PEROMBAKAN
LIMBAH PANGKASAN TEH BERTANDA
15N
Z.S. Wibowo*
ABSTRAK - ABSTRACT
PEROMBAKAN LIMBAH PANGKASAN TEH BERTANDA 15N• Suatu uji perombakan (mineraliution) nitrogen dati limbah pangkasan teh menggunakan metode tidak langsung telah dilakukan selama 14 minggu di rumah kaca. Rurnput ryegrass yang ditanam dalam pot berisi pasir kuarsa bebas nitrogen dipakai sebagai penguji yang dipanen tiga kali se1ama peneltiain. Hasil penelitian mmunjukkan bahwa (i) tanah yang mengandung Iiat alofan baik yang berosia lanjut rnaupun yangmuda ternyata menghambat proses perombakan nitrogen limbah pangkasan, (ii) Iimbah pangkasan yang berkadar N totallebih tinggi mengalami proses perombakan yang melepas N tersedia lebih besar jumlahnya dan lebih cepat waktunya daripada limbah pangkasan berkadar N total yang lebih rendah, (ill) jumlah nitrogen tersedia dari perombakan bahan pang-kasan 1 ha kebun teh mencapai sekitar 29,4 kg.
MINERALlZAUON OF 15N -LABELLED TEA LITTERS. An exepriment on N mine-raliution of 15N labelled tea litters using indirect method was conducted in a greenhouse during 14 weeks. Ryegrass was used for this study planted in pots contained with free of quam-sand and three times of harvests were done. Results of the experiment ahowed that (i) soils which contained both recent and old of allophane clay minerals have inhibited N mine-ralization, (ii) tea litters with higher total content of N have been mineralized faster and greater than the lower ones, (iii) mineralisable N obtained from litters of 1 ha tea garden was amounted up to 29.4 kg.
PENDAHULUAN
Praktek pengelolaan tanaman biasanya menghasilkan limbah pepohonan yang
jenis dan jumlahnya selalu berbeda dari satu jenis tanaman ke jenis lainnya.
Pertanaman teh menghasilkan petikan pucuk mud a yang diambil rata-rata satu kali tiap rninggu dan limbah pangkasan satu kali tiap 3 - 4 tahun. Limbah pangkasan
teh terdiri dari daun tua, cabang; dan ranting. Perbandingan antara bagian daun
dengan bagian kayu berkisar antara 1 : 1 dan 1 : 2 tergantung dari jenis tanaman atau klonnya.
Selain itu masih ada limbah olahan di pabrik berupa fluf sebanyak 1-2% daTi
jumlah produksi kebun, yang sering juga dikembalikan ke kebun, semua limbah
pangkasan dan olahan biasanya diletakkan kembali secara disebar merata sebagai
mulsa.
Mulsa terse but pad a mulanya kelihatan cukup tebal kemudian secara bertahap
menipis karena proses perombakan bahan organik dan akhirnya menjadi humus
tanah. Proses perombakan memakan waktu cukup lama dan dipengaruhi oleh
rnikroklimat serta cara pengelolaannya.
Keuntungan mempertahankan limbah pangkasan di kebun pemah diamati oleh
WlBOWO (1), temyata dapat meningkatkan produksi 11% lebih tinggi daripada
kebun yang limbah pangkasnya diangkut keluar. Hal ini diduga bahwa hasil yang
lebih tinggi disebabkan oleh perbaikan sifat fisik tanah sehingga pertumbuhan akar
lebih sempurna karena penambahan hara tanaman yang berasal dari proses perom-bakan. Dalam penelitian ini pendapat demikian akan ditinjau kembali.
Kemungkinan yang dianggap tidak menguntungkan sebagaiakibat dari limbah
pangkasan di kebun ialah adanya sebagian pupuk yang diberikan kepada tanaman
diambil dan digunakan untuk proses perombakan, terutama pada tahun pertama
setelah pemangkasan, yang mengakibatkan tanaman kekurangan nitrogen.
Selama perombakan, bahan tanaman yang mengandung nitrogen tinggi seperti
daun akan menambah nitrogen tersedia yang jumlahnya terus-menerus, tetapi
sebaliknya bahan tanaman yang mengandung nitrogen rendah, pada mulanya
seluruh N tanaman digunakan untuk proses perombakan (imobilization) baru dalam
kurun waktu lama mulai dihasilkan sedikit nitrogen tersedia bagi tanaman (2).
Bahan pangkasan teh termasuk bahan yang kaya senyawa fenol yang dapat meng-hambat kerja enzime urease tanah sampai sebesar 50% (3).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nitrogen tersedia yang
dihasilkan dari proses perombakan bahan pangkasan teh menggunakan bahan yang
bertanda 15N. Kegunaan dalam praktek dari penelitan ini adalah untuk lebih
memahami cara pengelolaan bahan pangkasan sebagai suatu bahan pengganti sebagi-an dari pupuk.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilakukan di dalam rumah kaca laboratorium International Atomic
Energy Agency (lAEA) di Seibersdorf, Austria, selama 14 minggu dari tanggal
10 Agustus sampai dengan 23 November 1984. Pengukuran jumlah nitrogen
tersedia yang dilepas dari proses perombakan bahan pangkasan teh dipakai rumput
reygrass yang ditanam dalam pot plastik berisi kira-kira 1 kg pasir kuarsa bebas nitrogen. Tiap pot ditaburi 15 biji rumput. Dua minggu kemudian setelah menjadi bibit berdaun tiga diperjarang menjadi 10 batang sebelum diberi limbah pangkasan yang sudah diinkubasikan.
Suatu tahapan penting pada permulaan penelitian adalah inkubasi bahan
pangkasan yang sengaja diperhalus. Ada tiga macam bahan yaitu daun, campuran daun dan cabangJranting dengan nisbah I : I, dan cabangJranting saja yang diinku-basikan di dalam tanah andosol (Gambung), regosol (Sedep), latosol (panglejar),
dan podzolik (Bah Butong). Inkubasi dilakukan dengan mencampur rata antara
tanah kering angin (
¢
2 mm) dengan serbuk bahan pangkasan ditambah air be basmineral pada 50 % kadar air kapasitas lapang selama 10 hari. Kadar air campuran
dipertahankan seperti awal dengan menambah air setiap bari sebanyak air yang
hilang atas dasar selisih bobot dengan penimbangan hari sebelumnya. Setelah
Bobot serbuk pangkasan untuk tiap perlakuan sebagai berikut :
Tanah : Macam serbuk pangkasan : Berat serbuk (g/pot) :
Daun Cabang Andosol Regosol Latosol Podzolik Daun Campuran Cabang/ranting Daun Campuran Cabang/ ran ting
12,7 6,3
o
12,3 6,2o
o
6,4 12,7o
6,1 12,3Setelah inkubasi, carnpuran tanah dan serbuk disebarkan secara perlahan di
permukaan pot dan diratakan. Rancangan penelitian berupa rancangan faktorial
4 x 3, diulang 5 kali dan pot'pot disusun secara acak kelompok.
Selama penelitian pot'pot diberi air setiap hari sebanyak 20 - 30 ml/pot yang
diatur begitu rupa cukup untuk pertumbuhan sedang perombakan bahan pangkasan
berjalan terus, sehingga nitrogen hasil perombakan kecil kemungkinannya terlindi
ke luar.
Percobaan dipanen tiga kali, pertama pada saat tanaman berumur 6 minggu,
kedua pada umur 10 minggu, dan ketiga pada umur 14 minggu. Bobot kering
rumput setiap kali panen dicatat, kemudian seluruhnya digiling untuk analisis
N-total dan analisis nisbi 15N di laboratorium. Bersama contoh panen, contoh
serbuk bahan juga dianalisis sebagai standar untuk menghitung jumlah nitrogen
yang diberikan dan analisis nis bi 15N.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis N-total dan kandungan 15N terhadap bahan baku pangkasan yang
diinkubasikan, hasilnya sebagai berikut :
Daun Daun+cabang/ranting (1 : 1) Cabang/ranting Kadar N(%) 2,65 1,75 0,86 Ekses atom 15N(%) 7,307 6,903 6,500
Total N yang sebenamya diberikan pada setiap pot yang berasal dari daun
336 mg N untuk tanah A dan 325 mg N untuk tanah B, C, dan D, berasal dari
campuran daun dan cabang/ranting 222 mg N untuk tanah A dan 216 mg N untuk
tanah B, C, dan D, berasal dari cabang/ ranting 109 mg N untuk tanah A dan 105 mg N untuk tanah B, C, dan D.
Hasil pe~amatan bobot kering rumput ryegrass, kadar N-total (%), dan %
ekses atom I N pada panen I,
II,
dan III kemudian dihitung ke basil N-tanaman,basil N-tanaman yang berasal dari pangkasan dan persentase penggunaan N dari
pangkasan disajikan dalam Lampiran 1. Penilaian secara statistik (BNT 0,05) pada setiap panen tertera pada Lampiran 2,3, dan 4.
Jumlah hasil panen I, II dan III yang dinyatakan dalam basil panen nitrogen
tertera dalam Tabel 1, hasil nitrogen berasal dari bahan pangkasan dalam Tabel 2, dan persentase penggunaan nitrogen asal pangkasan dalam Tabel 3.
Tabd 1. Hasil panen nitrogen (mg) dari tanah Gambung, Sedep, Panglejar, dan Bah Butong yang diberi bahan pangkasan daun, campuran daun dan cabang,lranting sdarna 14 minggu waktu perombakan.
Jenis ba~an pangkasan
co c:: '" c:: co:3
.c
c:: '"~ ~~
....0
Q..:3Q.)'" :3'-'
•.. .... '"e
Q.)Ob "0 I:: ..c:.••• I:: '" Q.)~
'"&!S-a
CI)~
Daun 91 98 103 10299A Daun +eabang/ranting (1 : 1) 42 5053 4949B Cabang/ ranting 23 2120 2422C Rata-rata tanah 52a 56b59b 59bTerdapat perbedaan bobot basil nitrogen rumput secara nyata di antara ketiga jenis
bahan pangkasan yang dirombak. Selain dari itu, bobot basil nitrogen terse but
paling keeil pada tanah Gambung yang berbeda nyata dengan tanah-tanah lainnya, walaupun jelas kelihatan bahwa tanah Sedep juga menghasilkan terkeeil dibanding Panglejar dan Bah Butong. Diperoleh petunjuk bahwa pada tanah-tanah berlempung alofan hasil rombakan nitrogen lebih keeil dibandingkan dengan tanah kaolinit dan
liparitik. Tidak terdapat saling pengaruh antara jenis tanah dan bahan pangkasan
Tabel 2. Hasil panen nitrogen dari bahan pangkasan (mg) yang dicampur dengan tanah Gam-bung, Sedep, Panglejar, clan Bah Butong setelah masa perombakan 14 minggu.
Jenis bahan pangkasan
co
=
co0
'" ...=
.•...•.. '" :::s '1i)' :::s'" .D 0-...~
Q) bO~
E "0=
..c::.•.. '" Q)~
'"&! Co-' V)~
Daun 60 667070 66A Daun +cabangJranting (1 : I) 20 25282625B CabangJranting 1,3 1,2 1,1 2,31,5C Rata-rata 27a 31b33b 33bDari Tabel 2 juga terlihat gambaran yang sarna dengan Tabel I bahwa tidak terdapat saling pengaruh antara jenis tanah dan jenis bahah pangkasan. Tanah-tanah
berlempung alofan menghambat perombakan bahan pangkasan dibanding dengan
tanah dari Panglejar yang kaolinit dan Bah Butong yang liparitik, sehingga nitrogen yang diserap oleh rye~rass sebagai tanaman penguji juga lebih ked!. Bahan organik yang berasosiasi dengan alofan lebih soot dirombak oleh kegiatan rnikro organisme pernah dilaporkan oleh BLOKHAUS (4). Di antara tanah-tanah yang mengandung alofan seperti Gambung dan Sedep juga terjadi perbedaan jumlah nitrogen
terom-bak, kemungkinan ini disebabkan oleh perbedaan kematangan pembentukan
lempung (5) yaitu alofan yang lanjut mengadung Sij Ai lebih rendah daripada
alogan muda.
Terdapat saling pengaruh antara jenis pangkasan dan jenis tanah dalam
persen-tase N terombak yang digunakan oleh reygrass. Dalam proses saling pengaruh
tersebut tampak bahwa nitrogen yang dilepas oleh tanah Gambung tetap lebih kecil
dibanding yang lain, walaupun pada tanah Panglejar dengan bahan pangkasan
berkayu yang paling rendah. Dari data ini belum dapat diketahui penyebab penga-ruh lempung kaolinit terhadap bahan asal yang beragihan nitrogen rendah.
Tabd 3. Penentase penggunaan N oleh ~ dari bahan pangkasan teh setdah diinkubasi-kan benama tanah Gambung. Sedep, Panglejar, Bah Butong ,eiama 14 minggu
ImmWmmM A}I
Jenis bahan pangkasan
co 00
=
=
•...0
=' '"-.c
'0'
='Po. E0
'CbCQ "'0=
.J:: '"If
!
