagai berikut:
Variabel Independen
Pada penelitian ini variabel pertama adalah variabel yang nilai selalu berubah. Secara umum variabel independen yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Self Esteem (X1)
Self esteem adalah suatu keyakinan
nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Self esteem tebentuk dari keadaan yang dialami seorang individu dalam bekerja. Semakin diterima seorang karyawan dalam bekerja akan semakin meningkatkan
self esteem yang dimilikinya. Untuk mengukur self esteem maka digunakan indikator dari Rosenberg (1994) yaitu sebagai berikut perasaan dihargai, perasaan di hormati, reward yang diterima,
Self Afficiacy (X2)
Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) merupakan keyakinan seseorang mengenai peluang untuk berhasil mencapai tugas tertentu. Untuk mengukur self afficiacy maka digunakan indikator yang diadopsi dari Jones (1986) yaitu Kompetensi, Pengalaman, Sumber daya dan Fasilitas
Kepuasan Kerja (X3)
Gibson (2000:106) dikutip dalam Wibowo (2011) memberikan definisi
7
kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka, hal tersebut merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan. Untuk mengukur kepuasan kerja di adopsi kusioner dari Celluci, Anthony J dan David L, De Vries (1978) dikutip dalam Mas,ud (2004:185) kepuasan kerja dapat diukur dengan menggunakan indikator yaitu Kepuasan dengan gaji (Satisfaction with pay) Kepuasan dengan Promosi (Satisfaction with Promotion), Kepuasan dengan rekan kerja (Satisfaction
with co-workers), Kepuasan dengan penyelia (Satisfaction with supervisor) dan Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri
(Satisfaction with work itself) merupakan
kecocokan dan kenyamanan yang dirasakan seorang karyawan
Variabel Dependen Kinerja Karyawan (Y)
Rivai dan Sagala (2009) mendefinisikan kinerja sebagai suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang patutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Untuk mengukur atau mengetahui penilaian kinerja karyawan didalam sebuah organisasi tentu dapat dilakukan dengan mengamati beberapa indikator. Menurut Jansen Onne (2001) dikutip Dalam Mah,ud (2004) dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator yaitu
Kuantitas kerja, Kuantitas kerja, Efisiensi, Standar kualitas, Standar professional, Logika, Ketepatan, Pengetahuan karyawan, dan Kreatifitas karyawan.
Metode Analisis
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis maka dilakukan pengujian dengan menggunakan dua bentuk pendekatan yaitu secara deskriptif dan inferensial. Berikut penjabaran dari dua jenis analisis tersebut yaitu sebagai berikut:
Uji Validitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas yang berguna untuk mengetahui tingkat akurasi setiap item pertanyaan yang mendukung sebuah variabel penelitian. Secara umum Ghozali (2005) mendefinisikan uji validitas sebagai uji yang digunakan untuk mengetahui apa yang sesungguhnya diukur. Pada model penelitian ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan model Konvergen.
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja (internal consistency), kemudian dianalisis dengan teknik alpha crobach dengan menggunakan alat bantu program Uji reliabilitas adalah suatu uji yang menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak beda dilakukan pengulangan pengukuran terhadap subjek yang sama. Uji ini hanya
8
dapat dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan yang valid saja. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha atau Cronbach’s Alpha, instrumen yang mempunyai rehabilitasi.
Pengujian Asumsi Klasik
Secara umum tahapan pengujian asumsi klasik yang dilakukan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Uji Normalitas
Menurut Gujarati (2001) uji normalitas digunakan untuk melihat pola penyebaran data apakah berdistribusi normal atau tidak, selain itu uji normalitas juga dapat digunakan untuk menentukan uji statistik apa yang akan digunakan dalam sebuah penelitian apakah menggunakan uji parametrik maupun uji non parametrik. Normal atau tidaknya sebuah data dapat dilihat dari nilai asym sig yang dihasilkan dalam pengujian > 0,05. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS yang diuji dengan menggunakan uji One Sample
Kolmogorov Smirnov Test. Jika data normal
maka uji statistik parametrik dapat dilakukan dan sebaliknya.
Pengujian Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas yaitu adanya hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel independen lainnya atau antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila nilai VIF melebihi angka 10 maka
asumsi multikoleniaritas terpenuhi dan sebaliknya jika nilai VIF kecil dari 10 dapat
disimpulkan tidak terjadinya
multikoleniaritas. Pengujian Hipotesis
Secara umum tahapan pengujian hipotesis yang dilakukan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Model Regresi Berganda
Untuk mengetahui dan mengenalisis pengaruh self esteem, self afficiaty dan kepuasna kerja terhadap kinerja karyawan secara individual, maka digunakan uji regresi linear berganda, Singgih (2003) secara umum persamaan regresi berganda yang dapat dibentuk terlihat dibawah ini:
Y = a + β1X1 + β2X2+ β3X3 + e Keterangan : Y = Kinerja Karyawan X1 = Self esteem X2 = Self Afficiacy X3 = Kepuasan kerja a = Konstanta bila X = 0 β1 – βn = Koefisien regresi e = Erorr term
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari variabel independen (self esteem, self afficiacy dan kepuasan kerja) dalam memberikan variasi kontribusi mempengaruhi
9
variabel dependen (kinerja karyawan secara individual) yang diukur dengan persentase. Uji t-statistik
Meruapakan suatu uji statistik yang digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap variabel secara statistik. Gujarati (2001) merumuskan pengujian t-statistik sebagai berikut :
t =
Sb b
Dimana :
t = Parameter t yang dicari b = koefisien regresi setiap x Sb = Standar deviasi
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Prosedur Pengambilan Sampel
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh self
esteem, self efficiacy dan kepuasan kerja
terhadap kinerja individual pada karyawan bagian accounting. Sebelum dilakukan tahapan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan proses pengumpulan data. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang memenuhi syarat.
Pengujian Instrumen Data
Sebelum dilakukan tahapan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen data. Pada model pengujian
tersebut uji instrumen dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Pengujian Validitas
Berdasarkan hasil pengujian validitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 1:
Tabel 1
Hasil Pengujian Validitas Variabel
Penelitian KMO
Factor
Loading Kes
Self esteem 0,653 0,405 – 0,846 Valid
Self Afficiacy 0,581 0,454 – 0,776 Valid
Kepuasan Kerja 0,677 0,427 – 0,828 Valid
Kinerja Karyawan 0,759 0,430 – 0,844 Valid
Pada pengujian setiap item pertanyaan telah memiliki KMO diatas 0,50 dan factor loading diatas atau sama dengan 0,40, sehingga dapat disimpulkan bahwa selutuh item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel valid.
Pengujian Reliabilitas
Sesuai hasil pengujian reliabilitas diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 2 tabel dibawah ini:
Tabel 2
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Cronbach
Alpha
Cut
Off Kesimpulan
Self esteem 0,710 0,50 Reliability
Self Afficiacy 0,580 0,50 Reliability
Kepuasan Kerja 0,833 0,50 Reliability
Kinerja Karyawan 0,825 0,50 Reliability
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas yang telah dilakukan teridentifikassi bahwa masing masing variabel penelitian yang digunakan memiliki nilai
10
Cronbach Alpha diatas 0,50 sehingga dapat
disimpulkan bahwa masing masing variabel penelitian yang digunakan meliputi self
esteem, self efficacy, kepuasan kerja dan
kinerja karyawan dinyatakan telah memiliki tingkat reliability yang tinggi, oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan.
Pengujian Normalitas
Berdasarkan hasil penguijan normalitas diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3
Hasil Pengujian Normalitas Keterangan Asymp Sig
(2-Tailed) Alpha Kes
Self esteem 0,156 0,05 Normal
Self Afficiacy 0,112 0,05 Normal Kepuasan Kerja 0,179 0,05 Normal Kinerja Karyawan 0,075 0,05 Normal
Berdasarkan hasil pengujian normalitas teridentifikasi bahwa masing masing variabel penelitian yang terdiri dari
self esteem, self afficacy, kepuasan kerja dan
kinerja karyawan telah memiliki nilai asymp sig (2-tailed) diatas atau sama dengan 0,04 sehingga dapat disimpulkan bahwa masing masing variabel penelitian yang digunakan telah berdistribusi normal
Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan tahapan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Tujuan pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi
data yang mendukung masing masing variabel penelitian sebelum dilakukan pembentukan model regresi berganda. Secara umum pengujian pengujian asumsi klasik yang digunakan terlihat pada sub bab dibawah ini:
Pengujian Multikolinearitas
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4
Hasil Pengujian Multikolinearitas Variabel
Independen Tolerance VIF Kesimpulan
Self esteem 0,910 1,099 Tidak Terjadi Self Afficiacy 0,901 1,110 Tidak Terjadi Kepuasan Kerja 0,982 1,018 Tidak Terjadi Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang telah dilakukan terlihat bahwa masing masing variabel independen yang terdiri dari self esteem, self afficiacy dan kepuasan kerja telah memiliki nilai tolerance diatas 0,10 sedangkan nilai Variance Influence Factor (VIF) berada dibawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa masing masing variabel independen yang digunakan dan dibentuk kedalam pengujian hipotesis terbebas dari gejala multikolinearitas.
Pengujian Autokorelasi
Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi teridentifikasi hasil terlihat pada tabel 5 dibawahn ini:
11
Hasil Pengujian Autokorelasi Keterangan Coefisient Durbin Watson Test 1,548
bahwa nilai Durbin Watsin yang dihasilkan adalah sebesar 1,548, nilai DW yang dihasilkan telah berada diantara dua kuadran yaitu – 2 ≤ 1,548 ≤ 2 sehingga dapat disimpulkan bahwa gejala autokorelasi tidak terjadi, sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan.
Pengujian Heteroskedastisitas
Pada gambar terlihat bahwa masing masing variabel penelitian memiliki pola sebaran variance menyebar baik diatas maupun dibawah titik 0. Pola sebaran tersebut menunjukan bahwa gejala heteroskedastisitas didalam model penelitian saat ini tidak terjadi, sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada sub bab dibawah ini:
Tabel 6
Hasil Pengujian Hipotesis Variabel
Penelitian
Koefisien
Regresi Sig Keterangan (Konstanta) 27,432 - -
Self esteem 0,068 0,616 Ditolak
Self afficacy 0,214 0,150 Ditolak Kepuasan Kerja 0,152 0,015 Diterima R-Square 0,098
F-stat 0,041
F-sig 0,041
Sesuai dengan hasil penguian statistik yang telah dilakukan terlihat bahwa masing masing variabel penelitian yang digunakan dapat dibuat kedalam sebuah model regresi berganda yaitu sebagai berikut:
Y = 27,432 + 0,068x1 + 0,214x2 + 0,152x3 Pada hasil pengujian statistik teridentifikasi bahwa nilai koefisien determinasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,098 hasil yang diperoleh tersebut mengisyaratkan bahwa self esteem, self
afficacy dan kepuasan kerja memiliki variasi
kontribusi terhadap kinerja individual pada karyawan bagian accounting yang bekerja pada beberapa bank di kota Bukittinggi sebesar 9,80% sedangkan sisanya sebesar 90,20% lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam model penelitian ini.
Pada model pengujian statistik juga diperoleh hasil pengujian F-statistik. Pada tahapan pengujian terlihat nilai signifikan yang dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar 0,041. Pada tahapan engolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,041 < alpha 0,05 maka keputusannya Ho diterima dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
self esteem, self afficacy, dan kepuasan kerja
secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap terhadap kinerja individual pada karyawan bagian accounting yang bekerja pada beberapa bank di kota Bukittinggi.
12
Secara umum pembahasan terhadap masing masing hasil pengujian hipotesis yang diajukan didalam model penelitian ini terlihat pada sub bab dibawah ini yaitu teridentifikasi pada sub bab dibawah ini:
Pengaruh Self esteem Terhadap Kinerja Individual Karyawan Bagian Akuntansi
Sesuai dengan hasil pengujian statistik teridentifikasi bahwa variabel self esteem memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,068 dengan nilai signifikan hasil pengujian sebesar 0,616. Tahapan pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,616 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
self esteem tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja individual karyawan bagian akuntansi pada beberapa bank konvensional di Kota Bukitinggi.
Hasil yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis menunjukan self esteem atau rasa percaya diri bukanlah variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan bagian akuntansi secara individual didalam lingkungan bank, keadaan tersebut terjadi karena pada sebagian besar responden merupakan karyawan bank yang memiliki masa kerja yang rendah, dan belum memiliki pengalaman yang tinggi dalam bekerja dibidang yang sama.keadaan tersebut
mendorong self esteem dalam bekerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi di lingkungan bank konvensional di kota Bukitinggi.
Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kinerja Individual Karyawan Bagian Akuntansi
Pada tabel hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel self efficacy diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,214 dengan nilai signifikan sebesar 0,150. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,150 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa self afficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual pada karyawan akuntansi pada beberapa bank konvensional di kota Bukitinggi.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa self efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual karyawan bagian akuntansi di lingkungan bank konvensional di Kota Bukitinggi. Hasil yang diperoleh tidak konsisten dengan hipotesis yang diajukan. Kondisi tersebut terjadi karena pada umum responden yang berpartisipasi didalam penelitian ini belum memiliki pengalaman yang tinggi dalam bekerja. Untuk terus berhasil mencapai tujuan atau target yang
13
ditetapkan sangat lemah, pada umumnya responden menilai masih memerlukan kegiatan mentoring dari rekan kerja yang memiliki pengalaman yang tinggi, untuk membantu mereka dalam meningkatkan kinerja, keadaan tersebut mendorong nilai self
afficacy dalam diri setiap karyawan bank
yang bekerja dibagian akuntansi tidak mempengaruhi kinerja mereka dalam bekerja.
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual Karyawan Bagian Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan variabel kepuasan kerja diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,152 dengan nilai signifikan sebesar 0,015. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,015 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual pada karyawan akuntansi pada beberapa bank konvensional di kota Bukitinggi.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual karyawan bagian akuntansi, hasil yang diperoleh tersebut diperkuat dengan nilai koefisien regresi bertanda positif hasil yang
diperoleh menunjukan bahwa semakin tinggi nilai kepuasan kerja yang dirasakan tentu akan mendorong meningkatkan kinerja individual. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa kesesuaian antaara tingkat kepentingan dengan kinerja yang dirasakan dalam bekerja relatif sesuai dengan yang diharapkan, semakin tinggi kepuasan yang dirasakan tentu mendorong semangat yang kuat dalam bekerja sehingga pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dalam meningkat secara kualitas atau secara kuantitas.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka diajukan beberapa kesimpulan penting yang merupakan jawaban dari sejumlah masalah yang dibahas didalam model penelitian ini:
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh hasil 0,616 > alpha 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa
self esteem tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual karyawan bagian akuntansi pada beberapa bank konvensional di kota Bukitinggi.
2. Berdasarkan hasil pengujian kedua diperoleh nilai 0,150 > alpha 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa self
efficacy tidak berpengaruh signifikan
14
bagian akuntansi pada beberapa bank konvensional di kota Bukitinggi. 3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
ketiga ditemukan bahwa nilai 0,150 < alpha 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual karyawan bagian akuntansi pada beberapa bank konvensional di kota Bukitinggi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, peneliti mengajukan sejumlah saran yang dapat memberikan manfaat positif bagi:
1. Perusahaan disarankan untuk manajer atau supervisor bank agar mencoba memberikan motivasi, semangat dan petunjuk dalam bekerja. Keadaan tersebut penting untuk meningkatkan nilai kepercayaan diri karyawan dan akan meningkatkan kinerja karyawan secara individual.
2. Perusahaan disarankan untuk mencoba meningkatkan kualitas kerja sama dengan sesama karyawan lain didalam organisasi. Langkah tersebut dilakukan dengan cara menciptakan hubungan yang harmonis dengan sesama karyawan, atau pun antara atasan dengan bawahan, kerja sama yang semakin kuat tentu akan
mendorong meningkatnya kinerja karyawan secara individual.
3. Bagi peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencari sampel yang lain atau tidak digunakan menggunakan karyawan bagian akuntansi dilingkungan lembaga perbankan, serta menambahkan minimal satu variabel baru yang akan digunakan seperti motivasi dan kompensasi, saran tersebut penting untuk meningkatkan kinerja karyawan secaraa individual.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu. 2005. pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim. Tesis Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan. Angelina Yuri Pujilistiani. 2007. Analisis
Teori Kepuasan Kerja. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia.
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Bussing Andre Thomas Biesel Vera Fuch dan Kalus M Perar. 1999. Dalam Fuad.
2004. Survei Diagnosis
Organisasional Konsep dan Aplikasi.
Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.
Cecilia Enco. 2006. Pengaruh Self Eficiacy dan Self Esteem Terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening. Seminar Nasional Akuntansi 5. Universitas Patimura, Maluku.
15
Ciptomulyono Udisubakti, Muhamad Syibli dan Indung Sudarso. 2008. Analisis Pengaruh Faktor Faktor Rekrutmen Terhadap Kinerja SDM Outsourcing PT Telkom dengan Pendekatan SEM.
Jurnal Manajemen Informasi dan Teknologi. Pasca Sarjana Magister
Manajemen Teknologi ITS. Surabaya. Dessi Arisman. 2007. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Workshop Mechanic Pada PT. Suka Fajar Ltd. Tesis Jurusan Manajemen
Sumber Daya Manusia. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Djokopranoto. 2003. dalam Erna. 2007. Pengaruh Motivasi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Outsourcing di Lingkungan PDAM Wilayah I Surabaya. Jurnal Manajemen Kewirausahawan Vol X No IV, Universitas Kristen Petra,
Surabaya.
Ghozali, Imam 2005. Analisis Mutivariate
dengan Pendekatan SPSS versi 14.0.
BPFE, Yogyakarta.
Haines 1999 dalam Parahyanti, 2005. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Perusahaan BUMN di Jakarta. Jurnal Manajemen ISSN Vol
VII No XI. Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Jannsen Onne. 2001. Dalam Mas,sud, Fuad.
2004. Survei Diagnosis
Organisasional Konsep dan Aplikasi.
Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.
Kreiner, Robert dan Angelo Kinicki, 2001. Dalam Wibowo Wibowo. 2011.
Manajemen Kinerja. PT Raja Gravindo, Jakarta.
Mas,sud, Fuad. 2004. Survei Diagnosis
Organisasional Konsep dan Aplikasi.
Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang
Michell Vance R dan Pravin Moudgill (1976) dalam Mas,sud, Fuad. 2004. Survei
Diagnosis Organisasional Konsep dan
Aplikasi. Badan Penerbit Universitas
Dipenegoro, Semarang.
Pantja Djati. 2005. Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Kepuasan, Kepercayaan Dan Kesetiaan Pelanggan. Jurnal Berskala Empat
ISSN Vol IV No 5. Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Parwanto. 2008. Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer IMKA di Surakarta. Jurnal Manajemen Kewirauhawan Vol 1 No. 3. Universitas Kristen Petra, Jakarta.
Reginag. Masri. 2011. Outsourcing KUR
Bank Nagari Cabang Batusangkar..
Rivai Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. 2009.
Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori dan Praktik. PT Raja Gravindo, Jakarta.
Robbins Stephen P & Timothy A Judge. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behaviour) Edisi 12.
Diterjemahkan Oleh Diana Angelica. Salemba Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma. 2005. Research methods for
Business Fouth Edition. John Willey
and Sons Inc. New York.
Siagian P, Sondang. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,
Jakarta.
Tsui, Ane S, Jone L Peace dan Lyman W Poter. 1997. Dalam Mas,sud, Fuad.
2004. Survei Diagnosis
Organisasional Konsep dan Aplikasi.
Utami, Kabul Wahyu. 2009. Kepemimpinan
dan Pengaruhnya Trehadap Perilaku Cityzenship (OCB) Kepuasan Kerja dan Perilaku Organisasional. Jurnal
Riset dan Ekonomi dan Manajemen Vol.2. No.2 Hal 34-52, Jakarta.