• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TIMER DIGITAL SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI TIMER DIGITAL SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 97 STUDI TIMER DIGITAL SEVEN SEGMENT BERBASIS

MIKROKONTROLER AT89S51

Dwiyanto1

Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Abstrak

Dewasa ini perkembangan teknologi elektronika semakin pesat. Keberhasilan setiap industri yang menghasilkan suatu produk tertentu tidak lepas dari peranan teknologi elektronika, demikian pula dengan masyarakat luas, untuk menunjang aktivitas sehari-hari tidak dapat memisahkan diri dari teknologi elektronika baik secara langsung maupun tidak langsung. Perkembangan yang terjadi di dunia industri maupun elektronika pada saat ini, sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan umat manusia. Bidang elektronika khususnya bidang mikrokontroler pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perangkat elektronika mikrokontroler banyak digunakan untuk menggantikan tugas-tugas yang sebelumnya dikerjakan dengan perangkat manual. Mikrokontroler merupakan perangkat elektronika yang bekerja dengan sistem digital bekerja berdasarkan program yang dibuat sehingga penggunaannya lebih luas dan lebih fleksibel, karena program dapat dirubah-rubah. Berdasarkan hal tersebut, dalam Penelitian ini akan dirancang sistem jam digital dengan tampilan seven segment berbasis mikrokontroler AT89S51 sebagai komponen utama.

Kata Kunci: Jam, Digital, Mikrokontroler.

1. PENDAHULUAN

Teknologi digital saat ini telah menjadi kebutuhan utama di berbagai bidang kehidupan manusia. Kebutuhan akan teknologi ini ditunjukkan dengan maraknya penggunaan alat - alat yang menggunakan teknologi digital.

Mikrokontroler dalam penggunaannya telah menjadi pilihan utama untuk menjalankan perangkat digital. Hal ini dikarenakan mikrokontroler komponen yang bekerja berdasarkan urutan kerja yang diberikan dalam bentuk program. Dengan kelebihan yaitu sistem yang dirancang menjadi efisien, karena bekerja secara otomatis dan mudah dalam pengoperasiannya, dimana perancang hanya perlu memasukkan urutan kerja dari sistem yang dirancang.

Berdasarkan hal tersebut, dalam Penelitian ini akan dirancang sistem jam digital dengan tampilan seven segment berbasis mikrokontroler AT89S51 sebagai komponen utama.

Maksud dan Tujuan Penulisan Secara umum maksud dan tujuan penulisan Penelitian ini adalah merancang sistem jam digital dengan tampilan seven segment berbasis mikrokontroler AT89S51. Metoda Perancangan

Ada beberapa cara yang ditempuh dalam merancang sistem yang dibuat, yakni :

 Eksperimen

Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan eksperimen ke Laboratorium. Hal ini bertujuan agar alat yang dihasilkan berfungsi baik.

 Studi Literatur

Buku, Cara yang ditempuh adalah dengan mencari referensi buku yang berhubungan dengan materi penulisan.

Trainer Kit, Cara ini dilakukan sebelum pembelian dan

pemasangan komponen

dilakukan, dengan tujuan mengurangi tingkat kegagalan. Internet, Cara ini dilakukan untuk mencari datasheet / keterangan

(2)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 98 Interrupt Control 4KByte PEROM (Flash) 128Byte RAM Timer 1 Timer 0 CPU OSC BUS

CONTROL FOUR I/O PORTS

SERIAL PORT External Interrupt P0 P2 P1 P3 TXD RXD COUNTER INPUT ADDRESS/DATA

teknis tentang komponen yang berhubungan dengan alat yang dirancang.

 Diskusi dan Bimbingan

Selama proses perancangan ini penulis selalu berkonsultasi dengan para dosen senior.

Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi peneliti itu sendiri, maupun bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini. Dan manfaat yang kemungkinan didapat dari penelitian ini adalah:

 Sebagai pengetahuan khusus bagi peneliti setelah sekian lama mendapatkan pengetahuan pada

perkuliahan, serta

membandingkan antara pengetahuan tersebut.

 Membantu proses pembacaan apabila terhubung dengan komputer.

2. METODE PENELITIAN

Mikrokontroler merupakan kombinasi antara teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer yang dikemas dalam satu chip IC. Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 merupakan mikrokontroler 8-bit berkinerja tinggi, daya rendah dengan memori flash In-System Programmable sebesar 4 KByte.

Mikrokontroler AT89S51, termasuk kedalam bagian keluarga mikrokontroler MCS-51, varian mikrokontroler 8051 dan memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

 CPU (Central Processing Unit) 8 bit untuk aplikasi pengontrolan

 4 kilobyte memory flash dengan ISP (In – System Programming)  128 byte internal RAM

 4 buah port I/O 8 bit  2 buah timer 16 bit

 5 jalur interupsi, teriri dari 3 interupsi internal dan 2 interupsi eksternal

 saluran komunikasi serial

Gambar 2.1 Diagram Blok Dasar AT89S51

Konfigurasi Pin ATMEL AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 memiliki 40 buah pin, susunan pin pada mikrokontroler AT89S51 dapat dilihat pada Gambar 2.2 sebagai berikut :

AT89S51 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 VCC P0.0 (AD0) P0.1 (AD1) P0.2 (AD2) P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7 EA/VPP ALE/PROG PSEN P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0 (AD3) (AD4) (AD5) (AD6) (AD7) (A15) (A14) (A13) (A12) (A11) (A10) (A9) (A8) GND XTAL1 XTAL2 (RD) P3.7 (WR) P3.6 (T1) P3.5 (T0) P3.4 (INT1) P3.3 (INT0) P3.2 TXD P3.1 RXD P3.0 RST P1.7 P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0 (MOSI) (MISO) (SCK)

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin AT89S51

Keterangan Pin :

 VCC (40) : Power supply

(3)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 99

 Port 0

Port 0 (terletak pada no pin 32 sampai 39), alternatif D7 sampai D0 dan A7 sampai A0: adalah sebuah port I/O saluran terbuka dua arah 8-bit. Port 0 dapat dirangkai ke bus data / alamat bawah yang dimultipleks selama pengaksesan memori data dan memori program eksternal. Pada mode ini, P0 mempunyai pull up internal. Port 0 juga dapat menerima byte kode selama pemrograman flash dan mengeluarkan byte kode selama verifikasi program. Pull-up eksternal dibutuhkan selama verifikasi program

 Port 1

Port 1 (terletak pada no pin 1 sampai 8): adalah sebuah port I/O dua arah 8-bit dengan pull up internal. Port 1 juga menerima byte alamat rendah selama pemrograman flash dan verifikasi

 Port 2

Port 2 (terletak pada no pin 21 sampai 28), alternatif A8 sampai A15: adalah sebuah port I/O dua arah 8-bit dengan pull up internal. Port 2 mengeluarkan byte alamat atas selama proses pengambilan dari memori program eksternal dan selama pengakasesan memori data eksternal yang menggunakan pengalamatan 16-bit. Port 2 juga menerima bit alamat atas (high address A8-A15) untuk mengakses program dan data memori eksternal dan beberapa kontrol sinyal selama pemrograman flash dan verifikasi.

 Port 3

Port 3 (terletak pada no pin 10 sampai 17), merupakan port paralel 8 bit dua arah. Selain itu pada AT89S51 berfungsi sebagai saluran komunikasi serial dan sebagai jalur interupsi. Masing-masing pin port 3 mempunyai fungsi khusus, yaitu :

 P3.0 (pin 10) : RXD (Port input serial)

 P3.1 (pin 11) : TXD (Port output serial)

 P3.2 (pin 12) : INT0 (interrupt

eksternal 0)

 P3.3 (pin 13) : INT1 (interrupt

eksternal 1)

 P3.4 (pin 14) : T0 (input eksternal

timer/counter 0)

 P3.5 (pin 15) : T1 (input eksternal

timer/counter 1)

 P3.6 (pin 16) : WR (perintah write pada memori eksternal)

 P3.7 (pin 17) : RD (perintah read pada memori eksternal)

 RST (pin 9) :

Input reset, aktif high. Kondisi high pada pin ini untuk siklus mesin, ketika osilator berjalan akan menghentikan devais. Pin ini menggerakkan kondisi high untuk perioda osilator 98 setelah waktu watchdog habis.

 ALE/PROG (pin 30)

Address Latch Enable (aktif high) untuk me-latch alamat bawah selama mengakses memori eksternal. Pin ini juga digunakan sebagai fungsi PROG

(aktif low) yang diaktifkan saat memprogram internal flash memory

pada mikrokontroler (on chip)

Pengaturan ALE menjadi tidak aktif tidak mengakibatkan kondisi apapun jika mikrokontroler berada dalam mode eksekusi eksternal

 PSEN (pin 29)

Program Store Enable (aktif low)

adalah sinyal yang digunakan untuk membaca, memindahkan program dari memori program eksternal ke mikrokontroler

 EA/Vpp (pin 31)

External Access, pada kondisi low EA harus dihubungkan ke GND untuk mengaktifkan devais dan untuk mengambil kode dari memori program eksternal, EA harus dihubungkan dengan Vcc untuk eksekusi program internal Pin ini juga menerima programming enable voltage (Vpp) 12 volt selama pemrograman flash

 XTAL1 (pin 19) : input rangkaian osilator

 XTAL2 (pin 18) : output rangkaian osilator

(4)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 100 Timer AT89S51

AT89S51 mempunyai dua buah timer, yaitu Timer 0 dan Timer 1 yang keduanya dapat berfungsi sebagai

counter maupun sebagai timer. Perbedaan terletak pada sumber clock

dan aplikasinya. Jika timer mempunyai sumber clock dengan frekuensi tertentu yang sudah pasti sedangkan counter

mendapat sumber clock dari pulsa yang hendak dihitung jumlahnya. Aplikasi dari counter atau penghitung biasa digunakan untuk aplikasi menghitung jumlah kejadian yang terjadi dalam periode tertentu sedangkan timer atau pewaktu biasa digunakan untuk aplikasi menghitung lamanya suatu kejadian yang terjadi. Timer 0 dibentuk oleh register TH0 dan TL0. Timer 1 dibentuk oleh register TH1 dan TL1. Perilaku dari register TH0, TH1, TL0 dan TL1 diatur oleh register TMOD dan register TCON.

Apabila periode waktu tertentu telah terlampaui, timer/counter segera menginterupsi mikrokontroler untuk memberitahukan bahwa perhitungan perioda waktu telah selesai.

Metoda Pengalamatan (Adressing Mode)

Dalam instruksi MCS-51 mengenal beberapa metoda pengalamatan, di antaranya :

 Pengalamatan langsung (Direct Addressing)

Cara ini dipakai untuk menunjuk data yang berada disuatu lokasi memori dengan cara menyebut lokasi (alamat) memori tempat data tersebut berada, contoh:

MOV A,21H ADD A,18H PUSH 21H

 Pengalamatan tak langsung (Indirect Addressing)

Cara ini dipakai untuk mengakses data yang berada didalam memori, tetapi lokasi memori tidak disebut secara langsung tapi di “titipkan“ ke register

lain, contoh:

MOV A, @R0 ADD A, @R1 MOVX @DPTR,A INC @DPTR

 Pengalamatan register (Register Addressing)

Pengalamatan dengan menggunakan register sebagai sumber dan tujuan. Register R0-R7 pada semua bank dan register B dapat digunakan untuk pengalamatan ini, contoh :

MOV A,B SUBB A,R5 DEC R7

 Pengalamatan nilai konstanta (Immediate Constant Addressing)

MOV A,#0FAH ADD A,#7FH MOV B,#30H

 Pengalamatan berindeks (Index Addressing)

Pengalamatan jenis ini digunakan untuk mengakses tabel data acuan (look up table) pada program memori. Pengalamatan berindeks menggunakan register 16-bits (DPTR dan PC) sebagai penunjuk acuan alamat sumber (source) dan register akumulator untuk perubahan alamat relatif, contoh :

MOV A,@A+DPTR MOVC A,@A+PC Transistor

Transistor berasal dari perkataan transfer dan resistor yang artinya perpindahan atau perubahan perlawanan. Transistor BC559 dapat berfungsi sebagai saklar dan penguat. Khusus untuk implementasi alat ini transistor BC559 difungsikan sebagai saklar.

(5)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 101 n p n p n p B C E C B E B C E B E C

Gambar 2.3 Jenis Transistor

Seven Segment

Untuk dapat menampilkan angka/nilai, maka disini digunakan display 7-segment common

anoda.

Display Penampilan seven segment ini terdiri dari 7 buah led yang dibentuk menjadi angka 8 dan 1 buah led untuk 1 titik atau dot. 7 buah led tersebut dapat dibentuk menjadi angka, mulai angka 0 sampai angka 9.

Seven Segment Common Anoda Seven segment common anoda yaitu 7-segment yang commonnya dihubungkan ke suplay tegangan Vcc, dimana untuk membuat karakter angka/nilai dibutuhkan kombinasi tegangan low pada inputan display seven segment. g f e d c b a D1 LED D2 LED D3 LED D4 LED D5 LED D6 LED D7 LED D8 LED dpt 5 Vcc Ke Port 1

Gambar 2.4 Display 7 Segment Common Anoda

LED-LED tersebut diberi nama dari a sampai g seperti yang terlihat pada Gambar 2.5, dimana 7 buah led tersebut dapat dibentuk menjadi angka, mulai angka 0 sampai angka 9.

a b c d e f g VCC

Gambar 2.5 Seven Segment Common Anoda

Untuk menampilkan angka 1 misalnya, maka segment yang diinisialisasikan sebagai huruf b dan c harus menyala sementara led yang lainnya padam. Maka led b dan led c diberi sinyal low dari program, sehingga akan didapat data sebagai berikut:

. g f e d c b a dp 1 1 1 1 0 0 1

dp merupakan dot atau titik, karena tampilan ini menggunakan seven segment common anoda maka dp berlogika 1. Sehingga data yang didapatkan adalah F9h. Begitu pula seterusnya jika ingin menampilkan angka-angka yang lain.

Tam pilan Angk a P1 .7 dp P1 .6 g P1 .5 f P1 .4 e P1 .3 d P1 .2 c P1 .1 b P1 .0 a Hek sa 0 1 1 0 0 0 0 0 0 C 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 F9 2 1 0 1 0 0 1 0 0 A4 3 1 0 1 1 0 0 0 0 B0 4 1 0 0 1 1 0 0 1 99 5 1 0 0 1 0 0 1 0 92 6 1 0 0 0 0 0 1 0 82 7 1 1 1 1 1 0 0 0 F8 8 1 0 0 0 0 0 0 0 80 9 1 0 0 1 0 0 0 0 90

Tabel 2.6 Tampilan Angka pada Seven Segment

IC 74LS47

IC 74LS47 merupakan IC yang berfungsi sebagai penggerak seven segment jenis Common Anoda. IC

(6)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 102 74LS47 mempunyai empat buah input (

A0 – A3 ) berupa sandi BCD (Binary Coded Decimal – decimal yang disandikan biner) dan mempunyai tujuh buah output ( a – g ) yang mewakili tujuh led sebagai pembentuk seven segment. Prinsip kerja IC 74LS47 sama seperti sebuah decoder, yaitu: mengubah suatu sandi biner yang mempunyai n variabel masukan menjadi m saluran keluaran.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 A1 A2 NC NC NC A3 A0 VCC f g a b c d e GND ( LT ) ( BI/RBO ) ( RBI )

Gambar 2.7 Konfigurasi Kaki IC 74LS47

Decimal or Function LT RB1 A3 A2 A1 A0 BI/RB0 a b c d e f g Inputs Outputs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Bl RBl LT H H H H H H H H H H H H H H H H X H L H L L L L L L L L H H H H H H H X L X X L H X X X X X X X X X X X X X X X X X X X L L L X X X L L L L H H H H L L L L H H H H L L H H H H L L L L L L H H H H H L L H L H L H L H L H L H L H H H H H H H H H H H H H H H H H H L L H L L L L L L L L H H H H H H H L L L L L H H L L L L L L H H H L L L L L L L L L L H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L H H H H H H H H H H H H H H H H H

Tabel 2.8 Tabel kebenaran IC74LS47

Saklar Push Button

Prinsip kerja dari saklar push button adalah akan terhubung (ON) jika ditekan dan akan terputus (OFF) jika tidak ditekan. Pada perancangan ini digunakan 2 buah saklar push button, yang mempunyai fungsi – fungsi yang berbeda.

 Push button Select

Digunakan untuk menentukan jam dan menit pada seven segment.  Push button Set

Digunakan untuk menyimpan pilihan jam dan menit yang telah ditentukan.

2.1 Perancangan Sistem Jam Digital Perancangan adalah tahap terpenting dari seluruh pembuatan Penelitian, pada tahap ini dilakukan pemilihan komponen yang sesuai dengan melihat data fisiknya, melakukan percobaan, membuat tata letak komponen dan jalur-jalur tembaga diatas PCB (Printer Circuit Board). Percobaan disini adalah untuk menguji rangkaian sekaligus menguji kondisi komponen sebelum alat dibuat. Sedangkan pembuatan PCB agar rangkaian dapat dibuat praktis dan sederhana.

Blok Diagram Sistem

Perancangan ini merupakan gabungan antara hardware dan software yang inti pengendalian terdapat pada mikrokontroler AT89S51. Secara sederhana perancangan alat ini dapat kita lihat pada blok diagram sebagai berikut : MIKROKONTROLER AT89S51 DRIVER 7-SEGMENT COMMON ANODA ( IC 74LS47 ) 7-SEGMENT COMMON ANODA PUSH BUTTON SELLECT PUSH BUTTON SET

Gambar 2.9 Blok Diagram Sistem

Mengingat aplikasi penggunaan display seven segment begitu luas, maka pada perancangan ini, penulis merancang tampilan pada seven segment common anoda yang

(7)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 103 Q9 BC559 Q10BC559 Q11BC559 Q12BC559 R29 4K7 R30 4K7 R31 4K7 R32 4K7 VCC a a a a b b b b b a c c c c c d d d e d d e e e f f f f f e g g g g g a b f c g d e 4 5 7 9 10 2 1 a b c d e f g 6 d p d p 3 SEG4 7 SEGMEN a b f c g d e 4 5 7 9 10 2 1 a b c d e f g 6 d p d p 3 SEG2 7 SEGMEN a b f c g d e 4 5 7 9 10 2 1 a b c d e f g 6 d p d p 3 SEG3 7 SEGMEN a b f c g d e 4 5 7 9 10 2 1 a b c d e f g 6 d p d p 3 SEG1 7 SEGMEN A 7 B 1 C 2 D 6 LT 3 BI/RBO 4 RBI 5 a 13 b 12 c 11 d 10 e 9 f 15 g 14 74LS47 SP B1 SELECT SP B2 SET P3. 2 P3. 3 P1. 0 P1. 1 P1. 2 P1. 3 P1. 4 P1. 5 P1. 6 P1. 7

difungsikan sebagai jam digital. Dari gambar blok diagram diatas, terdapat lima perangkat penting yang akan membuat sistem bekerja jika sudah terisi program yang dibuat.

 Mikrokontroler sebagai pengendali utama juga bertindak sebagai element pemroses.

 IC 74LS47 merupakan IC yang

berfungsi sebagai driver atau penggerak seven segment common anoda

 Display seven segment common

anoda yang terdiri dari empat buah akan difungsikan untuk menampilkan jam dan menit. Dua seven segment untuk tampilan jam dan dua seven segment lagi untuk tampilan menit.

 Saklar Push Button

Seperti terlihat pada blok diagram di atas, digunakan dua buah saklar push button. Saklar push button 1 difungsikan sebagai SELECT, yang berfungsi untuk mengatur tampilan jam dan menit pada seven segment common Anoda. Saklar push button 2 difungsikan sebagai SET, yang berfungsi untuk menjalankan fungsi dari saklar push button SELECT.

Perancangan Sistem

Perancangan suatu sistem adalah proses penggabungan dari dua jenis perancangan yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Yang pada akhirnya akan diimplementasikan ke dalam bentuk fisik.

Perancangan Perangkat Keras

Setiap bagian rangkaian dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan alat yang bisa dipakai dengan mudah dan praktis serta harga relatif murah. Untuk mewujudkan hal ini perlu dilakukan beberapa survei apakah semua komponen dan

peralatan yang dibutuhkan tersedia dipasaran atau tidak. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat beberapa tahap perancangan rangkaian dibawah ini.  Tahap pencarian komponen

Pencarian komponen perlu dilakukan karena biasanya ada komponen-komponen tertentu yang sulit diperoleh dipasaran. Semua komponen harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan.  Tahap perancangan rangkaian

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk rangkaian elektronik yang sesuai dengan sistem.Perancangan rangkaian ini menggunakan software Protel 99 SE.

 Tahap pembuatan layout PCB Pada tahap ini diawali dengan perancangan papan rangkaian tercetak (PCB) sebagai tempat untuk meletakkan komponen. Perancangan PCB ini juga dibuat dengan menggunakan software

Protel 99 SE.  Tahap pengetesan

Setelah semua komponen dirakit diatas PCB, maka dilakukan pengetesan untuk mengetahui apakah rangkaian tersebut berfungsi dengan baik.

Perancangan Seven Segment Pada perancangan alat ini, seven segment yang digunakan adalah seven segment common anoda.

Gambar 2.10 Rangkaian 7 Segment Common Anoda

(8)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 104 Pada gambar rangkaian diatas,

terdapat 1 buah driver (IC74LS47), 4 buah display seven segment common anoda dan 4 buah resistor (R 4K7).

IC74LS47 digunakan sebagai sistem penggerak untuk mengaktifkan ke empat display seven segment common anoda, yang mana akan difungsikan sebagai jam digital. Display seven segment tersebut akan menampilkan karakter angka dengan format jam dan menit.

Ke empat display seven segment ini terhubung ke port 1, yang masing-masing:  P1.0 terhubung ke segment a  P1.1 terhubung ke segment b  P1.2 terhubung ke segment c  P1.3 terhubung ke segment d  P1.4 terhubung ke segment e  P1.5 terhubung ke segment f  P1.6 terhubung ke segment g Transistor-transistor tersebut berfungsi sebagai saklar otomatis saat kaki basis mendapat sinyal logika low dari port 1 mikrokontroler yaitu port 1.4, port 1.5, port 1.6 dan port 1.7 maka transistor akan berfungsi sebagai saklar. Untuk mengalirkan tegangan low seven segment ke Vcc, yang mana kaki collector ke seven segment dan kaki emitor ke Vcc. Sehingga dengan adanya tegangan low yang mengalir menyebabkan seven segment aktif/bekerja.

Ke empat resistor yang digunakan yaitu jenis R 4K7. Resistor ini berfungsi untuk memperkecil arus dari Vcc. Transistor BC559 ini terhubung ke port 1, yaitu 1.4, P1.5, P1.6 dan P1.7 mikrokontroler. SPB1 (SELECT) terhubung ke mikrokontroler melalui port 3.2 dan SPB2 (SET) terhubung ke mikrokontroler melalui port 3.3.

Perancangan Perangkat Lunak Tujuan dari perancangan perangkat lunak ini adalah agar mikrokontroler dapat mengolah input data untuk

menampilkan karakter angka pada

display seven segment. Pemrograman ini menggunakan bahasa assembler untuk keluarga MCS-51 dan pada perancangan perangkat lunak digunakan software UMPS for Windows.

Perancangan perangkat lunak dimaksudkan untuk mengendalikan sistem mikrokontroler pada display

seven segment common anoda. Proses Pembuatan, Kompilasi, dan Eksekusi Program

Berikut adalah langkah untuk memulai proses pembuatan hingga eksekusi program :

 Setelah proses inisialisasi dilakukan, kita bisa memulai proses penulisan program yang hendak disimulasi atau ditulis ke chip mikrokontroler. Untuk itu, klik File

>> New. Kemudian akan terlihat sebuah jendela baru terbuka. Pada jendela inilah, program ditulis.

Gambar 2.11 Jendela Utama UMPS

 Setelah program diketik, simpan program ini dengan nama yang diinginkan di folder bin atau folder yang lain. Selanjutnya dilakukan proses kompilasi dan eksekusi program.

 Untuk melakukan proses kompilasi, klik menu Program >> Set Main. Lalu pilih direktori tempat file tadi disimpan. Isikan kotak dialog

Filename dengan nama file, yang

merupakan file yang ingin dikompi-lasi. Hal ini bertujuan agar tiap kali melakukan kompilasi untuk file yang sama, kita tidak perlu lagi

(9)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 105 melakukan pemilihan file. Setelah

itu klik OK.

Gambar 2.12 Jendela Set Main ASM File

 Selanjutnya klik menu Program >>

Compile untuk melakukan

kompilasi program. Kemudian akan muncul kotak dialog ASM

Compilation Status yang

memberikan status kompilasi program.

Gambar 2.13 Jendela ASM Compilation Status

 Setelah proses kompilasi berhasil, selanjutnya mengeksekusi program dengan mengklik menu Program

>> Run atau mengklik tombol Go

pada toolbar. Sedangkan untuk menghentikan proses eksekusi, klik

Program >> Halt atau menekan

tombol Halt pada toolbar. (Catatan : setiap hendak melakukan eksekusi ulang, perlu untuk menekan tombol

Reset. Tombol ini berguna untuk

mengembalikan posisi Program Counter ke alamat 0000H).

Gambar 2.14 Tampilan Utama Saat Eksekusi

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian dan analisa alat merupakan tahapan terakhir setelah terjadi kesinambungan antara hardware dan software. Pengujian sistem sangatlah perlu dilakukan untuk mengetahui hasil akhir serta keakuratan dari perancangan yang dibuat. Tujuan lain dari pengujian sistem ini adalah untuk mengetahui apabila terjadi penyimpangan, maka kita dapat mengoreksi kesalahan tersebut lebih dini.

Pengujian sistem dilakukan melalui beberapa tahap proses, yaitu : ► Pengujian program

Tahap pengujian program dilakukan pada masing-masing sub-program. Semua program tersebut disimulasikan menggunakan bantuan software

UMPS

(Universal Microprocessor Simulator). Perlunya simulasi adalah untuk meyakinkan bahwa program yang dibuat sudah benar sebelum program tersebut diisikan ke flash PEROM

AT89S51.

► Pengujian rangkaian

Pada tahap ini dilakukan dengan cara memeriksa besarnya tegangan keluaran dari tiap blok rangkaian, apakah sesuai yang diinginkan. Pertama-tama pengujian rangkaian dimulai dengan memeriksa blok driver IC 74LS47 dan seven segment common anoda. Yang terakhir adalah memeriksa rangkaian pengendali, apabila besaran output sesuai dengan

(10)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 106 yang dikehendaki maka dilakukan

tahap pengujian berikutnya. Pengujian Perangkat Keras (Hardware)

Pengujian dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan cara manual yaitu dengan pemberian suplai tegangan ke hardware kemudian melakukan pengukuran. Yang kedua adalah pengujian setelah dimasukkan program ke flash PEROM.

Untuk melakukan pengujian terhadap perangkat – perangkat keras tersebut, diperlukan beberapa alat, yaitu: multimeter digital atau analog, kabel dan catu daya.

Pengujian Display seven segment Pada dasarnya, pengujian display seven segmen common anoda adalah untuk melihat apakah antara perangkat keras dan perangkat lunak terintegrasi dengan baik.

Pengujian Sebelum Dihubungkan Dengan Mikrokontroler

Pada pengujian display seven segment digunakan tegangan sebesar 5 Volt DC dan multimeter analog. Pengujian dilakukan sebelum rangkaian dihubungkan dengan mikrokontroler.

Display seven segment yang

digunakan adalah seven segment jenis common anoda.

Pengujian display seven segment common anoda

Untuk melakukan pengujian pada

display seven segment common anoda dibutuhkan input sinyal yang berlogika high (1) ketika pada kaki (3) dari seven segment diberi input tegangan 5 Volt dan sisa kaki lainnya diberi diberi input negatif, maka seven segment akan menyala sesuai dengan kaki-kaki yang diberi input.

Pada pengujian dengan menggunakan multimeter analog, selektor ditujukan pada gambar berbentuk dioda

kemudian kabel test berwarna merah dihubungkan ke kaki (3) dan kabel yang berwarna hitam dihubungkan ke kaki lainnya, maka seven segment akan menyala.

Pengujian Setelah Dihubungkan Dengan Mikrokontroler

Pada pengujian setelah rangkaian dihubungkan dengan mikrokontroler :

 Pengujian seven segment common anoda sebagai Jam Digital Tampilan Jam Digital pada seven segment common ini adalah :

Pada seven segment 1, 2, 3, dan 4 akan tampil karakter berupa angka yang masing-masing akan difungsikan sebagai jam (seven segmen 1 dan 2) dan akan difungsikan sebagai menit (seven segmen 3 dan 4). Salah satu contoh tampilan dari seven segmen sebagai jam digital dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 3.1 Tampilan Jam Digital 7 segment

Pengajuan Perangkat Lunak (Software)

Pengujian perangkat lunak pada perancangan Penelitian ini menggunakan software UMPS (Universal Microprocessor Simulator), kelebihan software ini yaitu sudah berbasis Windows sehingga lebih mudah dioperasikan, selain itu pada software ini juga sudah ada fasilitas untuk menguji dan mensimulasikan rangkaian yang dibuat.

Setelah langkah – langkah pembuatan, kompilasi, serta simulasi program dilakukan (seperti yang telah diuraikan pada BAB III, Sub Bab 3.5). Langkah selanjutnya adalah pengisian program ke dalam mikrokontroler AT89S51. Proses pengisian dilakukan dengan

(11)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 107 menggunakan software Atmel

Mikrokontroler ISP. Software ini merupakan software produksi Atmel

Corporation, yang dapat dipakai untuk mengisikan program ke semua mikrokontroler Atmel yang mempunyai fitur ISP (In-System Programming). Adapun langkah – langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

 Jalankan Program Atmel Mikrokontroler ISP dari Start Menu :

Programs Atmel Mikrokontroler ISP Software

Gambar 3.2 Tampilan Awal dan Lembar Kerja Atmel Mikrokontroler ISP

 Memillih tipe Chip mikrokontroler yang akan diisi, dengan cara mengklik Options Select Device atau dengan mengklik icon . Lalu pilih AT89S51 dan klik OK.

Gambar 3.3 Tampilan Device Select

 Setelah muncul tampilan seperti Gambar 3.4, pada menu Option

klik Initialize Target.

Gambar 3.4 Tampilan Buffer Window

Dilanjutkan dengan memasukkan

buffer dengan cara mengklik File Load Buffer , maka akan muncul tampilan seperti Gambar 3.5. Buka File yang akan dimasukkan lalu klik Open.

Gambar 3.5 Tampilan Load Buffer

 Kemudian melakukan pengisian ke

chip mikrokontroler dengan Auto

Program. Caranya :

Instruction Auto Program , maka akan muncul tampilan seperti Gambar 3.6 yang menandakan pengisian ke chip mikrokontroler sedang berlangsung. Dan akan muncul juga tampilan Buffer Window yang telah diisi oleh program, seperti yang ditunjukkan Gambar 3.7.

(12)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.15 NO.1 JULI 2020 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 108

Gambar 3.6 Tampilan Progress

Gambar 3.7 Tampilan Buffer Window

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Salah satu dari aplikasi mikrokontroler AT89S51 pada alat ini adalah Seven Segment, yang digunakan sebagai media penampil data, baik dari mikrokontroler AT89S51 maupun dari media input. Seven Segment yang digunakan adalah Seven Segment Common Anoda yang dapat menampilkan karakter angka.

Setelah melewati pengujian, Seven Segment berfungsi dengan baik, dimana angka atau nilai dapat tampil dan terbaca pada display Seven Segment.

4.2 Saran

Meskipun Seven Segment pada sistem modul mikrokontroler ini dapat berfungsi dengan baik, masih diperlukan pengembangan – pengembangan agar mikrokontroler ini dapat digunakan dengan lebih baik.

Adapun saran – saran yang dapat diberikan untuk pengembangan antara lain :Dapat ditambahkan berbagai media masukan seperti :

- Motor stepper - Motor DC

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mismail, Budiono. 1997. Dasar – dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung : Penerbit ITB.

[2] Nalwan, Paulus Andi. 2003.

Panduan Praktis Teknik Antarmuka Dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51. Jakarta : Elex Media Komputindo.

[3] Putra, Agfianto Eko. 2004. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi Edisi 2. Yogyakarta : GAVA MEDIA.

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Blok Dasar AT89S51
Gambar 2.3 Jenis Transistor
Gambar 2.9 Blok Diagram Sistem
Gambar  2.13  Jendela ASM Compilation  Status
+3

Referensi

Dokumen terkait

1) Timbangan telah terealisasi dibuat sesuai dengan perencanaan dan perancangan alat dengan menggunakan satu sensor Load Cell dengan kapasitas maksimal beban 10 kg.

Perancangan perangkat lunak dilakukan untuk mengatur kerja sistem dengan tujuan utama melakukan proses pengaturan secara digital menggunakan logika kendali Proporsional

Tujuan yang hendak dicapai pada tugas akhir ini adalah pembuatan perangkat keras yaitu Model Timbangan Digital menggunakan Load Cell berbasis mikrokontroler AT89S51 dan LCD

Skripsi dengan judul “ PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM KEAMANAN GEDUNG MELALUI JALA-JALA LISTRIK PLN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 ” diajukan guna memenuhi kelengkapan

Dan dengan keberhasilan perancangan viskosimeter digital ini telah dapat menggantikan pengukuran viskositas yang dilakukan secara manual yang mana pengukuran dapat

Tugas akhir ini dilakukan perancangan dan pembuatan alat monitoring polusi. udara dengan sensor TGS 2442 diimplementasikan pada

Dengan adanya sistem informasi yang dirancang akan dilakukan keputusan untuk pembuatan desain perpustakaa digital yang sesuai dengan kebutuhan RSI International.. Karena

Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. a) Sistem pengontrolan temperatur