• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Penyusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Penyusun"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

KATA PENGANTAR

Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang yang telah berkembang pesat di Indonesia, dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menegah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannnya .

Pada kenyataanya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya masih relative masih rendah dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan tenaga ahli / trampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain.

Pelaksanaan konstruksi bendungan yang memerlukan biaya mahal juga mempunyai resiko yang tinggi bila terjadi kegagalan konstruksi.

Untuk hal tersebut diperlukan adanya Pelaksana Bendungan yang professional, mampu mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan (X) sebanyak (Y) kualitas (Z) selesai tempo (T).

Materi pelatihan pada jabatan pelaksana bendungan ini terdiri dari 10 (sepuluh) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam pelatihan untuk jabatan kerja pelaksana bendungan.

Kami sadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangannya khususnya untuk modulPengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan, pekerjaan konstruksi SDA.

Dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik, saran, masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, Desember 2005

(2)

Pelaksana Bendunganr Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

ii

LEMBAR TUJUAN

Judul Pelatihan :Pelaksana Bendungan

TUJUAN PELATIHAN A. Tujuan Umum Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu : Melaksanakan konstruksi bendungan sesuai gambar pelaksanaan Rencana Mutu dan Dokumen Kontrak.

B .Tujuan Pelatihan Khusus

Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :

1. Menguasai gambar pelaksanaan, Spesifikasi Teknik, Rencana Mutu, jadwal Pelaksanaan, K3, RKL dan RPL.

2. Membuat program mingguan berdasarkan jadwal Pelaksanaan Proyek. 3. Membuat Pekerjaan Persiapan Pelaksanaan Konstruksi.

4. Melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai Gambar Pelaksanaan, Spesifikasi Teknik, Metode Pelaksanaan, K3, RKL dan RPL

5. Membuat Laporan Harian.

6. Memantau dan mengevaluasi hasil pekerjaan

MODUL NOMOR:DCE – 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah selesai mengikuti modul ini, peserta diharapkan mampu memahami proses pengukuran dan perhitungan hasil pekerjaan pada Pekerjaan konstruksi Bendungan..

TUJUAN INSTRUKSI KHUSUS (TIK) Setelah Modul ini diajarkan peserta mampu :

1. Menjelaskan bagian-bagian pekerjaan yang bisa dibayar dan yang tidak boleh dibayar

2. Menentukan satuan pengukuran untuk jenis-jenis (item) Pekerjaan konstruksi bendungan.

(3)

Pelaksana Bendunganr Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

LEMBAR TUJUAN ...ii

DAFTAR ISI

... iii

DESKRIPSI SINGKAT DAFTAR MODUL...vi

PANDUAN PEMBELAJARAN ...vii

MATERI SERAHAN ...x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1. Umum... 1-1 1.2. Lingkup Pekerjaan Pelaksana Bendungan ... 1-1 1.3. Maksud dan Tujuan ... 1-1

BAB 2 PENGENDALIAN DAN MONITORING ... 2-1 2.1. Umum ... 2-1 2.2. Teknik dan Metode Pengendalian ... 2-1 2.3. Pengendalian Teknis... 2-2 2.4. Pengendalian Kuantitas ... 2-3

BAB 3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN... 3-1 3.1. Umum ... 3-1 3.2. Mobilisasi ... 3-1 3.2.1. Uraian Pekerjaan... 3-1 3.2.2. Pengukuran ... 3-1 3.2.3. Dasar Pembayaran... 3-1 3.3. Pekerjaan Galian... 3-2 3.3.1. Uraian Pekerjaan... 3-2 3.3.2. Pengukuran ... 3-3 3.3.3. Dasar Pembayaran... 3-3 3.4. Pekerjaan Timbunan ... 3-3 3.4.1. Uraian Pekerjaan... 3-3 3.4.2. Pengukuran ... 3-4 3.4.3. Dasar Pembayaran... 3-4 3.5. Tebas Tebang dan Pembersihan Hutan ... 3-5

(4)

Pelaksana Bendunganr Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan iv 3.5.2. Pengukuran... 3-6 3.5.3. Dasar Pembayaran ... 3-6 3.6. Cabut Unggul ... 3-6 3.6.1. Uraian Pekerjaan... 3-6 3.6.2. Pengukuran ... 3-6 3.6.3. Dasar Pembayaran... 3-6 3.7. Stripping Permukaan... 3-6 3.7.1. Uraian Pekerjaan... 3-6 3.7.2. Pengukuran ... 3-7 3.7.3. Dasar Pembayaran... 3-7 3.8. Pasangan Rip-Rap ... 3-7 3.8.1. Uraian Pekerjaan... 3-7 3.8.2. Pengukuran ... 3-7 3.8.3. Dasar Pembayaran... 3-7 3.9.. Gebalan Rumput ... 3-8 3.8.1. Uraian Pekerjaan... 3-8 3.8.2. Pengukuran ... 3-8 3.8.3. Dasar Pembayaran... 3-8 3.10. Pekerjaan Beton... 3-8 3.10.1. Uraian Pekerjaan ... 3-8 3.10.2. Pengukuran ... 3-9 3.10.3 Dasar Pembayaran... 3-10 3.11. Baja Tulangan ... 3-10 3.11.1 Uraian Pekerjaan... 3-10 3.11.2. Pengukuran ... 3-10 3.11.3. Dasar Pembayaran... 3-11 3.12. Pekerjaan Bekisting... 3-11 3.12.1 Uraian Pekerjaan... 3-11 3.12.2. Pengukuran ... 3-12 3.12.3. Dasar Pembayaran... 3-12 3.13. Instrumentasi... 3-13 3.13.1 Uraian Pekerjaan... 3-13 3.13.2. Pengukuran ... 3-13 3.13.3. Dasar Pembayaran... 3-13 3.14. Injeksi Semen... 3-14 3.14.1. Uraian Pekerjaan... 3-14 3.14.2. Pengukuran ... 3-15

(5)

Pelaksana Bendunganr Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan 3.14.3. Dasar Pembayaran... 3-15 3.15. Perkerasan Jalan ... 3-15 3.15.1. Uraian Pekerjaan... 3-16 3.15.2. Pengukuran ... 3-16 3.15.3. Dasar Pembayaran... 3-16

BAB 4 LEMBAR PERHITUNGAN PEKERJAAN ... 4-1 4.1. Umum ... 4-1 4.2. Quantity Sheet ... 4-1 4.3. Kelengkapan Lembar Kuantitas... 4-2 4.4. Tahap Sertifikasi Pembayaran ... 4-6 4.5. Termiijn ... 4-8

RANGKUMAN ... DAFTAR PUSTAKA... 4-9 LAMPIRAN ...

(6)

Pelaksana Bendunganr Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

vi

PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

1. Kompetensi kerja diisyaratkan untuk jabatan kerja Pelaksanan Bendungan dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria unjuk kerja, sehingga dalam Pelatihan Pelaksana Bendungan, unit-unit kompetensi tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Pelaksana Bendungan

DAFTAR MODUL

NO KODE JUDUL

1. DCE – 01 UUJK Profesi dan Etos Kerja

2. DCE – 02a Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

DCE – 02b Manajemen Lingkungan

3. DCE - 03 Dokumen Kontrak

4. DCE – 04 Spesifikasi Teknik bidang Sumber Daya Air

5. DCE – 05 Manajemen Proyek

6. DCE - 06 Tahapan dan Metode Pelaksanaan.

7. DCE – 07 Pengendalian Mutu, Biaya dan Waktu 8. DCE – 08 Pengetahuan dan Karakteristik Bahan. 9. DCE – 09 Pengukuran Dan Perhitungan Hasil Kerja

(7)

Pelaksana Bendunganr Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

(8)

Pelaksana Bendunganr Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

viii

1.Ceramah Pembukaan

- Menjelaskan Tujuan

Instruksional (TIU & TIK )

- Merangsang motivasi

peserta dengan

pertanyaan atau

pengalamannya dalam

melakukan pengukuran dan hasil pekerjaan dilapangan.

Waktu : 5 menit

- Mengikuti penjelasan TIU & TIK dengan tekun dan aktif

- Mengajukan pertanyaan

apabila kurang jelas.

OHT1

2. Ceramah : Pendahuluan

- Menjelaskan jenis dan Konstruksi bendungan, lingkup pekerjaan dari jabatan kerja seorang Pelaksana Bendungan, maksud pelatihan modul tersebut

Waktu : 5 menit

Bahan : Materi serahan Bab 1 Pendahuluan

- Mendengarkan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

OHT1 3.Ceramah : Pengendalian dan Monitoring - Menjelaskan tentang perlunya pengendalian dan Monitoring secara teus menerus agar hal-hal yang tidak sesuai secara dini dapat diketahui

Waktu : 5 menit

Bahan : Materi Serahan (Bab Pengendalian dan Monitoring

- Mendengarkan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

OHT2

(9)

Pelaksana Bendunganr Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

4. Ceramah Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan

- Menguraikan jenis dan kegiatan pekerjaan dengan memperhatikan gambar-gambar konstruksi dan spesifikasi.

- Menjelaskan satuan pengukuran dari masing-masing item pekerjaan yang akan dibayar seperti m1 , m2, m3, kg dan ton.

- Menjelaskan dasar pembayaran atas hasil pengukuran pekerjaan Waktu : 65 menit

Bahan : Materi serahan (Bab 3 Pengendalian Biaya di Proyek)

- Mendengarkan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

O.H.T

3

5.Ceramah Lembar

Perhitungan Volume

pekerjaan

- Menjelaskan perhitungan hasil pekerjaan dengan contoh membuat Lembar Kuantitas (Quatity Sheet)

untuk setiap item

pekerjaan

Waktu : 10 menit

Bahan Materi Serahan Bab4

- Mendengarkan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

(10)

Pelaksana Bendunganr Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

x

M A T E R I S E R A H A N

(11)
(12)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

I -1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Umum

.

Sebagian besar bendungan di Indonesia adalah bendungan tipe urugan yang pada umumnya dibangun dengan inti kedap air dan tanah lempung. Sedangkan untuk menjaga kestabilannya dalam menahan tekanan air dipergunakan tanah lempung, sirtu atau batuan.

Mengingat volume bahan timbunan untuk tubuh bendungan cukup besar maka diperlukan ketelitian dalam penyediaan material maupun perhitungan hasil kerja , sedangkan hasil kerja yang dianggap sebagai prestasi pekerjaan adalah timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi spesifikasi teknik. Untuk hal tersebut maka diperlukan adanya Pelaksana Bendungan yang berkwalitas dan memiliki dasar ilmu pengetahuan antara lain tata cara mengukur dan menghitung hasil pekerjaan.

1.2. Lingkup Pekerjaan Pelaksana Bendungan

1.2.1. Yang dimaksud dalam ruang lingkup Pelaksana Bendungan antara lain: 1. Tubuh Bendungan

2. Perbaikan Pondasi.

3. Pemasangan Instrumentasi.

4. Pekerjaan Jalan dipuncak Bendungan

5. Pekerjaan konstruksi beton untuk memfasilitasi pemasangan Instrumentasi 6. Perlindungan lereng bendungan.

Dimana masing-masing pekerjaan tersebut tata cara dan perhitungan hasil pekerjaannya mempunyai cara senddiri.

1.3. Maksud dan Tujuan

Seperti yang diuraikan dalam kata pengantar bahwa seseorang Pelaksana Bendungan, harus mempunyai standard kompetensi dengan tingkatan tertentu. Untuk itu diperlukan beberapa pengetahuan tentang cara mengukur dan menghitung bagian-bagian pekerjaan yang bisa dibayar dalam pekerjaan bangunan bendungan, sehingga pengendalian terhadap kuantitas dapat selalu dimonitor.

BiIa terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan dapat segera diambil langkah tindak lanjut. Dengan demikian sumber daya dapat digunakan secara effektip dan effisien dalam mencapai sasaran.

(13)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

BAB 2

PENGENDALIAN DAN MONITORING

2.1. Umum

Pengendalian dan monitoring yang terus menerus dilakukan selama masa pelaksanaan konstruksi adalah suatu usaha agar pelaksanaan fisik dapat terlaksana dilapangan sesuai dengan gambar dan spesifikasi, baik dimensi maupun kualitas yang disyaratkan.

Adanya kemungkinan penyimpangan atau kesalahan dalam pelaksanaan secara dini dapat diketahui dan tindakan perbaikan / pembetulan dapat segera dilakukan, sehingga penggunaan sumber daya dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien.

Dalam rangka mencapai sasaran, pemantauan dan pengukuran pekerjaan yang terus menerus dilapangan adalah salah satu hal yang berkaitan dengan pengendalian dan monitoring.

2.2 Teknik dan metode Pengendalian

Suatu system pemantauan dan pengendalian disamping memerlukan perencanaan yang realistis sebagai tolok ukur pencapaian sasaran, juga harus dilengkapi dengan teknik dan metode yang dapat segera mengungkapkan tanda-tanda terjadinya penyimpangan (bila terjadi).

Agar suatu sistem pengendalian / monitoring dapat bekerja dengan efektif, diperlukan unsur-unsur berikut :

- Tolok ukur yang realistis

- Perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat - Perkiraaan yang akurat

- Rencana tindakan (action plan)

Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun serta menerapkan program penjamin mutu (Quality Assurance).

Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu produk telah dilaksanakan dengan hasil yang baik. Ini semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan dokumen yang berkaitan dengan quality assurance / quality control, termasuk lingkup ini juga quantity control.

(14)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

2 - 2

Pengendalian meliputi rentang “Pra-audit”, “Monitoring”, dan “Post audit”.

1. Rentang Kendali Pra-audit

Kegiatan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang ”Pra-audit” adalah seluruh kegiatan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :

- pengumpulan dan analisa terhadap data

- pemeriksaan jumlah material yang akan digunakan

Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain :

- Jenis Pekerjaan - Kuantitas Pekerjaan

- Kualitas yang dipersyaratkan - Schedulle pembayaran

Material sebelum didatangkan harus diperiksa terlebih dahulu sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

2. Rentang Kendali Pengawasan

Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun konsultan pengawas telah melakukan “Pra-audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus memonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini konsultan akan selalu melakukan evaluasi terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.

3. Rentang Kendali Pasca audit

Setiap kemajuan peyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi kontraktor. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun kontraktor tidak akan bisa menyajikan permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari konsultan pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau tidak.

2.3 Pengendalian Teknis

Lingkup pengendalian yang berkaitan dengan kuantitas pengukuran antara lain meliputi - Aspek mutu hasil pekerjaan

- Aspek volume pekerjaan - Aspek biaya pekerjaan

(15)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak pemborongan.

2.4 Pengendalian Kuantitas (Volume)

Pengawas kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan / campuran (setiap item pekerjaan) yang ditempatkan atau yang dilaksanakan oleh kontraktor. Konsultan akan memproses bahan-bahan / campuran berdasarkan atas :

- Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran - Metoda Perhitungan

- Lokasi kerja - Jenis Pekerjaan

- Tanggal diselesaikannya Pekerjaan

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kaulitas maupun elevasi dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan dengan teliti dan akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan di sertifikasi oleh konsultan dan mendapat persetujuan pengguna jasa. Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain :

1. Pengukuran Meter persegi (M2)

Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran atau alat ukur, yaitu panjang dan lebar, setelah dimensi memenuhi persyaratan atau toleransi yang dibenarkan dalam spesifikasi.

2. Pengukuran Meter panjang (M1)

Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran atau alat ukur, yaitu panjang setelah penampang suatu konstruksi telah sesuai dengan gambar yaitu dimensinya.

3. Pengukuran Meter Kubik (M3)

Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang, lebar, tinggi atau tebal sehingga menghasilkan volume yang akurat.

4. Pengukuran Berat (ton)

Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan dua cara : - Penimbangan dengan timbangan atau truk scale.

- Pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat jenis dapat diketahui dari laboratorium atau acuan baku).

(16)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

2 - 4

form-form sudah dapat dibuat secara computerized, sehingga perhitungan-perhitungan volume pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat.

(17)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

BAB 3

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN

3.1. Umum

Pengukuran dan pembayaran pekerjaan harus mengacu kepada harga satuan yang diberikan dalam kontrak. Apabila ada jenis pekerjaan tidak tercantum cara pengukuran dalam kontrak, maka perlu diselesaikan untuk mendapatkan kesepakatan bersama.

Penjelasan umum pekerjaan fisik yang diuraikan selanjutnya adalah sebagai acuan dalam membuat format lembar quantitas (Quantity Sheet) untuk setiap item pekerjaan yang sesuai dengan perhitungan volume pekerjaan sebagai tercantum dalam daftar quantitas dan harga (BoQ).

3.2. Mobilisasi

3.2.1. Uraian Pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan mobilisasi adalah :

- Mobilisasi Tenaga Kerja - Mobilisasi Peralatan

- Mobilisasi alat-alat laboratorium (Fasilitas pengendali mutu) - Pembangunan kantor, barak, gudang dan bengkel kontraktor - Pembuatan bangunan direksi / konsultan

- Pembuatan jembatan darurat atau pembuatan struktur jalan / jembatan darurat atau perkuatan struktur jalan dan jembatan (kalau ada)

- Demobilisasi 3.2.2. Pengukuran

Pengukuran kemajuan progress mobilisasi didasarkan atas kemajuan yang dicapai menurut jadwal mobilisasi yang telah disetujui.

3.2.3. Dasar Pembayaran

Biaya Mobilisasi dibayar atas dasar lumpsum sesuai jadwal pembayaran yaitu sebagai kompensasi penuh atas terlaksananya pekerjaan mobilisasi yakni mobilisasi tenaga kerja, peralatan, laboratorium, pembangunan kantor direksi / konsultan, kantor kontraktor, barak, gudang bengkel, perbaikan struktur atau pembuatan jembatan darurat.

(18)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3 - 2

Walau demikian direksi / konsultan dapat setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan kontraktor untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lumpsum untuk mobilisasi dan demobilisasi.

Pembayaran biaya mobilisasi ini akan dilakukan dalam tiga angsuran (kecuali telah diatur dalam spesifikasi) sebagai berikut :

a. 50% dari biaya mobilisasi dibayarkan setelah pekerjaan mobilisasi selesai sebesar 50%

b. 70% dari biaya mobilisasi dibayarkan setelah semua tenaga kerja, peralatan, fasilitas pengendali mutu tersedia dilapangan, semua bangunan kantor direksi / konsultan, kontraktor, barak, gudang, bengkel selesai dibangun.

c. 100% dari biaya mobilisasi dibayarkan setelah demobilisasi selesai dilaksanakan

Untuk jenis pekerjaan khusus, bila mana kontraktor tidak dapat menyelesaikan mobilisasi sesuai batas waktu yang ditentukan, maka dikenakan denda sebesar 1% dari nilai mobilisasi setiap hari sampai maksimum 50 hari. No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran 1.1. Mobilisasi Lumpsum 1.2. Demobilisasi Lumpsum 3.3. Pekerjaan Galian 3.3.1. Uraian Pekerjaan.

Pekerjaan ini mencakup pekerjaan galian untuk pondasi timbunan, parit halang dibawah lapisan inti bendungan, galian tanah untuk menfasilitasi keperluan injeksi semen (grouting) galian untuk kolam penampung air pada alat ukur rembesan.

3.3.2. Pengukuran.

a. Galian yang tidak diukur untuk pembayaran.

Ada pekerjaan galian tidak diukur untuk pembayaran yaitu galian diluar garis yang ditunjukkan dalam profil yaitu profil memanjang atau

(19)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

melintang karena hal itu dianggap kesalahan atau kelalaian kontraktor dalam pelaksanaan galian. Kecuali galian tersebut merupakan bahan galian tanah lunak dan harus digali karena tidak memenuhi syarat untuk konstruksi seperti yang ditentukan dalam spesifikasi.

b. Galian yang diukur untuk pembayaran.

- Semua pekerjaan galian kecuali seperti diuraikan pada butir a diatas harus diukur untuk pembayaran volume pekerjaan dalam satuan m3 bahan yang dipindahkan. Dasar perhitungan galian adalah gambar penampang melintang profil tanah asli menurut gambar dan spesifikasi atau yang diperintahkan oleh direksi. Metode perhitungan volume adalah luas penampang rata-rata dari 2 penampang melintang dikalikan dengan jarak kedua penampang tersebut. Jarak-jarak penampang sebaiknya tidak lebih dari 25 m. Jarak penampang yang lebih besar dari 25 m dapat dilakukan apabila permukaan tanah rata dan datar dimana perbedaan luas kedua penampang hampir tidak ada (sangat kecil).

3.3.3. Dasar pembayaran.

Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan diatas dibayar menurut satuan meter kubik yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai kompensasi pekerjaan galian, termasuk segala sesuatu yang diperlukan guna menunjang pekerjaan tersebut.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran

2.1. Galian tanah biasa M3

2.4. Galian batu M3

3.4. Pekerjaan Timbunan / Urugan 3.4.1. Uraian pekerjaan

a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan, perataan, pemadatan dan perapihan tanah batu atau bahan berbutir halus untuk penimbunan tubuh bendungan seperti lapisanf filter, lapisan inti, lapisan transisi dan lapisan batu kosong dan timbunan dibelakang sayap atau tembok penahan..

(20)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3 - 4

b. Pekerjaan timbunan yang dibayar adalah pekerjaan timbunan yang sudah dipadatkan dan memenuhi spesifikasi teknik.

3.4.2. Pengukuran

a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan adalah sesuai dengan material dilokasi yang telah dipadatkan, memenuhi spesifikasi teknik, garis, lereng serta tebal seperti yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk direksi.

b. Timbunan tambahan untuk memperbaiki pekerjaan yang gagal dianggap merupakan kesalahan atau kelalaian kontraktor, tidak diukur untuk pembayaran.

3.4.3. Dasar Pembayaran

Volume timbunan seperti tersebut diatas dibayar dalam satuan meter kubik yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai kompensasi pekerjaan timbunan, yang meliputi pengadaan, pengangkutan, penghamparan, perataan, dan pemadatan.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Penguku

ran

3.1. Timbunan tanah lempung

dipadatkan M

3

3.2. Timbunan sirtu untuk

lapisan filter dipadatkan M 3

3.3.

Timbunan batu dari quarry untuk lapisan transisi dipadatkan

M3

3.4.

Timbunan Batu / boulder untuk tubuh bendungan dipadatkan

M3

(21)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3.5. Tebas tebang dan Pembersihan Hutan. 3.5.1. Uraian Pekerjaan.

a. Pekerjaan ini meliputi tebas tebang pohon dan pembersihan hutan untuk lokasi bendungan, pembersihan lahan.untuk konstruksi bendungan. Pekerjaan pembersihan dan tebas tebang diperlukan agar dapat melaksanakan pekerjaan fisik dengan baik. Bahan organis harus bebas dari lokasi oleh karena itu pohon-pohon, kayu, semak-semak harus ditebang dan dicabut dan dibersihkan. Bahan tebas tebang dibuang ketempat yang disediakan dan dibakar.

b. Pekerjaan tebas tebang pohon dibagi dalam tiga kategori , yaitu tebas tebang pohon dan pembersihan hutan ringan, sedang dan berat. Pengkategorian ini akan membedakan harga satuan pekerjaan tebas tebang tersebut.

Kriteria ringan, sedang dan berat ditentukan dalam spesifikasi.

3.5.2. Pengukuran.

Pekerjaan tebas tebang dan pembersihan hutan diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luas tebang dan pembersihan seluas keperluan untuk bendungan, base camp dan medan kerja sesuai petunjuk direksi. 3.5.3. Dasar Pembayaran

Luas tebas tebang pohon dan pembersihan seperti tersebut diatas dibayar dalam satuan meter persegi yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ).

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran

4.1. Tebas tebang pohon dan

pembersihan hutan ringan M

2

4.2. Tebas tebang pohon dan

pembersihan hutan sedang M

2

4.3. Tebas tebang pohon dan

pembersihan hutan berat M

(22)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3 - 6

3.6. Cabut Tunggul.

3.6.1. Uraian Pekerjaan.

a. Pekerjaan ini adalah mencabut tunggul-tunggul kayu setelah pekerjaan tebas tebang selesai. Pencabutan tunggul kayu ini harus sampai pada akar-akarnya, kemudian dibuang ketempat yang disediakan dan dibakar atau diberikan kepada yang memerlukan.

b. Pencabutan tunggul dibagi kepada tiga golongan yaitu pencabutan tunggul di hutan ringan, hutan sedang dan hutan berat. Pembedaan ini berpengaruh kepada harga satuan pekerjaan atau harga satuan pokok kegiatan.

3.6.2. Pengukuran.

Pekerjaan cabut tunggul diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luas daerah pencabutan tunggul adalah sama dengan daerah tebas tebang pohon dan pembersihan hutan seperti butir 3.5.

3.6.3. Dasar Pembayaran.

Luas cabut tunggul pohon dibayar dalam satuan luas yaitu meter persegi dan dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ).

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran

5.1. Cabut Tunggul Hutan Ringan M2

5.2. Cabut Tunggul Hutan Sedang M2

5.3. Cabut Tunggul Hutan Berat M2

3.7. Stripping Permukaan 3.7.1. Uraian Pekerjaan.

Stripping permukaan adalah pekerjaan pengupasan permukaan yang akan digunakan untuk lokasi tubuh bendungan, base camp dan lain keperluan sesuai petunjuk Direksi. Tebal pengupasan berkisar antara 15 cm sampai 30 cm, yaitu untuk membuang rumput, humus, kotoran-kotoran maupun tanah lembek yang ada dipermukaan tanah.

(23)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3.7.2. Pengukuran.

Pekerjaan stripping permukaan diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luas daerah pengupasan permukaan adalah biasanya sama dengan luas daerah tebas tebang pohon dan pembersihan hutan seperti tersebut pada butir 3.5.

3.7.3. Dasar Pembayaran

Luas stripping permukaan dibayar dalam satuan luas meter persegi dan dimasukkan dalam daftar kuantitas dan daftar(BoQ) sebagai berikut ini:

No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran 6.1. Stripping Permukaan M2 3.8. Pasangan Rip-Rap 3.8.1. Uraian Pekerjaan

Pasangan batu kosong dipasang pada lereng hulu dan hilir sebagai pelapis atau penguat tubuh bendungan lapisan transisi tidak tergerus oleh ombak atau terbawa keluar pada saat air di waduk turun.

Pasangan batu kosong dipasang juga sebagai penambah stabilitas dari konstruksi bendungan..

3.8.2. Pengukuran

Pasangan batu kosong diukur dalam satuan meter kubik. Volume dihitung berdasarkan luas dan tebal pasangan sesuai yang tertera dalam gambar, dan yang disetujui oleh direksi

3.8.3. Dasar Pembayaran

Volume sesuai yang dihitung seperti tersebut dibayar dengan satuan pekerjaan meter kubik, dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan, galian dan pasangan semua bahan. No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran 8.1. Pasangan Rip-rap M3

(24)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3 - 8

3.9. Gebalan Rumput

3.9.1. Uraian Pekerjaan

Gebalan rumput biasanya dipasang pada lereng hillir tubuh bendungan, atau tempat lainnya sesuai petunjuk Direksi. Fungsinya adalah melindungi permukaan batu lereng dari panas dan hujan terutama hewan yang membuat rongga pada sela-sela batu sehingga tidak mudah terjadi erosi dan longsoran. Karena kalau rumput sudah tumbuh, seluruh permukaan batu atau tanah akan tertutupi oleh rumput.

3.9.2. Pengukuran

Pekerjaan gebalan rumput diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luasnya dihitung dari berdasarkan rumput yang telah tumbuh dan disetujui oleh direksi.

3.9.3. Dasar Pembayaran

Gebalan rumput dibayar dalam satuan meter persegi yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai berikut ini:

No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran

9.1. Gebalan Rumput M2

3.10. Pekerjaan Beton

3.10.1. Uraian Pekerjaan

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan semua struktur beton sesuai dengan spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian dan ukuran yang tampak pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Teknik.

b. Pekerjaan beton pada konstruksi bendungan umumnya digunakan untuk tembok parapet , bangunan alat ukur rembesan penambalan dasar pondasi bendungan (Dental works).

c. Kelas beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian pekerjaan harus sebagaimana dikehendaki dalam gambar atau spesifikasi atau sebagaimana diarahkan oleh direksi teknik. Biasanya untuk konstruksi pada pada butir b tersebut digunakan K175 – K225 .

(25)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3.10.2. Cara Pengukuran

a. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti baja tulangan, selongsong pipa atau lubang sulingan (wheephole).

b. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk cetakan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.

c. Kuantitas bahan untuk landasan bahan drainase porous (lantai dasar) dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti yang diisyaratkan dalam seksi lain dalam spesifikasi.

e. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton struktur haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh direksi pekerjaan sebagai K175 atau lebih tinggi. Untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

3.10.3. Pengukuran untuk pekerjaan beton yang diperbaiki

a. Bilamana pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bilamana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan

b. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

(26)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3 - 10

3.10.4. Dasar Pembayaran

a. Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaiamana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah ini dan tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

b. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk ”water Stop”, lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, dan pengetesan pekerjaan akhir dan perawatan beton dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam seksi ini.

No. Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran 9.1 Beton K225 M3 9.2 Beton K175 M3 3.11. Baja Tulangan 3.11.1. Uraian Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi teknik

3.11.2. Cara Pengukuran

a. Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh direksi pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang atau luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh direksi pekerjaan akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja atau bila direksi pekerjaan memerintahkan atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan kontraktor pada contoh yang dipilih oleh direksi pekerjaan.

(27)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

b. Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau pengikat baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk pembayaran

c. Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau struktur lain dimana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam seksi lain dari spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut seksi ini.

3.11.3. Dasar Pembayaran

Jumlah baja tulangan yang diterima yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas, harus dibayar pada harga penawaran kontrak untuk mata pembayaran yang ditunjukkan dibawah ini dan terdaftar dalam daftar kuantitas dan harga dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerja pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran

10.1. Baja Tulangan U24 Polos Kg

10.2. Baja Tulangan U32 Polos Kg

10.3. Baja Tulangan U32 Ulir Kg

10.4. Baja Tulangan U39 Ulir Kg

10.5. Baja Tulangan U48 Ulir Kg

3.12. Pekerjaan Bekisting 3.12.1. Uraian Pekerjaan

a. Pekerjaan bekisting adalah membuat cetakan sedemikian rupa untuk mendapatkan bentuk atau profil beton atau beton bertulang yang dikehendaki. Campuran beton dituang kedalam cetakan tersebut. Setelah beton mengeras cetakan dilepas, terbentuk beton yang dikehendaki sesuai gambar.

(28)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3 - 12

persegi dan balok-balok pengikat / pengaku, berfungsi menopang papan-papan cetakan dan harus mampu memikul berat beton yang dicor diatasnya.

c. Dewasa ini dipasaran telah terdapat perancah dari besi dengan konstruksi yang spesifik yaitu bisa distel dan dibongkar sesuai keperluan sehingga bisa dipakai berkali-kali.

d. Untuk pekerjaan yang khusus atau spesifik, bekesting dirancang tersendiri.

e. Pada umumnya bekisting untuk yang expose (terbuka) dan yang non expose (tertutup). Non expose biasanya untuk bekisting yang dipergunakan untuk sambungan konstruksi akibat metode pengecoran. Sedangkan tipe expose dipergunakan untuk yang permukaan jadi tanpa ada plesteran atau penyempurnaan lainnya. 3.12.2. Pengukuran

Pekerjaan bekisting diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luasnya ialah seluas papan cetakan yang terpasang.

3.12.3. Dasar Pembayaran

Pekerjaan Bekisting dibayar dalam satuan meter persegi yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BOQ) sebagai kompensasi untuk penyediaan bahan kayu, papan, paku dan pemasangan dan pembongkaran.

Bila menggunakan perancah besi yang telah tersedia dipasaran, dasar pembayaran berupa sewa dengan satuan luas papan cetakan yang terpasang.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran

11.1. Pekerjaan Bekisting expose (F.2) M²

(29)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3.13 .Instrumentasi

3.13.1 Uraian Pekerjaan

Instrumentasi adalah alat untuk monitor perilaku bendungan. Pemasangan instrumentasi pada pelaksanaan konstruksi bendungan harus dilakukan secara hati-hati mengingat perlunya alat tersebut. Pengamatan instrumen tersebut dilakukan sejak mulai dipasang waktu konstruksi, waktu pengisian waduk sampai masa pengoperasian air wasuk dan berakhir setelah dikeluarkannya surat penghapusan fungsi bendungan. Ada bermacam-macam jenis instrumentasi antara lain :

1. Tekanan pada pori.

2. Piezometer pipa tegak 3. Piezometer pneumatik. 4. Piezometer Hydroulik. 5. Piezometer Elektrik. 6. Pergeseran permukaan. 7. Pengukuran rembesan. 8. Pergeseran internal 9. Inclinometer. 10. Seismograf. 3.13.2. Pengukuran

Pada umumnya posisi pada gambar letak alat instrumtasi telah ditentukan pada gambar desain dan diukur berdasarkan unit yang telah terpasang dan berfungsi dengan baik.

3.13.3. Dasar pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan instrumentasi diatas dibayar satuan lump sum yang dimasukan dalam daftar Kuantitas dan Harga (BOQ) sebagai kompensasi untuk penyediaan peralatan, kabel, alat baca, pengeboran, alat baca, galian, tenaga, material serta pemasangan, testing perlindungan dan training.

(30)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan 3 - 14 No. Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran

12.1 Tekanan pada pori Lumpsum

12.2 Piezometer pipa tegak Lumpsum

12.3 Piezometer pneumatik Lumpsum

12.4 Piezometer Hydroulik Lumpsum

12.5 Piezometer Elektrik Lumpsum

12.6 Pergeseran permukaan Lumpsum

12.7 Pengukuran rembesan Lumpsum

12.8 Pergeseran internal Lumpsum

12.9 Inclinometer. Lumpsum

12.10 Seismograf. Lumpsum

3.14. Injeksi Semen

3.14.1. Uraian Pekerjaan

Dalam pekerjaan injeksi semen ini termasuk pekerjaan pengeboran untuk lubang injeksi sesuai petunjuk direksi. Peralatan untuk grouting harus mampu mensuplai mencampur, menggunakan dan memompa material grouting sesuai saran direksi.

Peralatan harus diamati dengan teliti secara terus menerus. Untuk lubang grout yang hilang atau rusak akibat peralatan yang tidak bisa dioperasikan dengan baik atau kurangnya pengisian grout, maka harus dilakukan pengeboran ulang dan menjadi beban kontraktor. Pada dasar bendungan jika terdapat mata air atau batuannya jelek biasanya dipergunakan grouting tirai.

3.14.2. Pengukuran

Lubang bor untuk keperluan grouting diukur berdasarkan kedalaman yang sebenarnya atau sesuai instruksi direksi sedangkan material pipa termasuk perlengkapan hanya dibayarkan yang benar-benar terpasang termasuk material yang tertinggal di batuan.

Pengukuran untuk injeksi semen dengan tekanan tinggi diukur berdasarkan material yang masuk kedalam lubang bor dan lubang pipa yang permanen ditanam sesuai instruksi direksi.

(31)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3.14.3 Dasar Pembayaran.

Pembayaran guna keperluan grouting diukur dalam satuan m’, sedangkan pipa besi dan perlengkapannya dibayar dalam satuan Kg, dan pembayaran untuk injeksi semen tekanan tinggi (pressure grouting) dalam satuan m3material yang masuk kedalam lubang.

No.Mata Pembayaran

Uraian Satuan

Pengukuran

13.1 Pengeboran inti M’

13.2 Prngeboran untuk lubang injeksi M’

13.3 Injeksi semen tekanan tinggi

termasuk material campuran

M3

13.4 Semen P.C. Zak/Kg

13.5 Pasir M3

13.6 Material pipa yang tertanam Kg

3.15. Perkerasan Jalan 3.15.1.Uraian Pekerjaan

Perkerasan jalan dipakai untuk keperluan jalan inspeksi. Konstruksinya tidak seberat konstruksi jalan raya untuk lalu lintas umum.

Perkerasan jalan terdiri dari :

- Lapis Pondasi Bawah (Agregrat Klas B) - Lapis Pondasi (Agregrat Klas A)

- Lapis Permukaan (Aspal penetrasi, Aspal beton)

a. Agregrat B terdiri dari bahan pasir-batu (sirtu) dengan gradasi sesuai spesifikasi dan CBR + 40%, tebal sesuai gambar dan spesifikasi. b. Agregrat A terdiri dari bahan pasir, batu pecah dengan gradasi sesuai

spesifikasi dan CBR + 80%, tebal sesuai gambar dan spesifikasi. c. Aspal penetrasi terdiri dari batu pecah ukuran 2/3 dan 3/5 yang digilas

(32)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

3 - 16

d. Aspal beton terdiri dari campuran pasir, batu pecah (dengan gradasi sesuai spesifikasi) dan aspal dicampur dalam keadaan panas, diampar juga dalam keadaan panas, kemudian digilas. Tebal 4 ~ 5 cm

e. Antara lapis pondasi dan lapis permukaan dipasang aspal resap pengikat + 1,5 kg/cm², atau sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi.

3.15.2.Pengukuran

a. Sebelum perkerasan lapis pondasi diampar terlebih dahulu badan jalan disiapkan berupa pengrataan permukaan dan dipadatkan. Satuan pengukuran untuk pembayaran adalah meter persegi.

b. Lapis pondasi bawah dan lapis pondasi satuan pengukuran adalah meter kubik.

c. Lapis permukaan berupa aspal penetrasi atau aspal beton (Hotmix) satuan pengukuran adalah meter persegi.

d. Lapis resap mengikat aspal satuan pengukuran untuk pembayaran adalah dalam kg.

3.15.3.Dasar Pembayaran

Volume pekerjaan untuk perkerasan jalan sesuai tersebut diatas dibayar dalam satuan meter persegi, meter kubik dan kg seperti dalam daftar dibawah ini dan masuk dalam daftar kuantitas dan harga (BOQ).

Sebagai kompensasi penuh untuk mengerjakan persiapan badan jalan, pemasangan lapis pondasi, lapis permukaan dengan ketebalan masing-masing lapisan dalam gambar yaitu tebal padat.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran

14.1. Penyiapan Lapis Permukaan M2

14.2. Lapis pondasi bawah (agregrat B) M3

14.3. Lapis pondasi bawah (agregrat A) M3

14.4. Lapis Permukaan M2

(33)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

BAB 4

LEMBAR PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN

(Quantity Sheet)

4.1. Umum

.

Untuk perhitungan pengukuran dan pembayaran pekerjaan diperlukan formulir yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Formulir harus dibuat sedemikian hingga mudah digunakan, cukup informatif, praktis, dibuat secara computerized.

4.2. Quantity Sheet

Administrasi proyek yang terkait pada tahap pelaksanaan proyek meliputi quantity sheet, yaitu merupakan form-form, formulir-formulir yang anatara lain data digunakan untuk :

- Data pendukung kuantitas

- Data pendukung berita acara pembayaran (MC = Monthly Certificate) - Data pendukung pekerjaan tambah kurang

- Perhitungan volume pekerjaan

- Opname pekerjaan

Quantity Sheet tersebut antara lain dan tidak terbatas pada : 1. QS : Rekapitulasi (Summary Sheet)

2. QS : Umum 3. QS : Mobilisasi 4. QS : Galian 5. QS : Timbunan

6. QS : Tebas tebang, Cabut tunggul, stripping 7. QS : Pasangan Batu Kosong

8 QS : Gebalan Rumput 9. QS : Pekerjaan Beton 10. QS : Baja Tulangan 11. QS : Bekisting 12. QS : Instrumentasi

13. QS : Pengeboran dan injeksi semen 14. QS : Perkerasan Jalan

(34)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

4-2

4.3. Kelengkapan Lembar Kuantitas

1. QS.1. Rekapitulasi (Summary Sheet).

- Form berisi : jenis pekerjaan, satuan, kontrak (volume, bobot), volume periode lalu, volume periode ini, volume s/d periode ini, bobot s/d eriode ini, sisa volume.

- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staf pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang ditunjuk.

2. QS.2. Umum

- Form berisi : jenis pekerjaan, uraian pekerjaan, lokasi pekerjaan, gambar sketch, volume pekerjaan.

- Form / formulir ini dapat digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan. Namun jika jenis pekerjaan tertentu sudah ada form quantity sheetnya tersendiri, maka gunakan quantity sheet form untuk jenis pekerjaan yang sesuai.

- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang ditunjuk.

3. QS.3. Mobilisasi

- Form berisi : Tenaga, Peralatan, alat-alat laboratorium, bangunan direksi, kontraktor / konsultan, gudang, bengkel yang telah dimobilisasi dan dibangun.

- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang ditunjuk.

4. QS.4. Galian

- Form berisi : penampang galian jarak-jarak antara penampang, ukuran penampang, luas segmen, total luas penampang, luas rata-rata antara 2 penampang, volume galian.

- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang ditunjuk.

(35)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

5. QS.5. Timbunan

- Form berisi : penampang timbunan, jarak antara penampang, ukuran penampang, luas segmen, total luas penampang, luas rata-rata antara 2 penampang, volume.

- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang ditunjuk.

6. QS.6. Tebas tebang, Cabut tunggul

- Form berisi : Penampang tiap patok, jarak antara patok-patok, ukuran, lebar tebasan, lebar rata-rata antara 2 penampang, luas tebasan / cabut tunggul.

- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang ditunjuk.

7. QS.7. Gebalan Rumput

- Form Berisi : penampang galian / timbunan, ukuran sisi-sisi yang dipasang gebalan rumput, panjang rata-rata, luas gebalan rumput. - Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh

staff pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang ditunjuk.

8. QS.8. Pasangan Batu Kosong

- Form berisi penampang pasangan, ukuran penampang jarak antara penampang luas segmen penampang total, total luas penampang volume.

- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa oleh staf Pengawas Teknik atau yang ditunjuk, disetujui oleh staf Pemimpin proyek yang ditunjuk

9. QS.9. Pekerjaan Beton

- Form berisi penampang pasangan, ukuran penampang jarak antara penampang luas segmen penampang total, total luas penampang volume.

(36)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

4-4

- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa oleh staf Pengawas Teknik atau yang ditunjuk, disetujui oleh staf Pemimpin proyek yang ditunjuk.

10. QS.10 Baja Tulangan

- Form berisi daftar besi yang akan dipasang, diameter , panjang, jenis besi yang dipakai serta lokasi penempatan, jumlah panjang besi yang diameternya sama, berat besi per m, panjang dan total pemakaian besi.

- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa oleh staf Pengawas Teknik atau yang ditunjuk, disetujui oleh staf Pemimpin proyek yang ditunjuk.

11. QS.11 Bekesting

- Form berisi penampang bangunan yang akan di cor ukuran, sambungan sementara akibat metode : tinggi dan tebal bangunan, sket rencana perancah, material yang digunakan, rencana penggunaan .

- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa oleh staf Pengawas Teknik atau yang ditunjuk, disetujui oleh staf Pemimpin proyek yang ditunjuk

12. QS.10 Instrumentasi

- Form berisi jenis instrumentasi yang dipasang dilokasi penempatan instrumentasi yang dituangkan dalam potongan tubuh bendungan serta denah dari bendungan.

- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh staf pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staf pemimpin proyek yang ditunjuk

13.QS.13 Pengeboran dan Injeksi semen.

- Form berisi penampang dari dasar / pondasi bendungan dan perkiraaan kedalaman dari masing-masing lubang bor serta denah dari bendungan yang menunjukan baris posisi lubang bor.

- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa oleh staf pengawas teknis yang ditunjuk dan disetujui oleh staf Pemimpin Proyek yang ditunjuk.

(37)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

14. QS.14. Perkerasan Jalan

- Form berisi : penampang jalan, tebal dan lebar masing-masing lapisan perkerasan, luas dan volume pekerjaan jalan.

- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang ditunjuk

- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa oleh staf pengawas teknis yang ditunjuk dan disetujui oleh staf Pemimpin Proyek yang ditunjuk.

Form QS untuk pekerjaan konstruksi bendungan antara lain sebagai berikut :

No. Uraian Kode Form

1. QS : Rekapitulasi (Summary) QS-1

2. QS : Umum QS-2

3. QS: : Mobilisasi QS-3

4. QS : Galian QS-4

5. QS : Timbunan QS-5

6. QS : Tebas, tebang, Cabut tunggul QS-6

7. QS : Gebalan Rumput QS-7

8. QS : Pasangan Batu kosong QS-8

9. QS : Pekerjaan Beton QS-9

10. QS : Baja tulangan QS-10

11. QS : Bekesting QS-11

12. QS :Instrumentasi QS-12

13. QS : Pengeboran dan Injeksi semen QS-13

14. QS : Perkerasan jalan QS-14

(38)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

4-6

4.4. Tahap Sertifikasi Pembayaran.

Administrasi proyek yang terkait pada tahap sertifikasi pembayaran meliputi ; - Monthly Certificate / termijn

- Data pendukung quantity - Data pendukung quality control - Berita acara termijn

Lembar perhitungan volume pekerjaan (quantity sheet) dapat menjadi data pendukung quantity untuk monthly certificate / termijn.

4.4.1. Sertifikat Bulanan

1. Penyiapan dan Penyerahan

- Rancangan sertifikat bulanan (Monthly Certificate = MC) dipersiapkan oleh Kontraktor, diteliti oleh Konsultan dan Direksi Teknik, disyahkan oleh Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek.

- Setiap rancangan MC harus diberi tanggal menurut tanggal hari terakhir dari bulan kalender

- Jumlah permintaan pembayaran harus didasarkan atas jumlah tingkat penyelesaian sampai dan termasuk hari ke-25 pada periode bulan bersangkutan.

- Rancangan MC harus dikirim kepada Direksi Teknik / Konsultan paling lambat pada hari terakhir setiap bulan kalender.

2. Isi

a. Rancangan MC memuat ringkasan dari seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan menurut setiap bab / bagian dari sertifikasi terhitung sejak dimulainya pelaksanaan dari kontrak. Juga memperlihatkan persentase tingkat penyelesaian dari setiap bab / bagian.

b. Nilai pekerjaan dari setiap bab / bagian yang telah diselesaikan, harus didukung dengan lampiran dokumentasi yang memperlihatkan bagaimana menghitung nilai tersebut.

c. Lembaran ringkasan terpisah yang dilampirkan pada rancangan MC harus jelas memperlihatkan status dari :

- Uang muka dan cicilan uang muka - Uang yang ditahan

- Variasi-variasi yang diminta

(39)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

- Klaim-klaim (kalau ada)

3. Data pendukung lainnya

Kontraktor harus memelihara dengan baik seluruh lembaran yang telah mendapat persetujuan termasuk data pendukung lainnya dan catatan data itu harus tersedia setiap waktu.

4. Penanda tanganan berita acara

a. Direksi Teknik dan atau wakilnya harus memeriksa detail dan perhitungan setiap rancangan MC dan dalam waktu 7 hari dari tanggal penyerahan MC, pemeriksaan harus selesai dan Kontraktor harus diberi tahu akan persetujuannya atau penolakannya.

b. Tidak memandang apakah diadakan koreksi atau tidak terhadap rancangan MC, seperti yang ditetapkan oleh Direksi Teknik selama penelitiannya, setiap rancangan MC harus benar-benar selesai, ditanda tangani oleh semua pihak, dan sudah harus siap untuk disampaikan kepada Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek paling lambat hari ke 10 bulan berikutnya.

c. Apabila menurut Direksi Teknik dianggap perlu untuk mengadakan koreksi, maka dapat melaksanakan salah satu dari tindakan berikut : - Mengembalikan rancangan MC tersebut kepada Kontraktor, dibuat

penyesuaian dan diajukan kembali oleh Kontraktor, atau

- Membuat usulan perubahan untuk memperbaiki rancangan MC dan segera menyampaikannya kepada Kontraktor secara tertuis dengan menguraikan secara terperinci dasar / alasan usulan perubahan tersebut.

d. Dalam hal dimana persetujuan atas kuantitas khusus yang diusulkan akan dimasukkan kedalam MC oleh Kontraktor atau belum tercapai persetujuan mengenai cara pengukuran sebelum hari penutupan penyerahan berita acara ke Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek, maka bagian kegiatan tersebut tidak boleh dimasukkan dalam berita acara rancangan MC, tetapi dapat dimasukkan lagi kemudian kedalam berita acara setelah dicapai persetujuan. Persetujuan tersebut harus didasarkan atas hasil pengukuran ulang yang dilakukan bersama atau melalui suatu pembuktian yang diajukan oleh Kontraktor dan dapat diterima oleh Direksi Teknik.

(40)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

4-8

4.5 Termijn

Prosedur termijn pada prinsipnya seperti pada sertifikat bulanan, hanya pembayaran dilakukan berdasar prestasi pekerjaan dengan nilai prosen prestasi sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak pemborongan.

(41)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Ancar-Ancar Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Pembangunan Pengairan, Tahun Ajaran 1999 / 2000, Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, Edisi September 1998.

2. Pedoman Penyusunan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Untuk Jaringan Irigasi Tertier Secara Manual. Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah.

3. Lampiran Dokumen kontrak volume III, spesifikasi teknik untuk Pembangunan Bendungan Wadaslintang Kebumen Jawa Tengah, 1982.

4. Serie / Judul : QSR 0 / Pengukuran Kuantitas, Pelatihan Juru Ukur Kuantitas (Quantity Surveying Technician ), Proyek Pengembangan Dan Pembinaan Konstruksi, Pusat Pelatihan Jasa Komstruksi (Pusatjakons), Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Departemen Pemukiman Dan Prasarana.

(42)

Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengukuran dan Perhitungan hasil Pekerjaan

. RANGKUMAN

Walaupun pelaksanaan perhitungan dilaksanakan oleh Quantity Surveyor namun pada akhinya tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana Bendungan, Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan adanya Pelaksana Bendungan yang berkualitas dan memiliki pengetahuan tata cara mengukur dan menghitung hasil pekerjaan.

Dalam modul pelatihan Pengukuran dan Perhitungan hasil Pekerjaan ini kami mencoba untuk menuangkan hal-hal yang perlu diketahui oleh pelaksana bendungan hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka penerapan dan melaksanakan tugasnya.

Sebagai rangkuman dari materi pelatihan modul ini, meliputi atara lain : BAB I PENDAHULAN.

Umum, maksud dan tujuan tentang perlunya seorang Pelaksana Bendungan mengetahaui cara mengukur dan menghitung hasil pekerjaan, serta ruang lingkup pekerjaan pelaksanaan Bendungan.

BAB 2. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN.

Menjelaskan maksud dan tujuan, serta perlunya dilakukan Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan, serta teknik dan metode pengendalian

BAB 3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN

Menjelaskan item pekerjaan dan ruang lingkupnya pada kegiatan pelaksanaan konstruksi Bendungan dan tata cara pengukuran serta menjelaskan dasar pembayaran yang meliputi kegiatan antara lain Mobilisasi, Pekerjaan Galian, pekerjaan timbunan, pekerjaan tebas tebang dan pembersihan hutan, cabut tunggul, stripping permukaan, gebalan rumput, pasangan rip rap, pekerjaan beton, Baja Tulangan, pekerjaan bekisting, i nstrumentasi, injeksi semen, serta perkerasan jalan.

BAB 4 LEMBAR PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN.

Menjelaskan tentang perlunya disiapkan lembar perhitungan volume pekerjaan, hal yang harus disiapkan untuk keperluan dan terkait tahap sertifikasi pembayaran, termijn.

(43)

Gambar

Gambar 2.1. Menunjukkan Diagram Pengendalian Volume

Referensi

Dokumen terkait

– Kreativitas mempunya akar kata to create yang berarti menciptakan sesuatu, sedangkan inovasi mempunyai akar kata to innovate, yang berarti membuat cara baru untuk sesuatu yang

Peningkatan aktifitas fungsional dengan Oswestry Disabilty Quistioner Dari hasil evaluasi kemampuan fungsional dengan Oswestry Disabilty Quistionere hasil yang didapatkan

Struktur yang berdiri sendiri : struktur berdiri sendiri dapat ditopang pada keempat titik utama, atau bisa juga hanya dengan dua titik utama dengan menggunakan sistem

Etika bisnis dalam Kode Etik Perseroan adalah nilai dan norma yang menjadi acuan bagi seluruh jajaran manajemen dan karyawan untuk berperilaku dengan etika bisnis sesuai

HSA relatif lebih kecil, dan hanya mencapai ± 2% dari 20 ppm ion logam yang terdapat dalam larutan, dan dengan meningkatnya waktu perendaman hingga 60 menit nilai adsorpsi

15 Saya mampu mengumpulkan informasi baik melalui online maupun offline yang berkaitan dengan pilihan karir/ studi lanjut atau jurusan diperkuliahan

Apabila salah satu Pihak berkeinginan untuk mengungkapkan data kekayaan dan/atau informasi yang dihasilkan dari aktivitas kerja sama di bawah Pengaturan ini kepada

Diantara kegagalan- kegagalan dalam pengujian, penyebab kegagalan tersebut antara lain karena 3 hal, yaitu: (1) struktur kalimat tidak sesuai dengan kaidah