KIAI MULTIKULTURAL
“KH. M. Sholeh Bahruddin
dan Implementasi Multikulturalisme
dalam Sistem Pendidikan d
i Universitas Yudharta Pasuruan”
DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu Keislaman
Pada Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya
Oleh
M. Anang Sholikhudin NIM. F0.831.2010
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
ABSTRAK
M. Anang Sholikhudin. NIM: F08312010. Kiai Multikultural KH M. Sholeh
Bahruddin dan Implementasi Multikulturalisme dalam Sistem Pendidikan di Universitas Yudharta Pasuruan . Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2016.
Multikultural sebagai faham memanusiakan manusia menjadi semakin menarik apabila prakteknya dilakukan oleh kiai sebagai tokoh agama yang memiliki jama ah dan otoritas hukum agama. Begitu juga apabila diimplementasikan ke dalam sistem pendidikan yang mencetak generasi baru sebagai aset bangsa pada masa mendatang. Semua itu dapat tercapai dengan pemahaman multikultural masyarakat pada agama di Indonesia sebagai negara multikultural.
Disertasi Kiai Multikultural KH M. Sholeh Bahruddin dan Implementasi
Multikulturalisme dalam Sistem Pendidikan di Universitas Yudharta Pasuruan
ini difokuskan dua hal; pertama,bagaimana implementasi multikulturalisme kiai
Sholeh Bahruddin dalam sistem pendidikan di Universitas Yudharta Pasuruan?, kedua, apa faktor pendukung dan penghambat implementasi multikulturalisme serta solusinya?
Untuk dua pertanyaan diatas, dalam penggalian dan pengolahan data penulis akan mengaplikasikan metode reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verivikasi, dengan pendekatan studi fenomenologi terhadap kiai Sholeh dan UYP. Terhadap data yang telah digali dan diolah tersebut penulis akan mengaplikasikan metode deskriptif analitis dengan. Adapun pisau analisis yang akan digunakan adalah teori AGIL Talcott Parsons.
Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Implementasi multikulturalisme kiai Sholeh dalam sistem pendidikan di Universitas Yudharta Pasuruan terlihat dari visi-misi, statuta, renstra, dan Rancangan Induk Penelitian kampus yang
menekankan pada nilai religius-pluralitas. Ditetapkannya dekan fakultas
psikologi dan beberapa dosen dari agama Nasrani, dari unsur kurikulum semua
prodi diwajibkan adanya mata kuliah dasar-dasar multikultural, serta integrasi
Multikultural secara hidden kedalam mata kuliah Pendidikan Kwarganegaraan
dan Bahasa Indonesia. (2) Faktor pendukung adalah ajaran tarekat. sedangkan
faktor penghambatnya berasal dari kalangan kiai dan pesantren lain di Pasuruan,
akibat dari model pendidikan yang tidak sama, di pondok Ngalah terdapat
Universitas sebagai lembaga keilmuan harus mencerminkan nilai universal sedangkan di pesantren lain hanya terdapat SMA/MA, Sekolah Tinggi dan
Institut. Faktor lain karena di pesantren Ngalah terdapat ajaran tarekat yang
mengajarkan fi lu al-khoiro>t ila> jami>i al-makhlu>qo>t sedangkan pesantren lain
hanya ilmu syari at saja. penghambat lain karena Rendahnya SDM, mayoritas
masyarakat berpendidikan salaf dan jenjang SMP-SMA sehingga mudah diadu
domba. Solusi yang dilakukan; pertama dengan mempelajaritarekat.kedua,bagi
santri dan jama ah khususnya, harus bisa meniru ucapan dan perilaku kiai Sholeh
✁✂ ✄☎ CT
M. Anang Sholikhudin. NIM: F08312010. Kiai Multicultural "KH M. Sholeh Bahruddin and Implementation of Multiculturalism in Education at the Pasuruan Yudharta University System ". Dissertation, Post Graduate Program at State Islamic University Sunan Ampel Surabaya, 2016.
✆✝ ✞✟✠ ✡✝✞✟✝ ☛☞ ✞✠ ✌✍✠ ✌☞✎✝✍ ☞ ✏✠ze human becomes more interesting if practiced by kiai as tobe a religious leader who has✑✒ ✓✓✒ ✔✕✖ ✗and the authority of religious law. As if implemented in the educational system that produced new generation as state assets in the future. Those all reached by multicultural understanding pupil of religion in Indonesia as a multicultural country.
Dissertation Kiai Multicultural "KH M. Sholeh Bahruddin and Implementation of Multiculturalism in Education at the Pasuruan Yudharta University System" is focused on two areas; First, how the implementation of
multiculturalism Kiai Sholeh Bahruddin in the education system at the Pasuruan Yudharta University?, second, what are the factors supporting and hindering the
implementation of multiculturalism and the solution?
To answer the two question above, method consisting data reduction, data display, and drawing conclusion and verification, will be used in order to gather and process the data. For that, the basic analysis study using phenomenology approach to Kiai Sholeh and UYP. The method of descriptive analysis will be used to analysis the gathered and process data. For that, the approaches that will be applied are theory of AGIL Talcott Parsons.
The Implementation of multiculturalism in UYP can be seen from vision, mission, statutes, strategic planning, and design of the campus Research Parent Emphasis on religious-plurality values. Enactment dean of the faculty of
psychology and some Christianity lecturers, the elements of the curriculum of all courses required their subject of multicultural basics, as well as hidden Multicultural integration into civic Education courses and Indonesian.
The supporting factor is the teaching of the tarekat. While the inhibiting
factors; first, from among Kiai and other Islamic boarding school in Pasuruan
region, this is due to two factors; the model of education is not the same among them. In the Islamic boarding school Ngalah, there is UYP as a scientific institution that should reflect universal values while at other schools there are SMA/MA, Colleges and Institutes only. Another factor is that there is a doctrine that teaches the tarekat fi lu al-khoiro>t ila> jami>i al-makhlu>qo>t while another
Islamic boarding school just teach only shari'ah. second, the low of human
capital, due to low of human resource, the pupil easy pitted or easy bring into the conflict. The Solution offered by Kiai Sholeh are; first by studying the tarekat. Second, for students and pilgrims in particular, should be able to follow the
ﺺﺨﻠﻤﻟا
:
.
08312010
)
.
.(
,
2016
.
.
,
.
,
.
)
"
,
:
."(
,
,
.
AGIL
.
,
,
.
,
.
.
,"
"
,
"
"
."
"
,
:
,
.
:
.
,
,
,"
"
,
.
, .
,
,
:
DAFTAR ISI
Halaman Judul...✘
Pernyataan keaslian...✘✘
Persetujuan...✘✘✘
Persetujuan Tim Penguji Tertutup...✘v
Pernyataan Keaslian Perbaikan Disertasi...v
Transliterasi...✙✘ Daftar Gambar dan Skema...✙✘✘ Daftar Lampiran...✙✘✘ ✘ Kata Pengantar...✘x
Abstrak (Indonesia)...xii
Abstrak (Inggris)...xiii
Abstrak (Arab)...xiv
Daftar Isi...xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ...20
C. Rumusan Masalah ...22
D. Tujuan Penelitian ...22
E. Kegunaan Penelitian...22
F. Kerangka Teoretik...23
G. Penelitian Terdahulu ...46
H. Sistematika Pembahasan...61
BAB II MULTIKULTURALISME DALAM ISLAM DAN SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA A. Multikulturalisme dalam Islam di Indonesia ...63
1. Memahami Multikulturalisme...63
✚. ✛✜ ✢✜ ✣ t✤✥✦✚✧ ★ ✩r ✪✚✥✚✣ ✫✦✬✚✜✥✚ ✧r ✭✧ ✮✚r ✯ ✣✚t ✰ ✦✚r✬✚ ✣✚ ...70
b. Hukum Mengucapkan Salam Kepada non-Muslim...73
c. Hukum non-Muslim Masuk ke Masjid ...75
3. Dasar Multikulturalisme di Indonesia ...80
a. Al-Qur an dan Pancasila...80
b. Konsep dan Prinsip Pancasila sebagai Kekuatan Multikultural di Indonesia...86
c. Membumikan Wawasan Multikultural di Indonesia...93
B. Konsep AGIL Talcott Parsons ...103
1. Memahami Teori Sibernetika dan Teori AGIL ...104
2. Aplikasi Skema Teori Sibernetika dan Teori AGIL...111
C. Sistem Pendidikan Tinggi Di Indonesia ...114
1. Sistem Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi ...115
2. Kurikulum Pendidikan Tinggi...119
3. Sejarah Perjalanan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Indonesia...125
4. Implementasi Kurikulum dalam Perguruan Tinggi ...134
D. ✱✲✳✴✵ ✴✵ ✱✲✵✶ ✷✶✷✸ ✴✵ Tinggi Sebagai Pusat Pendidikan Multikultural di Indonesia...137
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...141
B. Instrumen Penelitian ...142
C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...143
D. Teknik Pemilihan Informan...144
E. Uji Keabsahan Data...145
F. Teknik Analisis Data...145
✹. ✺✻✼✻ ✽✾ ✿✻❀❁❂r❃❄❂t ❅❆❇❈✺❀ ❉❊❋❀✹ ✻❀ ● ❍ ✽✽✾✼...152
C. Profil Universitas Yudharta Pasuruan...157
D. Struktur organisasi Universitas Yudharta Pasuruan...166
E. Landasan Multikulturalisme kiai Sholeh Bahruddin ...170
1. Perintah al-Qur an dan Hadits...172
2. Berdasarkan perintah orang tua dan guru ...174
3. Perintah Sebagai Mursyid❁❂r❃❄❂t■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■176 4. Penerapan Ideologi Islam❏❑▲❂s-▼u◆ ◆❂❑❖❂❂▲-P❂◗❂ ❂❑...178
F. Implementasi Multikulturalisme KH. Sholeh Bahrudin di Pondok Pesantren Ngalah...183
1. Penerapan Hukum Fiqih yang❘❂▲❂ ❄dan❘❂◗❙❚▲(Moderat)... 184
2. Perilaku Hidup Damai Terhadap Siapapun ...188
3. Perilaku Toleransi ...192
4. Membangun Kerukunan Umat Beragama ...199
5. Meneguhkan Semangat Nasionalisme...203
6. Penerapan❯❑❱❂◆Terhadap Semua Manusia ...210
G. Implementasi Multikulturalisme Kiai Sholeh Bahruddin dalam Sistem Pendidikan di Universitas Yudharta Pasuruan...215
1. Universitas Yudharta Pasuruan dan Sistem Pendidikan Multikultural a. Universitas Yudharta Pasuruan❁❑❃❲❳▲t❚ ❨u▲tur❂▲❩ ◆❚v❃rs❚ty....215
b. Universitas Yudharta Pasuruan dan Sistem Pendidikan Multikultural...218
2. Kurikulum Multikultural Universitas Yudharta Pasuruan...221
a. Kurikulum Multikultural Universitas Yudharta Pasuruan tahun Akademik 2013-2017...221
b. Kurikulum Multikulturalisme Universitas Yudharta Pasuruan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi...222
❬. ❭❬ ❪❫ ❴❵❛❜❝ ❞❡ ❪❡❝ ❢...225
b. Faktor penghambat ...228
c. Solusi ...230
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...232
B. Rekomendasi ...236
C. Implikasi Teoretik ...236
D. Keterbatasan Studi ...242
❤ ✐❤❥ ❦❧ ♠♥✐♦♣q ♣✐♠
✐. qr sr t❤ ✉✈r ✇r ①②③r ④r ✈r ⑤
⑥⑦⑧ ⑨⑩ ⑨⑩ ❶ ❷n mult⑩kultur❷l m⑦❸ ❹ ❷❶❷r n ❺⑦⑦⑧❷nom ❻ ❷⑧ ❼ ⑦r❷l⑩ ❺t ❽ ❷ru ⑨⑩
⑨❸ ⑧⑩ ❷ ❹⑦⑧ ⑨⑩ ⑨⑩❶ ❷⑧❾ m❷l❷❿❷n ❹⑦⑧ ⑨⑩ ⑨⑩ ❶ ❷n ⑨⑩➀❷⑨⑩❶ ❷n ➁⑦ ❽❷❼ ❷⑩ ❷l❷t pol⑩⑩tk untuk m
⑦l❷⑧ ❼❼ ⑦⑧❼ ❶ ❷n ❶ ⑦❶❸❷s❷ ❷n ❻❷⑧❼ ⑦m⑩monopol ➁⑩⑦stm❹⑦⑧⑨⑩⑨⑩❶❷n untuk
❶⑦lompok t⑦rt⑦nt❸ ➂ ➃⑦❼ ❷n n ❶ ❷t❷ l❷⑩n ❹⑦⑧⑨⑩⑨⑩❶❷n mult⑩k ultur❷l m⑦❸❹❷❶ ❷r n ❼⑦➀❷l❷ ❽❷ru ⑨ ❷l❷m❹⑦❼ ❷r ul❷n um❷t m❷⑩❷nus ❻❷❼n m⑦⑧ ⑨ ❷m❽ ❷❶ ❷n ❹⑦r➁❷m❷❷n
❿❷❶❾ ⑦trm❷suk ❿❷k untuk m⑦⑧ ⑨ ❷❹❷t❶ ❷n ❹⑦⑧⑨⑩ ⑨⑩❶❷n ❻❷⑧ ❼ ➁❷m❷ untuk ➁⑦❸ ❷m or
❷⑧❼ Education for All.
