• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN SEBARAN TRAFFIC LIGHT DAN TITIK SIMPANG RAWAN MACET DI SAMARINDA. Oleh SARIAH NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN SEBARAN TRAFFIC LIGHT DAN TITIK SIMPANG RAWAN MACET DI SAMARINDA. Oleh SARIAH NIM"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

SARIAH

NIM. 120 500 180

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2 0 1 5

(2)

Oleh

SARIAH

NIM. 120 500 180

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2 0 1 5

(3)

Oleh:

SARIAH

NIM. 120 500 180

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2015

(4)

Penguji II,

Dwinita Aquastini, S.Hut,MP NIP. 197002141997032002 Penguji I,

Dyah Widyasasi, S.Hut,MP NIP. 197101031997032001 Pembimbing,

Ir. Iskandar, MP NIP. 195911191987101001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Ir. M. Masrudy, MP NIP. 196008051988031003 Menyetujui,

Ketua Program Studi Geoinformatika

Husmul Beze, S.Hut, M.Si NIP. 197906132008121003

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pemetaan Sebaran Traffic Light dan Titik Simpang Rawan Macet di Samarinda

Nama : Sariah

N I M : 120 500 180

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

(5)

ABSTRAK

SARIAH. Pemetaan Sebaran Traffic Light Dan Titik Simpang Rawan Macet Di Samarinda (dibawah bimbingan ISKANDAR).

Lampu lalu lintas sangat berperan penting untuk mengatur kelancaran lalu lintas di suatu persimpangan jalan. Oleh karena itu, dianggap perlu mengetahui informasi mengenai sebaran traffic light atau lampu lintas di Samarinda dan titik rawan macet di Samarinda.

Tujuan penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang jumlah traffic light di Samarinda. Menyediakan informasi tentang keberadaan lokasi traffic light di Samarinda, memberikan gambaran peta sebaran traffic light dan titik simpang rawan macet di kota Samarinda.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data di lapangan secara langsung atau metode pengambilan data primer dan data sekunder sebagai data penunjang berupa informasi. Pengambilan data primer dilakukan menggunakan GPS Navigasi dengan mengambil koordinat-koordinat objek yang akan dipetakan atau dengan kata lain disebut metode waypoint sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari hasil wawancara serta data informasi dari pihak tersebut.

Hasil dari penelitian ini yaitu tedapat 33 simpang traffc light yang tersebar di setiap kecamatan, terdapat 9 titik simpang rawan macet dan 7 simpang traffic light yang tidak berfungsi di wilayah Samarinda.

(6)

RIWAYAT HIDUP

SARIAH, lahir pada tanggal 19 Juli 1994 di Kecamatan Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak M. Ali Zainnor dan Ibu Maryani.

Pendidikan dasar dimulai di Sekolah Dasar Negeri 005 Desa Sebelang Kecamatan Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2000 dan lulus tahun 2006. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Sendawar dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya pada tahun yang sama meneruskan ke bangku Sekolah Menengah di SMA Negeri 5 Sendawar dengan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan lulus pada tahun 2012.

Jenjang pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2012 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, jenjang Diploma III (D3) pada Program Studi Geoinformatika Jurusan Manajemen Pertanian. Selama Menempuh Pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda aktif dalam kegiatan Himpunan Mahasiswa Geoinformatika (HIMA-GI). Pada bulan Maret-April 2015 mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Perusahaan Perkebunan Karet PT. Inhutani I Batu Ampar Kabupaten Kutai Kartanegara.

(7)

Puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas berkat rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di setiap sebaran simpang traffic light yang ada di Samarinda, yang kemudian data diolah menggunakan software Arcgis 9.3.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua Orang tua yang telah memberikan dukungan, do’a dan motivasi 2. Bapak Husmul Beze S. Hut, M.Si selaku Ketua Program Studi

Geoinformatika Politenik Pertanian Negeri Samarinda 3. Bapak Ir. Iskandar, MP selaku Dosen Pembimbing 4. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku Dosen Penguji I. 5. Ibu Dwinita Aquastini, S.Hut, MP selaku Dosen Penguji II.

6. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) dan administrasi di Program Studi Geoinformatika

8. Serta teman-teman Geoinformatika yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun penyajian dan penguasaan materi. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Sariah Kampus Sei Keledang, Agustus 2015

(8)

Halaman

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ...

vi

DAFTAR TABEL ...

vii

DAFTAR GAMBAR

... viii

I.

PENDAHULUAN

...

1

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Sekilas tentang Samarinda

... 3

B. Jaringan Jalan ... 4

C. Transportasi ... 8

D. Kemacetan ... 9

E. Lampu Lalu Lintas (Traffic Light) ... 11

F. Peta ... 12

G. GPS (Global Positioning System) ... 15

H. Arcgis atau Arcmap ... 16

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian... 19

B. Alat dan Bahan ... 19

C. Prosedur Penelitian ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ... 27

B. Pembahasan ... 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Jumlah Simpang Traffic Light di Samarinda... 27

2. Data Koordinat Traffic Light di Samarinda... 29 3. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Samarinda ... 35

Lampiran

4. Jumlah Simpang Traffic Light di Samarinda... 43

(10)

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Layout dan Data View ... 25 2. Peta Informasi Sebaran Traffic Light dan Titik Rawan

Macet Kota Samarinda ... 33

Lampiran

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

Sujatmiko (2011) menyatakan bahwa banyaknya aktivitas manusia menyebabkan banyaknya sarana yang digunakan untuk mempermudah kegiatannya. Salah satunya sarana transportasi darat, seperti mobil, sepeda motor, serta angkutan darat lainnya. Kondisi ini kadang menyebabkan kemacetan terutama di daerah perkotaan yang banyak aktivitasnya. Lampu lalu lintas sangat berperan penting bisa dibayangkan jika suatu jalan raya tidak menggunakan Traffic Light bisa dipastikan kondisi lalu lintas akan menjadi kacau, pelanggaran terjadi dimana-mana seperti saling mendahului, serta timbulnya banyak kecelakaan. Hal tersebut akan mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang di jalan dan sangat merugikan semua pihak.

Menurut Sudarono (2011) Traffic light adalah lampu yang digunakan untuk mengatur kelancaran lalu lintas disuatu persimpangan jalan dengan cara memberi kesempatan pengguna jalan dari masing-masing arah untuk berjalan secara bergantian. Karena fungsinya yang begitu penting maka lampu lalu lintas harus dapat dikendalikan atau dikontrol seefisien mungkin guna memperlancar arus lalu lintas di persimpangan jalan. Lampu lalu lintas bukan hanya mengatur kendaraan tetapi juga membantu pejalan kaki untuk menyeberangi jalan, itu sebabnya didekat tiang lampu lalu lintas disediakan zebra cross.

Sasaran traffic light ditujukan untuk seluruh pengguna jalan baik itu pengguna roda 2, roda 4 maupun pejalan kaki. Pemasangan traffic light bertujuan agar pengguna jalan lebih tertib, lebih lancar, tidak terjadi kemacetan, dan meminimalkan terjadinya kecelakaan dijalan raya. Informasi mengenai keberadaan traffic light dapat diberikan melalui beberapa cara salah satunya

(12)

adalah dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang digunakan untuk menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi dan memetakan informasi dari data-data tersebut.

Melalui uraian tentang kekurangan informasi keberadaan traffic light, maka dianggap perlu untuk membuat informasi keberadaan traffic light khususnya yang berada di Samarinda.

Tujuan penelitian ini antara lain adalah: 1. Mengetahui jumlah sebaran simpang traffic light 2. Mengetahui keberadaan lokasi traffic light

3. Mengetahui simpang traffic light rawan macet dan tidak berfungsi

4. Memetakan sebaran traffic light dan titik simpang rawan macet di Samarinda Berdasarkan tujuan tersebut, maka hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Jumlah traffic light yang ada di Samarinda

2. Keberadaan lokasi traffc light yang ada di Samarinda

3. Lokasi simpang traffic light rawan macet dan tidak berfungsi

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sekilas tentang Samarinda

Kota Samarinda mencakup wilayah seluas 71.800 Ha atau 718 Km2. Kota Samarinda secara astronomis terletak pada posisi antara 117°03'00" - 117°18'14" Bujur Timur dan 00°19'02" - 00°42'34" Lintang Selatan.

