SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH EPS, PER, DAN M/B TERHADAP
RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI
DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
Barbara Bonita 100503066
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh EPS, PER
dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri
yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 17 Maret 2014
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH EPS, PER DAN M/B TERHADAP RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) terhadap return saham. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh inkonsistensi dalam hasil penelitian sebelumnya. Fenomena yang terjadi pada bulan Mei tahun 2012 yang menyebabkan return saham menurun akibat buruknya performa bursa saham juga menjadi motivasi peneliti dalam melakukan penelitian ini.
Populasi penelitian ini terdiri dari 44 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012, dengan 27 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari masing-masing sampel yang dipublikasikan di www.idx.co.id
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial, Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) juga memiliki hasil yang sama dengan EPS dimana secara parsial PER dan M/B tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda, setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Variabel independen yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) dengan return saham sebagai variabel dependen.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF EPS, PER AND M/B ON STOCK RETURN OF
PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE
This study aims to examine the influence of Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B), either partially or simultaneously, on stock return. This research is done based on the inconsistency in the previous research result. The phenomenon that occured in May 2012 that has caused stock return to decrease as the result of the poor performance of stock exchange also has motivated researcher in doing this research.
Population of this research consists of 44 property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2010-2012, with 27 companies taken as sample by purposive sampling method. Data used in this study is secondary data in the form of financial statements of each sample, which is published in www.idx.co.id. The analytical method used is multiple linear regression, after the classic assumption test has been done previously. Independent variables used are Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) with stock return as the dependent variable.
The result shows that simultaneously, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) have no significant influence on stock return. Partially, variables of Earning Per Share (EPS) has no significant influence on stock return. Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) also have the same result as EPS which partially they have no significant influence on stock return.
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati, peneliti menyampaikan puji dan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, anugerah, dan karuniaNya yang
menyertai, membimbing dan memberikan kekuatan kepada peneliti sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menemui berbagai macam
kesulitan, kendala dan hambatan, akan tetapi berkat bimbingan, bantuan, dan
dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu,
dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing.
Terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu, bimbingan, dan arahan
yang diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji yang selalu
memberikan masukan atas penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Kedua orangtua penulis, Bapak Bujung Jus dan Ibu Triwarni, atas kasih
sayang, dukungan, nasehat, dan motivasi yang tiada hentinya kepada
penulis.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 17 Maret 2014
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8
2.1.1 Pasar Modal ... 8
2.1.2 Investasi ... 11
2.1.2 Laporan Keuangan ... 14
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan ... 16
2.1.5 Return Saham ... 20
2.1.7 Market Based Ratio (Rasio Penilaian Pasar) ... 25
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Kerangka Konseptual ... 29
2.4 Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 33
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 33
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 37
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37
3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable) ... 38
3.5.1.1 Earning Per Share (EPS) ... 38
3.5.1.2 Price Earning Ratio (PER) ... 38
3.5.1.3 Market-to-Book Ratio (M/B) ... 39
3.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 40
3.6 Metode Analisis Data ... 42
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 42
3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 43
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 44
3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 45
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 46
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 47
3.6.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2 3.6.2.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 48
3.6.2.3 Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.1.1 Statistik Deskriptif ... 51
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 55
4.1.2.1 Uji Normalitas Data ... 56
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 60
4.1.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 62
4.1.2.4 Uji Autokorelasi ... 63
4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 65
4.1.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 65
4.1.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2 4.1.3.3 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 68
) ... 67
4.1.3.4 Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 70
4.1.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 77
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 77
5.3 Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 27
3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41
4.1 Descriptive Statistics 1 ... 52
4.2 Descriptive Statistics 2 ... 54
4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 1 ... 57
4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 2 ... 58
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 61
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 64
4.7 Hasil Analisis Regresi ... 65
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 69
) ... 68
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Risiko Investasi ... 13
2.2 Kerangka Konseptual ... 30
4.1 Grafik Histogram ... 59
4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Data Variabel Penelitian (Earning Per Share) ... 82
2 Data Variabel Penelitian (Price Earning Ratio) ... 84
3 Data Variabel Penelitian (Market-to-Book Ratio) ... 86
4 Data Variabel Penelitian (Return Saham) ... 88
5 Hasil Output SPSS dengan Data Asli ... 90
6 Data Variabel Penelitian Setelah Trimming Data ... 93
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH EPS, PER DAN M/B TERHADAP RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) terhadap return saham. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh inkonsistensi dalam hasil penelitian sebelumnya. Fenomena yang terjadi pada bulan Mei tahun 2012 yang menyebabkan return saham menurun akibat buruknya performa bursa saham juga menjadi motivasi peneliti dalam melakukan penelitian ini.
Populasi penelitian ini terdiri dari 44 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012, dengan 27 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari masing-masing sampel yang dipublikasikan di www.idx.co.id
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial, Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) juga memiliki hasil yang sama dengan EPS dimana secara parsial PER dan M/B tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda, setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Variabel independen yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) dengan return saham sebagai variabel dependen.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF EPS, PER AND M/B ON STOCK RETURN OF
PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE
This study aims to examine the influence of Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B), either partially or simultaneously, on stock return. This research is done based on the inconsistency in the previous research result. The phenomenon that occured in May 2012 that has caused stock return to decrease as the result of the poor performance of stock exchange also has motivated researcher in doing this research.
Population of this research consists of 44 property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2010-2012, with 27 companies taken as sample by purposive sampling method. Data used in this study is secondary data in the form of financial statements of each sample, which is published in www.idx.co.id. The analytical method used is multiple linear regression, after the classic assumption test has been done previously. Independent variables used are Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) with stock return as the dependent variable.
The result shows that simultaneously, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) have no significant influence on stock return. Partially, variables of Earning Per Share (EPS) has no significant influence on stock return. Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) also have the same result as EPS which partially they have no significant influence on stock return.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun
institusi lainnya yang go public (disebut juga sebagai emiten) dan sarana
bagi kegiatan berinvestasi para pemodal (investor) berupa berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun
instrumen lainnya yang umumnya berjangka waktu lebih dari 1 (satu)
tahun. Pasar modal juga merupakan salah satu indikator penting
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semakin meningkatnya pertumbuhan
ekonomi suatu negara akan ditandai dengan semakin banyak pula dana
investor internasional yang mengalir ke negara tersebut.
Para investor dan calon investor tentunya mempunyai tujuan dan
mengharapkan keuntungan atau return (tingkat pengembalian) semaksimal
mungkin dari investasi yang ditanamkannya di dalam pasar modal.
Menurut Jogiyanto (2003), “return saham dibedakan mejadi dua yaitu
return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return)”.
Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi dianggap penting karena dapat
digunakan sebagai salah satu indikator pengukuran kinerja perusahaan dan
sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan di masa yang
akan datang dan berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah
terjadi dan pasti, return ekspektasi bersifat tidak pasti.
Dalam pasar modal, return yang diterima oleh investor dibedakan
menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) yang
merupakan keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat
periodik seperti dividen dan capital gain (keuntungan selisih harga)
dimana keuntungan diperoleh dari selisih harga jual saham sekarang yang
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli saham sebelumnya.
Para investor dihadapkan pada berbagai risiko investasi dengan
melakukan investasi di pasar modal seperti kerugian penurunan kurs
saham dan kurs obligasi, gagal menerima dividen tunai dan kupon
obligasi, gagal menerima kembali pokok obligasi karena emiten
dinyatakan pailit atau sahamnya tidak laku dijual karena emiten
bersangkutan telah dikeluarkan dari pencatatan di Bursa Efek. Oleh karena
itu, untuk meminimalkan segala risiko investasi yang mungkin dihadapi,
para investor dan calon investor dituntut untuk dapat menganalisis dan
memahami laporan keuangan perusahaan dimana para investor dan calon
investor akan menanamkan modalnya. Cara yang dinilai efektif dalam
menganalisis laporan keuangan adalah dengan menghitung rasio keuangan
perusahaan. Rasio keuangan merupakan suatu instrumen dalam
menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan dan dapat menjadi
Melalui analisis ini investor akan dapat menilai kemampuan profitabilitas
perusahaan, kualitas kinerja manajemen, serta prospek perusahaan dimasa
depan.
Fluktuasi return saham dipengaruhi oleh harga saham karena return
saham yang diterima investor pada umumnya adalah dividen dan capital
gain, jika harga saham tinggi, hal tersebut menandakan kinerja perusahaan
yang baik sehingga menghasilkan laba yang tinggi dan investor menerima
return berupa dividen yang juga tinggi. Sama halnya apabila harga saham
tinggi, maka investor dapat memperoleh return dari selisih antara harga
jual dan harga beli saham (capital gain). Naik turunnya harga saham
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yang dimaksud adalah berupa kenaikan laba bersih perusahaan,
dimana apabila laba bersih perusahaan meningkat, maka dividen yang
dibagikan juga tinggi sehingga menyebabkan permintaan terhadap saham
tersebut meningkat dan harga saham naik yang juga mengakibatkan return
saham yang diterima naik. Sebaliknya apabila perusahaan mengalami
penurunan dalam laba ataupun rugi usaha, maka permintaan terhadap
saham tersebut akan menurun yang menyebabkan harga saham turun dan
return yang diterima juga turun. Faktor eksternal terbagi menjadi 2 yaitu
faktor eksternal yang datang dari dalam negeri dan dari luar negeri. Faktor
eksternal yang datang dari dalam negeri dapat berupa kebijakan
pemerintah, tingkat suku bunga dan lain sebagainya, sedangkan faktor
diambil pemerintah luar negeri, gejolak dalam bursa saham internasional
dan lain sebagainya.
Pada bulan Mei tahun 2012, performa buruk melanda bursa saham
Indonesia yang menyebabkan return saham menurun dan investor merugi.
Performa saham yang menurun tajam mengakibatkan harga saham turun
secara drastis sehingga return saham juga diperoleh juga menurun, bahkan
merugi. Penurunan performa saham diakibatkan oleh beberapa fenomena
yang terjadi saat itu antara lain:
1. penyelesaian krisis Eropa yang berlarut-larut menjadi pemicu
utama anjloknya bursa,
2. dukungan terhadap partai Yunani yang menolak bailout terus
meningkat,
3. lembaga pemeringkat Internasional yang menurunkan peringkat
utang Spanyol,
4. selama bulan Mei tahun 2012, net sell asing mencapai Rp 7,69
triliun, dan
5. terjadi gejolak di pasar valuta, Rupiah melemah atas USD.
Fenomena-fenomena tersebutlah yang menjadi pemicu utama
anjloknya bursa saham pada saat itu sehingga menyebabkan harga saham
menurun tajam yang mengakibatkan return saham yang diperoleh juga
turun dan investor merugi. Banyak hal dan fenomena yang dapat
karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hal yang dapat mempengaruhi
return saham yang diperoleh investor dengan menggunakan rasio berbasis
penilaian pasar.
Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Marisa (2010)
menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan
terhadap return saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) tidak
berpengaruh terhadap return saham. Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Harianja (2013) yang menyatakan bahwa variabel Price
Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh
terhadap return saham, akan tetapi variabel Price to Book Value (PBV)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penelitian
lainnya yang dilakukan oleh Rosdiana (2008) menunjukkan bahwa
Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham.
Perbedaan lainnya dalam penelitian juga ditunjukkan oleh Nandika (2010)
yang menyatakan bahwa Price to Book Value (PBV) mempunyai
hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap return saham.
Inkonsistensi dalam hasil penelitian lainnya ditunjukkan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Girsang (2013) yang menunjukkan bahwa Earning
Per Share (EPS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham, sedangkan PBV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya meliputi
penelitian. Oleh karena hasil penelitian yang masih sangat beragam, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh EPS, PER dan M/B Terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah Earning Per Share (EPS),
Price Earning Ratio (PER), dan Market to Book Ratio (M/B) berpengaruh
signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap return saham
pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini
adalah: Untuk mengetahui apakah Earning Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), dan Market to Book Ratio (M/B) berpengaruh
signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap return saham
pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan peneliti untuk memahami
pasar modal dan return saham khususnya terhadap perusahaan
properti dan real estate.
2. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan-keputusan keuangan yang menyangkut investasi di
dalam pasar modal.
3. Bagi pihak lain, untuk menjadi bahan masukan dalam memahami
return saham dan sebagai bahan referensi dalam melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal
Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana
bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan
jangka panjang yang dapat diperjualbelikan yang umumnya
berjangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun. Tandelilin (2001:13)
menyatakan “pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang
memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjuabelikan sekuritas”. Bentuk instrumen di
pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa saham,
obligasi, right, dan waran.
1. Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan seseorang atas bagian
di dalam sebuah perusahaan di mana ia menanamkan
modalnya dan pemiliknya disebut juga sebagai pemegang
saham (shareholder atau stockholder). Pemegang saham
dianggap sah apabila namanya tercatat sebagai pemegang
saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham
(DPS). Bukti bahwa seseorang adalah pemegang saham juga
namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten) atau
belum.
2. Obligasi (bonds)
Menurut Samsul (2006:45), “obligasi adalah tanda bukti
perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada
masyarakat yaitu di atas 3 tahun di mana pihak yang membeli
obligasi disebut sebagai pemegang obligasi (bondholder).”
Pendapatan yang didapat dari investasi obligasi berupa kupon
yang dibayarkan setiap 3 atau 6 bulan sekali dan pada saat
pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan
menerima kupon dan pokok obligasi.
3. Right
Right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu
dalam jangka waktu tertentu dan hak membeli tersebut hanya
dimiliki oleh pemegang saham lama. Harga tertentu berarti
bahwa harganya telah ditetapkan terlebih dahulu dan disebut
sebagai harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike price
atau exercise price). Strike price dari right berada di bawah
harga pasar pada saat diterbitkan dan jangka waktu tertentu
berarti bahwa kurang dari 6 bulan sejak diterbitkan right
tersebut sudah harus digunakan. Right dapat dijual di Bursa
Efek melalui broker efek dalam kurun waktu di mana right
4. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak hanya diberikan
kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan
kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada
saat penerbitan obligasi perusahaan. Waran hampir mirip
dengan right, hanya saja dalam jangka waktu tertentu dalam
waran berbeda dengan right yang harus dilaksanakan kurang
dari 6 bulan sejak diterbitkan, waran dapat digunakan setelah
6 bulan, atau setelah 3 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:3), pasar modal
memberikan banyak manfaat, di antaranya:
a) menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal,
b) memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi,
c) menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara,
d) memungkinkan penyebaran kepemilkikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah,
e) menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik,
f) memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik,
g) alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi,
h) membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial,
2.1.2 Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,
2001:3). Orang melakukan investasi umumnya untuk memperoleh
sejumlah keuntungan atau return yang semaksimal mungkin yang
dapat dihasilkan dari investasi tersebut, akan tetapi dalam proses
untuk memperoleh return tersebut, investor juga tidak selamanya
selalu mendapatkan apa yang diharapkannya, terkadang para
investor juga dihadapkan pada risiko-risiko yang timbul dari
penanaman investasi tersebut sehingga para investor dituntut untuk
jeli dan teliti dalam menanamkan modalnya dan memahami kondisi
pasar modal. Kita sering mendengar istilah “High Risk, High Gain“
yang memiliki arti jika kita mengharapkan return yang besar, tentu
kita akan dihadapkan pada risiko yang besar pula.
Menurut Samsul (2006:285), “jenis risiko investasi
dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu risiko sistematis
atau disebut systematic risk atau undiversifiable risk, dan risiko tidak
sistematis atau disebut unsystematic risk atau specific risk atau
diversifiable risk”. Risiko sistematis muncul ketika ada kenaikan
inflasi yang tajam, kenaikan tingkat bunga atau siklus ekonomi yang
menyebabkan semua investasi dalam bentuk saham terkena
menanamkan investasinya di beberapa jenis saham dengan harapan
dapat mengurangi kerugian, strategi ini tidak tepat digunakan karena
risiko sistematis memberikan dampak secara global dan bukan hanya
pada satu jenis saham saja.
Menurut Samsul (2006:285), “investor dapat menerapkan
strategi untuk mengurangi risiko sistematis dengan memahami
perilaku siklus ekonomi dan tanda-tanda awal (leading indicator)
pergantian siklus ekonomi”. Berbeda dengan risiko sistematis yang
mempunyai dampak global terhadap semua jenis saham, risiko tidak
sistematis hanya berdampak terhadap satu jenis saham saja, misalnya
terdapat perubahan peraturan pemerintah mengenai larangan ekspor
impor semen, sehingga menyebabkan perubahan harga saham pada
emiten yang menghasilkan produk semen atau produk lain yang
menggunakan bahan semen. Strategi seperti menanamkan investasi
pada beberapa jenis saham tepat digunakan dalam mengurangi risiko
tidak sistematis, karena apabila terdapat satu jenis saham yang
merugi, masih ada investasi dalam saham lainnya yang dapat
Gambar 2.1 Risiko Investasi Sumber: Samsul (2006:286)
Menurut Widoatmodjo (2009:144), “risiko investasi
dikelompokkan menjadi dua yaitu risiko domestik (domestic risk)
dan risiko internasional (international risk)”. Risiko domestik
merupakan risiko yang ditimbulkan oleh isu-isu dalam negeri seperti
inflasi dan kenaikan suku bunga oleh pemerintah, sedangkan risiko
internasional ditimbulkan oleh hubungan ekonomi nasional dengan
ekonomi internasional seperti kenaikan harga minyak dunia yang
menyebabkan naiknya harga BBM dalam negeri, perubahan
ekonomi Amerika Serikat yang juga menyebabkan perubahan
ekonomi dalam negeri dan lain sebagainya. Risiko
Risiko Tidak Sistematis
Risiko Sistematis
2.1.3 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan gambaran atas kondisi keuangan
perusahaan pada suatu periode tertentu dan merupakan daftar
ikhtisar dari hasil akhir proses akuntansi yang disusun dan disajikan
sedemikian rupa untuk kepentingan manajemen perusahaan dan
publik (untuk perusahaan yang go public) yang terdiri dari laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus
kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan biasanya
disajikan per akhir tahun aktivitas perusahaan. Menurut Djarwanto
(2004:5), “laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi
dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan”.
Fess (2006:24) menyatakan, “laporan keuangan merupakan laporan
akuntansi yang menghasilkan informasi bagi pemakai yang diperoleh
dari transaksi yang dicatat dan diikhtisarkan”.
Menurut Harahap (2013:7), pengguna laporan keuangan terdiri
dari pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, investor, kreditur
atau banker, pemerintahan dan regulator, dan analis, akademis, pusat
data bisnis.
1. Pemilik perusahaan
Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a) menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen, b) mengetahui hasil dividen yang akan diterima,
c) menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya,
d) mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham, e) sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di
f) sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi.
2. Manajemen perusahaan
Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan untuk:
a) alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik,
b) mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu,
c) mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi,bagian, atau segmen,
d) menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab,
e) menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru,
f) memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, AD (Anggaran Dasar), Pasar Modal, dan lembaga regulator lainnya.
3. Investor
Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk: a) menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan, b) menilai kemungkinan menanamkan dana dalam
perusahaan,
c) menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan,
d) menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang.
4. Kreditur atau banker
Bagi kreditur, banker, atau supplier laporan keuangan digunakan untuk:
a) menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang,
b) menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan,
c) melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan,
d) menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit,
e) menilai sejauhmana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.
5. Pemerintahan dan regulator
a) menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar,
b) sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru,
c) menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain,
d) menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan,
e) bagi lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik.
6. Analis, akademis, pusat data bisnis
Bagi para analis, akademis, dan juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis seperti PDBI, Moody’s, Brunstreet, Standard & Poor, Perfindo, laporan keuangan ini penting sebagai bahan atau sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi.
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan
Sebelum menanamkan investasinya, seorang investor
hendaknya menganalisis laporan keuangan perusahaan dimana ia
akan menanamkan modalnya agar mengetahui kondisi keuangan
perusahaan tersebut agar dapat meminimalkan risiko-risiko investasi
yang mungkin timbul dan dapat memperhitungkan return
semaksimal mungkin yang akan diperoleh dengan investasi tersebut.
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan
dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan
keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan
memuaskan atau tidak memuaskan (Djarwanto, 2004:59). Harahap
(2013:190) menyatakan analisis laporan keuangan adalah
yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Menurut Bernstein (1983:3), “analisis laporan keuangan
mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas laporan
keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu
ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses
pengambilan keputusan”.
Harahap (2013:195) mengemukakan, kegunaan analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa,
2. dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit),
3. dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan,
4. dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan,
5. mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating),
6. dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan yang dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
a) dapat menilai prestasi perusahaan,
b) dapat memproyeksi keuangan perusahaan,
c) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:
i. posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Modal), ii. hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya), iii. likuiditas,
v. aktivitas,
vi. rentabilitas atau profitabilitas, vii. indikator pasar modal.
d) menilai perkembangan dari waktu ke waktu, e) melihat komposisi struktur keuangan, aris dana.
7. dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis,
8. dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal,
9. dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya,
10. bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Di dalam melakukan analisis laporan keuangan, alat yang
paling populer dan banyak digunakan adalah analisis rasio keuangan.
Rasio keuangan merupakan angka-angka yang diperoleh dari hasil
perhitungan dan perbandingan dari pos-pos yang mempunyai
hubungan relevan dan signifikan di dalam laporan keuangan.
Djarwanto (2004:146) mengelompokkan rasio menjadi 3
kelompok berdasarkan sumber datanya, yaitu rasio-rasio neraca,
rasio-rasio laporan laba rugi, dan rasio-rasio antarlaporan.
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios)
Rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan utang jangka panjang, dan lain sebagainya.
2. Rasio-rasio laporan laba-rugi (income statement ratios)
Rasio-rasio laporan laba-rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba-rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha dengan penjualan neto, operationg ratio, dan lain sebagainya.
Rasio-rasio antarlaporan yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba-rugi, misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata, dan lain sebagainya.
Menurut Harahap (2013:301), adapun rasio keuangan yang
sering digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas/rentabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio
pertumbuhan, market based, dan rasio produktivitas.
1. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
3. Rasio profitabilitas/rentabilitas
Rasio profitabilitas/rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.
4. Rasio leverage
Rasio leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
5. Rasio aktivitas
Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
6. Rasio pertumbuhan
Rasio pertumbuhan menggambarkan persentase pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun,
7. Market based (Penilaian Pasar)
Market based ratio merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.
Rasio produktivitas menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.
2.1.5 Return Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:7), ditinjau dari segi
kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas
saham biasa dan saham preferen.
1. Saham biasa (common stock)
Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Saham biasa merupakan jenis saham yang akan menerima laba
setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan
mengalami kerugian, maka pemegang saham biasa juga tidak akan
menerima laba di tahun tersebut dan laba yang tidak diterima
tersebut juga tidak akan diakumulasikan ke tahun perusahaan
mengalami keuntungan, sedangkan saham preferen merupakan jenis
saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba
sebelum perusahaan membagikan labanya kepada pemegang saham
biasa. Pemilik saham preferen juga memiliki hak laba kumulatif,
yaitu hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada tahun
tersebut akan dibayar pada tahun perusahaan mengalami
keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali
(kumulatif dari laba tahun perusahaan mengalami kerugian).
Darmadji dan Fakhruddin (2006:8) menyatakan bahwa dilihat
dari cara pengalihannya, saham dapat dibedakan atas saham atas
unjuk dan saham atas nama.
1. Saham atas unjuk (bearer stock)
Saham atas unjuk artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2. Saham atas nama (registered stock)
Saham atas nama merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara pengalihannya harus melalui prosedur tertentu.
Dalam pasar modal, para investor tentunya mengharapkan
return yang semaksimal mungkin dari investasi yang
ditanamkannya. Jogiyanto (2003) menyatakan, “return adalah hasil
yang diperoleh dari investasi”. Jogiyanto (2003) membagi return
menjadi dua, yaitu return realisasi dan return ekspektasi.
1. Return realisasi (realized return)
Return realisasi adalah return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan bisa digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan serta sebagai penentuan return ekspektasi dan resiko masa datang.
2. Return ekspektasi (expected return)
Di dalam melakukan investasi dalam bentuk saham, umumnya
investor akan menerima return saham (keuntungan) dalam 2 bentuk,
yaitu dividen dan capital gain.
1. Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan atas laba tahun
berjalan yang diperoleh perusahaan penerbit saham kepada
para pemegang sahamnya. Umumnya pemegang saham yang
mengharapkan dividen memiliki orientasi jangka panjang
karena untuk menerima dividen, pemegang saham tersebut
diharuskan memegang saham dalam kurun waktu tertentu
hingga dinyatakan berhak untuk mendapatkan dividen.
Perusahaan dapat membagikan dividen dalam 2 bentuk yaitu
dividen tunai (cash dividend) atau dividen saham (stock
dividend). Dividen tunai adalah pemberian keuntungan
berupa uang tunai untuk per lembar saham yang dimiliki oleh
pemegang saham, sedangkan dividen saham merupakan
pemberian keuntungan dalam bentuk penambahan jumlah
lembar saham kepada pemegang sahamnya, jadi pemegang
saham tidak akan menerima keuntungan dalam bentuk uang
tunai melainkan dalam bentuk penambahan lembar saham
2. Capital gain
Capital gain merupakan keuntungan atas selisih antara harga
beli per lembar saham sebelumnya yang lebih rendah dengan
harga jual per lembar saham sekarang. Berbeda dengan
dividen yang pemegang sahamnya memiliki orientasi jangka
panjang, pemegang saham yang mengharapkan capital gain
umumnya berorientasi jangka pendek karena mungkin saja
saham yang dibeli hari ini akan dijual keesokan harinya
ketika terjadi kenaikan harga saham tersebut, jadi pemegang
saham yang mengejar keuntungan melalui capital gain
umumnya tidak akan memegang saham dalam kurun waktu
yang lama.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:12), “pemegang
saham juga dimungkinkan untuk mendapatkan saham bonus (jika
ada), yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang
saham yang diambil dari agio saham”. Pada saat perusahaan
melakukan penawaran umum saham yang diterbitkannya di pasar
perdana, perusahaan akan memperoleh keuntungan dari selisih
antara harga jual per lembar saham dengan harga nominalnya, inilah
yang dimaksud dengan agio saham.
Return saham dihitung dengan membandingkan selisih harga
saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan
real estate yang terdaftar di BEI selama periode penelitian tidak
menerbitkan nilai dividennya. Rumus untuk menghitung return
sahammenurut Ross et al. (2003:238) antara lain:
�� = ���− ��−1 �−1
Di mana:
�� = return saham
�� = harga saham pada periode t
��−1 = harga saham pada periode t-1
2.1.6 Earning Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) merupakan salah satu ukuran yang
penting digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang
menunjukkan porsi keuntungan yang diperoleh perusahaan yang
dapat dibagikan kepada para pemegang sahamnya. Rasio EPS diukur
dengan membandingkan laba bersih setelah pajak tahun berjalan
dengan jumlah saham yang beredar sehingga menghasilkan laba per
lembar saham perusahaan. Earning per share suatu perusahaan
berbanding lurus dengan kinerja perusahaannya, semakin baik
kinerja perusahaan tersebut maka semakin tinggi pula earning per
share yang dihasilkan. Para investor dan calon investor yang pada
mungkin pastilah menanamkan modalnya pada perusahaan dengan
earning per share yang tinggi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung earning per share
(EPS):
EPS = Laba bersih setelah pajak Jumlah lembar saham yang beredar
2.1.7 Market Based Ratio (Rasio Penilaian Pasar)
Market Based Ratio merupakan rasio yang lazim dan yang
khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan
situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Rasio ini terdiri
atas 2 rasio lainnya yaitu price earning ratio (PER) dan
market-to-book ratio (M/B).
1. Price Earning Ratio (PER)
Rasio PER merupakan perbandingan antara harga pasar per
lembar saham dengan laba bersih per lembar saham
perusahaan yang menunjukkan kemampuan laba yang
dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan harga pasar
sahamnya. Darmadji dan Fakhruddin (2006:198)
menyatakan, “Price Earning Ratio (PER) menggambarkan
apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba”. PER perusahaan yang lebih rendah
terlihat lebih menarik bagi para investor karena laba bersih
harga pasarnya sehingga menghasilkan payback-period
(periode pengembalian pokok modal) yang lebih singkat.
Menurut Subramanyam dan Wild (2012:45), rumus untuk
menghitung price earning ratio (PER) adalah:
PER =harga pasar per lembar saham laba per saham
2. Market-to-Book Ratio (M/B)
Market-to-Book Ratio (M/B) atau yang lebih dikenal dengan
istilah Price-to-Book Value (PBV) merupakan rasio
perbandingan harga pasar saham dengan nilai buku per
lembar saham perusahaan. “The price-to-book ratio, or P/B
ratio, is a
current market price to its
known as a Market-to-Book ratio”
(http://en.wikipedia.org/wiki/P/B_ratio). Ang (1997)
menyatakan, “rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah
perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif
terhadap jumlah modal yang diinvestasikan”. Semakin tinggi
Market-to-Book Ratio (M/B), maka semakin berhasil pula
perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya.
Rumus untuk menghitung market-to-book ratio (M/B) yaitu:
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu akan digunakan sebagai bahan referensi
dan perbandingan dalam penelitian ini, seperti disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.1
berpengaruh terhadap return
saham, sementara PER berpengaruh signifikan terhadap return saham.
PER dan EPS tidak berpengaruh
terhadap return saham, sementara
PBV memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham.
3 Rosdiana (2008)
Variabel Independen:
Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi,
Arus Kas berpengaruh positif terhadap return saham.
No Nama
Hanya PBV yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Sumber: Penelitian Terdahulu (diolah penulis, 2014)
Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Marisa (2010)
menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan
terhadap return saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) tidak
berpengaruh terhadap return saham. Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Harianja (2013) yang menyatakan bahwa variabel Price
Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh
terhadap return saham, akan tetapi variabel Price to Book Value (PBV)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penelitian
lainnya yang dilakukan oleh Rosdiana (2008) menunjukkan bahwa
Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham.
Perbedaan lainnya dalam penelitian juga ditunjukkan oleh Nandika (2010)
yang menyatakan bahwa Price to Book Value (PBV) mempunyai
hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap return saham.
Inkonsistensi dalam hasil penelitian lainnya ditunjukkan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Girsang (2013) yang menunjukkan bahwa Earning
saham, sedangkan PBV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham.
Hasil penelitian yang masih sangat beragam dan inkonsisten
mengenai pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), dan Price to Book Value (PBV) terhadap return saham sehingga
belum dapat disimpulkan apakah variabel-variabel independen tersebut
berpengaruh secara positif atau negatif terhadap return saham mendorong
peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh EPS,
PER, dan M/B terhadap return saham. Hasil penelitian yang berbeda-beda
tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan kriteria sampel penelitian,
periode tahun penelitian ataupun jenis perusahaan yang digunakan dalam
penelitian sehingga peneliti menggunakan jenis perusahaan dan periode
tahun penelitian yang berbeda untuk melihat perbedaan hasil penelitian
yang mungkin diperoleh sehingga dapat disimpulkan apakah EPS, PER,
dan M/B berpengaruh terhadap return saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengam faktor-faktor yang penting yang
telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Erlina, 2012:33). Kerangka
konseptual menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian, yaitu
variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat). Variabel
independen merupakan variabel yang mempengaruhi perubahan dalam
maupun negatif) dalam variabel dependen. Sementara variabel dependen
merupakan fokus utama dalam sebuah penelitian, di mana variabel
dependen dipengaruhi oleh dan merupakan konsekuensi dari adanya
variabel independen. Berikut merupakan gambaran kerangka konseptual
dari penelitian ini:
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dapat dilihat bahwa di
dalam penelitian ini Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER)
dan Market-to-Book Ratio (M/B) merupakan variabel independen, yang
akan mempengaruhi Return Saham sebagai variabel dependennya.
1. Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara positif terhadap
Return Saham.
Earning Per Share (EPS) digunakan untuk mengukur seberapa
besar laba bersih yang dapat diperoleh dari setiap lembar saham
yang beredar. Semakin besar tingkat kemampuan dalam
menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya, Earning Per Share (EPS)
X1
Price Earning Ratio (PER) X2
Market-to-Book Ratio (M/B) X3
maka semakin menguntungkan investasi pada perusahaan
tersebut. Semakin tinggi EPS, semakin tinggi pula return saham
sehingga dapat dikatakan bahwa EPS berpengaruh secara positif
terhadap return saham.
2. Price Earning Ratio (PER) berpengaruh secara positif terhadap
Return Saham.
Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga
pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham
perusahaan yang menunjukkan kemampuan laba yang dihasilkan
perusahaan dibandingkan dengan harga pasar sahamnya. Semakin
tinggi PER suatu perusahaan berarti semakin tinggi pasar
menghargai nilai saham perusahaan tersebut sehingga semakin
tinggi pula return yang diperoleh oleh investor. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa PER berpengaruh secara positif terhadap
return saham.
3. Market-to-Book Ratio (M/B) berpengaruh secara positif terhadap
Return Saham.
Market-to-Book Ratio (M/B) merupakan rasio perbandingan
harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham
perusahaan. Semakin tinggi market-to-book ratio (M/B), maka
semakin berhasil pula perusahaan menciptakan nilai bagi
tinggi M/B maka semakin tinggi pula return yang dihasilkan
(M/B berpengaruh secara positif terhadap return saham).
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang, perumusan masalah dan kerangka
konseptual seperti yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis penelitian
yang diajukan adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), dan Market-to-Book Ratio (M/B) berpengaruh secara simultan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut Erlina (2012:75), “desain penelitian merupakan rencana
induk yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber
informasi, teknik yang akan digunakan, metode sampling sampai dengan
analisis data untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.”
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
penelitian kausal yang berfungsi untuk menganalisis hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya atau menjelaskan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, yang ditekankan pada pengujian
teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik.
Tujuan dari penelitian adalah untuk menjelaskan pengaruh variabel
independen Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan
Market to Book Ratio (M/B) terhadap return saham pada perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang
digunakan dalam penelitian merupakan data kuantitatif berupa
angka-angka dari laporan keuangan perusahaan yang menjadi objek penelitian
dalam kurun waktu 2010 hingga 2012.
Sumber data berasal dari data sekunder yaitu data yang telah diolah
dan siap digunakan yang diperoleh dari IDX Fact Book dan website Bursa
Efek Indonesia
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Kuncoro, 2003). Erlina (2012:81) menyatakan, “populasi adalah
sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau
benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian”. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 44 emiten
yang bergerak di bidang properti dan real estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2010 hingga 2012.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan digunakan
untuk memperkirakan karakteristik dari populasi tersebut. Metode
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling dimana sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu
diperoleh sampel sebanyak 27 perusahaan dari total populasi berjumlah 44
perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.
Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan properti dan real estate yang memperoleh laba positif
selama tahun 2010, 2011 dan 2012.
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor independen yang telah dipublikasikan pada tahun 2009,
2010, 2011 dan 2012.
3. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dan
tidak delisting pada tahun 2010, 2011 dan 2012.
Tabel 3.1
Daftar Populasi Dan Sampel Penelitian
No. Kode Perusahaan Kriteria No.
20 GMTD PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk √ √ √ 13
21 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk √ √ √ 14
22 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk - - - -
23 JIHD PT Jakarta International Hotel &
No. Kode Perusahaan Kriteria No. Sampel 1 2 3
41 SMRA PT Summarecon Agung Tbk √ √ √ 27
42 GAMA PT Gading Development Tbk - - - -
43 NIRO PT Nirvana Develpment Tbk - - - -
44 PLIN PT Plaza Indonesia Tbk - - - -
Sumber: Data diolah penulis (2014)
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data berupa laporan keuangan
perusahaan properti dan real estate yang terpilih sebagai sampel yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Jogiyanto, 2003:31). Erlina (2012:36) menyatakan, “variabel adalah
sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai, dimana nilai dapat
berbeda pada waktu yang berbeda untuk obyek atau orang yang sama, atau
nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau obyek yang
berbeda”. Jenis variabel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab
berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Erlina, 2012:79).
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah EPS,
PER dan M/B.
3.5.1.1 Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio penting
yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang
menunjukkan porsi keuntungan yang diperoleh perusahaan
yang dapat dibagikan kepada para pemegang sahamnya.
Rasio EPS diukur dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak tahun berjalan dengan jumlah saham yang
beredar sehingga menghasilkan laba per lembar saham
perusahaan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung earning
per share (EPS) adalah:
EPS = Laba bersih setelah pajak Jumlah lembar saham yang beredar
3.5.1.2 Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio
perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan
laba bersih per lembar saham perusahaan yang
dibandingkan dengan harga pasar sahamnya. Rasio PER
menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. PER perusahaan yang
lebih rendah terlihat lebih menarik bagi para investor karena
laba bersih per saham yang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan harga pasarnya sehingga menghasilkan
payback-period (periode pengembalian pokok modal) yang lebih
singkat.
Subramanyam dan Wild (2012:45) menuliskan rumus
untuk menghitung price earning ratio (PER) sebagai
berikut:
PER =harga pasar per lembar saham laba per saham
3.5.1.3 Market-to-Book Ratio (M/B)
Market-to-Book Ratio (M/B) atau yang lebih dikenal
dengan istilah Price-to-Book Value (PBV), merupakan rasio
perbandingan harga pasar saham dengan nilai buku per
lembar saham perusahaan. Rasio M/B menggambarkan
seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu
perusahaan. Semakin tinggi rasio M/B, maka semakin
berhasil pula perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang
perusahaan tersebut. Rumus untuk menghitung
market-to-book ratio (M/B) yaitu:
M/B =harga pasar per lembar saham nilai buku per lembar saham
3.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, yang menjadikan
variabel dependen sebagai konsekuensi dari variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah return saham, yaitu tingkat
pengembalian hasil (keuntungan) yang diperoleh investor dari
sejumlah dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham pada suatu
periode tertentu. Return saham terdiri atas dividen dan capital
gain/loss. Return saham dihitung dengan membandingkan selisih
harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan
mangabaikan dividen karena sebagian dari perusahaan properti dan
real estate yang terdaftar di BEI selama periode penelitian tidak
menerbitkan nilai dividennya.
Rumus untuk menghitung return saham menurut Ross et al.
�� =���− ��−1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional
Pengukuran Skala
Earning
Laba bersih setelah pajak
Jumlah lembar saham yang beredar Rasio
Price
harga pasar per lembar saham
laba per saham Rasio
Market-harga pasar per lembar saham
Variabel Definisi Operasional
Pengukuran Skala
Return
Sumber: Data diolah penulis (2014)
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi linear
berganda. Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS 19
(Statistical Package for Social Science). Sebelum melakukan pengujian
terhadap hipotesis, akan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk
memastikan persamaan regresi berganda yang digunakan bebas dari
pelanggaran asumsi klasik.
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data
yang digunakan dalam penelitian, apakah hasil analisis regresi linear
berganda yang digunakan dalam penelitian terbebas dari
penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, uji
3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel penganggu atau
residual memiliki distribusi normal (Erlina, 2012:101).
Penelitian ini menggunakan dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
melakukan analisis statistik dan analisis grafik.
1. Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov
Smirnov (K-S). Menurut Ghozali (2005:115),
pedoman pengambilan keputusan rentang data
mendekati atau merupakan distribusi normal
berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat
dari:
a. nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05,
maka distribusi data adalah tidak normal,
b. nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05,
maka distribusi data adalah normal.
2. Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan
dengan melihat histogram atau pola distribusi data.
data (titik) pada normal P Plot of Regression
Standardized Residual variabel independen, dimana:
a. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikut arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas,
b. jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan
atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel
independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi
variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang
lainnya (Erlina, 2012:103). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Untuk melihat ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF).
Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau VIF > 10
3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Erlina
(2012:106) menyatakan, “jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas, dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antar nilai
prediksi variabel independen dengan nilai residualnya.
Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan
heterokedastisistas, antara lain:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan heterokedastisitas,
2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,