1
⑥⑦➀❸ ❷⑧ ❼ ❷r n untuk m⑦m❹⑦⑦❿rol p⑦⑧ ⑨⑩ ⑨⑩ ❶ ❷n ⑨❷r⑩ ❶ ⑦lompok ➄❶ ⑦lompok
❻❷⑧❼ ⑦tr➁⑩➁⑩❿ ❶❷n ❷nt❷r❷ l❷⑩n m⑦❸❹❷❶ ❷r n ➁❷l❷❿ ➁❷tu ❹⑦r➀❸ ❷⑧❼❷n m⑦l❷w❷n
➅❹⑦r❷➁⑩ kol➅⑧⑩❷l⑩sm⑦ ➂ ➆❷⑩k ⑨⑩ ⑧⑦❼❷r❷ ➄⑧⑦❼❷r❷ ⑨⑦mokr❷➁⑩ m❷upun ⑨⑩ ⑧ ⑦❼ ❷r❷ ➄
⑧⑦❼❷r❷ tot❷⑩l⑦tr t⑦r⑨❷ ❹❷t ❹⑦❽⑦ ⑨ ❷❷r n p⑦rl❷❶❸❷n t⑦❿❷ ⑨❷r p ❶⑦lompok ➄❶ ⑦lompok m
❷➁❻❷r❷❶ ❷t t⑦⑦rt❸➂nt ⑥⑦r❽⑦ ⑨❷❷n t⑦⑦ ❽❸ ➇rs ❷⑨ ❷ ❻❷⑧ ❼ ⑨⑩⑨❷➁❷r ❶ ❷n ❶⑦ ❹ ❷⑨❷ ❹⑦❽⑦ ⑨❷❷r n r❷➁ ❾ ❷⑨❷ pul❷ ❻❷⑧ ❼ ⑨⑩➁⑦ ❽ ❷❽❶ ❷n ❶❷⑦⑧ ❷r ❹⑦r❽⑦ ⑨❷❷n ⑩⑨⑦➅❼⑩ol ⑨⑦⑧❼❷n
❽⑦r❽ ❷❼ ❷⑩ ⑨❷➁❷r⑧ ❻ ❷ ❻❷⑧ ❼ ⑩r❷➁⑩➅⑧❷l➂ ➈⑦ ❹⑦⑩rt ❻ ❷⑧ ❼ t⑦➀❷⑨⑩r ⑨⑩ ➉❺⑩ ❶ ❷r ➈⑦l❷t❷n ⑨⑦⑧ ❼ ❷n pol⑩t⑩k segregasi⑧ ❻ ❷ ❻❷⑧❼ ⑦⑧❼❷➁⑩⑧❼ ❶ ❷m n ❷nt❷r❷ ❶ ⑦lompok ❽⑦rkul⑩t
put
⑩❿ ⑨⑦⑧❼❷n ❿❷k ⑩st⑩m⑦w❷⑧ ❻ ❷ ❾ ⑦trm❷suk ❿❷k ❹⑦⑧⑨⑩⑨⑩❶❷⑧❾ ⑨❷n ❶ ⑦lompok kul
⑩t ❽⑦❷rw⑧ ❷r t⑦rut❷❷m r❷s ➉❺⑩❶❷r ❻ ❷⑧ ❼ ➁❷⑧ ❼ ❷t ⑨⑩➁⑦ ❹⑦⑦❶❷⑧➂l ➊
➌➍➎ ➏➐ ➏➐ ➑ ➒nm➐ultkultur➒➐lsm➍ ➓➍➔ ➒➎ ➏➍➎➔➒r n ➏➍➎➔➒n pr→➣➍s ➏➍mokr➒➐➣ ➒➣ ➐t ➏➐ ➏➒l➒m➑ ➍↔➐ ➏↕ ➙➒n m➒➣➛➒r➒➑➒t➜ ➌r→➣ ➍s ➏➍mokr➒➐➣ ➒➣ ➐t t➍➣ ➍➓↕ ➝r ➏➐➙➐➞u ol➍↔
➙➍➎ ➔ ➒➑↕➒n t➍↔r ➒➏➒p ↔➒k ➒➣ ➒➣ ➐ m➒➎↕➣ ➐ ➒ ➛➒➎➔ ➐ ➏ ➒t k m➍m➓➍ ➏ ➒➑ ➒n ➙➍➓ ➍ ➏➒ ➒r n ➟ ➙➍➓ ➍ ➏➒➒r n m➒➎↕➣➐➒ ➒t➒s w➒➎ ➒r kul➐➠t ➒➔ ➒m➒➠ ➏ ➒n ➔➍➎➏➍r➜ ➡➍m↕➒ m➒↕➣ ➐ ➒n
➏➐➞➐pt➒➑➒n ol➍↔ ➢ll➒↔➐ ➏➍➎ ➔ ➒n m➒rt➒➓ ➒t ➛➒➎ ➔ ➣ ➒m➒ t➒➎➙➒ m➍➓ ➍ ➏➒➑➒m n ➒k➒n w
➒r➎ ➒ kul➐➠t➒➣ ➒l ➟usul➠ ➒➔ ➒m➒➠➏ ➒n ➤➍➎ ➐s ➑ ➍l➒➐➎➜m
➥
➡➍➣↕➏ ➒↔ ➙➍r➒➎ ➔ ➏↕➎ ➐ ➒ ➑➍ ➟➦ ➍t➤➒➏➐r p➍↕➓ ➒↔➒r n ➓ ➍➣ ➒r t➍↔➒➏➒r p t➒t➒ ➑➍↔➐ ➏↕➙➒n ➒nt➒r ➓ ➒➎ ➔➣ ➒➜ ➧➍➑ ➍➎ ➒r l r➍n➞➒➎ ➒ ➙➍➓ ➒➎➔↕➎➒m n ➑➍m➓➒➐lEropa dari
puing-puing kehancuran, Marshall Plan melakukan penarikan tenaga kerja
tamu dari luar Eropa seperti dari Eropa Barat, Turki, dan negara-negara
Afrika. Dalam kurun waktu selanjutnya jumlah pekerja tamu bertambah
besar pada akhirnya menetap dan banyak pula yang menjadi warga negara di
tanah airnya yang baru itu. Sejalan dengan pembangunan kembali Eropa dari
puing-puing kehancuran pasca perang dunia ke-2 adalah dengan berakhirnya
kolonialisme, sehingga memacu untuk melahirkan negara-negara baru
terutama di Afrika. Setelah berakhirnya kolonialisme maka warga Eropa
seperti di Perancis dan Inggris kembali ke negara-nya dan ikut menjadi
pekerja untuk membangun kembali negara Eropa. Migrasi penduduk lama
kelamaan meminta perlakuan yang adil terutama bagi generasi mudanya
yang menuntut adanya pendidikan yang baik.
➩➫➭ ➯➲n m➳➭ ➵➭ ➸➲ul ➺➫r➺➲➯➲ ➻ ➼➫lompok ➺➲➭ ➯➽ ➲ ➺➫rm➳ ➼ ➻m➾ ➻ ➭➫ ➯➲r➲ ➚ ➭➫ ➯➲➲r m➲➪u ➸➲ ➭ ➯ ➽➫➲m➼➻n ➶➫➽ ➲t➹ ➲ ➼➲m l➲➲m ➚➼➫➲l➲ ➲mn m➫m➺➫ntuk ➽ ➫➲sutu
➼➫ ➼➳➲t➲n ➽➫➭➾➻r➻➲t➲u m➫nuntut ➘➲k ➚➘➲➼➭➸➲➽ ➫ ➺➲ ➯➲ ➻ w➲r➯➲➭➫ ➯➲➲r ➸➲ ➭ ➯➺➲➳ ➴r ➷➲➘➻rl➲➘ ➼➫lompok ➚➼➫lompok ➫➭ ➻t s ➺➲ru ➾➫➭ ➯➲n ➼➫ ➺➳ ➾➲y ➲➲n➚➭➸➲ m➲ ➽ ➻➭➯ ➚ m
➲➽ ➻➭ ➯➹ ➫mm➺➫r➻ ➼➲n w➲r➭ ➲ ➺➲ru ➾➻ ➾➲➲lm➼➫ ➺➳ ➾➲ ➸➲➲n t➳➲n rum➲➘ ➸➲➭➯
➽➫ ➺➫➭➸➲lum ➽ ➫ ➾➻➼ ➻t ➺➲➸➲n k ➺➫➽ ➻➬➲r t homogen➴ ➩➫➭ ➯➲n ➲➾➲➭➸➲ ➼➫lompok ➚ ➼➫lompok ➺➲ru ➻➭➻➹ ➳ ➭➵m ➲ ➘ull ➶➲➘➲m ➭ ➲➽ ➻➮➭ ➲l➻sm➫ ➺➲ru ➸➲➭ ➯ t➻➾➲k l➲ ➯ ➻
➺➫➲ ➽ ➻rkonot ➫➭ ➻t s t➫➲➶➻t l➫ ➺➻➘ ➫m➳➶➲r ➼➲ n ➶➫➭ ➯➫rt➻➲n kultur➲➴l ➱➲ ➽ ➻➮➭ ➲l➻sm➫ kultur
➲l mul➲ ➻ l➲➘ ➻r m➫➭ ➯ ➯➲nt➻ ➼➲n ➭ ➲➽ ➻➮➭➲l➻sm➫ ➫t➭ ➻➽ ➴ ✃➫➭➾➻ ➾➻➼➲n m➲ ➻ul t
➫r➺➳➼➲ untuk m➫m➫➭➳ ➘ ➻ ➼➫ ➺➳❐➳ ➘➲n ➼➫poklom ➚ ➼➫lompok ➫➭➻t s ➺➲ru ➾➲n m
➫m➶➫➽ ➻➲➶➼➲r n ➶➲➲r➾➻ ➯❒➲ ➺➲ru ➺➲ ➯ ➻ ➼➫lompok m➲yor➻t➲s ➾➫➭ ➯➲n ➼➫ ➺➳ ➾➲ ➸➲ ➲nmainstreamny ➲➴
✃➫➳ ➺➲➘➲r n ➚➶➫➳➺➲ ➘➲r n ➾➻ ➾➲➲lm struktur ➽➮➽ ➻➲➹l ➶➲➘➲m➭ ➲➽ ➻➮➭ ➲l➻➫sm ➺➲➳➹r tuntut➲n ➘➲k ➲➽ ➲➽ ➻ m➲➭ ➳➽ ➻➲➹ m➻➯❮➲➽ ➻➶➫➭➾➳➾➳➼➾➳ ➭ ➻➲ ➸➲➭ ➯➵➫➶➲t➹➽ ➫➳ ➲m ➘➲l ➻tu ➾➻➮ ➶➲➭ ➯t ol➫➘ ➾➳ ➭ ➻➲ ➸➲➭➯➽ ➫➲ ➼ ➻m n t➫r➺➳ ➼➲ ➾ ➻➾➲l➲m➫➲r ➯❰➮➺➲l➻s➲➽ ➻➴
Ï➫lom➺➲ ➭ ➯ ➚➯➫lom➺➲➭➯ ➶➫r➳➺➲➘ ➲n t➫➽ ➫ ➺➳❐r ➹ ➫t➲➘l ➫m➲ ➘ ➻l ➼➲r n ➶➫➭➾➻ ➾➻➼➲n m
ult
➻kultur➲l ➾ ➻ ➺➫r➺➲ ➯➲ ➻ ➭ ➫ ➯➲➲r ➾➫➭ ➯➲n ➵➲➼➭➸➲or m➲ ➽ ➻➭ ➯ ➚➲➽ ➻➭➯➴m ➩ ➻ Ðm➫r➻➼➲ Ñ➫r➻➼➲t ➶➫rk➫m➺➲➭ ➯➲n ➶➫➭➾➻➾ ➻➼➲n mult➻➲kulturl ➸➲ ➭ ➯ ➺➫r➲w➲l ➾➲r➻
➶➫➭➯➘ ➲➶➳ ➽ ➲n pol➻➻tk ➽ ➫ ➯❮➫ ➯➲➽ ➻➾➲r➻ k➫lompok w➲➯➲r ➭ ➫ ➯➲➲r ➸➲➭➯ ➺➫➲➽ ➲r l ➾➲➻r
Ð➬r➻➼➲ Ò American-AfricanÓ ➸➲➭➯ ➾➻➫t➲➭ ➯nt ➽ ➲➭➯➲t ➼➫➲rs ol➫➘ ➯➫➲r➲kn ➚
Ö ×ØÙmr×Ú ÛÜÝ Þ ÛßÙr×ßmÛs Ö ×àÙ Þ ÛrÛ áà Ù ÞÛrÛ tÙtÛà Þ ÞÛà â Ûã äÛà ÛÖÛåæÙàÖ×Ö×Ú Ûn m
ult
×kulturÛl Ö× ä ÛàÛÖ Û mÙmçÝ à â Û× wÛÜ Ûè â ÛàÞ ß ÙrlÛ×àÛn Ú ÛrÙà Û sÙÜ Ûk
éÙmulÛ é ÙßÛÞ×Ûn ß Ùé Ûr à Ù ÞÛrÛ ä ÛàÛÖÛ mÙà ÞÙnÛl ßÝ Ö Ûâ Û âÛàÞ ßÙrlÛ ×nÛà ã
âÛ ×tu ß ÝÖÛâ Û æÙÛà ê ×r s Ö × à Ù ÞÛrÛ ß Û Þ×Ûn Quebec. Di Jerman dan Inggris, pendidikan multikultural dipicu oleh migrasi penduduk akibat pembangunan
kembali Jerman atau migrasi dari eks jajahan Inggris memasuki Inggris
Raya. Kebutuhan akan kelompok-kelompok etnis baru ini terhadap
pendidikan generasi muda-nya telah meminta paradigma baru di dalam
pendidikan yang melahirkan pendidikan multikultural. Di Australia,
pendidikan multikultural mendapatkan momentumnya dengan perubahan
politik luar negeri Australia. Seperti diketahui Australia merupakan Negara
yang relatif tertutup bagi kelompok kulit berwarna. Pengalaman
negara-negara tersebut di atas dalam praksis pendidikan multikultural dapat kita
simak untuk memperoleh manfaat meskipun kita menyadari bahwa
pendidikan multikultural di negara-negara tersebut sifat-nya lain
dibandingkan dengan di Indonesia. Apabila di negara-negara tersebut di atas
pendidikan multikultural seakan-akan bertentangan dengan budaya
mainstream yang homogen, maka di Indonesia pendidikan multikultural
dalam perspektif pluralitas bangsa Indonesia.3
Perjalanan historis pendidikan multikultural menempati ruang dan
waktu yang berbeda-beda, sehingga hal ini menghasilkan pemaknaan tentang
