• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Ekonomi Mikro - Analisa Sektor Industri Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Ekonomi Mikro - Analisa Sektor Industri Pertanian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Salah satu target pemerintah dalam meningkatkan perekonomian di daerah Jawa Timur yaitu Salah satu target pemerintah dalam meningkatkan perekonomian di daerah Jawa Timur yaitu memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, menekan laju inflasi di daerah, dan mampu menyerap memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, menekan laju inflasi di daerah, dan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak

tenaga kerja yang cukup banyak dan dan disini kami khususkan di dalam cakupan pertanian yang ada didisini kami khususkan di dalam cakupan pertanian yang ada di daerah jawa timur. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dengan struktur ekonomi yang diharapkan daerah jawa timur. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dengan struktur ekonomi yang diharapkan melalui bidang pertanian, maka pembangunan perlu direncanakan dengan baik dan hasil pertumbuhan melalui bidang pertanian, maka pembangunan perlu direncanakan dengan baik dan hasil pertumbuhan di bidang pertanian yang telah tercapai perlu dievaluasi lagi untuk meningkatkan pertumbuhan di bidang pertanian yang telah tercapai perlu dievaluasi lagi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.

ekonomi di Jawa Timur.

Sektor Pertanian merupakan sektor unggulan di Jawa Timur, karena memberikan kontribusi Sektor Pertanian merupakan sektor unggulan di Jawa Timur, karena memberikan kontribusi terbesar ketiga setelah PHR dan industri pengolahan. Dari sisi besaran Produk Domestik Regional terbesar ketiga setelah PHR dan industri pengolahan. Dari sisi besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, pertanian mengalami peningkatan kuantitas, tetapi dilihat dari Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, pertanian mengalami peningkatan kuantitas, tetapi dilihat dari sisi distribusi persentase (peranan) terhadap total pembentukan PDRB Jawa Timur dalam beberapa sisi distribusi persentase (peranan) terhadap total pembentukan PDRB Jawa Timur dalam beberapa tahun terakhir cenderung menurun. Oleh karena itu, analisis disini perlu dilakukan untuk mengetahui tahun terakhir cenderung menurun. Oleh karena itu, analisis disini perlu dilakukan untuk mengetahui hambatan-hambatan y

hambatan-hambatan yang ada ang ada di dalam di dalam pertumbuhan ekonomi dpertumbuhan ekonomi di sektor i sektor pertanian, pertanian, mengetahuimengetahui seberapa besar laju inflasi di sektor pertanian Jawa Timur , mengetahui seberapa pesat pertumbuhan seberapa besar laju inflasi di sektor pertanian Jawa Timur , mengetahui seberapa pesat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di sektor pertanian dan mampu menemukan solusi-solusi yang tepat untuk lebih ekonomi Jawa Timur di sektor pertanian dan mampu menemukan solusi-solusi yang tepat untuk lebih mengembangkan sektor pertanian Jawa Timur.

mengembangkan sektor pertanian Jawa Timur. 1.2

1.2 Perumusan Perumusan MasalahMasalah

y

y Seberapa besar laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dilihat dari sektor pertanianSeberapa besar laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dilihat dari sektor pertanian y

y Seberapa besar distribusi presentase sektSeberapa besar distribusi presentase sekt or pertanian terhadap total or pertanian terhadap total PRDB Jawa Timur selamaPRDB Jawa Timur selama

10 tahun terakhir  10 tahun terakhir 

y

y LLaju Inflasi sektor pertanian Jawa Timur selama 10 tahun terakaju Inflasi sektor pertanian Jawa Timur selama 10 tahun terak hir hir  y

y FFaktor-faktor penyebab inflasi sektor paktor-faktor penyebab inflasi sektor p ertanian Jawa Timur ertanian Jawa Timur  y

y LLangkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur angkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 

dari sektor pertanian dari sektor pertanian 1.3 Tujuan Penulisan 1.3 Tujuan Penulisan

y

y MMelatih mahasiswa untuk mampu menganalisis permasalahan ekonomi di sektor pertanianelatih mahasiswa untuk mampu menganalisis permasalahan ekonomi di sektor pertanian

