• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM AIR KELAPA TUA TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) SETELAH SKARIFIKASI KIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM AIR KELAPA TUA TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) SETELAH SKARIFIKASI KIMIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM AIR

KELAPA TUA TERHADAP PERKECAMBAHAN

BENIH KOPI ARABIKA (

Coffea arabica

L.) SETELAH

SKARIFIKASI KIMIA

ARTIKEL ILMIAH

NOVI RIA SARI

D1A015046

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019

(2)
(3)

1

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM AIR KELAPA

TUA TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KOPI

ARABIKA (

Coffea arabica

L.) SETELAH SKARIFIKASI KIMIA

Novi Ria Sari1)*, Rinaldi2), Elis Kartika2)

1)

Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Jambi

2)

Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Indah, Jambi, 36361

*)

Alamat Korespondensi : Noviriasari1@gmail.com

ABSTRAK

Kopi (Coffea sp) merupakan komoditas andalan dalam sektor perkebunan di Indonesia. Dalam praktek pembudidayaan kopi dihadapkan pada kendala biji yang mengalami dormansi karena keadaan kulit biji yang keras sehingga Keadaan mengakibatkan sulitnya air dan oksigen menembus kulit benih serta menghalangi pertumbuhan embrio. Untuk melunakkan kulit biji kopi yang keras dapat dilakukan dengan cara yang cukup mudah ,yakni dengan melakukan perendaman benih dalam larutan H2SO4 dan untuk mengoptimalkan perkecambahan benih kopi yang telah dilakukan skarifikasi dilakukan perendaman dalam Air kelapa tua tua. penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh lama perendaman dalam air kelapa tua tua untuk mempercepat perkecambahan benih Kopi Arabika serta mengetahui waktu yang tepat untuk perendamannya. pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara merendam beninh kopi dalam larutan H2SO4 pada konsentrasi 10% selama 10 menit dan dilanjutkan dengan perendaman dalam air kelapa tua tua 100% dengan lama perendaman 1,2,3,dan 4 hari. peubah parameter yang diamati : parameter kadar air, daya berkecambah (%),Kecepatan Berkecambah, keserempakan berkecambah, panjang kecambah, dan bobot kering kecambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman dalam air kelapa tua setelah skarifikasi kimia mampu mempercepat perkecambahan biji kopi arabika (Coffea arabica L.). Perlakuan lama perendaman biji dalam air kelapa tua selama 2 hari merupakan perlakuan terbaik dalam mempercepat proses perkecambahan biji kopi Arabika (Coffea arabica L.) dari 6 minggu menjadi 2,4 Minggu Setelah Tanam, sedangkan pada 6 Minggu Setelah Tanam sudah mampu mencapai persentase perkecambahan sebesar 97%

(4)

2

PENDAHULUAN

Kopi (Coffea spp.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai sumber devisa negara serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kopi memiliki sejarah dan peran yang penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena letak geografis Indonesia yang sangat cocok untuk budidaya tanaman kopi. Sebagai produsen kopi, Indonesia memiliki lahan kopi yang luas sampai tahun 2017 tercatat bahwa luas lahan kopi di Indonesia yakni 1.227.787 ha. Perkebunan kopi di Indonesia 96% merupakan perkebunan rakyat selebihnya adalah perkebunan milik perusahaan besar negara dan swasta (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2017).

Pengecambahan benih kopi Arabika membutuhkan waktu yang cukup lama karena benih bersifat dorman. Perkembangbiakan secara generatif tanpa diberi perlakuan membutuhkan waktu perkecambahan biji yang lama yakni 6-8 minggu (Haryanto, 2012). Lamanya masa dormansi pada kopi disebabkan oleh hambatan fisik dan kulit benih (kulit tanduk) yang keras. Keadaan ini mengakibatkan sulitnya air dan oksigen menembus kulit benih serta menghalangi pertumbuhan embrio (Desmawan et al., (2011) Maka dari itu sehingga perlu dilakukan usaha untuk memperpendek dormansi benih kopi. Pemecahan dormansi kulit benih dapat dilakukan dengan berbagai metode atau perlakuan, salah satu nya dengan perlakuan kimiawi yakni perendaman dalam larutan H2SO4. Menurut Hedty et al. (2014) perendaman dengan H2SO4 pada konsentrasi yang sesuai dapat melunakkan lapisan lilin pada kulit biji yang keras dan tebal. Lalu untuk mengoptimalkan perkecambahan benih yang telah di skarifikasi dilanjutkan lagi dengan perendaman dalam air kelapa tua tua.

Air kelapa tua tua adalah salah satu bahan alami, yang di dalamnya terkandung hormon seperti sitokinin, auksin, dan giberelin serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan. Selain itu, air kelapa tua tua juga mudah didapatkan, ekonomis, dan juga banyak terbuang sebagai limbah. Menurut Lili (2016) air kelapa tua tua merupakan bahan alami yang di dalam nya terdapat hormon sitokinin yang dapat mengaktifkan kegiatan jaringan atau sel-sel hidup

(5)

3

begitu juga dengan hormon tersebut mempunyai peranan yang besar dalam proses perkecambahan karena dapat merangsang perkecambahan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yakni Lestari et al. (2016) Perlakuan perendaman dalam H2SO4 konsentrasi 10% sudah mampu melunakkan kulit biji dan menyebabkan proses imbibisi berlangsung baik, sehingga perkecambahan kopi Arabika terjadi lebih cepat. Berdasarkan hasil dari penelitian Fitri (2016) menunjukkan bahwa perendaman benih kopi robusta dalam air kelapa tua selama 4 hari menghasilkan perkecambahan yang baik dan kecepatan berkecambah 8 hari setelah semai. Hal ini menunjukkan bahwa perendaman dengan air kelapa tua dapat meningkatkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh biji. Berdasarkan hasil penelitian Siti dan Rizka (2018) perendaman benih kopi Arabika dan robusta dalam air kelapa tua selama 1 hari memiliki lama muncul kecambah 25 hari setelah semai.

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam limbah air kelapa tua untuk proses perkecambahan benih Kopi Arabika (Coffea arabica L.) setelah skarifikasi kimia dan mendapatkan waktu yang terbaik dalam perendaman benih kopi di dalam air kelapa tua untuk proses perkecambahan benih Kopi Arabika (Coffea arabica L.) setelah skarifikasi kimia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Desa Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Penelitian mulai dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2019. Bahan dan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kopi Arabika dari Kabupaten Kerinci, air, larutan H2SO4, air kelapa tua, media semai tanah dan pasir, bak kecambah, thermometer, oven, hot plat, cawan, timbangan analitik, timbangan digital, handsprayer, kamera dan alat tulis.

Percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama perendaman dalam air kelapa tua tua yang terdiri dari 5 taraf yaitu p0 : (Tanpa perendaman dalam air kelapa tua), p1 : (Lama perendaman benih

(6)

4

selama 1 hari), p2 : (Lama perendaman benih selama 2 hari), p3 : (Lama perendaman benih selama 3 hari), p4 : (Lama perendaman benih selama 4 hari). T

Tahap pertama persiapan skarifikasi dan perlakuan dengan cara mengencerkan 10 ml H2SO4 pekat kedalam 100 ml aquadest. Lalu menyiapkan air kelapa tua tua dengan konsentrasi 100%.. Untuk menyeragamkan lama perendaman maka perendaman benih kopi Arabika di mulai dengan merendam benih yang memiliki waktu perendaman paling lama yaitu benih dengan lama perendaman 4 hari kemudian dilanjutkan dengan perendaman benih dalam 3 hari dan seterusnya. Tahap kedua, Penyemaian benih, Benih yang telah diberi perlakuan selanjutnya disemai dalam bak kecambah yang berukuran 28 cm x 35 cm diisi dengan media tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1. Benih ditanam sedalam 1 cm dengan jarak antar benih 4 cm x 3 cm sebanyak 25 benih. Tahap ketiga, pemeliharaan benih meliputi kegiatan penyiraman dan pencabutan gulma yang tumbuh didalam bak kecambah. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore menggunakan hand sprayer dengan air 300 ml per bak kecambah untuk menjaga tempat persemaian agar tetap lembab.

Variabel yang diamati adalah kadar air benih, kecepatan berkecambah, daya berkecambah (%), keserempakan berkecambah (%), panjang kecambah (cm) dan bobot kering kecambah.. Analisis data secara statistik menggunakan analisis ragam (Anova) dan untuk melihat perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh tentang pengaruh perendaman benih dalam air kelapa tua setelah skarifikasi kimia diperoleh hasil yang beragam disetiap variabel yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman dalam air kelapa pada berbagai lama perendaman setelah dilakukan skarifikasi kimia tidak berpengaruh nyata pada keserempakan berkecambah, panjang kecambah, bobot kering kecambah dan berpengaruh nyata terhadap kadar air benih, daya berkecambah, dan kecepatan berkecambah.. Berdasarkan hasil uji lanjut terlihat perbedaan pengaruh masing-masing perlakuan yang disajikan pada tabel berikut.

(7)

5

Tabel 1. Hasil Pengamatan

Perlakuan KA (%) Kc (jumlah kecambah/hari) DB (%) KB (%) PK (cm) BK (g) P0 38,76 d 0,66 d 31 c 87 b 15,99 c 1,54 b P1 41,53 cd 0,75 c 39 c 94 a 16,91 bc 1,57 b P2 44,17 c 0,95 a 89 a 96 a 18,26 a 1,76 a P3 47,93 b 0,89 b 79 ab 93 ab 17,21 abc 1,69 ab P4 52,54 a 0,92 ab 70 b 96 a 17,61 ab 1,66 ab

Keterangan : KA (Kadar Air), KC ( Kecepatan Berkecambah), DB ( Daya Berkecambah), KB (Keserempakan Berkecambah), PK (Panjang Kecambah), BK (Bobot Kering),

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf α 5%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan lama perendaman dalam air kelapa setelah skarifikasi kimia berbeda nyata pada variabel kadar air, kecepatan berkecambah dan daya berkecambah, lalu pada variabel keserempakan berkecambah, panjang kecambah, dan bobot kering kecambah menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.

Pada variabel kadar air, hasil rata-rata persentase tertinggi terdapat pada perlakuan P4 (lama perendaman 4 hari dalam air kelapa tua), pada varibel kecepatan berkecambah, daya berkecambah, keserempakan berkecambah, panjang kecambah, dan bobot kerig kecambah hasil rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (lama perendaman 2 hari dalam air kelapa tua) .

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa perlakuan lama perendaman dalam limbah air kelapa tua setelah dilakukan skarifikasi kimia berpengaruh terhadap perkecambahan benih kopi Arabika, karena berdasarkan variabel kecepatan tumbuh antara kontrol dan perlakuan lainnya berbeda. Perlakuan perendaman benih selama 2 hari dalam limbah air kelapa tua merupakan hasil terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya, seperti terlihat pada pada rata – rata peubah daya berkecambah, kecepatan berkecambah, panjang kecambah, dan bobot kering kecambah. Sementara itu lama perendaman 4 hari dalam limbah air

(8)

6

kelapa tua setelah dilakukan skarifikasi kimia menunjukkan hasil terbaik pada peubah kadar air.

Pada peubah kadar air benih, perlakuan perendaman benih selama 4 hari dalam limbah air kelapa tua memiliki persentase kadar air tertinggi yaitu sebesar 52,54 % yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali pada perlakuan lama perendaman 3 hari, hal ini disebabkan karena waktu perendaman yang lebih lama sehingga menyebabkan semua bahan perendaman mudah masuk ke dalam benih. Maka dari itu, semakin lama waktu perendaman semakin banyak air yang diserap oleh benih. Hal ini didukung oleh pendapat Desmawan et al (2011), yang menyatakan bahwa waktu perendaman berpengaruh terhadap kenaikan kadar air benih di mana waktu perendaman yang lama maka memiliki nilai kadar air yang tinggi dibandingkan waktu perendaman yang hanya sebentar.

Pada peubah daya berkecambah, kerempakan berkecambah,kecepatan berkecambah,panjang kecambah, dan bobot kering kecambah perlakuan perendaman benih selama 2 hari dalam limbah air kelapa tua memiliki memiliki hasil rata-rata tertinggi . Artinya, perendaman dalam limbah air kelapa tua tersebut dapat meningkatkan daya berkecambah secara nyata dibandingkan tanpa perendaman air kelapa tua. Hal ini disebabkan karena lama perendaman dalam limbah air kelapa tua tersebut mampu memberikan asupan hormon seperti sitokinin,auksin dan giberalin yang menunjang proses perkecambahan.

Air kelapa tua mengandung zat pengatur tumbuh yang dapat merangsang proses perkecambahan dengan cepat. Hal ini sejalan dengan pendapat Hedty el al

(2014), bahwa air kelapa tua merupakan salah satu bahan alami yang mengandung hormon seperti sitokinin, auksin, dan giberelin serta senyawa-senyawa lainnya yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Laju daya berkecambah setiap minggu untuk setiap perlakuan dapat dilihat pada gambar berikut.

(9)

7

Keterangan : P0 (Tanpa perendaman dalam air kelapa tua), P1 (Lama perendaman 1 hari dalam air kelapa tua), P2 (Lama perendaman 2 hari dalam air kelapa tua), P3 (Lama perendaman 3 hari dalam air kelapa tua), P4 (Lama perendaman 1 hari dalam air kelapa tua)

Gambar 2. Persentase daya berkecambah benih kopi setiap minggu

Gambar 2 memperlihatkan bahwa pada minggu ke 2,4 atau 18 HST benih yang diberi perlakuan perendaman dalam air kelapa tua selama 2 hari sudah memiliki daya berkecambah sebesar 10%, lalu pada minggu ke-3 benih yang diberi perlakuan perendaman dalam air kelapa tua selama 3 dan 4 hari sudah mulai berkecambah juga. Kemudian pada minggu ke-4 terlihat bahwa daya berkecambah tertinggi terdapat pada perlakuan perendaman benih dalam air kelapa tua selama 2 hari. Selanjutnya pada minggu ke-5 daya berkecambah tertinggi terdapat pada perlakuan perendaman benih dalam air kelapa tua selama 2 hari dan memasuki minggu ke-6 terlihat bahwa benih yang diberi perlakuan tersebut perkecambahannya sudah konstan dan memiliki daya berkecambah tertinggi dibanding dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 97%.

Pada peubah kecepatan berkecambah, lama perendaman 2 hari dalam air kelapa tua memiliki kemampuan berkecambah tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya hal ini disebabkan karena pada air kelapa tua terdapat kandungan zat pengatur tumbuh yakni auksin, sitokinin, dan giberelin yang masing-masing memiliki peran untuk proses perkecambahan. Menurut Lakitan (2011) bahwa sitokinin berpengaruh besar pada proses fisiologis dalam tumbuhan, maka mampu mendorong pembelahan sel. Serta giberelin yang berfungsi merangsang

0 20 40 60 80 100 120 2,4 3 4 5 6 D ay a B e rke cam b ah (% )

Minggu Setelah Tanam

P0 P1 P2 P3 P4

(10)

8

pembelahan sel pada embrio dan auksin dapat merangsang enzim yang berguna dalam mengaktifkan metabolisme sel.

Pada peubah keserempakan berkecambah, dapat dilihat bahwa perlakuan perendaman benih selama 2 hari dan 4 hari memiliki persentase keserempakan berkecambah paling tinggi. Hal tersebut diasumsikan karena benih yang digunakan pada saat penelitian memiliki vigor yang baik sehingga walaupun tidak diberikan perlakuan perendaman dalam air kelapa tua benih tetap mampu merespon dan tumbuh dengan baik. Menurut Mistian et al. (2012) benih yang lebih cepat berkecambah memperoleh energi untuk tumbuh lebih banyak yaitu energi yang berasal dari dalam benih itu sendiri (cadangan makanan).

Pada peubah panjang kecambah, perendaman benih 2 hari dalam air kelapa tua menghasilkan rata-rata yang tertinggi yakni 18,26 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lama perendaman 3 hari dan 4 hari dalam limbah air kelapa tua setelah dilakukan skarifikasi tetapi pada perlakuan tersebut berbeda nyata dengan kontrol. Hal ini berkaitan dengan variabel kecepatan berkecambah karena semakin cepat benih tersebut berkecambah, maka semakin cepat pula kecambah tersebut tumbuh dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi (2012) semakin cepat muncul kecambah maka semakin cepat radikula tumbuh dan diikuti pertumbuhan plumula secara linear, sehingga benih yang cepat muncul radikula akan menumbuhkan plumula lebih panjang.

Pada peubah bobot kering kecambah, terlihat bahwa lama perendaman benih 2 hari dalam limbah air kelapa tua menghasilkan bobot kering kecambah paling berat dan berbeda dengan perlakuan lainnya. Sedangkan pada kontrol menghasilkan bobot kering yang paling rendah tetapi tidak berbeda nyata dengan lama perendaman 1 hari. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan lama perendaman 2 hari dalam air kelapa tua merupakan waktu yang efisien untuk penyerapan hormon oleh benih, karena jika semakin lama maka akan ada zat yang menghambat perkecambahan, sehingga berpengaruh kepada bobot kering kecambah. Menurut Muswita (2011), akar mengandung air dan hara yang cukup akan meningkatkan volume akar. Penambahan auksin eksogen akan meningkatkan kandungan auksin endogen sehingga mampu menginisiasi sel untuk tumbuh dan berkembang yang selanjutnya akan membentuk akar.

(11)

9

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan, hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perendaman benih dalam limbah air kelapa tua setelah skarifikasi kimia mampu mempercepat proses perkecambahan benih kopi Arabika (Coffea arabica L) dari 6 minggu menjadi 2,4 Minggu Setelah Tanam, sedangkan pada 6 Minggu Setelah Tanam sudah mampu mencapai persentase perkecambahan sebesar 97%

2. Perendaman benih selama 2 hari dengan limbah air kelapa tua setelah skarifikasi kimia merupakan perlakuan terbaik dalam upaya mempercepat proses perkecambahan benih kopi Arabika (Coffea arabica L)

Saran

Metode perendaman benih selama 2 hari dalam air kelapa tua dapat diterapkan untuk mempercepat perkecambahan benih kopi Arabika. Namun, dalam upaya mempercepat perkecambahan benih kopi Arabika dengan perendaman dalam limbah air kelapa tua disarankan untuk tidak melakukan perendaman dalam limbah air kelapa tua dengan waktu yang lama karena dapat menghambat perkecambahan.

DAFTAR PUSTAKA

Andini S.N., dan Rizka N.S. 2018. Upaya Mempercepat Perkecambahan Benih Kopi Arabika (Coffea arabica L.) dan Kopi Robusta (Coffea canephora var. Robusta) dengan Penggunaan Air kelapa tua. J.Wacana Pertanian14 (1):10-16

Budiman, Haryanto. 2012. Prospek Tinggi Bertanam Kopi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Desmawan P., Rohmanti R., dan Nasrullah. 2011. Pengaruh Suhu dan Lama Perendaman Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica (LENN)). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Dharma PES, S Samudin dan Adrianto. 2015. Perkecambahan benih pala ((Myristica fragrans Houtt.)dengan metode skarifikasi dan perendaman zpt alami. J. Agrotekbis 3(2): 158-167.

(12)

10

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2017. Statistik Perkebunan tahun 2017. Jambi

Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. 2002. Petunjuk Teknis Pengujian Mutu Fisik Fisiologi Benih. Jakarta.

Erwan W., dan Izhar L. 2018. Strategi Pemasaran Kopi Arabika Kerinci Di Provinsi Jambi. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan teknologi Pertanian, Vol 21(3) Hal 277-287

Fitri A. 2016. Lama Perendaman Benih Kopi Robusta (Canephora) Dengan Perlakuan Air kelapa tua. [Karya Ilmiah]. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Hadi, P.K. 2012. Aplikasi Enzim Ligninase dan Selulase untuk meningkatkan Perkecambahan Banih Kelapa Sawit (Elaeis guinnensis Jacq). Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hedty, Mukarlina, dan Masnur T. 2014. Pemberian H2SO4 dan Air kelapa tua pada Uji Viabilitas Biji Kopi Arabika (Coffea Arabika L.). J. Probiont 3 (1) : 7-11

Lakitan, B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajagrafindo Persada. Jakarta. 206 hal

Lestari D, R Linda, Mukarlina. 2016 Pematahan Dormansi dan Perkecambahan Biji Kopi Arabika (Coffea Arabika L.) dengan Asam Sulfat (H2SO4) dan Giberelin (GA3). J. Probiont 5 (1) : 8-13

Lili S. 2016. Pengaruh Penggunaan Jenis Air kelapa tua Dan Lama Perendaman Terhadap Perkecambahan Biji Kemiri (Aleurites moluccana L). Jurnal Universitas Mataram

Mistian, D., Meiriani., Purba, E. 2012. Respons Perkecambahan Benih Pinang (Areca catechu L.) terhadap Berbagai Skarifikasi dan Konsentrasi Asam Giberelat (GA). Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol. 1, No. 1, Desember 2012. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Muswita. 2011. Pengaruh Konsentrasi Bawang Merah (Alium cepa L.) Terhadap Pertumbuhan Setek Gaharu.Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains Vol 13(1) : 16

Najiyati S, dan Danarti. 2007. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penebar Swadaya. Jakarta

Gambar

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan lama perendaman dalam air kelapa  setelah  skarifikasi  kimia  berbeda  nyata    pada  variabel  kadar  air,  kecepatan  berkecambah  dan  daya  berkecambah,  lalu  pada  variabel  keserempakan  berkecambah, panjang keca
Gambar 2. Persentase daya berkecambah benih kopi setiap minggu

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan lanskap laboratorium lapang Sektor II PPDF yang memiliki luas total 169.200 m 2 ini secara fungsional berdaya guna dan secara estetik bernilai indah untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa injeksi inhibin B dengan dosis 100 pg/ekor menyebabkan penurunan ekspresi protamine P2 di dalam kepala spermatozoa secara nyata

Terpujilah Allah atas segala karyaNya dan kasih setiaNya, yang telah memimpin dan menolong penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi untuk menyelesaikan studi di Fakultas

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Computer Self Efficacy berpengaruh positif terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan sistem informasi akuntansi pada karyawan bagian

bisa diasumsikan bahwa panelis lebih menyukai tekstur produk bakso ikan tenggiri ( Scomberomorus comersonni ) pada perlakuan K 3 dengan kosentrasi tepung 60%

Karakteristik Badan Pelaksana Dalam Upaya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk menjadikan sagu sebagai konsumsi pangan lokal, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman

pengetahuan konten pedagogis yang terdiri dari lima belas indikator, setelah dianalisis dalam pertemuan pertama guru A dan guru B memenuhi sepuluh indikator sehingga