m ult
ëkulturìl ëtu íîï ðëërñìï ò óîôìr ëìr ë õöt ì ÷ìm pîrlu ì ðì øîmì ùìmìn ðìsìr t
întìï ò øîï ðë ðë ÷ìn mëultìkulturl tîríî óú ûö ì òìr øîróî ðì ìn ñìïò komplîks m
îï üìðë ÷ìn ÷î ÷ì ñìì n tîríîï ðëër óìò ë íúó íûìïíë mëultkulturìl ëtu íîïðërë ý
þîrðì øìt óî óîrì øì øîïðìøìt ñì ïòóëíìðëíëìmk ðë ìntììïñìr íî óìò ìëóîërkutÿ înurut ✁ustomëö
4 konsep dasar multikulturalisme secara substansial
sama dengan apa yang diajarkan oleh agama Islam, bahwa; (1) Islam adalah
agama yang bersifat universal. Islam bukan diperuntukkan bagi salah satu
suku, bangsa, etnis tertentu atau golongan tertentu melainkan sebagai
rah}matan lil a>lami>n (al-Qur an, 21:107); (2) Islam menghargai
agama-agama dan kepercayaan agama-agama lain (al-Qur an, 5:48). Islam juga
mengajarkan tidak ada paksaan dalam beragama (al-Qur an, 2:256); (3) Islam
juga merupakan agama yang terbuka untuk diuji kebenaranya (al-Qur an,
2:23); (4) Islam juga menegaskan bahwa keaneka-ragaman dalam kehidupan
umat manusia adalah alamiah, perbedaan itu mulai dari jenis kelamin, suku,
dan bangsa yang beraneka ragam. Perbedaan itu untuk saling mengenal
(al-Qur an, 49:13); (5) Islam memiliki sejarah yang cukup jelas terkait dengan
kehidupan yang majemuk sebagaimana ditunjukkan oleh Rasulullah sendiri
ketika membangun masyarakat madani di Madinah. Atas beberapa prinsip tersebut di atas, maka sesungguhnya Islam sendiri pada dasarnya
memberikan ruang yang seluas-luasnya pada pendidikan multikultural.
4 Yusuf Wijaya dkk.Serumpun Bambu: Jalan Menuju Kerukunan Sejati.edisi revisi (Pasuruan:
✄☎nurut ✄✆✝ksum
5 pendidikan multikultural merupakan pendidikan
keragaman keagamaan dan kebudayaan dalam merespon perubahan
sosio-kultural dan lingkungan masyarakat tertentu. Dalam konteks ini, pendidikan
dituntut untuk mampu merespon perkembangan keragaman masyarakat dan
populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok
sosial.
Menurut Sukardi,6 bahwa sebelum memahami paradigma dan implementasi pendidikan multikultural, perlu mengenal terlebih dahulu
prinsip-prinsip atau nilai dasar yang tercakup di dalamnya, yakni : Al-Ukhuwah (persaudaraan), Al-H{urriyah (kebebasan), Al-Musa>wa>h
(kesetaraan),Al-Ada>lah(keadilan).
Menurut Aly,7 definisi pendidikan multikultural dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu; (1) definisi yang dibangun berdasarkan prinsip
demokrasi, kesetaraan, dan keadilan serta, (2) definisi yang dibangun
berdasarkan sikap sosial, yaitu; pengakuan, penerimaan, dan penghargaan.
Kategori pertama, bahwa multikulturalisme dalam dunia pendidikan dipahami sebagai konsep pendidikan yang memberikan kesempatan yang
sama kepada semua peserta didik tanpa memandang gender dan kelas sosial,
etnik, ras, agama dan karakteristik kultur mereka untuk belajar di kelas.
5 Ali Maksum, Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan Agama Islam di
Indonesia,(Malang dan Yogyakarta, Aditya Media Publishing, 2011), 205.
6 Imam Sukardi, Paradigma Pendidikan Multikultural dalam
http://imamsukardi.wordpress.com/2013/07/31/paradigma-pendidikan-multikultural-di-perguruan-tinggi/(11 mei 2014), 3.
7Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren; Telaah terhadap kurikulum pondok
✟✠✡☛ ☞☛✌ ☛ ☛ ☞☛ l✠ ✍☛ ✎ ✍✠✌☛ ✡✏r t um✑um✒✏✏lm✏☛rt☛✏ t☛ ✒✏k m✠m✍✏✏✌ ☛t ✓✠ ☞ ✒☛✒☛ ✔✏n m
ult
☛kultur✏l ✎✏ ☞✕✏ ✒✏✏lm✌ ✏tu ✏✌ ✓✠k ✌ ✏✖✏✑ m✠l✏☛ ☞ ✔✏n ✌ ✠✗✏m ✏✓ ✠s k
✓✠ ☞ ✒☛ ✒☛ ✔✏n t✠r✘✏kup ✒✏✏lm ✓✠ ☞✙✠☛ ✏rt n ✓ ✠ ☞✒☛ ✒☛ ✔✏ n m☛ult✏kultur✚l ✛☛☞✙✔✏✌ ☞✕✏ ✑ ✓ ✠ ☞✒☛ ✒☛ ✔✏n m☛ultkultur✏l ✌✠ ✎✏✗✌ ☞✕✏r m✠ ☞ ✘✏kup ✌✠✗✏m ✏✓ ✠s k
✒✏l✏m✓✠ ☞ ✒☛ ✒☛ ✔✏n ✌ ✠✓ ✠☛✜rt ✓✠ ☞ ✒☛ ✒☛ ✔ ✑ m✏t✠r☛ ✑ m✠t✢✒✠ ✑ kur☛kulum✑ ✒✏n l✏☛n ✣ l
✏☛ ☞✚ ✟✠ ☞✙ ✏n ✒✠☛ ✔☛ ✏ ☞✑m ✏✓✏ pun l✏✏tr ✍✠✏ ✔✏☞✙l ✓✠✌ ✠✏rt ✒☛ ✒☛k ✕✏ ☞✙ ✍✠✓✏ru ✙✠ ☞ ✒✠r✑✔✠✏ls ✌✢✌ ☛✏l✑✠t☞☛ ✔✑✏✙✏✏ ✑m✒✏n r✏ ✌✚✤✠✠r✏k✏ ✔✏n m✠✓ ✠m✠ ✎rol ✎✏k ✒✏n ✓✠✏ ✔✗✏rl n ✕✏ ☞✙✌ ✏✏m✒✏☛r✌✠✏ ✎✚kol ✥✏t✠✙✢ ✦☛ kedua,✓ ✠ ☞✒☛ ✒☛✔✏n mult☛✏kulturl m
✠r✗✓ ✏ ✔✏n ✓✠ ☞ ✒☛✒☛ ✔✏n ✕✏ ☞✙ m✠m✍✏ntu ✓✏✏r ✓ ✠✌✠rt✏ ✒☛ ✒☛k untuk m
✠ ☞✙ ✠m✍✏☞✙✔✏n ✔✠✏mm✓✗✏ ☞✑ ✠ ☞✙ ✠ ☞✏m ✑l ✠ ☞✠m ☛r✏ ✑m m✠ ☞✙✎✏r✙✏☛✑ ✒✏n m
✠r✏✕✏✔✏n ✔✠r✏✙✏✏mn kultur✏✚l✟✠✡☛☞☛✌ ☛ ☛ ☞☛ l✠ ✍☛ ✎ ✍✠✌ ☛✡ ✏r t l✗✏✌ ✑ ✒✏✏lm✏☛✏rt n ✍✏✎✧✏✓✠ ☞ ✒☛✒☛ ✔✏n mult☛✏kulturl ✍✏✙☛☞✕✏ t☛ ✒✏k t✠r✍✏✏ts ✓✏✒✏✌ ✏✏ ✎l ✌✏tu ✏✓ ✠s k ✌✏✖✏ ✒✏r☛ ✓✠ ☞ ✒☛✒☛ ✔✏ ☞✑ m✠l✏☛ ☞ ✔✏n ✖✗✙✏ m✠ ☞✘✏kup ✌✠✗✏m ✏✌ ✓ ✠k ✓✠ ☞ ✒☛ ✒☛✏k✑n ✌✠✓ ✠☛rt ✏✌ ✓✠k ✓ ✠ ☞✒☛ ✒☛ ✔✏☞✑ ✓ ✠✌✠✏rt ✒☛ ✒☛✔✑ tu ✖✗✏n m✏t✠☛r✑ ☛kurkulum✑ m✠✢t✒✠ ✒✏n ✠★✏✗✏ ✌☛✚l ✟✏✏lm✎✗✍✗☞✙ ✏n ☛ ☞☛ ✑ ✌ ✠m✗✏ ✏✌ ✓ ✠k ✓ ✠ ☞✒☛ ✒☛✔✏n ✎✏rusl✏ ✎ ✒☛✏r✏ ✎✔✏n untuk m✠ ☞✙ ✠m✍✏☞✙✔✏n ✓✠✌ ✠✏rt ✒☛ ✒☛k ✒✏✏lm r✏ ☞✙ ✔✏ m✠ ☞✙ ✠ ☞✏l✑
m
✠ ☞✠☛r✏✑m✠ ☞✙✎✏m ✙ ✏☛r ✔✠✏✙✏r ✏mn kultur✏l ✕✏ ☞✙✏ ✒✏ ✒☛✌ ✠✏ ✎✚kol ✟✠ ☞✙ ✏n k✏✏t l
✏☛ ☞ ✑✔✠✏m✓✗✏m n ✓ ✠s ✠✏rt ✒☛ ✒☛k ✒✏✏lm m✠ ☞✙ ✠ ☞✏l✑ m✠ ☞✠r☛✏ ✑m✒✏n m✠ ☞✙✎✏r✙✏☛ ✔✠✏✙ ✏r ✏mn kultur✏l ✒✏✏pt ✒☛ ✔✠m✍✏ ☞✙ ✔✏n m✠l✏l✗☛ rum✗✌ ✏n m✏✌ ✏✏ ✎ ✑l ✗ ✖t ✏ ☞ ✑u
m
✪✫✬✭ ✮r ✯✫✫lm ✰ ✱✭ ✱✲ ✳✫ National Culture and Multiculturalism,✴ ✬✵✬rt✶ ✳✫ ✲✷ ✯✶kut✶p ol✬ ✮ ✸✫ ✮✹✱✯✺
✻
✴✬✼✫✫r ✽✬✫ls m✬✰ ✬ ✯✫ ✭✫m n l✶m✫ m✫✼✫m m
ult
✶kultur✫l✶✬✾sm ✭ ✬l✶✫m m✫✼✫ mmult✶✫kultur✶l✬sm t✬✴ ✬✰ ✱✿r ✫ ✯✫✫ ✮❀l
pertama,mult✶✫kulturl isolasionis ✳✫✲✷✬✲✷✫✼m u ✭✬✵ ✫ ✯✫ m✫ ✴ ✳✫✫✭ ✫r t ✯ ✶✫ ✲✫m
✰✬✰ ✫✷✫✶r ✭✬lompok kultur✫l m✬✲✽✫l✫✲✭ ✫n ✮ ✶✯✱✵ ✴ ✬✼✫✫r otonom✯✫n t✬✶✰✫rl t
✯✫l✫m ✶✬nt✫r ✭✴ ✶ ✳✫✲✷ ✮✫✲✳✫ m✶✲✶✫ml s✫tu ✴✫m✫ l✫✶✲✾ kedua, m
ult
✶kultur✫l✶✬sm akomodatif✺ ✳✫✭ ✲ ✶ m✫ ✴ ✳✫✫rk✫t plur✫l ✳✫✲✷ ✬mm✶l✶k✶ kultur
✫l ✯❁ ❂✶✲ ✫✲✺ ✳✫✲✷ m✬✰ ✱✫m t ✵ ✬✲ ✳✬✴ ✱✫ ✶✫n ✯✫n ✫❁✯✫✴ ✶kom ❃✫komo✯✫s✶ ✰✫✷✶ ✭ ✬✰ ✱✿ ✱ ✮✫n kultur✫l ✭✫um m✶nor✶t✫✴ ✾ ketiga, mult✶✫kulturl✶✬sm
otonomis✺ ✳✫ ✭✲✶ m✫ ✴ ✳✫✫✭ ✫r t plur✫l ✯✶✫✲✫m k✬lompok ❃✭ ✬lompok kultur✫l ut
✫✫m✰ ✬r✱✴ ✫ ✮✫ m✬w✱✽u✯✭✫n ✭ ✬✴✬✫t✫✫r n ❄ equality❅ ✯✬✲✷✫n ✰✱✯✫✫y✯❁ ❂✶✲✫n ✯✫n m✬m✶✵m✶✭ ✫n ✭ ✬ ✮✶✯ ✱✵ ✫n otonom✯✫✫lm✭✬✫✲✷✭✫r pol✶t✶k ✳✫✲✷ ✴✬✼✫✫r
kol
✬kt✶✹ ✯✫✵ ✫t ✯✶t✬r✶✫✾m ❆✬✵ ✬ ✯✱❇✶✫n pokok ✭✬lompok ❃✭ ✬lompok kultur✫l t
✬r✫✭ ✮ ✶r ✶✲ ✶✫ ✯✫✫ ✮l untuk m✬✵✬m✫✮✫✲ ✭✫rt n ✼✫✫r ✮ ✶✯ ✱✵✬mr✬✭ ✫✺ ✳✫✲✷m✬✶ml✶k✶ ✮✫k ✳✫✲✷ ✴✫✫m ✯✬✲✷✫n ✭✬lompok ✳✫ ✲✷ ✯❁m✶✲✫ ✲✾ ✸✬✬✭ ✫r m✬✬n✫nt✷n ✭✬lompok kultur✫l ✳✫✲✷ ✯❁❂✶✲ ✫n ✯✫n ✰✬r✱✴ ✫ ✮✫ m✬✲✼✶✫ ✭✫pt n su✫tu m
✫✴ ✳✫✫ ✭✫r t ✯ ✶✫ ✲✫m ✴ ✬m✱✫ ✭✬pok lom✰✶✴ ✫ ✬✭✴ ✶s ✴ ✬✰✫✷✫ ✶ m✶✫tr ✴ ✬✽✫✽✫✾r keempat, mult✶✫kulturl✶✬sm kritikal ✫✫tu interaktif✺ ✳✫ ✭✲✶ m✫ ✴ ✳✫✫✭ ✫r t plur✫l
✯✶✫✲✫m ✭ ✬lompok ❃✭ ✬lompok t✶✯✫k t✬✫rllu ✵✬✯ ✱❇✶r ✯✬✲✷✫n ✭ ✬ ✮✶✯ ✱✵ ✫n kultur✫l otonom
✺ ✬tt✫✵✶ l✬✰✶✮ m✬nuntut ✵ ✬✲✼✶pt✫✫n kultur kol✬kt✶✹ y✫✷n m
✬✲✼✬✶✲ ✭✫rm n ✯✫n m✬✲✬✷✫✴ ✭✫n ✵✬✬rsp✶✹kt ❃✵✬✴ ✵✬r ✶✹kt distingtif m✬✬✭ ✫✾r
❈
kelima, ❉mult❊kultur❉lsm❋ kosmopolitan, ●❊k❍❉ ■❊ ❏❊m●❊❍ ❑ ▲ ❋r▼ ◆❊ ❏❊ m
❋❍ ❑ ❏❊■▼◆❖❊n ▲❊❊ts P▲❊❊ts kultur❊l ◆❊❊m◆ ❋❖❊l❉ untuk m❋❍◗❉❊❖❊pt n ◆ ❋▲▼❊ ❏ m
❊ ◆ ●❊❊r❖❊t ❘❉❊❍ ❊m ◆❋❉❊t p ❉ ❍ ❘❉❙❉❘▼❉ ❘❊t k l❊ ❑❉ t❋❉❖❊r t ❖❋■❊ ❘❊ ▲▼❘❊●❊ t❋rt❋ntu❚
❯ ❋▲❊l❉❖❍ ●❊❱ m❋r❋❖❊ ◆❋◗❊r❊ ▲ ❋▲❊s t❋❉rl▲❊t ❘❊❊lm❋❖◆ ■❋❉rm❋n P❋ksp❋r❉❋mn ❉❋ntrkultur❊l ❘❊n ◆❋❖❊❉ ❑▼ ◆l ❲❋❍ ❑ ❏❉ ❘▼ ■❖❊n kultur m❊◆❉ ❍ ❑ P❊ ◆❉❍❑❚m
❳❊ ❍ ●❊❖❍●❊ ■❋❍❋❉l❉❊t n ●❊ ❍ ❑ ❘❉❊❖▼❖❊l n ol❋❏ ❖❊l❊❍ ❑❊n ❊❖❊ ❘ ❋m❉❖❱ ❊ ❏❨❉
❖❋❊ ❑❊❊ ❊mn ❘❊n ❉▼❊lmn l❊❉n t❋❊ ❍ ❑nt mult❉kultur❊l❉❋❱sm ◆ ❋■❋❉❩rt pertama, ❬▲❘▼❨❊l❏ ❬ly ❭❪❫ ❴ ❴❵❱ ❛❋❍ ❘❉ ❘❉❖❊n ❜❊slm❝▼ ❨❉t❊kulturl ❘❉ ❛❋◆❊❋❍ ❱ntr t❋❊❊❏l
❞ ❋r❏❊ ❘❊p ❡❉urkulum❛❢❍ ❘ ❢❖ ❛❋◆❊ntr❋n ❝❢ ❘❋rn ❜sl ❊m❬◆◆❊l❊m❯ur❊❖❊❊ ❚rt kedua,❣▲❊ ❉ ❘❉l❊ ❏❱ ❯ ●❊❉❤❊❏❱ul ✐▼❥ ❤❉❱ ❭❪❫ ❴❫ ❵❱ ❝❢❦❊❉k ❛❋m❉❖❉❊rn ❧❊❊kw❏❜❊slm
❝▼❨t❉kultur❊l ❡H M. Sholeh Bahruddin Pondok Pesantren Ngalah Purwosari
Pasuruan. ketiga, Mu ammar Ramadhan (2015), Deradikalisasi Agama Melalui Pendidikan Multikulturalisme dan Inklusifisme Studi pada Pesantren
al-Hikmah Benda Sirampog Brebes. keempat, Rohmat Suprapto (2014), Deradikalisasi Agama melalui Pendidikan Multikultural-Inklusif Studi pada
Pesantren Imam Syuhodo Sukoharjo. kelima,Ubaidilah (2008), Peranan NU Kabupaten Pasuruan Dalam Menciptakan Kerukunan Masyarakat
Multikultural. keenam, Ubaidilah, dkk. (2012), Strategi Membendung Terorisme dan Radikalisme Agama Melalui Dakwah Multikultural Pesantren
♦♣surq♣ r s kedelapan, t ✉✈ ✇① ✇ ②③ ④⑤ ⑥⑦ ⑧ ⑨♣♣ ⑩kw ❶q ❷t✇kultur♣l ① ✇ ❸r①✉r ❹✈ ✇♣
❺tq ① ✇ ♦❹m✇❻✇♣rn ①♣n ❼❹r♣❻♣n ⑨♣♣⑩kw ❽❾①q♣ ⑩❿♣rr n Wahid. kesembilan, Zainol Huda (2016), Dakwah Islam Multikultural Metode Dakwah Nabi
Saw. Kepada Umat Agama Lain.
Beberapa penelitian di atas diharapkan mampu mengurangi sentimen
antar masyarakat yang berasal dari ajaran agama baik sebagai aktor individu
maupun kelompok, sentimen dan rasa ketakutan yang belebihan terhadap
kelompok atau golongan di luar diri dan kelompoknya akan bedampak buruk
bagi utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti yang dilakukan
oleh teman-teman JI, NII, FPI, Anshorut Tauhid, MTA, dan HTI. Pemikiran
dan sikap keberagaman yang berkembang ditengah Organisasi keagamaan
yang besifat radikal cenderung antimultikulturalisme. Di antara sikap
antimultikulturalisme organisasi di atas adalah adanya klaim kebenaran
(truth claim), prasangka dan stereotip (pandangan negatif dengan pihak lain terutama yang tidak sealiran paham atau terhadap yahudi dan nasrani),
stigma dan penghakiman (pelabelan pihak lain buruk),ekslusifisme (anjuran untuk tidak berhubungan dengan pihak lain), arogansi kelompok (bahwa
kelompoknya lebih unggul daripada kelompok lain), pembelaan terhadap aksi
kekerasan atas nama agama (ungkapan simpati terhadap tindak kekerasan
yang telah dilakukan oleh orang-orang yang dianggap baik atau benar), dan
pembelaan terhadap aksi melanggar hukum (ungkapan simpati pada tindakan
➁ ➂➃ ➂lompok ➄ ➂➅➆ ➇ ➅➅➈ ➇➉➊
9Umi Sumbulah secara eksplisit tidak menyebutkan
nama organisasi melainkan memberikan komentar bahwa kelompok Islam
akan menjadi radikal akibat dari berteologi sebagai beragama yang paling
benar. Kelompok ini memahami agama secara sempit dan rigid dengan mempertentangkan dua nilai yang paradoksal yakni benar-salah, Islam-kafir, dan surga-neraka.10 Sedangkan menurut Zainol Huda, kelompok yang mendakwahkan ajaran Islam dengan cara-cara kekerasan, sebenarnya mereka
memiliki semangat tinggi untuk mendakwahkan ajaran Islam namun tidak
memahami secara komprehensif tentang cara atau metode menjalankannya,
sehingga kurang mencerminkan gaya yang pernah diperkenalkan atau
dicontohkan oleh Rasulullah Saw.11
Berbicara tentang wacana Islam, pluralisme dan multikultural di
Kabupaten Pasuruan, KH M. Sholeh Bahruddin yang selanjutnya disebut kiai
Sholeh adalah rujukannya. Ia adalah figur seorang alim ulama yang
membumi dan menjadi panutan umat beragama bukan hanya Islam tetapi
lintas agama. Ia termasuk tokoh kunci pelaku sejarah kerukunan umat
beragama di kabupaten Pasuruan. Walaupun ia mendapat tantangan dari
mayoritas kiai di daerahnya.
