• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPER HAK and KEWAJIBAN WNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAPER HAK and KEWAJIBAN WNI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era demokrasi seperti sekarang ini, sering kita jumpai khususnya di Indonesia berbagai aksi mengemukakan pendapat seperti unjuk rasa maupun demonstrasi dengan alasan menuntut hak-hak sebagai warga negara. Hak sebagai warga negara tentunya telah diatur dalam Undang-Undang Dasar mengenai kebebasan memeluk agama, mengemukakan pendapat, penghidupan yang layak, dan lain-lain. Masalahnya kebanyakan warga suatu negara khususnya Indonesia tidak memahami betul bagaimana kewajibannya sebagai warga negara, serta bagaimana pentingnya keseimbangan antara hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut kemudian menjadi ketertarikan bagi kami atas tema yang kami angkat pada makalah ini.

Berbagai artikel media yang mengupaskan tentang permasalahan ini berumber pada media informasi internet. Berbagai artikel mengenai hak dan kewajiban warga negara yang berisi penjelasan mendasar mengenai pengertian, kaitannya dalam hal lain, maupun contoh-contohnya kami jadikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Karena berdasarkan jenis permasalahan yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini, maka artikel media yang kami gunakan pun harus sesuai dengan permasalahannya yakni lebih menekankan kepada pemahaman mendalam terhadap hak dan kewajiban warga negara.

Metode yang kami gunakan dalam menganalisis masalah ini adalah metode pendekatan kualitatif. Proses menganalisa masalah ini kami lakukan melalui pendalaman mengenai prinsip umum hak dan kewajiban warga negara dengan memperhatikan gejala sosial dan budaya yang sedang berjalan di tengah masyarakat sehingga diperoleh pola yang objektif.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dibuat dengan tujuan untuk meluruskan serta menjadi patokan pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah, sebagai berikut.

1. Apa itu penduduk dan warga negara?

(2)

3. Bagaimana kewarganegaraan di Indonesia?

4. Apa kaitan hak dan kewajiban warga negara dengan HAM?

5. Apa saja hak dan kewajiban warga negara Indonesia berdasarkan undang-undang yang berlaku?

6. Bagaimana contoh pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara di Indonesia?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan-tujuan yang kiranya hendak dicapai dengan dibuatnya makalah dengan judul hak dan kewajiban warga negara ini, sebagai berikut.

1. Agar dapat memahami serta dapat membedakan pengertian warga negara dengan penduduk.

2. Untuk mengetahui sejauh mana kedudukan warga negara dalam suatu negara.

3. Untuk mengetahui bagaimana kewarganegaraan di Indonesia sesuai ketetapan yang berlaku.

4. Agar dapat menguraikan hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dengan pelaksanaan HAM.

5. Agar dapat membedakan serta menyebutkan hak dan kewajiban warga negara.

6. Untuk mengetahui contoh pelaksanaan hak dan kewajiban di Indonesia dengan harapan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Batasan Permasalahan

Batasan permasalahan sangat diperlukan untuk menunjang arah pembahasan agar tetap berada di dalam konteks yang sesuai dengan tema dan judul yang diangkat. Adapun batas-batas yang dapat kami tentukan untuk menunjang arah pembahasan dalam makalah ini, sebagai berikut.

1. Pengertian penduduk dan warga negara berdasarkan pandangan teoritis secara umum dan berdasarkan perundang-undangan di Indonesia.

2. Kedudukan warga negara dalam suatu negara lebih difokuskan pada negara Indonesia, maupun negara lain yang menganut paham demokrasi yang sama.

(3)

4. Hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dengan pelaksanaan HAM hanya berdasarkan budaya yang berlaku di Indonesia.

5. Hak dan kewajiban sebagai warga negara disebutkan berdasarkan peraturan perundaang-undangan yang berlaku di Indonesia.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teoritis

Penduduk menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang atau orang-orang yg mendiami suatu tempat (kampung, negeri, pulau, dsb) secara turun temurun. Sedangkan menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945, penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Sedangkan warga negara secara etimologis, dalam bahasa latin pada masa Romawi disebut “civis/civitas”, yakni anggota/warga dari city-state, sedang dalam bahasa Perancis disebut “citiyon”, yaitu warga dalam “cite” (kota) yg memiliki hak-hak terbatas, menurut Pasal 26 UUD 1945 (Ayat 1) warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain seperti peranakan Belanda, peranakan Tionghoa, peranakan Arab dan lain-lain, yang mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada negara Republik Indonesia dan disyahkan dengan Undang-Undang. Sedangkan menurut Undang-undang No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia menyatakan bahwa Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik Indonesia.

Kedudukan warga negara dalam suatu negara menurut Koerniatmanto S., yakni sebagai partisipan atau pelaksana kehidupan bernegara yang diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut, dengan demikian jelaslah dinyatakan bahwa hubungan warga negara dengan pemerintah terwujud dengan adanya timbal balik berupa hak yang harus dipenuhi pemerintah dan kewajiban yang harus dilakukan warga negara.

Kewarganegaraan di Indonesia diatur oleh Undang-Undang No. 62 tahun 1958 yang dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-undang / peraturan / perjanjian yang terlebih dahulu telah berlaku (berlaku surut),

2. Kelahiran (asas ius soli),

(5)

5. Pewarganegaraan (naturalisasi),

6. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki Indonesia,

7. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin mengikuti ayah atau ibunya (asas ius sanguinis),

8. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayah atau ibunya yang orang asing itu dapat menjadi warga negara RI setelah berumur 21 tahun atau sudah kawin melalui pernyataan.

Apabila ada orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia melalui proses naturalisasi, ia harus mengajukan permohonan kepada Menteri kehakiman melalui kantor pengadilan negeri setempat dimana ia tinggal atau Kantor Kedutaan Besar RI bila ia ada di luar negeri. Permohonan ini harus ditulis di atas meterai dengan menggunakan bahasa Indonesia. Selain dipenuhi melalui cara naturalisasi, kewarganegaraan dapat juga diproleh dengan cara berikut :

1. Kelahiran, yaitu pada dasarnya siapa saja yang lahir di Indonesia adalah warga negara RI (asas iussoli).

2. Pengengkatan, yaitu pengangkatan anak berusia lima taun kebawah secara sah (adopsi) oleh orangtua angkatnya maka anak tersebut dapat memperoleh kewarganegaraan RI. 3. Dikabulkan permohonannya, yaitu permohonan yang dikabulkan oleh Menteri

Kehakiman seperti orang asing yang lahir dan bertempat tinggal di wilayah RI tetapi tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.

4. Akibat perkawinan, yaitu suatu perkawinan antara warga asing dengan pria WNI. Dalam hal ini si isteri akan memperoleh kewarganegaraan Indonesia.

2.2 Pembahasan

(6)

negara ialah penduduk yang terikat oleh aturan perundang-undangan yang berlaku di negara tempat tinggalnya.

Sedangkan kedudukan warga negara dalam suatu negara tercermin dari adanya hubungan timbal balik warga negara dengan negara tersebut, dimana negara yang diwakilkan oleh pemerintah berlaku sebagai penjamin hak-hak warga negara, dan warga negara sendiri berlaku sebagai pelaksana tanggung jawab atau kewajiban yang telah ditentukan oleh pemerintah negara tersebut. Persamaan kedudukan warga negara di Indonesia sendiri dijamin dalam pasal 27 UUD 1945 ayat 1 yang menyatakan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintah dengan tidak terkecuali, juga berbagai persamaan kedudukan lainnya menurut bidangnya masing-masing.

Kewarganegaraan di Indonesia sendiri sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya pada landasan teoritis di atas, yakni terdapat 2 asas yaitu asas kelahiran dan perkawinan. Asas kelahiran pun terdiri dari 2 jenis yakni :

- Asas ius soli; yakni ius yang berarti hukum atau dalil, dan soli (solum) yang berarti negeri atau tanah. Jadi kewarganegaran dengan asas ius soli yakni berdasarkan tempat kelahiran.

- Asas ius sanguinis; yakni ius yang berarti hukum atau dalil, dan sanguis yang berarti darah. Jadi kewarganegaraan dengan asas ius sanguinis yakni berdasarkan garis keturunan.

Sedangkan asas perkawinan pun terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

- Asas Persamaan Hukum, yakni berdasarkan pada paradigma bahwa suami istri ataupun ikatan keluarga merupakan inti yang meniscayakan suasana sejahtera sehat, dan tidak terpecah. Jadi suami istri atau keluarga yang baik dalam menjalankan rumah tangganya harus mencerminkan satu kesatuan yang utuh. Untuk mencapai kesatuan yang utuh maka keduanya harus tunduk pada hukum yang sama, sehingga dalam persamaan tersebut masing-masing tidak terdapat perbedaan yang dapat mengganggu kesatuan dalam berkeluarga.

(7)

baik suami maupun istri tetap dengan status kewarganegaraannya masing-masing sama seperti keduanya saat belum terikat pernikahan, atau dengan kata lain mereka memiliki hak untuk menentukan kewarganegaraan yang dianutnya.

Hak dan kewajiban warga negara memiliki keterkaitan yang erat dengan HAM, oleh sebab itu pemahaman tentang HAM haruslah dipenuhi terlebih dahulu. Hak asasi manusia adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang sebagai ciptaan Tuhan agar mampu menjaga harkat, martabatnya dan keharmonisan lingkungan. Hak asasi merupakan hak dasar yang melekat secara kodrati pada diri manusia dengan sifatnya yang universal dan abadi.

Oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, tidak boleh diabaikan, tidak boleh dikurangi dan dirampas oleh siapapun. Hak asasi manusia perlu mendapat jaminan atas perlindungannya oleh negara melalui pernyataan tertulis yang harus dimuat dalam UUD negara. Peranan negara sesuai dengan pasal 1 ayat (1) UU No. 39/1999 tentang HAM menyatakan bahwa negara, hukum dan pemerintah serta setiap orang wajib menghormati, menjunjung tinggi dan melindungi hak asasi manusia.

Dengan pernyataan UU No. 39/1999 pasal 1 ayat (1) tersebut, maka kita sadari bahwa hak sebagai warga negara sangatlah penting guna menunjang pelaksanaan HAM di Indonesia, sedangkan kewajiban sebagai warga negara juga perlu diperhatikan sebab pada dasarnya kebebasan yang dinyatakan dalam wujud hak bagi warga negara di Indonesia haruslah bertanggung jawab. Adapun hak-hak maupun kewajiban warga negara di Indonesia yang dapat kami rangkum yakni sebagai berikut.

A) Hak Warga Negara

Dalam UUD 1945 telah dinyatakan hak warga negara sebagai berikut: 1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

2. Berhak berserikat, berkumpul serta mengeluarkan pikiran 3. Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan

4. Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

5. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta perlindungan kekerasan dan diskriminasi

(8)

7. Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya.

8. Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya

9. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.

10. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

11. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan 12. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan

13. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.

14. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

15. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. 16. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

17. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

18. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlaskuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik negara lain.

19. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. 20. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh

(9)

21. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

22. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

23. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

24. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

B) Kewajiban Warga Negara

1. Wajib menjunjung hukum dan pemerintah. 2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. 3. Wajib ikut serta dalam pembelaan negara.

4. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.

5. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain.

6. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. 7. Wajib mengikuti pendidikan dasar.

(10)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada pembahasan, dapat kami simpulkan bahwa penduduk adalah sekelompok orang yang mendiami daerah tertentu, sedangkan warga negara adalah penduduk yang berada di bawah otoritas hukum, yang terikat oleh aturan perundang-undangan tertentu. Hubungan warga negara terwujud dlm identitas, partisipasi, dan aneka bentuk hak dan kewajiban antara keduanya, sehingga warga negara berkedudukan sebagai partisipan atau pelaksana aturan dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Kewarganegaraan di Indonesia diatur oleh Undang-Undang No. 62 tahun 1958 dan menganut asas kelahiran dan perkawinan. Asas kelahiran terdiri dari asas ius soli dan ius sanguinis, sedangkan asas perkawinan terdiri dari asas persamaan hukum dan persamaan derajat. Hak dan kewajiban sangat berkaitan dengan HAM, karena menurut UU No. 39/1999 Indonesia menjunjung tinggi HAM sehingga negara Indonesia berkomitmen untuk memenuhi segala hak-hak kemanusiaan setiap warganya, sedangkan dalam pelaksanaannya diperlukan kontrol berupa kewajiban yang harus dipenuhi warga negara agar terlaksananya kebebasan HAM yang bertanggung jawab. Berdasarkan salah satu contoh dari sumber terpercaya mengenai pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara di Indonesia, dapat kami simpulkan bahwa pelaksanaan hak dan kewajiban di Indonesia cukup berjalan stabil.

3.2 Saran

Adapun kiranya saran-saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini demi terciptanya pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara di Indonesia yang lebih baik, sebagai berikut.

1. Hak dan kewajiban memiliki keterkaitan, sehingga dalam pelaksanaannya haruslah dilakukan secara seimbang, baik itu dari negara maupun warganya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Godam64. “Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara”. 15 September 2015.

http://www.organisasi.org/1970/01/hak-dan-kewajiban-sebagai-warga-negara-indonesia.html

Nurcahyo, Hendro. “Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara”. 14 September 2015. https://hendronurcahyo.wordpress.com/ persamaan-kedudukan-warga-negara-dalam-kehidupan-bermasyarakat-berbangsa-dan-bernegara/

Kristo, Ridhoino. “Maria Goretti: Kaum Minoritas Dijamin Hak Dan Kewajibannya”. 14 September 2015.http://pontianak.tribunnews.com/2015/09/05/maria-goretti-kaum-minoritas-dijamin-hak-dan-kewajibannya

(12)

LAMPIRAN

Maria Goretti: Kaum Minoritas Dijamin Hak Dan Kewajibannya

Sabtu, 5 September 2015 12:13

TRIBUN PONTIANAK /ANESH VIDUKA

Sosialisasi empat pilar pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, Bhineka tunggal ika.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,

PONTIANAK - Anggota MPR RI dan DPD RI Provinsi Kalbar Maria Goreti menuturkan, pancasila sebagai kesepakatan bangsa Indonesia untuk mendirikan negara yang disatu pihak menunjang religiusitas bangsa dan dilain pihak menolak diskriminasi agama.

"Mayoritas tidak menuntut perlakuan khusus, minoritas sepenuhnya diakui dan dijamin kewajiban dan hak-haknya sebagai manusia dan warga negara," ucapnya dalam sosialisasi empat pilar Pancasila di Wisma PSE Keuskupan Agung Pontianak, Jl Wr Supratman, Sabtu (5/9/2015). Menurutnya, Pancasila mengungkapkan dua hal yakni nilai-nilai dasar dan cita-cita bangsa Indonesia yang berakar pada nilai-nilai budaya dan prinsip-prinsip paling dasar etika politik pasca tradisional.Saat ini ada dua tantangan di masyarakat yaitu larut ikut arus konsumerisme glamour dan kapitalistik serta ekstrimis agama yang menyatakan diri dalam intoleransi misalnya pelarangan Ahmadiyah, penutupan gereja Santa Klara Bekasi, Solo dan sebagainya, juga dilarang menghormati bendera alias haram pada upacara 17 Agustus 2015 lalu.

Referensi

Dokumen terkait

Jika kegunaan barang atau jasa tersebut digunakan untuk modal kerja, maka harus dilihat apakah nasabah telah mempunyai kontrak dengan pihak ketiga atau

Seperti pada iklan Luwak White Koffie yang menggunakan konsep budaya. Korea sebagai bagian dari iklannya sekaligus menjadikan Lee Min

INTERNALISASI NILAI - NILAI MULTIKULTURAL MELALUI PEMBELAJARAN IPS DALAM MENUMBUHKAN SIKAP MULTIKULTURAL PADA SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Apakah ada perbedaan ketika anda berkomunikasi dengan sesama mahasiswa Papua dan ketika anda berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya dengan

Kecepatan bola golf lebih tinggi dari pada kecepatan kepala stik pada

SMS adalah perangkat lunak untuk manajemen data di sekolah seperti absensi, iuran bulanan atau SPP , gaji staff atau pengajar berbasis windows executable programs yang

Setelah persiapan, hal yang dilakukan praktikan selanjutnya yaitu merencanakan kegiatan mengumpulkan data tentang kebutuhan siswa terhadap materi layanan yang

Bertolak dari pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “ Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara