• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN BIMBINGAN TINGKAT KESULITAN BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 UDANAWU KABUPATEN BLITAR MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAYANAN BIMBINGAN TINGKAT KESULITAN BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 UDANAWU KABUPATEN BLITAR MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR SISWA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAYANAN BIMBINGAN TINGKAT KESULITAN BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 UDANAWU KABUPATEN BLITAR

MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Oleh:

Mochammad Talkah SMK Negeri 1 Udanawu, Blitar

Abstrak. Bimbingan dan Konseling ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai pelayanan kepada peserta didik bagi pengembangan pribadi dan potensi mereka seoptimal mungkin. Layanan Studi Kasus kesulitan belajar bidang studi, adalah upaya mengenal, memahami, dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar bidang studi, dengan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah. Ada dua fungsi utama dari Studi Kasus Layanan Bimbingan Siswa yaitu, (1) Fungsi penyaluran, yaitu bimbingan untuk memberi bantuan kepada siswa dalam memilih kemungkinan-kemungkinan kesempatan yang terdapat dalam lingkup sekolah, (2) Fungsi pengadaptasian perilaku siswa dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan pemberian Layanan Bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kata Kunci: layanan bimbingan, kesulitan belajar, SMK, motivasi belajar

Pengertian Studi Kasus secara luas adalah upaya mengenal, memahami, dan meman-tapkan siswa klien dengan cara meng-identifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pemecahan yang dihadapi. Sedangkan pengertian Studi Kasus Layanan Bimbingan Siswa secara sempit dikemu-kakan oleh beberapa ahli sebagai berikut: (1) Merupakan sebuah proses bantuan yang diberikan kepada anak didik yang dilakukan secara terus menerus supaya anak didik dapat memahami dirinya, sehingga dapat mengarahkan dirinya dan bertingkah laku wajar sesuai dengan keadaan lingkungan di sekolah sendiri, keluarga serta masyarakat (Sukardi, 1993). (2) Merupakan proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencari pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penye-suaian diri secara maksimum kepada seko-lah, keluarga, serta masyarakat (Miller, 1975:25). (3) Merupakan suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkem-bangan individu untuk mencapai kemam-puannya secara maksimal dalam

menga-rahkan sehingga memberikan manfaat bagi dirinya dan masyarakat (Stoops, 1975).

Berdasar uraian di atas dapat di-simpulkan bahwa Studi Kasus adalah usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan siswa yang mempunyai ma-salah. Studi Kasus merupakan bentuk la-yanan yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki keadaan pribadi dan ting-kah lakunya serta perkembangan seorang siswa dengan menggunakan teknik pe-ngumpulan data yang bersifat integrasi, yaitu menggunakan metode dan teknik pe-ngumpulan data, dan komprehensif, yaitu data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek individu secara lengkap.

Layanan Studi Kasus kesulitan belajar bidang studi adalah upaya mengenal, mema-hami, dan menetapkan siswa yang meng-alami kesulitan belajar bidang studi, dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pertimba-ngan pemecahan masalah. Ada dua fungsi utama dari Studi Kasus Layanan Bimbingan Siswa yaitu, (1) Fungsi penyaluran, yaitu, bimbingan untuk memberi bantuan kepada

(2)

siswa dalam memilih kemungkinan-ke-mungkinan kesempatan yang terdapat dalam lingkup sekolah, (2) Fungsi pengadaptasian perilaku siswa dalam menunjang keber-hasilan proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengamatan, serta bebe-rapa informasi dan pertimbangan berbagai pihak yang mendukung, maka ditetapkan Adit, kelas XI TKR 5 sebagai konseli. Adapun dasar pemilihan konseli adalah sebagai berikut; (1) Konseli kurang mem-perhatikan pada saat penyampaian materi, sering bercanda dengan temannya waktu kegiatan belajar mengajar, dan jarang me-ngerjakan tugas, (2) Berdasarkan informasi dari berbagai pihak, prestasi belajarnya juga kurang memuaskan karena selalu berada di bawah rata-rata, (3) Konseli mengakui ketika mengerjakan soal ulangan dan tugas sering menyontek temannya.

Dari beberapa alasan tersebut di atas penulis merasa perlu untuk memberikan bantuan melalui pemberian layanan bimbi-ngan kesulitan belajar dan masalah yang sering dihadapi, sehingga konseli dapat berkonsentrasi belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam Pe-nelitian Studi Kasus ini adalah : (1) Me-ngetahui kepribadian siswa yang dianggap bermasalah. (2) Mengenal latar belakang pribadi siswa yang dianggap bermasalah. (3) Mengidentifikasi jenis, sifat, serta penyebab kesulitan belajar yang dihadapi. (4) Memahami dan menetapkan faktor-faktor penyebab permasalahan yang dihadapi siswa. (5) Mencari dan menetapkan berbagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan data dan informasi yang obyektif dan lengkap, baik melalui cara preventif maupun kuratif.

METODE PENELITIAN

Proses Penelitian Studi Kasus layanan bimbingan tingkat kesulitan belajar siswa ada enam tahap, yaitu: Identifikasi, Sintesis, Diagnosis, Prognosis, Pemberian Bantuan,

Pemecahan (Treatment), DAN Tindak Lanjut (Follow up)

Tujuan dari identifikasi kasus adalah untuk menentukan siswa yang mendapat masalah belajar bidang studi matematika, yang memerlukan bantuan atau penanganan untuk meningkatkan motivasi dalam belajarnya. Dalam analisa ini penulis mem-perhatikan siswa di dalam kelas saat ber-langsung kegiatan belajar mengajar, perhatikan siswa yang kurang serius mem-perhatikan pelajaran, dan menentukan siswa yang dianggap bermasalah.

Dari hasil observasi di dalam kelas, penulis menemukan siswa yang sering ber-canda, mengobrol dengan temannya pada waktu pelajaran matematika. Hal tersebut sangat mengganggu bagi seorang guru dan teman-temannya. Oleh karena itu penulis menjadikan siswa tersebut sebagai siswa kasus. Berdasar data yang dijaring dengan teknik angket, dapat diperoleh data sebagai berikut :

1. Data berdasarkan Angket

a. Identitas Siswa

1) Nama Lengkap : Aditya 2) Kelas, Jurusan : XI TKR 5

3) Tempat, Tgl. Lahir : Blitar, 14 Mei 1995 4) Jenis Kelamin : Laki-laki

5) Agama : Islam 6) Bahasa sehari-hari : Jawa

7) Alamat : Kendalrejo Srengat Blitar 8) Hoby : Sepak Bola

9) Cita-cita : Polisi 10) Kegiatan di luar

sekolah : Membantu di peternakan ayam b. Identitas keluarga

1) Nama Ayah : Alm. Sumari 2) Alamat : Slorok Garum 3) Agama : Islam 4) Pendidikan terakhir : SLTP 5) Pekerjaan : - 6) Nama Ibu : Sumistri 7) Alamat : Slorok Garum 8) Agama : Islam 9) Pendidikan terakhir : SD

(3)

c. Data tentang jumlah anggota keluarga 1) Saudara kandung : 3 orang 2) Jumlah saudara laki-laki : 2 orang 3) Jumlah saudara perempuan : 0 orang 4) Anak ke : 1 5) Status dalam keluarga : anak kandung

d. Riwayat pendidikan siswa Jenjang

pendidikan Tempat masuk Tahun Tahun keluar TK Darma Wanita Garum 2000 2001 SD SDN Slorok 2 Garum 2001 2009 SLTP SMP N 2 Garum 2009 2012 SLTA SMK N 1 Udanawu 2012 - e. Keadaan tempat tinggal siswa

1) Tggal bersama : Bibi (saudara Ibu) 2) Jarak ke sekolah : 14 km

f. Sarana dan prasarana belajar siswa 1) Ke sekolah naik : Alm. Sumari 2) Biaya ditanggung

oleh : Slorok Garum 3) Punya/tidak tempat

belajar khusus : Islam g. Kegiatan belajar siswa

1) Waktu : Jam 20.30 s/d 21.00 2) Pelajaran yang

disukai : Bahasa Indonesia 3) Pelajaran yang

tidak disukai : Matematika 4) Orang tua

membantu belajar

: Tidak

2. Data berdasarkan hasil problem

Dari data checklist, didapatkan data sebagai berikut.

a. Kesehatan: (1) Jantung sering berdebar-debar, (2) Sering keluar keringat dingin, (3) Merasa terlalu kurus, (4) Selalu ku-rang nafsu makan, (5) Sering/kuku-rang da-pat tidur, (6) Merasa lelah dan tidak ber-semangat, (7) Sering merasa mengantuk, (8) Sering pusing-pusing, (9) Sering ge-metar dan berkeringat

b. Kehidupan ekonomi: (1) Uang saku tidak mencukupi, (2) Sambil bekerja karena

ekonomi tidak cukup, (3) Terlalu banyak saudara yang harus dibiayai, (4) Ibu/saudara ikut membantu mencari penghasilan, (5) Sering menunggak uang sekolah, (6) Orang tua tidak hidup bersama, (7) Tidak puas dengan keadaan, (8) Ikut orang lain, karena orang tua tidak mampu

c. Keluarga: (1) Merupakan anak sulung, (2) Ayah meninggal, (3) Tidak hidup bersama orang tua, (4) Di rumah terlalu sibuk bekerja, (5) Kurang perhatian orang tua

d. Agama dan Moral: (1) Malas sembah-yang, (2) Sering berdusta, (3) Sering tidak mengakui kesalahan, (4) Sering iri hati, (5) Ucapan dan perbuatan sering tidak sesuai, (6) Sering mempermainkan orang lain, (7) Kurang toleransi dengan pemeluk agama lain, (8) Kurang teng-gang rasa dengan orang lain, (9) Sering melupakan barang yang dipinjam.

e. Masalah Pribadi: (1) Sering merasa iri hati, (2) Sukar mendapat kawan, (3) Merasa rendah diri, (4) Sering menyesali diri sendiri, (5) Merasa pesimistis dan tidak mempunyai harapan, (6) Ingin berpenampilan lebih menarik.

f. Hubungan Sosial: (1) Sering gagal dalam mencari kawan, (2) Sukar bergaul, (3) Sukar menyesuaikan diri, (4) Mudah ter-singgung, (5) Takut bergaul, (6)Tidak menjadi pemimpin, (7) Sering bertenta-ngan pendapat debertenta-ngan orang lain, (8) Su-kar menerima kekalahan, (9) Bingung berhadapan dengan orang banyak, (10) Mudah merasa malu, (11) Mudah marah, (12) Tidak sabaran, (13) Suka ingkar janji

g. Hobi dan penggunaan waktu: (1) Ke-inginan untuk rekreasi selalu terhalang, (2) Gemar melukis tapi tidak punya alat, (3) Suka olah raga tapi tidak punya ke-sempatan, (4) Lebih suka hiburan daripa-da buku pelajaran, (5) Anggota keluarga sering menghalangi hobi, (6) Orang tua tidak pernah mengajak rekreasi, (7) Wak-tu banyak terpakai membanWak-tu orang Wak-tua.

(4)

h. Sekolah dan Pengajaran: (1) Sering malas masuk sekolah, (2) Merasa cemas bila ada ulangan, (3) Ada pelajaran yang tidak disenangi, (4) Merasa kurang dimengerti oleh guru, (5) Peraturan sekolah terlalu menekan, (6) Beberapa pelajaran diang-gap tidak perlu, (7) Tidak dapat memu-satkan pikiran di sekolah, (8) Sering me-lamun di dalam kelas, (9) Tidak ada te-man untuk diajak belajar bersama, (10) Tidak berminat terhadap buku, (11) Se-ring mendapat nilai rendah, (12) Kha-watir mendapat giliran maju ke depan, (13) Pelajaran yang bersifat hitungan terasa sangat sulit

i. Cita-cita dan masa depan: (1) Ingin melanjutkan sekolah yang lebih tinggi, tapi tak ada biaya, (2) Merasa pesimis dengan hari depan dan pekerjaan, (3) Khawatir nantinya tidak dapat berdiri sendiri, (4) Ingin mengetahui bakat dan kemampuan diri, (5) Sering berdebar jika mengingat masa depan.

j. Asmara: (1) Bercinta adalah bagian dari hidup, (2) Bercinta dalam masa sekolah bisa menjadi dorongan, (3) Pernah patah hati ditinggal pacar, (4) Sering mem-bayangkan adegan cinta, (5) Iri melihat kawan berpacaran, (6) Sukar memilih calon pacar.

3. Data Berdasarkan Wawancara

Setelah pengisian angket maka diada-kan wawancara kepada klien yang merupa-kan salah satu cara untuk mendapatmerupa-kan data dari siswa. Dari wawancara diperoleh hasil sebagai berikut. (a) Orang tua/wali murid kurang peduli, (b) Jarang berkomunikasi dengan orang tua, (c) Ada teman sekelas yang kurang disukai, (d) Tidak cukup uang saku, (e) Ingin melanjutkan kuliah, tapi tak ada biaya, (f) Kurang suka terhadap salah satu guru, karena dianggap tidak pernah memperhatikan siswa. (g) Lebih suka praktek langsung daripada belajar teori, (h) Tidak suka pelajaran yang berhubungan

dengan menghitung angka, (i) Kesulitan menemukan metode belajar yang tepat.

4. Hasil Observasi

Instrumen yang digunakan selain wawancara juga melakukan pengamatan/ observasi, yang diperoleh data sebagai beri-kut. (a) Siswa kasus sering bingung ketika pelajaran sedang berlangsung, (b) Siswa kasus kurang bersemangat, sering merasa bosan pada waktu pelajaran di kelas. (c) Klien lebih senang berbicara dengan temannya di sekitar tempat duduknya di kelas. (d) Klien sering melamun di dalam kelas saat pelajaran berlangsung, (e) Teman bergaul klien adalah anak yang malas dan sering ramai di kelas.

Dalam tahap ini dilakukan perang-kuman dan menyimpulkan data yang telah diperoleh, diidentifikasi dan dianalisis. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang siswa kasus yang meliputi kelemahan dan juga kelebihan yang dimiliki siswa kasus. Dari data yang dikumpulkan dengan mengaitkan seluruh data yang relevan dengan masalah siswa kasus dapat disimpulkan beberapa hal.

1. Kelebihan: (a) Memiliki sarana belajar

yang memadai (mempunyai meja belajar, ruang belajar dan buku pelajaran sendiri), (b) Mempunyai kebiasaan hidup mandiri, (c) Memiliki motivasi tersendiri, apabila menyangkut masa depan.

2. Kekurangan: (a) Di kelas siswa kasus

sering merasa kurang bersemangat ketika mengikuti pelajaran. (b) Sering bingung, (c) Sering merasa lelah, (d) Merasa mudah tersinggung, (e) Cepat merasa bosan dalam belajar, (f) Sulit untuk belajar bersama teman-teman, (g) Tidak mempunyai waktu cukup untuk hobi dan istirahat, (h) Sering tertekan dengan keadaan

Diagnosa merupakan kegiatan yang diambil untuk menentukan letak masalah, jenis masalah serta latar belakang masalah

(5)

yang sedang dihadapi siswa. Oleh karena itu, di bawah ini akan dijabarkan secara rinci mengenai hasil dari diagnosa yang dilaku-kan penulis.

1. Letak Kesulitan: (a) Sifat kebiasaan, (b)

Cita-cita siswa kasus, (c) Hubungan sosial, (d) Dalam hal pelajaran dan ulangan, (e) Kebiasaan belajar

2. Jenis Kesulitan: (a) Sifat kebiasaan: (1)

Sering kehilangan kesabaran, (2) Sering melamun, (3) Kurang percaya diri, (4) Takut bicara dalam diskusi, (5) Hanya mau berdiskusi dengan teman yang suka diribut. (b) Cita-cita: (1) Sulit untuk memilih tujuan hidup yang tepat, (2) Ingin mengetahui bakat dan kemampuan yang sebenarnya. (c) Hubungan sosial: (1) Sulit menyesuaikan diri, (2) Merasa mudah tersinggung. (d) Pelajaran dan ulangan, (1) Sering merasa kurang percaya diri, (2) Kurang teliti dalam mengerjakan ulangan. (e) Kebiasaan belajar: (1) Cepat merasa bosan dalam belajar, (2) Tidak punya cukup waktu untuk belajar, (3) Tidak tahu cara belajar yang benar.

Siswa kasus tidak bisa membedakan mana yang seharusnya berpikir secara serius dan mana yang tidak. Selain itu siswa kasus juga sering melamun terutama pada saat berlangsungnya pelajaran.. Siswa kasus mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang polisi, menjadi pengusaha & orang yang sukses di kota.

Dalam menghadapi ulangan, siswa kasus sering merasa kurang percaya diri atas jawaban pada ulangan yang sedang ia hadapi sehingga pada saat ulangan sering mencontoh temannya serta ia juga kurang teliti dalam mengerjakan soal-soal ulangan tersebut. Hal ini dikarenakan siswa kasus kurang percaya diri, sehingga waktunya terbuang untuk memikirkan apakah hasil jawaban ulangannya tersebut sudah benar atau belum habis untuk mencontek pekerjaan temannya.

Dalam kebiasaan, siswa kasus sering kehilangan kesabaran. Sangat sulit bagi

siswa untuk belajar bersama teman-temannya. Karena menurut siswa kasus, ia lebih mudah berkonsentrasi dengan belajar sendiri dari pada harus belajar bersama teman-temannya. Dalam belajar bersama teman-temannya, ia merasa kurang nyaman karena merasa tersaingi oleh teman yang lain, dan ia merasa pendapatnya kurang begitu dianggap oleh temannya dalam belajar kelompok. Selain itu juga siswa kasus takut membuat kesalahan, kurang percaya diri, sulit mengambil keputusan, kurang lancar dalam berbicara saat diskusi.

Prognosa adalah suatu langkah untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan akibat siswa kasus tidak segera men-dapatkan bantuan. Kalau penulis perhatikan, bantuan harus seksama berdasarkan hasil identifikasi kasus dan diagnosa, yaitu menjadi penyebab permasalahan yang di-alami oleh siswa kasus, sehingga kalau masalah tidak segera diatasi, maka ke-mungkinan yang akan terjadi pada diri siswa kasus adalah sebagai berikut. (1) Konsentrasi belajarnya tidak optimal. (2) Prestasi belajarnya akan menurun. (3) Dapat menyebabkan siswa kasus tidak naik kelas. (4) Siswa kasus akan dijauhi oleh teman-temannya. (5) Tidak dapat mencapai cita-citanya

Akan tetapi, jika hal-hal tersebut di atas dapat segera diatasi, maka yang akan terjadi adalah sebagai berikut. (1) Konsentrasi belajar siswa kasus akan optimal, (2) Prestasi belajar siswa kasus akan meningkat, (3) Siswa kasus akan naik kelas, (4) Siswa kasus tidak akan dijauhi teman-temannya, (5) Cita-cita siswa kasus akan tercapai.

Tujuan dari tahap pemberian bantuan ini adalah untuk memberikan bantuan ke-pada siswa agar dapat menyelesaikan ma-salah kesulitan belajarnya, sehingga dapat mencapai hasil yang optimal dan pe-nyesuaian yang sehat.

Setelah diketahui masalah siswa, fak-tor-faktor timbulnya masalah serta kemung-kinan jika masalah siswa diatasi dan tidak

(6)

diatasi maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan langkah inti yaitu pemberian bantuan (Treatment).

Langkah-langkah untuk membantu siswa kasus dalam memecahkan masalah:

1. Masalah yang dihadapi oleh siswa kasus.

Sifat kebiasaan: (a) Sering kehilangan kesabaran, (b) Sering melamun, (c) Kurang percaya diri, (d) Takut bicara dalam diskusi, (e) Hanya mau diskusi dengan teman yang suka ribut. Cita-cita: (1) Sulit untuk memilih tujuan hidup yang tepat, (2) Ingin mengetahui bakat dan kemampuan yang sebenarnya. Hubungan sosial: (1) Sulit menyesuaikan diri, (2) Merasa mudah tersinggung. Ulangan: (1) Sering merasa kurang percaya diri, (2) Kurang teliti dalam mengerjakan ulangan. Kebiasaan belajar: (1) Cepat merasa bosan dalam belajar, (2) Tidak punya cukup waktu untuk belajar, (3) Tidak tahu cara belajar yang benar.

2. Rencana Bantuan

Rencana bantuan yang akan diberikan berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh siswa: (a) Masalah sifat kebiasaan, ban-tuan yang akan diberikan; (1) Menganjurkan pada siswa kasus untuk dapat memilah-mi-lah mana yang seharusnya dianggap serius dan mana yang tidak serius; (2) Mengan-jurkan pada siswa kasus agar jangan terlalu sering diam, daripada diam lebih baik me-lakukan sesuatu yang bermanfaat; (3) Meng-anjurkan pada siswa kasus agar pada saat berdiskusi dapat mengutarakan pendapat-nya, (4) Memotivasi siswa kasus agar berani mengemukakan pendapat apabila penjelasan guru kurang jelas. (b) Masalah cita-cita sis-wa kasus, bantuan yang akan diberikan: (1) Menganjurkan pada siswa kasus untuk memilih jurusan yang sesuai dengan minat siswa kasus agar cita-citanya dapat tercapai. (2) Memotivasi siswa kasus untuk dapat mengutarakan kepada orang tuanya apa yang menjadi cita-cita siswa kasus. (3) Menganjurkan orang tua siswa kasus untuk memberikan dukungan dan motivasi se-hingga dapat mengarahkan cita-cita

anak-nya. (c) Masalah hubungan sosial, bantuan yang akan diberikan: (1) Memotivasi siswa kasus untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman-temannya di dalam maupun di luar kelas atau di luar sekolah. Dengan demikian siswa kasus akan mempunyai banyak teman dan supel dalam bergaul. (2) Menganjurkan pada siswa kasus agar dapat mengontrol emosinya. (d) Masalah ulangan, bantuan yang akan diberikan: (1) Meyakinkan siswa kasus bahwa rasa percaya diri harus di-tumbuhkan dalam benaknya, terutama pada saat ia menghadapi ulangan. Siswa kasus harus yakin bahwa apa yang ia jawab dalam ulangan adalah jawaban yang paling benar. (2) Menganjurkan siswa kasus, hendaknya ia lebih teliti lagi dalam mengerjakan soal pada saat ulangan. Dengan demikian nilai ulangannya tidak ada yang di bawah rata-rata. (e) Kebiasaan belajar, bantuan yang akan diberikan: (1) Menganjurkan pada sis-wa kasus bahsis-wa dengan belajar bersama te-man-teman, banyak sekali keuntungan yang dapat diperolehnya. Selain mengurangi rasa kebosanan juga dapat mengakrabkan diri siswa kasus, ia juga dapat bertukar pendapat dengan teman belajarnya, dengan demikian wawasan siswa kasus akan bertambah. (2) Menganjurkan pada siswa kasus agar dalam belajar jangan dibiasakan untuk makan, ka-rena belajar sambil makan konsentrasi da-lam belajar akan berantakan sehingga siswa kasus tidak bisa belajar dengan sungguh-su-ngguh.

3. Bantuan yang telah diberikan

a. Masalah sifat kebiasaan: (1) Menganjur-kan pada siswa kasus untuk dapat memi-lah-milah mana yang seharusnya diang-gap serius dan mana yang seharusnya dianggap tidak serius. (2) Menganjurkan pada siswa kasus agar jangan terlalu sering melamun, lebih baik melakukan sesuatu yang bermanfaat.

b. Masalah cita-cita siswa kasus: (1) Meng-anjurkan pada siswa kasus untuk memilih jurusan yang sesuai dengan minat siswa kasus agar cita-citanya tercapai. (2) Memotivasi siswa kasus untuk dapat

(7)

mengutarakan kepada orang tuanya apa yang menjadi cita-cita siswa kasus. c. Masalah hubungan sosial: (1)

Memo-tivasi siswa kasus untuk dapat menyesu-aikan diri dengan teman-temannya di dalam maupun di luar kelas atau di luar sekolah. Dengan demikian siswa kasus akan mempunyai banyak teman dan supel bergaul. (2) Menganjurkan pada siswa kasus agar dapat mengontrol emosinya. d. Masalah ulangan: (1) Meyakinkan siswa

kasus bahwa rasa percaya diri harus ditumbuhkan dalam benaknya. Ia harus yakin bahwa apa yang ia jawab dalam ulangan adalah jawaban yang paling benar. (2) Menganjurkan siswa kasus hendaknya ia lebih teliti lagi dalam mengerjakan soal ulangan. Dengan demikian nilai ulangannya tidak ada yang di bawah rata-rata.

e. Kebiasaan belajar: (1) Menganjurkan pa-da siswa kasus bahwa dengan belajar bersama teman-teman banyak sekali keuntungan yang dapat diperolehnya. Selain mengurangi rasa kebosanan juga dapat mengakrabkan diri siswa kasus, ia juga dapat bertukar pendapat dengan teman belajarnya, dengan demikian wawasan siswa kasus akan bertambah. (2) Menganjurkan pada siswa kasus agar dalam belajar jangan dibiasakan untuk makan, karena belajar sambil makan konsentrasi jadi berantakan sehingga siswa kasus tidak bisa belajar dengan sungguh-sungguh.

Tindak lanjut (Follow up), adalah usaha yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui perkembangan siswa kasus setelah selesai diberikan bantuan. Langkah instrumen penelitian ini merupakan langkah untuk menilai keberhasilan bantuan yang diberikan kepada siswa kasus untuk me-ngikuti diri, apakah bantuan yang diberikan memberikan hasil yang sesuai dengan harapan. Kegiatan ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena itu peran konselor, wali kelas, guru bidang studi sangat diperlukan untuk menentukan

per-kembangan siswa kasus dengan senantiasa memantaunya.

Adapun langkah-langkah yang dilaku-kan: (1) Melimpahkan masalah tersebut kepada wali kelas maupun guru bidang studi yang bersangkutan agar selalu memonitor dan terus memberikan layanan kepada siswa kasus tersebut. (2) Memberikan motivasi kepada siswa kasus untuk selalu giat belajar sehingga prestasi belajar yang telah diraih-nya dapat dipertahankan dan ditingkatkan. (3) Menyarankan kepada orang tua atau wali siswa kasus agar senantiasa memberikan perhatian kepada putranya, khususnya dalam belajar serta memberikan motivasi untuk belajar dengan baik. Selain itu, orang tua juga perlu mendukung keinginan siswa yang berhubungan dengan cita-citanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pada proses Treatment yang telah dilakukan terhadap masalah-masalah siswa kasus, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

Sifat Kebiasaan: (1) Sering kehilangan kesabaran, (2) Sering

melamun, (3) Kurang percaya diri, (4) Takut bicara dalam diskusi, (5) Hanya mau diskusi dengan teman yang suka ribut. Dengan memberikan saran / anjuran, masukan kepada konseli untuk membiasakan diri melatih kesabaran, mengisi dengan kegiatan yang bermanfaat, meningkatkan rasa percaya diri, berani mengemukakan pendapat, maka ada perubahan yang signifikan pada sifat kebiasaan konseli menjadi lebih baik. Konseli menjadi lebih sabar, bisa mengisi waktunya dengan kegiatan yang positif dan tumbuh rasa percaya dirinya.

Cita-Cita: (1) Sulit untuk memilih

tujuan hidup yang tepat, (2) Ingin mengetahui bakat dan kemampuan yang sebenarnya. Setelah mengetahui bakat dan kemampuannya, konseli berani menentukan pilihan jurusan sesuai dengan cita-cita dan tujuan hidupnya, serta mendapatkan dukungan dari orang tuanya.

(8)

Hubungan sosial: (1) Sulit

menye-suaikan diri, (2) Merasa mudah tersinggung. Dengan memberikan motivasi kepada konseli agar pandai beradaptasi dengan teman-temannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan berlatih untuk selalu mengontrol emosinya, maka konseli menjadi lebih supel dalam bergaul dan banyak teman.

Ulangan: (1) sering merasa kurang

percaya diri, (2) kurang teliti dalam mengerjakan ulangan. Berbekal pada rasa percaya diri konseli yang sudah mulai tumbuh, dalam mengerjakan soal-soal ulangan dikerjakan dengan lebih hati-hati dan teliti, sehingga nilainya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Kebiasaan belajar: (1) cepat merasa

bosan dalam belajar, (2) tidak punya cukup waktu untuk belajar, (3) tidak tahu cara belajar yang benar. Dengan memotivasi, bahwa belajar bersama teman-teman akan mendapatkan banyak keuntungan seperti, bisa mengurangi kejenuhan, menambah wawasan, menambah keakraban, lebih ber-variasi dan bisa lebih fokus. Maka hasilnya, konseli menjadi lebih senang belajar, lebih nyaman, dan bisa mengatur waktu belajar-nya dengan baik. Dengan demikian, layanan bimbingan tingkat kesulitan belajar siswa bisa mempengaruhi motivasi belajar siswa.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan data dan langkah-langkah yang dilakukan menunjukkan bahwa kebera-daan bimbingan siswa sangat penting arti-nya untuk siswa. Sebagai guru yang baik dan profesional, selain memberikan materi di dalam kelas, juga mempunyai kewajiban untuk membantu mengembangkan pribadi dan potensi yang dimiliki siswa. Guru wajib mengetahui dan memahami keadaan dan permasalahan yang dihadapi siswa.

Layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi adalah upaya mengenal, mema-hami dan menetapkan siswa yang meng-alami kesulitan belajar, khususnya kesulitan

belajar bidang studi, dengan kegiatan meng-identifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah.

Langkah-langkah yang digunakan da-lam layanan Studi Kasus kesulitan belajar terdiri dari: identifikasi, analisis data, sin-tesis, diagnosis, prognosis, pemberian ban-tuan/ treatment, dan tindak lanjut/follow up. Klien mengalami kesulitan belajar ka-rena kurangnya minat dan motivasi untuk belajar, selain itu klien tidak mau bertanya apabila ada mata pelajaran yang kurang dimengerti. Klien sering malas belajar, se-ring merasa mengantuk dan kurang ber-konsentrasi dalam pelajaran. Bantuan yang diberikan kepada klien bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah belajar di sekolah, masalah kebiasaan belajar, masalah pergaulan sosial, dan masalah psikologis. Hasil yang diperoleh setelah diberi bantuan yaitu klien mulai memperhatikan penjelasan dari guru pada waktu pelajaran.

Saran

Berdasarkan hasil pemberian layanan bimbingan kesulitan belajar siswa ini, be-berapa saran antara lain. (1) Kepala Se-kolah: (a) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menetukan kebijakan dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelak-sanaan program bimbingan dan konseling. (b) Sebagai bahan pertimbangan dalam monitoring keadaan siswa dan kemampuan guru, terutama yang berkaitan dengan layanan program bimbingan siswa. (2) Guru Mata Pelajaran: (a) Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, (b) Memberi-kan motivasi belajar bagi siswanya disela-sela kegiatan belajar. (3) Wali Kelas: (a) Menyediakan waktu luang bagi siswa-siswanya untuk berdialog. (b) Memberikan motivasi belajar membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memberi-kan perhatian khusus kepada siswa yang bermasalah. (4) Saran Bagi Konselor: (a) Konselor hendaknya sesegera mungkin menindaklanjuti klien dan permasalahannya

(9)

atas dasar studi kasus ini, sehingga perubahan klien semakin optimal dan studi kasus ini semakin maksimal. (b) Konselor hendaknya melaksanakan pelancaran

instru-ment testing untuk memperlengkap data

klien, sehingga data klien yang terkumpul lebih komprehensif. (c) Konselor harus dapat menjaga kode etik jabatan terutama berkaitan dengan penggunaan data dan studi kasus ini, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, terutama klien.

Orang tua klien hendaknya mengajak klien untuk tinggal bersama keluarga

se-hingga terjalin komunikasi yang efektif dan memudahkan kontrol terhadap klien. Orang tua klien hendaknya meningkatkan hubung-an komunikasi yhubung-ang efektif denghubung-an klien sehingga klien dapat berkembang secara optimal. Klien hendaknya lebih bisa kooper-atif dengan praktikan, konselor ataupun orang-orang yang dapat membantu peme-cahan masalah klien sehingga rnemudahkan proses penyelesaiaan masalah.

DAFTAR RUJUKAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayan. 1985.

Pengantar Pelayanan Bimbingan di Sekolah. Jakarta

Danim, Sudarwan. 2000. Metode

Peneli-tian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku.

Jakarta: Bumi Aksara.

Djumhur. 1975. Bimbingan dan

Penyu-luhan untuk PPJP. Jakarta:

Dep-dikbud

Hayinah. 1992. Masalah Belajar dan

Bimbingan. Malang: IKIP Malang

Haziz, Ishar. 1989. Diagnosis Kesulitan

Belajar dan Pengajaran Remidial.

Malang: FIP IKIP Malang

Hidayah, Nur. 1998. Pemahaman Individu:

Teknik Non Tes. Malang: FIP

Uni-versitas Negeri Malang.

Suhardjono. 1995. Pedoman Penyusunan

Karya Tulis lmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru, Jakarta

: Dirjen Dikdasmen

Talkah, M. 2015. Diktat Bimbingan

Konse-ling Kelas XI Semester 3. Blitar :

SMK Negeri 1 Udanawu Blitar. Talkah, M. 2015. Diktat Bimbingan

Konse-ling Kelas XI Semester 4. Blitar :

SMK Negeri 1 Udanawu Blitar. Winkel, W.S. 1995. Bimbingan dan

Penyu-luhan di Sekolah Menengah. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

11) pengendalian evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas / fungsi... Untuk melaksanakan fungsinya, Kepala Dinas mempunyai uraian tugas. sebagai

The shape of the spectrum is almost identical to the one presented in Figure 7 in Calvet & Fisher ( 2002 )... For the analysis we consider log-dierences of this series and

Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil pos-tes pada kelas kontrol yang hanya men- erapkan metode demonstarasi dan kelas ek- speriman yang menerapkan

Praktek sewa menyewa lahan pertanian dilaksanakan dengan sistem pembayaran yang ditangguhkan yaitu pembayarannya tergantung kepada hasil dari panen, yaitu apabila

Guna menjamin kontinuitas pelaksanaan pembangunan, maka dalam ketentuan ayat (1) Pasal 3 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1986 ditetapkan, bahwa sisa kredit aggaran proyek-proyek

Perawat yang berkomitmen lemah dalam mengurangi penularan penyakit, cenderung kurang melakukan tindakan pengurangan risiko sedangkan perawat yang berkomitmen kuat

Menimbang bahwa Mahkamah, dalam persidangan, telah mendengar 5 Saksi dari Pihak Terkait, antara lain, Slamet (Ketua Gapoktan “Tani Rahayu” Desa Beton, Kecamatan Menganti, Suyatno

Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ANALISA TEKNIS