Dalam sejarah hidupnya, praktik pluralistik dan multikultural Kiai
Sholeh sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yakni, pertama sejak awal
9 Baidhawyseperti yang dikutip oleh Mu ammar Ramadhan dalam (Jurnal sMaRTVol. 01 No. 02, 2015), 178.
m
➍l➎ ➏➐ ➏➎n ➑➎➎ ➒➓kw ➔→➎➒➎ ➣ ➑➎↔➍↕➎l u ➙➍r➣➎➒↔➍➍➛ ➎rp n sak temene dek pasar, dek masjid, dek dalan, kabeh iku dulurmu➜➍ssun➝ ➝➐➒➣ →➎ ➛ ➍↕➎t p or➎ ➣➝→➎ ➣➝
➎ ➑➎ ➑↕ ➙➎ ➛➎➓r ➑↕ m➎➛ ➞↕➑➓ ➑↕ ➞➎l➎➣ ➓ ↕tu ➛ ➍➐ ➎m ➎ ➑➎➎ ➒l ➛ ➎➐➑➎➎rmu➟ ➐➣➝➏➎ ➙➎n t
➍r➛➍ ↔➐ ➠ ➜➑↕ ul➎ ➣➝ t↕➝➎ k➎↕➟ ➡l
➢➤
Kedua,13 ➏↕➎↕ ➥ ➒➦➧➍ ➒ m➍➣ ➍➎ ➙➏➎r n nasabiyah,
→➎➏➣ ↕ m➍➣➨ont➦➒➙➍↕rl➎ku ➎→ ➎ ➒➎ ➣ ➑➎➩H M. Bahruddin Kalam (alm.), begitu
juga KH M. Bahruddin Kalam (alm.) mencontoh perilaku ayahanda KH M.
Kalam (alm.), bentuk peninggalan dari penerapan multikultural yang
dilakukan oleh kakek beliau (KH M. Kalam) adalah pemakaman umum etnis
tiong hoa yang berjarak 100 m di sebelah pekarangan masjid pondok
pesantren, peninggalan ayahanda beliau (KH M. Bahruddin Kalam) adalah
penandatanganan serta direstui berdirinya gereja di desa Carat Gempol,
serta dijadikannya ketua ta mir masjid di pondok Darut Taqwa Carat
Gempol yang bernama H. Bei seorang mantan kepala PKI kecamatan
Gempol, maka tidak heran apabila kiai Sholeh termasuk kiai yang berani
menanda tangani berdirinya gereja di Pandaan dan berdirinya Vihara di desa
Mendalan kecamatan Pandaan kabupaten Pasuruan, menandatangani lokasi
pemakaman etnis tiong hoa memorial park puncak nirwana di dusun Pager kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.
Kiai Sholeh akan terjun langsung untuk membela tempat ibadah serta
pemeluk agama non-Muslim dari anarkhisme maupun penggusuran
12 M. Anang Sholikhudin, Penerapan Konsep Pendidikan Multikultural di Pondok Pesantren
Ngalah Purwosari Pasuruan (Tesis: UNISMA, Malang, 2011), 145.
➯ ➲lompok ➳➯➲lompok musl➵m ekslusif, ➸ ➺l ➵ ➻➵ ➼➵l➺➯ ➽➯➺n ➼ ➲m➵ m➲w➽ ➾➽ ➼➯ ➺n r
➺➚➺ ➺m➺n ➼➺n ➼➺m➺➵ ➪➺➶➵ ➚➲➚➺m➺ m➺➻ ➽➚➵ ➺➹ ➘osok ➯ ➵ ➺➵ ➴➺➻➶ ➽➻➶➯➺➷➺n ➼➺n
➷➲➵rl➺➯➽ ➻➴➺ ➪➲➻ ➽ ➺➻➚➺r plur➺➵l➵stk ➼ ➺n m➵ultkultur➺l ➚➲➷➲➵rt ➯➵ ➺➵ ➘➸ ➬ ➮ ➲➸ ➚➺➻➶➺t ➼➵➪➽ ➱➽ ➸➯➺n ol➲➸ ➪➺➻➶➚➺ ✃➻ ➼➬➻➲➚➵ ➺ l➲➪➵➸ ➳l➲➪➵ ➸ ➼➵kont➲➯➚➯➺n ➼ ➺l➺m
➯ ➲➸ ➵ ➼➽➷➺n um➺t ➪➲r➺➶➺m➺ ➴➺➻➶ m➲➻➾ ➺➼➵➯➺n ❐➺➻❒➺➚➵l➺ ➚➲➪➺➶➺➵ ❮➺➚➺❮➺➸l ➸➵ ➼➽➷➻➴➺➹ Ketiga,
14
➼ ➺l➺m m➲➻ ➾ ➺l➺➻ ➯ ➺n ➺➺➻➺➸ ❰m ➪➲➵➺l u ➚➲➪➺➶➺➵ ➷➲➻ ➼➵➵r➼ ➺n
➷➲➻➶➺➚➽ ➸ ➷➬➻➼➬ ➯ ➷➲➚➺ntr➲n m➲m➷➽ ➻➴➺➵ pr➵ ➻➚➵p ➺t➺u motto ngayomi lan ngayemit➲➸r➺➼➺p ➚➲➚➺m➺❰➚➲rt➺➚➲➪➺➶➺➵ ul➺m➺ su❮➵➼ ➺l➺m➪➲rm➺➚ ➴➺r➺➯ ➺t ➼ ➺n
➪➲➻➲➶➺r r➺ ➯➵ ➺➵ ➘➸➬➮➲➸ t➵ ➼ ➺k m➲➪➺➻ ➼➵➻➶m ➳➪➺➻ ➼➵➻➶➯ ➺n ➼ ➺n t➵ ➼ ➺k m➲➵ml➺➸ ➳ m
➲m➵l➵➸ ➚➺tu ➼ ➲➻➶➺n y➺➻➶ l➺➵ ➻➹ Ï➺un ulm➺m➺ ➚➽❮➵ ➪➲➚➵ ➯ ➺r p ➻➲tr➺l ➼ ➺n m
➲➻➶➺➵yom➚➲➽➺m t➺➻➷➺ ➷➺➻ ➼ ➺➻➶ ➪➽ ➮➽➹ Ð➺lm➺ s➽❮➵ ➺ ➼➺l➺➸ or➺➻➶➴➺➻➶ ➪➵➚➺ sepuh tur nyepui, lan madangi Ñt➽➺ ➼ ➺n m➺mpu ➪➲➾➵rw➺ t➽ ➺ s➲rt➺ m➲➻➾ ➺ ➼➵
➷➲➻➲r➺➻➶ ➪➺➶➵ ➴➺➻➶ ➺➵l Òn , ➴➺➻➶ ➪➵➚➺ m➲r➺➻➶➯ ➽ ➮ ➚➵ ➺➷➺➷➽ ➻ ❰ t➵➼➺k m➲m➪➲➼➺ ➳ ➪➲➼ ➺➯ ➺n ➺nt➺r➺➚➺tu ➼ ➲➶➺n n ➴➺➻➶ l➺➵n ➼ ➺n m➺u m➲➻➶➺yom➵➚➲➽m➺➶➬➮on ➶➺n
➼➲➵m t➲❒➵r pt➺➻➴➺ ➚➲➪➽ ➺➸ ➯➲➼➺m➺➵ ➺n ➹ ➘➲➪➺➶➺➵m➺➻ ➺ ➴➺➻➶ ➼➵➶➺➪➺m➯ ➺r n ol➲➸ ➘➸➺➵➯➸ Ó➽ ➻ ➺➵➼➺l➳Ô➺➶➸➼➺ ➼➵Õ
:
:
Ö➵➻➴➺rt ÕOrang sufi itu bagaikan bumi yang mana segala keburukan dia terima dengan selalu membalasnya dengan kebaikan. Orang sufi itu bagaikan bumi yang mana di atasnya berjalan segala sesuatu
ÙÚÛ Ü ÝÚ Þk mÚupun ÙÚÛ Ü Ýßàuk áâ ãmßÚ ä ÞtãrÞmÚnÙÚ å æ Orang sufi itu bagaikan langit yang menaungi segala sesuatu yang ada di bawahnya, dan seperti air hujan yang menyirami segala sesuatu (tanpa membeda-bedakannya).15
Sebagai seorang sufi kiai Sholeh juga menerapkan isi ajaran yang
terdapat dalam kitab Tanwi>r al-Qulu>b16, bahwasanya seorang sufi ibarat sebagai langit, seorang sufi ibarat sebagai air hujan, dan seorang sufi ibarat
sebagai bumi. Substansi ajaran tersebut menekankan untuk memberikan
kebaikan kepada semua makhluk hidup dalam melayani manusia tanpa
melihat agama, suku, etnis, ras, bahasa bahkan negara dan tidak melakukan
pembedaan terhadap setiap orang yang ditemui / berkunjung ke rumah
beliau, karena kiai Sholeh mendasarkan pada ayat al-Qur an yang
menyatakan bahwa semua manusia di sisi Tuhan sama yang membedakan
hanyalah ketaqwaan-nya saja. Kalau di sisi Tuhan saja z}ohiriah/jasmaniah -nya manusia sama mengapa di sisi beliau (kiai Sholeh) harus dibedakan.
Perwujudan amaliah tersebut seringkali menjadikan pribadi kiai Sholeh
terkenal dengan sebutan kiai unik dannyeleneh, hal ini bisa terlihat dari jenis tamu yang berkunjung ke rumah beliau untuk minta do a, saran atau
petunjuk, diantaranya adalah; seorang PSK/WTS minta mendapat
penglarisan, seorang gembong pencuri meminta selamat, sekumpulan
pengamen jalanan minta perlindungan, sekumpulan kondektur jurusan
surabaya-malang meminta keselamatan dan perlindungan, sekumpulan
15 Abil Qashim Abdil Karim ibn Hawazin al-Qusyairi, Risa>lah Qushairiyah fi> Ilmi>
al-Tas}awuf, (S}oidan Beirut, Da>rul Khoir, 2001), 281.
éêstur ëê ìê ír éê îëêên ïê îð mìñmênt ò ìrlñ îë ó îðên ôêrìîê ðìrìõê mìrìôê
ê ôên ëñóöêr k olìíê îðð÷ øêùéúûukorìõo ëên kñêñ üôñêñë ñ lñ îð ôó îðên éê îë êên ë ìîðên êêöêl n òìý ìë êêr n ô ìïêôñ îê îþ ûìêkumpuln ÿñksu ïê îð mìñmênt
òìñ îëóîð êrl n ôêrìn ê ýênðóîên Vihara di desa Mendalan Pandaan Pasuruan akan dirusak oleh kelompok Islam radikal yang bekerjasama dengan tokoh
masyarakat di sekitar lokasi, kelompok etnis Tiong hoa di daerah
Pandaan-Bangil meminta dukungan dan perlindungan dalam melaksanakan ibadah
sesuai dengan keyakinannya, pejabat dari kelompok militer yakni Polres,
Polda, Kodim, Kostrad, Satpol PP, meminta saran dan restu di saat kesulitan
menyelesaikan kisruh atau problem kenegaraan, selain itu juga permohonan
restu di saat terjadinya pergantian pimpinan polres maupun kodim di
kabupaten Pasuruan. Semua tamu yang berkunjung ke rumah beliau selalu
dihormati tidak pernah dikecewakan, penerapan metode berdakwah kiai
Sholeh tersebut seperti diungkapkan kepada peneliti adalah berlandaskan
dalam al-qur an idfa billati> hiya ah}sa>n, perwujudan dari perintah tersebut menjadi gaya khas beliau dalam berdakwah yakni dengan metodemerangkul bukan memukul, mencari teman bukan mencari lawan. dengan tujuan
mendapatkan hiduph}usn al-kha>timah.17
Di dalam memahami pluralisme dan multikulturalisme kiai Sholeh
berpendapat pada dasarnya agama hadir dimuka bumi ini sebagai petunjuk
dan pembawa ketentraman bagi umatnya. Ajaran agama apapun
m
✂✄ ☎✆ ✝✆r✞✆n ✞✂ ✟✆✆ ✠✆m n ✡ ☛ ✞✆n ✞✂ ✞✂✆ ☞✆✄ ✌r ✞✆✂r✆n✆ ✝✆✆rn ✆ ☎✆✆m t✠ ✟✆k ✍✆✆ny m
✂ ✄☎✆✝✆r✞✆n ✍ ☛✡ ☛✄ ☎✆n ✆✆nt✆r m✆✄☛☞ ✠✆ ✄✎✆✌ t✂✆✏✠t ✝☛ ☎✆ m✂✄ ☎✆ ✝✆r✞✆n ✍ ☛✡ ☛✄ ☎✆n ✆✆nt✆r m✆ ✄ ☛ ☞✠✆✟✂✄☎✆n m✆✄☛☞ ✠✆ ✟✆n m✆✄☛☞ ✠✆✟✂✄ ☎✆n ✆l✆m✑
✒ ☛ ✟✆✎✆ ✞✂ ✞✂✆ ☞✆r n ✎✆✄☎ ✟✠l✆✄ ✟✆ ☞ ✠ ol✂✍ mot✠✓✆ ☞ ✠ ✟✆n ✞✂✎✆ ✞✠✄✆n
✞✂✆ ☎✆✆ ✆✄✌m ☞ ☛✄☎☎ ☛✍☞✆n☎✆t m✂mpr✠✍ ✆t✠✄✞✆ ✄ ✑✔t✆s ✄ ✆m✆✆☎✆✆ ✌m✝ustru or✆ ✄☎ ✟✂✄☎✆n m☛ ✟✆✍ m✂m✡☛✄☛✍ ✄✎✆✆w✏✂✄☎✆nut ✆☎✆✆m l✆ ✠✄✌ m✂r☛☞✆ ✞ ✞✆n rum✆✍ ✕ rum
✆✍ ✠✡ ✆ ✟✆t ✆ ☎✆m✆✌ ✟✆n ✟✂✄ ☎✆n m✂✆ ✞ ☛✞✆l n ✍✆l ✠tu ✠✆ m☛✄ ☎ ✞✠n m✂✆ ☞✆r
✟✠✠✄✎✆r t✂l✆✍ ✂m✆l✞☛ ✞✆n ✝✠✍ ✆ ✟ ✟ ✠✝✆l✆n ✔✆✍ll . ✖✆l✆u ✠✄ ✠ ✎✆✄ ☎ ✂tr✝✆ ✟✠✌ m✆ ✞✆ ✞✠t✆ ☞✂ ✟✆✄ ☎✡✂✆ ✟✆r ✟✆l✆m✆✄ ✗✆m✆✄✌✆☎✆m✆✡☛✞✆n l✆ ☎✠☞✂✡✆☎✆ ✠ rah}matan li
al-alami>n✂m✆ ✠✄ ✞✆l n la natan li al- alami>n.
✘✆r✠☞✠✄ ✠✆ ✍l ✟✆✏✆t ✞ ✠✆t p✆ ✍✆m✠✡ ✆✍ ✙✆ ✞✚✄☞✂p plur✆l✠st✠k m✂✄ ✝✆✟✠☞☛✆tu ✞✂✡☛✛ ☛✍ ✆n untuk m✂✄☎✍✠✄ ✟✆r✠ ☞✂ ☎✆l✆ ✡✂ntuk t✠✄✟✆k ✞✂ ✞✂r✆ ☞✆✄✑ ✖✆✂✄✆r
✞✚ ✄ ☞✂p ✠✄✠✌ ✂✄☎✆✄✟✆✠✞✆m n ✞✂r☛ ✞☛✄✆n ✆✆ntr um✆t ✡✂r✆ ☎✆m✆ ✟✂✄ ☎✆n ✝✆l✆n m
✂✄ ✝✆l✠n kom☛✄ ✠ ✞✆ ☞ ✠ l✠✆nts ✆ ☎✆✆m☞✂ ✗✆✆r ✠✂✄☞ ✠✜ ✑nt ✘✂✄ ☎✆n kom☛✄ ✠✆ks✠ ☞✂ ✗✆r✆ t✂rus m✂n✂rus ✟ ✠✍✆✆r✏✞✆n ✟✆✏✆t m✂✄☎☛✢✆n☎✠☞✂ ☎✆✆l t✠✄✟✆k ✞✂ ✞✂r✆ ☞✆✄✌ t
✂✆rut✆m ✎✆ ✄ ☎ ✡ ✂✡ ✂rsumr ✟✆r✠ ✆ ✝✆✆rn ✞✂✆☎✆m✆✆✄✑ ✖✂✡ ✂r☞✆✆✆mn ✟✆n ✞✂✍ ✆✚✄✠☞✆rm n ✟ ✠✆✆ntr✆✏✂✂ml uk ✆ ☎✆✆m✍✆rus ☞✂ ☎✂✆r ✟ ✠✂✆r ✠ ☞✆ ☞ ✠✞✆✄✑l
✣ ✤
✔✆ts t✂r✝✆ ✟ ✠✄✎✆ ✞✂✂ ☎✆✄☎✆t n ✟✆n ✞✚ ✄✜✠lk ✎✆✄☎ t✂r✝✆✟✠✟ ✠✡✂✡ ✆ ☎✆r ✠✟✆ ✂✆ ✍r ✡✂✡ ✂✆✏✆r w✆ktu l✆l☛✌ ✡ ✂✡✂✆✏✆r ✞✂pok lom✡ ✂r✞✂ ☞ ✠mpul✆n ✡✆✍✙✆ ✟✆☞✆r ✄ ✂ ☎✆✆r
✞✠t✆✥✆ ✄ ✗✆ ☞ ✠✆l ☞ ☛ ✟✆✍ t✠✟✆k r✂✂ ✓✆l n untuk m✂✄ ☎✆t✆ ☞ ✠ pr✚✡ ✦✂m✡✆✄☎☞✆ t✂☞✂✡ ☛ ✛r ✑ ✧ntuk m✂✄ ✝✆w✆✡ ✚ ✡✦✂pr m t✂☞✂✡☛✛✌r ✆ ✞✆m ✞ ✠✆ ✠ ★✍✚ ✦✂✍ ✂m✡☛✆m t ✡ ☛ku
✩ ✪
✭ ✮✯✰ ✱✲n ✳✲ntr✴ ✵✲ ✶✷ ✯✴✸✲✷✴✹✲n ✹ ✮✭✲ ✯✲ ✳ ✮✺ ✲m ✳✲ntr✴ ✯✲n ✲lum✶ ✴✻ ✼✺✲✲tn
✯✲l✲m✸✺✹✺ Pedoman Santri: dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ini berisikan fatwa, maklumat beliau tentang toleransi, sikap politik serta
teori relevansi antara Pancasila dan dalil-dalil al-Quran dan Hadits.
Pada tahun 1996 kiai Sholeh mendirikan STAI Sengonagung dengan
hanya menampung tiga jurusan (PAI, PBA, Ekonomi Islam), dengan latar
banyak santri yang lulusan SMA/MA/SMK daruttaqwa tidak melanjutkan
studi di STAIS karena kebutuhan wali santri yang menginginkan
anak-anaknya bisa menguasai ilmu-ilmu umum lain, maka ibunda Hj. Siti
Sofurotun (almh) memberikan perintah kepada kiai Sholeh untuk membuka
jurusan lain. Tepatnya pada tanggal 02 Agustus 2002 dikembangkanlah
menjadi Universitas Yudharta Pasuruan (UYP) dengan total 16 Jurusan 15
jurusan strata-1 dan 1 jurusan strata-2, dengan semangat optimis UYP akan
terus mengembangkan diri dengan menambah jurusan/prodi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat baik secara lokal, nasional maupun internasional.
Semua yang dilakukan tersebut merupakan bentuk perwujudan amal ibadah
dari segi sosial oleh kiai Sholeh, berangkat dari pemikiran dan kiprah kiai
Sholeh dalam membumikan multikultualisme maka digunakanlah jargonthe multcultural university dalam setiap pelaksanaan dan pengembangan
Universitas Yudharta Pasuruan.
Misi besar kiai Sholeh adalah menciptakan perdamaian bagi sesama
✿❀ ❁❀ t❂❁ ❂❃ ❄❅r ❆❀❇rumuskn ❈ ❂ ❆❇❇lm❉❀❀s ❊❋❀v❂r❁❀❇ts ● ❄❆❍❇❇rt ■❇sur❄❇n
❏❇ ❈ ❋❀ menghasilkan lulusan yang berjiwa religius pluralis❑ ❉❀ ❁❀ ❀❀n m
❂❋❄ ❋▲❄❈❈ ❇n ❊❋❀ ❉ ❂r❁❀t❇s ● ❄ ❆❍ ❇❇rt ■❇sur❄❇n ❃❂rt❄▲❄❇n untuk m❂❋❏❀❇ ▼❈ ❇n lul
❄❁❇n ◆ ❂❋❂❇ ❁❀r ❃ ❇ru ❏❇ ❋ ◆ m❂❋ ▲❇ ❆❀ ▼❂❋❂rus ❈❀❇ ❀ ❖❍ P ◗❂❍ ❆❇❇lm m❂m❃ ❇ ❋◆ ❄❋ ▼ ❂r❆❇❇❀❇m n ❆❀❈❇ ❃ ❄▼❇t❂n ■❇sur❄❇n ❈ ❍ ❄ ❁❄ ❁ ❋❏❇❘
❙❇❇lm prP❁ ❂s ❀mpl❂m❂❇ ❁❀nt mult❀❇kultur❀lsm❂❑ ❈❀ ❇❀ ❖❍ P ◗❂❍ ❁❂❀❋◆r m
❂❋❆❇▼ ❇t❈❇n ❍❇m❃❇❇tn ❃ ❇❀k ❆❇❀r❆❇❇l mm❇upun ❆❇❀r l❄❇❑r❍ ❇❃❇mt❇n t❂r❁ ❂❃❄❅
❁❂❚❇r❇ ❁▼❂❁❀❯❀k ❆❀ ❁❇▼ ❇❀❈ ❇m n ❃❂❀❇l u ❇ ❆❇ l❇❍ ❯❇ktor l❂m❇❍ ❋❏❇❱r❂❋ ❆❇ ❍ ❋❏❇
❖um❃❂r ❙❇❏❇✿ ❇ ❋❄ ❁❀❇ ❲ ❖❙✿ ❳❘ ❖ ❂❍❀ ❋ ◆◆❇▼❂❁❇n y❇ ❋ ◆❃❂l❀❇u t❂❈ ❇ ❋❈ ❇n ❈❂▼❇ ❆❇ ▼❇❇r ❁❇❀ntr❇❆❇❇ ❍l m❂❋❀ru ▼❂❀r❇lku ❁❇❋◆ ❈❀ ❇❀❑ ❈❇r❂❋❇ ❃ ❇ ◆❀ ❃ ❂❀ ❇l u pr❀❃ ❇ ❆❀❋❏❇ m
❂❋▲❇❆❀ uswah hasanah ❏❇ ❋ ◆ ❍❇rus ❆❀t❀ru ❆❇❇lm❄❚❇ ▼❇n ❆❇n ▼❂❃❄❇r ❇ ❋❘t
❊❋◆❈❇▼ ❇n ❀ ❋❀ ❆❀❇❃ ❇ ❆❀ ❈❇n ❆❇❇lm❁ ❂❃ ❄❇❍ ❁❏❀ ❀r kagem ❈❀❇ ❀ ❖❍P◗❂❍ pondok Ngalah manggone ing Purwosari, pendidikane modele campur sari, mulo poro santri sing ati-ati, cecekelan marang dawuhe kiai , Sedangkan syi ir
yang bermuatan multikultural adalah Wali Songo iku wali tanah Jowo, merjuangno agomo Nuso lan Bongso, pondok Ngalah ala Sunan Kalijogo, ngelestarekne agomo lewat budoyo .
Untuk membangun praktek multikultural secara sistem, maka kiai
Sholeh mengimplementasikan multikulturalisme kedalam Universitas
Yudharta Pasuruan, mengapa UYP, karena UYP merupakan salah satu
lembaga pendidikan formal tertinggi yang berada di Pondok Pesantren, UYP
m
❬l❭l❪❫ ❴❬ ❵❫ ❵❛ ❜❭❭tn sum❝❬r ❞❭ ❡❭ m❭❵❪❢❫ ❭ ❣ ❝❭❫k ❞ ❭r❫ ❢ ❫❢ ❫ t❬n ❭❛ ❭ p❬ ❵❞❫ ❞❫k ❤❞✐❢ ❬❥n❜❦❪❢ ❪❢ ❵❡❭ ❭lum❵❫ ❦❭rus m❬❭ ❵❧l ❜❭ut n k❬ ❧❬ ❵❧❭ ❵❛ ❭str❭t ♠♥ ❞❬❛ ❭n n t
❭r❛ ❬t ♦ ♣q❞✐❜ror ❞❭r❫ ❝❬❝❭❛ ❭❫r ❧ur❪❢❭ ❵❣
s9
dan mahasiswa dalam penguasaan
ilmu-ilmu agama, ilmu-ilmu Teknik, Pertanian, IT maupun ilmu
pemerintahan.
Bagi santri Pondok Pesantren Ngalah yang sudah masuk sebagai
mahasiswa UYP selain dengan penguasaan keilmuan sesuai dengan basic keilmuan masing-masing, kiai Sholeh mewajibkan santri/
mahasiswa-mahasiswi untuk ikut tarekat, hal ini bertujuan untuk membentengi akidah mahasiswa agar tidak berubah dan tetap dalam hatinya selalu disebut asma
Allah fi kulli h}a>l wa qiya>m wa qu u>d dalam tarekat disebut dengan dzikir wuquf qolb20 (selalu menyebut nama Allah di dalam hatinya di setiap
aktivitas, baik saat berdiri maupun duduk), karena di UYP mereka akan
berkumpul dan berkomunikasi dengan bermacam-macam agama, suku dan
kebudayaan, dari komunitas lokal, nasional maupun internasional sehingga
semua yang ditemui, semua yang dihadapi tetap hanya satu yang
menghidupkan, hanya satu yang menggerakkan yakni Allah SWT.
Dengan usia yang masih muda UYP diharapkan bisa membantu bangsa
dan kabupaten Pasuruan khususnya di dalam menghadapi perkembangan
zaman dan peradaban serta dalam mempertahankan NKRI menuju kuat dan
berdaulat.
✈✇①② ③④①r t ⑤①r⑥ ⑦✇nom✇②① ⑤⑥ ①①ts m①④① ⑧✇② ✇⑥l⑥ ①t n ⑥② ⑥ ⑨①②③①t ⑧✇⑥ntn③
untuk ⑤⑥①④⑩④①l n ⑤✇②③①n m✇②③③①⑥l l✇❶⑥❷ ⑤①①lm⑦①kt① ❸⑦①kt① ❹① ② ③ ①⑤① ⑤ ①l①m pr
⑥❶① ⑤⑥ ④ ⑥①⑥ ❺❷❻ ❼✇❷⑤ ①n ❽②⑥ ❾✇r⑨⑥①ts ❿⑩⑤❷①rt① ➀①sur⑩①② ➁ ⑨✇❷⑥②③③① t✇①m❹① ② ③
⑤⑥① ② ③④①t ⑤①l①m⑤ ⑥ ⑨✇rt① ⑨⑥ ⑥② ⑥ ①⑤ ①①❷l Kiai Multikultural KH M. Sholeh
Bahruddin dan Implementasi Multikulturalisme dalam Sistem Pendidikan di Universitas Yudharta Pasuruan .
➂. ➃➄ ➅➆ ➇➈➉➈ ➊➋ ➌➈➄ ➋➆ ➂➋ ➇➋➌➋➆ ➍➋➌➋ ➎➋➏
➐⑥①⑥ ❺❷❻❼✇❷ ① ⑤①①❷l ⑨✇①②③or mur⑨❹⑥⑤ tarekat Qodiri> wa al-Naqshabandi> al-Mujaddadi> wa al-Kholidi>, ⑨✇❶① ③① ⑥ ⑨✇① ② ③or ⑨⑩⑦⑥ ❶✇⑥①l u m
✇m✇ ③① ② ③ t✇ ③⑩❷ ⑨✇①rt m✇②③①m①④①l n ① ➑①①rn ④✇① ②⑩⑨m ⑥ ①①② ➁ ⑨✇⑧ ✇rt⑥ ❹①②③
❶✇⑥ ①l u ⑨①⑧ ①⑥④ ①m n t✇r❷①⑤ ①p ⑧✇② ✇l⑥⑥t yakni seorang sufi ibarat sebagai langit, seorang sufi ibarat sebagai air hujan, dan seorang sufi ibarat sebagai bumi➒
➓⑥ m①② ① ⑨⑩❶⑨➔①②⑨⑥ ①➑①r①n t✇r⑨✇❶⑩➔ m✇② ✇④① ②④ ①n untuk m✇❶✇m⑥④①r n ④✇❶①⑥④ ①n
④✇⑧ ①⑤① ⑨✇⑩①m m①❷❼uk ❷⑥⑤⑩⑧➒ ➓①①lm m✇①❹①② ⑥l m①②⑩⑨⑥① t①②⑧ ① ⑧ ⑥①❷l ❸⑧⑥l⑥❷ ⑤✇②③①n m✇⑥❷①l t ① ③①①➁m ⑨⑩④⑩➁ ✇t②⑥ ⑨➁ ① ⑨➁r ❶①❷① ⑨① ❶①❷④①n ②✇ ③①①➁r ❷①l ⑥②⑥
⑤⑥❶ ⑩④➔⑥ ④①n ⑤①r⑥ ❶✇① ②✇④ ①r r① ③①m t①mu y ①②③❶✇④⑩②➑⑩② ③r ④ ✇ rum①❷❶✇⑥①l u ①t①u
④✇ ⑧❻ ②⑤ ❻④ ⑧✇ ⑨①✇② ➒ntr ❺✇⑧ ✇rt⑥ ➀ ❺➐→WTS minta di do akan mendapat pasangan, gembong pencuri meminta do a keselamatan, pastur daerah
Pandaan yang mengundang dalam rangka tasyakuran gereja, biksu daerah
Mendalan Pandaan Pasuruan yang meminta dukungan peresmian Vihara,
↕ ➙l➙➛➛ ➜ ➙w t➙ ➝ ➙l➙➞➟ ➠ life in ➡ ➙n st➢➡ ➛ ➛➛ ➙➤lm ➡➛ ➥ ➦ ➞➥ ➧s ➨➟ ➙l➙➤ ➥ ➧rw➙➩➛l➙n t
➦➩ ➦➤ ➙➟ ➙m➙ ➡➙n ➥ ➧l➙➫➙r ➡ ➙➛r ➭ustr➙➛ ➙➠l Jerman, Singgapore yang
bekerjasama dengan yayasan Kaliandra Prigen Pasuruan. Selain itu juga
tamu yang berkunjung dari kelompok pejabat dari militer yakni Polres,
Polda, Kodim, Kostrad, Satpol PP, dari obrolan keagamaan sampai dengan
masalah kenegaraan. Penerapan metode berdakwah kiai Sholeh tersebut
mendasarkan pada ayat al-Qur an yakni idfa billati hiya ah}san serta menggunakan metode merangkul bukan memukul, mencari teman bukan mencari lawan dengan tujuan mendapatkan hidup khusnul khotimah.
Perwujudan metode tersebut dalam sehari-hari menjadi gaya khas beliau
yang terlihat unik dan menjadikan sebagai kiai Multikultural.
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini difokuskan kedalam dua
hal, pertama, implementasi multikulturalisme kiai Sholeh dalam sistem pendidikan di Universitas Yudharta Pasuruan. Fokus masalah ini akan
membahas tentang fenomena-fenomena yang terjadi dalam pribadi kiai
Sholeh dalam mengimplementasikan multikulturalisme di pondok pesantren
Ngalah dan di Universitas Yudharta Pasuruan. Kemudian praktek-praktek
multikultural tersebut akan dianalisis dengan teori AGIL Talcott Parsons.
Kedua, faktor pendukung dan penghambat implementasi
multikulturalisme serta solusinya. Fokus ini akan mengungkap tentang
unsur-unsur pendukung dan problem terkait implementasi multikulturalisme
C. Rumusan Masalah
➲➳➳lm➵ ➸➺ ➸➻l➻➳t n ➻ ➺➻➼➽➳➳pt ➽➻rum➾➚ ➪➳n ➵➸rm➳➚ ➳➳ ➶➳l n ➚ ➸➹➳➘➳ ➻➹ ➸➻rkut➴
➷ ➬ ➮➳➘➳ ➻m➳ ➺➳ ➱H M. Sholeh Bahruddin mengimplementasikan multikulturalisme dalam sistem pendidikan di Universitas Yudharta
Pasuruan?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi
multikulturalisme serta solusinya?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui implementasi multikulturalisme Kiai Sholeh Bahruddin
dalam sistem pendidikan di Universitas Yudharta Pasuruan.
2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
multikulturalisme serta solusinya.
E. Kegunaan Penelitian
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
memperkaya khazanah pengetahuan tentang multikulturalisme di pondok
pesantren maupun, menjadi bahan kajian ilmu keIslaman dalam
❒❮❰ÏrÏ prÏktÐÑ Ò pertama, ÓÏÑ Ðl Ô ❮Õ ❮ÐltÐ Ïn ÐÕ Ð Ö ÐÓ ÏÏÔ × Ïr n Ö ÏÔ Ït m❮ÕØÏ ÖÐ Ñ ÏlÏÓ Ñ Ïtu r❮Ù❮r❮ÕÑ Ð ÚÏÛÐ Ô ÏrÏ Ñ ÏntrÐÒ mÏÓÏÑ ÐswÏ Ö Ïn ÏlumÕ Ð ÜÝÕ ÖÝk
Ü❮Ñ Ïntr❮n ÞÛÏlÏÓÜÏsuruÏn untuk ÖÐ ÏplÐ× ÏÑ Ð×Ïn ÖÏlÏm× ❮Ó Ð ÖßÔ Ïn Ñ ❮ÓÏrÐ àÓÏrÐ
ÖÐ t❮ÕÛÏÓ àt❮ÕÛÏÓmÏÑ á ÏrÏ×Ït × Ïr❮ÕÏÑ ÐÏÔÏ lÏÛÐáÏÕÛÖÐtÐru ×ÏlÏu Úß× Ïn Ûßâu ã
äÐÏÐà ÕáÏ ÖÏlÏm m❮ÕÐÚÏm Ðlmßå Kedua, ÚÏÓ Ïn × ÏØÐÏn ÔÏrÏ stake holder
×ÓßÑ ßÑ Õá Ï æ❮ktorÒ Wakil Rektor I, Dekanat dan Dosen dalam membangun sistem pendidikan di Universitas Yudharta Pasuruan sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat di setiap masa-nya dalam
mengembangkan nilai-nilai multikulturalisme.
ç. èéê ëìí î ëïéðê éñ òî
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disusun, maka penelitian ini
akan mengungkap dua hal; pertama, implementasi multikulturalisme Kiai Sholeh Bahruddin dalam sistem pendidikan di Universitas Yudharta
Pasuruan. Peneliti akan mengkaji serta mengeksplorasi bangunan
dasar/landasan yang dipergunakan oleh kiai Sholeh dalam menerapkan
multikulturalisme di Universitas Yudharta Pasuruan menggunakan teori
Adaptation, Goal, Integration dan Latency (AGIL). Kedua, peneliti akan
mengungkap faktor pendukung dan penghambat serta solusi dalam
implementasi multikulturalisme kiai Sholeh Bahruddin.
