• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PERTEMUAN THE 9TH MEETING OF THE CONFERENCE OF THE CONTRACTING PARTIES TO THE CONVENTION ON WETLANDS (RAMSAR, IRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HASIL PERTEMUAN THE 9TH MEETING OF THE CONFERENCE OF THE CONTRACTING PARTIES TO THE CONVENTION ON WETLANDS (RAMSAR, IRAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PERTEMUAN THE 9TH MEETING OF THE CONFERENCE

OF THE CONTRACTING PARTIES TO THE CONVENTION

ON WETLANDS (RAMSAR, IRAN 1971)

KAMPALA, UGANDA 8-15 NOVEMBER 2005

I. PENDAHULUAN

Sidang ke-9 Conference of the Parties (COP) diselenggarakan di Speke Resort Munyono, Kampala, Uganda pada tanggal 8 - 15 November 2005.

Pada kesempatan Sidang COP 9 ditetapkan berbagai program dan prioritas kerja serta kebijakan konvensi untuk tiga tahun kedepan. Disamping itu, COP menyepakati periode tiga tahun kedepan sebagai periode implementasi konvensi.

Konferensi dihadiri oIeh lebih kurang 1000 peserta dari negara pihak, negara observer, organisasi internasional, organisasi pemerintah dan non pemerintah. Delri dipimpin oIeh Djismun Kasri (Duta Besar RI/Wakil Tetap RI untuk UNEP di Nairobi), dengan anggota terdiri dari: Banjar Yulianto Laban, (Direktur Konservasi Kawasan), Bambang Sukmananto (Kasubdit Lahan Basah, Konservasi Laut dan Ekosistem Esensial Dit KK), Indra Exploitasia (Kasie Non CITES, Dit KKH), Catur Hadianto (Sekretaris Ketiga KBRI di Nairobi), Ardian Budi Nugroho (Sekretaris Kedua KBRI di Nairobi).

Indonesia sebagai anggota Standing Committee (SC) juga hadir pada pertemuan SC ke 32 pada tanggal 7 November 2005 sebelum sidang COP dimulai, untuk membahas persiapan sidang pertemuan yang akan membahas 24 agenda items dan 27 Rancangan Resolusi/Draft Resolutions (DR).

Provisional Agenda Sidang COP 9 terdiri dari: I. Opening of the Meeting

II. General Statements III. Adoption of the Agenda

IV. Adoption of the Rules of Procedure

V. Election of the Chairperson and Vice-Chairpersons and remarks by Chairperson VI. Appointment of the Credentials Committee and any other committees

VII. Admission of Observers

VIII. Report of the Chairperson of the Standing Committee

IX. Report of the Chairperson of the Scientific and Technical Review Panel (STRP)

X. Report of the Secretary-General and overview of the implementation of the Convention at global level

XI. Issues arising from Resolutions and Recommendations of previous meetings of the Conference of the Contracting Parties

XII. The Convention Strategic Plan 2003 - 2008: a review of progress XIII. The Convention's Work Plan 2006 - 2008

XIV. Financial report and proposed budget for triennium 2006 - 2008

XV. Consideration of the draft: Resolutions and Recommendations submitted by Contracting Parties and Standing Committee

XVI. Report of the Credential Committee

XVII. Report on discussion, conclusions and recommendations in the Administration/Implementation sessions

XVIII. Reports and recommendations of the Technical Sessions XIX. Adoption of Resolutions and Recommendations

XX. Election of the Contracting Parties that will serve on the Standing Committee

XXI. Date and Venue of the next Ordinary Meeting of the Conference of the Parties Any other business

(2)

XXIII. Close of the Meeting

II. Agenda dan Hasil pertemuan

A. Agenda Item : Opening of the Meeting

Pertemuan dibuka oIeh Minister of Lands, Water, and Environment Uganda , Mr Kahinda Otafiire pada hari Selasa, 8 November 2005. Pertemuan diawali dengan penyerahan bendera Ramsar dari Negara tuan rumah COP8, Spanyol kepada Negara tuan rumah C0P9, Uganda. Pemberian Ramsar Wetlands Conservation Awards dari Danone Groups kepada perorangan yang berasal Iran (Management Category), China (Science Category), Japan dan Australia (Education Category)

B. Agenda Item II: General Statements

Mata agenda ini berisi penyampaian pandangan umum oIeh Sekretaris Jenderal Ramsar, Peter Bridgewater yang menggarisbawahi tugas pokok COP: mengidentifikasi masalah terkait konvensi dan mempromosikan konvensi Ramsar dalam rangka implementasi konservasi lahan basah. Selain Sekjen Ramsar, yang memberikan sambutan adalah Director Divisions of Environmental

Conventions UNEP, Director General of The World Conservation Union (IUCN).

C. Agenda Item III: Adoption of the Agenda

Pada mata agenda ini diputuskan secara resmi mengenai agenda persidangan COP 9. D. Agenda Item IV: Adoption of the Rules of Procedure

Dalam mata agenda ini disahkan rules of procedures yang akan dipakai selama berlangsungnya persidangan.

Terdapat usulan amandemen yang disampaikan oleh Standing Committee pada Rule 5 mengenai perubahan batas waktu penyampaian proposal oIeh para pihak mengenai isu yang akan dibahas dalam COP dan pada rule 27.1 mengenai perubahan istilah the head of the bureau of the Convention menjadi Secretary-General of the Convention".

Delri dapat menyetujui perubahan termaksud dan pengesahan rules of procedures. Mengenai perubahan istilah the head of the bureau menjadi 5ecretary-General, hal ini sejalan dengan penegasan status Sekretariat Konvensi Ramsar.

E. Agenda Item V : Election of the Chairperson and Vice-Chairpersons and remarks by Chairperson Pada mata agenda ini melakukan pemilihan dan pengesahan Ketua dan para Wakil Ketua persidangan COP 9. COP menyepakati Mr Kahinda Otafiire sebagai President COP9 dengan Vice President dari Australia, Mr Tony Slatyer dan Mexico, Mr Flavio Chazaro.

F. Agenda Item VI : Appointment of the credentials Committee and any other committees Dalam mata acara ini dipilih ketua dan anggota Komite Kredensial dan Komite-komite lainnya. Untuk Komite Kredensial region: Afrika (Benin), Asia (Thailand), Eropa (Switzerland),

Neotropics (Peru), North America (Canada), Oceania (New Zealand). Serta pembentukan komite finance (Indonesia ikut sebagai anggota), dan kontak-kontak grup.

G. Agenda Item VII: Admission of Observers

Konperensi dihadiri pula oIeh beberapa negara bukan pihak dan organisasi-organisasi internasional baik yang bersifat antar pemerintah maupun NGOs. Dalam kesempatan persidangan terdapat dokumen yang memuat daftar peserta pengamat persidangan untuk mendapatkan persetujuan negara-negara pihak.

Dari Indonesia LSM yang tercantum dalam daftar observer adalah Yayasan Konservasi Borneo yang diwakili oleh Dr Gusti Anshari

H. Agenda Item VIII : Report of the Chairperson of the Standing Committee

Dalam mata agenda ini ketua Standing Committee memberikan ringkasan Iaporan mengenai isu-isu yang ditangani oIeh komite, rekomendasi komite,. serta tantangan-tantangan penting di masa datang.

Mengingat Indonesia merupakan anggota Standing Committee mewakili wilayah Asia, Indonesia menyetujui laporan Ketua Standing Committee termaksud.

(3)

Di mata agenda ini ketua STRP memberikan gambaran singkat mengenai kegiatan-kegiatan STRP dan juga memperkenalkan rancangan 'Resolusi Teknis' mengenai 'additional guidance for

wise use'(draft: resoIusi COP DR1), untuk segera disahkan oleh COP.

Pada pokoknya draft resoIusi berisi pengesahan kerangka kerja, guidelines dan advis lainnya sebagaimana termuat dalam annex resoIusi. Negara pihak diminta untuk mempergunakan sebaik-balknya kerangka kerja termaksud dan menyesuaikan dengan kondisi dan lingkungan nasional masing-masing.

Terdapat 5 Annex yang termuat dalam rancangan resoIusi ini dan diantaranya memerlukan pengesahan COP sedangkan selebihnya hanya melengkapi Framework yang telah ada.

Indonesia menyepakati laporan STRP dan rancangan resoIusi DR1, namun Indonesia mempunyai comment dan saran terhadap beberapa Annex.

J. Agenda Item X : Report of the secretary-General and overview of the implementation of the Convention at global level

Dalam mata agenda ini Sekjen menyampaikan laporan yang memberikan gambaran mengenai implementasi konvensi di tingkat global termasuk berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi.

Dalam laporannya, Sekjen mengemukakan kegembiraan atas banyaknya negara-negara yang menetapkan site Ramsar, namun demikian, pihaknya menaruh perhatian atas kurang layaknya pengelolaan yang dilakukan. Dalam kaitan ini, Sekjen menegaskan bahwa isu di masa

mendatang adalah bagaimana memaksimalkan nilai Ramsar site dalam konteks wise use of all wetlands. Sekjen melaporkan pula berbagai pertemuan persiapan COP yang diselenggarakan di seluruh wilayah yang ada.

Delri menerima laporan Sekjen Konvensi termaksud.

K. Agenda Item XI : Issues arising from Resolutions and Recommendations of previous meetings of the Conference of the Contracting Parties

Mata agenda ini akan mengidentifikasi isu-isu yang akan dibahas pada sesi administrative, sesi implementasi dan sesi teknis. Hal ini dimaksudkan guna memperjelas program kerja COP 9. L. Agenda Item XII : The Convention Strategic Plan 2003 - 2008: a review of progress

Di mata agenda ini dilakukan kajian atas kemajuan yang dicapai sehubungan dengan Rencana Strategis Konvensi untuk 2003-2008. Terdapat dokumen yang mengkaji kemajuan pelaksanaan rencana strategik di wilayah Asia . Kajian dilakukan dengan didasarkan pada laporan nasional masing-masing negara pihak. Dalam kaitan ini, Indonesia tercatat sebagai negara yang telah menyampaikan laporan secara lengkap mengenai perkembangan konvensi di tingkat nasional. Delri mengusulkan adanya pendekatan baru agar Renstra 2003-2008 lebih mudah

diimplementasikan di tingkat nasional. Walaupun Indonesia telah menyampaikan laporan nasionalnya secara lengkap namun pada tahap implementasi, Indonesia menemui kendala dalam hal monitoring dan penilaian keberhasilan pelaksanaan.

M. Agenda Item XIII : The Convention's Work Plan 2006-2008

Pihak Sekretariat telah menyusun rencana kerja Konvensi sebagaimana tertuang dalam a strategic framework for the implementation of the convention untuk tahun 2006 - 2008. Penyusunan rencana kerja ini didasarkan pada rencana strategik Konvensi 2003 - 2008. Pada pembahasan di tingkat Standing Committee, negara anggota pada umumnya

mempertanyakan kaitan antara strategic framework dengan strategic plan 2003 - 2008 yang telah disepakati sebelumnya mengingat terdapat beberapa isu baru yang sebelumnya tidak termuat dalam strategic plan.

Hal lain yang dipermasalahkan adalah mengenai budget input yang sesungguhnya sudah termasuk dalam rencana anggaran 2006 - 2008. Dalam tanggapannya, pihak Sekretariat mengemukakan bahwa strategic framework merupakan penyederhanaan dari strategic plan dengan ditambah berbagai kegiatan yang belum dapat direalisasikan sebelumnya.

Sidang Standing Committee telah memutuskan untuk meminta Sekretariat melakukan revisi atas dokumen yang disampaikan dan membuat catatan mengenai annex yang berisi strategic framework termaksud beserta pendanaannya.

Revisi telah dilakukan oIeh pihak Sekretariat dan telah sesuai dengan Strategic Plan 2003-2008 dan memuat aspek pendanaannya, maka Delri dapat menyepakati rencana kerja Konvensi untuk 2006 - 2008.

(4)

Mata agenda ini membahas laporan keuangan tahun 2004 yang telah diaudit dan usulan anggaran untuk tiga tahun kedepan (2006 - 2008). Standing Committee mengusulkan secara umum dapat menyepakati adanya kenaikan masing-masing sebesar 4% setiap tahunnya dengan alokasi yang lebih besar bagi inisiatif regional dan bagi kegiatan Communication, Education and Public Awa-(CEPA).

Standing Committee telah pula mengidentifikasi berbagai kegiatan yang harus dibiayai dari core resources (kontribusi wajib) dan non core resources. Telah pula disepakati alokasi

anggaran yang akan diberikan kepada regional initiatives yang mengajukan bantuan pendanaan kepada Sekretariat.

O. Agenda Item XV : Consideration of the draft Resolutions and Recommendations submitted by Contracting Parties and Standing Committee

Mata agenda ini membahas dan mengesahkan rancangan resolusi baik yang telah dibahas pada Standing Committee maupun yang diusulkan oleh individu negara pihak.

Terdapat 27 (awalnya terdapat 24 rancangan resolusi ditambah 2 rancangan resoIusi yang disampaikan Negara pihak dan 1 rancangan resolusi yang disampaikan SC mengenai Avian Flu) dan keputusan yang disampaikan untuk dibahas pada COP 9. Terdapat beberapa rancangan resolusi yang mendapat perhatian dan komentar dari Delri antara lain:

1. Rancangan resoIusi 1 mengenai Additional scientific and technical guidance for

implementing the Ramsar wise use concept - with new guidelines annexed; Terdapat 5

annex yang 2 diantaranya (annex A dan D) dibahas di kontak grup. Untuk annex A dan D, Delri meminta klarifikasi terhadap definisi baru dari "wise use" serta indicator yang dipakai untuk mengkaji efektifitas implementasi konvensi ramsar.

2. Rancangan resolusi 2 mengenai Future implementation of scientific and technical

aspects of the Convention, Indonesia merekomendasikan untuk tidak menambah

keanggotaan STRP serta mengoptimalkan pertemuan STRP dengan komunikasi elektronik.

3. Rancangan resoIusi 6 mengenai Designation and management of [transnational]

[transboundary] ramsar sites; DR ini akhimya akan dibahas di COP10 karena tidak ada

kesepakatan diantara Negara pihak untuk menetapkan terminology yang akan dipakai. 4. Rancangan resoIusi 9 mengenai Streamlining the implementation of the Strategic Plan

of the Convention 2003-2008; Indonesia menyarankan agar penyederhanaan

implementasi renstra konvensi 2003-2008 disertai dengan pendekatan terkait dengan kemajuan, evaluasi dan monitoring dan pengukuran keberhasilan pelaksanaan konvensi. Usulan Indonesia diterima oIeh Sekretariat dan SC.

5. Rancangan resolusi 10 mengenai The role of the Ramsar Convention in natural disaster

prevention, mitigation and adaptation, Usulan Indonesia disetujui untuk dimasukkan

paragraph baru "mendorong para pihak untuk memberikan bantuan terhadap monitoring dampak jangka panjang bencana atam yang terjadi di ramsar sites dan lahan basah lainnya (daerah pantai dan mangrove).

6. Rancangan resoIusi 12 mengenai Revised modus operandi STRP; Indonesia mengusulkan agar STRP membuat daftar kepakaran yang diperlukan sehingga setiap Negara pihak dapat menunjuk STRP nasional sesuai dengan kebutuhan STRP.

7. Rancangan resoIusi 13 mengenai Financial and budgetary matters, Hasil kontak grup yang diketuai Kanada merevisi proposal anggaran untuk triennium 2006-2009 menjadi 0% nominal growth atau sama dengan triennium 2003-2005 (annex I). COP menyepakati untuk mengkaji anggaran bagi IUCN service yang mencapai 13% dart keseluruhan anggaran, mengkaji peningkatan gaji dan perjalanan secretariat serta mendorong Parties untuk melunasi kontribusinya sesuai skala yang ditentukan (lihat annex II). 8. Rancangan resoIusi 25 mengenai Managing wetlands and waterbirds in response to

highly pathogenic avian influenza; Usulan Indonesia bersama-sama dengan beberapa

Negara dimasukkan dalam 1 paragraf yaitu membangun mekanisme pertukaran data informasi observasi, survelaince, dan monitoring migrasi dan populasi burung

migran/liar (termasuk pemantauan penyakit) di ramsar sites dan kawasan lahan basah lainnya.

9. Rancangan resolusi 15 mengenai wetlands and poverty reduction, Indonesia mengusulkan agar terminology reduction diganti dengan eradication sesuai dengan terminology PBB. Atas usulan tersebut kata reduksi dan eradikasi di'bracket' dan dibahas dalam kontak grup. Awalnya banyak Negara mendukung penggunaan kata eradikasi namun pada akhimya Negara Eropa dan Afrika menyepakati reduksi dengan pengertian kemiskinan akan dikurangi sedangkan eradikasi mengandung arti kemiskinan

(5)

akan dibasmi habis. Banyak Negara mendukung reduksi karena lebih aplikatif dilapangan. Indonesia akhimya menyepakati kata reduksi.

10. Rancangan resoIusi 17 The Convention's International Organizations Partners (lOPs), Dalam DR Indonesia bersama Argentina pada sidang SC-31 melakukan reservasi untuk 'bracket' seluruh DR. Alasannya adalah belum jelas mekanisme dan prosedur suatu organisasi masuk dalam lOP. Namun Indonesia tidak berkeberatan terhadap masuknya International Water Management Institute (IWMI) masuk dalam lOP. Pada akhimya COP menyepakati DR tersebut diadopsi.

11. Untuk DR yang lainnya (DR3, 4, 5, 7, 8, 11, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 26,27) Indonesia mendukung dan menyepakatinya. Sedangkan DR23 extending the effects and benefits of the ramsar convention to the wetlands of the Antartics ditarik kembali oleh Negara pengusulnya (Switzerland)

P. Agenda Item XVI : Report of the Credential Committee

Pada mata acara ini disampaikan laporan komite kredensial mengenai negara-negara pihak yang telah atau belum menyampaikan kredensial guna menghadiri persidangan COP 9. Q. Agenda Item XVII : Report on discussion, conclusions and recommendations in the

Administration/Implementation sessions

Datam mata agenda ini disampaikan laporan diskusi, kesimpulan dan rekomendasi dari sesi administrasi/pelaksanaan. Delri menyepakati laporan termaksud.

R. Agenda Item XVIII: Reports and recommendations of the Technical Sessions

Pada mata agenda ini disampaikan laporan dan rekomendasi dari sesi teknis. Delri dapat menyepakati laporan termaksud.

S. Agenda Item XIX : Adoption of Resolutions and Recommendations

Pada mata agenda ini dilakukan pengesahan seluruh resolusi dan rekomendasi yang tetah selesai dibahas COP. Delri menyetujui pengesahan termaksud.

T. Agenda Item XX : Election of the Contracting Parties that will serve on the Standing Committee Dalam mata acara ini akan dipilih negara-negara yang akan duduk di standing committee selanjutnya. Masa tugasnya sendiri dimulai sejak penutupan sidang ke 9 hingga penutupan sidang ke 10. Untuk region Asia, hasil voting disepakati yang duduk di SC adalah Iran, China dan Thailand. Afrika : Benin, Gabon, Kenya, Malawi; Eropa: Austria, Chezch Republic, Georgia, Slovenia; Ocenia : Samoa; Neotropics: Bahamas, El Savador, Ecuador; North America: USA U. Agenda Item XXI : Date and Venue of the next Ordinary Meeting of the Conference of the

Parties

Korea Selatan terpilih secara aklamasi untuk menjadi tuan rumah COP10. V. Agenda Item XXII: Any other business

Mata agenda ini membahas isu-isu lain yang muncul, yang terkait dengan COP9. W. Agenda Item XXIII: Adoption of the Report of the 9th Meeting of the Conference of the

Contracting Parties

Rancangan laporan dari Sidang C0P9 disahkan. Delri menerima laporan sidang COP 9 termaksud. X. Agenda Item XXIV: Close of the Meeting

Ketua sidang menutup secara resmi sidang COP9.

III. Side Events

A. Asia Regional Meeting

Pertemuan Regional Asia diadakan 3 kali, yang pertama pada tanggal 8 November 2005 yang membahas laporan analisa implementasi konvensi sejak COP8 oleh koordinator Asia Region, serta presentasi dari BirdLife International, Japan, Myanmar & Wildbird Society Japan, serta Ramsar Center for Central and West Asia. pertemuan kedua pada tanggal 10 November 2005 membahas DR 7,.22,23, 1,3,4, 10, 15,2,12,9, 13, 14 (hasil pembahasan Asia region disampaikan pada sidang COP), dimana ketua Delri memimpin sidang pertemuan regional tersebut. Pada pertemuan ketiga, tanggal 12 November pemilihan anggota SC 2006-2008. Indonesia tidak mencalonkan kembali sebagai anggota SC untuk memberi kesempatan kepada Negara ASEAN lainnya untuk duduk di SC. Pemilihan melalui voting menyepakati China, Thailand dan Iran untuk duduk sebagai wakil Asia di SC.

(6)

B. Technical Session Terdapat 2 technical session yang dilaksanakan secara parallel yaitu Applying the wise use prindple in integrated water management dan Culture and knowledge in wetland management serta Ministerial Dialogue yang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2005 dan menghasilkan Kampala Declaration.

IV. Saran Tindak Lanjut

Resolusi-resolusi tersebut merupakan kesepakatan dalam konvensi yang bersifat mengikat semua negara pihak untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, Indonesia (dengan dikoordinasikan aleh Departemen Kehutanan) perlu menindaklanjuti Resolusi tersebut dengan cara sebagai berikut:

a. Mengingat sifat pelaksanaan konvensi ditingkat nasional yang sangat lintas sektoral maka peningkatan koordinasi dalam implementasi resoIusi sesegera mungkin perlu dilakukan dengan mereview atau mengaktifkan kembali Komite Nasional Lahan Basah yang dibentuk berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 226/Kpts-VI/94 tanggal 9 Mei 1994 dimana sejak tahun 1997 tidak berfungsi sehubungan dengan adanya berbagai reorganisasi pada instansi masing-masing

anggota. Selain itu pembentukan Komite Nasional perlu dilakukan dengan suatu Keputusan yang lebih tinggi (Keppres) agar efektif.

b. Resolusi dan rekomendasi Ramsar COP9 perlu dijabarkan ke dalam kebijakan nasional dan butir-butir rencana aksi yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia agar dapat diterapkan dan dilaksanakan dilapangan. Rencana aksi dapat disusun melalui rapat-rapat kerja atau workshop. c. Mengharmonisasikan Resolusi yang disarikan ke dalam Rencana strategis PHKA sebagai

Administrative Authority Ramsar dengan menetapkan skala prioritas resolusi-resolusi yang dapat diimplementasikan di tingkat nasional dan daerah.

d. Indonesia perlu lebih serius mengelola lahan basah dengan mengadopsi dan menerapkan tambahan petunjuk pemanfaatan lahan basah secara bijaksana (Additional Scientific and Guidance for the implementing Ramsar Wise Use Concepts.) Upaya ini dapat dimulai dari kegiatan: inventarisasi, pendataan, pendekatan partisipatory management, upaya-upaya alternatif untuk menyelamatkan lahan basah, alokasi dam pengelolaan air untuk memelihara ekologis lahan basah, serta pengelolaan dam yang dapat memberikan dampak positif bagi ekosistem lahan basah dan species perairan. Serta diperlukan upaya peningkatan dukungan swasta terkait penggalangan dana dalam pelaksanaan wise use concept.

e. Sejauh ini Indonesia baru memiliki 2 unit Ramsar Sites: Taman Nasional Berbak (1992), Taman Nasional Danau Sentarum (1994), sedangkan 1 unit Ramsar sites yang diusulkan diharapkan masuk sebelum COP9 yaitu Taman Nasional Wasur belum bisa untuk masuk list karena masih ada data yang harus diperbaiki dalam Ramsar Information Sheet.

f. Pengelolaan Ramsar Sites belum efektif mengingat Management Plan yang telah tersusun belum mengikuti Ramsar Guidelines. Oleh karena itu perlu mereview Management Plan untuk TN. Berbak dan TN. Danau Sentarum dengan memperhatikan Ramsar Guidelines. Sedangkan untuk TN. Danau Sentarum yang saat ini belum berbentuk UPT perlu segera dikelola oleh unit

management tersendiri, lepas dari Balai KSDA Kalbar. Untuk itu perlu dikaji agar kiranya dapat dialokasikan dana untuk meningkatkan upaya implementasi konvensi Ramsar di Ramsar Sites dan lahan basah diluar kawasan konservasi mengingat selama ini alokasi dana untuk kegiatan ini belum memadai.

g. Mengingat Indonesia merupakan kawasan yang memiliki wetlands terluas di Asia-Pasifik, perlu mengusulkan Ramar Sites baru ke Biro Ramsar. Namun melihat kondisi pengelolaan Ramsar Sites yang masih belum berjalan dengan baik, maka perlu ada monitoring dan evaluasi dari pengelolaan ramsar sites yang sudah ada sehingga hasil monev dapat dijadikan acuan dalam menentukan kawasan konservasi yang layak diusulkan menjadi ramsar sites.

h. Perlu peningkatan peran aktif national focal point agar Indonesia dapat terpilih kembali sebagai Standing Committee, mengingat banyak Negara-negara di region Asia yang masih menginginkan Indonesia tetap duduk di SC karena masukan-masukan Indonesia dinilai menguntungkan posisi Asia (Contoh: Indonesia mengusulkan DR tentang natural disaster). i. Menyarankan kepada LIPI sebagai national focal point STRP agar dapat lebih berperan aktif

dalam memberi kajian-kajian terhadap pedoman-pedoman yang dihasilkan STRP serta

memberikan informasi daftar kepakaran yang dimiliki nasional untuk disampaikan kepada STRP terkait dengan DR12 Revised modus operandi of STRP.

j. Untuk jangka panjang, Indonesia perlu mengusulkan Draft Resolusi mengenai Pendirian Asian atau Indonesian Wetland Centre yang berfungsi sebagai pusat informasi, pendidikan,

laboratorium. Usulan dana dapat disampaikan kepada Biro Ramsar dan Badan Donor lainnya seperti Global Environment Fund (GEF).

k. Juga perlu mengintegrasikan ketentuan-ketentuan konvensi Ramsar dan perjanjian multilateral lainnya seperti Convention on Biological Diversity (CBD), World Heritage Convention (WHC),

(7)

dan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) kedalam kebijakan-kebijakan nasional melalui review terhadap UU, PP, Keppres, Kepmen, dll bergantung kepada level kebijakannya. Serta koordinasi dengan focal point konvensi lain seperti CBD dalam mengharmonisasikan laporan nasional sesuai mandat dalam DR5 Synergies

with other international organizations dealing with biological diversity; harmonization of national reporting among biodiversity related convention and agreement.

Jakarta, 24 November 2005 Tim Departemen Kehutanan Note:

Hasil selengkapnya dapat dilihat di Ramsar website: www. ramsar.org Dan Earth Negotiations Bulletin di www.iisd.ca/ramsar/cop9/

Referensi

Dokumen terkait

Yamin, kami Pokja ULP kegiatan dilingkungan Pemerintah Kota Samarinda, mengundang Perusahaan Saudara untuk menghadiri acara PEMBUKTIAN KUALIFIKASI/KLARIFIKASI pada :.. Hari

Diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku, Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa dilingkungan Sekretariat Daerah Kota

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Pokja 67 yang dapat dilihat pada website lpse.kalbarprov.go.id, dengan ini kami mengundang Saudara untuk mengikuti

[r]

Ini foto yang saya ambil di..

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

Unduh audio pelajaran gratis di NHK

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain