• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN RISIKO K3L PADA PEKERJAAN REPARASI KAPAL DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) MENGGUNAKAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN RISIKO K3L PADA PEKERJAAN REPARASI KAPAL DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) MENGGUNAKAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN RISIKO K3L PADA PEKERJAAN REPARASI KAPAL

DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

MENGGUNAKAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Ahmad Fahmi Alwi1,*), Minto Basuki2), Siti Fariya2)

1)Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan FTMK ITATS 2)Dosen Jurusan Teknik Perkapalan FTMK ITATS

Jl.Arief Rahman hakim, No 100 Surabaya *)Email: fahmialwie21@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peringkat risiko bahaya yang akan terjadi pada proses pekerjaan reparasi kapal di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero). Data yang diamati terdiri atas 1 kapal yaitu KMP. Sms Swakarya yang berlangsung selama 24 hari kerja. Data tersebut menggunakan metode pengamatan langsung dilapangan dan wawancara terhadap tenaga ahli. Data tersebut kemudian dianalisa menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dan dibantu menggunakan Risk Assessment atau penilian risiko untuk memudahkan proses identifikasi potensi bahaya nya. Dari data tersebut teridentifikasi diperoleh 81 sumber bahaya risiko pada pekerjaan reparasi kapal yaitu terkena anggota badan, nyeri otot atau keseleo, kebisingan. Setelah didapatkan sumber bahaya maka dilakukan perhitungan dan penilaian risiko menggunakan matrik risiko. Dari perhitungan matrik risiko diperoleh nilai rating risiko yang terjadi pada pekerjaan reparasi kapal di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) terbilang tinggi dibanding risiko lain yaitu kelalaian operasional alat, percikan material panas dan bekerja di ketinggian. Setelah diketahui rating risikonya maka perlu dilakukan proses mitigasi untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko-risiko tersebut. Proses mitigasi tersebut antara lain : penggunaan alat pelindung diri, mengkampanyekan budaya K3 setiap akan memulai bekerja, mengadakan pemeriksaan rutin terhadap peralatan kerja, melaksanakan medical check up secara berkala pada pekerja, memilih tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya. Kata Kunci: Identifikasi Potensi bahaya, Job Safety Analysis (JSA), Mitigasi Risiko, Risk

Assessment.

Abstract: This study aims to determine the risk rating of hazards that will occur in the process of ship repair work at PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero). The observed data consisted of 1 ship namely KMP. Sms Swakarya that lasted for 24 working days. The data use direct observation method in the field and interviews with experts. The data is then analyzed using Job Safety Analysis (JSA) method and assisted using Risk Assessment or risk assessment to facilitate the identification process of its potential hazard. From the data identified 81 sources of hazard risk on ship repair work that is exposed to limbs, muscle pain or sprains, noise. After obtaining the source of hazard then do the calculation and risk assessment using risk matrix. From the calculation of risk matrix obtained risk rating value that occurred on ship reparation work at PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) is high compared to other risks of operational negligence of equipment, sparkling of hot materials and working at altitude. Once the risk rating is known, mitigation process is necessary to minimize the possibility of such risks. The mitigation process includes: the use of personal protective equipment, campaigning the K3 culture each will start work, conduct regular inspection of work equipment, conduct periodical medical check ups on the workers, selecting workers in accordance with their fields.

Key words: Identification of potential hazards, Job Safety Analysis (JSA), Risk Mitigation, Risk Assessment.

(2)

PENDAHULUAN

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) merupakan perusahaan BUMN milik pemerintah Indonesia yang bergerak dalam bidang perbaikan kapal (Ship Repair) yang sedang menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). SMK3 atau yang disebut dengan safety menjadi prioritas perusahaan dalam menciptakan iklim perusahaan yang terbatas dari kecelakaan kerja (zero accident).

Namun dalam perjalananya masih terdapat pekerja yang kurang memiliki kesadaran akan menaati prosedur keselamatan pribadi dalam hal akan menggunakan alat pelindung diri lengkap dan juga masih didapatkan tindakan pekerja yang kurang sadar akan tentang posisi tidak aman (unsafe human acts) dan keadaan lingkungan yang tidak aman keselamatan (unsafe

condition) dan masih terdapat kecelakaan kerja yang terjadi dan belum adanya suatu mekanisme

pendataan terhadap kejadian atau kecelakaan kerja yang terjadi di PT.Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) pada tahun-tahun sebelumnya, sedangkan jika hal tersebut belum dapat didokumentasikan tentu akan mengakibatkan hambatan dalam melakukan evaluasi terhadap kecelakaan yang terjadi baik itu berdasarkan jenis kecelakaan, frekuensi, lokasi yang memiliki potensi kecelakaan yang paling terjadi selama diterapkanya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Penilitian yng dilakukan oleh Basuki dan Chairunnisak (2012) mengenai untuk mengetahui risiko dan tingkat risiko pada proses bangunan baru pada industri galangan kapal skala kecil. Hasil analisa menghasilkan kesimpulan bahwa sumber risiko yang memerlukan penanganan utama adalah risiko yang muncul dengan tingkat risiko yang sangat tinggi yaitu pekerjaan perbaikan / reparasi karena penyesuaian permintaan dari pemilik kapal dan klasifikasi.

Fran Mahendar dan Darminto (2013) telah melakukan penelitian mengenai identifikasi bahaya dan pengendalian risiko dan keselamatan kerja yang terjadi di PT. Janata Marina Indah Unit 1 Semarang pada bagian bengkel reparasi galangan kapal. Kesimpulan dari penelitian adalah Penilaian resiko ada 6 aktivitas kerja dengan tingkat resiko dari yang tertinggi sampai terendah adalah proses pemeriksaan dan perbaikan plat lambung kapal dengan jumlah nilai resiko 26, pembersihan badan kapal dengan nilai resiko 13, pengecatan badan kapal dengan nilai resiko 11, pemeriksaan kelistrikan dengan nilai resiko 10, pemeriksaan las-lasan dengan nilai resiko 6, pemeriksaan perpipaan dengan nilai resiko 1.

Wicaksono dan Singgih (2011) telah melakukan penelitian mengenai identifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), penilaian risiko K3 (Keselamatan dan Keseshatan Kerja) serta bagaimana tindakan penanganan terhadap risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada kegiatan proyek pembangunan apartemen puncak permai Surabaya. Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh lima risiko tertinggi yaitu lifting material menggunakan tower crane terdapat risiko material terjatuh dengan total indeks risiko 13,95, pekerjaan steel fixing,

formwork installation contreting dan pekerjaan ekternal wall memiliki risiko terjatuh dari

ketinggian dengan total indeks risiko 13,16, installation electrical pipe, pasang pintu, pasang keramik dan finishing (grinding, chipping dan cutting) dengan total indeks risiko 12,76,

excavation risiko longsor galian dengan total indeks risiko 12,47, sedangkan eksternal wall

gondola jatuh dengan total indeks risiko sebesar 11,88.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2015) bertujuan untuk mengetahui peringkat risiko yang terjadi pada proses pekerjaan reparasi kapal di PT. Janata Marina Indah Unit 1 Semarang. Di dapatkan hasil kesimpulan dari penelitian adalah dari matrik risiko diperoleh nilai rating risiko yang terjadi pada pekerjaan reparasi kapal adalah sangat ringan dan ringan, dengan acuan risikonya menggunakan The Australian New Zealand Risk Management Standart

(AS/NSZ 4360, 2004).

Pada penelitian ini digunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Job Safety Analysis

(JSA) merupakan metode yang mempelajari suatu pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang berhubungan dengan setiap langkah, dan digunakan untuk mengembangkan solusi yang dapat menghilangkan dan mengkontrol bahaya (Kusumasari,

(3)

2014). Dengan adanya Job Safety Analysis (JSA), pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien, mengetahui bahaya yang ada dalam pekerjaan dan tindakan pengendaliannya, serta dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (Fauzan, 2011).Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan ditempat kerja adalah dengan menerapkan dan menyusun prosedur pekerjan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efesien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar mrupakan salah satu keuntungan dari menerapkan metode Job Safety Analysis (JSA) yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik kesehatan dan keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini.

Penerapan Job Safety Analysis (JSA) di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) ini akan memungkinkan bagi perusahaan untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja sehingga dengan minimnya angka kecelakaan kerja produktivitas perusahaan dapat meningkat, selain itu perusahaan dapat menekan biaya dalam jumlah banyak. Apalagi di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) merupakan perusahan yang bergerak di bidang penyedia transportasi tentunya dalam proses produksinya membutuhkan sistem keselamatan kerja yang handal dan mudah untuk diterapkan.

METODELOGI PENELITIAN

Pada penelitian ini digunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dan Risk Assessment atau penilian risiko. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengusulkan tindak pencegahan bahaya sedangkan metode risk assessment digunakan untuk menilai risiko dengan mengandalkan beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dampak dan peluang terjadinya bahaya. Setiap tahap merupakan bagian yang dapat menentukan tahap selanjutnya. Langkah-langkah dalam pengumpulan dan pengolahan data dapat dilihat pada gambar 1 :

Gambar 1. Alur Pengolahan dan Pengumpulan data

Pada tahap pengumpulan data, langkah pertama yang dilakukan dalam pengumpulan data yang dilakukan penilitian ini adalah mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero). Langkah ini bertujuan untuk mengetahui bahaya-bahaya yang terdapat di dalam aktivitas kerja. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi sistem pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diterapkan oleh perusahaan. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui sistem K3 yang diterapkan oleh perusahaan dan sebagai acuan untuk menetukan tindak pencegahan dan upaya pencapaian produktifitas yang semaksimalnya dari suatu perusahaan industri lebih terjamin. Langkah terakhir yang dilakukan

Pengumpulan data :

1. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.

2. Melakukan wawancara kepada pengurus K3 di P. Dok dan Perkapalan Surabaya terkait sistem K3 yang diterapkan. 3. Melakukan wawancara dengan pekerja

untuk data tambahan

Pengolahan data :

1. Rekapitulasi data sistem K3 yang diterapkan oleh perusahaan.

2. Mengidentifikasi bahaya dan

mengembangkan dengan metode JSA. 3. mengidentifikasi risiko pekerjaan apa saja

yang mungkin terjadi dari setiap langkah kerja.

4. mengembangkan solusi tindakan pencegahan terhadap potensi kecelakaan yang telah teridentifikasi.

5. Penilaian risiko.

(4)

adalah mengidentifikasi data-data tambahan seperti struktur organisasi, instruksi kerja, dan job description serta memverivikasi data mengenai bahaya yang teridentifikasi untuk memastikan data yang diperoleh benar dan objektif. Secara keseluruhan, data-data tersebut diperoleh dengan cara observasi serta wawancara dengan kepala dan staf di kantor K3L di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) serta studi literature.

Pada proses pengelohan data, langkah pertama yang dilakukan adalah rekapitulasi data sistem K3 yang diterapkan oleh perusahaan. Langkah berikutnya adalah rekapitulasi potensi yang telah teridentifikasi. Rekapitulasi tersebut akan digunakan untuk mengembangkan tindak pencegahan dengan metode Job Safety Analysis (JSA). Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi bahaya dan mengembangkan dengan metode Job Safety Analysis (JSA).

Metode ini diawali dengan memilih pekerjaan yang dinilai berpotensi terjadi kecelakaan kerja, selanjutnya dilakukan penguraian pekerjaan kedalam suatu urutan langkah-langkah berdasarkan

work instruction dari aktivitas pekerjaan yang dianalisis berdasarkan aturan-aturannya. Langkah

selanjutnya adalah mengidentifikasi risiko pekerjaan apa saja yang mungkin terjadi dari setiap langkah kerja. Langkah terakhir adalah mengembangkan solusi tindakan pencegahan terhadap potensi kecelakaan yang telah teridentifikasi. Tindakan pencegahan diperoleh dengan metode HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) yang melibatkan Tim P2K3, kepala dan staff sehingga hasil yang diperoleh lebih objektif.

Setelah diperoleh alternatif tindak pencegahan, dilakukan penilaian risiko (Risk

Asessment) kecelakaan kerja yang telah di identifikasi terlebih untuk menetukan prioritas

bahaya yang harus diberikan tindak pencegahan terlebih dahulu. Dalam melakukan penilaian risiko, terdapat sebuah matriks yang digunakan sebagai acuan. Matrik tersebut dapat dilihat dalam gambar 2. R A T IN G T IN G K A T K E M U N G K IN A N 5 6 Moderat (M) 7 Tinggi (T) 8 Tinggi (T) 9 Sangat Tinggi (E) 10 Sangat Tinggi (E) 4 5 Rendah (R) 6 Moderat (M) 7 Tinggi (T) 8 Tinggi (T) 9 Sangat Tinggi (E) 3 4 Rendah (R) 5 Rendah (R) 6 Moderat (M) 7 Tinggi (T) 8 Tinggi (T) 2 3 Sangat Rendah (S) 4 Rendah (R) 5 Rendah (R) 6 Moderat (M) 7 Tinggi (T) 1 2 Sangat Rendah (S) 3 Sangat Rendah (S) 4 Rendah (R) 5 Rendah (R) 6 Moderat (M) 1 2 3 4 5

RATING TINGKAT AKIBAT / KONSEKUENSI

Sumber : The Australian New Zealand Risk Management Standart (AS/NSZ 4360, 2004)

Gambar 2 Matrik Penilian Risiko

Dengan telah dapat diukur dan ditentukan besarnya tingkat akibat/konsekuensi kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran/tujuan dan besarnya tingkat risiko (5x5) atau matrik kemungkinan akibat (K-A) maka dapat ditentukan tingkat eksposure risiko dari suatu risiko yang telah teridentifikasi atau dikenali. Contohnya pada tahapan proses pembersihan badan kapal pada kegiatan blasting dengan sumber bahaya bekerja di ketinggian, sebelumnya dengan menggunakan formula :

Indeks Risiko = Indeks Kemungkinan (K) + Indeks Akibat (Konsekuensi) (A) maka akan memperoleh hasilnya yang dijelaskan pada tabel dibawah ini :

(5)

Indeks Risiko = (4) + (3) Indeks Risiko = 7

Skor yang telah diperoleh digunakan untuk menentukan skala prioritas risiko. Dalam skala prioritas risiko terdapat beberapa kategori yang dapat digunakan sebagai acuan. Kategori prioritas risiko dibuat berdasarkan pemetaan nilai pada matrik Risk Assessment dan dapat ditentukan dengan melihat tabel 1.

Tabel 1 Risk Rating

Tingkat Eksposurf Level Risiko Kode warna Indeks Risiko

Sangat Tinggi (E) 9 s/d 10

Tinggi (T) 7 s/d 8

Menengah (M) 6

Rendah (R) 4 s/d 5

Sangat Rendah (S) 2 s/d 3

Sumber : The Australian New Zealand Risk Management Standart (AS/NSZ 4360, 2004)

Berdasarkan perhitungan potensi bahaya yang dilakukan sebelumnya, contoh potensi bahaya memperoleh skor 7, maka contoh potensi kecelakaan tersebut dalam tingkat kategori Tinggi yang ditandai dengan warna pink. Artinya risiko tersebut dapat ditangani dengan cara memakai Alat Pelindung Diri (APD). Setelah dilakukan penelitian dan didapatkan nilai skala prioritas penilaian selanjutnya dilakukan pembuatan mitigasi pencegahan sebagai bentuk riil pencegahan terhadap bahaya pada tahapan proses pekerjaan reparasi kapal di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan tim P2K3 PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), dipilih proses tahapan pekerjaan reparasi kapal yang perlu diteliti dengan metode Job Safety Analysis (JSA). Pekerjaan dilakukan pada proses reparasi kapal yang mencakup proses pembersihan badan kapal, pemerikaan dan penggantian plat badan kapal, pengecetan badan kapal, kelistrikan dan pemeriksaan perpipaan. Dari kelima langkah tahapan kerja proses pekerjaan reparasi kapal tersebut, potensi-potensi kecelakaan kerja yang teridentifikasi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 2. Tabel Sumber bahaya yang teridentifikasi

No Tahapan Proses kegiatan sumber bahaya Mitigasi Risiko

1 2 3 4 5 1 pengelasan & pemotongan Pengelasan & Pemotongan

Arus listrik Sarung tangan

Sinar las Welding full mask

Ruangan sempit dan berdebu Blower dan masker

Material dari ketinggian Helm & sepatu safety, safety line Bekerja di ketinggian Safety belt

Percikan api

Rompi las, Sarung tangan, Sepatu safety

Percikan material gerinda Kacamata safety , Sarung tangan Sisa material Sepatu safety

(6)

1 2 3 4 5

Material panas Sepatu safety, sarung tangan Debu/Asap las Masker, kacamata safety Gas beracun ( di dlm ruang

tertutup)

Masker Oksigen terbatas (di dlm ruang tertutup

Masker, rotasi kerja, blower pekerjaan gerinda plat percikan api

Wearpack, pembasahan lokasi kerja, APAR

Arus listrik Sarung tangan, Sepatu safety Percikan material gerinda

Kacamata, Sarung tangan, Katelpak, Masker

Posisi bekerja Instruksi kerja Sisa material Sepatu safety

Berdebu Masker

Tindakan tidak aman

(mendinginkan badan dengan selang oksigen)

Sosialisasi/safety induction, rambu safety flow material

Ruangan sempit Rambu Safety

Ruangan berdebu Masker

Material dari ketinggian Helm Safety, Safety line, Sirine Kelalaian operator crane Safety line

Kelalaian operasional alat Safety line Posisi bekerja Rotasi Kerja cutting semi

otomatis

Kelalaian pekerja Instruksi Kerja, Sarung tangan Posisi bekerja Rotasi Kerja

Percikan material panas

Instruksi Kerja, Sarung tangan, Wearpack

kelalaian operasional alat Instruksi Kerja, Sarung tangan

2 Pembersihan badan kapal Sekrap

Bekerja di bawah lambung

kapal Rotasi Kerja

Bekerja di ketinggian Safety belt material jatuh Safety Glasses Posisi bekerja Instruksi kerja pembusukan material organik Masker Blasting

Bekerja dengan alat blasting Masker, Kacamata safety Suara mesin Ear plug, Rotasi kerja Bekerja di ketinggian Safety belt

Posisi bekerja Rotasi Kerja Waterjer

Tekanan air tinggi Rotasi Kerja Bekerja di bawah lambung

kapal Rotasi Kerja

Bekerja di ketinggian Safety belt Tempat kerja licin Sepatu Safety Posisi bekerja Instruksi kerja 3 Pengecetan badan kapal Pengecetan (lambung tangki-tangki bottom dll)

Bekerja di ketinggian Safety belt percikan api (gas ruang

tertutup) Sarung tangan, Katelpak, Gas free Tempat kerja licin Papan, Safety shoes

Posisi bekerja Rotasi Kerja Bekerja di ruang tertutup Blower, Rotasi kerja Oksigen terbatas Blower

(7)

1 2 3 4 5 4 Kelistrikan pemasangan instalasi kabel

Ruangan gelap Lampu penerangan

Solvent/Uap solvent Blower, Masker Bekerja di ketinggian Safety belt

Material dari ketinggian Helm, Sepatu safety

percikan api dari arus pendek Rambu safety, Safety patrol, APAR Posisi bekerja Rotasi Kerja

oksigen terbatas Rotasi kerja, blower gelombang elektromaknetik Instruksi kerja

Arus listrik Sarung tangan

Lantai licin Sepatu safety

5 Pemerikaan Perpipaan pengelasan & Pemotongan material pipa

Arus listrik Perawatan instalasi, Sarung tangan Percikan api

Sarung tangan, Sepatu safety,Wearpack

Sinar las Welding full mask

Sisa material (pipa) Pembersihan, Sepatu Safety Material panas Safety line, Katelpak, Sepatu safety

Asap las Masker

Bekerja di ketinggian Safety belt Posisi bekerja Rotasi Kerja bongkar pasang valve pipa

Tempat kerja licin Sepatu Safety Kelalaian bongkar pasang

peralatan kerja

Sarung tangan

Posisi bekerja Rotasi Kerja Bekerja di ketinggian Safety belt

pemasangan pipa ducting

Material dari ketinggian

Sepatu line, Helm Safety, Sepatu Safety

Bekerja di ketinggian Safety belt

Arus listrik Sarung tangan

memegang material glaswool Sarung tangan, Katelpak Posisi bekerja Rotasi Kerja

Install piping system di kapal

Tempat kerja licin Papan, Safety shoes sisa material berserakan Sepatu Safety Bekerja di ketinggian Safety belt

bekerja di ruang terbatas Blower, Rotasi kerja

Gelap Lampu penerangan, Helm Safety

Solusi yang dikemukakan dalam Tabel 2 merupakan usulan yang didisksikan dengan HIRA dan disetujui oleh TIM P2K3 PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero). Pengembangan solusi dilakukan dengan cara HIRA supaya diperoleh solusi yang objektif dan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Misalnya dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) secara tertib,solusi ini dapat dilakukan dengan melakukan cek kelengkapan sebelum bekerja dan pengawasan pekerja selama pekerjaan berlangsung oleh kepala kantor K3L.

Risiko kecelakaan kerja yang telah teridentifikasi dengan metode Job Safety Analysis

(8)

beri skor, sehingga dapat ditentukan risiko mana yang terlebih dahulu diprioritaskan untuk di mitigasi. Hasil penilain risiko indeks akhir dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tabel Indeks Akhir Risiko

Tahapan Proses Kegiatan No Sumber bahaya Indeks

kemungkinan Indeks risiko Rating Risiko Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 pengelasan & pemotongan Pengelasan & Pemotongan 1 Arus listrik 2 1 Sangat Rendah 3 2 Sinar las 2 1 Sangat Rendah 3 3

Ruangan sempit dan

berdebu 2 1

Sangat

Rendah 3

4 Material dari ketinggian 2 1

Sangat

Rendah 3

5 Bekerja di ketinggian 3 1 Rendah 4

6 Percikan api 3 1 Rendah 4

7 Percikan material gerinda 3 1 Rendah 4 8 Sisa material 2 1 Sangat Rendah 3

9 Material panas 3 1 Rendah 4

10 Debu/Asap las 2 1 Sangat Rendah 3 11 Gas beracun ( di dlm ruang tertutup) 2 1 Sangat Rendah 3 12

Oksigen terbatas (di dlm ruang tertutup 2 1 Sangat Rendah 3 Pekerjaan gerinda plat

13 percikan api 3 2 Rendah 5

14 Arus listrik 3 2 Rendah 5

15

Percikan material

gerinda 4 2 Menengah 6

16 Posisi bekerja 3 1 Rendah 4

17 Sisa material 3 1 Rendah 4

18 Berdebu 3 2 Rendah 5

19

Tindakan tidak aman (mendinginkan badan dengan selang oksigen) 3 2 Rendah 5 flow material 20 Ruangan sempit 2 1 Sangat Rendah 3

21 Ruangan berdebu 3 1 Rendah 4

22 Material dari ketinggian 3 1 Rendah 4

23 Kelalaian operator crane 2 4 Menengah 6 24 Kelalaian operasional alat 3 1 Rendah 4

25 Posisi bekerja 3 1 Rendah 4

cutting semi Otomatis

26 Kelalaian pekerja 4 2 Menengah 6

27 Posisi bekerja 4 2 Menengah 6

28 Percikan material panas 4 2 Tinggi 7

29 kelalaian operasional alat 5 4 Sangat tinggi 9 Pembersihan badan kapal Sekrap 30 Bekerja di bawah lambung kapal 2 1 Sangat Rendah 3

31 Bekerja di ketinggian 4 2 Menengah 6

(9)

1 2 3 4 5 6 7 8

33 Posisi bekerja 4 2 Menengah 6

34

pembusukan material

organik 3 1 Rendah 4

35

Bekerja dengan alat

blasting 4 2 Menengah 6

36 Suara mesin 4 2 Menengah 6

37 Bekerja di ketinggian 4 3 Tinggi 7

38 Posisi bekerja 3 1 Rendah 4

Waterjer

39 Tekanan air tinggi 2 1

Sangat Rendah 3 40 Bekerja di bawah lambung kapal 2 1 Sangat Rendah 3

41 Bekerja di ketinggian 4 2 Menengah 6

42 Tempat kerja licin 3 1 Rendah 4

43 Posisi bekerja 2 1 Sangat Rendah 3 Pengecetan badan kapal Pengecetan (lambung tangki-tangki bottom dll)

44 Bekerja di ketinggian 3 1 Rendah 4

45

percikan api (gas ruang

tertutup) 3 1 Rendah 4

46 Tempat kerja licin 3 1 Rendah 4

47 Posisi bekerja 2 1

Sangat

Rendah 3

48 Bekerja di ruang tertutup 2 1

Sangat

Rendah 3

49 Oksigen terbatas 2 1

Sangat

Rendah 3

50 Ruangan gelap 3 1 Rendah 4

51 Solvent/Uap solvent 3 1 Rendah 4

Kelistrikan pemasangan instalasi kabel

52 Bekerja di ketinggian 3 1 Rendah 4

53 Material dari ketinggian 3 1 Rendah 4

54

percikan api dari arus

pendek 3 1 Rendah 4

55 Posisi bekerja 2 1

Sangat

Rendah 3

56 oksigen terbatas 3 1 Rendah 4

57

gelombang

elektromaknetik 3 1 Rendah 4

58 Arus listrik 3 1 Rendah 4

59 Lantai licin 3 1 Rendah 4

Pemerikaan Perpipaan pengelasan & Pemotongan material pipa 60 Arus listrik 2 1 Sangat Rendah 3

61 Percikan api 3 1 Rendah 4

62 Sinar las 3 1 Rendah 4

63 Sisa material (pipa) 2 1

Sangat

Rendah 3

64 Material panas 3 1 Rendah 4

65 Asap las 3 1 Rendah 4

66 Bekerja di ketinggian 3 1 Rendah 4

67 Posisi bekerja 2 1 Sangat Rendah 3 bongkar pasang valve pipa

68 Tempat kerja licin 4 2 Menengah 6

69 Kelalaian bongkar pasang peralatan kerja 4 2 Menengah 6

70 Posisi bekerja 4 2 Menengah 6

71 Bekerja di ketinggian 4 3 Menengah 7

pemasangan pipa ducting

72 Material dari ketinggian 3 1 Rendah 4

(10)

1 2 3 4 5 6 7 8 74 Arus listrik 2 1 Sangat Rendah 3 75 memegang material glaswool 2 1 Sangat Rendah 3 76 Posisi bekerja 2 1 Sangat Rendah 3 Install piping system di kapal

77 Tempat kerja licin 3 1 Rendah 4

78 sisa material berserakan 3 1 Rendah 4

79 Bekerja di ketinggian 4 2 Menengah 6

80 bekerja di ruang terbatas 2 1

Sangat

Rendah 3

81 Gelap 3 1 Rendah 4

Berdasarkan hasil penilian risiko indeks akhir, kelalaian operaisonal alat,percikan material panas, dan bekerja diketinggian harus diberikan tindak mitigasi atau pencegahan dengan segera dan itensif terlebih dahulu karena memperoleh kategori Tinggi (pink).

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian antara lain :

1. Potensi kecelakaan kerja pada proses pekerjaan reparasi kapal di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) dapat diidentifikasi menggunakan Job Safety Analysis (JSA). Potensi bahaya kecelakaan yang telah diidentifikasi dengan metode ini antara lain terkena anggota badan, nyeri otot atau keseleo, kebisingan.

2. Beberapa tindak pencegahan yang dapat diusulkan melalui metode Job Safety Analysis (JSA) antara lain penggunaan alat pelindung diri, mengadakan pemeriksaan rutin terhadap peralatan kerja, melaksanakan medical check up secara berkala pada pekerja, memilih tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Australian and Standars New Zealand 4360 (2004). Risk Management Guidelines. Sydney. Fran Mahendar, Darminto. 2013. Identifikasi Bahaya, Pengendalian Risiko dan Keselamatan

Kerja Pada Bagian Bengkel Repair Galangan Kapal Menggunakan Metode Job Safety

Analysis (JSA) di PT. Janata Marina Indah Semarang : Jurusan Teknik Industri

Universitas Diponegoro.

Kusumasari, Wikaningrum Hikmah. 2014. Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo

Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Surakarta : Jurusan Studi

Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Minto B, Binti C. 2012, “Analisa Resiko Proses Pembangunan Kapal Baru”, Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 18, No. 2, hal 97-109.

Petra Radite, Fakhrina. 2013. Implementasi Metode Job Safety Analysis dan Risk Assessment

di Gudang Bahan Baku PT. XYZ Tbk. Surakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Setiawan, B. 2015, Penilaian Risiko Usaha Reparasi Kapal Pada Perusahaan Gaalangan

Kapal PT. Janata Marina Indah Unit 1 Semarang, Skripsi, Jurusan Teknik Perkapalan,

(11)

Wicaksono, Iman.K., dan Singgih, Moses., “Manajemen Risiko K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya”

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII, Program Studi MMT-ITS,

Gambar

Gambar 1.  Alur Pengolahan dan Pengumpulan data
Tabel 2. Tabel Sumber bahaya yang teridentifikasi
Tabel 3. Tabel Indeks Akhir Risiko

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat menyeleksi warga mana yang berhak atas raskin tersebut, maka diperlukan sistem yang terkomputerisasi untuk membantu pihak kelurahan dalam pengambilan keputusan untuk

Anemia adalah suatu keadaan di mana terjdi penurunan volume/jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam darah atau penurunan kadar hemoglobin (Hb) sampai dibawah rentang nilai

Apabila terdapat ketidakmurnian dalam proses substitusi Vanadium maka puncak yang muncul pada spektra 51 V NMR berjumlah lebih dari satu puncak dan memiliki

Pelepasan informasi medis dapat dicatatat atau dicopy oleh pasien atau orang tua atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk

Adapun faktor-faktor strategi eksternal yang mempengaruhi pengembangan Inseminasi Buatan di Sumatera Utara antara lain peluang yang dimiliki seperti Program

Ada perbedaan pada pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai akibat perendaman kecambah biji cabai dalam berbagai konsentrasi kolkhisin, pelakuan kolkhisin tidak berpengaruh

dan kendali mutu ini berjalan secara sistemin oleh kepala sekolah dan staf-staf di bawahnya. Pada dasarnya pengendalian terhadap mutu pendidikan menyangkut unsur input, proses dan

Web merupakan kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya,