• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KARET SARIAK ALAHAN TIGO JORONG TALAOK KECAMATAN HILIRAN GUMANTI ( ) JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KARET SARIAK ALAHAN TIGO JORONG TALAOK KECAMATAN HILIRAN GUMANTI ( ) JURNAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KARET SARIAK ALAHAN TIGO JORONG TALAOK KECAMATAN HILIRAN GUMANTI

(1990-2012)

JURNAL

ELMA ELIZA 10020065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI PADANG SUMATERA BARAT

PADANG 2015

(2)
(3)

PENDAHULUAN

Sariak Alahan Tigo merupakan salah satu wilayah ketinggian dari permukaan laut 650-1450 M yang memiliki lahan untuk pertanian dan bisa merupakan salah satu yang potensial untuk dikembangkan dengan berbagai jenis tanaman yang dikelola oleh petani. Dilihat dari mata pencahariannya, penduduk Sariak Alahan Tigo pada umumnya bermata pencaharian petani, kegiatan pertanian yang banyak ditekuni adalah bertani sawah dan tanaman seperti karet, kakao, kulit manis dan lain-lain.

Tanaman karet di Jorong Talaok Sariak Alahan Tigo Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok pada tahun 2012 dijadikan sebagai bertani utama, tanaman karet merupakan pencaharian utama bagi petani, dari hasil tanaman karet petani tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, mendirikan rumah, dan pendidikan. Nagari Sariak Alahan Tigo memiliki delapan jorong, Jorong Sariak Ateh, Jorong Sarik Bawah, Jorong Sungai Pangalek, Jorong Pintikayu, Jorong Taratak Teleng, Jorong Sungai Anggai, Jorong Talaok, jorong Rurah Gadang. Delapan jorong ini memiliki iklim yang sama dan memiliki tanah Litosol dan PMK, dengan demikian kenapa daerah Jorong Talaok yang berhasil membudidayakan tanaman karet.

Pertama kali yang memperkenalkan karet ini ke Hiliran Humanti Sariak Alahan Tigo adalah Maridi (Moncak Mandaro),1980. Karet juga ada dua bagian yaitu karet gulasi dan kampung, karet gulasi berasal dari dinas pertanian dan hasil cangkokan, karet kampung karet yang langsung diambil dari perkebunan yang tumbuh secara liar. Karet gulasi ini sudah bisa dipanen dalam kurun waktu enam (6) tahun jika perawatannya cukup baik oleh masyarakat. Sedangkan karet kampung bisa dipanen dalam kurun waktu delapan (8) tahun jika perawatan baik.

Selama kurun waktu 1990-2012 merupakan masa perubahan taraf kehidupan masyarakat petani karet Nagari Sariak Alahan Tigo Kecamatan Hiliran Gumanti mulai menekuni usaha ini tahun 1990. Petani yang dibahas dalam hal ini adalah petani yakni petani karet Nagari Sariak Alahan Tigo Kecamatan Hiliran Gumanti. Tanaman karet Jorong Talaok, Kecamatan Hiliran Gumanti dijadikan sebagai perkebunan utama, yang dimaksud sebagai perkebunan utama kerena perkebunan karet mempunyai nilai jual yang tingi dibandingkan dengan tanaman lainnya, disamping itu hasil dari karet juga sangat menjanjikan bagi kesejahteraan daerah Jorong Talaok, misalnya

untuk pendidikan, pembangunan, kesehatan, membeli barang-barang mewah seperti emas, motor, mobil dan lain-lain. Sejak saat itu kehidupan petani karet Jorong Talaok Kecamatan Hiliran Gumanti berubah kearah yang lebih baik.

Budidaya pertanian merupakan salah satu ciri-ciri dari kehidupan modern, yang hadir ke Indonesia sebagai salah satu akibat dari kolonialisme, kapitalisme dan moderenisme. Dinegara yang sedang berkembang umumnya memperkenalkan melalui sistem perekonomian. Sistem perekonomian yang telah memperkenalkan pembaharuan dalam perekonomian pertanian sehingga membawa dampak perubahan penting terhadap kehidupan masyarakat.

Menurut Erik. R. Wolf, petani adalah masyarakat pedesaan yang usahanya dilakukan untuk mengelola suatu rumah tangga bukan perusahaan bisnis. Menurut Erik. R. Wolf, petani adalah penduduk yang secara eksistensial terlibat dalam cocok tanam dan membuat keputusan yang otonom tentang proses cocok tanam. Sejarah sosial ekonomi mempunyai hubungan yang erat dengan sejarah sosial maupun ekonomi, sehingga arah penelitian disebut juga sejarah sosial ekonomi.

Menurut Bintarto perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat itu digolongkan atas perubahan yang lambat atau cepat tetapi harus maju, perubahan kearah kemajuan, tetapi suatu saat terjadi kemunduran yang tidak terduga, perubahan yang kadang-kadang maju atau mundur. Menurut Selo Soemardjan perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial termasuk didalam nila-nilai, sikap, dan pola perilaku antara kelompok-kelompok didalam masyarakat dengan kondisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpuanan pokok manusia yang kemudian mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.

Menurut Harper W. Botd, JR. dalam bukunya yang berjudul manajemen pemasaran suatu pendekatan strategis dengan orientasi global. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatka apa yang mereka butuhkan dan ingin melalui pertukaran dengan pihak lain untuk menggembangkan hubungan pertukaran. Dari segi ekonomi pertanian, berhasi atau tidaknya tingkat harga yang diterima oleh petani untuk hasil produksi, merupakan fakta yang paling mempengaruhi perilaku dan kehidupan petani.

(4)

Sariak Alahan Tigo Nagari dengan luas 10.200 Ha dan memiliki wilayah kemiringan, ketinggian dan morfologi dataran, wilayah pegunungan dataran tinggi dan dataran rendah. Secara keseluruhan penggunaan lahan dari kondisi topografi akan mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan ketersediaan lahan. Penggunaan lahan didominasi areal pertanian (sawah ladang), perumahan sarana-prasarana, perkebunan, hutan dan bentuk lainya. Wilayah Sariak Alahan Tigo jika dilihat ketiggian rata-rata daerahnya berada pada ketinggian 650 M s/d 1450 M diatas permukaan laut berikut tabel ketinggian Nagari Sariak Alahan Tigo dari permukaan laut. Tabel : Ketinggian Nagari Sariak Alahan Tigo Dari Permukaan Laut

No Ketinggian Jorong 1 650 – 900 m dpl Lurah Gadang, Sarik Bawah, Talaok, Sariak Ateh, Sungai Pangalek 2 900 – 1450 m dpl Si Anggai-Anggai, Pinti Kayu, Teratak Teleng

Berdasarkan tabel diatas bahwa ketiggian dari permukaan laut sagatlah tiggi, yang paling tinggi adalah di Jorong Si Anggai-anggai, Pintikayu, Taratak Teleng 900-1450 °C sedangkan Lurah Gadang, Sarik bawah, Sarik Ateh, Talaok, sugai pagalek itu ketinggian dari permukaan laut 650-900 °C. Dengan suhu rata-rata 15°C-24°C dan kelembaban udara sekitar 81,6 % - 90,6 % sedangkan curah hujan cukup tiggi pertahun 4500 mm / tahun tanpa bulan kering, kondisi iklim tersebut tidak terpengaruh terhadap aktifitas penduduk.

Batas-batas wilayahnya ada sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan

Kecamatan Payung Sekaki 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan

Pantai Cermin

3. Sebelah Timur berbatasn dengan Nagari Sungai Abu

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Talang Babungo

Berdasarkan keadaan topografi Nagari Sariak Alahan Tigo merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit-bukit dikelilingi gunung dan hutan. Sariak Alahan Tigo terletak didataran tinggi, jarak ke Ibu Kota Propinsi 100 Km. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990, dapat diketahui bahwa penduduk Sariak Alahan Tigo jumlah 5719 jiwa, menurut data

sensus tahun 1980, jumlah penduduk 3917 jiwa. berdasarkan laju pertumbuhan penduduk dilihat dari tahun 1980 dan 1990 penduduknya meningkat. Hal itu disebabkan telah banyaknya masyarakat yang tinggal di Kecamatan Hiliran Gumanti Sariak Alahan Tigo.

Sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tinjauan berbangsa dan bernegara adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan pasal 31 ayat I UUD 1945 meyatakan bahwa setiap warganegara berhak mendapatkan pendidikan, maka sudah menjadi tanggung jawab pemerintah sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekolah, tenaga megajar, kualitas dan biaya murah pendidikan dari sekolah dasar sampai jejang pendidikan tiggi. Perhatian masyarakat terhadap dunia pendidikan sebelum adanya tanaman karet di Kecamatan Hiliran Gumanti Sariak Alahan Tigo dapat dikatakan sangat rendah.

Pada tahun 2009 Nagari Sarik Alahan Tigo mulai maju dan pulih terutama dibidang kesehatan, karena sudah ada bidan-bidan Nagari yang dikirim untuk membantu pelayanan kesehatan dipelosok-pelosok Nagari terutama di Nagari Sarik Alahan Tigo. Kondisi kesehatan ini bisa dilihat dari sarana dan prasarana penunjang kesehatan yang dimilikinya. Dalam pemeliharaan tingkat kesehatan Nagari ini memiliki 6 unit puskesmas pembantu (pustu). sementara jumlah tenaga medis di Nagari tersebut sebagai berikut:

1. Dokter : Tidak ada 2. bidan : 3 orang

Peningkatan pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah kabupaten solok dalam mewujudkan keberhasilan pembagunan disegala aspek. hal ini dapat dilihat dari fasilitas kesehatan yang tersedia pada tahun 2012 di Kecamatan Hiliran Gumanti jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia terbilang cukup memadai.

Keadaan ekonomi yang dimiliki Nagari Sariak Alahan Tigo terutama dalam sektor pertanian. Sektor ini sangat menunjang dalam perekonomian masyarakatnya. perkebunan yang dilakukan oleh petani yang paling besar adalah perkebunan karet rakyat disamping itu

perkebunan kulit manis dan kopi.

Tanaman bahan makanan seperti padi, kacang-kacangan dan sayuran juga ada. tanaman bahan makanan khususya padi bagi masyarakat didaerah itu hanya bersifat

subsitensi. Begitu juga dengan tanaman lainnya untuk keperluan rumah tangga tanpa diperjual belikan hasil hutan terutama jenis kayu-kayuan terutama untuk bahan begunan. Potensi dalam

(5)

sektor pertenakan adalah berupa binatang seperti sapi, kambing, ayam, itik, dan sebagainya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode sejarah.

Langkah pertama adalah Heuristik merupakan tahap pengumpulan data. Pengumpulan data dan sumber yang akan dilakukan adalah melalui studi kepustakaan dan wawancara. Langkah kedua adalah Kritik Sumber dimana data yang sudah dikumpulkan, kemudian diseleksi sehingga diketahui apakah data tersebut dapat digunakan atau tidak. Kritik sumber menempuh dua cara yaitu, kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal adalah kritikan yang berkaitan dengan isi sumber, tujuannya menguji (rehabilitas) isi sumber dengan cara memahami struktur logika bersih dan dokumen atau sumber. Kritik eksternal adalah pengujian intensitas (keaslian) informasi atau kritik terhadap bagian luar sumber tujuannya adalah melihat keaslian sumber atau data yang berkaitan dengan sumber penelitian.

Dalam memilah data dari informasi tersebut dianalisis berdasarkan konsep-konsep dan teori-teori yang ditemukan sebelumnya. Setelah melalui tahap analisis dilanjutkan dengan sintesis yaitu serangkai atau menghubungkan data dari informasi yang melibatkan interpretasi guna merekontruksi peristiwa-peristiwa yang di alami oleh petani karet.

Sedangkan langkah keempat adalah Historiografi merupakan penyajian hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang mengandung pengertian dan mempunyai makna, maka diharapkan menghasilkan suatu karya sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah berupa skripsi.

HASIL PENELITIAN

Dilihat dari hasil penelitian daerah Sumatra Barat yang banyak membudidayakan tanaman karet disekitar pinggiran Utara dan Selatan. Sumatara Barat seperti Lubuak Sikaping, Sijunjung dan lainya. Khusus untuk kawasan Sariak Alahan Tigo khususnya Jorong Talaok bibit karet berasal dari daerah Sijunjung yang dibawa oleh perantau yang bernama maridi umur 75 tahun (moncak mandaro) pada tahun 1980.

Pada tahun 1980 Maridi mencoba membudidayakan tanaman karet di jorong talaok haya beberapa batang maridi mencoba

menanam karet ini dilahannya yang sudah ditanami dengan kulit manis lalu maridi meyisipkan karet yang dibawanya dikebun kulit manis. Pembibitan, bagi petani karet yang tinggal di Jorong Talaok 1990 berupa bibit karet yang diberikan oleh pemerintah kepada petani karet berdasarkan luas lahan yang dimilikinya.

Persiapan lahan dilakukan dengan dua cara yakni dengan membuka lahan baru atau merambah hutan dan penanaman karet pada lahan yang sebelumnya telah ditanami kulit manis dan kopi. Proses selanjutnya adalah pengalian lobang untuk penanaman bibit karet tersebut. Mengenai lobang tersebut biasanya berukuran dengan 50 X 50 cm danagan kedalaman 50 cm. Sedangkan jarak antara satu lobang dengan lobang berikutnya antara 2 – 2,5 M, dalam pengalian lobang ini petani melakukan sendiri bersama anggota keluarganya dan memperkerjakan orarng lain dengan membayar upah (wawancara dengan Nur Islam 16 juli 2014).

Proses yang terahir adalah penyadapan, penyedapan karet merupakan karet yang utama dalam memproduksi lateks. Karena mutu lateks dan ketahanan tanaman karet dalam berproduksi ditentukan oleh pola dan cara penyadapannya. Bagi petani karet penyedapan karet pada biasanya dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Cara penyedapan lateks dimulai dari kiri atas menuju kanan bawah. Ini dilakukan untuk dapat memotong sebanyak mungkin pembuluh lateks yang jalannya tidak lurus kebawah, tetapi agak miring dari kanan atas kekiri bawah.

Alat yang digunakan oleh petani untuk penyedapan karet ini adalah:

1. Pisau Sedapan

Pisau sadapan terbuat dari besi, biasanya setiap keluarga memiliki pisau sadapan itu karena setiap keluarga memiliki lahan karet maka mau tak mau harus memiliki pisau sadapan karet tersebut. Ukurannya sekitar 25

centimeter dan ketajaman dapat menuris batang karet sebayak 100 batang sehari. 2. Batu Asahan

Bagi petani karet didaerah Talaok menggunakan batu asahan yang berasal dari batu yang ada disekitar daerah tersebut dan ada juga yang membelinya. 3. Mangkuk

Mangkuk tersebut untuk

menampung getah, didaerah ini mangkuk ini berupa tempurung kelapa dan ada juga kaleng-kaleng bekas.

(6)

Fungsi ember ini adalah sebagai tempat mengumpulkan karet sewaktu mengambil karet yang ada didalam mangkuk. Setelah karet dimasukkan dikumpulkan dalam ember tersebut dan kemidian dimasukkan kedalam lobang, lobang tersebut berfungsi untuk mencetak getah dari keseluruhan. petani pada umumnya menggali lobang yang berukuran 1 x 1 meter dengan kedalaman setegah meter ada juga yang membergunakan ember yang besar dan sebagainya.

Luas areal kebun karet yang ada di Kecamatan Hiliran Gumanti Jorok Talaok bertambah dari tahun ketahun. Berdasarkan data yang ada selama 12 tahun rata-rata pertambahan areal perkebunan karet pertahun di Kecamatan Hiliran Gumanti 7 – 3 Hektar. Terhitung luas areal karet dari tahun 1990-2001 sekitar 171 Ha dan tahun 2002-2012 mencapai 631 Ha. Dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 5 : Luas kebun karet dari tahun 1990-2012 di Jorong Talaok No Tahun Jumlah petani Luas areal kebun karet (ha) Produksi (ton) 1 1990-1995 119 68 ha 9,25 2 1996-2000 200 85 ha 14.00 3 2001-2005 279 202 ha 55.00 4 2006-2012 865 631 ha 103.00 Jumlah

Produksi karet memang mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak tahun 1990, apalagi semenjak dijadikan mata pencaharian utama bagi masyarakat jorong talaok maka semakin tinggi harga karet maka semakin meningkatnya ekonomi masayarakat untuk memperluas areal perkebunan karet yang akan diproduksi sehingga tidak mengherankan pemerintah menurunkan bantuan untuk pembetukan jalan supaya mempermudah tranportasi karet. hal ini menjadikan daerah jorong talaok sebagai salah satu sentral penghasil karet di Kecamatan Hiliran Gumanti.

dari hasil registrasi tahun 1990-2012, jumlah petani karet di Jorong Talaok mencapai sebayak 865. Sedangkan kalau dilihat dari jumlah KK masyarakat di Jorong Talaok sampai tahun 2012 itu sebayak 253 KK. dari kondisi

topografi yang ada di Jorong Talaok mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan ketersediaan lahan. penggunaan lahan di Jorong talaok didominasi areal pertanian (sawah ladang) perumahan sarana-prasarana, perkebunan, hutan dan bentuk lainya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Masyarakat Jorong Talaok pada umumnya petani karet, namun kebun karet ini sebelum tahun 1990 dijadikan kerja sampingan karena hasilnya sangat rendah dan tidak mencukupi karena pada zaman itu masyarakat banyak yang membudidayakan tanaman kopi, cengkeh dan lain-lain. Pada awal 1990, salah seoarang masyarakat Nagari Jorong Talaok yaitu Maridi mulai menanam karet yang dibawa dari Kecamatan Dhamasraya pada saat itu hanya bibit kampung yaitu karet yang tumbuh secara liar. Kondisi sosial ekonomi yang membaik diikuti dengan semakin banyaknya anak-anak yang melanjutkan sekolah perguruan tinggi disamping itu juga bisa memenuhi kebutuhan pokok.

Sebaiknya petani karet di Nagari Sariak alahan Tigo bisa menabung di saat harga karet tinggi karena harga karet kadang rendah dan kadang tinggi. Disamping itu petani karet lebih meningkatkan lagi dengan masyarakat lain karena berinteraksi dengan masyarakat luar itu penting dalam kedupan mayarakat supaya lebih meningkatnya lagi sosial ekonomi Nagari Sariak Alahan Tigo. Diharapkan juga petani karet untuk menambah lahan karet, sehingga lebih meningkatkan lagi pendapatan serta sebagai cadangan pendapatan untuk masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Sartono Kartodirdjo. Pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah

Jakarta PT Gramedia pustaka utama 1992.

Eric. R. Wolf. 1983. Petani Suatu Tinjauan Antropologis, Jakarta Rajawali Press. Loius Gottcshalk. 1985. Mengerti Sejarah.

Jakarta: Universitas Indonesia Pers Harper W. Boy, JR. Manajemen Pemasaran

Suatu Pendekatan Strategi dengan

Oriantasi Global, (Jakarta: Erlangga 2000)

Mubyarto. Pegantar ekonomi pertanian. (Jakarta: LP3ES 1981)

(7)

R. Bintarto. 1983. Interaksi Desa Kota dan permasalahan,Jakarta: Ghalia Indonesia. Sarjono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mestika Zed Dan Amri Emizal. 1994. Sejarah

Sosial Dan Ekonomi. Padang:

Laboratorium Jurusan Pendidikan IKIP Padang.

Mestika Zed. 1999. Metodologi sejarah, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.

Nanang Martono. Sosiologi perubahan sosial: perspektif klasik, modern, postmodern, dan poskolonial. Rajawali Perst, 2011. B. SKRIPSI

Ade Putra, Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Kentang Di Kecamatan Jangkat Provinsi Jambi (1999-2010)

Thari Agnesi, kehidupan sosial ekonomi petani jagung di Kenagarian Kampung Tagah

Batu Hampar Kecamatan Lubuak

Basung Kabupaten Agam 1996-2012 Osfia Roza “Kehidupan Sosial Ekonomi Petani

Di Kanagarian Tarung-Tarung

Kecamatan Rao Mapat Tunggul

Kabupaten Pasaman (1980-2000)” Gustina “Petani Karet Di Desa Kampung Parik

Silayang Kecamatan Rao Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman Timur 1974-2000 (Suatu Studi Sejarah Sosial Ekonomi)”.

Gambar

Tabel 5 : Luas kebun karet dari tahun 1990- 1990-2012 di Jorong Talaok   No   Tahun   Jumlah  petani   Luas areal  kebun  karet  (ha)  Produksi (ton)  1    1990-1995  119   68 ha  9,25  2   1996-2000  200  85 ha  14.00  3   2001-2005  279  202 ha  55.00  4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil simulasi aliran daya untuk beban tak seimbang menunjukkan gambaran kondisi sistem yaitu berupa parameter-parameter di setiap bus yang meliputi tegangan, daya dan

Faktor-fisik yang mempengaruhi selektivitas yaitu semua faktor yang dapat mempengaruhi kontak antara herbisida yang diaplikasikan dengan permukaan gulma yang akan dikendalikan

Data yang dibutuhkan untuk perbandingan resource leveling kedua aplikasi program Microsoft Office Project Profesional 2010 (MSP) dan Oracle Primavera v8.2 (P6) adalah WBS,

Maka dari itu peneliti ingin meneliti bagaimana kemampuan mereka dan faktor ketidakmampuan mereka dalam membacakan aksara han dan objek yang akan diteliti oleh peneliti adalah anak

Persentase rumpun padi terserang keong mas secara kumulatif setelah diaplikasikan beberapa ekstrak daun tumbuhan sampai 7 hari pengamatan Intensitas serangan keong mas

Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan dengan analisis chi square dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signfikan antara perilaku bermain video game

B. Temuan Penelitian di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung dan SMAN 1 Boyolangu Tulungagung. Berdasarkan paparan data yang diperoleh di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung dan SMAN 1