Anonim (2010) dalam Syamsuddin (2013) menyatakan bahwa Kota Samarinda secara administratif memiliki 10 kecamatan yakni Kecamatan Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Seberang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara. Sungai Kunjang, Samarinda Kota, Sungai Pinang, Sambutan dan Loa Janan ilir. Batas wilayah Kota Samarinda adalah :

Utara : Kec. Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara Selatan : Kec. Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara

Barat : Kec. Muara Badak dan Tenggarong Seberang (Kabupaten Kutai Kartanegara)

Timur : Kec. Anggana dan Sanga-Sanga (Kabupaten Kutai Kartanegara) Ditinjau dari fisiografinya, wilayah Kota Samarinda dapat dikelompokkan dalam 7 (tujuh) deskripsi sebagai berikut :

1. Daerah patahan yakni patahan menurun dan kasar, dengan permukaan besar dengan kemiringan tengah bervariasi.

2. Daerah rawa pasang surut (tidalswamp) yaitu daerah dataran rendah di tepi pantai yang selalu dipengaruhi pasang surut air laut dan ditumbuhi hutan mangrove dan nipah.

3. Daerah dataran alluvial (alluvial plain) yaitu daerah dataran yang terbentuk dengan proses pengendapan. Baik di daerah muara maupun daerah pedalaman.

(14)

4. Daerah berombak atau bergelombang yakni daerah dengan konfigurasi medan berat ditandai dengan penyebaran daerah perbukitan.

5. Daerah dataran (plain) yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran vulkanik,dataran batuan beku (metamorf) masam, dataran basalt dengan bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit.

6. Daerah bebukit (hill) yaitu daerah bukit endapan dan ultra basa, sistem punggung sedimen, metamorf dan kerucut vulkanik yang terpotong dengan pola drainase radial.

7. Daerah sungai (river). Daerah ini berfungsi sebagai daerah reterdam, daerah pengendali atau waterponds.

B. Jaringan Jalan

Anonim (2013a) menyatakan bahwa jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang merupakan sentra produksi pertanian.

Jalan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan status , fungsi dan jumlah lalu lintas yang menggunakannya.

1. Klasifikasi Jalan

Anonim (2014) menyatakan bahwa jalan mempunyai suatu sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu

(15)

hubungan hirarki. Menurut peranan pelayanan jasa distribusinya, sistem jaringan jalan terdiri dari:

a. Sistem jaringan jalan primer, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota b. Sistem jaringan jalan sekunder, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan

pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kota. Klasifikasi jalan di kelompokkan berdasarkan:

a. Pengelompokkan klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya dapat digolongkan menjadi:

1) Jalan arteri, yaitu ruas jalan yang menghubungkan antar kota jenjang kesatu yang berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan jenjang kota kedua dengan ciri perjalanan jarak jauh dan kecepatan tinggi.

Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan oleh jalan arteri adalah : a) Kecepatan rencana > 60 km/jam

b) Lebar badan jalan > 11 meter

c) Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata

2) Jalan Sekunder adalah jalan yang dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dengan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota.

Jika ditinjau dari peran jalan maka persyaratan jalan sekunder adalah : a) Kecepatan paling rendah 20 km/jam

(16)

c) Kendaraan angkutan barang berat tidak di izinkan melalui fungsi jalan ini

3) Jalan kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan dan pembagian dengan ciri-ciri merupakan perjalanan jarak dekat dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk dibatasi

4) Jalan lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah.

Jika ditinjau dari peran jalan maka persyaratan jalan lokal adalah : a) Kecepatan rencana > 10 km/jam

b) Lebar jalan > 5 meter c) Jalan lingkungan

b. Pengelompokkan klasifikasi jalan berdasarkan status:

1) Jalan Nasional adalah jalan yang dibangun oleh Pemerintah Pusat, dana diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

2) Jalan Provinsi adalah jalan yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi 3) Jalan Kabupaten/Kotamadya adalah jalan yang dibangun oleh

Pemerintah Kota/Kabupaten

4) Jalan Kota adalah jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan. 5) Jalan Desa adalah jalan yang dibuat dan dipelihara dari swadaya

masyarakat desa setempat serta diperlukan untuk kegitan lokal

6) Jalan Khusus adalah jalan yng dibangun oleh instansi, badan usaha, perserongan atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri

(17)

7) Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalanan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.

2. Kapasitas Jalan

Anonim (2013b) menyatakan bahwa Kapasitas jalan adalah volume maksimum dimana lalu lintas dapat lewat sepanjang jalan tersebut pada keadaan tertentu. Hal ini berguna sebagai tolak ukur dalam penetapan keadaan lalu lintas sekarang atau pengaruh dari usulan pengembangan baru. Kapasitas jalan di perkotaan biasanya ditentukan oleh kemampuan kendaraan yang dilewatkan/dilepaskan oleh persimpangan. Jaringan jalan terdiri dari persimpangan dan link, dan masing-masing komponen ini mempunyai karakter fisik yang mempengaruhi arus lalu lintas maksimum yang dapat dilewatkan. Arus lalu lintas juga bergantung kepada bentuk pergerakan kendaraan dan pejalan kaki pada keseluruhan jaringan, sesuai geometrik dan jumlah ruang jalan yang tersedia.

Kapasitas jalan bergantung pada kondisi yang ada, termasuk:

a. Sifat fisik jalan (seperti: lebar, jumlah dan tipe persimpangan, pemisa/median jalan, permukaan jalan dan lain-lain).

b. Komposisi lalu lintas dan kemampuan kendaraan (seperti: proporsi berbagai tipe kendaraan dan kemampuan penampilannya)

c. Kondisi lingkungan dan operasi (yaitu: cuaca, tingkat aktivitas pejalan kaki)

3. Kualitas Jalan

Anonim (2013b) Kualitas jalan berkaitan dengan kondisi jalan dan permukaan jalan. Ruas jalan dengan permukaan jalan yang rusak

(18)

mengakibatkan tingkat mobilitas yang rendah, karena kendaraan tidak dapat bergerak dengan lancar, mengalami banyak hambatan dan tundaan. Kualitas jalan yang baik selain memberikan kemudahan bergerak di atas jalan raya juga terpenuhinya unsur keamanan dalam berkendaraan.

Keterkaitan karakteristik jaringan jalan dengan angkutan umum adalah pada rute pelayanan. Penentuan rute pada suatu wilayah kota harus mempertimbangkan jaringan jalan yang tersedia agar dapat memberikan akses yang baik terhadap pembangkit lalu lintas. Sementara itu dalam menentukan dimensi angkutan yang beroperasi pada sebuah rute harus sesuai dengan klasifikasi jalan yang tersedia, sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam perjalanannya.

C. Transportasi

Menurut Utomo (2011), transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination). Di dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Manusia yang membutuhkan b. Barang yang dibutuhkan

c. Kendaraan sebagai alat/sarana

d. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi e. Organisasi (pengelola transportasi)

(19)

1. Fungsi dan Manfaat Transportasi

Menurut Utomo (2011), transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi dua klasifikasi yaitu:

a. Manfaat Ekonomi

Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi. b. Manfaat Kewilayahan

Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman. 2. Jenis-Jenis Transportasi

Menurut Utomo (2011), jenis-jenis transportasi terbagi menjadi tiga yaitu, a. Transportasi darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik

oleh hewan (kuda, sapi,kerbau), atau manusia. Moda transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan moda, ukuran kota dan kerapatan permukiman, faktor sosial-ekonomi.

b. Transportasi air (sungai, danau, laut): kapal,tongkang, perahu, rakit. c. Transportasi udara: pesawat terbang.

d. Transportasi udara dapat menjangkau tempat – tempat yang tidak dapat ditempuh dengan moda darat atau laut, di samping mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan.

