• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prak 4 kesetimbangan massa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prak 4 kesetimbangan massa"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI INDUSTRI SATUAN OPERASI INDUSTRI

Kestimbangan Massa Kestimbangan Massa

Oleh: Oleh: Nama

Nama : : Riando Riando SimbolonSimbolon

NPM  

NPM   : : 240110080040240110080040 Hari,

Hari, Tanggal Tanggal Praktikum Praktikum :: Sift/Kel

Sift/Kelompok ompok    :: Co.

Co. Ass Ass : : Ema Ema KomalasariKomalasari

LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010 2010

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara semua aliran bahan yang masuk  Untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara semua aliran bahan yang masuk  dan yang keluar sistem, perlu disusun suatu kesetimbangan dari bahan-bahan yang dan yang keluar sistem, perlu disusun suatu kesetimbangan dari bahan-bahan yang masuk dan keluar sistem. Penyusunan kesetimbangan massa dari bahan yang masuk  masuk dan keluar sistem. Penyusunan kesetimbangan massa dari bahan yang masuk  dan keluar sistem proses dapat dilakukan dengan

dan keluar sistem proses dapat dilakukan dengan berdasar hukum kekalan berdasar hukum kekalan massa yangmassa yang menyatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan dan dihilangkan di dalam suatu menyatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan dan dihilangkan di dalam suatu system proses fisis maupun kimia.

system proses fisis maupun kimia.

Kesetimbangan massa sangat berperan untuk menganalisis jumlah aliran massa Kesetimbangan massa sangat berperan untuk menganalisis jumlah aliran massa bahan pada setiap operasi. Dapat dikatakan bahwa kesetimbangan massa adalah audit bahan pada setiap operasi. Dapat dikatakan bahwa kesetimbangan massa adalah audit suatu operasi industri dari sisi jumlah atau aliran massa yang masuk, keluar, dan yang suatu operasi industri dari sisi jumlah atau aliran massa yang masuk, keluar, dan yang terakumulasikan dalam sistem operasi (

terakumulasikan dalam sistem operasi (steady statesteady state atauatau unstedy stateunstedy state). Selain itu). Selain itu kesetimbangan massa juga digunakan untuk menetapkan jumlah atau kuantitas kesetimbangan massa juga digunakan untuk menetapkan jumlah atau kuantitas berbagai bahan dalam setiap aliran proses

berbagai bahan dalam setiap aliran proses

1.2

1.2 TujuanTujuan 1.

1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Mahasiswa dapat mempelajari kesetimbangan massa secara umum. Mahasiswa dapat mempelajari kesetimbangan massa secara umum. 2.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) a.

a. Mempelajari keadaan sistemMempelajari keadaan sistem steady statesteady state dengan contoh larutan madu.dengan contoh larutan madu. b.

b. Menentukan model neraca massaMenentukan model neraca massa steady statesteady state pada alir massa danpada alir massa dan unsteady state

(3)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 Bentuk Persamaan Kesetimbangan MassaBentuk Persamaan Kesetimbangan Massa

Bentuk umum persamaan kesetembangan massa dari suatu bahan didalam suatu Bentuk umum persamaan kesetembangan massa dari suatu bahan didalam suatu system proses dapat dituliskan sebagai berikut :

system proses dapat dituliskan sebagai berikut :

Persamaan kesetimbangan massa tersebut diatas dipakai untuk penyusunan Persamaan kesetimbangan massa tersebut diatas dipakai untuk penyusunan kesetimbangan massa salah satu komponen bahan yang masuk dan keluar dari system kesetimbangan massa salah satu komponen bahan yang masuk dan keluar dari system yang mengalami terjadinya reaksi k

yang mengalami terjadinya reaksi kimia.imia.

Bila tidak terjadi reaksi kimia didalam sistem proses, seperti halnya pada proses Bila tidak terjadi reaksi kimia didalam sistem proses, seperti halnya pada proses pengeringan dan proses-proses fisis lainnya, maka massa tergenerasi dan massa pengeringan dan proses-proses fisis lainnya, maka massa tergenerasi dan massa terkonsumsi masing-masing sama dengan nol (0). Demikian pula halnya bila terkonsumsi masing-masing sama dengan nol (0). Demikian pula halnya bila kesetimbangan massa ditunjukkan untuk massa total, bukan massa tergenarasi dan kesetimbangan massa ditunjukkan untuk massa total, bukan massa tergenarasi dan massa terkonsumsi masing-masing juga sama dengan nol.

massa terkonsumsi masing-masing juga sama dengan nol.

Dengan demikian untuk proses pengolahan yang hanya mengalami perubahan Dengan demikian untuk proses pengolahan yang hanya mengalami perubahan fisis, persamaan kesetimbangan massa yang dipakai adalah :

fisis, persamaan kesetimbangan massa yang dipakai adalah : 

  − −   ==  

Hubungan yang ditunjukkan oleh persamaan diatas dapat berlaku untuk  Hubungan yang ditunjukkan oleh persamaan diatas dapat berlaku untuk  kesetimbangan total juga setiap komponen bahan penyusunnya. Faktor waktu juga kesetimbangan total juga setiap komponen bahan penyusunnya. Faktor waktu juga perlu diperhatikan dalam penyusunan kesetimbangan massa, yaitu kesetimbangan perlu diperhatikan dalam penyusunan kesetimbangan massa, yaitu kesetimbangan massa ditinjau untuk suatu periode waktu tertentu atau per satuan waktu. Bila ditinjau massa ditinjau untuk suatu periode waktu tertentu atau per satuan waktu. Bila ditinjau per satuan waktu, maka persamaan t

per satuan waktu, maka persamaan tersebut dapat ditulis :ersebut dapat ditulis : 

(4)

Selanjutnya, bila proses berjalan pada keadaan

Selanjutnya, bila proses berjalan pada keadaan steady state,steady state, maka massamaka massa terakumulasi sama dengan nol, sehingga persamaan d

terakumulasi sama dengan nol, sehingga persamaan d iatas menjadi :iatas menjadi : 

   −−   = = 00 Suatu proses dikatakan

Suatu proses dikatakan steady statesteady state adalah jika laju aliran umpan yang masuk adalah jika laju aliran umpan yang masuk  kedalam suatu sistem operasi sama dengan laju aliran produk tanpa terjadi akumulasi, kedalam suatu sistem operasi sama dengan laju aliran produk tanpa terjadi akumulasi, cirri tersbut dapat dituliskan sebagai berikut :

cirri tersbut dapat dituliskan sebagai berikut :   ==      ==     = 0= 0 Dimana F = Feed, P = Product Dimana F = Feed, P = Product

Dengan kata lain suatu operasi dikatakan dalam keadaan

Dengan kata lain suatu operasi dikatakan dalam keadaan unsteady stateunsteady state ketikaketika laju alir umpan yang masuk kedalam suatu sistem operasi tidak sama dengan laju alir  laju alir umpan yang masuk kedalam suatu sistem operasi tidak sama dengan laju alir  produk sehingga mengakibatkan akumulasi dalam sistem, ciri tersebut dapat produk sehingga mengakibatkan akumulasi dalam sistem, ciri tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

dituliskan sebagai berikut:

 ==  ++  2.2

2.2 PengenceranPengenceran

Pengenceran adalah penambahan pelarut ke dalam suatu larutan jadi pada Pengenceran adalah penambahan pelarut ke dalam suatu larutan jadi pada prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap, maka rumusnya prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap, maka rumusnya M

M11VV11=M=M22VV22, V2= V1 + Pelarut. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat, V2= V1 + Pelarut. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir  (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir  yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat

kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar, 1990).ini merusak kulit (Khopkar, 1990).

Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat

(5)

menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).

dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (Baroroh, 2004). Dalam kimia, didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (Baroroh, 2004). Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan, 2004.).

dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan, 2004.). 2.3

2.3 Teknik PengenceranTeknik Pengenceran

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat organik pada Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat organik pada dasarnya tidak begitu berbeda. Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran dasarnya tidak begitu berbeda. Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran volum dan teknik pelarutan(teknik pencampuran). Tentang kedua teknik ini, beberapa volum dan teknik pelarutan(teknik pencampuran). Tentang kedua teknik ini, beberapa hal harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini:

hal harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini:

a.

a. Teknik pengenceran dari cairan pekat Teknik pengenceran dari cairan pekat 

Pra Pengenceran: Pra Pengenceran:

 Hitung volume cairan pekat dan volume akuades yang akan diukur Hitung volume cairan pekat dan volume akuades yang akan diukur  

 Ukur volume akuades tersebut dan siapkan didalam gelas kimia teknik Ukur volume akuades tersebut dan siapkan didalam gelas kimia teknik 

pengukuran volume cairan pekat pengukuran volume cairan pekat

 Mengingat sifat zat cair pekat, maka pengukuran volumenya harus dilakukanMengingat sifat zat cair pekat, maka pengukuran volumenya harus dilakukan

diruang asam dan pembacaan skala

diruang asam dan pembacaan skala volumenya harus sesegera mungkinvolumenya harus sesegera mungkin

 Sebaiknya menggunakan masker pencampuran atau pelarutanSebaiknya menggunakan masker pencampuran atau pelarutan 

 Segera alirkan perlahan cairan pekat lewat batang pengaduk kedalam gelasSegera alirkan perlahan cairan pekat lewat batang pengaduk kedalam gelas

kimia berisi akuades d kimia berisi akuades diatas.iatas.

 Hitung balik, konsentrasi cairan hasil pengenceran; tambahkan sesuai denganHitung balik, konsentrasi cairan hasil pengenceran; tambahkan sesuai dengan

kekurangan akuades kekurangan akuades

(6)

b.

b. Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat 

Teknik pengenceran dari larutan tidak pekat menjadi larutan yang lebih encer  Teknik pengenceran dari larutan tidak pekat menjadi larutan yang lebih encer  (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah dilakukan dan tidak perlu diruang asam. (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah dilakukan dan tidak perlu diruang asam. Caranya: ukur akuades (hasil hitung) dengan gelas ukurC (berukuran sesuai dengan Caranya: ukur akuades (hasil hitung) dengan gelas ukurC (berukuran sesuai dengan volume akhir larutan); kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya kedalam gelas ukur  volume akhir larutan); kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya kedalam gelas ukur  tersebut sampai volumenya mendekati tanda batas; lanjutkan penambahan tetes per  tersebut sampai volumenya mendekati tanda batas; lanjutkan penambahan tetes per  tetes sampai tanda batas volume akhir yang d

tetes sampai tanda batas volume akhir yang d iharapkan.iharapkan. c. Perhitungan volume dan konsentrasi cairan

c. Perhitungan volume dan konsentrasi cairan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan, catatlah harga kadar/konsentrasi Sebelum melakukan perhitungan volume cairan, catatlah harga kadar/konsentrasi cairan yang akan diencerkan dari label kemasannya, dan tetapkan besarnya volume cairan yang akan diencerkan dari label kemasannya, dan tetapkan besarnya volume larutan encer yang hendak dibuat. Asam - asam pekat yang diperdagangkan, pada larutan encer yang hendak dibuat. Asam - asam pekat yang diperdagangkan, pada labelnya ditemukan dari harga

labelnya ditemukan dari harga molar, persen (b/b), dan massa jenisnya.molar, persen (b/b), dan massa jenisnya. Hubungan pengenceran Molar (M) , Hubungan matematis yang diterapkan: Hubungan pengenceran Molar (M) , Hubungan matematis yang diterapkan:

××  = =  ×× 

Dimana: V = volume cairan(L) Dimana: V = volume cairan(L) M = molaritas(mol/L) M = molaritas(mol/L)

2.4

2.4 RefraktometerRefraktometer

Refraktometer adalah alat untuk mengukur nilai kadar garam pada air dan Refraktometer adalah alat untuk mengukur nilai kadar garam pada air dan digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dan sebagainya. Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan Garam, Protein dan sebagainya. Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan perawatannya. Untuk menjaga ke akuratan pembacaan dari refraktometer ini maka perawatannya. Untuk menjaga ke akuratan pembacaan dari refraktometer ini maka kita harus mengenal tiap bagian-bagian d

kita harus mengenal tiap bagian-bagian dari alat ini.ari alat ini. Alat ini terdiri dari :

Alat ini terdiri dari : 1)

1) Probe Refraktometer : Probe berwarna biru ini merupakan bagian yangProbe Refraktometer : Probe berwarna biru ini merupakan bagian yang paling sensitif dari refraktometer. Probe berfungsi untuk membaca kadar  paling sensitif dari refraktometer. Probe berfungsi untuk membaca kadar  garam pada air. Jangan biarkan probe tergores, karena akan mengurangi ke garam pada air. Jangan biarkan probe tergores, karena akan mengurangi ke akuratan pembacaan.

akuratan pembacaan. 2)

2) Penutup Probe Refraktometer : Penutup probe berwarna putih transparan,Penutup Probe Refraktometer : Penutup probe berwarna putih transparan, berfungsi untuk melindungi probe dari debu, atau benda-benda lain yang berfungsi untuk melindungi probe dari debu, atau benda-benda lain yang

(7)

dapat membuat probe tergores. Selain itu penutup probe juga berfungsi dapat membuat probe tergores. Selain itu penutup probe juga berfungsi untuk menjaga air tidak tergeser/jatuh saat di teteskan ke dalam probe. Saat untuk menjaga air tidak tergeser/jatuh saat di teteskan ke dalam probe. Saat digunakan untuk pengukuran buka penutup probe ke arah atas tetaskan air  digunakan untuk pengukuran buka penutup probe ke arah atas tetaskan air  yang akan di ukur

yang akan di ukur lalu turunkan penutup probe secara perlahan.lalu turunkan penutup probe secara perlahan. 3)

3) Mur Kalibrasi : Mur kalibrasi berfungsi untuk menyesuaikan nilai bacaanMur Kalibrasi : Mur kalibrasi berfungsi untuk menyesuaikan nilai bacaan dari refraktometer, di gunakan apabila refraktometer ketika membaca air  dari refraktometer, di gunakan apabila refraktometer ketika membaca air  aquades tidak menunjukkan n

aquades tidak menunjukkan nilai nol.ilai nol. 4)

4) Handle/Pegangan : Handle/Pegangan berupa grid yang memanjang dariHandle/Pegangan : Handle/Pegangan berupa grid yang memanjang dari bagian mur kalibrasi sampai pengatur cahaya. Handle/ pegangan berfungsi bagian mur kalibrasi sampai pengatur cahaya. Handle/ pegangan berfungsi untuk memegang refraktometer. Grid membuat refraktometer mudah untuk memegang refraktometer. Grid membuat refraktometer mudah dipegang.

dipegang. 5)

5) Pengatur Cahaya : pengatur cahaya berfungsi untuk mengatur cahaya yangPengatur Cahaya : pengatur cahaya berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk, sehingga dalam melihat hasil bacaan menjad

masuk, sehingga dalam melihat hasil bacaan menjad i lebih jelas.i lebih jelas. 6)

6) Lensa  : lensa berfungsi untuk mata dalam melihat hasil bacaan dari kadar Lensa  : lensa berfungsi untuk mata dalam melihat hasil bacaan dari kadar  garam pada air.

garam pada air.

Setelah kita mengenal bagian – bagian dari refraktometer, kita dapat dengan Setelah kita mengenal bagian – bagian dari refraktometer, kita dapat dengan mudah menggunakan dan merawat refraktometer. Untuk membersihkan probe mudah menggunakan dan merawat refraktometer. Untuk membersihkan probe refraktometer yang telah di gunakan dapat dilakukan dengan menggunakan tissue refraktometer yang telah di gunakan dapat dilakukan dengan menggunakan tissue yang di basahi oleh air aqudes. Tissue yang telah basah di sapukan ke probe secara yang di basahi oleh air aqudes. Tissue yang telah basah di sapukan ke probe secara perlahan dan searah.

perlahan dan searah.

Contoh, gambar cara membersihkan re

Contoh, gambar cara membersihkan refraktomfraktometer.eter.

Sumber. gambar  

(8)

Prinsip kerja Prinsip kerja

Prinsip kerja dari refractometer sesuai dengan Prinsip kerja dari refractometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Seperti terlihat pada Gambar di samping sebuah Seperti terlihat pada Gambar di samping sebuah sedotan yang dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air  sedotan yang dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air  akan terlihat terbengkok. Pada Gambar kedua sebuah akan terlihat terbengkok. Pada Gambar kedua sebuah sedotan dicelupkan ke dalam sebuah gelas yang berisi sedotan dicelupkan ke dalam sebuah gelas yang berisi lauran gula.

lauran gula.

Terlihat sedotan terbengkok lebih tajam. Fenomena ini terjadi karena adanya refraksi Terlihat sedotan terbengkok lebih tajam. Fenomena ini terjadi karena adanya refraksi cahaya. Semakin tinggi konsentrasi bahan terlarut (Rapat Jenis Larutan), maka cahaya. Semakin tinggi konsentrasi bahan terlarut (Rapat Jenis Larutan), maka sedotan akan semakin terlihat bengkok secara proporsional. Besarnya sudut sedotan akan semakin terlihat bengkok secara proporsional. Besarnya sudut pembengkokan ini disebut Refractive Index (nD). Refractometer ditemukan oleh Dr. pembengkokan ini disebut Refractive Index (nD). Refractometer ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada permulaan abad 20.

Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada permulaan abad 20.

Adapun prinsip kerja dari refractometer dapat digambarkan sebagai berikut Adapun prinsip kerja dari refractometer dapat digambarkan sebagai berikut :: 1.

1. Dari gambar dibawah ini terdapat 3 bagian yaitu : Sample, Prisma dan PapanDari gambar dibawah ini terdapat 3 bagian yaitu : Sample, Prisma dan Papan Skala. Refractive index prisma jauh lebih besar d

Skala. Refractive index prisma jauh lebih besar d ibandingkan dengan sample.ibandingkan dengan sample. 2.

2. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksiJika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka pada papan skala sinar 

pada papan skala sinar “a” akan jatuh pada skala rendah.“a” akan jatuh pada skala rendah. 3.

3. Jika sample merupakan larutan pekat Jika sample merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan/ konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Pada gambar terlihar  kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Pada gambar terlihar  sinar 

sinar “b”“b” jatuh pada skala besar.jatuh pada skala besar.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara Dari penjelasan di atas jelas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya Refractometer akan ditera pada proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya Refractometer akan ditera pada skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh Refractometer yang dipakai skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh Refractometer yang dipakai

(9)

untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refractometer untuk larutan garam, protein d

dengan refractometer untuk larutan garam, protein d llll..

Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yaitu Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yaitu merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar bahan merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar bahan terlarut merupakan total dari semua bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein, terlarut merupakan total dari semua bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein, asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane sugar  asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane sugar  yang terdapat dalam larutan 100g cane sugar. Jadi pada saat mengukur larutan gula, yang terdapat dalam larutan 100g cane sugar. Jadi pada saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar-benar tepat

Brix(%) harus benar-benar tepat sesuai dengan konsentrasinya.sesuai dengan konsentrasinya. 2.5

2.5 Satuan Brix (%)Satuan Brix (%)

Brix merupakan ukuran  kepekaan larutan gula yang didefinisikan sebagai jumlah Brix merupakan ukuran  kepekaan larutan gula yang didefinisikan sebagai jumlah (gram) zat padat total yang terlarut per setiap 100 gram larutan gula.   Brix dapat (gram) zat padat total yang terlarut per setiap 100 gram larutan gula.   Brix dapat diukur berdasarkan  berat jenis menggunakan piknometer atau timbangan brix diukur berdasarkan  berat jenis menggunakan piknometer atau timbangan brix (brix-hidrometer) atau  berdasarkan index bias memakai brix-refraktometer.  Kedua metode hidrometer) atau  berdasarkan index bias memakai brix-refraktometer.  Kedua metode tersebut pada dasarnya   memiliki tingkat akurasi yang tinggi, namun pemilihannya tersebut pada dasarnya   memiliki tingkat akurasi yang tinggi, namun pemilihannya dalam prkatek sangat tergantung kepada kepentingan atau tujuan.   Refraktometer  dalam prkatek sangat tergantung kepada kepentingan atau tujuan.   Refraktometer  lebih praktis dan mudah dipakai dibanding brix hidrometer, tetapi jumlah contoh lebih praktis dan mudah dipakai dibanding brix hidrometer, tetapi jumlah contoh yang d

yang diamati haiamati hanya sedikit.    nya sedikit.    Sebaliknya, hidrometer Sebaliknya, hidrometer bisa mengukur bisa mengukur kadar kadar BrixBrix dengan jumlah contoh agak banyak, tapi perlu waktu analisi lebih lama.

dengan jumlah contoh agak banyak, tapi perlu waktu analisi lebih lama. Analisis  Brix dengan  Refraktometer

Analisis  Brix dengan  Refraktometer Prosedur :

Prosedur : 1.

1. Contoh nira disaring dengan saringan kasa ukuran Contoh nira disaring dengan saringan kasa ukuran 200 mesh200 mesh 2.

2. Refraktometer dikalibrasi untuk mendapatkan titik nol, pada ruangan ber Refraktometer dikalibrasi untuk mendapatkan titik nol, pada ruangan ber  AC dan suhu udara sekitar 20

AC dan suhu udara sekitar 20 ooC.  C.  Air murni Air murni diteteskan pada diteteskan pada prismaprisma refraktometer, kemudian alat puteran pengatur pelangi diatur sedemikian refraktometer, kemudian alat puteran pengatur pelangi diatur sedemikian rupa sehingga warna merah dan biru dari pelangi tepat berimpit atau rupa sehingga warna merah dan biru dari pelangi tepat berimpit atau segaris menjadi warna gelap yang tajam.  Skala brix diputar  sampai garis segaris menjadi warna gelap yang tajam.  Skala brix diputar  sampai garis batas gelap dan terang tepat pada titik perpotongan garis silang. Angka brix batas gelap dan terang tepat pada titik perpotongan garis silang. Angka brix yang ditunjukkan oleh perpotongan garis batas dengan skala brix harus yang ditunjukkan oleh perpotongan garis batas dengan skala brix harus tepat nol.

tepat nol. 3.

(10)

4.

4. Sebanyak 1-2 tetes  Sebanyak 1-2 tetes  nira diteteskan pada prisma refraktometer nira diteteskan pada prisma refraktometer  5.

5. Skala brix diputar sampai didapat garis batas gelap dan terang tepat padaSkala brix diputar sampai didapat garis batas gelap dan terang tepat pada perpotongan garis silang

perpotongan garis silang 6.

6. Angka brix ditunjukkan oleh perpotongan garAngka brix ditunjukkan oleh perpotongan gar is batas gelap-terangis batas gelap-terang

Perhitungan : Perhitungan :

1.

1. Sebagaimana pada prosedur hidrometer, koreksi pembacaan untuk Sebagaimana pada prosedur hidrometer, koreksi pembacaan untuk  refraktometer juga dilakukan pada berbagai suhu.

refraktometer juga dilakukan pada berbagai suhu. 2.

2. Bila terbaca skala 20%, kemudian koreksi pada suhu pembacaan (misal 32Bila terbaca skala 20%, kemudian koreksi pada suhu pembacaan (misal 32 oC) sekitar 0,5, maka nilai terkoreksi brix adalah:

oC) sekitar 0,5, maka nilai terkoreksi brix adalah: 3.

(11)

BAB III BAB III

METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1

3.1 Alat dan BahanAlat dan Bahan a. a. Bahan :Bahan :   Air 500 mlAir 500 ml   Madu 120 mlMadu 120 ml 

 Keretas TissueKeretas Tissue

b.

b. Alat Alat ::

 Peralatan proses kontinyu berpengaduk Peralatan proses kontinyu berpengaduk  

 Gelas ukur 100 ml dan 200  mlGelas ukur 100 ml dan 200  ml   StopwatchStopwatch   Refraktometer Refraktometer    Timbangan.Timbangan. 3.2

3.2 Prosedur PercobaanProsedur Percobaan 1.

1. Pasang peralatan tangki kontinyuPasang peralatan tangki kontinyu 2.

2. Pelajari dan uji coba terlebih dahulu peralatan tersebut sebelum digunakanPelajari dan uji coba terlebih dahulu peralatan tersebut sebelum digunakan dengan menggunakan air sebagai bahan

dengan menggunakan air sebagai bahan 3.

3. Dalam uji coba tersebut tentukan volume maksimum tangki (V) ketikaDalam uji coba tersebut tentukan volume maksimum tangki (V) ketika pengaduk sedang berjalan dan tentukan laju alir input (QF ; ml/detik) output pengaduk sedang berjalan dan tentukan laju alir input (QF ; ml/detik) output (QR : ml/detik) sehingga tercapa

(QR : ml/detik) sehingga tercapai kondisi steady state (QF=QR)i kondisi steady state (QF=QR) 4.

4. Praktikum dibagi dalam dua kelompok Praktikum dibagi dalam dua kelompok 

Kelompok 1 : menguji kosentrasi larutan madu Kelompok 1 : menguji kosentrasi larutan madu Kelompok 2 : menguji kosentrasi larutan gula Kelompok 2 : menguji kosentrasi larutan gula 5.

5. Sediakan air dalam dua buah gelas ukur dengan volume yang samaSediakan air dalam dua buah gelas ukur dengan volume yang sama 6.

6. Lakukan perhitungan brix untuk mengetahui berapa banyak madu atau gulaLakukan perhitungan brix untuk mengetahui berapa banyak madu atau gula yang harus dilarutkan dalam air pada gelas ukur, setelah diketahui beratnya yang harus dilarutkan dalam air pada gelas ukur, setelah diketahui beratnya dari hasil perhitungan dengan rumus : [ X

dari hasil perhitungan dengan rumus : [ X = x / ( x + = x / ( x + VVair air )])] 7.

(12)

8.

8. Madu dan gula yang telah di timbang masukan ke dalam gelas ukur kemudianMadu dan gula yang telah di timbang masukan ke dalam gelas ukur kemudian diaduk dengan menggunakan batang pengaduk .

diaduk dengan menggunakan batang pengaduk . 9.

9. Teteskan campuran larutan madu dan atau gula pada refraktometer untuk Teteskan campuran larutan madu dan atau gula pada refraktometer untuk  diketahui nilai kosentras

diketahui nilai kosentrasinya.inya. 10.

10. Jalankan masing-masing operasi sesuai dengan perlakuan diatas dan periksaJalankan masing-masing operasi sesuai dengan perlakuan diatas dan periksa kosentrasi gula dan kosentrasi madu

kosentrasi gula dan kosentrasi madu (0(0Brix) setiap 3 menit pada pengeluaranBrix) setiap 3 menit pada pengeluaran tangki atau interval pemeriksaan gula dapat

tangki atau interval pemeriksaan gula dapat disesuaikan dengan laju alir disesuaikan dengan laju alir  11.

11. Buat grafik kosentrasi gula dan kosentrasi madu (ln(Xf-X)) terhadap waktu (t)Buat grafik kosentrasi gula dan kosentrasi madu (ln(Xf-X)) terhadap waktu (t) berdasarkan hasil percobaan dan tentukan model persamaan dari grafik  berdasarkan hasil percobaan dan tentukan model persamaan dari grafik  tersebut ( y = ax + b )

tersebut ( y = ax + b ) 12.

12. Bandingkan antara proses pemekatan dan pengenceran pada larutan gulaBandingkan antara proses pemekatan dan pengenceran pada larutan gula maupun pada larutan madu.

(13)

BAB IV BAB IV

HASIL PERCOBAAN HASIL PERCOBAAN

4.1

4.1 Data hasil pengamatan pengenceran dan pengentalan konsentrasi maduData hasil pengamatan pengenceran dan pengentalan konsentrasi madu Pada perhitungan menggunakan kalkulator didapat nilai

Pada perhitungan menggunakan kalkulator didapat nilai  ,,

  ==      ++       == 120120  120 120 + 500+ 500   × 100× 100   = 19,3= 19,3  

Pada praktikum menggunakan refraktometer didapatkan nilai

Pada praktikum menggunakan refraktometer didapatkan nilai = 16,1= 16,1 Hasil percobaan yang telah dihitung Q dan

Hasil percobaan yang telah dihitung Q dan ln(Xf-X)-nya sebagai berikut :ln(Xf-X)-nya sebagai berikut : Waktu Waktu (Menit) (Menit) o o Brix Brix Pengentalan Pengentalan ln(Xf-X)ln(Xf-X) o o Brix Brix Pengenceran Pengenceran ln(Xf-X)ln(Xf-X) 0 0 0 0 2,7788 2,7788 16,1 16,1 ~~ 3 3 1 1 2,7146 2,7146 16,1 16,1 ~~ 6 6 2 2 2,6461 2,6461 16,1 16,1 ~~ 9 9 2,1 2,1 2,6391 2,6391 16,1 16,1 ~~ 12 12 2,1 2,1 2,6391 2,6391 16,0 16,0 -2,3025-2,3025 15 15 2,5 2,5 2,6101 2,6101 16,0 16,0 -2,3025-2,3025 18 18 2,6 2,6 2,6026 2,6026 16,0 16,0 -2,3025-2,3025 21 21 2,7 2,7 2,5952 2,5952 15,9 15,9 -1,6094-1,6094 24 24 2,8 2,8 2,5877 2,5877 15,7 15,7 -0,9162-0,9162 27 27 2,9 2,9 2,5802 2,5802    15 15 ,6 ,6 -0,6931-0,6931 4.2

4.2 Data hasil pengamatan pengenceran dan pengentalan konsentrasi gulaData hasil pengamatan pengenceran dan pengentalan konsentrasi gula Pada perhitungan menggunakan kalkulator didapat nilai

Pada perhitungan menggunakan kalkulator didapat nilai  ,,

  ==      ++       == 500500  500 500 ++ 25250000   × 100× 100   = 16,67= 16,67  

Pada praktikum menggunakan refraktometer didapatkan nilai

(14)

y = -0,006x + 2,723 y = -0,006x + 2,723 R² = 0,804 R² = 0,804 2.5 2.5 2.55 2.55 2.6 2.6 2.65 2.65 2.7 2.7 2.75 2.75 2.8 2.8 0 0 1100 2200 3300 lln n ((X X ff--X X )) t (waktu) t (waktu)

Grafik Pengentalan Madu

Grafik Pengentalan Madu

ln(Xf-X) ln(Xf-X) Linear ln(Xf-X) Linear ln(Xf-X) y = 0,089x + 0,867 y = 0,089x + 0,867 R² = 0,783 R² = 0,783 0 0 0.5 0.5 1 1 1.5 1.5 2 2 2.5 2.5 3 3 3.5 3.5 0 0 1100 2200 3300 B B rrii x x ((k k a a d d a a rr a a iirr )) t (waktu) t (waktu)

Grafik Pengentalan Madu

Grafik Pengentalan Madu

Kadar Brix Kadar Brix Linear Kadar Brix Linear Kadar Brix

Hasil percobaan yang telah dihitung Q dan

Hasil percobaan yang telah dihitung Q dan ln(Xf-X)-nya sebagai berikut :ln(Xf-X)-nya sebagai berikut : Waktu Waktu (Menit) (Menit) o o Brix Brix Pengentalan Pengentalan ln(Xf-X)ln(Xf-X) o o Brix Brix Pengenceran Pengenceran ln(Xf-X)ln(Xf-X) 0 0 0 0 2,939 2,939 18,9 18,9 ~~ 3 0 3 0 2,939 2,939 18,9 18,9 ~~ 6 0 6 0 2,939 2,939 18,9 18,9 ~~ 9 9 0,5 0,5 2,912 2,912 18,9 18,9 ~~ 12 12 1 1 2,885 2,885 18,9 18,9 ~~ 15 15 1 1 2,885 2,885 18,9 18,9 ~~ 18 1 18 1 2,885 2,885 18,3 18,3 -0,51-0,51 21 21 1 1 2,885 2,885 17,9 17,9 00 4.3 4.3 Grafik Grafik  

(15)

y = 0,055x - 2,687 y = 0,055x - 2,687 R² = 0,638 R² = 0,638 -3 -3 -2.5 -2.5 -2 -2 -1.5 -1.5 -1 -1 -0.5 -0.5 0 0 0 0 1100 2200 3300 lln n ((X X ff--X X )) t (waktu) t (waktu)

Grafik Pengenceran  Madu

Grafik Pengenceran  Madu

ln(Xf-X) ln(Xf-X) Linear ln(Xf-X) Linear ln(Xf-X) y = -0,017x + 16,19 y = -0,017x + 16,19 R² = 0,789 R² = 0,789 15.5 15.5 15.6 15.6 15.7 15.7 15.8 15.8 15.9 15.9 16 16 16.1 16.1 16.2 16.2 16.3 16.3 0 0 1100 2200 3300 B B rrii x x ((k k a a d d a a rr a a iirr )) t (waktu) t (waktu)

Grafik Pengenceran Madu

Grafik Pengenceran Madu

Kadar Brix Kadar Brix Linear Kadar Brix Linear Kadar Brix

(16)

y = -3,21x + 2943 y = -3,21x + 2943 R² = 0,832 R² = 0,832 2,870 2,870 2,880 2,880 2,890 2,890 2,900 2,900 2,910 2,910 2,920 2,920 2,930 2,930 2,940 2,940 2,950 2,950 0 0 5 5 110 0 115 5 220 0 2255 lln n ((X X ff--X X )) t (waktu) t (waktu)

Grafik Pengentalan Gula

Grafik Pengentalan Gula

ln(Xf-X) ln(Xf-X) Linear ln(Xf-X) Linear ln(Xf-X) y = 0,061x - 0,083 y = 0,061x - 0,083 R² = 0,832 R² = 0,832 -0.2 -0.2 0 0 0.2 0.2 0.4 0.4 0.6 0.6 0.8 0.8 1 1 1.2 1.2 1.4 1.4 0 0 5 5 110 0 115 5 220 0 2255 B B rrii x x ((k k a a d d a a rr a a iirr )) t (waktu) t (waktu)

Grafik Pengentalan Gula

Grafik Pengentalan Gula

Kadar Brix Kadar Brix Linear Kadar Brix Linear Kadar Brix

(17)

y = -0,039x + 19,11 y = -0,039x + 19,11 R² = 0,572 R² = 0,572 17.8 17.8 18 18 18.2 18.2 18.4 18.4 18.6 18.6 18.8 18.8 19 19 19.2 19.2 0 0 5 5 110 0 115 5 220 0 2255 B B rrii x x ((k k a a d d a a rr a a iirr )) t (waktu) t (waktu)

Grafik Pengenceran Gula

Grafik Pengenceran Gula

Kadar Brix Kadar Brix Linear Kadar Brix Linear Kadar Brix

y = 0,014x - 0,595 y = 0,014x - 0,595 R² = 0,333 R² = 0,333 -0.7 -0.7 -0.6 -0.6 -0.5 -0.5 -0.4 -0.4 -0.3 -0.3 -0.2 -0.2 -0.1 -0.1 0 0 0 0 5 5 110 0 115 5 220 0 2255 lln n ((X X ff--X X )) t (waktu) t (waktu)

Grafik Pengenceran Gula

Grafik Pengenceran Gula

ln(Xf-X) ln(Xf-X) Linear ln(Xf-X) Linear ln(Xf-X)

(18)

BAB V BAB V PEMBAHASAN PEMBAHASAN

Praktikum kali ini mahasiswa dihadapkan pada penerapan teori kesetimbangan Praktikum kali ini mahasiswa dihadapkan pada penerapan teori kesetimbangan massa (

massa (mass balancemass balance). Sampel yang digunakan pada praktikum ini berupa madu.). Sampel yang digunakan pada praktikum ini berupa madu. Sebelum memulai praktikum, praktikan terlebih dahulu mencari kadar  Sebelum memulai praktikum, praktikan terlebih dahulu mencari kadar  BrixooBrix awal dari larutan yang akan duji, dengan perhitungan menggunakan kalkulator, yang awal dari larutan yang akan duji, dengan perhitungan menggunakan kalkulator, yang hasilnya akan dijadikan pembanding dengan kadar 

hasilnya akan dijadikan pembanding dengan kadar  BrixooBrix dari hasil pencampurandari hasil pencampuran madu dan air dengan menggunakan refraktometer. Kadar 

madu dan air dengan menggunakan refraktometer. Kadar BrixooBrix dari larutandari larutan menggunakan kalkulator sebesar 19,3

menggunakan kalkulator sebesar 19,3 BrixooBrix, sedangkan hasil dari refraktometer , sedangkan hasil dari refraktometer  sebesar 16,1

sebesar 16,1 BrixooBrix . Hal itu terjadi karena kemungkinan pada saat pengujian pelarutan. Hal itu terjadi karena kemungkinan pada saat pengujian pelarutan madu dengan air tidak terjadi secara sempurna, menurut kelompok kami terjadi madu dengan air tidak terjadi secara sempurna, menurut kelompok kami terjadi pengendapan(akumulasi) larutan madu pada semua sisi pada gelas ukur, sehingga pengendapan(akumulasi) larutan madu pada semua sisi pada gelas ukur, sehingga terjadi perbedaan

terjadi perbedaan BrixooBrixdari refraktometer dengan perhitungan menggunakandari refraktometer dengan perhitungan menggunakan kalkulator.

(19)

Langkah selanjutnya adalah mencari kadar 

Langkah selanjutnya adalah mencari kadar BrixooBrixawal dari air, yang dilanjutkanawal dari air, yang dilanjutkan mencari kadar 

mencari kadar  BrixooBrixlarutan madu yang dicampur air dengan menggunakanlarutan madu yang dicampur air dengan menggunakan refraktometer, Aduk kedua gelas ukur secara bersama-sama secara konstan dengan refraktometer, Aduk kedua gelas ukur secara bersama-sama secara konstan dengan selang waktu 3 menit dan lakukan perhitungan kembali.

selang waktu 3 menit dan lakukan perhitungan kembali.

Dari data dan grafik yang didapatkan pada saat praktikum, untuk proses Dari data dan grafik yang didapatkan pada saat praktikum, untuk proses pengentalan, semakin lama waktu, maka

pengentalan, semakin lama waktu, maka BrixooBrix dari larutan madu semakin tinggi. Haldari larutan madu semakin tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa larutan tersebut mengalami proses pemekatan seiring ini mengindikasikan bahwa larutan tersebut mengalami proses pemekatan seiring dengan waktu. Secara matematis dapat dituliskan bahwa, proses pengentalan dengan waktu. Secara matematis dapat dituliskan bahwa, proses pengentalan merupakan fungsi dari waktu.

merupakan fungsi dari waktu. 

(()) == 

Derajat brix dari   air sebelum dilakukan praktikum dihitung dengan Derajat brix dari   air sebelum dilakukan praktikum dihitung dengan menggunakan refraktometer didapatkan 0

menggunakan refraktometer didapatkan 0 BrixooBrix. Menit ke-27 ketika pencatatan. Menit ke-27 ketika pencatatan waktu dihentikan, larutan menjadi semakin pekat yang ditunjukkan dengan angka waktu dihentikan, larutan menjadi semakin pekat yang ditunjukkan dengan angka 2,9

2,9 BrixooBrix pada refraktometer, air disebelah kiri mengalami pengentalan. Hal inipada refraktometer, air disebelah kiri mengalami pengentalan. Hal ini disebabkan karena larutan madu pada gelas ukur sebelah kanan, berpindah dan disebabkan karena larutan madu pada gelas ukur sebelah kanan, berpindah dan bercampur dengan air yang terdapat pada gelas ukur yang dihubungkan oleh selang di bercampur dengan air yang terdapat pada gelas ukur yang dihubungkan oleh selang di sebelah kiri (tampak seperti gambar diatas)

sebelah kiri (tampak seperti gambar diatas)

Sedangan untuk proses pengenceran, semakin lama waktu, maka kadar  Sedangan untuk proses pengenceran, semakin lama waktu, maka kadar  BrixooBrix dari larutan madu semakin rendah. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut mengalami dari larutan madu semakin rendah. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut mengalami proses pengenceran seiring dengan waktu. Derajat brix dari  madu sebelum dilakukan proses pengenceran seiring dengan waktu. Derajat brix dari  madu sebelum dilakukan praktikum dihitung dengan menggunakan refraktometer didapatkan 16,1

praktikum dihitung dengan menggunakan refraktometer didapatkan 16,1 BrixooBrix .. Menit ke-27 ketika pencatatan waktu dihentikan, larutan menjadi semakin encer  Menit ke-27 ketika pencatatan waktu dihentikan, larutan menjadi semakin encer  yang ditunjukkan dengan angka 15,6

yang ditunjukkan dengan angka 15,6 BrixooBrix pada refraktometer. Hal ini disebabkanpada refraktometer. Hal ini disebabkan karena madu pada gelas ukur sebelah kanan, berpindah dan bercampur dengan air  karena madu pada gelas ukur sebelah kanan, berpindah dan bercampur dengan air  yang terdapat pada gelas ukur

yang terdapat pada gelas ukur yang dihubungkan oleh selang di sebelah kyang dihubungkan oleh selang di sebelah k iri.iri.

Data pengenceran pada tabel pengenceran di atas, memiliki nilai yang tidak  Data pengenceran pada tabel pengenceran di atas, memiliki nilai yang tidak  konstan penurunan

konstan penurunan BrixooBrix nya,. Terjadi keanehan pada data, dimana pada saat prosesnya,. Terjadi keanehan pada data, dimana pada saat proses awal dilakukan hingga menit ke 9, data tidak berubah, yakni tetap menunjukan angka awal dilakukan hingga menit ke 9, data tidak berubah, yakni tetap menunjukan angka 16,1

(20)

pengadukan kurang konstan, pada awal kami mengaduk dengan lambat sampai menit pengadukan kurang konstan, pada awal kami mengaduk dengan lambat sampai menit ke-9, tetapi dipertengahan pada menit ke-12 proses pengadukan dipercepat yang ke-9, tetapi dipertengahan pada menit ke-12 proses pengadukan dipercepat yang mengakibatkan berubahnya nilai kadar 

mengakibatkan berubahnya nilai kadar BrixooBrix pada tabel. Pada grafik pengenceranpada tabel. Pada grafik pengenceran grafik dimulai dari menit ke-12, karena pada awal sampai menit ke-9 didapatkan hasil grafik dimulai dari menit ke-12, karena pada awal sampai menit ke-9 didapatkan hasil error dalam perhitungan menggunakan kalkulator.

error dalam perhitungan menggunakan kalkulator.

Langkah kerja yang harus dilakukan dengan benar-benar teliti karena Langkah kerja yang harus dilakukan dengan benar-benar teliti karena mengandung t

mengandung titiitik kritis dk kritis diantaranya yaitu:iantaranya yaitu: 1.

1. PengadukanPengadukan

Pengadukan harus konstan dan merata, Supaya larutan itu bercampur dengan Pengadukan harus konstan dan merata, Supaya larutan itu bercampur dengan sempurna, sehingga ketika melakukan pengukuran dengan menggunkan sempurna, sehingga ketika melakukan pengukuran dengan menggunkan refrraktometer didapatkan hasil yang mendekati akurat. Pada praktikum kali refrraktometer didapatkan hasil yang mendekati akurat. Pada praktikum kali ini praktikan mendapatkan perbedaan derajat brix yang berbeda, ini praktikan mendapatkan perbedaan derajat brix yang berbeda, Kadar 

Kadar BrixooBrix dari larutan menggunakan kalkulator sebesar 19,3dari larutan menggunakan kalkulator sebesar 19,3 BrixooBrix,, sedangkan hasil dari refraktometer sebesar 16,1

sedangkan hasil dari refraktometer sebesar 16,1 BrixooBrix,Hal itu terjadi karena,Hal itu terjadi karena kemungkinan pada saat pengujian pelarutan madu dengan air tidak terjadi kemungkinan pada saat pengujian pelarutan madu dengan air tidak terjadi secara sempurna, menurut kelompok kami terjadi pengendapan(akumulasi) secara sempurna, menurut kelompok kami terjadi pengendapan(akumulasi) larutan madu pada semua sisi pada gelas ukur, sehingga terjadi larutan madu pada semua sisi pada gelas ukur, sehingga terjadi perbedaan

perbedaan BrixooBrixdari refraktometer dengan perhitungan menggunakandari refraktometer dengan perhitungan menggunakan kalkulator.

kalkulator. 2.

2. Penyusunan alatPenyusunan alat

Memastikan agar jangan ada madu ataupun air yang keluar atau masuk  gelas Memastikan agar jangan ada madu ataupun air yang keluar atau masuk  gelas ukur melalui selang sebelum melakukan pengujian. Selang terlipat sehingga ukur melalui selang sebelum melakukan pengujian. Selang terlipat sehingga proses transper uap terganggu dan berpengaruh pada konsentrasi kadar gula/ proses transper uap terganggu dan berpengaruh pada konsentrasi kadar gula/ atau madu tersebut.

atau madu tersebut. 3.

3. PengukuranPengukuran

Pada saat melakukan pengukuran, praktikan harus teliti karena akan Pada saat melakukan pengukuran, praktikan harus teliti karena akan mempengaruhi hasil dari praktikum ini. Proses untuk mencapai mempengaruhi hasil dari praktikum ini. Proses untuk mencapai kesetimbangan relatif lama, dilihat dari hasil diatas beda dar

kesetimbangan relatif lama, dilihat dari hasil diatas beda dar i tiap pengukurani tiap pengukuran sekitar (± 0,1- 0,5) selama 3 menit sekali.

(21)

BAB VI BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

6.1

6.1 KesimpulanKesimpulan

Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan: Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan:

O

O Pada praktikum kali ini, praktikan mendapatkan perbedaan derajat brix yangPada praktikum kali ini, praktikan mendapatkan perbedaan derajat brix yang

berbeda, Kadar 

berbeda, Kadar BrixooBrix dari larutan menggunakan kalkulator sebesar dari larutan menggunakan kalkulator sebesar  19,3

19,3 BrixooBrix, sedangkan hasil dari refraktometer sebesar 16,1, sedangkan hasil dari refraktometer sebesar 16,1 BrixooBrix,Hal itu,Hal itu terjadi karena kemungkinan pada saat pengujian pelarutan madu dengan air  terjadi karena kemungkinan pada saat pengujian pelarutan madu dengan air  tidak terjadi secara sempurna.

tidak terjadi secara sempurna.

O

O Terjadi pengendapan (akumulasi) larutan madu pada semua sisi pada gelasTerjadi pengendapan (akumulasi) larutan madu pada semua sisi pada gelas

ukur, sehingga terjadi perbedaan

ukur, sehingga terjadi perbedaan BrixooBrixdari refraktometer dengan perhitungandari refraktometer dengan perhitungan menggunakan kalkulator.

menggunakan kalkulator.

O

O Proses yang terjadi pada praktikum kesetimbangan massa adalah prosesProses yang terjadi pada praktikum kesetimbangan massa adalah proses

unsteady state

unsteady state karena adanya pengendapan ( akumulasi ) madu pada sistemkarena adanya pengendapan ( akumulasi ) madu pada sistem (gelas ukur).

(gelas ukur).

O

O Proses pengenceran, semakin lama waktu, maka kadar Proses pengenceran, semakin lama waktu, maka kadar  BrixooBrix dari larutandari larutan

madu semakin rendah. madu semakin rendah.

O

O Proses pengentalan, semakin lama waktu, maka kadar Proses pengentalan, semakin lama waktu, maka kadar  BrixooBrix dari larutandari larutan

madu semakin tinggi. madu semakin tinggi.

O

O Proses pengentalan dan pengenceran dari 0 menit sampai menit ke-27 tidak Proses pengentalan dan pengenceran dari 0 menit sampai menit ke-27 tidak 

terjadi penurunan atau peningkatan

terjadi penurunan atau peningkatan yang signifikan.yang signifikan. 6.2

6.2 SaranSaran

O

O Praktikan harus mengurangi titik krisis pengujian, karena akan mempengaruhiPraktikan harus mengurangi titik krisis pengujian, karena akan mempengaruhi

hasil dari praktikum. hasil dari praktikum.

O

O Praktikan harus menggunakan perlatan yang otomatis/electrik untuk Praktikan harus menggunakan perlatan yang otomatis/electrik untuk 

melakukan praktikum, supaya hasil yang diinginkan tercapa melakukan praktikum, supaya hasil yang diinginkan tercapa i.i.

O

O Sebaiknya alat dan bahan praktikum disediakan paling telat satu jam sebelumSebaiknya alat dan bahan praktikum disediakan paling telat satu jam sebelum

praktikum agar proses praktikum berjalan lancar. praktikum agar proses praktikum berjalan lancar.

(22)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Toledo, R. T.  1993.

Toledo, R. T.  1993.Fundamentals of Food Process Engineering Fundamentals of Food Process Engineering , Chapman & Hall,, Chapman & Hall, New York.

New York.

Setiasih, I.S. 2008.

Setiasih, I.S. 2008. Prinsip Keteknikan Pengolahan PanganPrinsip Keteknikan Pengolahan Pangan. Bandung: Widya. Bandung: Widya Padjadjaran.

Padjadjaran.

Nurjanah, sarifah.2010.

Gambar

Grafik Pengentalan MaduGrafik Pengentalan Madu
Grafik Pengenceran  MaduGrafik Pengenceran  Madu
Grafik Pengentalan GulaGrafik Pengentalan Gula
Grafik Pengenceran GulaGrafik Pengenceran Gula

Referensi

Dokumen terkait

 Kemudian user menjalankan program aplikasi otomatis, dimana sistem atau aplikasi akan membuka menu utama kemudian membuka menu mahasiswa dan selanjutnya akan

Analisis Vegetation Cover Classification (Klasifikasi Tutupan Vegetasi) untuk menghitung tutup vegetasi terhadap area reklamasi dengan menggunakan foto udara drone dan

Berbicara soal film yang sangat 'luar biasa' mengultuskan pribadi Soeharto sebagai tokoh penyelamat bangsa ini, saya jadi ingat Mas Arifin C. Betapa kecewanya Mas

Saran kelanjutan pengembangan dari video pembelajaran berbasis Virtual Field Trip (VFT) ini adalah yang pertama mengkaji lebih dalam pada saat pemilihan materi dan

kepedulian, perlindungannya, menghadirkan tawa dan canda dalam keluarga serta yang selalu mengkhawatirkan kami. Ibu yang merupakan tempat mengadu dan berkeluh kesah,

Jawa pos sendiri memiliki beberapa divisi di dalamnya seperti yang akan di bahas nantinya ialah divisi pemasaran dimana fungsinya bertugas memasarkan koran baik ke

Wasesa dalam Strategi Public Relations (2006: 13-15) menyatakan bahwa hal yang perlu dipahami sehubung dengan terbentuknya sebuah citra perusahaan adalah “adanya

Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah sebagai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 diatas, Pemerintah Daerah mengajukan Retribusi Jasa Umum dengan 8