• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Setya Tri Wahyuni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Setya Tri Wahyuni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 72

Analisis Perbandingan Struktur Novel Kirti Njunjung Drajat Karya R. TG. Jasawidagda

dengan Serat Riyanta karya R. B Sulardi dalam Antologi Rembulan Ndadari

Editor Bambang Sulanjari, H.R Utami

Oleh: Setya Tri Wahyuni

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Setia_triwahyuni@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) unsur instrinsik dalam novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg. Jasawidagda dan Serat Riyanta karya R. B Sulardi; (2) membandingan persamaan struktur sastra (tema, tokoh dan penokohan, alur dan setting) dalam novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dan Serat Riyanta karya R. B Sulardi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah novel Kirti Njjunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dan Serat Riyanta karya R. B Sulardi selanjutnya objek penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur-unsur pembangun, persamaan dan perbedaan dalam novel Kirti Nunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dan Serat Riyanta karya R. B Sulardi. Fokus penelitian ini adalah mengkaji unsur-unsur pembangun pada novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dan Serat Riyanta karya R. B Sulardi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik simak-catat. Instrumen penelitian ini adalah penulis sendiri selaku peneliti dengan alat bantu berupa kertas pencatat dan alat tulis. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi. Teknik penyajian data berupa pemaparan hasil analisis bersifat deskriptif berdasarkan pada data yang ada. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil yaitu, 1) struktur pembangun novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dan Serat Riyanta karya R. B Sulardi yang meliputi tokoh: Darba, Mas Bei Mangunripta, Martini, Sindhu, alur berupa alur maju, latar: di kereta, Solo, kebun dan tema. 2) persamaan dan perbedaan yaitu persamaanya kedua cerita bertemakan perjuangan dan percintaan. Perbedaan dalam kedua cerita ialah pada penokohan yaitu Darba magang sebagai priyayi, tidak pernah memikirkan wanita, dan tidak berpendidikan lalu terdapat perbedaan latar yang digunakan pada kedua cerita tersebut. Kata Kunci: sastra perbandingan, struktual objektif.

Pendahuluan

Sastra merupakan karya lisan maupun tertulis yang mempunyai ciri keunggulan seperti keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya sastra sebagai bentuk karya seni merupakan suatu hal yang senantiasa menarik untuk dikaji dan dibicarakan karena sastra biasanya banyak menceritakan pengalaman-pengalaman hidup yang ditulis dalam kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya. Karya sastra dapat diartikan sebagai cerminan dari dunia yang nyata. Usaha pengkajian dalam karya sastra dapat dilakukan dengan kerja analisis yaitu membedah karya itu kedalam bagian-bagian tertentu.

(2)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 73 Kesusastraan Jawa sendiri kaya akan hasil karya sastranya yang beragam. Salah satunya adalah novel menggunakan bahasa Jawa. Pada zaman yang serba modern ini mulai sulit dijumpai novel berbahasa Jawa. Hal ini karena beberapa faktor misalnya terbatasnya para penulis, faktor kemajuan zaman yang menyebabkan tergesernya budaya lokal sehingga orang-orang cenderung memilih segala sesuatu yang lebih modern.

Novel merupakan karya sastra ragam prosa yang di dalamnya terdapat peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokohnya baik langsung ataupun tidak langsung secara sistematis serta struktural. Novel adalah prosa rekaan yang panjang, menyuguhkan tokoh dan menampilkan peristiwa dan latar belakang secara struktural.Novel dibangun dari sejumlah unsur yang saling berhubungan. Hal ini akan menyebabkan novel tersebut menjadi sebuah karya sastra yang bermakna dan lebih hidup.

Dalam setiap karya sastra kebanyakan mempunyai persamaan dan perbedaan. Hal ini dapat dijadikan sebuah pandangan untuk membandingkan karya sastra satu dengan karya sastra yang lain. Seperti halnya dalam NovelKirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dan Serat Riyanta Karya R. B Sulardi dalam Antologi Rembulan

Ndadarieditor Bambang Sulanjari, H. R Utami setelah penulis membaca kedua

ceritanya penulis menemukan beberapa persamaan dan perbedaan diantaranya dalam cerita Kirti Njunjung Drajat dan Serat Riyanta terdapat persamaan tema antara kedua cerita yang berupa tema perjuangan sedangkan perbedaan yang terdapat dalam novel yaitu pada penokohan untuk menjadi media dalam sastra perbandingan.

Metode Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Subjek pada penelitian ini adalah novel Kirti Njjunjung

Drajat karya R. Tg Jasawidagda yang diterbitkan oleh PT Kiblat Buku Utama pada

(3)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 74

Rembulan Ndadari editor Bambang Sulanjari yang diterbitkan oleh panji Pustaka pada

tahun 2010 dengan tebal 264 halaman. Teknik penggumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode content analisis atau metode analisis isi. Teknik informal yaitu pemaparan menggunakan perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminilogis yang sifatnya teknis.

Hasil Penelitian

Penyajian data yang penulis sajikan berupa tabel data-data unsur-unsur pembangun yang meliputi tema, tokoh, alur, dan latar yang terdapat pada Novel Kirti

Nunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dan Serat Riyanta Karya R. B Sulardi dalam

Antologi Rembulan Ndadarieditor Bambang Sulanjari, H. R Utami serta perbandingan dari kedua unsur pembangun yang difokuskan pada tokoh utama.

Tema

Tema pada Novel Kirti Nunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda ialah perjuangan seorang anak yang ingin membuktikan bahwa kesuksesan seseorang tidak harus menjadi seorang priyayi.

Tema pada Serat Riyanta ialah perjuangan seorang perempuan yang begitu teguh ingin melanjutkan sekolah demi masa depan yang lebih baik dan percintaan. Tokoh

Tokoh yang terdapat dalam novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda meliputi: Darba dan Mas Bei Mangunripta sebagai tokoh utama. Selanjutnya Mbok Nayapada, Kondhektur, Mantri Onder Distrik, Mbok Nayapada, Juru Serat, R. Ng. Prajasusastra, Den Bei Prajamartana, Demang Karyabau sebagai tokoh tambahan.

Tokoh yang terdapat dalam Serat Riyanta karya R. B Sulardi meliputi: Martini, Sindhu, Endra sebagai tokoh utama. Kemudian R. A Natasewaya, R. M Riyanta, R.Kartaubaya, R.Harjawarsita, R. R Subiyah, R.Kartamardika, Mbok Martini sebagai tokoh tambahan.

(4)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 75 Alur

Alur yang dipakai dalam adalah alur maju yang terdiri dari lima tahapan yaitu: (a) tahap penyituasian, pada tahap ini menceritakan Darba dalam perjalanan akan kembali magang agar bisa menjadi seorang priyayi, (b) tahap permunculan konflik, pada tahap ini menceritakan Darba mulai merasakan tidak nyaman magang sebagai priyayi karena merasa masyarakat terlalu mengagungkan sosok priyayi, (c) tahap peningkatan konflik, pada tahap ini menceritakan Darba punya pekerjaan sambilan sebagai juru tulis namun tidak diperbolehkan dan Darba diancam dikeluarkan dari magang jika menulis berita tentang priyayi, (d) tahap klimaks, pada tahap ini Darba tetap melawan atasannya demi kebenaran dan Darba semakin yakin bahwa dirinya tidak cocok menjadi priyayi namun Ibu Darba amat kecewa dengan pilihan anaknya, (e) tahap penyalesaian, pada tahap ini Darba bertemu dengan seseorang yang mampu membuka pikirannya dan akhirnya melepas masa magangnya yang hampir selesai untuk menjadi seorang wira usaha yang sukses.

Latar

Latar tempat pada novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda meliputi: Di kereta, Surakarta, Stasiun Purwosari, Omah Demang Karyabau, Omah Prajasusastra, Omah Darba.

Latar tempat pada Serat Riyanya karya R. B Sulardi meliputi: Tamansari, Griya R. A Natasewaya, Omah makan Kreteg, kereta, Karanganyar, Omah Martini.

Persamaan dan perbedaan

Persamaan dan perbedaan struktur novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dengan Serat Riyanta Karya R. B Sulardi dalam antologi Rembulan Ndadari Editor Bambang Sulanjari, H. R Utami

 Persamaan penokohan tokoh utama: - Darba (KND)

- Martini (SR)

(5)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 76 Tokoh utama dalam novel Kirti Njunjung Drajat adalah seorang pemuda dari desa namun mempunyai pandangan yang maju, berwawasan luas.Walaupun Darba berasal bukan dari keluarga priyayi namun itu bukan halangan bagi Darba untuk tetap belajar. Hal ini terdapat pada kalimat:

“Kene le, sing kok ceritakake babagan udut mau kados pundi mbok cobi dipun ngadikakaken. Lajeng Darba mangsuli udut punika saenipun naming saged mejahi basil kang wonten sela-selaning untu, awoniun tikel tekuk katimbang saenipun. Sapisan datheng tenggorokan dados serak, kaping kalih murugaken sesek lan mbuthekaken pikiran”. (KND: 36-37)

Terjemahan:

“Sini le, yang tadi kamu ceritakan tentang rokok itu seperti apa coba jelaskan. Kemudian Darba menjawab rokok itu manfaatnya bisa mengurangi plak di gigi namun buruknya lebih banyak daripada bagusnya. Pertama membuat tenggorokan jadi serak, kedua membuat sesak pernafasan dan memperkeruh pikiran”. (KND: 36-37)

Tokoh Martini dalam Serat Riyanta Karya R. B Sulardi merupakan wanita yang punya wawasan luas, pintar. Martini tidak ingin terburu-buru menikah diusia muda kerena dia tahu punya pendidikan yang lebih tinggi akan mempengaruhi masa depannya. Menurut dia asalkan dia bisa sekolah lagi maka dia akan mendapatkan pekerjaan yang layak, ayahnya Martini juga tidak merasa khawatir jika anaknya sudah menentukan pilihan hidup ke depannya. Wawasan luas yang dimiliki Martini dalam Serat Riyanta Karya R. B Sulardi dapat diperkuat dalam kalimat ini:

“Bune, karepmu iku ya becik, nanging prakara jejodhoan cara kuna iku, yen ing jaman saiki wis ora gathuk, sebab jamane wis salin. Saka pamikirku luwih prayogane yen cah wadon mau milih jodho kalawan merdika, aja nanti anane gelem mau awit saka pameksane bapa biyunge. Anakmu iku pinter, wis bisa mbedakna prekara bener lan ora, anakmu iku apa-apa ngerti apa maneh babagan masa depane dheweke”. (SR: 27)

Terjemahan:

“Bune, yang diharapkanmu itu bagus, tapi perkara perjodohan cara dulu itu akalu dijaman sekarang itu sudah tidak cocok, sebab jaman sudah berubah. Dari pemikiranku lebih baik kalau anak perempuan itu bebas memilih jodohnya sendiri, jangan sampai maunya karena dipaksa orang tuanya.Anakmu

(6)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 77 itu pintar, sudah bisa membedakan perkara baik dan buruk, anakmu tahu segala hal apalagi tentang masa depannya sendiri”. (SR: 27)

 Perbedaan penokohan tokoh utama - Darba magang sebagai priyayi - Martini pengangguran di rumah

Pada novel Kirti Njunjung Drajat tokoh utamanya magang sebagai priyayi sedangkan pada Serat Riyanta Karya R. B Sulardi tokoh utamanya hanya pengangguran di rumah karena Ibunya tidak mengijinkan Mar untuk melanjutkan pendidikannya lagi. Hal ini dapat diketahui melalui kutipan berikut:

“Kowe magang ana ing kantor ngendi, heh, le”

“Mireng pitakonan punika Darba lajeng ngewahi linggihipun, sakawit ngungkuraken Mas Bei Mangunripta, sapunika miring mengo, wangsulanipun cekak nanging taklim.”

“Kapatihan”. (KND: 14)

Terjemahan:

“Kamu magang dikantor mana nak”

“Mendengar pertanyaan itu Darba kemudian membetulkan posisi duduknya sambil mundur pada Mas Bei Mangunripta, menolehkan wajah, jawabanya singkat namun sopan”.

“Kapatihan”. (KND: 14) Simpulan

Struktur pembangun pada novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda meliputi (a)tema yaitu bertemakan perjuangan seorang anak yang ingin membuktikan bahwa kesuksesan seseorang tidak harus menjadi seorang priyayi ; (b) tokoh: Darba, Mas Bei Mangunripta, Mbok Nayapada, Kondhektur, Mantri Onder Distrik, Mbok Nayapada, Juru Serat, R. Ng. Prajasusastra, Den Bei Prajamartana, Demang Karyabau; (c) alurnya maju; (d) latar meliputi:Ing sepur, Surakarta, Stasiun Purwosari, Omah Demang Karyabau, Omah Pak Prajasusastra, Omah Darba.

Struktur pembangun Serat Riyanta Karya R. B Sulardi dalam antologi Rembulan

Ndadari editor Bambang Sulanjari meliputi (a) tema yaitu bertemakan perjuangan

(7)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 78 yang lebih baik dan percintaan; (b) tokoh: Martini, Sindhu, Endra, R.A Natasewaya, R. M Riyanta, R. Kartaubaya, R. Harjawarsita, R.R Subiyah, R.Kartamardika, Mbok Martini; (c) alurnya menggunakan alur maju; (d) latar: Tamansari, Griya R. A Natasewaya, Omah makan Kreteg, Ing kereta, Karanganyar, Omah Martini.

Persamaan yang terdapat dalam novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dan Serat Riyanta Karya R. B Sulardi dalam antologi Rembulan Ndadari editor Bambang Sulanjari adalah pada (a) tema sama-sama bertemakan perjuangan; (b) tokoh: Darba dan Martini sama-sama bukan dari keluarga terpandang, mempunyai wawasan yang luas, suka menolong sesama; (c) alur sama-sama alur maju; (d) latar sama-sama ada adegan di kereta, di surakarta dan di kebun.

Perbedaan yang terdapat dalam novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg Jasawidagda dan Serat Riyanta Karya R. B Sulardi dalam antologi Rembulan Ndadari editor Bambang Sulanjari ialah pada penokohan yaitu Darba magang sebagai priyayi, tidak pernah memikirkan wanita, dan tidak berpendidikan. Sedangkan Martini sebagai pengangguran dirumah, selalu dihadapkan urusan laki-laki, dan berpendidikan tinggi.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Endraswara, Suwardi. 2011. Sastra Bandingan. Yogyakarta: Lumbung Ilmu.

Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS (Centre Of Academis Publicing Service).

Ginanjar, Nurhayati. 2012. Pengkajian Prosa Fiksi. Surakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta.Gajah Mada University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) unsur-unsur intrinsik yang ada dalam novel Keling Kumang meliputi tema, alur atau plot , tokoh dan penokohan,

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi riwayat hidup pengarang, analisis struktur yang akan dibahas dalam tema, alur, penokohan, dan latar atau setting,

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui struktur drama yang terkandung pada Syeh Jangkung Andum Waris yang melingkupi alur cerita, tokoh dan penokohan, setting , tema (2)

Untuk mengungkap pesan moral yang terdapat dalam cerpen “Kumo no Ito” penulis membatasi pada unsur-unsur instrinsik karya sastra seperti penokohan, alur, latar, tema, dan

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Unsur struktural yang terdapat dalam novel Sang Pangeran Pati yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut

Hasil penelitian (1) struktur karya sastra dalam Serat Prabangkara yang terdiri dari empat srtuktur inti yang berhubungan dengan psikologi sastra yaitu tema,

Intertekstualitas sastra dalam novel Sujud Cinta di Masjid Nabawi dan novel Sujud Hati di Ujung Subuh meliputi (1) persamaan yaitu pada tema cinta abadi karena

Analisis struktural yang digunakan dalam skripsi ini adalah tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang; (2) Mendeskripsikan aspek psikologi dalam