• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH: ULFIANA AZIZI NPM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OLEH: ULFIANA AZIZI NPM :"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

REPETITION (AIR) TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING, LUAS PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG

SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING, LUAS

PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG

SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Pada Jurusan PGSD

OLEH:

ULFIANA AZIZI NPM : 12.1.01.10.0084

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI

2016

simki.unpkediri.ac.id || 1|| AUDITORY, INTELLECTUALY, TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING, LUAS

SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

(2)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

REPETITION (AIR) TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING, LUAS PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN

Panitia Ujian/Sidang Skripsi Jurusan PGSD

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084

Skripsi oleh: ULFIANA AZIZI NPM: 12.1.01.10.0084

Judul:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING, LUAS PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN

AJARAN 2015/2016

Telah disetujui untuk diajukan Kepada Panitia Ujian/Sidang Skripsi Jurusan PGSD

FKIP UN PGRI Kediri

Tanggal: 12 Juli 2016

simki.unpkediri.ac.id || 2|| AUDITORY, INTELLECTUALY, TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING, LUAS PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN

(3)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 simki.unpkediri.ac.id

(4)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

INTELLECTUALY, REPETITION (AIR)

MENGHITUNG KELILING, LUAS PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG

SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Dr. Suryo Widodo, M.Pd

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi pembelajaran matematika yang berlangsung selama ini masih berpusat pada guru atau teacher oriented. Diman

guru lebih aktif dalam proses pembelajaran dibanding peserta didik yang cenderung masih pasif. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan kegagalan pembelajaran matematika adalah model pembelajaran yang diterapkan guru masih berupa model pembelajaran konvensional dan kurangnya latihan-latihan soal, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik masih sangat sedikit.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan menghitung pada pokok bahasan keliling, luas persegi dan persegipanjang siswa kelas III SDN Kras 1 dengan menggunakan model pembelajaran AIR (2) mendeskripsikan kemampuan menghitung pada pokok bahasan keliling, luas persegi dan persegipanjang siswa kelas III SDN Kras 1 dengan menggunak

pembelajaran konvensional (3) mengetahui apakah model pembelajaran

peningkatan kemampuan menghitung pada pokok bahasan keliling, luas persegi dan persegipanjang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan me

dengan desain penelitian control group pre

Kras 1. Instrumen penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran dan Soal tes kemampuan menghitung keliling, luas persegi

Simpulan penelitian ini adalah (1) kemampuan menghitung yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional mendapatkan hasil 16 siswa memiliki kemampuan menghitung sangat baik, 9 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 11 siswa memiliki kemampuan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan menghitung kurang, dengan rata-rata kelas adalah 76,4 yang termasuk dalam kategori baik (2)

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

kemampuan menghitung sangat baik, 10 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 4 siswa memiliki kemampuan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan menghitung kurang, dengan rata-rata kelas 79,7 yang termasuk dalam kategori baik (3)

berpengaruh terhadap kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegipanjang

Kata Kuci: Pengaruh, Model Pembelajaran

Kemampuan Menghitung, Keliling Luas Persegi dan Persegipanjang.

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

AUDITORY,

INTELLECTUALY, REPETITION (AIR)

TERHADAP KEMAMPUAN

MENGHITUNG KELILING, LUAS PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG

SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

ULFIANA AZIZI 12.1.01.10.0084

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

[email protected]

Dr. Suryo Widodo, M.Pd dan Drs. Darsono, M.Kom. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

Penelitian ini dilatarbelakangi pembelajaran matematika yang berlangsung selama ini masih berpusat pada guru atau teacher oriented. Dimana guru menjadi sumber belajar satu

guru lebih aktif dalam proses pembelajaran dibanding peserta didik yang cenderung masih pasif. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan kegagalan pembelajaran matematika adalah model apkan guru masih berupa model pembelajaran konvensional dan kurangnya latihan soal, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik masih sangat sedikit.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan menghitung pada pokok liling, luas persegi dan persegipanjang siswa kelas III SDN Kras 1 dengan menggunakan (2) mendeskripsikan kemampuan menghitung pada pokok bahasan keliling, luas persegi dan persegipanjang siswa kelas III SDN Kras 1 dengan menggunak

pembelajaran konvensional (3) mengetahui apakah model pembelajaran AIR

peningkatan kemampuan menghitung pada pokok bahasan keliling, luas persegi dan persegipanjang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen

control group pre-test post-test yang dilakukan pada siswa kelas III SDN Kras 1. Instrumen penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran dan Soal tes kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegipanjang

Simpulan penelitian ini adalah (1) kemampuan menghitung yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional mendapatkan hasil 16 siswa memiliki kemampuan menghitung sangat baik, 9 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 11 siswa memiliki mampuan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan menghitung kurang, dengan rata kelas adalah 76,4 yang termasuk dalam kategori baik (2) emampuan menghitung yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran AIR mendapatkan hasil

kemampuan menghitung sangat baik, 10 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 4 siswa memiliki kemampuan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan menghitung kurang,

rata kelas 79,7 yang termasuk dalam kategori baik (3) model pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegipanjang

Pengaruh, Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Kemampuan Menghitung, Keliling Luas Persegi dan Persegipanjang.

simki.unpkediri.ac.id || 4||

AUDITORY,

TERHADAP KEMAMPUAN

MENGHITUNG KELILING, LUAS PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG

SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Drs. Darsono, M.Kom.

Penelitian ini dilatarbelakangi pembelajaran matematika yang berlangsung selama ini masih a guru menjadi sumber belajar satu-satunya, serta guru lebih aktif dalam proses pembelajaran dibanding peserta didik yang cenderung masih pasif. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan kegagalan pembelajaran matematika adalah model apkan guru masih berupa model pembelajaran konvensional dan kurangnya latihan soal, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik masih sangat sedikit.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan menghitung pada pokok liling, luas persegi dan persegipanjang siswa kelas III SDN Kras 1 dengan menggunakan (2) mendeskripsikan kemampuan menghitung pada pokok bahasan keliling, luas persegi dan persegipanjang siswa kelas III SDN Kras 1 dengan menggunakan model AIR berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menghitung pada pokok bahasan keliling, luas persegi dan persegipanjang.

nggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada siswa kelas III SDN Kras 1. Instrumen penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran dan Soal tes kemampuan

Simpulan penelitian ini adalah (1) kemampuan menghitung yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional mendapatkan hasil 16 siswa memiliki kemampuan menghitung sangat baik, 9 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 11 siswa memiliki mampuan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan menghitung kurang, dengan emampuan menghitung yang mendapatkan hasil 24 siswa memiliki kemampuan menghitung sangat baik, 10 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 4 siswa memiliki kemampuan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan menghitung kurang, model pembelajaran AIR berpengaruh terhadap kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegipanjang

(5)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

I. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari lima mata pelajaran yang ada di sekolah dasar selain Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Pembelajaran matematika di sekolah dasar umumnya menekankan pada pemahaman konsep dasar matematika, hubungan antar sistem bilangan, melakukan kalkulasi yang menekankan pada latihan berhitung, dan menghafal

fakta-Matematika di sekolah dasar merupakan salah satu mata pelajaran prasyarat kelulusan peserta didik. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dan kegagalan dalam pembelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika.

Hal ini dibuktikan pada pokok bahasan materi keliling, luas persegi dan persegipanjang, sebanyak 57% siswa kelas 3 SDN Kras 1 tahun ajaran 2014/2015 mendapatkan nilai dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal pada ulangan harian materi tersebut. Hal ini dikarenakan siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 BELAKANG

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari lima mata pelajaran yang ada di sekolah dasar selain Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan

Pembelajaran matematika di sar umumnya menekankan pada pemahaman konsep dasar matematika, hubungan antar sistem bilangan, melakukan kalkulasi yang menekankan pada latihan berhitung,

-fakta.

Matematika di sekolah dasar merupakan salah satu mata pelajaran

kelulusan peserta didik. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dan kegagalan dalam pembelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika.

dibuktikan pada pokok bahasan materi keliling, luas persegi dan persegipanjang, sebanyak 57% siswa kelas 3 SDN Kras 1 tahun ajaran 2014/2015 mendapatkan nilai dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal pada ulangan harian materi tersebut. Hal ini

an siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita

yang berkaitan dengan materi keliling, luas persegi dan persegipanjang.

Berikut pernyataan Ahmad Susanto (2013: 192) mengenai faktor yang menyebabkan kegagalan pembelajaran matematika:

Penerapan metode pembelajaran matematika yang masih terpusat pada guru (teacher oriented), sementara siswa cenderung pasif. Faktor klasik lainnya, ialah penerapan model pembelajaran konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas atau pekerjaan rumah

Berdasarkan kutipan di atas dapat kita ketahui faktor

menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika antara lain adalah pembelajaran yang berlangsung selama ini masih berpusat pada guru atau teacher oriented. Dimana guru menjadi sumber belajar satu-satunya, serta guru lebih aktif dalam proses pembelajaran dibanding peserta didik yang cenderung masih pasif. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan kegagalan pembelajaran matematika adalah model pembelajaran yang diterapkan guru masih berupa model pembelajaran konvensional dan kurangnya latihan

sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik masih sangat sedikit.

Maka dari itu perlu adanya perubahan dalam penggunaan model simki.unpkediri.ac.id || 5|| yang berkaitan dengan materi keliling, luas persegi dan persegipanjang.

Berikut pernyataan Ahmad Susanto (2013: 192) mengenai faktor yang menyebabkan kegagalan pembelajaran matematika:

n metode pembelajaran matematika yang masih terpusat pada guru (teacher oriented), sementara siswa cenderung pasif. Faktor klasik lainnya, ialah penerapan model pembelajaran konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas atau pekerjaan rumah (PR). Berdasarkan kutipan di atas dapat kita ketahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika antara lain adalah pembelajaran yang berlangsung selama ini masih berpusat pada guru atau teacher oriented. mana guru menjadi sumber belajar satunya, serta guru lebih aktif dalam proses pembelajaran dibanding peserta didik yang cenderung masih pasif. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan kegagalan pembelajaran matematika adalah model pembelajaran terapkan guru masih berupa model pembelajaran konvensional dan kurangnya latihan-latihan soal, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik masih sangat sedikit.

Maka dari itu perlu adanya perubahan dalam penggunaan model

(6)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika. Perubahan tersebut dapat berupa penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented), serta penggunaan metode yang bervariasi agar pengalaman yang diperoleh peserta didik selama proses pembelajaran semakin lebi

Salah satu pokok bahasan matematika yang sulit dipahami peserta didik sekolah dasar adalah materi keliling, luas persegi dan persegipanjang. Kesulitan tersebut dapat disebabkan oleh beerapa hal, diantaranya adalah siswa masih belum dapat membedakan

persegi dan persegipanjang, kesulitan dalam membedakan keliling dan luas, kurang menguasai perkalian dan pembagian, serta kurangnya latihan soal-soal yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegipanjang, karena materi tersebut sangat luas dalam pengembangannya sehingga dibutuhkan latihan soal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan menghitung pada materi tersebut.

Model pembelajaran

salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah dasar. Model pembelajaran ini Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084

pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika. Perubahan tersebut dapat berupa penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented), serta penggunaan metode yang bervariasi agar pengalaman yang diperoleh peserta didik selama proses pembelajaran semakin lebih baik.

Salah satu pokok bahasan matematika yang sulit dipahami peserta didik sekolah dasar adalah materi keliling, luas persegi dan persegipanjang. Kesulitan tersebut dapat disebabkan oleh beerapa hal, diantaranya adalah siswa masih belum bentuk bangun persegi dan persegipanjang, kesulitan dalam membedakan keliling dan luas, kurang menguasai perkalian dan pembagian, serta kurangnya latihan soal yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegipanjang, karena materi tersebut gat luas dalam pengembangannya sehingga dibutuhkan latihan soal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan menghitung pada materi

Model pembelajaran AIR adalah salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses ematika di sekolah dasar. Model pembelajaran ini

menganggap bahwa pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory, Intellectually, dan Repetition. Auditory

telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara

argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi.

melatih kemampuan berfikir melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan.

pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan luas, peserta didik perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, atau kuis.

Model pembelajaran

memiliki tiga tahap pembelajaran sesuai dengan namanya, yaitu tahap Auditory, tahap

tahap Repetition. dilakukan pada tahap

mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap

diskusi kelompok dengan bernalar menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengonstruksi, memecahkan masalah, atau menerapkan. Sedangkan pada tahap Repetition kegiatan yang dapat simki.unpkediri.ac.id || 6|| menganggap bahwa pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal, Auditory, Intellectually, dan Repetition. Auditory berarti indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Intellectually berarti melatih kemampuan berfikir melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. Repetition berarti pengulangan diperlukan dalam lajaran agar pemahaman lebih mendalam dan luas, peserta didik perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, atau kuis.

Model pembelajaran AIR memiliki tiga tahap pembelajaran sesuai dengan namanya, yaitu tahap , tahap Intellectually, dan Repetition. Kegiatan yang dilakukan pada tahap Auditory yaitu mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap Intellectually diskusi kelompok dengan bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengonstruksi, memecahkan masalah, atau menerapkan. Sedangkan pada tahap kegiatan yang dapat

(7)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

dilakukan adalah mengerjakan latihan soal sebagai bentuk pengulangan atau repetisi untuk menambah

siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan didiskusikan. Sehingga model pembelajaran ini sangat tepat jika dikembangkan untuk pembelajaran matematika siswa kelas III pada pokok bahasan keliling, luas persegi dan persegipanjang.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis menyusun penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR)

Kemampuan Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegipanjang Siswa Kelas III SDN Kras I Tahun Ajaran 2015/2016”.

II. METODE

1. Identifikasi variabel

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

variabel terikatnya adalah kemampuan menghitung pada materi keliling dan luas persegi dan persegipanjang.

2. Teknik Penelitian

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084

dilakukan adalah mengerjakan latihan soal sebagai bentuk pengulangan atau repetisi untuk menambah pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan didiskusikan. Sehingga model pembelajaran ini sangat tepat jika dikembangkan untuk pembelajaran matematika siswa kelas III pada pokok bahasan keliling, luas persegi dan

latar belakang di atas penulis menyusun penelitian dengan judul “Pengaruh Model Auditory, Intellectualy,

Repetition (AIR) Terhadap

Kemampuan Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegipanjang Siswa Kelas III SDN Kras I Tahun

Identifikasi variabel

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran AIR. Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan menghitung pada materi keliling dan luas persegi dan persegipanjang.

Teknik Penelitian

Dalam penelitian

digunakan teknik penelitian eksperimen dengan

desain penelitian Experimental Desaign

penelitian yang akan dilakukan penulis nantinya akan ada dua kelompok peserta didik. Yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan mendapat perlakuan

pembelajaran dengan

menggunakan model

pembelajaran

kelompok kontrol adalah peserta didik yang tidak mendapat perlakuan dengan model pembelajaran tersebut, atau proses pembelajaran konvensional.

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Karena akan banyak data yang disajikan dalam bentuk angka. Dari data yang berupa angka angka tersebut nantinya akan ditarik sebuah kesimpulan penelitian yang akan memberikan informasi berupa informasi kualitatif terhadap perlakuan atau treatment yang diberikan p

simki.unpkediri.ac.id || 7|| Dalam penelitian ini, an teknik penelitian eksperimen dengan menggunakan desain penelitian True Experimental Desaign. Jadi dalam penelitian yang akan dilakukan penulis nantinya akan ada dua kelompok peserta didik. Yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan mendapat perlakuan

pembelajaran dengan

menggunakan model

jaran AIR, sedangkan kelompok kontrol adalah peserta didik yang tidak mendapat perlakuan dengan model pembelajaran tersebut, atau proses pembelajaran konvensional.

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. akan banyak data yang disajikan dalam bentuk angka. Dari data yang berupa angka-angka tersebut nantinya akan ditarik sebuah kesimpulan penelitian yang akan memberikan informasi berupa informasi kualitatif terhadap perlakuan atau yang diberikan pada

(8)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

penelitian berupa penerapan model pembelajaran

Intellectually, Repetition 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di SDN Kras 1 yang beralamat di Desa Kras, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Penelitian dilakukan pada siswa kelas III yang berjumlah dua kelas, yaitu kelas A dan kelas B, dengan keterangan kelas A berjumlah 36 siswa dan kelas B 38 siswa. Kegiatan penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016.

5. Populasi dan Sampel Populasi yang te

penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Kras 1 Tahun Ajaran 2015/2016 dari kelas satu sampai dengan kelas enam yang keseluruhan berjumlah 412 siswa dan terbagi dalam kelas kelas pararel yaitu kelas A dan kelas B, yang terdiri dari 203 siswa la laki dan 209 siswa perempuan. Sampel dari penelitian ini adalah siswa Kelas III SDN Kras 1 Tahun Ajaran 2015/2016 yang terdiri dari kelas A dan kelas B, dengan pembagian kelas A Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084

penelitian berupa penerapan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR). Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di SDN Kras 1 yang beralamat di Desa Kras, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Penelitian dilakukan pada siswa kelas III yang berjumlah dua kelas, yaitu kelas A dan kelas B, dengan keterangan kelas A berjumlah 36 siswa dan kelas B 38 siswa. Kegiatan penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016.

Populasi dan Sampel

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Kras 1 Tahun Ajaran 2015/2016 dari kelas satu sampai dengan kelas enam yang keseluruhan berjumlah 412 siswa dan terbagi dalam kelas kelas pararel yaitu kelas A dan kelas B, yang terdiri dari 203 siswa laki-laki dan 209 siswa perempuan. Sampel dari penelitian ini adalah siswa Kelas III SDN Kras 1 Tahun Ajaran 2015/2016 yang terdiri dari kelas A dan kelas B, dengan pembagian kelas A

sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 36, terdiri dari 17 siswa perempu

laki-laki. Kelas B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 38, yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 21 siswa laki laki.

Pemilihan sampel adalah dengan menggunakan Sampling Purposive (Sugiyono, 2013) yaitu teknik penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam menentukan sample ini adalah materi penelitian yaitu keliling, luas persegi dan persegipanjang merupakan salah satu materi pembelajaran matematika kelas tiga pada semester dua.

6. Jenis Analisis

Sebelum data di

terlebih dahulu data akan diuji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas untuk mengetahui varian dari dua data tersebut sama atau tid

Jika kedua data berdistribusi normal dan varian dari dua kelompok data sama analisis data

dilaksanakan dengan

simki.unpkediri.ac.id || 8|| sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 36, terdiri dari 17 siswa perempuan dan 19 siswa laki. Kelas B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 38, yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 21 siswa

laki-Pemilihan sampel adalah dengan menggunakan Sampling Purposive (Sugiyono, 2013) yaitu teknik penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam menentukan sample ini adalah materi penelitian yaitu keliling, luas persegi dan persegipanjang merupakan salah satu materi pembelajaran matematika kelas tiga pada semester dua.

Jenis Analisis

Sebelum data dianalisa terlebih dahulu data akan diuji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas untuk mengetahui varian dari dua data tersebut sama atau tidak.

Jika kedua data berdistribusi normal dan varian dari dua kelompok data sama analisis data

(9)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

“Independent sample t test” tetapi jika data tidak berdistribusi normal dan varian berbeda maka analisis data dilaksanakan dengan uji “Mann-Whitney Test” Berdasarkan analisis yang dijelaskan, peneliti menggunakan program SPSS

and Service Solution)

III. HASIL DAN KESIMPULAN

Dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diketahui bahwa kemampuan menghitung keliling, luas

persegipanjang adalah 16 siswa memiliki kemampuan menghitung sangat baik, 9 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 11 siswa memiliki kemampuan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan menghitung kurang, dengan nilai rata

76,4.

Dengan menggunakan model pembelajaran AIR diketahui kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegipanjang adalah 24 siswa yang memiliki kemampuan menghitung sangat baik, 10 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 4 siswa memiliki kemampuan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084

“Independent sample t test”, tetapi jika data tidak berdistribusi normal dan varian berbeda maka analisis data dilaksanakan dengan Whitney Test”. Berdasarkan analisis yang dijelaskan, peneliti menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service Solution).

HASIL DAN KESIMPULAN Dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diketahui bahwa kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegipanjang adalah 16 siswa memiliki kemampuan menghitung sangat baik, 9 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 11 siswa memiliki kemampuan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan menghitung kurang, dengan nilai rata-rata kelas

Dengan menggunakan model pembelajaran AIR diketahui kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegipanjang adalah 24 siswa yang memiliki kemampuan menghitung sangat baik, 10 siswa memiliki kemampuan menghitung baik, 4 siswa memiliki puan menghitung cukup, dan 0 siswa yang memiliki kemampuan

menghitung kurang, dengan nilai rata rata kelas 79,8.

Berdasarkan uji SPSS dengan menggunakan uji

diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh penggunaan model pembelajaran

kemampuan menghitung pada materi keliling serta luas persegi dan persegipanjang siswa kelas 3 SDN Kras 1.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. PROSEDUR PENELITIAN SUATU PENDEKATAN PRAKTIK Cipta. Bird, John. 2002.

DASAR Teori dan Aplikasi Praktis (Edisi Ketiga) Terjemahan Ir. Refina Indriasari, M.Sc. 2004. Jakarta: Erlangga. Huda, Miftahul. 2013. Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar. Marini, Arista. 2013. Pengukuran Remaja Rosdakarya. simki.unpkediri.ac.id || 9|| menghitung kurang, dengan nilai

rata-Berdasarkan uji SPSS dengan menggunakan uji Mann-Whitney Test diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran AIR terhadap kemampuan menghitung pada materi keliling serta luas persegi dan persegipanjang siswa kelas 3 SDN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006.

PROSEDUR PENELITIAN

SUATU PENDEKATAN

PRAKTIK. Jakarta: PT Rineka

Bird, John. 2002. MATEMATIKA DASAR Teori dan Aplikasi Praktis (Edisi Ketiga). Terjemahan Ir. Refina Indriasari, M.Sc. 2004. Jakarta: Erlangga.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model

Pengajaran dan

Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Marini, Arista. 2013. Geometri dan Pengukuran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(10)

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084 FKIP - PGSD

Negoro, ST. dkk. 2010.

Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rahmatia, Diah. dkk. 2007. Pelajar Matematika Ganeca Exacta.

Shoimin, Arish. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam

Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. BELAJAR dan PEMBELAJARAN di Sekolah Dasar Kencana Prenadamedia Group. Syarifudin, ST. 2007. Matematika untuk SD Jakarta: Scientific Press

Tahyat, 2010. Cara Mudah Belajar Geometri untuk Siswa SD/MI dan Sederajat. Depok: Arya Duta

Ulfiana Azizi | 12.1.01.10.0084

Negoro, ST. dkk. 2010. Ensiklopedia . Jakarta: Ghalia

Rahmatia, Diah. dkk. 2007. Kamus Pelajar Matematika. Bekasi: Ganeca Exacta.

Shoimin, Arish. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam

ikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. TEORI

BELAJAR dan

PEMBELAJARAN di

Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia

Syarifudin, ST. 2007. Intisari Matematika untuk SD. Jakarta: Scientific Press

Tahyat, 2010. Cara Mudah Belajar Geometri untuk Siswa SD/MI dan Sederajat. Depok: Arya Duta

Yuniarto, Yoni. 2007.

Matematika Bangun Datar Bangun Ruang, Skala, Simetri. Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia 2012. Surabaya: Gitamedia Press.

Referensi Jurnal:

Wiwin Widiantari. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Concept Sentence.

http://ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/JJPGSD/article/vie wFile/1920/1669

pada tanggal 09 Agustus 2016

Cicik Mulyaningsih. 2014. Peningkatan Pemahaman Konsep Bangun Datar Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas IV SDN Sokokulon 2 Margorejo Pati Tahun Pelajaran 2013/2014. http://eprints.ums.ac.id/29890/ 16/02._naskah_publikasi.pdf diakses pada Agustus 201 simki.unpkediri.ac.id || 10|| Yuniarto, Yoni. 2007. Ensiklopedi Matematika Bangun Datar, Bangun Ruang, Skala, tri. Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Surabaya: Gitamedia

Referensi Jurnal:

Wiwin Widiantari. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence. http://ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/JJPGSD/article/vie

wFile/1920/1669. diakses

pada tanggal 09 Agustus 2016

Cicik Mulyaningsih. 2014. Peningkatan Pemahaman Konsep Bangun Datar Melalui dekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas IV SDN Sokokulon 2 Margorejo Pati Tahun Pelajaran 2013/2014.

http://eprints.ums.ac.id/29890/ 16/02._naskah_publikasi.pdf.

ses pada tanggal 09

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir bejudul berjudul ” Perencanaan Ketel Uap Pipa Air Dengan Kapasitas Uap Hasil 10 Ton/Jam Tekanan Kerja 10 Kg/Cm 2 Temperatur 173,75  C Bahan Bakar

Dengan metode ini dilakukan optimasi parameter menggunakan Algoritma Genetika diharapkan watermark yang disisipkan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap

Metode penelitian dalam pengembangan media pembelajaran tata surya berbasis teknologi holobox pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar menggunakan Research

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Lailatul Azizah memfokuskan pada pengembangan buku gambar yang berbasis pop-up untuk meningkatkan kemampuan berbicara sedangkan yang dilakukan

Peralatan yang akan di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus / rebus, atau di sterilisasi di dalam autoclave / oven panas kering, tidak perlu

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Radio Smart FM Makassar dalam meningkatkan jumlah pengiklan; (2)

32,16% dan berkas yang tidak lengkap sebanyak 67,84% dalam pelaksanaan nilai guna rekam medis bagi pasien sudah berjalan yaitu dilihat dari tersedianya lembar