(20)

D. Kemacetan 1. Pengertian

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk (Anonim, 2011)

2. Penyebab Kemacetan

Barons (2013) Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan: a. Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan

b. Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,

c. Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan d. Ada perbaikan jalan,

e. Bagian jalan tertentu yang longsor, karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, seperi: berjalan lambat di lajur kanan dan sebagainya.

f. Adanya parkir liar dari sebuah kegiatan.

g. Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut.

h. Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas

(21)

3. Dampak Negatif Kemacetan

Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara lain disebabkan:

a. Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah

b. Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi

c. Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal

d. Meningkatkan stres pengguna jalan

e. Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya

E. Lampu Lalu Lintas (Traffic Light)

Lampu lalu lintas secara sederhana dapat diterangkan sebagai lampu yang berada pada kanan kiri pendekat dari simpang berupa tiang dengan tiga buah lampu yang berderet dari atas ke bawah dengan warna merah pada deret paling atas kemudian kuning dan hijau yang paling bawah (Anonim, 2015).

Lampu lalu lintas (menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan: Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas atau APILL) adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing

(22)

kelompok pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar-arus yang ada.

Anonim 2015, menyatakan Lampu lalu lintas telah diadopsi di hampir semua kota di dunia ini. Lampu ini menggunakan warna yang diakui secara universal, untuk menandakan berhenti adalah warna merah, hati-hati yang ditandai dengan warna kuning, dan hijau yang berarti dapat berjalan. Tujuan adanya lampu lalu lintas :

a. Menghindari hambatan karena adanya perbedaan arus jalan bagi pergerakan kendaraan.

b. Memfasilitasi persimpangan antara jalan utama untuk kendaraan dan pejalan kaki dengan jalan sekunder sehingga kelancaran arus lalu lintas dapat terjamin.

c. Mengurangi tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan karena perbedaan arus jalan.

F. Peta 1. Pengertian

Rizky (2012) menyatakan bahwa peta adalah gambaran keadaan permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Gambaran permukaan bumi yang dipetakan dapat meliputi wilayah yang luas atau hanya mencakup wilayah yang sempit. Dalam membuat peta tematik ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembuat peta sesuai dengan kaidah-kaidah kartografi antara lain:

a. Peta tidak boleh membingungkan

(23)

c. Peta harus memberikan gambaran yang sebernarnya sesuai dengan keadaan atau kondisi lapangan

Setelah kaidah-kaidah diatas terpenuhi maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pembuat peta adalah:

a. Persiapan peta dasar b. Merancang simbol peta

c. Merancang komposisi peta atau layout peta

Rizky (2012) menyatakan bahwa klasifikasi peta dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok yaitu peta berdasarkan isi, berdasarkan skala, dan berdasarkan kegunaan.

2. Beberapa Jenis-Jenis Peta

a. Jenis peta berdasarkan skalanya

1) Peta skala besar, yaitu semua peta yang mempunyai skala 1 : 25.000. Contoh: peta topografi

2) Peta skala sedang, yaitu semua peta yang mempunyai skala lebih dari 1: 25.000 sampai skala 1 : 500.000.

3) Peta skala kecil, yaitu semua peta yang mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 500.000.

b. Jenis peta berdasarkan isi data yang disajikan 1) Peta Umum (General Map)

Menurut Hartono (2010) dalam Syamsuddin (2013) peta umum merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat disuatu daerah, baik kenampakan alam maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya.

(24)

Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya.

2) Peta Tematik

Menurut Diki (2009) dalam Syamsuddin (2013) yaitu peta statistik ataupun peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus. Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep data contoh peta tematik biasanya digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas kepemilikan), peta zona (peta rancanga legal penggunaan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerangan, peta geologi, peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian.

3) Peta topografi

Adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta jenis ini dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil dan arkeologi

4) Peta khusus adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim dan lainnya. Disebut peta khusus karena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan.

(25)

c. Jenis peta berdasarkan tujuan

1) Peta Geologi, bertujuan untuk menunjukkan formasi batuan atau aspek geologi lainnya disuatu daerah.

2) Peta Iklim, bertujuan menunjukkan berbagai macam sifat iklim disuatu daerah.

3) Jenis-jenis lainnya; peta kadaster, peta tanah, peta kependudukan, peta tata guna lahan, dan sebagainya.

3. Fungsi Peta

Peta tidak hanya diperlukan dalam bidang geografi, tetapi juga dibutuhkan dibidang-bidang lain. Segala kegiatan yang terkait dengan lokasi atau keruangan membutuhkan peta. Petugas Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah tidak dapat membuat jalan tanpa ada petanya terlebih dahulu. Perusahaan-perusahaan perkebunan besar yang akan membuka lokasi perkebunan harus melihat peta sebelum memulai pekerjaan. Pelayar-pelayar yang mengarungi laut luas akan tersesat tanpa peta.

G. GPS (Global Positioning System ) 1. Pengertian

Wahyu (2008) menyatakan bahwa GPS adalah sistem sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit untuk menampilkan posisi secara instan. Sistem ini dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti dan juga informasi mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia.

GPS telah banyak digunakan di Indonesia, antara lain untuk eksplorasi minyak, pertambangan, geologi, kelautan, dan dapat diintegrasikan dengan SIG misalnya untuk tracking benda bergerak (mobil, pesawat, satelit, dll). Secara

(26)

komersial alat ini selain dapat membantu pengguna dalam menentukan lokasinya di permukaan bumi, juga dapat merekomendasikan lintasan dari lokasi saat ini hingga tujuan perjalanan, merekam lintasan yang pernah dilalui dan memberikan informasi lokasi fasilitas-fasilitas penting terdekat seperti ATM, Bank, supermarket dan lain-lain.

Adapun istilah-istilah yang harus diketahui seperti :

a. Waypoint adalah istilah yang digunakan oleh GPS untuk suatu lokasi yang telah ditandai. Waypoint terdiri dari koordinat lintang (latitude) dan bujur (longitude).

b. Mark digunakan untuk menandai suatu posisi tertentu pada GPS. Jika anda menandai lokasi menjadi waypoint.

c. Route merupakan kumpulan waypoint yang ingin anda tempuh secara berurutan dan dimasukkan ke dalam GPS.

d. Track merupakan arah perjalanan yang sedang anda tempuh dengan menggunakan GPS.

e. Elevation adalah Istilah pada GPS untuk menentukan ketinggian.

f. Bearing sebagai pembantu penentuan arah atau posisi yang ingin anda tuju. 2. Kemampuan GPS

Wahyu (2008) menyatakan bahwa beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mili meter untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya.

(27)

Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.

H. ArcGIS atau ArcMap

Menurut Prahasta (2011) dalam Syamsuddin (2013) ArcMap merupakan aplikasi sentral di dalam ArcGIS dekstop yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berbasiskan peta digital seperti halnya kartografis, analisi peta dan editing. Dalam operasinya , ArcMap akan menawarkan dua tipe map-view: view data geografis(spasial) dan view halaman layout. Pada tipe view yang pertama, ArcMap akan memfasilitasi para penggunanya untuk bekerja dengan layer geografis untuk diberi simbol, dianalisis, dikomplikasikan kedalam dataset SIG. Sementara itu, pada tipe view kedua, ArcMap menyediakan fasilitas untuk bekerja dengan halaman-halaman peta yang berisi elemen-elemen peta (seperti simbol skala, legenda, simbol arah utara dan peta referensi) yang juga dimunculkan kedalam tipe view data geografis.

1. Komponen-komponen ArcMap a. Arc Toolbox

ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan fungsi.

(28)

b. Search

Satu hal yang baru di ArcMap yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari. Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spasial, data project. dan tools local server.

c. Toolbar

Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu.

d. Arc Catalog

ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk mengorganisasikan dan mengelola semua informasi spasial: peta, globe, dataset, model, metadata beserta layanan lainnya.

Aplikasi ini mencakup beberapa alat bantu yang berfungsi : 1) Mencari (find) dan menampilkan informasi spasial 2) Menyimpalkan, menampilkan dan mengelola

3) Mendefenisikan, mengeksport dan mengimport model-model data 2. Keunggulan ArcGIS

ArcGIS itu sangat berguna dalam berbagai bidang kehidupan dan lebih unggul daripada sistem informasi yang biasa, seperti :

a. Pelayanan kesehatan contohnya dapat mengembangkan sebentuk peta ilustrasi sehingga dapat memudahkan user untuk membuat peta dalam suatu wilayah yang mengilustrasikan distribusi atau penyebaran rumah sakit. b. Dalam bidang geografi contohnya dapat mengetahui lokasi rawan yang

(29)

c. Dengan adanya ArcGIS maka akan mempermudah user untuk menganalisis dan mencari suatu informasi.

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 4 (empat) bulan, meliputi kegiatan pengambilan data traffic light di lapangan dilaksanakan pada tanggal 5-7 Maret 2015 dan 22-25 Juni 2015, pengolahan data dan penyusunan laporan dilaksanakan dari Juni - Agustus 2015.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di setiap simpang traffic light dan titik rawan macet di wilayah Samarinda sebagai obyek yang dikaji. Untuk data lapangan diolah di laboraturium Geomatika, Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

B. Alat dan Bahan 1. Peralatan yang digunakan :

a. GPS (Global Positioning System) Navigasi b. Laptop

c. Kendaraan roda dua d. Kamera handphone 2. Bahan yang digunakan :

a. Baterai b. Peta jalan

c. Peta administrasi

d. Alat tulis (pulpen, pensil dan lain-lain) e. Buku catatan

(31)

C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Dimulai dari persiapan pembuatan proposal, surat perizinan, pembuatan tally sheet, penyusunan rencana kerja dan konsultasi pembimbing, serta pengumpulan data-data. Data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung di lapangan. Data yang di ambil adalah letak tiap simpang traffic light yang ada di kota Samarinda menggunakan GPS Navigasi tipe 60csx dengan mengambil koordinat koordinat objek yang akan dipetakan atau dengan kata lain dapat disebut sebagai metode waypoint. Dan pengamatan di setiap titik simpang rawan macet di Kota Samarinda.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan dari pustaka, monografi ataupun dengan wawancara. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jalan dan data penyebaran simpang traffic light. Dan wawancara mengenai sebaran traffic light dan titik rawan macet dengan Kepala Bidang LLAJ (Lalu Lintas Angkutan Jalan) Dinas Perhubungan Kota Samarinda. Serta data jaringan jalan yang diperolah dari Dinas Cipta Karya.

2. Pengambilan data

Cara pengambilan data traffic light di lapangan menggunakan GPS navigasi Garmin 60 CSX adalah sebagai berikut:

(32)

a. Memegang GPS dengan benar b. Memeriksa baterai.

c. Menekan tombol On

d. Menunggu sebentar hingga GPS akan terhubung via satelit

e. Lalu menekan "MARK", untuk menyimpan koordinat saat ini, jika sudah rename point tersebut dengan nama yang diinginkan

f. Lalu menekan tombol “SAVE” 3. Pengolahan Data

Untuk pengolahan data traffic light yang diambil dari lapangan tersebut di input menggunakan laptop. Data kemudian diolah menggunakan software ArcGIS dipadukan dengan peta administrasi dan peta jalan sehingga mendapatkan hasil yang akurat yaitu berupa peta sebaran traffic light yang ada di Samarinda.

a. Mendownload data hasil pengukuran dilapangan dari GPS

Download data hasil survey lapangan menggunakan GPS berupa titik (point). Data-data ini biasanya langsung bisa ditransfer ke komputer dengan menggunakan software Map source.

1) Membuka program Map Source.

2) Memilih Receive From Device (pastikan GPS telah terhubung). 3) Kemudian memilih tipe GPS > Receiver.

4) Menyeleksi file Waypoint yang akan di download dari GPS.

5) File > Save As > Memilih lokasi penyimpanan > Mengisi File Name > Mengklik tombol Save As Type kemudian memilih DXF (*dxf) > Save.

(33)

b. Melakukan Georeference

Georeference merupakan proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam suatu sistem koordinat dan proyeksi tertentu. Georeference dilakukan membuat minimal 4 titik ikat yang tersebar.

Langkah-langkah georeference : 1) Membuka program ArcGis 9.3

2) Untuk menampilkan peta yang akan di-Georeferencing, browse dari data direktorinya melalui icon Add Data

3) Jika gambar peta sudah tampil di Map Area, hal pertama yang harus diperhatikan yaitu koordinat layar dan koordinat peta. Prinsip dari Geoferencing ialah menyamakan koordinat layar yang mengacu pada koordinat peta.

4) Sedangkan koordinat layar belum memiliki (Unknown Unit). Memberi koordinat pada layer dengan cara mengklik kanan pada layer > Properties > Coordinate System. Kemudian memilih Predefined > Projected Coordinate System (Karena layer berupa UTM) > UTM > WGS 1984>Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 50S > OK 5) Mengaktifkan Georeferencing Tool pada toolbars dari View > Toolbar >

Georeferencing, Memilih Add Control Point pada Georeferencing Tool. Mengklik kiri titik perpotongan > lalu memilih klik kanan > input X and Y, Lakukan langkah yang sama untuk 3 titik kontrol lainnya.

6) Titik ikat atau control point yang digunakan minimal 4 titik pada sudut yang berbeda. Buka Link Table pada Georefencing Tools untuk melihat RMS Error. Jika terdapat Residual yang terlalu besar, bisa

(34)

menghapusnya dengan klik icon dan mengganti dengan control point baru yang lebih akurat.

7) Kemudian menekan tombol save untuk menyimpan titik ikat tersebut (format*txt).

c. Mendigitasi peta

Digitasi (digitizing) adalah proses konfersi feature ke dalam format digital, merupakan salah satu cara untuk membuat data fitur (feature data) digital. Dalam digitasi kali ini menggunakan metode digitizing on screen (digitasi langsung pada layar komputer). Dalam metode ini, terlebih dahulu menampilkan peta dasar yang telah dilakukan georefrencing sebelumnya. Langkah-langkah mendigitasi peta :

1) Pembuatan shapefile melalui ArcCatalog di folder penyimpanan data feature. Folder telah dibuat sebelumnya pada ArcCatalog > klik kanan folderconection> Connect folder > Tentukan folder > OK

2) Mengklik kanan folder penyimpanan > New > Shapefile

3) Kemudian menyesuaikan name, feature type, dan spatial reference. Untuk Spatial Reference > Description System > Edit > Prejected Coordinate System > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTMZone 50S > Ok

4) Digitasi, Klik Icon Editor > Start Editor > Create New Feature > Zoom lokasi yang ingin di digitasi, kemudian Mengklik dua kali jika digitasi telah selesai.

5) Mengklik Editor > Stop editing > “Do You Want to Save This Project?” > kemudian memilih Yes.

(35)

d. Joint Data Primer dan Data Sekunder

Berikut merupakan langkah-langkah dalam menggabungkan data primer dan data sekunder :

1) Add Data > Titik Traffic Light > selanjutnya data GPS di export dalam bentuk shapefile agar data dapat diolah pada ArcGIS > klik kanan pada Titik Traffic Light> Add Point > Data > Export Data > This Layer’s source data > Ok > Save > Symbol Selector > Color > OK.

2) Langkah selanjutnya menambahkan informasi penjelas terhadap feature-feature yang ada yaitu point (data koordinat), polyline (jalan) dan polygon (batas administrasi/sungai). Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengeditan terhadap tabel attribute dari masing-masing feature tersebut. Pengeditan dimulai dengan klik kanan pada salah satu Feature > Open Atribut Table > Icon Table Option > Add Field berikan nama untuk masing-masing Field > Type > Text > Ok. Menentukan langkah yang sama untuk penambahan informasi lainnya.

3) Pemilihan symbol, klik kanan salah satu feature yang akan diberi symbol > Properties > Symbology > Categories > Unique Values > Value Field (memilih nama tabel yang akan diberi symbol) > klik 2 kali pada salah satu point yang akan diberi symbol. Dari jendela Symbol Selector yang muncul, memilih salah satu symbol sesuai dengan objek > menyesuaikan ukuran kebutuhan pada kolom size > Ok.

e. Pembuatan Layout Peta

Setelah tahap pengolahan telah diselesaikan, tahap berikutnya adalah membuat layout peta. Pembuatan layout peta merupakan pekerjaan terakhir

(36)

setelah input data, analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda. Output terakhir dalam pembuatan peta ialah mencetaknya dalam bentuk gambar atau print.

Output yang dikehendaki oleh sebagian besar pengguna adalah layout peta yang menarik dan jelas, mudah dimengerti namun tetap harus mempertimbangkan kaidah kartografi. Hal-hal yang perlu ditampilkan adalah judul peta, arah utara, skala, sistem proyeksi, sumber, legenda dan juga grid. Langkah-langkah pembuatan layout yaitu sebagai berikut :

Untuk memulai pembuatan layout peta, pilih View, Layout View, atau icon Layout view yang berada di pojok kiri bawah Map Frame.

Gambar 1. Layout dan Data View

1) Clik icon Layout View> atur ukuran kertas, File > Print and Page Setup > Size (A4) >Orientasi (Lanscape).

2) Untuk memberikan koordinat pada peta (grid), klik kanan frame aktif pada view arcmap > properties > grids> new grid. Akan muncul grid and graticule wizard> pilih Measured Grid (untuk membuat dalam satuan mercator “UTM atu TM3) > Next > Finish.

3) Penambahan informasi peta, dari toolbar pilih insert.

Text untuk memberi judul peta, sistem proyeksi, sumber peta, tahun pembuatan, nama pembuat.

a) North untuk memilih jenis arah mata angin. b) Scale untuk mengatur skala peta.

(37)

c) Scale Bar untuk mengatur skala garis. d) Legend untuk mengatur legenda peta. e) Insert untuk membuat insert peta.

4) Melakukan eksport data ke dalam format gambar, dengan menggunakan file > save as untuk menyimpan keseluruhan setting map yang sudah dibuat atau berupa project dalam formad MXD. Penyimpanan dalam format MXD menghendaki keseluruhan data di dalam map frame tetap berada pada folder yang kita gunakan sehingga saat membuka file MXD tersebut semua data langsung bisa masuk atau tampil dalam map frame. Untuk membuat peta dalam kondisi siap cetak (formt JPG, PNG, BMP, dsb), bisa dilakukan dengan toolbar file > export map, lalu resolusi sesuai dan tipe file dengan yang diinginkan.

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh lokasi titik simpang traffic light, berupa data koordinat yang terdiri dari nilai Easting, Northing dan Elevation. Selanjutnya data tersebut ditumpang susunkan (overlay) dengan peta administrasi kota Samarinda dan jaringan jalan.

1. Jumlah Sebaran Simpang Traffic Light di Samarinda

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah di lakukan maka diperoleh data jumlah simpang traffic light yang tersebar di kota Samarinda yaitu berjumlah 33 simpang. Untuk lebih jelasnya sebaran simpang traffic light tersebut disajikan dalam Tabel 1, data selengkapnya tentang jumlah sebaran simpang traffic light dapat dilihat pada lampiran 1.

Tabel 1. Jumlah Simpang Traffic Light di Samarinda

No. Kecamatan Jumlah Simpang Traffic

Light 1. Sungai Kunjang 5 2. Samarinda Ulu 5 3. Samarinda Kota 12 4. Sungai Pinang 6 5. Samarinda Ilir 1 6. Samarinda Utara 1 7. Samarinda Seberang 2

8. Loa Janan Ilir 1

9. Palaran -

10. Sambutan -

Total 33

Dari Tabel 1 diketahui bahwa Samarinda memiliki 33 simpangan Traffic Light yang tersebar di setiap kecamatan. Urutan Kecamatan yang memiliki jumlah simpang traffic light terbanyak sampai sedikit adalah Kecamatan Samarinda Kota memiliki paling banyak jumlah simpang traffic light yaitu 12 simpang traffic light, Kecamatan Sungai Pinang memiliki 6 simpang traffic light,

(39)

Kecamatan Sungai Kunjang dan Samarinda Ulu memiliki 5 simpang traffic light, Kecamatan Samarinda Seberang memiliki 2 simpang traffic light dan Kecamtan Samarinda Ilir, Samarinda Utara, Loa Janan Ilir masing-masing memiliki jumlah 1 simpang traffic light. Kecamatan Palaran dan Sambutan tidak memiliki simpang taffic light.

2. Data Koordinat Keberadaan Traffic Light di Samarinda

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diperoleh hasil berupa data koordinat traffic light yang ada di Samarinda. Data koordinat tersebut berbentuk nilai easting (X), northing (Y) dan elevation (Z) yang merupakan posisi masing-masing traffic light. Keberadaan simpang dengan koordinat masing-masing traffic light baik itu simpang 4, simpang 3, simpang 2 maupun simpang 1 tersaji dalam Tabel 2 berikut.

Dari Tabel 2 diketahui ada 12 simpang 4 yang memiliki traffic light, 11 simpang 3 yang memiliki traffic light dan 5 simpang 2 yang memiliki traffic light ada 5 simpang yang hanya memiliki 1 traffic light.

(40)

Tabel 2. Data Koordinat Traffic Light di Samarinda No. Nama Simpang

Koordinat Simpang Traffic Light

1 (X,Y,Z)

Simpang Traffic Light 2 (X,Y,Z)

Simpang Traffic Light 3 (X,Y,Z)

Simpang Traffic Light 4 (X,Y,Z) 1. Tengkawang 0512526,9944725,22 0515245,9944775,24 0512521,9944785,28 0512491,9944712,21 2. Air Putih 0514097,9946416,21 0514074,9946437,25 0514097,9946462,21 0514126,9946457,21 3. Air Hitam 0515391,9947794,40 0515423,9947796,28 0515427,9947773,28 0515385,9947764,31 4. Lembuswana 0516244,9947465,23 0516262,9947476,23 0516291,9947426,24 0516282,9947424,28 5. Darjat 0516672,9945228,20 0516645,9945220,20 0516665,9945214,23 0516640,9945199,24 6. SMPN 2 0517155,9945126,31 0517133,9945134,17 0517165,9945126,28 0517133,9945119,16 7. Kartini 0517420,9945079,19 0517421,9945102,22 0517411,9945078,22 0517411,9945099,20 8. Wisma citra 0518043,9946040,9 0518052,9946070,14 0518034,9946048,18 0518057,9946058,12 9. Temindung 0517235,9947006,30 0517201,9947044,13 0517201,9947022,18 0517250,9947032,16 10. Merdeka 0518355,9946249,25 0518384,9946260,26 0512298,9943575,21 0518368,9946244,20 11. SPBU Kesejahteraan 0519012,9948042,35 0518993,9948042,24 0519042,9948088,14 0519036,9948051,22 12. Sempaja 0517013,9950246,30 0517039,9950267,19 0517036,9950247,33 0517014,9950267,23 13. Meranti 0513352,9944195,21 0513381,9944200,21 0513354,9944216,19 - 14. Muara 0514153,9944701,28 0514176,9944743,34 0514185,9944798,21 - 15. Cermai 0515024,9944657,25 0515049,9944636,30 0515034,9944663,18 - 16. Kadrie Oening 0513681,9947596,34 0513687,9947629,41 0513707,9947620,70 - 17. Hotel Mesra 0516240,9945886,23 0516304,9945927,17 0516269,9945877,29 - 18. Kantor Pos 0515938,9944456,10 0515955,9944431,10 0515946,9944458,12 - 19. Masjid Raya 0516481,9944301,22 0516516,9944307,30 0516494,9944321,16 - 20. Agus Salim 0516847,9945522,35 0516845,9945488,28 0516826,9945516,19 - 21. Remaja 0518248,9947629,37 0518265,9947618,25 0518276,9947637,19 - 22. Sentosa 0518435,9947264,29 0518423,9947241,18 0518464,9947249,9 - 23. Jembatan Mahakam BC 0513550,9942518,25 0513547,9942496,23 0513568,9942528,22 - 24. Ulin 0513048,9944476,19 0513068,9944481,21 - -

(41)

Tabel 2. (Lanjutan) 25. BPD 0515996,9944621,19 0515970,9944612,22 - - 26. Bhayangkara 0516877,9944654,24 0516906,9944793,22 - - 27. Kaltim 0516886,9944464,26 0516906,9944473,16 - - 28. Sebatik 0516935,9944619,27 0516940,9944602,29 - - 29. Harun Nafsi 0516070,9943092,25 - - - 30. Gunung Lingai 0519414,9948993,16 - - - 31 Jembatan Mahakam US 0512940,9942585,18 - - - 32. Pasar Pagi 0516345,9944539,17 - - -

(42)

3. Simpang Traffic Light Rawan Macet dan Tidak Berfungsi

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Bidang LLAJ Dinas Perhubungan kota Samarinda terdapat 9 simpangan di Samarinda yang sering terjadi kemacetan yaitu di simpang Muara Kecamatan Sungai Kunjang, Jembatan Mahakam BC Kecamatan Samarinda Seberang, Air Putih dan Air Hitam Kecamatan Samarinda Ulu, Pasar Pagi, Bhayangkara dan Masjid Raya Kecamatan Samarinda Kota, Sempaja Kecamatan Samarinda Utara dan Gunung Lingai Kecamatan Sungai Pinang.

Untuk wilayah Samarinda terdapat 7 simpang yang lampu traffic light tidak berfungsi, seperti di simpang Ulin dan Jembatan Mahakam US Kecamatan Sungai Kunjang, simpang Pasar Pagi, simpang Bhayangkara Kecamatan Samarinda Kota, simpang Gunung Lingai Kecamatan Sungai Pinang, simpang Kantor Kec. Samarinda Kecamatan Samarinda Seberang dan simpang Harun Nafsi Kecamatan Loa Janan Ilir.

4. Peta Sebaran Traffic Light dan Titik Rawan Macet di Samarinda

Data-data koordinat sebaran traffic light di Samarinda selanjutnya diolah dalam software ArcGis 9.3. Dari kegiatan ini diperoleh hasil berupa peta yang berisi tentang informasi sebaran traffic light berdasarkan simpang yang ada di Samarinda yang mencakup 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Kunjang, Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Samarinda Ilir, Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Samarinda Seberang dan Kecamatan Loa Janan Ilir. Peta ini memuat informasi sebaran traffic light sebanyak 96 traffic light yang terdapat di 33 simpang traffic light yang ada di Samarinda dengan 9 simpangan di Samarinda yang sering terjadi kemacetan, berikut disajikan pada Gambar 2 di bawah ini.

(43)

!

!

!

!

!

!

!

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

<

!

<

!

<

Muara Air Putih Tengkawang Ulin Meranti Jemb. Mhkm US Jemb. Mhkm BC kantor Kec. Smd Harun Nafsi Kadrie Oening Cermai Kantor Pos Masjid Raya Air Hitam Lembuswana Temindung Sempaja Gunung Lingai SPBU Kesejahteraan Remaja Sentosa Merdeka Wisma Citra BPD Psr Pagi SMPN 2 Kartini Sebatik Hotel Mesra Agus Salim Kaltim Bhayangkara Darjat 509000.000000 512000.000000 515000.000000 518000.000000 521000.000000 99 42 00 0 .0 00 00 0 99 42 00 0 .0 00 00 0 99 45 00 0 .0 00 00 0 99 45 00 0 .0 00 00 0 99 48 00 0 .0 00 00 0 99 48 00 0 .0 00 00 0 99 51 00 0 .0 00 00 0 99 51 00 0 .0 00 00 0

PETA SEBARAN TRAFFIC LIGHT

DI KOTA SAMARINDA

Sumber Peta : Peta Administrasi Samarinda

Proyeksi : Transfer Mercator

Datum : WGS 1984

Sistem Grid : UTM Zone 50 S

Skala 1: 50.000

1

U

S

T

B

Program Studi Geoinformatika

Jurusan Manajemen Pertanian

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

2015

Dibuat Oleh :

Sariah (120 500 180)

0 0.350.7 1.4 2.1 2.8Km

Keterangan :

!

<

Tidak Berfungsi dan Rawan Macet

!

Traffic Light Tidak berfungsi

!

Rawan Macet

!

Traffic Light

jalan sekunder Jalan Arteri

(44)

B. PEMBAHASAN

1. Jumlah Sebaran Simpangan Traffic Light di Samarinda

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa jumlah simpang traffic light di Samarinda adalah sebanyak 33 simpang yang tersebar di setiap kecamatan. Berdasarkan dari Tabel 1 dapat dilihat masing-masing Kecamatan terdapat jumlah simpang traffic light yang berbeda-beda, karena menurut Anonim (2008) kriteria yang harus dipenuhi untuk pemasangan traffic light atau alat pemberi isyarat lampu lalu lintas adalah bila waktu menunggu/tundaan rata-rata kendaraan di persimpangan dari arah berlawanan telah melampaui ± 30 detik, arus kendaraan dari masing-masing lengan ± 750 kendaraan/jam dan angka kecelakaan ± 5 kejadian/tahun. Keberadaan lampu merah pada suatu persimpangan jalan memang sangat penting, terutama jika arus lalu lintas kendaraan yang melaluinya sudah cukup padat sehingga untuk menyeberang dari satu jalan ke jalan seberangnya pengendara harus menunggu hingga kondisi jalan sepi dan memungkinkan untuk menyeberang.

Kecamatan Samarinda kota terdapat simpang traffic light terbanyak yaitu 12 simpang. Hal ini disebabkan Kecamatan tersebut memiliki banyak simpangan dan terdapat banyak tempat ibadah, sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana perekonomian, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, kantor pemerintahan dan sarana olah raga. Oleh karena itu, banyak orang-orang yang mendatangi ke tempat tersebut. Alasan yang sama berlaku pula untuk Kecamatan Sungai Kunjang, Kecamatan Samarinda Ulu terdapat 5 simpang traffic light dan Sungai Pinang terdapat 6 simpang traffic light.

Kemudian ada 4 Kecamatan yang memiliki simpang traffic light paling sedikit yaitu Kecamatan Samarinda Seberang terdapat 2 simpang traffic light dan

(45)

Kecamatan Samarinda Ilir, Samarinda Utara dan Loa Janan Ilir dengan jumlah masing-masing 1 simpang traffic light. Sementara itu, untuk Kecamatan Palaran dan Sambutan belum adanya pemasangan traffic light. Di Kecamatan Samarinda Ilir, Samarinda Utara, Loa Janan ilir terdapat 1 simpang traffic light, Palaran dan Sambutan tidak terdapat traffic light karena di daerah tersebut tidak banyak simpangan. Dan di setiap simpangan tidak terjadi waktu menunggu untuk menyeberangi jalan serta tidak banyak pengguna jalan di daerah tersebut.

Akhir-akhir ini terjadi penambahan jumlah alat transportasi yang di akibatkan oleh penambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini akhirnya menjadi kendala dalam pengaturan lalu lintas di setiap simpang jalan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Samarinda jumlah penduduk Samarinda Tahun 2014 adalah 805.688 Jiwa yang tersebar di setiap kecamatan dengan luas Samarinda 718 km2. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk dan luas wilayah perkecamatan tersebut disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Samarinda No. Nama Kecamatan

Luas Wilayah (KM2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM2) 1. Sungai Kunjang 69,23 126.302 1.825 2. Samarinda Ilir 17,18 73.383 4.271 3. Samarinda Ulu 34,69 134.659 3.882 4. Samarinda Utara 229,52 105.695 460 5. Sungai Pinang 34,16 99.894 2.924 6. Loa Janan Ilir 26,13 62.740 2.401 7. Samarinda Kota 11,12 36.604 3.292 8. Samarinda Seberang 12,49 63.716 5.101

9. Palaran 182,53 54.353 298

10. Sambutan 100,95 48.342 479

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk yang paling padat yaitu Kecamatan Samarinda Seberang dengan jumlah 5101 jiwa/km2. Dan yang tidak padat berada di wilayah Kecamatan Palaran,

(46)

Sambutan dan Samarinda Utara dengan jumlah kurang dari 500 jiwa/km2. Untuk wilayah Kecamatan Samarinda Seberang dengan jumlah penduduk yang banyak dan luas wilayah kecil, masih adanya setiap simpangan yang belum terpasang traffic light. Seperti di simpang 3 Jalan APT Pranoto terkadang terjadi hambatan dari arah arus yang berlawanan untuk menyeberang ke jalan seberangnya sehingga petugas polantas (Polisi Lalu Lintas) turun ke lapangan untuk mengatur persimpangan jalan tersebut.

2. Data Koordinat Keberadaan Traffic Light di Samarinda

Pengukuran koordinat dilakukan untuk memperoleh letak traffic light yang ada di Samarinda sehingga dapat dijadikan data input untuk pembuatan peta sebaran traffic light di Samarinda. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur GPS Navigasi Garmin tipe 60 CSx.

Pada saat pelaksanaan pengukuran di lapangan yang menjadi kendala adalah banyaknya bangunan-bangunan tinggi, cuaca buruk seperti mendung dan hujan. Hal ini dapat menghalangi alat ukur GPS dalam menerima pancaran sinyal dari satelit sehingga mengakibatkan koordinat yang di ukur memiliki angka akurasi yang rendah. Rendahnya angka akurasi ini dapat dilihat pada alat GPS dimana tertulis estimated accuracy. Semakin kecil angka estimated accuracy maka pengukuran koordinat semakin bagus. Titik koordinat yang memiliki angka estimasi akurasi yang besar akan bergeser dari lokasi sesungguhnya.

3. Simpang Traffic Light Rawan Macet dan Tidak Berfungsi

Sejalan dengan jumlah penduduk, maka wajar jika kebutuhan semakin banyak, seperti kebutuhan sekunder yang dianggap menjadi kebutuhan pokok yaitu kendaraan. Dengan banyaknya jumlah kendaraan dan tidak adanya pelebaran serta penambahan ruas jalan alternatif maka meningkatkan

(47)

kemacetan diruas jalan. Sebagian besar wilayah Samarinda yang rawan macet yaitu di simpang Muara kecamatan Sungai Kunjang, Jembatan Mahakam BC Kecamatan Samarinda Seberang, Air Putih dan Air Hitam Kecamatan Samarinda Ulu, Pasar Pagi, Bhayangkara dan Masjid Raya Kecamatan Samarinda Kota, Sempaja Kecamatan Samarinda Utara dan Gunung Lingai Kecamatan Sungai Pinang.

Jalur menuju simpang Air Hitam rawan macet baik dari arah Jalan Kadrie Oening, Jalan AW Syahrani, Jalan Letjen Soeprapto maupun Jalan Juanda. Terutama di sisi Jalan Juanda dan AW Syahranie dikarenakan adanya pembangunan jalan layang (flyover) membuat jalan menyempit. Jalan Kadrie Oening sering terjadi kemacetan karena banyak terdapat sejumlah sekolah, yaitu SMPN 1, SMAN 1, SDIT Cordova, SMPIT Cordova, SMPN 7, SMKN 17 dan SMK Media. Jalur menuju simpang Gajah Mada dan Pasar Pagi sering terjadi kemacetan karena banyaknya PKL (Pedagang Kaki Lima) yang berdagang di pinggir jalan disepanjang tepi jalan, parkir kendaraan yang memakan bahu jalan dan adanya beberapa angkot yang dengan sembarang dan bebas menurunkan atau menaikkan penumpang.

Di Jembatan Mahakam sering terjadi macet karena pada saat pengguna jalan baik itu roda 2 maupun roda 4 yang akan memasuki jembatan mahakam harus antri disebabkan adanya penyempitan jalur masuk kearah jembatan. Selain itu, lebar jembatan yang tidak memadai serta banyaknya pengendara jalan baik itu roda 2 maupun roda 4 yang beraktivitas diatas jembatan. Oleh karena itu, dibuat jembatan kembar yang masih dalam proses pembangunan. Di Simpang Bhayangkara termasuk rawan macet karena adanya perencanaan taman kota Bhayangkara yang berguna untuk ruang terbuka hijau. Simpang

(48)

Muara kerap terjadi kemacetan di sisi Jalan Slamet Riyadi dan RE Martadinata karena disepanjang jalan ini terdapat toko-toko yang menjual khas makanan maupun suvenir kota Samarinda sehingga banyak mobil-mobil yang parkir dipinggir jalan serta kondisi jalan yang tidak baik sedikit bergelombang menyebabkan kendaraan tersebut perlahan melewatinya. Simpang Gunung Lingai di ruas Jalan PM Noor terjadinya penyempitan jalan (bootle neck) karena banyaknya rumah warga yang terlalu mepet ke badan jalan.

Untuk wilayah Samarinda masih terdapat simpang-simpang yang lampu traffic light tidak berfungsi, seperti di simpang Ulin, simpang Pasar Pagi, simpang Gunung Lingai, simpang Kantor Kec. Samarinda, simpang Harun Nafsi, simpang Bhayangkara dan simpang Jembatan Mahakam US. Dari hasil pengamatan disaat pengambilan titk koordinat traffic light, penyebab traffic light tidak berfungsi di simpang tersebut karena adanya penyempitan jalan, penambahan jalan dan lain sebagainya. Seperti di simpang Gunung Lingai karena adanya penyempitan jalan dari ruas Jalan PM Noor. Kemudian untuk simpang Kantor Kecamatan Samarinda karena adanya penambahan jalan dan kendaraan yang beraktivitas di jalan tersebut tidak terlalu padat. Hal yang sama untuk simpang Ulin dan Harun Nafsi karena tidak terlalu padat kendaraan baik itu kendaraan roda 2 maupun roda 4 yang beraktivitas di jalan tersebut. Untuk simpang Pasar Pagi karena menggunakan jalan yang satu arah. Dan simpang Jembatan Mahakam US karena untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas traffic light di simpang tersebut dinonaktifkan dan jalan dari sisi Jalan Slamet Riyadi untuk menyeberang ke jembatan mahakam ditutup.

Dari hasil pengamatan di simpang Ulin, Gunung Lingai dan Harun Nafsi apabila lampu lalu lintas tidak berfungsi otomatis kendaraan di jalan tidak

(49)

memiliki acuan kapan harus berhenti atau maju ketika ada disebuah persimpangan jalan. Disini sering terjadi ketidakpatuhan pengguna jalan akan peraturan lalu lintas, dimana terjadi serobot antar kendaraan. Dan untuk menyeberang jalan ke seberangnya membutuhkan waktu menunggu yang lumayan lama.

4. Peta Sebaran Traffic Light dan Titik Rawan Macet di Samarinda

Wilayah Samarinda terbagi menjadi 10 kecamatan, untuk sebaran simpang traffic light terdapat di 8 kecamatan masing-masing setiap kecamatan terdapat sebaran simpang traffic light yang berbeda-beda. Jumlah sebaran simpang traffic light di Samarinda berjumlah 33 simpang, ada 12 simpang 4 yang memiliki traffic light, 11 simpang 3 yang memiliki traffic light dan 5 simpang 2 yang memiliki traffic light ada 5 simpang yang hanya memiliki 1 traffic light, serta terdapat 9 titik rawan macet di Samarinda. Informasi ini dibuat menjadi peta sebaran sebaran traffic light dan titik rawan macet di Samarinda dengan simbol warna hijau muda untuk traffic light, tidak berfungsi dan rawan macet berwarna merah dan oren, merah tua untuk rawan macet dan tidak berfungsi warna oren.