Jawa Timur  Jawa Timur 

y

y MMengetahui seberapa bengetahui seberapa b esar pertumbuhan ekoesar pertumbuhan eko nomo Jawa Tnomo Jawa Timur dilihat dari sektor pertanianimur dilihat dari sektor pertanian y

y MMengetahui seberapa besar laju inflasi sektor pertanian Jawa Timur selama sepuluh tahunengetahui seberapa besar laju inflasi sektor pertanian Jawa Timur selama sepuluh tahun

terakhir  terakhir 

y

y MMampu menemukan solusi yang tepat dari permasalahan yang adaampu menemukan solusi yang tepat dari permasalahan yang ada y

y MMampu melihat potensi yang ada di sektor pertanian Jawa Timur untuk dapat meningkatkanampu melihat potensi yang ada di sektor pertanian Jawa Timur untuk dapat meningkatkan

 perekonomian Jawa Timur   perekonomian Jawa Timur 

(2)

1.4 Sistematika Penulisan 1.4 Sistematika Penulisan I. Pendahuluan

I. Pendahuluan

Berisi pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan Berisi pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan  penulisan, dan sistematika penulisan.

 penulisan, dan sistematika penulisan. II.

II. Telaah Telaah PustakaPustaka

Berisikan Tinjauan Pustaka yang menguraikan tentang inflasi, pertumbuhan ekonomi Jawa Berisikan Tinjauan Pustaka yang menguraikan tentang inflasi, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur,dan sektor pertanian di Jawa Timur 

Timur,dan sektor pertanian di Jawa Timur  III.

III. MMetodologi Penelitianetodologi Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang cara-cara melakukanpenulisan yang meliputi pendekatan Pada bab ini diuraikan tentang cara-cara melakukanpenulisan yang meliputi pendekatan masalah, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan pengolahan data,dan analisis data. masalah, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan pengolahan data,dan analisis data. IV.

IV. Analisa Analisa Dan PeDan Pembahasanmbahasan

Pada bab ini diuraikan tentang hasil analisis permasalahan yang meliputi analisis Pada bab ini diuraikan tentang hasil analisis permasalahan yang meliputi analisis

 permasalahan yang perlu dibahas serta pembahasan-pembahasan lain yang merujuk pada  permasalahan yang perlu dibahas serta pembahasan-pembahasan lain yang merujuk pada  perumusan masalah

 perumusan masalah V.

V. Kesimpulan Kesimpulan Dan Dan SaranSaran

M

Merupakan Bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran.erupakan Bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran. VI.

VI. Daftar Daftar PustakaPustaka

Bab yang berisi kumpulan

Bab yang berisi kumpulan rujukan-rujukan yang dapat rujukan-rujukan yang dapat memperkuat analisis dengan datmemperkuat analisis dengan dat aa-data-data yang ada

yang ada VII.

VII.LLampiranampiran

Berisi dokumen pendukung ataupun data-data pendukung analisis Berisi dokumen pendukung ataupun data-data pendukung analisis

(3)

BAB II BAB II TELAAH PUSTAKA TELAAH PUSTAKA 2.1 Inflasi 2.1 Inflasi

Inflasi adalah suatu kea

Inflasi adalah suatu keadaan dalam perekondaan dalam perekon omian di mana tomian di mana t erjadi kenaikan hargaerjadi kenaikan harga-harga secara-harga secara umum. Kenaikan dalam harga barang dan jasa yang biasa terjadi jika permintaan bertambah umum. Kenaikan dalam harga barang dan jasa yang biasa terjadi jika permintaan bertambah dibandingkan

dibandingkan dengan jumlah pdengan jumlah p enawaran atau persediaan barang di pasar, enawaran atau persediaan barang di pasar, dalam dalam hal ini lebih banhal ini lebih ban yak yak  uang yang beredar yang digunakan untuk membeli barang dibanding dengan jumlah barang dan jasa. uang yang beredar yang digunakan untuk membeli barang dibanding dengan jumlah barang dan jasa. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua yang namanya kenaikan harga selalu diidentikan dengan Perlu diketahui juga bahwa tidak semua yang namanya kenaikan harga selalu diidentikan dengan inflasi, misalnya kenaikan harga pada hari

inflasi, misalnya kenaikan harga pada hari LLebaran, ini hanya gejolak pasar yang terjadi sesaat sajaebaran, ini hanya gejolak pasar yang terjadi sesaat saja dan tidak berlangsung terus-menerus. Inflasi sebagai bagian dari keadaan perekonomian tentu akan dan tidak berlangsung terus-menerus. Inflasi sebagai bagian dari keadaan perekonomian tentu akan dialami oleh s

dialami oleh setiap negara, hanetiap negara, han ya saja setiap negara ya saja setiap negara memiliki tingkat inflasi memiliki tingkat inflasi yang berbedayang berbeda-beda.-beda. Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi :

Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi : 1.

1.   Demand Side Inflation  Demand Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi kenaikan penawaran agregat

kenaikan penawaran agregat 2.

2. Supply Side InflationSupply Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang melebihi, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang melebihi  permintaan agregat

 permintaan agregat 3.

3.   Demand Supply Inflation  Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara kenaikan, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara kenaikan   permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran agregat,sehingga harga   permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran agregat,sehingga harga

menjadi meningkat lebih tinggi menjadi meningkat lebih tinggi 4.

4. Supressed InflationSupressed Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu waktu akanatau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukk

timbul dan menunjukk an dirinya karena hargaan dirinya karena harga-harga resmi semakin tidak relevan dala-harga resmi semakin tidak relevan dala mm kenyataan

kenyataan

Inflasi dapat digolongkan sebagai berikut : Inflasi dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi 1. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi

y

y Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun) y

y Inflasi Sedang (antara 10-30% setahun)Inflasi Sedang (antara 10-30% setahun) y

y Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun) y

y Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)

2. Berdasar Sebab musabab awal dari Inflasi 2. Berdasar Sebab musabab awal dari Inflasi

y

y  Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat y

y C C ost Inflationost Inflation, karena kenaikan biaya produksi, karena kenaikan biaya produksi

3. Berdasar asal dari inflasi 3. Berdasar asal dari inflasi

y

y  Domestic Inflation, Inflasi yang berasal dari dalam negeri Domestic Inflation, Inflasi yang berasal dari dalam negeri y

y  Imported Inflation, Inflasi yang berasal dari luar negeri Imported Inflation, Inflasi yang berasal dari luar negeri

2.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2.3 Sektor Pertanian di Jawa Timur 2.3 Sektor Pertanian di Jawa Timur

Sebagai salah satu provinsi besar di Inonesia, Jawa Timur memiliki potensi pertanian yang cukup Sebagai salah satu provinsi besar di Inonesia, Jawa Timur memiliki potensi pertanian yang cukup  besar. Pada tahun 2005

(4)

Jawa Timur mencapai Rp. 256,4

Jawa Timur mencapai Rp. 256,4 triliun, dan sektor pertanian menyumbang 17,4 triliun, dan sektor pertanian menyumbang 17,4 %.%.Sektor pertanianSektor pertanian itu sendiri memiliki beberapa subsektor antara lain :

itu sendiri memiliki beberapa subsektor antara lain :

2.3.1.

2.3.1.Tanaman Bahan MakananTanaman Bahan Makanan

Subsektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela Subsektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela  pohon, ketela rambat, ka

 pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacancang tanah, kacan g kedele, g kedele, umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan,umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan, kentang, kacang hijau, tanaman pangan lainnya, dan hasil-hasil produk ikutannya. Termasuk  kentang, kacang hijau, tanaman pangan lainnya, dan hasil-hasil produk ikutannya. Termasuk  dalam cakupan ini hasil-hasil dari pengolahan yang dilakukan secara sederhana seperti beras dalam cakupan ini hasil-hasil dari pengolahan yang dilakukan secara sederhana seperti beras tumbuk dan gaplek yag dilakukan oleh petani. Data produksi diperoleh dari Badan Pusat tumbuk dan gaplek yag dilakukan oleh petani. Data produksi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur, sedangkan dataProvinsi Jawa Timur, sedangkan data harga seluruhnya b

harga seluruhnya b ersumber dari data harga yang ersumber dari data harga yang dikumpulkan oldikumpulkan ol eh BPS Provinsi Jawa Timureh BPS Provinsi Jawa Timur..  Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh melalui pendekatan produki,  Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh melalui pendekatan produki, yaitu dengan

yaitu dengan mengalikan terlebih dahmengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantuulu setiap jenis kuantu m produksi dengan m produksi dengan masingmasing-masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku. harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku. Biaya antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang Biaya antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang diperoleh dari hasil survei khusus. Sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dari hasil survei khusus. Sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

dihitung dengan cara revaluasirevaluasi, yaitu mengalikan kuantum produksi masing-masing tahun, yaitu mengalikan kuantum produksi masing-masing tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi biaya atas dasar harga konstan 2000. dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi biaya atas dasar harga konstan 2000.

2.3.2.

2.3.2.Tanaman PerkebunanTanaman Perkebunan

Tanaman perkebunan terbagi menjadi tanaman perkebunan rakyat dan tanaman Tanaman perkebunan terbagi menjadi tanaman perkebunan rakyat dan tanaman  perkebunan besar, yang dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

 perkebunan besar, yang dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut : a.

a. Tanaman Perkebunan RakyatTanaman Perkebunan Rakyat

Komoditi yang dicakup adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh Komoditi yang dicakup adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat seperti jambu mente, kelapa, kopi, kapuk, kapas, tebu, tembakau, cengkeh, rakyat seperti jambu mente, kelapa, kopi, kapuk, kapas, tebu, tembakau, cengkeh, tanaman obat-obatan, dan tanaman perkebunan lainnya. Data produksi diperoleh dari tanaman obat-obatan, dan tanaman perkebunan lainnya. Data produksi diperoleh dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, sedangkan data harga diperoleh dari BPS Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, sedangkan data harga diperoleh dari BPS Provinsi Jawa Timur dan Dinas Perkebun

Provinsi Jawa Timur dan Dinas Perkebun an Provinsi Jawa Timur.an Provinsi Jawa Timur.

  Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan   Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan  produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transport diperoleh  produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transport diperoleh dari Tabel Input-Output Jawa Timur Tahun 2000. Sedangkan nilai tambah atas dasar  dari Tabel Input-Output Jawa Timur Tahun 2000. Sedangkan nilai tambah atas dasar  harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan.

tanaman bahan makanan.  b.

 b. Tanaman Perkebunan Besar Tanaman Perkebunan Besar 

Kegiatan yang dicakup dalam subsektor ini adalah kegiatan yang memproduksi Kegiatan yang dicakup dalam subsektor ini adalah kegiatan yang memproduksi komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar seperti karet, komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar seperti karet, teh, kopi, coklat, minyak sawit, inti sawit, tebu, rami, serat manila dan tanaman lainnya. teh, kopi, coklat, minyak sawit, inti sawit, tebu, rami, serat manila dan tanaman lainnya. Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 sama seperti yang dilakukan pada tanaman perkebunan rakyat.

konstan 2000 sama seperti yang dilakukan pada tanaman perkebunan rakyat.

2.3.3

2.3.3Peternakan dan Hasil-HasilnyaPeternakan dan Hasil-Hasilnya

Subsektor ini mencakup pro

Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak duksi ternak besar, ternak kecil, unggas kecil, unggas maupun hasilmaupun hasil-hasil-hasil ternak, seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing, domba, susu segar, dan telur. Produksi ternak  ternak, seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing, domba, susu segar, dan telur. Produksi ternak  diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong, ditambah perubahan

(5)

ternak dan ekspor ternak neto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak, ternak dan ekspor ternak neto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak,   produksi susu dan telur serta banyaknya ternak yang keluar masuk wilayah Jawa Timur    produksi susu dan telur serta banyaknya ternak yang keluar masuk wilayah Jawa Timur  diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, sedangkan data harga ternak diperoleh diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, sedangkan data harga ternak diperoleh dari laporan harga produsen BPS Provinsi Jawa Timur, dan sebagian dari harga produsen dari dari laporan harga produsen BPS Provinsi Jawa Timur, dan sebagian dari harga produsen dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.

 Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan  Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah berdasarkan hasil survei khusus cara mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah berdasarkan hasil survei khusus  pendapatan regional.

 pendapatan regional.

2.3.4

2.3.4KehutananKehutanan

Subsektor kehutanan mencakup kegiatan yang dilakukan di areal hutan oleh perorangan Subsektor kehutanan mencakup kegiatan yang dilakukan di areal hutan oleh perorangan dan badan usaha, y

dan badan usaha, yang mencakup usaha penanaman, pemeang mencakup usaha penanaman, pemeliharaanliharaan dan penebangan kayu,dan penebangan kayu,  pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan ini meliputi : penebangan kayu yang menghasilkan  pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan ini meliputi : penebangan kayu yang menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu. Sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu. Sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa rotan, damar, kulit kayu, kopal, nipah, nibung, akar-akaran dan hutan lainnya berupa rotan, damar, kulit kayu, kopal, nipah, nibung, akar-akaran dan sebagainya masih termasuk sektor ini. Data produksi kayu dan hasil hutan lainnya diperoleh sebagainya masih termasuk sektor ini. Data produksi kayu dan hasil hutan lainnya diperoleh dari Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.

dari Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.

Sebagaimana dengan subsektor lainnya, dalam sektor pertanian output subsektor  Sebagaimana dengan subsektor lainnya, dalam sektor pertanian output subsektor  kehutanan di

kehutanan dihitung dengan hitung dengan cara mengalikan kuacara mengalikan kua ntum produksi ntum produksi dengan harga dengan harga masingmasing-masing-masing tahun yang menghasilkan output atas dasar harga berlaku, dan penggunaan harga pada tahun tahun yang menghasilkan output atas dasar harga berlaku, dan penggunaan harga pada tahun dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan rasionya terhadap output. Rasio tersebut diperoleh dari hasil dihitung dengan menggunakan rasionya terhadap output. Rasio tersebut diperoleh dari hasil input-output Jawa Timur 2000.

input-output Jawa Timur 2000.

2.3.5.

2.3.5.PerikananPerikanan

Yang dicakup dalam kegiatan perikanan adalah seluruh kegiatan penangkapan dan Yang dicakup dalam kegiatan perikanan adalah seluruh kegiatan penangkapan dan  pengambilan serta budidaya perikanan laut, perairan umum, ambak, kolam, sawah (mina padi)  pengambilan serta budidaya perikanan laut, perairan umum, ambak, kolam, sawah (mina padi) dan keramba. Data mengenai produksi dan nilai produksi diperoleh dari Dinas Perikanan dan keramba. Data mengenai produksi dan nilai produksi diperoleh dari Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur. Penghitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai Provinsi Jawa Timur. Penghitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah bruto terhadap output. Rasio nilai tambah diperoleh dari survei khusus pendapatan tambah bruto terhadap output. Rasio nilai tambah diperoleh dari survei khusus pendapatan regional.

(6)

BAB III BAB III METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Perumusan Masalah 2.1 Perumusan Masalah

Pada tahap ini, kami merumuskan permasalahan yang ada, yakni mengenai inflasi di sektor pertanian Pada tahap ini, kami merumuskan permasalahan yang ada, yakni mengenai inflasi di sektor pertanian di Jawa Timur. Rumusan masalah yang kami susun, berdasarkan hipotesa dan pengamatan kami di Jawa Timur. Rumusan masalah yang kami susun, berdasarkan hipotesa dan pengamatan kami tentang kondisi perekonomian di Indonesia pada umumnya, dan Jawa Timur pada khususnya.

tentang kondisi perekonomian di Indonesia pada umumnya, dan Jawa Timur pada khususnya. 2.2 Pengumpulan Data

2.2 Pengumpulan Data

Data-data yang berkaitan tentang rumusan masalah kami dikumpulkan dari berbagai sumber. Kami Data-data yang berkaitan tentang rumusan masalah kami dikumpulkan dari berbagai sumber. Kami memperolehnya melalui studi pustaka, pencarian data ke Badan Pusat Statistik, dan data dari internet. memperolehnya melalui studi pustaka, pencarian data ke Badan Pusat Statistik, dan data dari internet. 2.3 Kajian Pustaka

2.3 Kajian Pustaka

Di tahap ini, kami mempelajari materi-materi terkait dengan permasalahan kami. Tujuannya, agar  Di tahap ini, kami mempelajari materi-materi terkait dengan permasalahan kami. Tujuannya, agar  kami memahami definisi variabel-variabel yang akan digunakan dalam pembahasan nanti.

kami memahami definisi variabel-variabel yang akan digunakan dalam pembahasan nanti. 2.4 Analisa Masalah

(7)

BAB IV BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN ANALISA DAN PEMBAHASAN

(8)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini: (1) Pengeluaran untuk investasi dan harga faktor-faktor produksi didasarkan pada harga konstan, (2)

Meski pasal peralihan dalam RUU tersebut mengatur tentang penyesuaian yang dilakukan selama jangka waktu 3 tahun, ketentuan tersebut hanya dapat ditafsirkan

Hasil penelitian yang disusun dalam bentuk Buku ini semoga dapat berguna dalam memandu masyarakat dan berbagai pihak dalam mengembangkan sumber energi

Rumah susun (rusun) Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah

Dalam melengkapi penulisan sampai dengan saat ini ini beberapa pihak telah memberikan masukan serta memberikan konstribusi yang positif, sehingga di dalam

Tetapi walaupun terjadi peningkatan jumlah unit usaha dari tahun ke tahun namun pertumbuhan jumlah unit usahanya sedikit, hal ini dikarenakan pengembangan industri

Hasil dari penelitian yang dilakukan Rosita (2009) menunjukkan bahwa variabel Nilai Utilitarian secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Tabung baja dipakai sebagai bagian luar dari kolom kompo~it tabung baja beton, dipakai tabung baja dengan ukuran 6 em x 6 em, tebal 0.2 em dan dengan panjang