Analisis Pemasaran Gula Kelapa
(Studi Kasus Di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang) Analysis Of Palm Sugar Marketing
(Recase Study In Karangduren Village Of Tengaran District Of Semarang Regency) Muhsoni,* Karyadi,** Endah Hasrati **
* Alumni Program Studi S-1 Agribisnis STIP Farming ** Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Farming Semarang
email: sony80dw@gmail.com ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pola saluran pemasaran gula kelapa; (2) menganalisis biaya, keuntungan, marjin pemasara, farmer's share; dan (3) menganalisis tingkat efisiensi pemasaran gula kelapa di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Metode Penentuan Sample dengan cara purposive. Penentuan sampel lembaga pemasaran dengan menggunakan metode snow ball sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat pola saluran pemasaran gula kelapa di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yaitu: Saluran 1: Produsen-Konsumen; Saluran 2: Produsen-Pedagang; Pengumpul-Konsumen; Saluran 3: Produsen-Pedagang Besar-Pedagang Pengecer-Pengumpul-Konsumen; Saluran 4 : Produsen-Pedagang Pengumpul-Pedagang Besar-Pedagang Pengecer-Konsumen. Farmer's share pada Saluran 1: 100,00 %, Saluran 2: 95,24 %, Saluran 3: 92,42 % dan Saluran 4: 90,91 %, farmer's share masing-masing saluran pemasaran berbeda, itu dipengaruhi oleh besarnya biaya pemasaran, keuntungan pemasaran dan marjin pemasaran dari masing-masing saluran pemasaran. Empat saluran pemasaran di Desa Karangduren efisien dengan saluran pemasaran 1 paling efisien yang merupakan saluran pemasaran paling pendek dengan marjin pemasaran paling rendah dan farmer's share paling tinggi. Kisimpulkan bahwa terdapat empat pola saluran pemasaran gula kelapa. Biaya pemasaran, keuntungan pemasaran dan marjin pemasaran pemasaran gula kelapa mempengaruhi farmer's share. Semakin pendek saluran pemasaran gula kelapa semakin efisien saluran pemasaran. Kata kunci : Saluran, Marjin, Efisiensi Pemasaran.
ABSTRACT
This research aims to (1) find out marketing channels of palm sugar; (2) analyzing the costs, benefits and marketing margins; and farmer's share (3) analyzing the level of marketing efficiency of the palm sugar at Karangduren Village of Tengaran District of Semarang Regency. The basic method used in this research is descriptive method. A research technique used is survey and sampling method used is purposive sample. The samples marketing agencies used were snowball sampling method. Data was collected through interviews, observation and recording The results showed that there are four types of marketing channels of palm sugar at the Karangduren Village of Tengaran District of Semarang Regency, namely: Channel 1:Manufacturers-Consumers, Channel 2: Manufacturers-Wholesalers Gatherer-Consumer, Channel 3: Manufacturers-Wholesalers-Retailers-Consumer, Channel 4: Manufacturers-Wholesalers Gatherer-Wholesalers-Retailers-Consumer. Farmer's share on the marketing channel 1: 100.00 %, Channel 2 : 95.24 %, Channel 3 : 92.42 % and Channel 4 : 90.91 % , farmer's share from each marketing channels different from one to others, It influences by the amount of marketing costs, marketing advantages and marketing margins from each of marketing channels. The fourth of marketing channels in Karangduren Village is efficient which is marketing channel 1 is the most efficient marketing channel which is the shortest marketing channel where it was the lowest marketing margin and the highest farmer's share. Results of survey can conclude that there are four types marketing channels of palm sugar, Marketing costs, marketing advantages and marketing margins have influence for farmer's share value. The shorter of marketing channels the more efficient it's marketing channels.
PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan atau pertanian dalam arti luas yang banyak d i m a n f a a t k a n h a s i l n y a d a l a m pengembangan agroindustri utamanya industri pengolahan. Dari tanaman k e l a p a d a p a t d i h a s i l k a n a t a u dimanfaatkan untuk berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi diantaranya: Buah kelapa, gula kelapa, gula semut, kopera, nata decoco, virgin coconut oil (VCO), Hydro coconut oil (HCO), arang tempurung, sabutret dan masih banyak produk yang lain. Dari produk dari tanaman kelapa berkontribusi terhadap devisa melalui e k s p o r p r o d u k - p r o d u k n y a , s e r t a membantu penyerapan tenaga kerja dari sektor hulu sampai sektor hilir.
Tanaman kelapa dapat tumbuh hampir di sebagian besar wilayah Indonesia, karena secara agroklimat sebagai negara beriklim tropis, Indonesia sangat cocok untuk tumbuhnya tanaman kelapa, dimana tanaman kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3.800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik, sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/ bulan sebagai sumber energi fotosintesis, tanaman kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-28°C dan tanaman kelapa tumbuh baik di daerah dataran rendah sampai dengan menengah(http://ditjenbun.pertanian.go.id. Areal tanaman kelapa di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (FAO, 2011) dengan 31,2% dari total luas areal kelapa dunia dari total luas areal k e l a p a d u n i a . (h t t p : / / e k o n o m i. inilah.com).Salah satu pengembangan tanaman kelapa yang cukup banyak yaitu di Provinsi Jawa Tengah. Luas areal tanaman kelapa di Provinsi Jawa Tengah dalam beberapa tahun cenderung stabil.
Dari data series luas areal tanaman kelapa di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 yaitu 229.527,94 ha (Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014). Tanaman kelapa di Provinsi Jawa Tengah tersebar di beberapa kabupaten, salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Te n g a h y a n g m e r u p a k a n d a e r a h pengembangan tanaman kelapa yaitu Kabupaten Semarang dengan luas 7.448,47 ha, dari beberapa kecamatan p e n g h a s i l k e l a p a d i K a b u p a t e n S e m a r a n g , K e c a m a t a n Te n g a r a n m e r u p a k a n s a l a h s a t u d a e r a h pengembangan tanaman kelapa yang paling banyak dengan luas 838 ha (Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Tahun 2014). Agroindustri gula kelapa di Desa Karangduren, belum dikembangkan secara masif. Para perajin gula kelapa m a s i h b e r j a l a n s e n d i r i - s e n d i r i . Pemasaran produknya sebagian besar masih sporadic. Kegiatan agroindustri yang memberikan nilai tambah dan dilengkapi dengan sistem pemasaran yang tepat, akan memberi sumbangan pendapatan yang lebih besar. Sistem pemasaran gula kelapa yang baik akan mengalirkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan memberi indikasi tentang perubahan penawaran dan permintaan gula kelapa kepada produsen. Sedangkan efisiensi berarti mampu mengalirkan hasil produksi dengan biaya seminimal mungkin, tingkat harga dan keuntungan yang wajar dan adil serta penjualannya dapat dilakukan dengan tepat. Bagian yang diterima oleh produsen gula kelapa akan meningkat dengan sistem pemasaran gula kelapa yang baik. Hal ini dapat dikaji melalui besarnya biaya pemasaran, keuntungan pemasaran, dan marjin pemasaran gula kelapa. Sehingga dapat diketahui sejauh mana efisiensi. Dengan mengelaborasi dari hal tersebut menjadi gagasan atau ide untuk kami melakukan penelitian terkait Analisis Pemasaran Gula Kelapa
Studi Kasus di Desa Karangduren. Berdasarkan penelitian terdahulu di Kabupaten Kulonprogo bahwa secara umum ada 3 saluran pemasaran, farmer's share ketiga saluran pemasaran besar karena marjin pemasaran kecil (Utomo. 2007).
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa Desa Karangduren, merupakan salah satu Desa produsen gula kelapa yang cukup b a n y a k d i K e c a m a t a n Te n g g a r a n Maupun Kabupaten Semarang. Selain itu gula kelapa yang dihasilkan mempunyai kualitas baik dengan rata-rata berwarna kuning kecoklatan dan cukup tahan lama. Survei data primer telah dilaksanakan pada bulan Juni 2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun yang d i j a d i k a n p e r t i m b a n g a n d a l a m pengambilan sampel adalah sampel merupakan perajin atau produsen gula kelapa di daerah penelitian yang memproduksi atau menghasilkan gula kelapa rata-rata lebih dari atau sama d e n g a n 3 k g p e r h a r i d a n r u t i n memproduksi gula kelapa. Dalam penentuan lokasi sampel adalah sampel merupakan 3 Dusun dari 6 Dusun di Desa Karangduren yang paling banyak memproduksi gula kelapa yaitu: Dusun Kaligintung (11), Kuncen (14) dan Cabean Wetan (16) yang merupakan p r o d u s e n g u l a k e l a p a terbanyak.Penentuan sampel di Desa Karangduren, dengan menggunakan metode snow ball sampling yaitu penelusuran saluran pemasaran gula kelapa yang ada di Desa Karangduren, K e c a m a t a n Te n g a r a n , K a b u p a t e n
Semarang mulai dari produsen sampai konsumen akhir berdasarkan informasi yang diberikan oleh produsen.
D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk mengetahui pola saluran pemasaran gula kelapa yang ada di di Desa Karangduren d e n g a n m e t o d e d e s k r i p t i f . U n t u k mengetahui besaran biaya pemasaran dan marjin pemasaran pada lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran digunakan alat analisis biaya dan marjin pemasaran.
1.Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan suatu komoditi dari produsen ke konsumen. Bp = Bp1 + Bp2 + Bp3 + …+ Bpn Keterangan : Bp : Biaya pemasaran Bp 1,2,3…n : Biaya pemasaran tiap lembaga pemasaran 1,2,3….n : Jumlah lembaga 2 . K e u n t u n g a n p e m a s a r a n a d a l a h penjumlahan dari keuntungan yang d i t e r i m a o l e h s e t i a p l e m b a g a pemasaran.
Kp = Kp1 + Kp2 + Kp3 +……..+ Kpn Keterangan :
Kp : Keuntungan pemasaran
3. Marjin Pemasaran adalah selisih harga tingkat produsen dan tingkat konsumen akhir.
M = Pr – Pf
Marjin yang diperoleh pedagang p e r a n t a r a d a r i s e j u m l a h b i a y a pemasaran yang dikeluarkan dan k e u n t u n g a n y a n g d i t e r i m a o l e h p e d a g a n g p e r a n t a r a d i r u m u s k a n sebagai berikut:
M = Bp + Kp Keterangan :
Pr : Harga di tingkat konsumen Pf : Harga di tingkat produsen M : Marjin Pemasaran
Kp : Keuntungan pemasaran Bp : Biaya pemasaran
4. Efisiensi pemasaran
Untuk mengetahui efisiensi pemasaran d i l a k u k a n d e n g a n c a r a m e m p e r h i t u n g k a n b a g i a n y a n g diterima produsen (farmer's share). Semakin besar bagian yang diterima produsen maka pemasaran semakin efisien.
Rumus :
Keterangan :
F : Bagian yang diterima produsen (farmer's share) Pr : Harga di tingkat konsumen Pf : Harga di tingkat produsen Mp : Marjin pemasaran dalam % Menurut Darmawanti (2005) bila bagian yang diterima produsen <50% dan marjin pemasaran >50% berarti pemasaran belum efisien dan bila bagian yang diterima produsen >50% dan marjin pemasaran <50% maka pemasaran dikatakan efisien.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pola Saluran Pemasaran
Di Desa Karangduren Kecamatan Te n g a r a n K a b u p a t e n S e m a r a n g berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan mempunyai 4 pola saluran pemasaran gula kelapa, yaitu:
Saluran 1 : Produsen-Konsumen Saluran 2 : Produsen-Pedagang Pengumpul-Konsumen Saluran 3 : Produsen-Pedagang Besar-Pedagang Pengecer-Konsumen Saluran 4 : Produsen-Pedagang Pengumpul-Pedagang Besar-Pedagang Pengecer-Konsumen
Dari pola saluran yang ada dapat digambarkan pada satu kesatuan saluran pemasaran tersaji pada Gambar 1 berikut ini.
P a d a g a m b a r p o l a s a l u r a n pemasaran gula kelapa, diketahui bahwa t e r d a p a t 4 ( e m p a t ) p o l a s a l u r a n pemasaran yang mendistribusikan gula kelapa dari produsen sampai dengan konsumen. Sesuai hipotesis bahwa diduga terdapat beberapa perbedaan s a l u r a n p e m a s a r a n d i D e s a K a r a n g d u r e n , s e h i n g g a h i p o t e s i s d i t e r i m a , t e r b u k t i p a d a s a l u r a n pemasaran 1.tiap-tiap saluran memiliki perbedaan dari panjang pendeknya saluran tergantung jumlah lembaga pemasaran yang terlibat dalam tiap-tiap saluran, sehingga membentuk pola saluran pemasaran yang berbeda-beda.
Dari hasil penelitian di lapangan 4 ( e m p a t ) p o l a s a l u r a n p e m a s a r a n mepunyai ciri-ciri yang berbeda-beda dan dapat dapat dijelaskan sebagai berikut:
Produsen Gula Kelapa
Pedagang Pengecer K l Pedagang Pengumpul elapa Pedagang Besar Konsumen
Gambar 1. Pola Saluran Pemasaran Gula Kelapa di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016.
1.Saluran pemasaran 1
Produsen Konsumen
Gambar 2.Pola Saluran Pemasaran Gula Kelapa 1 di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016
Saluran pemasaran 1 merupakan s a l u r a n p e m a s a r a n y a n g h a n y a melibatkan produsen gula kelapa dengan konsumen. Produsen yang menjadi responden pada saluran pemasaran 1 ini adalah sejumlah 8 orang yang berada di Dusun Kaligintung Desa Karangduren. Konsumen pada saluran pemasaran 1 ini merupakan produsen jenang yang berada di Desa Karangduren, dimana Desa Karangduren merupakan sentra
Gambar 3. Pola Saluran Pemasaran Gula Kelapa 2 di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016
pembuatan jenang dengan perajin jenang sejumlah 17 produsen.
Pola pemasaran pada saluran ini d i l a k u k a n s e c a r a l a n g s u n g y a i t u produsen mendatangi konsumen, cara pembayaranya dilakukan secara tunai. Saluran pemasaran 1 ini merupakan saluran pemasaran yang terpendek karena hanya melibatkan produsen dan konsumen tanpa melalui lembaga pemasaran.
1. Saluran Pemasaran 2
Saluran pemasaran 2 merupakan saluran pemasaran yang melibatkan p r o d u s e n g u l a k e l a p a , p e d a g a n g pengumpul dan konsumen. Produsen yang menjadi responden pada saluran pemasaran 2 ini adalah sejumlah 4 orang yang berada di Dusun Cabean Wetan dan Kuncen. Pedagang pengumpul berjumlah 1 orang yang bertempat di Dusun Kuncen. Konsumen pada saluran pemasaran 2 ini merupakan produsen jenang yang berada di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.
Pedagang Pengumpul
Produsen
Konsumen
Pola pemasaran pada saluran ini d i l a k u k a n d e n g a n c a r a p r o d u s e n mendatangi pedagang pengumpul untuk menjual gula kelapanya karena jarak y a n g t i d a k t e r l a l u j a u h , c a r a pembayaranya dilakukan secara tunai, s e d a n g k a n p e d a g a n g p e n g u m p u l menjual gula kelapa ke konsumen yaitu p r o d u s e n j e n a n g d i K e c a m a t a n Karanggede Kabupaten Boyolali dengan sarana sepeda motor, pembayaranyapun dilakukan secara tunai.
3. Saluran Pemasaran 3
Pedagang Besar Produsen
Pedagang Pengecer Konsumen
Gambar 4. Pola Saluran Pemasaran Gula Kelapa 3 di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016
S a l u r a n p e m a s a r a n 3 merupakan saluran pemasaran yang melibatkan produsen gula kelapa, pedagang pengumpul dan konsumen. Produsen yang menjadi responden pada saluran pemasaran 3 ini sejumlah 13
orang yang berada di Dusun Cabean Wetan dan Kuncen. Pedagang besar berjumlah 1 orang yang bertempat di Dusun Kaligintung. Pedagang pengecer berjumlah 4 orang yang berada di pasar Boyolali. Konsumen pada saluran
4. Saluran Pemasaran 4
Produsen
Pedagang Pengumpul
Pedagang Besar Pedagang Pengecer Konsumen
Gambar 5. Pola Saluran Pemasaran Gula Kelapa 4 di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016
S a l u r a n p e m a s a r a n 4 merupakan saluran pemasaran yang melibatkan produsen gula kelapa, pedagang pengumpul dan konsumen. Produsen yang menjadi responden pada saluran pemasaran 4 ini adalah sejumlah 5 orang yang berada di Dusun Kuncen. Pedagang pengumpul sejumlah 1 orang y a n g b e r a d a d i D u s u n K u n c e n . Pedagang besar berjumlah 1 orang yang b e r t e m p a t d i D u s u n K a l i g i n t u n g . Pedagang Pengecer berjumlah 4 orang y a n g b e r a d a d i p a s a r B o y o l a l i . Konsumen pada saluran pemasaran 4 ini merupakan konsumen yang membeli untuk dikonsumsi secara langsung/ rumah tangga maupun untuk bahan baku industri olahan.
Pola pemasaran pada saluran ini d e n g a n d i l a k u k a n d e n g a n c a r a Pedagang besar menggambil gula gelapa dari produsen dengan waktu
selama 5 hari sekali, kemudian pedagang besar mengumpulkan gula kelapa dari produsen untuk kemudian dibawa ke pedagang pengecer di pasar Boyolali dengan sarana berupa mobil, kemudian dari pedagang pengecer dijual ke konsumen. Cara pembayaran dalam transaksi gula kelapa dilakukan secara t u n a i k e t i k a g u l a k e l a p a diserahterimakan.
M a s i n g - m a s i n g s a l u r a n pemasaran dalam proses jual beli maupun pemilihan lembaga pemasaran d i l a k u k a n b e r d a s a r k a n k e b i a s a a n kedekatan dan kepercayaan serta kemudahan dalam memasarkanya, disamping itu juga didukung oleh perbedaan harga yang tidak terlampau banyak dari masing-masing lembaga pemasaran dapat terlihat sebagaiman dalam Tabel 1.
pemasaran 3 ini merupakan konsumen yang membeli untuk dikonsumsi secara langsung/rumah tangga maupun untuk bahan baku industri olahan.
Pola pemasaran pada saluran ini d e n g a n d i l a k u k a n d e n g a n c a r a Pedagang besar menggambil gula gelapa dari produsen dengan waktu s e l a m a 5 h a r i s e k a l i , k e m u d i a n
pedagang besar mengumpulkan gula kelapa dari produsen untuk kemudian dibawa ke pedagang pengecer di pasar Boyolali dengan sarana berupa mobil, kemudian dari pedagang pengecer dijual ke konsumen. Pola pembayaran dalam transaksi gula kelapa dilakukan secara t u n a i k e t i k a g u l a k e l a p a diserahterimakan
Tabel 1. Harga Jual Gula Kelapa di Tingkat Produsen Di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
No Saluran Pemasaran Harga Jual (Rp)
1 Saluran 1 14.750
2 Saluran 2 15.000
3 Saluran 3 15.250
4 Saluran 4 15.000
Sumber: Analis Data Primer Tahun 2016
A . B i a y a , K e u n t u n g a n M a r j i n Pemasaran dan Farmer's Share
1. Komponen Biaya
Komponen biaya meliputi biaya di tingkat produsen atau yang disebut biaya produksi, pada lembaga pemasaran disebut biaya pemasaran.
a. Biaya Produksi
Dalam produksi gula kelapa di D e s a K a r a n g d u r e n t e r d i r i d a r i 2 komponen biaya berdasarkan jenis biayanya, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Masing-masing biaya juga t e r d i r i d a r i b e b e r a p a j e n i s b i a y a berdasarkan kebutuhan dalam proses pembuatan gula kelapa dari pengambilan nira dari pohon kelapa sampai menjadi gula kelapa yang siap dipasarkan.
b. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya yang ditimbulkan dari proses pemasaran oleh lembaga pemasaran. Dalam pemasaran gula kelapa di Desa Karangduren terdiri dari beberapa k o m p o n e n s e b a g a i m a n a . 3 1 P a d a lembaga pemasaran diketahui bahwa t i a p l e m b a g a p e m a s a r a n d a l a m m e n j a l a n k a n f u n g s i n y a a k a n menimbulkan biaya, namun karena gula kelapa merupakan bahan setengah jadi s e h i n g g a t i d a k t e r l a l u b a n y a k membutuhkan biaya. Komponen biaya yang umum digunakan adalah keranjang ataupun bronjong untuk mengangkut gula kelapa yang merupakan biaya tetap. Adapun biaya tidak tetapnya terbatas pada transportasi, tenaga kerja untuk mengangkut gula kelapa/kuli panggul, retribusi tempat dan plastik untuk pedagang pengecer.
2. Rata-Rata Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan Farmer's Share Pemasaran Gula Kelapa
Rata-rata biaya, keuntungan, marjin pemasaran dan farmer's share p e m a s a r a n g u l a k e l a p a d i D e s a Karangduren pada tiap-tiap saluran pemasaran yaitu Saluran Pemasaran 1 Saluran pemasaran 1 merupakan saluran pemasaran terpendek, yang h a n y a m e l i b a t k a n p r o d u s e n d a n konsumen serta tidak melibatkan lembaga pemasaran. Rata-Rata Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan farmer's Share Pemasaran Gula Kelapa di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang untuk saluran pemasaran 1 hasilnya diketahui bahwa harga jual di tingkat produsen Rp. 14.750,00/kg dan sama dengan harga yang ada ditingkat konsumen perajin jenang. Dalam produksi gula kelapa pada saluran pemasaran 1 membutuhkan rata-rata biaya produksi Rp. 1.208,27/kg, sehingga produsen memiliki keuntungan Rp. 13.541,73/kg.
Pada saluran pemasaran 1 ini tidak ada biaya pemasaran maupun keuntungan pemasaran karena tidak ada lembaga pemasaran yang terlibat. Karena harga di tingkat produsen dan konsumen tidak ada perbedaan maka tidak ada marjin pemasaran atau 0,00 % dan farmer's share 100,00 %. Selain farmer's share yang tinggi saluran pemasaran ini juga cukup baik dalam mendukung ekonomi Desa Karangduren karena dapat memasok bahan baku pembuatan jenang, yang merupakan produk makanan olahan unggulan di
Desa Karangduren sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Di Desa K a r a n g d u r e n t e r d a p a t 1 7 Perajin/produsen jenang yang sangat membutuhkan bahan baku gula kelapa, sehingga merupakan pasar yang sangat terbuka, bahkan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku berupa gula k e l a p a p r o d u s e n j e n a n g s a m p a i menddatangkan gula kelapa dari daerah laen, sehingga pasokan gula kelapa dari Karangduren sendiri masih sangat dibutuhkan.
a. Saluran Pemasaran 2
Saluran pemasaran 2 merupakan saluran yang mempunyai 1 lembaga hanya pada saluran pemasaran yaitu pedagang pengumpul.
Rata-Rata Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan Farmer's Share Pemasaran Gula Kelapa di Desa Karangduren untuk saluran pemasaran 2 diketahui bahwa harga jual di tingkat produsen Rp. 15.000,00/kg. Dalam produksinya pembuat gula kelapa membutuhkan rata-rata biaya produksi Rp. 1.227,01/kg, sehingga produsen memiliki keuntungan Rp. 13.772,99/kg. H a r g a b e l i d i t i n g k a t p e d a g a n g pengumpul Rp. 15.000,00/kg dengan harga jual di tingkat konsumen yaitu Rp. 15.750,00/kg. Konsumen untuk saluran pemasaran 2 yaitu produsen jenang di Kecamatan Karanggede Kabupeten B o y o l a l i . B i a y a p e m a s a r a n p a d a pedagang pengumpul yang merupakan satu-satunya lembaga pemasaran yang terlibat adalah Rp. 571,21/kg, sehingga diperoleh keuntungan pemasaran Rp. 178,79/kg. Biaya pemasaran pada saluran ini cukup tinggi karena pedagang p e n g u m p u l s e t i a p h a r i n y a h a n y a membawa sekitar 26,5 kg sehingga biaya transportasinya per kilogramnya menjadi tinggi, marjin harga di tingkat produsen dan konsumen Rp. 750,00/kg, adapun prosentase marjin pemasaran 4,76%, sehingga dapat diketahui farmer's share pada saluran pemasaran ini adalah
95,24 %.
b. Saluran Pemasaran 3
Saluran pemasaran 3 merupakan saluran pemasaran yang melibatkan 2 lembaga pemasaran yaitu pedagang besar dan pedagang pengecer dan tidak melibatkan pedagang pengumpul, dimana pedagang pengecer berada di pasar Boyolali sedangkan konsumen merupakan konsumen rumahtangga maupun konsumen untuk usaha/industri. Rata-Rata Biaya, Keuntungan, Marjin P e m a s a r a n d a n F a r m e r ' s S h a r e Pemasaran Gula Kelapa di Desa Karangduren untuk saluran pemasaran 3 diketahui bahwa harga jual di tingkat produsen Rp. 15.250,00/kg, dalam produksinya pembuat gula kelapa membutuhkan rata-rata biaya produksi Rp. 1.164,56/kg, sehingga produsen memiliki keuntungan Rp. 14.085,56/kg. Harga beli di tingkat pedagang besar Rp. 15.250,00/kg dengan harga jual Rp. 15.750,00/kg. Biaya pemasaran pada pedagang besar adalah Rp. 187,11/kg, s e h i n g g a d i p e r o l e h k e u n t u n g a n pemasaran Rp. 312,89/.kg dengan marjin harga Rp. 500,00/kg. Pada pedagang pengecer di pasar Boyolali harga beli gula dari pedagang besar yaitu R p . 1 5 . 7 5 0 , 0 0 / k g , d e n g a n b i a y a pemasaran Rp. 225,41/kg, harga jual ke konsumen Rp. 16.500,00/kg sehingga diperoleh keuntungan pemasaran Rp. 524,59/kg dengan margin harga Rp. 750,00/kg. Total biaya pemasaranpada saluran pemasaran 3 ini Rp. 412,51/kg, t o t a l k e u n t u n g a n p e m a s a r a n R p . 837,49/kg dan marjin harga di tingkat produsen dan konsumen 1.250,00/kg, prosentase marjin pemasaran 7,58 % sehingga dapat diketahui farmer's share pada saluran pemasaran 3 ini adalah 92,42 %.
c. Saluran Pemasaran 4
Saluran pemasaran 4 merupakan saluran pemasaran yang paling panjang pada pemasaran gula kelapa di Desa Karangduren yang melibatkan 3
lembaga pemasaran. yaitu pedagang p e n g u m p u l , p e d a g a n g b e s a r d a n pedagang pengecer di pasar Boyolali. Gula kelapa dari produsen ditampung oleh pedagang pengumpul kemudian diambil oleh pedagang besar untuk dibawa ke pedagang pengecer yang ada di pasar Boyolali. Konsumen pada s a l u r a n p e m a s a r a n i n i m e r u p a k a n konsumen rumah tangga maupun konsumen untuk usaha.
Rata-Rata Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan Farmer's Share P e m a s a r a n G u l a K e l a p a d i D e s a Karangduren untuk saluran pemasaran 4 yaitu diketahui bahwa psds saluran 4 harga jual di tingkat produsen Rp. 1 5 . 0 0 0 , 0 0 / k g , d a l a m p r o d u k s i n y a pembuat gula kelapa membutuhkan rata-rata biaya produksi Rp. 1.169,10/kg sehingga produsen memiliki keuntungan Rp. 13.380,90/kg. Di tingkat pedagang pengumpul harga beli gula kelapa Rp. 15.000,00/kg dengan biaya pemasaran Rp. 161,29/kg dan harga jual Rp. 1 5 . 3 0 0 , 0 0 / k g s e h i n g g a d i p e r o l e h keuntungan pemasaran Rp. 138,71.kg dengan marjin harga 300,00. Harga beli di tingkat pedagang besar Rp. 15.300,00/kg dengan harga jual Rp. 15.750,00/kg, biaya pemasaran pada pedagang besar adalah Rp. 187,11/kg, sehingga diperoleh
keuntungan pemasaran Rp. 262,89/kg dengan marjin harga Rp. 450,00/kg. Pada pedagang pengecer di pasar Boyolali harga beli gula dari pedagang besar Rp. 15.750,00/kg, dengan biaya pemasaran Rp. 225,41/kg, harga jual ke konsumen Rp. 16.500,00/kg, sehingga diperoleh keuntungan pemasaran Rp. 524,59/kg dengan margin harga Rp. 750,00/kg. P a d a s a l u r a n p e m a s a r a n i n i membutuhkan total biaya pemasaran Rp. 5 7 3 , 8 0 / k g d a n t o t a l k e u n t u n g a n pemasaran Rp. 926,20/kg dan marjin h a r g a R p . 1 . 5 0 0 , 0 0 / k g , d e n g a n prosentase marjin pemasaran 9,09%, sehingga dapat diketahui farmer's share pada saluran pemasaran ini adalah Rp. 90,91 %.
Dari ke-4 saluran pemasaran yang ada di desa karangduren dapat d i k e t a h u i b a h w a b e s a r a n b i a y a , keuntungan dan marjin pemasaran mempengaruhi farmer's share. Sesuai hipotesis bahwa biaya, keuntungan dan marjin pemasaran memmpengaruhi farmer's share sehingga hipotesis d i t e r i m a , t e r b u k t i p a d a s a l u r a n pemasaran 1. Adapun perbandingan biaya, keuntungan dan marjin pemasaran serta farmer's sharenya dapat dilihat dalam Tabel 2.
No Uraian Saluran Pemasaran
1 2 3 4
1 Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 0,00 571,21 412,51 573,80
2 Keuntungan Pemasaran (Rp/Kg) 0,00 178,79 837,49 926,20
3 Margin Pemasaran (%) 0,00 4,76 7,58 9,09
4 Farmer’s Share (%) 100,00 95,24 92,42 90,91
Tabel 2. Perbandingan Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran dan Marjin Pemasaran serta Farmer's Share Saluran Pemasaran Gula Kelapa di Desa Karangduren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang.
Sumber : Analis Data Primer Tahun 2016 A. Efisiensi Pemasaran
Menurut Agustono (1989) cara untuk mengetahui efisiensi pemasaran secara ekonomis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis marjin
pemasaran dan menghitung farmer's sharenya. Untuk mengetahui saluran p e m a s a r a n g u l a k e l a p a d i D e s a Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang lebih efisien
d a p a t d i k e t a h u i d e n g a n c a r a membandingkan marjin pemasaran dan besarnya farmer's share dari masing-masing saluran pemasran .
Saluran pemasaran 1 tidak melibatkan lembaga pemasaran dan h a n y a m e l i b a t k a n p r o d u s e n d a n konsumen, gula kelapa dari produsen langsung ke konsumen yaitu perajin jenang yang juga berada dalam satu dusun, sehingga harga di tingkat produsen dan konsumen sama serta tidak menimbulkan biaya pemasaran, m e m p u n y a i p r o s e n t a s e m a r j i n pemasaranya 0,00 % dan farmer's share 100,00 %, Dilihat dari prosentase m a r j i n p e m a s a r a n d a n f a r m e r ' s sharenya saluran pemasaran 1 efisien karena memiliki prosentase marjin pemasaran <50% dan farmer's share >50%. Pada saluran pemasaran 2 yang m e l i b a t k a n p r o d u s e n , p e d a g a n g pengumpul dan konsumen perajin jenang mempunyai prosentase marjin pemasaran 4,76 % dan farmer's share
95,24 %. Dilihat dari prosentase marjin pemasaran dan farmer's sharenya saluran pemasaran 2 efisien karena memiliki prosentase marjin pemasaran < 50% dan farmer's share >50%. Pada saluran pemasaran 3 yang melibatkan produsen, pedagang besar, pedagang pengecer dan konsumen, mempunyai prosentase marjin pemasaran 7,58 % farmer's share 92,42 %. Dilihat dari prosentase marjin pemasaran dan farmer's sharenya saluran pemasaran 3 efisien karena memiliki prosentase marjin pemasaran < 50% dan farmer's share >50%. Pada saluran pemasaran 4 yang melibatkan produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer dan konsumen, mempunyai prosentase marjin pemasaran 9,09% dan farmer's share 90,91%. Dilihat dari prosentase marjin pemasaran dan farmer's sharenya saluran pemasaran 4 efisien karena memiliki prosentase marjin pemasaran <50% dan farmer's share>50%.
Gambar 6. Perbandingan Prosentase Marjin Pemasaran dan Farmer's Share Pemasaran Gula Kelapa Di Desa Karangduren Kecamatan tenggaran Kabupaten Semarang Tahun 2016
Dari 4 saluran pemasaran yang ada di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang efisien dengan melihat prosentase marjin pemasaran dan farmer's sharenya yang semuanya memiliki prosentase marjin pemasaran < 50% dan farmer's share >50%, sebagaima dapat tergambarkan pada diagram/gambar 7.
Semua saluran pemasaran di Desa Karangduren efisien, bahkan bisa d i k a t a k a n s a n g a t e fi s i e n d e n g a n prosentase marjin pemasaran yang sangat rendah dan farmer's share yang sangat tinggi, hal ini dipengaruhi oleh panjang pendeknya saluran pemasaran. Dari ke-4 saluran pemasaran saluran pemasaran 1 adalah saluran pemasaran paling efisien yang merupakan saluran pemasaran yang paling pendek dikikuti s a l u r a n p e m a s a r a n 2 , s a l u r a n pemasaran 3 dan saluran pemasaran 4. S e s u a i h i p o t e s i s b a h w a s a l u r a n pemasaran paling pendek adalah saluran pemasaran yang paling efisien sehingga hipotesis diterima, terbukti pada saluran pemasaran 1.
Semua saluran pemasaran efisien hal ini terjadi karena jarak antara produsen sampai dengan konsumen tidak terlalu jauh atau masih dalam satu kawasan, sehingga mempengaruhi biaya pemasaran menjadi rendah yang berpengaruh pada harga jual produk g u l a k e l a p a a t a u p u n m a r j i n pemasarannya juga rendah. Selaian faktor jarak, pilihan saluran pemasaran j u g a c u k u p b e r a g a m s e h i n g a berpengaruh terhadap perbedaan harga pada tiap-tiap lembaga pemasaran yang tidak terlalu besar, atau dapat dikatakan harga kompetitif. Hal tersebut sangat menguntungkan bagai petani produsen gula kelapa sehingga dapat memperoleh harga jual gula kelapa yang maksimal.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari pemasaran gula kelapa di
Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1 . Te r d a p a t e m p a t p o l a s a l u r a n pemasaran gula kelapa di Desa Karangduren.
2 . B i a y a , k e u n t u n g a n d a n m a r j i n pemasaran gula kelapa di Desa Karangduren mempengaruhi farmer's share.
3. Semakin pendek saluran pemasaran gula kelapa di Desa Karangduren saluran pemasaransemakin efisien. B. Saran
Pemasaran gula kelapa di Desa Karangduren efisien, dimana farmer's share yang tinggi serta margin harga yang rendah, sehingga persaingan harga akan mejadi sehat dan merupakan keuntungan bagi petani. Namun dalam sisi pendapatan petani produsen tidak cukup besar, hal ini terjadi karena produksi dari tiap-tiap produsen gula kelapa di Desa Karangduren tidak terlalu banyak yaitu rata-rata 6 kg per hari, sehingga mempengaruhi pendapatan p e t a n i / p r o d u s e n g u l a . P e n y e b a b minimnya produksi lebih banyak karena j u m l a h p o h a n k e l a p a y a n g m u l a i berkurang dan kualitas pohon kelapa yang tidak semuanya baik. Saluran pemasaran 1 yang merupakan saluran p e m a s a r a n y a n g p a l i n g e fi s i e n , merupakan saluran pemasaran yang dapat menjadi rekomendasi bagi petani/ produsen gula kepala, selain berada dalam satu Desa dukungan bahan baku kepada produsen jenang, maka secara tidak langsung akan ikut memajukan Desa Karangduren. Dalam setiap produksi jenang akan melibatkan banyak tenaga kerja yang secara tidak langsung akan mengurangi pengangguran di Desa Karangduren juga akan meningkatkan g e r a k p e r e k o n o m i a n d i D e s a Karangduren yang akan berdampak p a d a p e n i n g k a t a n e k o n o m i d a n kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustono. 1989. Marjin Pemasaran Bawang Merah Di Kabupaten Brebes. FPUNS. Surakarta Anna Juwita Permata. 2014. Agroindustri
Kelapa Strategi Pacu Ekonomi
D e s a .
http://ekonomi.inilah.com/read/d e t a i l / 2 0 8 5 7 7 7 / a g r o i n d u s t r i -kelapa strategi-pacu-ekonomi-Desa. Diakses pada tanggal 10 Januari 2016.
Anonim. 2013. Budidaya Tanaman Kelapa. . Diakses pada tanggal 10 Januari 2016
________ 2014. Tengaran.Semarang
https://id.wikipedia.org/wiki/ Tengaran, Semarang. Diakses pada tanggal 15 Maret 2016.
Darmawanti. 2005. Analisis Mendong Di Kabupaten Sleman. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tidak Dipublikasikan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Te n g a h . 2 0 1 5 . S t a t i s t i k Perkebunan Jawa Tengah Tahun 2014.
Dinas Pertanian Perkebunan dan K e h u t a n a n K a b u p a t e n S e m a r a n g . 2 0 1 5 . S t a t i s t i k P e r k e b u n a n K a b u p a t e n Semarang Tahun 2014.
Dyanti. 2002. Studi Kompratif Gula Merah Kelapa dan Gula Merah Aren. Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tidak Dipublikasikan
Issoesetiyo dan T, Sudarto. 2001. Gula Kelapa Produk Hilir Sepanjang Masa. Arkola. Surabaya
K o t l e r, P h i l i p . 2 0 0 1 . M a n a j e m e n P e m a s a r a n d i I n d o n e s i a : A n a l i s i s , P e r e n c a n a a n , Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.
Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Nurhayati.1999. Analisis Perbandingan
Biaya Dan Keuntungan Usaha Ta n i W h i t e M e l o n D e n g a n K o m o d i t i L a i n n y a . S k r i p s i . U n i v e r s i t a s S e b e l a s M a r e t . Surakarta. Tidak Dipublikasikan P e m e r i n t a h D e s a K a r a n g u r e n
kecamatan Tengaran Kabupaten S e m a r a n g P r o fi l D e s a Karangduren Tahun 2015.
R a h i m , A d a n H a s t u t i , D . 2007.Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta 59 Rasyaf, M. 1996. Memasarkan Hasil
Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta
Rohardi, F., Rony Palungkun dan Asiani B u d i a r t i . 1 9 9 3 . A g r o b i s n i s Ta n a m a n S a y u r. S w a d a y a . Jakarta
Setyamidjaja, D. 1995. Bertanam Kelapa. Kanisius. Yogyakarta Singarimbun, M dan S. Effendi. 1995.
M e t o d e P e n e l i t i a n S u r v e y. LP3ES, Jakarta.1997. Metode P e n e l i t i a n S u r v e y. L P 3 E S , Jakarta
Soekartawi. 1991. Agrobisnis Teori dan Aplikasi. Rajawali Press. Jakarta _________. 1993. Prisip Dasar Ekonomi
P e r t a n i a n . R a j a w a l i P r e s s . Jakarta
_ _ _ _ _ _ _ _ _ . 2 0 0 2 . P r i n s i p D a s a r Manajemen Pemasaran Hasil-h a s i l P e r t a n i a n , Te o r i d a n Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. S w a s t h a , B d a n I r a w a n . 1 9 9 1 ,
Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.
UPTD Dinas Pertanian perkebunan dan K e h u t a n a n K a b u p a t e n S e m a r a n g K e c a m a t a n Tengaran Tahun 2015, Kondisi Umum Desa Karangduren Tahun
2015.
Utomo, Bimo. 2007. Analisis Pemasaran Gula Kelapa Di Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Universitas Sebelas M a r e t . S u r a k a r t a . T i d a k Dipublikasikan