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Jumlah simpang traffic light di Samarinda terdapat 33 simpang yang tersebar di setiap Kecamatan, yaitu Kecamatan Samarinda Kota terdapat 12 simpang, Kecamatan Sungai Kunjang dan Samarinda Ulu terdapat 5 simpang, Kecamatan Sungai Pinang dengan jumlah 6 simpang, Samarinda Ilir, Samarinda Utara dan Loa Janan Ilir terdapat 1 simpang dan untuk Kecamatan Palaran dan Sambutan belum terdapat simpang dengan pemasangan traffic light.

2. Di Samarida terdapat 9 lokasi simpang traffic light yang rawan macet yaitu simpang Jembatan Mahakam BC, Air Putih, Air Hitam, Muara, Pasar Pagi, Masjid Raya, Sempaja, Bhayangkara dan Gunung Lingai.

B. Saran

1. Diharapkan kedepannya ada perbaikan lampu traffic light yang tidak berfungsi

(51)

Lampiran 1

Tabel 4 . Informasi Jumlah Simpang Traffic Light di Samarinda

No. Nama Traffic Light /

Alamat Kecamatan Nama Simpang 1. Jl. Slamet Riyadi Sungai Kunjang 1. Jembatan

Mahakam US 2. Jl. Slamet Riyadi Sungai Kunjang

2. Meranti 3. Jl. Slamet Riyadi Sungai Kunjang

4. Jl. Meranti Sungai Kunjang

5. Jl. Ulin Sungai Kunjang

3. Ulin 6. Jl. Cendana Sungai Kunjang

7. Jl. Tengkawang Sungai Kunjang

4. Tengkawang

8. Jl. M Said Sungai Kunjang

9. Jl. M Said Sungai Kunjang

10. Jl. Teuku Umar Sungai Kunjang 11. Jl. Slamet Riyadi Sungai Kunjang

5. Muara 12. Jl. Pangeran Antasari Sungai Kunjang

13. Jl. RE Martadinata Sungai Kunjang 14. Jl. Re Martadinata Samarinda Ulu

6. Cermai 15. Jl. Gajah Mada Samarinda Ulu

16. Jl. Gunung Cermai Samarinda Ulu 17. Jl. Suryanata Samarinda Ulu

7. Kadrie Oening 18. Jl. Suryanata Samarinda Ulu

19. Jl. Kadrie Oening Samarinda Ulu 20. Jl. Pangeran Antasari Samarinda Ulu

8. Air Putih 21. Jl. Mt Haryono Samarinda Ulu

22. Jl. Suryanata Samarinda Ulu

23. Jl. Juanda Samarinda Ulu

24. Jl. Kadrie Oening Samarinda Ulu

9. Air Hitam 25. Jl. Aw Syahranie Samarinda Ulu

26. Jl. Letjen Soeprapto Samarinda Ulu

(52)

Tabel 4. (Lanjutan)

No. Nama Traffic Light /

Alamat Kecamatan Nama Simpang 28. Jl. Letjen Soeprapto Samarinda Ulu

10. Lembuswana 29. Jl. M Yamin Samarinda Ulu

30. Jl. S Parman Samarinda Ulu 31. Jl. Dr. Soetomo Samarinda Ulu 32. Jl. Bayangkara Samarinda Kota

11. Hotel Mesra 33. Jl. Pahlawan Samarinda Kota

34. Jl. Kesuma Bangsa Samarinda Kota 35. Jl. Gajah Mada Samarinda Kota

12. Kantor Pos 36. Jl. Gajah Mada Samarinda Kota

37. Jl. Awang Long Samarinda Kota 38. Jl. Gajah Mada Samarinda Kota

13. Masjid Raya 39. Jl. Laksamana Yos Sudarso Samarinda Kota

40. Jl. Pulau Sulawesi Samarinda Kota 41. Jl. Awang Long Samarinda Kota

14. BPD 42. Jl. Jend. Sudirman Samarinda Kota

43. Jl. KHA Khalid Samarinda Kota 15. Pasar Pagi 44. Jl. Bayangkara Samarinda Kota

16. Bhayangkara 45. Jl. Basuki Rahmat Samarinda Kota

46. Jl. Pulau Sebatik Samarinda Kota

17. Kaltim 47. Jl. Mulawarman Samarinda Kota

48. Jl. Pangeran Hidayatullah Samarinda Kota

18. Sebatik 49. Jl. Pulau Sebatik Samarinda Kota

50. Jl. Agus Salim Samarinda Kota

19. Agus Salim 51. Jl. Agus Salim Samarinda Kota

52. Jl. Kesuma Bangsa Samarinda Kota 53. Jl. Basuki Rahmat Samarinda Kota

20. Darjat 54. Jl. Basuki Rahmat Samarinda Kota

55. Jl. Abdul Hasan Samarinda Kota 56. Jl. Agus Salim Samarinda Kota

(53)

Tabel 4. (Lanjutan)

No. Nama Traffic Light /

Alamat Kecamatan Nama Simpang 57. Jl. Ahmad Dahlan Samarinda Kota

21. SMPN 2 58. Jl. Basuki Rahmat Samarinda Kota

59. Jl. Arif Rahman Hakim Samarinda Kota 60. Jl. Tuanku Imam Bonjol Samarinda Kota 61. Jl. Arif Rahman Hakim Samarinda Kota

22. Kartini 62. Jl. Kartini Samarinda Kota

63. Jl. Aminah Syukur Samarinda Kota 64. Jl. Arif Rahman Hakim Samarinda Kota 65. Jl. Mayjen Sutoyo Sungai Pinang

23. Sentosa 66. Jl. Kemakmuran Sungai Pinang

67. JL. Sentosa Sungai Pinang 68. Jl. Urip Sumoharjo Samarinda Ilir

24. Wisma citra 69. Jl. Kyai Haji Samanhudi Samarinda Ilir

70. Jl. Lambung Mangkurat Samarinda Ilir 71. Jl. Lambung Mangkurat Samarinda Ilir

72. Jl. PM Noor Sungai Pinang 25. Gunung Lingai 73. Jl. Gatot Subroto Sungai Pinang

26. Temindung 74. Jl. S Parman Sungai Pinang

75. Jl. K.H. Hasan Basri Sungai Pinang 76. Jl. Ahmad Yani Sungai Pinang 77. Jl. Lambung Mangkurat Sungai Pinang

27. Merdeka 78. Jl. Gerilya Sungai Pinang

79. Jl. Pelita Sungai Pinang 80. Jl. Merdeka Sungai Pinang 81. Jl. Ahmad Yani Sungai Pinang

28. Remaja 82. Jl. Mayjen Sutoyo Sungai Pinang

83. Jl. Pemuda Sungai Pinang 84. Jl. Jemb Mahakam Samarinda Seberang

29. Jembatan Mahakam BC 85. Jl. Ciptomangunkusumo Samarinda Seberang

(54)

Tabel 4. (Lanjutan)

No. Nama Traffic Light /

Alamat Kecamatan Nama Simpang 87. Jl. Wahid Hasyim Samarinda Utara

30. Sempaja 88. Jl. Wahid Hasyim Samarinda Utara

89. Jl. PM Noor Samarinda Utara 90. Jl. AW Syahrani Samarinda Utara 91. Jl. Sentosa Sungai Pinang

31. SPBU

Kesejahteraan 92. Jl. Ahmad Yani Sungai Pinang

93. Jl. D.I Panjaitan Sungai Pinang 94. Jl. Bukit Alaya Sungai Pinang

95. Jl. Bung Tomo Samarinda Seberang 32. Kantor Kec. Samarinda 96. Jl. KH Harun Nafsi Loa Janan Ilir 33. Harun Nafsi

(55)

Lampiran 2

Gambar

Gambar 1. Layout dan Data View
Tabel 1.  Jumlah Simpang Traffic Light di Samarinda
Tabel 2. (Lanjutan)  25.  BPD  0515996,9944621,19  0515970,9944612,22  -  -  26.  Bhayangkara  0516877,9944654,24  0516906,9944793,22  -  -  27
Tabel 3.  Kepadatan Penduduk di Kecamatan Samarinda  No.  Nama Kecamatan
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait