• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN SEBARAN POS PEMADAM KEBAKARAN KOTA SAMARINDA. Oleh : CHRISTIAN NUEL ASEN NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN SEBARAN POS PEMADAM KEBAKARAN KOTA SAMARINDA. Oleh : CHRISTIAN NUEL ASEN NIM"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

CHRISTIAN NUEL ASEN

NIM. 110 500 157

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2014

(2)

Oleh :

CHRISTIAN NUEL ASEN

NIM. 110 500 157

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2014

(3)

Oleh :

CHRISTIAN NUEL ASEN

NIM. 110 500 157

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madyapada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2014

(4)

Nama : Christian Nuel Asen

NIM : 110 500 157

Program Studi : Geoinformatika

Jurusan : Manajemen Pertanian

Lulus ujian pada tanggal : Pembimbing, ____Ir. Suparjo, MP ____ NIP. 19620817 1989031 003 Penguji I, __Andrew Stefano, ST, MT__ NIP. 19760315 200912 1 002 Penguji II, ______Ir. Iskandar, MP_____ NIP. 19591119 198710 1001 Menyetujui,

Ketua Program Studi Geoinformatika,

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian,

Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005

(5)

Penelitian ini dilatar belakangi belum diperbaruinya Sistem Informasi Geografis yang dapat dimanfaatkan sebagai informasi tentang letak posisi Pos Pemadam Kebakaran yang tersebar di Kota Samarinda.

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan informasi letak pos pemadam kebakaran secara Geografis yang tersebar di kota Samarinda berserta jumlah unit kendaraan sebagai fasilitas pendukung petugas pemadam kebakaran dan jumlah personil yang terdapat dalam satuan regu yang ada pada Pos Pemadam Kebakaran tersebut, serta memberikan informasi tentang letak sebaran Hydrant milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di kota Samarinda.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data di lapangan secara langsung atau metode pengambilan data primer dan data sekunder sebagai data penunjang yang berupa informasi. Pengambilan data primer dilakukan menggunakan GPS Navigasi dengan mengambil koordinat-koordinat objek yang akan dipetakan atau dengan kata lain dapat disebut sebagai metode

waypoint sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari hasil wawancara serta data dan informasi dari instansi terkait.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu Pemerintah Kota serta masyarakat dalam upaya menyebarkan informasi letak Pos Pemadam Kebakaran dalam bentuk peta.

(6)

RIWAYAT HIDUP

CHRISTIAN NUEL ASEN. Lahir pada tanggal 30 Desember 1992 di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak kelima dari pasangan Bapak ASEN dan Ibu AGUN.

Pada tahun 1999 memulai pendidikan Sekolah Dasar dan pada tahun 2005 lulus dari Sekolah Dasar Negeri 009 Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda.

Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Katholik 1 WR.Soepratman, Kota Samarinda dan memperoleh ijazah pada tahun 2008.

Pada tahun yang sama melanjutkan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas di Sekolah Menengah Kejuruan TI (Teknologi Informasi) Airlangga, Kota Samarinda, Jurusan Multimedia Terpadu dan lulus pada tahun 2011.

Jenjang pendidikan tinggi dimulai di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dengan memilih Program Studi Geoinformatika pada tahun 2011 serta aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Geoinformatika sebagai Wakil Ketua pada periode masa jabatan 2011-2012, dan pada periode 2012-2013 menjabat sebagai Ketua Koordinator seksi Devisi Pengembangan Potensi Mahasiswa, serta aktif pula dalam organisasi kerohanian KBMK (Keluarga Besar Mahasiswa Kristen) sebagai Koordinator seksi ibadah pada periode 2013-2014.

Sebagai aplikasi dari teori yang telah diperoleh selama mengikuti program pendidikan, penulis telah mengikuti latihan kerja pada saat Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan PT. Timur Adyacitra (ALAYA) pada tanggal 3 Maret 2014 hingga 3 mei 2014, penulis ditempatkan sebagai Surveyor.

(7)

ini. Penyusunan Karya Ilmiah ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ribuan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang Tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya.

2. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku Ketua Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak Ir.Suparjo, MP selaku dosen Pembimbing serta kepala laboratorium Pengindraan Jauh dan SIG program Studi Geoinformatika yang telah membimbing penulis dengan sabar dan bijaksana.

4. Bapak Andrew Stefano, ST, MT selaku penguji I. 5. Bapak Ir. Iskandar, MP selaku penguji II.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta PLP (Pranata Laboratorium Pendidikan) dan administrasi Program Studi Geoinformatika.

7. Sahabat-sahabat mahasiswa Geoinformatika angkatan 2011 yang selalu memberikan dukungan serta motivasi dalam penelitian dan penyusunan Karya Ilmiah ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini yang tak dapat disebutkan satu persatu, penyusun menyadari bila dalam penulisan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mohan maaf dan selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini, atas perhatiannya penulis ucapkan banyak terima kasih.

Christian Nuel Asen

(8)

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Singkat Kota Samarinda ... 4

B. Uraian Singkat Tentang Pemadam Kebakaran ... 5

C. Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 10

D. Tinjauan ArcGis ... 16

E. Uraian Tentang GPS ... 20

F. Uraian Singkat Tentang Peta ... 25

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Alat dan Bahan ... 28

C. Prosedur Penelitian ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 34

B. Pembahasan ... 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(9)

2. Search Tool ... 19

3. Basic Tool ... 20

4. Toolbar Standart ... 20

5. Contoh Input Data Primer ... 32

6. Jumlah Pos Pemadam Kebakaran dalam Kecamatan ... 43

7. Jumlah Kendaraan Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda ... 45

8. Jumlah Total Petugas Pemadam Kebakaran di Samarinda ... 47

9. Jumlah Hydrant pada setiap wilayah Posko ... 48

Lampiran 10. Peta Sebaran Pos Pemadam Kebakaran Kota Samarinda ... 56

11. Peta Sebaran Hydrant Kota Samarinda ... 57

12. Posko II ... 58 13. Posko IX ... 58 14. Posko VI ... 59 15. Posko VII ... 59 16. PMK Yong Jing... 60 17. PMK Rajawali ... 60

18. Hydrant Jl. Tueku Umar ... 61

19. Hydrant Jl. Jelawat Gang.4 ... 61

20. Kendaraan Fire Truck ... 62

21. Kendaraan Jerapah... 62

22. Kendaraan Pick Up ... 63

(10)

2. Perkiraan Kesalahan GPS ... 23

3. Jumlah dan Alamat Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda .... 34

4. Data Koordinat Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda ... 35

5. Jumlah dan Jenis Kendaraan Pos Pemadam Kebakaran ... 36

6. Jumlah Petugas Setiap Pos Pemadam Kebakaran ... 37

7. Sebaran Hydrant di Kota Samarinda ... 38

(11)

untuk menanggulangi kebakaran. Petugas pemadam kebakaran selain terlatih untuk menyelamatkan korban dari kebakaran, juga dilatih untuk menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas, gedung runtuh, dan lain-lain. Saat ini, petugas pemadam kebakaran adalah bagian dari Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Mereka bernaung dibawah pemerintahan kota dengan nama Dinas Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dinas Penanggulangan Bencana Daerah adalah unsur pelaksana pemerintah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah bencana seperti kebakaran, yang termasuk dalam dinas gawat darurat.

Oleh karena Petugas pemadam kebakaran memiliki tanggung jawab dan peran yang penting dalam mengatasi bencana kebakaran ataupun bencana alam sekalipun, sehingga perlu adanya penanganan yang serius dan tepat agar Petugas Pemadam Kebakaran mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, sejak awal Januari hingga akhir September 2013, sebanyak 90 peristiwa kebakaran telah terjadi di Samarinda. Bencana kebakaran sepanjang tahun ini menyebabkan 2.112 Jiwa dari 563 Kepala Keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal.

Data ini meningkat jika dibandingkan dengan peristiwa kebakaran Periode Januari hingga September 2012 yang mencapai 73 kejadian. Menurut Kepala BPBD

(12)

Kota Samarinda, Robby Hartono, kebakaran yang kerap melanda pemukiman warga di kota Samarinda banyak terjadi karena disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik.

Dengan adanya kecenderungan meningkatnya kejadian kebakaran tersebut maka dukungan sarana penanggulangan kebekaran serta sarana dan prasarana pemadam kebakaran sangat di butuhkan termasuk di dalamnya informasi letak dan penyebaran pos-pos pemadam kebakaran. Informasi penyebaran pos pemadam kebakaran dapat di akses melalui peta penyebaran posisi pos pemadam kebakaran.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi jumlah Pos Pemadam Kebakaran di Kota Samarinda. 2. Menyediakan informasi tentang keberadaan Pos Pemadam Kebakaran yang

ada di Kota Samarinda.

3. Memberikan informasi tentang jumlah unit kendaraan Pos Pemadam Kebakaran di Kota Samarinda.

4. Menyediakan informasi berupa jumlah petugas dimasing-masing Pos Pemadam Kebakaran di Kota Samarinda.

5. Menyediakan informasi tentang jumlah serta letak keberadaan Hydrant milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Samarinda.

6. Memberikan gambaran peta sebaran Pos Pemadam Kebakaran.

Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat serta pemerintah daerah antara lain :

(13)

2. Dapat menjadi bahan kajian BPBD dalam proses penambahan Pos Pemadam Kebakaran baru yang lebih strategis dan sebaran Pos Kebakaran secara propersional di seluruh wilayah kota sehingga dapat meningkatkan kinerja penanggulangan kebakaraan di kota Samarinda.

3. Dapat mengetahui jumlah unit kendaraan setiap Pos Pemadam Kebakaran sebagai bahan pertimbangan pada BPBD dalam meningkatkan kinerja setiap Pos Pemadam Kebakaran.

4. Dapat mengetahui jumlah petugas setiap Pos Pemadam Kebakaran sebagai bahan evaluasi BPBD dalam menentukan jumlah petugas yang ideal pada setiap Pos Pemadam Kebakaran.

5. Dapat mengetahui jumlah, lokasi dan letak sebaran Hydrant di kota Samarinda sebagai fasilitas pendukung Pos Pemadam Kebakaran dalam menanggulangi bencana kebakaran, serta dapat menjadi bahan evaluasi bagi BPBD kota Samarinda dalam menentukan letak posisi Hydrant yang propersional.

(14)

Kota Samarinda adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Seluruh wilayah kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda dapat dicapai dengan perjalanan darat, laut dan udara. Dengan Sungai Mahakam yang membelah di tengah Kota Samarinda, yang menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur. Menurut hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010 Kota ini memiliki luas wilayah 718 kilometer persegi dan berpenduduk 726.223 jiwa, menjadikan kota ini berpenduduk terbesar di seluruh Kalimantan.

Dengan luas wilayah 718 km², Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 0°21'81"–1°09'16" Lintang Selatan dan 116°15'16"– 117°24'16" Bujur Timur (Anonim, 2014)

Kota Samarinda berbatasan langsung atas 4 bagian wilayah, yaitu : Utara : Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara.

Selatan : Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara.

Barat : Kecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Timur : Kecamatan Muara Badak Anggana dan Sanga-Sangadi-_______ ________ di_Kabupaten Kutai Kartanegara.

(15)

B. Uraian singkat Tentang Pemadam Kebakaran

Petugas pemadam kebakaran mencegah, melawan dan memadamkan api dan memberikan bantuan dalam keadaan darurat lainnya, melindungi kehidupan dan harta benda dan melakukan upaya penyelamatan Indonesia. Moto yang di pakai oleh Petugas Pemadam Kebakaran adalah Pantang Pulang Sebelum Padam. Sedangkan tugas pokok adalah Pencegahan Kebakaran, Pemadaman Kebakaran, dan Penyelamatan Jiwa dan ancaman kebakaran dan bencana lain (Mahsun, 2011).

1. Kendaraan Pemadam Kebakaran

Kendaraan Pemadam Kebakaran merupakan kendaraan gawat darurat pemadam kebakaran. Tipe kendaraaan ini biasanya truk yang bagian belakang merupakan penyimpanan air dan kendaraan ini umumnya berwarna merah yang biasa disebut Fire Truck. Pada kondisi darurat atau menanggapi suatu kebakaran, kendaraan ini wajib diberi laluan dan jalan di lalulintas agar sampai di lokasi dengan cepat. Pada kondisi darurat atau menanggapi suatu kebakaran, kendaraan ini akan membunyikan sirene dan menyalakan lampu-lampu darurat yang umumnya berwarna merah atau biru maupun kuning, jika pengemudi melihat ini di jalan raya atau lalu lintas, maka seluruh kendaraan wajib memberi laluan atau minggir untuk memprioritaskan tugas penyelamatan nyawa tersebut. Dan jika ada pengemudi yang mengabaikan, membiarkan, atau mengganggu perjalanan kendaraan darurat yang sedang menjalankan tugas, maka itu merupakan tindakan pelanggaran lalu-lintas dan sangat dilarang dalam peraturan lalu-lintas Indonesia maupun seluruh dunia. Pada kondisi ini, kendaraan darurat

(16)

juga termasuk seperti: Ambulans, Mobil Puskesmas keliling, Mobil Jenazah, Mobil Polisi, dan lain-lain.

2. Kelas Kebakaran

Terdapat 3 kelas kebakaran yaitu : a. Kelas Kebakaran A

Jenis kebakaran yang terjadi pada bahan Kain, Kayu, Kertas dan sejenisnya, dapat di tanggulangi oleh Tabung Pemadam Api (APAR) yang menggunakan media Dry Chemical Powder, Foam AFFF dan Client Agent (Gas Pengganti Hallon).

b. Kelas Kebakaran B

Jenis kebakaran yang terjadi pada bahan minyak, dan benda cair lainnya, dapat di tanggulangi oleh Tabung Pemadam Api (APAR) yang menggunakan media Dry Chemical Powder, Foam AFFF, Carbon Dioxide (Co2) dan Client Agent (Gas Pengganti Hallon).

c. Kelas Kebakaran C

Jenis kebakaran yang terjadi pada bahan kimia, gas dan listrik. Dapat di tanggulangi oleh Tabung Pemadam Api (APAR) yang menggunakan media Dry Chemical Powder, Carbon Dioxide (Co2) dan Client Agent (Gas Pengganti Hallon) (Anonim, 2014a).

Kelas Kebakaran Media DryChemical

Powder

Foam

AFFF CO2 Hcfc-141B

Kelas Kebakaran A Kain, Kayu, Kertas Ya Ya Tidak Ya

Kelas Kebakaran B Minyak, Benda

Cair Ya Ya Ya Ya

Kelas Kebakaran C Gas, Kimia, Listrik Ya Tidak Ya Ya

(17)

3.

Pos Pemadam Kebakaran

a. Hirarki Layanan Kebakaran

Hirarki organisasi Pemadam Kebakaran Kota, ialah dari:

1) 1 (satu) Pos kebakaran melayani maksimum 3 (tiga) Kelurahan atau sesuai dengan wilayah layanan penanggulangan kebakaran.

2) Pada pos kebakaran maksimal ditempatkan 2 (dua) regu jaga.

3) Pos kebakaran di pimpin oleh seorang Kepala Pos (pemadam I) yang merangkap sebagai kepala regu (juru padam utama).

4) Setiap regu jaga maksimal terdiri dari 6 orang: 1 (satu) orang kepala regu (juru padam utama), 1 (satu) orang operator mobil kebakaran (juru padam muda) 4 (empat) orang anggota dengan keahlian 2 (dua) orang anggota tenaga penyelamat (juru padam muda) (Anonim, 2000).

b.

Tujuan Dan Fungsi Pos Pemadam Kebakaran

Menurut Mahsun (2011) Kantor Pemadam Kebakaran merupakan salah satu instansi pemerintah yang keberadaannya hampir tidak pernah tersentuh. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara P.U. No. 11/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan kebakaran di sebutkan bahwa agar suatu kota terlindung dari bahaya kebakaran, di perlukan kota tersebut dibagi-bagi menjadi wilayah-wilayah manajemen kebakaran (WMK) dan tiap-tiap WMK tersebut membawahi Pos-pos Pemadam Kebakaran. Penentuan WMK dan Pos pemadam kebakaran tersebut di dasarkan pada potensi dan kerawanan atas kebakaran. Beberapa propinsi membentuk Sekretariat bersama dengan

(18)

sarana dan prasarana yang bisa digunakan bersama tergantung daerah mana yang kebetulan terjadi musibah kebakaran. Saat ini beberapa Pemprop tengah sibuk mereorganisasi Kantor Pemadam Kebakaran sebagai respon terhadap Kepmen tersebut.

Pada dasarnya Kantor Pemadam Kebakaran mempunyai tujuan mewujudkan pelayanan publik dalam setiap usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan menciptakan sistem pencegahan dan penanggulangan yang efektif dan efisien. Selain itu Kantor ini juga berperan besar dalam meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya kebakaran dan pentingnya upaya pencegahan dan penanggulangannya dilaksanakan secara terpadu.

Kantor Pemadam Kebakaran mempunyai dua fungsi utama. Pertama, fungsi pencegahan kebakaran yaitu mengantisipasi dan melakukan usaha preventif agar tidak terjadi atau mengurangi serta meminimkan risiko terjadinya kebakaran. Kedua, fungsi penanggulangan kebakaran yaitu segala upaya dan tindakan penyelamatan pada saat terjadinya musibah kebakaran secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu setiap Kantor Pemadam Kebakaran hendaknya bisa merumuskan kebijakan teknis bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran. Selain itu juga harus melaksanakan tugas teknis operasional bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang meliputi pencegahan, pembinaan dan penyuluhan, pengendalian operasional pemadaman serta sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

(19)

4. Prasarana Penanggulangan Kebakaran

a. Pasokan air untuk keperluan pemadam kebakaran diperoleh dari sumber alam seperti; kolam air, danau, sungai, jeram, sumur dalam dan saluran irigasi; maupun buatan seperti; tangki air, tangki gravitasi, kolam renang, air mancur, reservoir, mobil tangki air dan Hydrant.

b. Dalam hal pasokan tersebut berasal dari sumber alami maka harus dilengkapi dengan sistem penghisap air. Permukaan air pada sumber alami harus dijamin pada kondisi kemarau masih mampu dimanfaatkan.

c. Kelengkapan pada sub bab b tersebut harus diberi tanda dan mudah terlihat serta dapat digunakan pada kondisi apapun

d. Setiap pemasangan dan pemeliharaan Hydrant menjadi tanggung jawab instansi pengelola air bersih kota dan di bawah pengawasan petugas pengawas pasokan air (water supply officer) dari instansi pemadam kebakaran setempat.

e. Penggunaan air Hydrant untuk pemadam kebakaran tidak dikenakan biaya. f. Perletakan lokasi Hydrant termasuk pemasangan dan pemeliharaannya

sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku.

g. Tanda petunjuk letak tiap sistem penyediaan air harus mudah terlihat dan terjangkau untuk penggunaan dalam keadaan darurat.

h. Petugas pengawas pasokan air harus menjamin bahwa tanda-tanda petunjuk yang cepat telah terpasang pada setiap titik penyediaan air termasuk identifikasi nama serta nomor pasokan air. Angka dan nomor

(20)

tersebut harus berukuran tinggi sedikitnya 75 mm dan lebar 12,5 mm, bersinar atau reflektif (Anonim, 2000).

C. Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan data grafis dengan data teks (attribute) objek yang diikat secara geografis di bumi (georefrence) (Anonim, 2008) sedangkan menurut

Paryono (1994) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis Informasi Geografis.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dalam bantuan data attribute dan spasial (Prahasta, 2001) sedangkan menurut

Aronoff (1989) Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis.

Secara umum SIG dapat diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja sama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. Penggunan Sistem Informasi Geografis (SIG) meningkat tajam sejak tahun

(21)

1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi dikalangan pemerintah militer, akademis atau bisnis terutama di negara-negara maju. Perkembangan teknologi digital sangat besar peranannya dalam pengembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang (Budiyanto, 2005).

2. Komponen-komponen dalam SIG

Menurut Prahasta (2004) Untuk membuat suatu perencanaan pembangunan atau pengambilan keputusan yang berkaitan dengan spasial diperlukan analisis data yang bereferensi geografis. Analisis ini harus didukung oleh sejumlah konsep-konsep ilmiah dan sejumlah data yang handal. Data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan akan dipecahkan harus dipilih dan diolah melalui pemrosesan yang akurat. Untuk keperluan tersebut SIG menyediakan sejumlah komponen atau subsistem masukan data, pengelolaan data, manipulasi dan analisis data, dan keluaran data.

a. Masukan data (data input)

Sub sistem masukan data adalah fasilitas dalam SIG yang digunakan untuk memasukan data dan merubah bentuk data asli ke dalam bentuk data yang dapat di terima dan dipakai dalam SIG. Pemasukan data ke dalam SIG dilakukan dengan 3 cara, yakni :

1) Pelarikan (Scanning)

Pelarikan adalah proses pengubahan data grafis continue menjadi data diskrit yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar (pixel). Pelarikan untuk gambar peta kini dapat dilakukan dengan portable scanner yang kini banyak beredar di pasaran. Data hasil scanning

(22)

disimpan dalam bentuk raster. Data raster ini dapat di ubah menjadi data vektor melalui proses digitasi. SIG berbasis raster banyak yang menyukai karena pengolahannya lebih mudah, proses tumpang susun (overlay) peta dapat dilakukan secara lebih cepat.

2) Digitasi

Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital, dalam struktur vektor. Pada struktur vektor ini data disimpan dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau segmen, data poligon (area) secara matematis-geometris. Contoh tipe data titik adalah kota, lapangan terbang, pasar. Tipe data garis diantaranya adalah sungai, jalan, kontur topografi. Tipe data poligon atau area antara lain ditunjukkan oleh bentuk-bentuk penggunaan lahan, klasifikasi tanah, daerah aliran sungai. Tipe-tipe data geografis tersebut dapat saling berinteraksi atau berinteraksi dengan data lain. Misal, data penggunaan lahan dapat berinteraksi dengan data jenis tanah.

Pada beberapa perangkat lunak SIG berbasis windows, seperti Map Info dan ArcView, digitasi dapat dilakukan pada tampilan peta screen monitor komputer, yang merupakan display data hasil penyimpanan. Digitasi dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah stretching. Digitasi dengan cara ini dianggap lebihmemiliki akurasi yang lebih baik dari pada digitasi dengan menggunakan digitizer table. Proses digitasi ini merupakan langkah dalam SIG yang paling banyak menyita waktu.

(23)

3) Tabulasi

Basis data dalam SIG dikelompokkan menjadi dua, yakni basis data grafis dan basis data non-grafis (attribute). Data grafis adalah peta itu sendiri, sedangkan data attribute adalah semua informasi non-grafis, seperti derajat 9 kemiringan lereng, jenis tanah, nama tempat, dan lain-lain. Data attribute ini disimpan dalam bentuk tabel, sehingga sering disebut basis data tabuler. Data tabel ini kemudian dikaitkan dengan data grafis untuk keperluan analisis.

b. Pengelolaan data

Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan,penyimpanan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input data. Beberapa langkah penting lainnya, seperti pengorganisasian data, perbaikan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada sub sistem ini.

c. Manipulasi dan Analisis data

Fungsi sub sistem ini adalah untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan proses dalam pengelolaan dapat dilakukan pada sub sistem ini. Upaya evaluasi terhadap sub sistem ini perlu terus dilakuakan, karena sub sistem ini merupakan sentral dalam proses kerja SIG, dimana informasi baru yang akan dihasilkan ditentukan dalam proses sub sistem ini. Beberapa fasilitas yang biasa terdapat dalam paket SIG untuk manipulasi dan analisis,

(24)

meliputi empat unsur, yakni fasilitas penyuntingan, interpolasi spasial, tumpang susun, modeling, dan analisis data.

d. Keluaran data (data output)

Sub sistem ini berfungsi untuk menayangkan (displaying) informasi baru dan hasil analisis data geografis secara kuantitatif maupun kualitatif. Wujud keluaran ini berupa peta, tabel atau arsip elektronik (file). Keluaran data ini tidak hanya ditayangkan pada monitor, tetapi selanjutnya perlu disajikan dalam bentuk cetakan (hardcopy), dengan maksud agar dapat dibaca, dianalisis, dan diketahui persebarannya secara visual (khusus untuk data peta).

3. Data-data yang Digunakan dalam SIG

Data-data yang digunakan dalam SIG umumnya terdiri menjadi 3, yaitu :

a. Data Grafis

Data grafis dibagi menjadi data-data raster dan data-data digital: 1) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning

dan data-data lain yang belum dalam format vector

2) Data digital adalah data-data digital yang didapat dari hasil digitasi yang telah dilengkapi dengan data-data teks dan data-data attribute lainya. Misalnya, jaringan jalan beserta namanya, Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan anak-anak sungainya.

b. Data Tabular

Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data pendukung, berupa teks, angka dan data pendukung lain.

(25)

c. Data Vector

Data vector adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah kedalam bentuk digital dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau informasi objek.

4. Prosedur dalam SIG a. Input

Adalah tahap ini meliputi pemasukan data, yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat digitizer, mouse, keyboard, scanning, dan sebagainya.

b. Analisis

Ialah kegiatan ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta tematik dan sebagainya.

c. Output

Merupakan hasil analisis dari penggabungan beberapa peta dapat berupa peta tematik, diagram model, atau yang lain. Secara umum hasil output di bagi menjadi dua yaitu output grafis dan output non-grafis. Output grafis seperti peta tematik, grafis dan sebagainya. Sedangkan non grafis yaitu data-data hasil analisis yang berupa data-data teks.

5. Sumber Data

Sistem informasi geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:

(26)

a. Data lapangan

Data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung. Contoh data hasil pengukuran lapangan adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, dan lain sebagainya berdasarkan teknik perhitungan. Pada umumnya data ini merupakan sumber data attribute.

b. Peta analog

Antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya. Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor.

c. Data citra pengindraan jauh

Citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui pelarikan atau scanning. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Data penginderaan jauh biasanya ditampilkan dalam format raster.

(27)

D. Tinjauan ArcGIS

ArcGIS adalah salah satu software yang di kembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, di mana arcGIS desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprocessing) (Anonim, 2010)

ArcGIS desktop sendiri teridiri atas 5 aplikasi dasar yakni :

1. ArcMap 10

ArcMap Secara umum, ArcMap merupakan software yang berfungsi untuk membantu kita dalam membuat peta, meng-edit data, dan menampilkan hasil analisis. Tampilan utama software ini cukup sederhana, yang hanya terbagi atas tiga komponen utama, yakni :

(28)

a. Menu bar

Menu bar, merupakan barisan menu utama dan icon-icon tool yang berkaitan dengan peta. Dimana ia terdiri atas : File, Edit, View, Insert, Selection, Tools, Window dan Help.

b. Legenda

Legenda, Adalah kolom untuk pengaturan legenda peta / layer / tema peta. Layar kerjamerupakan kolom untuk memberikan tampilan peta, tampilan ini juga berfungsi sebagai media pengolahan gambar atau sketsa peta. ArcMap memiliki tampilan desktop berupa layer content dan display view. Layer content menunjukkan data layer yang digunakan, judul map project yang sedang dikerjakan serta keterangan-keterangan penting tentang layer. Perhatikan di bawah layer information terdapat dua option yaitu display dan source. Display menunjukkan data layer yang sedang aktif, sedangkan Source menunjukkan sumber dan letak layer pada folder data.

c. Layar kerja

Layar kerja merupakan kolom yang berfungsi untuk menampilkan berbagai macam gambar, data, informasi dan peta yang akan di olah.

2. ArcCatalog

ArcCatalog adalah aplikasi yang berfungsi untuk mengatur/mengorganisai berbagai macam data spasial yang di gunakan dalam pekerjaan SIG. Fungsi ini meliputi tool untuk menjelajah (browsing), mengatur

(29)

(organizing), membagi (distribution) dan menyimpan (documentation) data-data SIG.

Tampilan ArcCatalog terdiri atas 3 komponen utama, yaitu :

a. Menu bar

Dimana terdapat berbagai macam fungsi menu dan tool yang cukup membantu dalam hal mengatur ataupun mengelola file peta.

b. Catalog Tree

Merupakan kolom yang menampilkan cabang-cabang direktori, ataupun koneksi database dan server yang ada di sebuah computer.

c. Layar tampilan

Kolom ini juga terbagi tiga, yaitu Content untuk menampilkan file-file yang ada dalam suatu directory, Preview untuk menampilkan data/informasi yang ada pada file-file peta yang di pilih atau untuk menampilkan gambar peta dari file tersebut, serta Metadata yang berfungsi untuk menampilkan data atau keterangan tambahan suatu file atau project.

3. Arc Toolbox

Arc Toolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan Arc Toolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folderArc Toolbox berdasarkan fungsi.

(30)

4. Search

Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari. Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spasial, data project dan tools local server.

Gambar 2. Search Tool 5. Toolbar

Merupakan kumpulan tool yang di letakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu. Berikut ini beberapa contoh tools standar yang terdapat pada ArcMap 10 :

a. Toolbar Tools

(31)

b. Toolbar Standar

Gambar 4. Toolbar Standar

E. Uraian Tentang GPS

1. Pengertian GPS

GPS atau singkatan dari Global Positioning System merupakan suatu teknologi pemantau posisi di bumi yang memanfaatkan teknologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit GPS juga di butuhkan perangkat penerimasinyal GPS (GPS receiver). GPS receiver inilah yang berfungi sebagai titik tujuan yang menentukan lokasi bumi (Supriono, 2010).

GPS merupakan alat untuk pengambilan data spasial yang paling mudah, cepat, murah dan akurasinya bisa dipertanggung jawabkan. Saat ini GPS bukanlagi merupakan alat survei yang mahal atau terlalu rumit untuk diaplikasikan. Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa di lakukan kegiatan survei dan hasil dari survei dapat di gunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan. GPS bisa menghasilkan data spasial berupa titik, garis dan poligon. Data-data menyangkut lokasi seperti lokasi infrastruktur seperti jembatan, gardu listrik, lokasi pusat pemerintahan mulai dari desa sampai ke provinsi, lokasi pusat pelayanan seperti puskesmas.

(32)

Pada survei untuk fitur line dilakukan pada survei jalan, sungai atau juga perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah dengan menggunakan GPS. Sementara data poligon atau area dapat dilakukan pada survei untuk landuse, survei untuk perencanaan wilayah lindung dan banyak lagi. Kemudahan teknologi menjadi faktor penunjang lainnya sehingga penggunaan GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data GPS. Saat ini GPS terkoneksi dengan software GIS sehingga bisa mempermudah pengolahan data dari GPS untuk langsung menjadi data digital peta dalam software GIS. Setelah data GPS dikonversi dalam peta digital, langkah selanjutnya adalah menambahkan database sebanyak mungkin yang dilakukan dengan menggunakan software GIS (Puntodewo, 2003).

2. Cara Kerja GPS

Sebuah receiver GPS bekerja dengan mengkur jarak ke arah tiga atau lebih satelit yang ada dalam bidang pandangnya. Receiver mengetahui tempat tiap satelit berada, kapanpun juga. Karena memiliki almanak (seperti kalender) dalam memorinya (Suryowidiyanto, 2008).

Untuk mengukur jarak ke suatu tempat yang sangat jauh jaraknya, GPS melakukan dengan mengatur waktu berapa lama sinyal tiba dari satelite dankemudian menghitung jaraknya berdasarkan kecepatan sinyal radio tersebut. GPS membaca kode dan menghitung perbedaan antara waktu keberangkatandan kedatangannya sinyal saat meninggalkan satelit.

(33)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akurasi Receiver

Menurut (Marine, 2005) Ada beberapa faktor yang secara tetap mempengaruhi akurasi perhitungan GPS terhadap koordinat suatu posisi yaitu: a. Kesalahan jam satelit, satelit memiliki jam atom yang sangat akurat, tetapi

selalu ada batas kesalahan yang kecil.

b. Kesalahan Ephemeris, tiap posisi satelit dapat berubah dari orbit yangdihitung disebabkan oleh tarikan gravitasi dari matahari dan bulan. Satelit-satelit tersebut dimonitor oleh stasiun kontrol oleh militer AS dan biasanya selalu dikoreksi.

c. Kesalahan Receiver, Jam di receiver selalu memiliki kesalahan lebih di banding akurasi jam satelit. Kesalahan ini cukup signifikan, akan tetapi diimbangi dengan melakukan triangulasi 4 satelit.

d. Gangguan atmosfer, perubahan tetap dalam lapisan lonosfer di atmosfer bumi mempercepat atau memperlambat sinyal, karena itu membuat perhitungan jarak sedikit tidak tepat.

e. Selective Avaibilility, AS yang mengembangkan sistem secara intensif dan berselang-seling mengacak dengan sinyal satelit. Sehingga kita tidak pernah tahu kapan receiver GPS kita memberi posisi akurat dan kapan tidak akurat, pengacakan semacam ini disebut Selectif Availibility (SA). Tujuannya agar masyarakat umum dan militer asing tidak bisa menggunakan GPS untuk mendapatkan lokasi yang sangat akurat.

(34)

Tabel 2. Perkiraan Kesalahan GPS

Perkiraan Kesalahan GPS

No Sumber Kesalahan Kemungkinan kesalahan (m)

1 Kesalahan jam satelit 0.6

2 Kesalahan Ephmeris 0.6

3 Kesalahan Receiver 1.2

4 Kesalahan Atmosfer (ionosfer) 3.6

5 Selective Availibility 7.5

Sumber kesalahan yang berbeda, yang tidak dikontrol karena satu atau lain sebab, disebabkan oleh konfigurasi satelit. Ingat bahwa triangulasi menjadi paling akurat jika titik-titik tempat melakukan triangulasi berada pada sudut yang lebar satu sama lain relatif ke tempat berdiri. Jika semua satelit berkelompok di satu tempat di angkasa, perhitungan posisi tidak akan seakurat jika satelit-satelit tersebut tersebar secara luas. Masing-masing dari 24 satelit GPS bergerak dalam orbitnya sendiri atau memiliki garis edar mengelilingi bumi, sehingga satelit-satelit tersebut selalu mengubah konfigurasi di angkasa. Ketika satelit tersebut dikonfigurasikan sehingga beberapa berada dalam bidang pandang receiver dan tersebar melintasi angkasa, lokasi yang dihitung akan sangat akurat.

4. Ketelitian GPS

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah titik atau lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai faktor kesalahan yang lebih dikenal dengan ‘tingkat akurasi’. Misalnya alat

(35)

tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada di mana saja dalam radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang dicapainya.

Pada penggunaan sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat penting sekali untuk memperhatikan luas langit yang dapat dilihat.

GPS tipe navigasi hanya cocok untuk pengukuran dalam pembuatan peta dengan skala diatas 10.000. Jika peta yang dihasilkan menggunakan skala dibawah 10.000 maka harus menggunakan GPS tipe geodetic dengan ketelitian yang lebih tinggi, terutama jika pengambilan titik (point) tidak berada di ruang terbuka. Hal ini dikarenakan faktor ketelitian data yang dihasilkan, semakin tinggi tingkat ketelitian GPS maka semakin tinggi pula presisi ketelitian data yang didapatkan (Marine, 2005).

5. Memilih GPS yang Tepat

Banyak sekali jenis navigasi yang disediakan oleh pasar, dari berbagai macam pabrik hingga berbagai macam fitur yang disediakan. Hal ini bisa membuat seorang pemula menjadi bingung dalam memilih. Kebutuhan masing-masing pengguna tidaklah sama, sehingga hanya pengguna yang dapat menentukan pilihannya, Orang lain hanya dapat memberikan informasi atau

(36)

berbagi pengalaman saja. Menurut (Suryowidiyanto, 2008) Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih GPS, yaitu :

a. Tingkat ketelitian GPS. b. Tingkat sensitifitas GPS.

c. Jumlah tracklog dan waypoint yang bisa direcord dalam GPS. d. Support basemap atau tidak.

e. Ketersediaan memory external.

f. Kemudahan dalam download dan upload data. g. Ukuran layar.

h. Kemudahan operasi.

i. Fasilitas kompas GPS dan Altimeter.

D. Uraian Singkat Tentang Peta

1. Pengertian

Peta

Menurut Farid (2012) Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur kentampakan abstrak yang dipilih dari pemukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya di gambarkan pada suatu bidang datar dan di perkecil / di skalakan.

2. Komponen Peta a. Judul Peta

Judul peta merupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau gambar peta. Letak judul peta berada di bagian atas peta.

(37)

b. Legenda

Legenda merupakan keterangan berisi gambar-gambar atau simbol-simbol beserta artinya. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri bawah.

c. Skala

Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan jarak sebenarnya dipermukaan bumi. Misal skala 1 : 200.000. artinya 1 cm ukuran pada peta sama dengan 200.000 cm dari ukuran sebenarnya.

d. Simbol

Simbol peta merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukan objek alam atau buatan.

e. Mata angin

Mata angin merupakan pedoman atau petnjuk arah mata angin.

f. Garis Astronomis

Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis astronomis terdiri dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis dari timur ke barat, sedangkan garis bujur merupakan garis dari utara ke selatan.

g. Garis Tepi Peta

Garis tepi peta sebagai batas gambaar peta

h. Tahun Pembuatan

(38)

i. Indeks

Indeks adalah daftar nama pada atlas. daftar nama pada indeks disusun berdasarkan abjad. Fungsi indeks adalah memberi keterangan halaman, kode tempat dan nama. Contoh, Purbalingga, 20 D2. Artinya, kota Purbalingga berada di halaman 20, kode D menunjukan lokasi kotak dari kiri ke kanan. Adapun kode 2 menunjukan lokasi pada kotak dari atas ke bawa.

j. Insert Peta

Insert Peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena letaknya di luar garis batas peta. Insert peta disebut juga dengan peta sisipan.

3. Fungsi dan manfaat peta

Menurut Farid (2012) peta memeiliki fungsi yang beragam dalam kehidupan, antara lain :

a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif ( letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain ) di permukaan bumi

b. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua dan gunung) sehingga dimensi terlihat dari peta serta mengetahui jarak suatu tempat.

c. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah.

d. Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitiaan ini selama 8 (delapan) bulan, meliputi kegiatan penyusunan proposal di mulai pada tanggal 2 hingga tanggal 12 Februari 2014, pengambilan data lapangan dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2014 hingga 28 Agustus 2014, pengolahan data pada tanggal 29 Agustus 2014 hingga 4 September 2014, dan penyusunan laporan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Samarinda, dengan obyek utama Pos Pemadam Kebakaran yang tersebar diseluruh Kota Samarinda, Sedangkan data lapangan diolah di laboratorium Geomatika, Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

B.

Alat dan Bahan

1. Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

a. GPS Navigasi Garmin tipe CSx60. b. Laptop.

c. Kabel USB. d. Kamera Digital. e. Kendaraan.

(40)

2. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Alamat Pos Pemadam Kebakaran Kota Samarinda sebagai obyek __utama. b. Alamat Hydrant milik BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)

Kota Samarinda sebagai fasilitas pendukung.

c. Peta Administrasi Kota Samarinda tahun 2011-2013 dengan skala 1 : 50.000.

d. Buku catatan.

e. Alat tulis (Pulpen, Spidol dan lain-lain).

C. Prosedur Kerja 1. Persiapan Penelitian

Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Di mulai dari persiapan pembuatan proposal, surat perizinan, penyusunan rencana kerja, dan konsultasi pembimbing.

2. Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu data sekunder dan data primer.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang di ambil dari lokasi obyek penelitian. Data primer yang di ambil berupa letak tiap Pos Pemadam Kebakaran yang berada di Kota Samarinda menggunakan alat GPS Navigasi Garmin tipe 60csx. Kegiatan ini di lakukan untuk memperoleh data input berupa letak geografis tiap Pos Pemadam Kebakaran.

(41)

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan dari pustaka, monografi ataupun dengan wawancara. Data sekuder yang dikumpulkan adalah jumlah petugas serta jumlah unit kendaraan setiap Pos Pemadam Kebakaran.

3. Pengolahan Data

Data yang sudah diambil dari lapangan diolah di laboratorium Penginderaan Jauh dan SIG Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Selanjutnya data tersebut diinput kedalam Komputer. Data yang telah di input kemudian di buka dengan menggunakan software ArcMap dan di padukan (overlay) dengan Peta Administrasi Kota Samarinda sehingga mendapatkan hasil berupa peta Sebaran Pos Pemadam Kebakaran yang berada di Kota Samarinda.

Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :

a. Mendownload data pengukuran di lapangan dari GPS.

Mendownload data hasil survey lapangan menggunakan GPS berupa titik (waypoints). Data dari GPS dihubungankan di komputer dengan USB lalu menjalankan program Garmin BaseCamp pada komputer dengan memilih menu Device pada menu bar lalu pilih Recaive from device maka data dari GPS akan berhasil ter-download dan masuk kedalam folder library dengan nama perangkat GPS yang di gunakan lalu simpan data tersebut dengan cara memilih export pada file yang terdapat pada menu bar BaseCamp, lalu tentukan tipe file dalam hal ini tipe file adalah gpx, serta

(42)

menentukan letak folder data GPS yang akan disimpan lalu klik tombol save.

b. Menginput data GPS ke dalam software ArcGis 10.

Menginput atau memasukkan data berupa koordinat dari titik-titik waypoints yang di peroleh dari GPS tersebut ke dalam ArcMap dengan menggunakan tipe file shp yang pada tipe default data GPS adalah gpx. Cara mengubah tipe file gpx ke dxf ialah pada program MapSource, pada menubar pilih file, lalu pilih save as setelah itu pada kotak dialog save as tipe pilih extension dxf. Lalu membuka ArcMap dan Add data pada tools yang terdapat pada menubar ArcMap setelah itu tentukan letak file koordinat GPS lalu dibuka.

Pada Table of Content akan terdapat layer koordinat GPS yang ingin diolah, klik kanan pada file yang ber-extension dxf lalu pilih Data pada menu dan pilih Export Data setelah itu tentukan letak data yang akan disimpan. c. Melakukan edit attribute untuk keterangan feature.

Setelah memiliki feature data, dilakukan pemberian atau pengeditan attribute yang merupakan tabel berisi keterangan tentang feature data tersebut.

d. Join Data Primer dan Data Sekunder

Adalah menggabungkan data primer dan data sekunder dengan langkah-langkah:

(43)

1) Input data primer, browser data dari directory melalui icon Add Data, maka data akan tampil dalam bentuk titil-titik seperti yang terlihat pada Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5. Contoh Input Data Primer

2) Menambahkan informasi penjelas terhadap feature-feature yang ada yaitu point (data koordinat), polyline (jalan) dan polygon (batas administrasi/sungai). Hal ini dilakukan dengan cara melakukan mengedit terhadap atribut tabel dari masing-masing feature tersebut. Editing di mulai dengan klik kanan pada salah satu feature > Open Attribut Table > klik icon Table Option > Add Field > mentukan nama Field > memilih Double pada pemilihan Type > Ok. Melakukan langkah yang sama untuk penambahan informasi yang lainnya.

3) Pemilihan label, klik kanan salah satu feature yang ingin di munculkan nama labelnya > Properties > Labels > memilih nama table pada kolom

(44)

Label Field > mengatur jenis text dan ukuran label pada kolom Text Symbol > Ok.

4) Memunculkan nama label, klik kanan > ceklis Label Feature. e. Pembuatan Layout Peta

Langkah-langkah pembuatan layout yaitu sebagai berikut. 1) Clik icon Layout View.

2) Mengatur ukuran kertas, File > Print and Page Setup > Size (A3) > Orientasi (Lanscape).

3) Pembuatan garis astronomi, klik kanan di area peta > Properties > Grids > New Grid > pilih Measured Grid > Next > Finish.

4) Penambahan informasi peta, dari toolbar pilih insert.

5) Text untuk memberi judul peta, sistem proyeksi, sumber peta, tahun pembuatan, nama pembuat.

a). North untuk memilih jenis arah mata angin. b). Scale untuk mengatur skala peta.

c). Legend untuk mengatur legenda peta. d). Insert untuk membuat insert peta.

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini disusun dalam melakukan pengambilan data koordinat seluruh Pos Pemadam Kebakaran yang ada di kota Samarinda. Selanjutnya data diolah menjadi peta sebaran Pos Pemadam Kebakaran di kota Samarinda. Hasil akhir pada penelitian ini berupa peta informasi sebaran Pos Pemadam Kebakaran di kota Samarinda.

1. Jumlah Sebaran Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan maka diperoleh data jumlah total Pos Pemadam Kebakaran di kota Samarinda yaitu berjumlah total 16 Pos dimana dari 10 Pos Pemadam Kebakaran tersebut merupakan milik pemerintah kota (BPBD) dan 6 antarannya adalah milik pihak swasta. Lebih jelasnya sebaran Pos Pemadam Kebakaran tersebut dapat disajikan dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Jumlah dan Alamat Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda

No. Nama Pos Alamat Kecamatan Milik

1. Posko I Jl.Mulawarman no.14 Samarinda Kota Negeri

2. Posko II Jl. KH. Wahid Hasyim Samarinda Utara Negeri

3. Posko III Jl. MT. Haryono Samarinda Ulu Negeri

4. Posko IV Jl. Untung Suropati Sungai Kunjang Negeri

5. Posko V Jl. Sultan Hasanuddin Samarinda Sebrang Negeri

6. Posko VI Jl. Melati Palaran Palaran Negeri

7. Posko VII Jl. Samarinda-Bontang Samarinda Utara Negeri

8. Posko VIII Jl. Sultan Alimuddin Sambutan Negeri

9. Posko IX Jl. Simpang 3 Loa Janan Loa Janan Ilir Negeri

10. Posko X Jl. Jakarta Sungai Kunjang Negeri

11. PMK Rajawali Jl. Sungai Pinang Sungai Pinang Swasta

12. PMK Young JIng Jl. Muso Salim Samarinda Kota Swasta

13. PMK Proklamasi Jl. Proklamasi Sungai Pinang Swasta

14. PMK Bethany Jl. Griliya Sungai Pinang Swasta

15. PMK Mitra Senyiur Jl. Tueku Umar Sungai Kunjang Swasta

(46)

2. Informasi Keberadaan Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda

Berdasarkan hasil pengukuran maka diperoleh data keberadaan Pos Pemadam Kebakaran yang berada di Kota Samarinda berupa koordinat X, dan Y yang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Data Koordinat Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda.

No Nama Pos Pemadam

Kebakaran Koordinat X Y Z 1 Posko I 517304 9944188 10 2 Posko II 517088 9950106 18 3 Posko III 513670 9946238 26 4 Posko IV 512593 9941708 19 5 Posko V 515402 9943564 28 6 Posko VI 520066 9937253 13 7 Posko VII 523032 9950745 62 8 Posko VIII 523375 9941817 27 9 Posko IX 509568 9936341 18 10 Posko X 510193 9943151 12 11 PMK Rajawali 517441 9946911 21 12 PMK Young JIng 517555 9944970 20 13 PMK Proklamasi 518929 9946502 21 14 PMK Bethany 520025 9946670 29 15 PMK Mitra Senyiur 512401 9944469 19 16 PMK Dady Mulia 516738 9946390 25

Pada Tabel 4 maka dapat dilihat bawah Pos Pemadam Kebakaran paling Utara ialah Posko VII dengan alamat Jl. Samarinda-Bontang, depan Kebun Raya Samarinda. Untuk Pos Pemadam Kebakaran paling Timur adalah Posko VIII dengan alamat Jl. Sultan Alimuddin. Sedangkan Pos Pemadam Kebakaran paling Selatan Posko IX dengan alamat Jl.Simpang 3 Loa Janan Ilir. Dan Pos Pemadam Kebakaran paling Barat adalah Posko X dengan alamat Jl. Jakarta.

(47)

3. Jumlah Unit Kendaraan Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda

Berdasarkan hasil wawancara dari setiap petugas dari Pos Pemadam Kebakaran di kota Samarinda maka penulis memperoleh informasi berupa jumlah unit serta jenis unit kendaraan yang dimilik oleh Pos Pemadam Kebakaran tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah dan Jenis Kendaraan Pos PemadamKebakaran.

No

Nama Pos Pemadam Kebakaran

Jumlah Unit Kendaraan Pos Pemadam Kebakaran

Fire Truck Jerapah Pick Up Motor Roda

Tiga 1. Posko I 2 2 3 2 2. Posko II 2 - 1 - 3. Posko III 1 - 1 - 4. Posko IV 2 - 1 - 5. Posko V 3 - 1 - 6. Posko VI 2 - 1 - 7. Posko VII 1 - 2 - 8. Posko VIII 1 - 1 - 9. Posko IX 1 - 1 - 10. Posko X 1 - 1 - 11. PMK Rajawali 5 1 1 - 12. PMK Young JIng 2 - 1 2 13. PMK Proklamasi 3 - 1 - 14. PMK Bethany 1 - 1 - 15. PMK Mitra Senyiur 2 - 1 - 16. PMK Dady Mulia 1 - 2 -

Dari data Tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah unit kendaraan yang paling banyak dan lengka ialah Posko I dengan 2 Fire Truck, 2 Jerapah, 3 Pick Up dan 2 Motor Roda Tiga, Sedangkan Pos Pemadam Kebakaran yang jumlah unitnya minimalis ialah Posko III, Posko VIII, Posko IX, Posko X dan PMK Bethany dengan masing-masing hanya memilik 1 unit Fire Truck dan 1 unit Pick Up.

(48)

4. Jumlah Petugas Pemadam Kebakaran Pada Setiap Pos di Samarinda

Berdasarkan dari bagan struktur organaisasi Posko Pemadam Kebakaran yang diperoleh dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) serta hasil dari wawancara dengan petugas dari setiap Pos Pemadam Kebakaran swasta maka diperoleh data informasi berupa jumlah seluruh petugas di setiap pos pemadam kebakaran yang berada di Samarinda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Petugas Setiap Pos Pemadam Kebakaran.

Dilihat pada Tabel 6 diatas maka diketahui Pos Pemadam Kebakaran dengan jumlah petugas terbanyak adalah PMK Rajawali dengan total petugas 80 orang, sedangkan Pos Pemadam Kebakaran dengan petugas paling sedikit adalah PMK Proklamasi dengan total petugas hanya 8 orang.

No Nama Pos Pemadam

Kebakaran

Posisi Petugas Pemadam Kebakaran Total

Petugas

Judam Motoris Sopir

1. Posko I 13 1 4 18 2. Posko II 16 3 2 21 3. Posko III 9 2 2 13 4. Posko IV 12 3 4 19 5. Posko V 9 4 6 19 6. Posko VI 7 3 6 16 7. Posko VII 11 1 4 16 8. Posko VIII 12 2 1 15 9. Posko IX 7 1 6 14 10. Posko X 9 3 3 15 11. PMK Rajawali 50 10 20 80 12. PMK Young Jing 26 3 3 32 13. PMK Proklamasi 4 2 2 8 14. PMK Bethany 10 2 2 14 15. PMK Mitra Senyiur 50 2 3 55 16. PMK Dady Mulia 40 2 3 45

(49)

5. Posisi Hydrant.

Diperoleh data Alamat Hydrant milik pemerintah kota Samarinda dari instansi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan kemudian ditinjau langsung ke lokasi berdasarkan alamat untuk memastikan kebenaran atas keberadaan Hydrant yang tercantum pada alamat, maka diperoleh informasi kode nomor Hydrant serta kondisi Hydrant. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sebaran Hydrant di Kota Samarinda.

No Kode Alamat Hydrant Wilayah

Posko Kondisi

1 01 Jl. Yos Sudarso, depan kantor Utang Piutang Posko I Baik

2 03 Jl. Yos Sudarso, depan kantor Bangun

Timber

Posko I Rusak

3. 53 Jl. Yos Sudarso, sudut Jl. Niaga Timur Posko I -

4. 04 Jl. Niaga Timur depan Bank BRI Posko I Baik

5. 13 Jl. Niaga Utara, depan Toko Pelangi Swiss Posko I -

6 07 Jl. Niaga Utara depan Toko Tokyo Posko I -

7 08 Jl. Niaga Utara, depan Optik Jaya Posko I -

8 05 Jl. Niaga Utara, depan Toko Eramart Posko I -

9 12 Jl.P.Kalimantan depan Toko Sarinah Posko I -

10 10 Jl.Niaga Barat, depan Optik Internasional Posko I -

11 11 Jl. Niaga Selatan, depan Rumah Makan Posko I Rusak

12 - Jl. Jend Sudirman, depan pasar pagi bak sampah Posko I Rusak

13 - Jl. Jend Sudirman, dalam pasar pagi masuk 150m Posko I Rusak

14 33 Jl. Mutiara Posko I Baik

15 15 Jl. Diponogoro Posko I Baik

16 - Jl.P.Sulawesi Posko I Rusak

17 29 Jl. Kalimantan, depan Swamitra Posko I Baik

18 17 Jl. Imam Bonjol, Gg.Dharma masuk 150m Posko I Baik

19 35 Jl. Basuki Rahmat, depan Rumah no.19 Posko I -

20 32 Jl. Awang Long depan BRI Posko I Baik

21 51 Jl. Awang Long depan Telkom Posko I -

22 18 Jl. Amina Syukur, saming dealer Yamaha Posko I Baik

23 - Jl. Kusuma Bangsa, depan Kehutanan Posko II Baik

24 52 Jl. Wahid Hasim, depan Rutan Sempaja Posko II -

25 - Jl. S.Parman Posko II -

26 63 Jl. Kastela Posko II Rusak

27 64 Jl. Terong depan SDN.042 Posko II -

28 65 Jl. Simpang 4 depan rumah no.303 Posko II -

(50)

tabel 7. Lanjutan :

30 72 Jl. Labu Hijau Depan Rumah No.333 Posko II -

31 74 Jl. Sawi depan rumah no.116 Posko II -

32 - Jl. Milono Posko III -

33 29 Jl. Tirta Mahakam, dalam parkir PDAM Posko III -

34 Jl. Gajah Mada, depan Bank Indonesia Posko III Baik

35 Jl. Pasundan Posko III Baik

36 42 Jl. Cendana, gang 11 Posko III Rusak

37 Jl. Cendana, gang 8 Posko III Rusak

38 - Jl. Cendana, depan Kantor Pertamina Posko III Baik

39 - Jl. Tueku Umar, depan kantor DPRD Kaltim Posko IV Baik

40 08 Jl. Sutra Murni Posko V Rusak

41 60 Jl. M. Yamin, depan pom bensin Posko VII Baik

42 59 Jl. Proklamasi, simpang 3 Jl. Griliya Posko VII -

43 - Jl. Oto Iskandardinata, depan pasar Posko VIII -

44 - Jl. Oto Iskandardinata, samping Gg. Indah Posko VIII -

45 25 Jl. Oto Iskandardinata, Gg. Budiman 100m Posko VIII -

46 - Jl. Embun Suryana, Komplek perum Aresco Posko VIII -

47 20 Jl. Jelawat, Gg. 4 Posko VIII Baik

48 28 Jl. Jelawat, depan Bank BPD Posko VIII -

49 - Jl. Jelawat, Gg. 9 Posko VIII Rusak

50 - Jl. Jakarta, dekat simpang Jl. Kemuning Posko X Rusak

Dari Tabel 7 ditemukan Hydrant yang tidak memiliki kode, kode mengindikasikan Hydrant telah terdaftar di BPBD dan banyak ditemukan kondisi Hydrant yang tidak jelas akibat Hydrant tidak pernah digunakan.

6. Informasi Keberadaan Hydrant

Berdasarkan hasil pengukuran maka diperoleh data keberadaan Hydrant yang berada di kota Samarinda dalam hal ini Hydrant milik BPBD berupa koordinat X, Y, dan Z yang dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Data Koordinat Hydrant Kota Samarinda.

No Alamat Koordinat

X Y Z

1 Jl. Yos Sudarso, depan kantor Utang Piutang 517130 9944044 22 2 Jl. Yos Sudarso, depan kantor Bangun Timber 516616 9944271 27 3 Jl. Yos Sudarso, sudut Jl. Niaga Timur 516819 9944199 19 4 Jl. Niaga Timur, depan Bank BRI 516838 9944358 25 5 Jl. Niaga Utara, depan Toko Pelangi Swiss 516691 9944413 15

(51)

Tabel 8. lanjutan

6 Jl. Niaga Utara depan Toko Tokyo 516553 9944463 27 7 Jl. Niaga Utara, depan Optik Jaya 516627 9944456 20 8 Jl. Niaga Utara, Blok B depan Toko Eramart 516742 9944394 18 9 Jl.P.Kalimantan depan Toko Sarinah 516701 9944477 35 10 Jl.Niaga Barat, depan Optik Internasional 516557 9944511 43 11 Jl. Niaga Selatan, depan Rumah Makan 516623 9944372 21

12 Jl. Jend Sudirman, depan pasar pagi bak sampah 516284 9944542 39

13 Jl. Jend Sudirman, dalam pasar pagi masuk 150m 516281 9944484 14

14 Jl. Mutiara 516237 9944734 18

15 Jl. Diponogoro 516459 9944759 8

16 Jl.P.Sulawesi 516597 9944582 22

17 Jl. Kalimantan, depan Swamitra 516770 9944637 29 18 Jl. Imam Bonjol, Gg.Dharma masuk 150m 517189 9944828 24 19 Jl. Basuki Rahmat, depan Rumah no.19 516420 9945243 14 20 Jl. Awang Long, depan BRI 515960 9944465 9 21 Jl. Awang Long, depan Telkom 513480 9944958 12 22 Jl. Amina Syukur, saming dealer Yamaha 517275 9944530 16 23 Jl. Kusuma Bangsa, depan Kehutanan 516557 9945709 26 24 Jl. Wahid Hasim, depan Rutan Sempaja 517186 9950519 24

25 Jl. S.Parman 516600 9947348 15

26 Jl. Kastela 518116 9952810 26

27 Jl. Terong, depan SDN.042 518451 9952839 26 28 Jl. Simpang 4, depan rumah no.303 518646 9952833 22 29 Jl. Turi Raya, depan rumah no.356 518681 9953463 32 30 Jl. Labu Hijau, Depan Rumah No.333 518146 9953045 22 31 Jl. Sawi, depan rumah no.116 517878 9952596 30

32 Jl. Milono 515974 9945050 20

33 Jl. Tirta Mahakam, dalam parkir PDAM 516770 9944637 29 34 Jl. Gajah Mada, depan Bank Indonesia 518175 9944329 24

35 Jl. Pasundan 515356 9945042 18

36 Jl. Cendana, gang 11 513480 9944958 12

37 Jl. Cendana, gang 8 513514 9945098 23

38 Jl. Cendana, depan Kantor Pertamina 513745 9944980 19 39 Jl. Tueku Umar, depan kantor DPRD Kaltim 512488 9944673 18

40 Jl. Sutra Murni 515808 9943667 20

41 Jl. M. Yamin, depan pom bensin 519016 9948092 26 42 Jl. Proklamasi, simpang 3 Jl. Griliya 518887 9946497 22 43 Jl. Oto Iskandardinata, depan pasar 517852 9944316 24 44 Jl. Oto Iskandardinata, samping Gg. Indah 518024 9944220 25 45 Jl. Oto Iskandardinata, Gg. Budiman 100m 518175 9944329 24

(52)

Tabel 8. lanjutan

46 Jl. Embun Suryana, Komplek perum Aresco 519772 9943514 23

47 Jl. Jelawat, Gg. 4 517905 9944524 24

48 Jl. Jelawat, depan Bank BPD 517772 9944622 23

49 Jl. Jelawat, Gg. 9 518020 9944870 18

50 Jl. Jakarta, dekat simpang Jl. Kemuning 510192 9941272 19

7. Peta Sebaran Pos Pemadam Kebakaran di Kota Samarinda

Informasi sebaran Pos Pemadam Kebakaran di Kota Samarinda berserta posisi Hydrant sebagai data sekunder disajikan dalam bentuk lembar peta. Lembar peta dapat dilihat pada lampiran 1 Gambar 10 Peta Sebaran Pos Pemadam Kebakaran Kota Samarinda dan pada lampiran 2 Gambar 11 Peta Sebaran Hydrant Kota Samarinda.

B. Pembahasan 1. Jumlah Sebaran Pos Pemadam Kebakaran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketahui jumlah Pos Pemadam Kebakaran di kota Samarinda adalah sebanyak 16 Pos yang tersebar di tiap kecamatan.

Guna mempermudah pemahaman tentang banyaknya jumlah Pos Pemadam Kebakaran di setiap kecamatan kota Samarinda, dibuat grafik seperti yang disajikan pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Jumlah Pos Pemadam Kebakaran dalam Kecamatan.

0 1 2 3

(53)

Berdasarkan gambar 6 di atas bahwa masing-masing kecamatan memiliki jumlah Pos Pemadam Kebakaran yang berbeda-beda. Kecamatan Sungai Kunjang dan Sungai Pinang memiliki Pos Pemadam Kebakaran yang paling banyak yaitu dengan 3 Pos Pemadam Kebakaran. Hal ini di sebabkan karena kedua kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang rawan akan kebakaran seperti kecamatan Sungai Kunjang terdapat pasar traditional, pelabuhan dan terminal, dan Sungai Pinang yang merupakan daerah padat penduduk hal inilah yang mempengaruhi banyaknya Pos Pemadam Kebakaran di kecamatan tersebut. Sedangkan kecamatan Samarinda Kota, Samarinda Ulu dan Samarinda Utara terdapat jumlah Pos Pemadam Kebakaran yang sama yaitu 2 Pos Pemadam Kebakaran. Dan ada 4 Kecamatan dengan yang memiliki Pos Pemadam Kebakaran yang minimalis yaitu Kecamatan Samarinda Seberang, Palaran, Sambutan, dan Loa Janan Ilir dengan jumlah masing-masing 1 Pos Pemadam Kebakaran. Sedangkan Samarinda Ilir sama sekali tidak memiliki Pos Pemadam Kebakaran.

2. Informasi Keberadaan Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda

Dari 10 kecmatan yang ada di kota Samarinda, yang memiliki jumlah Pos Pemadam Kebakaran paling banyak adalah kecamatan Sungai Kunjang, Sungai Pinang dan kecamatan Samarinda Kota yang terdiri dari 3 Pos Pemadam Kebakaran. Di Kecamatan Sungai Kunjang adalah Posko IV, Posko X, dan PMK Mitra Senyiur untuk Kecamatan Sungai Pinang ialah PMK Rajawali, PMK Bethany, PMK Proklamasi sedangkan Pos Pemadam Kebakaran yang berada di kecamatan Samarinda Kota ialah Posko I, PMK Young Jing.

(54)

Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Kota dan Kecamatan Samarinda Utara masing-masing terdapat 2 Pos Pemadam Kebakaran. Kecamatan Samarinda Ulu dengan Posko III dan PMK Dady Mulia, untuk Samarinda Kota terdapat Posko I dan PMK Young Jing sedangkan di Kecamatan Samarinda Utara ialah Posko II dan Posko VII.

Dan Masing-masing dari Kecamatan Samarinda Seberang, Palaran, Sambutan dan Loa Janan Ilir hanya memiliki 1 Pos Pemadam Kebakaran. Kecamatan Samarinda Seberang dengan Posko V, Kecamatan Palaran dengan Posko VI, Kecamatan Sambutan dengan Posko VIII serta Kecamatan Loa Janan Ilir dengan Posko IX.

3. Jumlah Unit Kendaraan Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda

Pada Tabel 5 dapat dilihat jumlah total unit kendaraan pemadam kebakaran di setiap Pos Pemadam Kebakaran yang ada di kota Samarinda. Selanjutnya gambaran tentang fasilitas unit kendaraan yang dimiliki oleh setiap Pos Pemadam Kebakaran dibuat dalam grafik seperti tampak pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Jumlah Kendaraan Setiap Pos Pemadam Kebakaran diSamarinda.

0 1 2 3 4 5 6 Pos ko I Pos ko II Pos ko III Pos ko IV Pos ko V Pos ko VI Pos ko VII Pos ko VIII Pos ko IX Pos ko X PMK … PMK … PMK … PMK … PMK … PMK …

Jumlah Unit Kendaraan

Fire Truck Jerapah Pick Up

(55)

Berdasarkan Gambar 7 maka ada 1 Pos Pemadam Kebakaran yang memiliki Unit Kendaraan yang lengkap yaitu Posko I, dimana memiliki 2 Fire Truck, 2 Jerapah, 3 Pick Up dan 2 Motor Roda Tiga. Namun pada PMK Rajawali memiliki jumlah Fire Truck terbanyak dengan jumlah 5 unit serta memiliki 1 unit Jerapah dan 1 Unit Pick Up. Sedangkan Posko V dan PMK Proklamasi memiliki jumlah unit yang sama dengan jumlah Fire Truck sebanyak 3 unit dan 1 unit Pick Up.

Pada Posko IV, Posko VI, Posko II dan PMK Mitra Senyiur memiliki jumlah unit yang sama dengan 2 unit Fire Truck dan 1 unit Pick Up. Untuk Posko VII dan PMK Dady Mulia memiliki 1 unit Fire Truck dan 2 Unit Pick Up. Dan 5 Pos Pemadam Kebakaran yang memiliki jumlah unit yang sama dengan 1 unit Fire Truck dan 1 Unit Pick Up yaitu adalah Posko III, Posko VIII, Posko IX, Posko X dan PMK Bethany. Dan PMK Pelabuhan merupakan Pos Pemadam Kebakaran dengan unit yang paling sedikit yaitu hanya memiliki 1 unit Fire Truck.

Dari hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan beberapa petugas pemadam kebakaran, penulis memperoleh informasi berupa uraian singkat tentang fungsi dari setiap unit kendaraan yang terdapat di Pos Pemadam Kebakaran, seperti Fire Truck dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 20 berfungsi sebagai unit utama untuk memadamkan kebakaran dengan dilengkapi mesin penyemprot air pada unit berserta tangki air dengan kapasitas tertentu. Kendaraan Jerapah dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 21 berfungsi untuk menangani insiden kebakaran pada gedung bertingkat dengan memiliki tangga

Gambar

Gambar 2. Search Tool  5.  Toolbar
Gambar 4. Toolbar Standar
Gambar 5. Contoh Input Data Primer
Tabel 3.  Jumlah dan Alamat  Pos Pemadam Kebakaran di Samarinda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelanggan menginginkan kualitas yang tinggi, karena itu perusahaan tersebut harus memproduksi lebih dari satu item untuk memperoleh item yang dapat diterima.. Perusahaan

– Petak yang bersebelahan dengan wumpus berbau busuk (smelly) – Petak yang bersebelahan dengan pit (lubang) terasa angin (breezy) – Petak tempat emas berada bercahaya (Glitter).

Adanyakafa’ah dalam perkawinan dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindari terjadinya krisis rumah tangga. Keberadaannya dipandang sebagai aktualisasi nilai-nilai dan

soccharomyces cerevisiae dalam media serealia atau bahan lain yang sesuai, dalam dalam media serealia atau bahan lain yang sesuai, dalam keadaan saniter,

Bahkan sampai pada urusan dapur seperti pembagian makan, pengaturan jadwal menu hidangan kepada segenap santri, diatur oleh pengurus OSPC tepatnya Bagian Dapur.16 Tidak hanya

Mengidentifikasi sebagian keragaman suku bangsa dan budaya di provinsi DKI Jakarta berdasarkan hasil pengamatan Mengidentifikasi sebagian kecil keragaman suku bangsa

Untuk itu pada uji ini dilakukan induksi estrogen terhadap sel kanker payudara yang diberi perlakuan dengan PGV-1 dan kurkumin. Pemberian PGV-1 konsentrasi tertinggi (10 µ

Proyek Perubahan Iklim, Hutan dan Lahan Gambut di Indonesia (CCFPI) adalah merupakan kegiatan yang didukung oleh Canadian International Development Agency (CIDA) dan dilaksanakan