• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I KONSEP SABAR DALAM AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KESEHTAN MENTAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I KONSEP SABAR DALAM AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KESEHTAN MENTAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

KONSEP SABAR DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 155-156 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KESEHTAN MENTAL

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia dalam hidupnya seringkali diberi ujian dan cobaan oleh Allah SWT. Berhasil atau tidaknya dalam menghadapi cobaan tersebut tergantung kepada diri manusia itu sendiri. Tetapi Allah SWT telah memberikan petujuk kepada hamba-Nya dalam menghadapi cobaan yang ada yaitu dengan cara bersabar diri. Sehingga akan memperoleh kesuksesan dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.

Kebahagiaan, keuntungan, keselamatan dan semua macam cobaan yang lain hanya dapat dicapai dengan usaha secara tekun dan terus menerus dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati. Sebab sabar ini merupakan asas untuk melakukan segala usaha dan tingkatan untuk merealisasikan segala cita-cita dan tujuan hidup.

Yang dimaksud sabar dalam istilah agama Islam adalah teguh dan tahan menetapi pengaruh yang disebabkan oleh agama untuk menghadapi atau menentang pengaruh yang ditimbulkan oleh hawa nafsu.1

Seorang mukmin yang sabar tidak akan terlalu larut dalam kesedihan ketika ditimpa cobaan dan tidak akan lemah ketika tertimpa bencana. Allah SWT telah menganjurkannya untuk bersabar memberitahu kepadanya bahwa semua apa yang menimpanya dalam kehidupan di dunia tidak lain adalah cobaan dari Allah SWT, agar ia tahu siapakah di antara manusia yang termasuk orang-orang yang sabar.2 Disebutkan dalam firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 125, yaitu :

1 Al-Ghozali, Bimbingan untuk Mencapai Tingkatan Mukmin, (Bandung : CV. Diponegoro, 1994), hlm. 904.

2 M. Utsman Najati, Alqur’an dan Ilmu Jiwa, Terj. A. R. Utsmani, (Bandung : Pustaka 1995) hlm. 321.

(2)

2

!

"

#

$

%

&

'

"

(

)

*

+

,-.

/

0

&

)

(

1

2

34

"567

8

9

Ya. (cukup), jika kalian bersabar dan bertaqwa dan mereka datang menyerang kalian dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. (QS. Ali Imran : 125) Al-Qur’an telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menghiasi dirinya dengan kesabaran, karena sabar nmempunyai manfaat yang besar dalam mendidik diri, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan manusia dalam menanggung kesulitan dan menghadapi berbagai problem dan beban kehidupan.

Sebagai hamba Allah SWT, manusia tidak terlepas dari segala ujian yang menimpa padanya, baik musibah yang berhubungan dengan diri sendiri maupun musibah dan bencana yang menimpa pada sekelompok manusia maupun bangsa. Terhadap segala kesulitan dan kesempitan yang bertubi-tubi dan terus menerus maka hanya sabarlah yang memancarkan sinar yang memelihara seorang muslim dari kejatuhan dan kebinasaan. Memberikan hidayah yang menjaga diri dari putus asa, karena dalam al-Qur’an menempati kedudukan istimewa dalam alam semesta ini.3

Manusia di dunia tidak lepas dari kemungkinan, mungkin suatu yang terjadi pada dirinya atau keluarganya, itu yang mungkin sesuai dengan keinginannya dan mungkin juga yang terjadi sesuatu yag tidak sesuai dengan keinginannya. Terhadap kemungkinan yang kedua inilah seseorang harus bersabar diri dalam menghadapi sehingga bisa memperoleh keberuntungan dalam hidupnya.

Antara seorang dengan yang lainnya dalam menghadapi cobaan hidup tentu berbeda-beda, ada yang dalam menghadapi cobaan yang menimpa pada

(3)

3

diri dan keluarganya mereka senantiasa menyesal, putus asa dan tidak bersabar diri. Di samping itu ada pula dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya mereka penuh dengan kesabaran dan tawakal kepada Allah SWT dengan hati yang ikhlas.

Kondisi mental sangat menentukan dalam kehidupan. Hanya orang yang sehat mentalnya yang dapat merasakan kebahagiaan, mampu dan sanggup menghadapi berbagai kesukaran serta berani menjawab tantangan hidup. Para ahli mengemukakan bahwa yang paling baik dan paling membawa kepada kebahagiaan adalah hanya keserasian (keharmonisan) antara pikiran, perasaan dan perbuatan.4 Apabila kesehatan mental terganggu akan tampaklah gejalanya dalam segala aspek kehidupan, misalnya perasaan, pikiran, kelakuan dan kesehatan jasmani.5 Mental yang tidak sehat dapat mengakibatkan jasmani yang sakit dan rapuh.

Dengan mental yang sehat diharapkan terdapat keseimbangan jiwa sehingga manusia dapat berkreasi dan mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, ia mampu menjalani berbagai kesulitan hidup dengan berani dan percaya diri mencapai tujuan yang hakiki.

Menghadapi hidup ini, setiap manusia tentunya ingin tetap sehat baik lahir maupun batin, sebagai solusi mengatasinya adalah selalu sabar dan tegar dalam situasi dan kondisi yang baik dan buruk dengan tetap dilandasi iman dan taqwa pada Allah SWT. Apapun bentuknya, baik itu berupa nikmat atau musibah hendaknya diterima sebagai karunia Allah SWT yang wajib disyukuri sesuai dengan ketentuan syariat agama Islam. Di sinilah implementasi atau pelaksanaan sabar dengan kesehatan mental. Tanpa memiliki iman yang kuat dan selalu menghiasi diri dengan sifat sabar setiap manusia akan terkena gangguan-gangguan kejiwan dan penyakit mental akibat 3 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan suatu Analisa Psikologi Filsafat dan

Pendidikan, (Jakarta : Pustaka Al Husna, 1989), hlm. 57.

4 Zakiah Daradjat, Kesehatan Jiwa dalam Islam, (Jakarta : PT. Pertja, 1998), hlm. 13. 5 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Pembinaan Mental, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), hlm. 91.

(4)

4

dari ketidakmampuan menyesuaikan diri serta tidak dapat mengendalikan diri dalam menghadapi masalah.

Jadi sabar merupakan media yang paling ampuh dalam mengobati berbagai penyakit kejiwaan, sabar merupakan proses pengosongan jiwa dan pemenuhan dengan sifat-sifat baik. Sabar merupakan proses pengosongan jiwa dari sifat-sifat permusuhan dan ketertarikan daripada kecenderungan-kecenderungan syahwat. Sabar jauh dari penyakit dan godaan jiwa, sehingga dengan demikian seseorang yang sabar akan memperoleh ketenangan jiwa yang diharapkan setiap insan.6

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Ada beberapa alasan dalam pemilihan judul skripsi ini antara lain : 1. Sabar merupakan sifat terpuji dan sifat sabar merupakan benteng dan

pondasi dalam menghadapi segala macam cobaan dalam hidupnya.

2. Setiap mukmin selalu mendapat cobaan dalam hidupnya yang semua itu datang dari Allah. Bagi mereka yang sabar menghadapinya, karena ingin lulus atau lepas dari cobaan.

3. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi di masyarakat, dimana nilai serba materi lebih diutamakan daripada nilai keluhuran jiwa (mental). Dengan demikian perlu disadari bahwa hidup pada zaman yang demikian yang ditandai oleh berbagai macam kegiatan dan kesibukan yang menyita banyak waktu ini, ternyata sangat menguras tenaga dan pikiran, situasi hidup yang penuh realitas ini menyebabkan orang menderita kelelahan fisik maupun psikis (kejiwaan). Tidak mustahil, manusia banyak terganggu, dari yang berskala ringan sampai yang berat, sehingga manusia perlu sabar dalam menjalani semua ini. C. PENEGASAN ISTILAH

6 Amin An-Najjar, Ilmu Jiwa dalam Tasawuf, Terj. Hasan Abrori, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2001), hlm. 242.

(5)

5

Agar terdapat kejelasan judul diatas, perlu diberikan penegasan dan batasan secukupnya terhadap istilah-istilah yang ada, dengan maksud diperoleh pemahaman yang mudah dan terarah.

1. Konsep

Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstraksikan dari peristiwa konkrit ke dalam gambaran mental dari objek proses atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal-hal yang lain.7

2. Sabar

Sabar yaitu tahan menderita, tidak berkeluh-kesah, tidak resah-gelisah, dan tidak pula mengeluh merintih bila datang ujian dan cobaan dari Allah SWT.8 Jadi konsep sabar adalah ide atau pengertian untuk memahami hal-hal yang berhubungan dengan sabar.

3. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalam (diktum) Allah SWT yang diturunkan oleh-Nya dengan perantara malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah dengan lafadz (kata-kata) bahasa arab dan dengan makna yang benar, agar menjadi hujjah Rasulullah SAW dalam pengakuannya sebagai Rasulullah dan sebagai amalan ibadah bila membacanya.9

4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan.10 Maksudnya adalah atau pelaksanaan atau penerapan konsep sabar yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 155-156 terhadap menghindarkan diri dari gangguan dan penyakit mental.

7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), hlm. 156.

8 Muhyiddin Ibrahim, 180 Sifat Tercela dan Terpuji, (Jakarta : Restu Agung, 1996), hlm. 103.

9 Wahhab Khalaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushul Fiqh), Terj. (Jakarta : Rajawali Pers, 1993), hlm. 22.

(6)

6

5. Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan goncangan-goncangan biasa, adanya keserasian fungsi-fungsi (tidak ada konflik) dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptimal mungkin.11

Jadi tegasnya dapat dikatakan bahwa konsep sabar dalam al-Qur’an dalam surat al-Baqarah ayat 155-156 dan implementasinya dalam kesehatan mental adalah ide atau pengertian tentang sabar yang terdapat dalam al-Qur’an surat al Baqarah ayat 155-156 yaitu Allah memberikan percobaan kepada manusia berupa ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Maka manusia minta pertolongan Allah dengan sabar dan pelaksanaannya dalam kesehatan mental.

D. PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian diatas, maka topik dalam kajian ini adalah:

1. Bagaimanakah konsep sabar dalam al Qur’an surat al Baqarah ayat 155-156?

2. Apakah orientasi sabar dalam kesehatan mental itu?

3. Bagaimanakah implementasi sabar terhadap kesehatan mental? E. TUJUAN PENELITIAN

Dari uraian di atas beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini agar dalam pembahasan lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, ialah:

1. Untuk mengetahui konsep sabar dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 155-156.

11 Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1988), hlm. 9.

(7)

7

2. Untuk mengkaji orientasi sabar dalam kesehatan mental.

3. Untuk mengkaji implementasi konsep sabar terhadap kesehatan mental. F. KAJIAN KEPUSTAKAAN

Berkaitan dengan topik permasalahan tersebut, peneliti hendak mengkaji dan meniliti tentang konsep sabar, dalam al-Qur’an, dan implementasinya dalam kesehatan mental. Akan tetapi disadari betul bahwa penulisan yang peneliti lakukan bukanlah sesuatu yang baru, banyak karya-karya lain yang sejenis ditulis oleh beberapa psikolog, di antaranya adalah:

Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan, oleh Prof. Dr. Dadang Hawari (1999). Buku ini berisikan tentang agama sebagai metode psikoterapi yang berwawasan islami, dan ajaran-ajaran yang mengandung kesehatan mental seseorang, serta sejarah kesehatan mental orang-orang terdahulu.

Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, oleh Dr. Utsman Najati (1985). Buku ini menguraikan tantang istilah-istilah mental dalam al Qur’an yang meliputi proyeksi, justifikasi, serta pembentukan reaksi. Psikoterapi dalam al Qur’an serta metode-metode al Qur’an dalam psikoterapi (keimanan dalam akidah tauhid) yang meliputi ketakwaan, berbagai ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, kesabaran akan Allah dan taubat.

Kesehatan mental, oleh Prof. Dr. Zakiah Darodjat (1983). Buku ini menerangkan tentang: arti dan definisi kesehatan mental, kesehatan mental dan kesenangan hidup yang meliputi : pengaruh kesehatan mental terhadap perasaan kecerdasan kelakuan dan kesehatan badan, penyesuaian diri dan kesehatan mental yang meliputi : tekanan perasaan, pertentangan batin, cara penyesuaian diri, proyeksi identifikasi dan represi.

Teori kesehatan mental, oleh Prof. Dr. Hasan Langgulung (1992). Buku ini menerangkan tentang : pendekatan tradisional dengan kesehatan mental yang meliputi : pengantar dalam kesehatan mental yang memaparkan berbagai teori dalam kesehatan mental, norma-norma dalam kesehatan mental,

(8)

8

konsep-konsep dasar dalam kesehatan mental, teori-teori psikologi dan konsep dasar kesehatan mental yang meliputi pemikir-pemikir Islam dan kesehatan mental psikologi islam dan kesehatan mental yang memaparkan sebagai penyakit mental dalam psikologi islam seperti : riya’, hasut dan dengki, was-was, rakus, dan sebagainya.

Selain buku-buku di atas ada beberapa buku tafsir yang memaparkan tentang konsep sabar dalam al Qur’an yaitu Tafsir al Kabir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Mizanuttafatsir, Tafsir Shofwatuttafatsir, dan Tafsir al Manar.

Selain buku dan kitab yang telah disebutkan di atas, peneliti mengambil naskah skripsi yang berjudul Konsep Sabar menurut Ibnu Qayyim al Jauziyah dan Relevansinya dengan kesehatan mental, karya Utsman Efendi. Skripsi ini menguraikan tentang sabar menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah yakni menahan jiwa dari cemas, lisan dari mengeluh dan menghadapi musibah dengan tenang dan lapang dada, kaitannya dengan kesehatan mental yang mencakup empat komponen, yaitu : terhindar dari gangguan mental (neurose) dan penyakit mental (psychose), mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan masyarakat dimana seseorang hidup, mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dan terwujudnya keserasian dan keharmonisan antara fungsi-fungsi kejiwaan serta mampu mengatasi masalah.

G. METODE PENELITIAN

Merujuk pada kajian di atas, peneliti menggunakan beberapa metode yang relevan untuk mendukung dalam pengumpulan dan penganalisaan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi.

(9)

9

Adapun metode yang diterapkan adalah : 1. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan tiga sumber yaitu :

a. Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber-sumber yang memberikan data secara langsung dari tangan pertama atau merupakan sumber asli. Dalam skripsi ini sumber primer yang dimaksud adalah surat al-Baqarah ayat 155-156.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah sumber-sumber yang diambil dari sumber yang lain yang tidak diperoleh dari sumber primer.12 Dalam skripsi ini sumber sekunder yang dimaksud adalah kitab-kitab tafsir. c. Sumber Tersier

Sumber tersier adalah sumber-sumber yang diambil dari buku selain sumber primer dan sekunder sebagai pendukung. Yang dimaksud sumber tersier dalam skripsi ini adalah buku-buku yang lain yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam skripsi ini.

Selanjutnya untuk memberi penjelasan-penjelasan atau penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an tersebut peneliti menggunakan studi pustaka (library research) atau suatu penelitian kepustakaan.13 2. Metodologi Analisis Data

Guna mencari jawaban dari beberapa permasalahan yang dituliskan di atas (dirumuskan) peneliti menggunakan metode pembahasan sebagai berikut :

12 Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pelajar Offset, 1998), hlm. 91. 13 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta : Andi Offset, 1990), hlm. 9.

(10)

10

a. Metode Analitik Tahlily

Metode analitik tahlily adalah suatu metode tafsir yang bermaksud menjelasknan kandungan ayat al-Qur’an dari seluruh aspeknya.14

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Membatasi konsep al-Qur’an yang berkaitan dengan dasar pemikiran yang telah dirumuskan.

2. Mengemukakan arti kosa kata diikuti penjelasan mengenai arti global ayat.

3. Mengemukakan munasabah ayat-ayat serta menjelaskan hubungan maksud-maksud ayat-ayat tersebut satu sama lain.

4. Membahs mengenai asbabun nuzul dan dalil-dalil yang berasal dari Rasul atau sahabat atau tabi’in yang dipandang dapat membantu memahami nash al-Qur’an tersebut.15

Dalam hal ini peneliti membatasi konsep al-Qur’an tentang sabar saja yang terkandung dalam surat al-Baqarah ayat 155-156, kemudian mengemukakan arti kosa kata serta menjelaskan tentang hubungan ayat-ayat tersebut dengan ayat sebelum maupun sesudahnya sekaligus membahas tentang asbabun nuzul.

b. Metode Kontekstual

Metode kontekstual adalah keterhubungan antara yang sentral dan yang perifer. Studi secara kontekstual adalah mendudukkan nash al-Qur’an masa lampau, kini dan mendatang sebagai perifer.16

14 Nashrudin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 31.

15 Abdul al-Hay al-Farmawi, Metode Tafsir Maudu’I Suatu Pengantar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 12.

16 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1990), hlm. 47.

(11)

11

c. Metode Interpretasi

Sambil merekontstruksikan teks naskah atau ayat atau diterjemahkan isi naskah atau ayat tersebut diselami untuk menangkap arti dan nuansa yang dimaksudkan secara khas.17

H. SISTEMATIKA PENULISAN SEKRIPSI

Untuk memudahkan dalam memahami dan mencerna masalah yang dibahas dalam penelitian ini peneliti akan menyusun sekripsi dengan sistematika sebagai berikut :

1. Bagian Muka :

Bagian ini berisi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman kata pengantar, dan daftar isi.

2. Bagian Isi :

Bab I : Yang berisi latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penegasan istilah, tujuan penelitian, kajian kepustakaan, metode penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Dalam bab ini akan diuraikan mengenai konsep sabar dalam Qur’an surat Baqarah ayat 155-156, pertama surat Baqarah ayat 155-156 yang meliputi lafadz dan terjemah al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 155-156, arti kosa kata, munasabah, pandangan mufassir terhadap surat al-Baqarah ayat 155-156. kedua pengertian sabar, ketiga macam-macam sabar, keempat hal-hal yang mendukung sabar, kelima hal-hal yang bertentangan dengan sabar.

Bab III : Pada bab ini akan diuraikan tentang orientasi sabar dalam kesehatan mental meliputi pertama, tinjauan umum tentang

17 Anton Baker, dan Achmad Chainus Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta : Kanisius, 1994), Cet. IV, hlm. 74.

(12)

12

kesehatan mental, kedua, orientasi kesehatan mental ini meliputi ciri-ciri mental yang sehat, tujuan kesehatan mental, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental dan macam-macam penyakit mental dalam al-Qur’an. Ketiga, fungsi al-Qur’an dalam kesehatan mental. Keempat urgensi sabar dalam kesehatan mental.

Bab IV : Pada bab ini membahas analisis konsep sabar surat al-Baqarah ayat 155-156 dan implementasinya dalam kesehatan mental, pertama, analisis terhadap konsep sabar dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 155-156. Kedua, peranan sabar dalam mewujudkan kesehatan mental yang meliputi peranan sabar dalam menanggulangi penyakit mental, standar kesehatan mental hasil bentukan dari sabar.

Bab V : Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

3. Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat kepustakaan, lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan peneliti.

(13)

13

KONSEP SABAR DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 155-156 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KESEHTAN MENTAL BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah B. Alasan pemilihan judul C. Penegasan istilah D. Permasalahan E. Tujuan penilitian F. Kajian kepustakaan G. Metode penelitian

H. Sistematika penulisan skripsi

BAB II : KONSEP SABAR DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 155-156

A. Surat Al-Baqarah Ayat 155-156

1. Lafadz dan terjemah al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 155-156 2. Arti kosakata

3. Munasabah

4. Tafsir Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 155-156 B. Pengertian sabar

C. Macam-macam sabar

D. Hal-hal yang mendukung sabar

E. Hal-hal yang bertentangan dengan sabar

BAB III : ORIENTASI SABAR DALAM KESEHATAN MENTAL A. Tinjauan umum dalam kesehatan mental

(14)

14

1. Ciri-ciri mental yang sehat 2. Tujuan kesehatan mental

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental 4. Macam-macam penyakit mental dalam Al-Qur’an C. Fungsi al-Qur’an dalam kesehatan mental

D. Urgensi sabar dalam kesehatan mental

BAB IV : ANALISIS KONSEP SABAR DALAM AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH AYAT 155-156 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KESEHATAN MENTAL

B. Analisis terhadap konsep sabar dalam Al qur’an surat Al baqarah ayat 155-156

C. Peranan sabar dalam mewujudkan kesehatan mental 1. Peranan sabar dalam menanggulangi penyakit mental 2. Standar kesehatan mental hasil bentukan dari sabar BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Kata penutup

(15)

15

KEPUSTAKAAN

Al Farmawi Abdul Al Hayy, Metode Tafsir Maudhu’i, suatu Pengantar, Jakarta : Raja Garfindo Persada, 1994.

Al-Ghozali, Bimbingan untuk Mencapai Tingkatan Mukmin, Bandung : CV. Diponegoro, 1994.

An-Najjar, Amin, Ilmu Jiwa dalam Tasawuf, Terj. Hasan Abrori, Jakarta : Pustaka Azzam, 2001.

Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Pelajar Offset, 1998. Baidan, Nashrudin, Metodologi Penafsiran Al Qur’an, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 1998.

Baker, Anton, dan Achmad Chainus Zubair, Metodologi Penelitian

Filsafat,Yogyakarta : Canisius, 1994.

Daradjat, Zakiah, Kesehatan Jiwa dalam Islam, Jakarta : PT. Pertja, 1998.

---, Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta : CV. Haji Masagung, 1988.

(16)

16

---, Pendidikan Agama Pembinaan Mental, Jakarta : Bulan Bintang, 1982.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 1991.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta : Andi Offset, 1990. Ibrahim, Muhyiddin, 180 Sifat Tercela dan Terpuji, Jakarta : Restu Agung, 1996. Khalaf, Wahhab, Kaidah-kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushul Fiqh), Terj. Jakarta :

Rajawali Pers, 1993.

Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan suatu Analisa Psikologi Filsafat dan Pendidikan, Jakarta : Pustaka Al Husna, 1989.

Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Sarasin, 1990.

Najati, Utsman, M., Alqur’an dan Ilmu Jiwa, Terj. A. R. Utsmani, Bandung : Pustaka 1995.

Referensi

Dokumen terkait

Sardiman A M ,1990“ Interaksi dan Motivasi belajar mengajar ” Rajawali pers Kakarta..hal.13.. dalam kehidupan sehari-hari. Penerapannya pun akan membantu manusia dalam

a) Penelitian dilakukan di semester genap tahun ajaran 2015/2016. Hal ini disesuaikan dengan masa penelitian yang disediakan oleh lembaga sekolah. b) Penelitian

Berdasarkan uraian dikemukakan diatas penerapan pembacaan Ratib Al-Haddad sebagai pendidikan karakter santri di pondok pesantren Roulotutu Tholibin menggunakan

Pemberian ASI secara eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status

Guru mengaitkan materi sebelumnya. Kemudian, memberikan contoh mengenai materi terdahulu dan mengaitkannya pada pembelajaran yang baru yakni bangun ruang kerucut.

Sebagai bahan referensi dan masukan tentang bagaimanakah manajemen mutu KKG PAI yang baik, sehingga dapat bermanfaat untuk anggota dan pengurus, serta meneguhkan

Kondisi jiwa yang labil yang dialami oleh pasien ketika sedang dihadapkan dalam ujian berupa sakit, dan sangatlah membutuhkan seseorang yang memberikan motivasi atau

Dalam hal ini akan dipaparkan pada bagian analisis konsep khitbah dalam al-Qur‟an kajian tafsir surat al-Baqarah ayat 235 dan bagaimana relevansinya dengan materi Fiqih di Madrasah