Q)~
en Daun a4.2A b4.6D b46G b4,6J,
Daun+cabang/ranting C3,OB d3,4E d36H d35K,
,
Cabang/ranting ellC el,1 F el,oIfI5L,
,
Jalannya proses perombakan bahan pangkasan dari waktu ke waktu terlihat
dalam Gambar 1. Dalam histogram terlihat jelas bahwa kurun waktu 14 minggu,
proses perombakan untuk bahan yang berkadar nitrogen tinggi sudah
menunjuk-kan penurunan, tetapi untuk bahan yang berkadar nitrogen rendah baru mulai
meningkat. Kenyataan tersebut sejalan dengan pendapat BROADBENT (2) ten tang
kelakuan perombakan dan penggunaan (immobilization) nitrogen dari berbagai
macam bahan organik.
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam praktek, karena ada
sumber nitrogen tersedia di pertanaman teh yang berasal dari peromba-kan bahan
pangkasan. Jumlah N -tersedia tersebut secara maksimal dapat dihitung dari
perom-bakan campuran daun + cabang/ranting bemisbah 1 : I untuk satu hektar dalam
satu daur pangkasan sebagai berikut. Bobot bahan pangkasan kering=14.700 kg/ha
(6), dengan menganggap 1/3 bagian telah diambil oleh karyawan untuk bahan
bakar. Jumlah N yang dapat tersedia kembali sebagai pengganti pupuk nitrogen
=
..1i..
x 14.700 x 103 = 29.400 g = 29,4 kg. Jumlah ini ternyata jauh lebih103 12,5
kecil dari anggapan yang selama ini diterima secara umum sebesar 210 kg (6).
27 24 21 ..., I'""T
n n ..
A BI
c
A BII
c
ABCm'
Waktu panen (minggu)
Gambar 1. Rata-rata hasil N berasal dari perombakan daun (A), daun +cabang/ranting 1 : 1 (B), dan cabang/ranting (C) pada panen reygrass ( (6 minggu) , II (10 minggu) dan III (14 minggu). --
-KESIMPULAN
1. Terdapat petunjuk yang jelas bahwa mineral1empung a10fan baik yang 1anjut
maupun yang muda menghambat proses perombakan bahan pangkasan.
2. Bahan pangkasan dengan kadar N-total yang 1ebih tinggi menga1ami proses
perombakan me1epas N-tersedia yang 1ebih besar dan 1ebih cepat daripada
bahan pangkasan berkadar N-total yang lebih rendah.
3. Jumlah nitrogen yang tersedia kembali dari hasil perombakan bahan pangkasan
se1ama 14 minggu mencapai yang paling besar, yaitu sebanyak 29,4 kg N/ha, jumlah ini jauh 1ebih keci1 dari anggapan umum yang secara umum diterima
sampai saa t ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. WIBOWO, Z.S., "Pengaruh bahan pangkasan dan pemupukan terhadap produksi
2. BROADBENT, F.E., "Mineralization, immobilization and nitrofication",
Manasement of Nitrosen in A6riculture (PRATT, P.F., Ed.), Washington
DC (1978) 109.
3.
SNAPALAN,
K., FERNANDO, F., and THENABADU, M.V., Humiped phenolrich plant residues and soil urease activity, Plant and Soil 70 (1983)143.
4. BLOKHAUS, E., Andosol, M.sc Course Syll., Wageningen (1976).
5. ANDRIESSE, J.P., ROMALEN,-H.A. ~an, and MULLER, A., On the variability
of amorphous materials in andosols and their relationships to irreversible
drying and P-retention, Gesderma 16 (1976) 125.
6. ANGKAPRADIPTA, Anjuran pemupukan teh PTP XIII, BPP Bogor (1973),
Rata-rata hasil N-total, hasil N asa! dari bahan pangkasan (g), dan penentase penggunaan N pada panen I, II, dan III·.
Ii
Tanah
Perlakuan Hasil N (mg)Hasil N limbah pangkasan
%Penggunaan N
11
(mg)
II
III
~
I
II
III
III
l:
III
1:
A 1 16,9036,7860,2491,5037,829,8626,8023,587,887,022,9417,84 2 5,3216,2220,5820,7642,300,5810,204,564,061,369,029,20 3 5,4612,650,3523,195,080,380,650,330,300,600,301,25 B.
I
15,2041,8031,6066,817,8841,9198,919,6225,592,9510,3221,15 2 7,0418,4011,6225,2125,0550,642,3311,6211,105,141,085,40 3 3,460,1312,7121,074,900,140,750,340,711,230,341,18 CI
15,12103 ,3350,066,9938,1538,9622,7270,442,6911,9621,648,76 2 10,5328,6924,6053,976,143,0218,842,857,4416,0213,316,53 3 4,120,1611,3420,284,820,180,730,300,551,210,301,01 D 1 20,10102,8611,6249,0870,373,9433,6819,6421,606,04 12,8337,90 2 10,5774,8820,9449,9160,3018,404,035,872,735,5812,348,71 3 4,810,3413,3824 ,370,372,366,810,721,271,212,270,72• Rata-rata dari 5 ulangan
I, II, III" Berturut-twut1 panen pada umur 6, 10, dan 14 minggu setdah tabur.
=Daun
2
=Campuran daun +cabangfranting S
.,
Cabang/ranting A = Andosol B =Regosol~
C = LatosolN
-
=PodzolikD~
Rata-rata bobot kering,%N, clan%ekses atom 15N·.i
t-J t-J
% ekses atom 15N
"Q
Tanah Perlakuan BoOOt kering (mg)%N
;.
I
II
IIII
11IIII II
III
"0 A 1 0,578 1,364 1612 2,9122,7~1,834 4,24665,28244,4518 2 0,222 0,5%1150 2,4282,7541,751 4,31,823,0076 3 0,222 0,210582 2,4 762,1580,41520,35682,4280,3302 B 1 0,586 1,494 2222 . 2,5521,88 2,824 4,5212 5,47364,4162 2 0,264 0,6821400 2,7382,782 -I ,8181,10543,0384,341 3 0,148 0,192560 2,3402,5780,25980,4322,2660,3814 C 1 0,594 1,698 22182,9042,571,714 4,257 5,61464,3082 2 0,360 0,8921052 2,8842,7941,798 3,896 4,53782,3942 3 0,172 0,220542 2,4082,2280,28440,39382,1420,4052 D 1 0,738 1,766 1936 2,772 2,7881,74 4,656 5,64064,173 2 0,41 0,711176 2,542,5921,79 3,64284,52362,8506 3 0,198 0,2346142,424 2,658 2,174 0,4 7640,73780,5926• Rata-rata dari 5 ulangan
I, II, III •• Bertunlt-turut1 panen pada umur 6, 10, dan 14 minggu setelah tabur
..
Daun2
..
Campuran daun +cabangfranting 5..
Cabangfranting A..
AndOlo1 B..
RegOiol C..
LatOiol D..
PodzolikDISKUSI
SEllYO H. WALUYO :
1. Kalau tidak salah di dalam mineralisasi b.o nitrogen itu peranan m.o adalah
sangat penting, bagaimana hubungan aktivitas m.o dengan rnineralisasi b.o N itu?
2. Mengapa b.o kadar N lebih tinggi dan Iebih cepat terrnineralisasi?
3. C/N komentar Anda tentang hubungan dengan rnineralisasi?
Z.S. WlBOWO :
1. Memang begitu, oleh karena itu di dalam penelitian ini dilakukan inkubasi
sebelum diaplikasikan.
2. Karena pada kadar N bahan yang lebih tinggi tidak lagi memerlukan nitrogen
tambahan untuk proses mineralisasi, sehingga sejak awal sudah terjadi netro
rnineralisasi nitrogen.
3. Yang lebih penting adalah E/N ratio di mana besarnya C yang sudah terombak
lebih baik sebagai indikator daripada jurnlah C totalnya saja.
WlDJANG H. SlSWORO :
Komentar terhadap pertanyaan Saudara Hadi Waluyo.
C/N ratio terkait dengan terjadinya proses rnineralisasi N atau imobilisasi N. Laju
perombakan/pelepasan bahan organik terkait dengan kandungan bahan yang mudah/
tidak mudah dirombak.
Z.s. WIBOWO :
Ya, memang demikian, sebab laju rnineralisasi N masih tergantung dari faktor-faktor lain.
WlDJANG H. SlSWORO :
1. Berapa persen kandungan awal ekses atom l5N dari pupuk bertanda yang
digunakan dalam percobaan sehingga ditemukan kadar atom 15N dalam sebesar
2. Faktor tanah yang mana yang paling dorninan yang mempengaruhi laju
pela-pukan (perombakan) seresah sisa tanaman. Z.S.WIBOWO :
1. Ekses atom awal pupuk 9,3 %
awal seresah a) daun 7,307%
b) daun +cabanglranting 6,903 %
c) cabang/rantingsaja 6,50%