õö÷÷ øùr úö øù ûn ù ölomüû øù ù ýþ üûl÷ ÿû ÿ÷ ûùn mölû øúû ú✁ ø÷û ✂ ùölomüû øù ùýþüû÷ÿûl ÿ÷ û øù ÷kut ú÷✄û☎u olö✆ ✄ö✝ör müû øùûn r✁ û øù öölþ ø÷✝✞ktr cyber mö ø✟ûú÷✝ûn sumüör töþ ù÷knol ÷ø✠ûormÿ÷✂ ✁ ø÷✝ûkom ÷s
ÿû øùût l✁ûs ü✁✝ûn ✆û ø ûûûntr kotû üû✆✝ûn l÷ûnts øöùûû ✡r ☛÷ úûûlmú✁ ø÷û ø ûût ✝ö✆÷ ú✁✄ûn ûûntr øöù ûrû töû ÿûr sû øùût ÿöm✄÷t ✝ûö øûr ÿö✁ûm úö øù ûn
m
✁ úû✆ ú÷û✝✁✝ûl n ûtûs ✝ö☎û øùù ÷✆ûn töknolþù ÷ kom✁ ø÷✝ûÿ÷✂ ÿö✆÷ øùù û ✆ûl
÷ ø÷ mö÷☎mu lû✆÷rø û mult÷kulturû÷lösmú÷ ú✁ø÷û ✡
☞öûl✁÷l ú✁ø÷ û mû û ûnù✌ölû✆÷✝ûr n üörüûùû ÷✟ö ø÷s ✠ûû ÿ÷nt mûø✁ÿ÷û ✂ um
ût mû ø✁ ÿ÷û úöûwÿû ÷÷nü✁✝ûn ✆û ø û mö øù ö øûl ü✁ úû ûø û ÿö øú÷r÷ tû✄÷
✟✁ ùû mö øù ö øûl ü✁ úû û ✍ü✁úû û lû ÷n ú÷ÿö ùûûl ✄ö ø ✟uru ú✁ ø÷û ✡ ✎þøÿöö ø ÿ÷økw û m÷ultkulturû÷lösm t÷úûk ✆ûnû ÿö✝ö úûr ✄ö øù ö øûûln
ü✁úû û✍ü✁ úû ûÿû✟û möû ÷ ø✝ûl n mö ø ✟û ú÷ tuntutûn úû÷rüörüûù û÷ komun ÷tûs û øù mö÷ml÷✝÷ ü✁úû û ✍ü✁úû û töÿö ür ✁✏ untuk ú÷öt÷rûmúûn ú÷û✝✁÷ ÿö☎ûûr
üörÿûûm ✍ÿûûm✡ û✡ ✑÷lÿû ✠ût ☞✁ ý÷tkulturûl÷ösm
û✒ ✓÷ üöûr÷lösmúûn ut÷÷ltûr÷û ø÷ösm✔John Rawls
Filsafat multikulturalisme tidak terlepas dari pemikiran dua
filsuf kontemporer, profesor John Rawls dari Harvard University serta profesor Charles Taylor dari McGill University, kanada. Falsafah John Rawls mengenai kemerdekaan individu sebagai
✗ ✘t✙✚p ✙✛✜ ✙✢ ✙✜ ✣ m✘✤✣✛✥ ✚✙m ✜ ✚✗ ✚r ✥✚✛✦ t✚k ✜ ✚✤ ✚t
✜ ✙l✚ ✛✦ ✦ ✚r m✘✛✦✘✛✚ ✙ ✧✘✚✜ ✙l✚ ✛★ ✩✚✪✧✚n ✧✘m✚kmur✚n s ✣ ✚tu m✚✗ ✥✚r✚✧✚t t✙✜✚k ✜✚✤✚t m✘l✚✛✦ ✦ ✚r ✪✚k t✘rs✘✩ut✫ Oleh
sebab itu suatu masyarakat yang berkeadilan, hak-hak yang dijamin oleh keadilan itu sendiri merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-menawar oleh politik atau pun dimasukkan di dalam perhitungan kepentingan sosial 21 Rawls merupakan penganut paham liberalisme dalam bidang
etika, menurutnya liberalisme merupakan suatu doktrin politik,
sosial, ekonomi yang menekankan kepada kemerdekaan individu,
keterbatasan peran pemerintah, perkembangan sosial secara
bertahap, serta perdagangan. Liberalisme memberikan tempat
kepada peran pemerintah di dalam kesejahteraan sosial dan
politik ekonomi dengan tetap mempertahankan kemerdekaan
individu serta kesempatan yang luas terhadap perkembngan
individu. Pada abad ke-19 liberalisme menekankan kepada
toleransi agama, individualisme, serta di dalam bidang politik
menonjolkan perubahan sosial dan politik yang moderat.
Filsafat utilitarianism John Rawls dipengaruhi oleh John
Stuart Mill, filsafat ini menekankan pada kemerdekaan individu
dengan menerima prinsip the greatest happiness for the greatest number .22
Liberalism dan utilitarianism merupakan konsep berfikir
yang harus terus diupayakan dengan tanpa menghilangkan norma
✬ ✭
Tilaar, Multikulturalisme,Tantangan-Tantangan Global Masa Depan,76. ✬✬
✸✹✺✻ ✼✽ ✾ ✼✹ ✿❀ ❁❁ ✼❂ ✸❁r✹ ✼❁ t❁✼❃ ❁ ❁✽ ❁ ✼❄ ❁ ✸✹❅✹❅❁s❁n ❀ ✼✽ ❀ ❆❀✽ ❇ ✽❁n tol
✹r❁ ✼✿❀ ❅ ✹r❁❈❁m❁ ❁k❁n sul❀t t✹❉❀r pt❁ ✸✹ ✿✹❀❅❁✼❈❁m n ✽❁n r✹l❁✿❀
❁nt❁r m❁ ✼❇ ✿❀ ❁ ❄ ❁✼❈ ✿✹ ❊ ❁t❋ ●❁❈❁❀m❁✼ ❁pun ❍❇❈❁ ✿✹t❀ ❁p ❀ ✼✽❀ ❆❀✽u m
✹❀ml❀ ✸❀ ❊❁k ❊❀✽❇❃ ✿✹❅ ❁❈❁❀ ❁ ✼❁k ❅ ❁✼❈✿ ❁❂ m❁✸ ❁ ❃✹✹m❀rnt❁❊ ✽ ❁n ✹✹l✹mn ✺ ✹✹l✹mn ❅❁✼❈✿ ❁ l❁❀n ❊❁rus ❅❀ ✿ ❁ m✹ ✼❈❊❁nt❁r✸ ❁n ✿✹❀❁t p ❀ ✼✽❀❆❀ ✽ ❇■✹ ✼ ❍❁✽❀ m❁✼ ❇✿❀ ❁❄ ❁✼❈❅ ✹rm❁rt❁❅❁t❋
❅❏ ❑❇▲❀tkultur❁❀l✹sm▼ Charles Taylor
Pemikiran Taylor sangat dipengaruhi oleh J.J. Rousseau dan
Immanuel Kant. Rousseau mempunyai pendapat mengenai
pentingnya saling menghormati yang merupakan hal yang tidak
dapat-tidak, harus ada dalam kemerdekaan manusia. Pendapat ini
merupakan tantangan terhadap kemerdekaan di dalam kesamaan
yang ditandai oleh hirarki dan ketergantungan kepada yang lain.
sedangkan Kant memiliki pemikiran tentang politik dari
kesamaan martabat manusia (equal dignity of human rights), dighnity merupakan prinsip dalam hidup manusia, hal ini
merupakanuniversal human potential.
Kedua tokoh tersebut menjadi sumber pemikiran Taylor, hal
ini bisa dilihat dalam karyanya the Politics of Recognition , Taylor mengatakan di dalam kehidupan politik dewasa ini muncul
P◗❘❙ ❚❙ ❯❱n ❲❳ ❲ m◗❙ ❨❱ ❩❱r n ❨ ◗❳❬ ❭❪ ❭ ❳❫❴❱❳❫❵ ❱ ❳❫❱t ❩❙ ❱t ❬❲❘◗l❱❩❱ ❳ ❫ ❫ ◗r❱❩❱n ❳❱❵ ❲❭ ❳❱l❲sm◗ ❬❱❱lm pol❲t❲❩❛ ❜◗❱❩❱r n ❲❳❲ m◗❳❱❨ ❱❩ ❩❱m n ❬❲r❲ ❬❲ ❬❱l❱m❩ ◗❯ ❲❬ ❙❨❱n pol❲t❲❩ ❝ ❵ ◗❨ ◗rt❲ tuntut❱n ❞tuntut❱n ❩◗lompok m❲nor❲❱❵ ❝t ❩◗lompok ❞❩◗lompok subaltern, ❩◗lompok ❡◗m❲❳❲❵ ❝❬❱n ❱❨❱❴❱❳❫❬ ❲❵ ◗❘❙ ❚❬◗❳❫❱n pol❲t❲k mult❲❱kulturl❲sm◗❛
❢ ❣
❤❱ylor m◗❳❫❱✐❱k ❩ ◗❨ ❱❬❱ ❨ ◗m◗❲r❱❯nt ❬❱n ❱kt or pol❲t❲k untuk m
◗❳ ◗❨❱mt❩❱n ❳ ❲❱ ❲l ❩ ◗❱ ❳❙❵ ❲❱ ❱m n ❵ ◗❘❱ ❫❱ ❲ ❨◗r◗❩❱t ❩ ◗❘ ◗❵❱r ❱❱mn ❬◗❳❫❱n m◗m❘ ◗r❲❩❱n r❙ ❱ ❳ ❫ ❨◗❳❫❱❩ ❙❱n t◗r❯❱❬ ❱p ❯❱k ❯❲❬ ❙❨ ❵ ◗t❲❱p
❩◗lom❨ ❭❩❝ ❨◗❳❫❱❩❙ ❱n t◗r❯❱❬ ❱p ❵ ◗t ❲❱p ❩◗❘❙ ❬❱❴ ❱ ❱n ❩❯❱s ❴ ❱ ❳❫ ❬❲❯❱ ❵ ❲❩❱l n ol◗❯ ❵ ◗t❲❱p ❩◗pok mlom❱❵ ❴ ❱r❱❩❱❛tP❱r◗❳❱❩◗❘❙ ❬❱❴ ❱❱n
❨ ❱❬ ❱ ❯❱❩◗❩❱t❳❴ ❱ ❱❬ ❱❱❯l ❵ ◗❘❙ ❱ ❯ ❲❬ ◗nt❲❱ts t◗r❯❱ ❬❱p ◗❩ ❵ ❲st◗ns❲ ❵ ◗t❲❱p m❱❵ ❴❱❱ ❩❱r t❛
❘❛ ❥ ◗❳❫ ◗rt❲❱n ❦❙❧t❲❱kulturl❲sm◗
❦❙❧t❲❱kulturl❲sm◗ t◗❳❴❱r ❱t ❘❙❩ ❱❱ ❯nl ❵ ❙❱tu p◗❳ ❫◗rt❲❱n ❴ ❱ ❳❫ m
❙❬ ❱ ❯❛ ♠❲ ❬❱l❱m❳❴❱ m◗❳❫❱ ❳❬❙❳❫ ❬ ❙❱ ❨ ◗❳ ❫ ◗rt❲❱n ❴ ❱ ❳ ❫ ❵❱❳❫❱t kom
pl
◗ks ❴ ❱❩ ❳ ❲ m❲ult berarti plu ral, kulturalisme berisi kultur atau budaya. Istilah plural mengandung arti yang berjenis-jenis,
karena pluralisme bukan berarti sekadar pengakuan akan adanya
hal-hal yang berjenis-jenis, tetapi juga pengakuan tersebut mempunyai
implikasi-implikasi politis, sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu
pluralisme berkaitan dengan prinsip-prinsip demokrasi.
♥ ♦
②③ ④t⑤kultur⑥⑤lsm⑦⑧⑥⑥lm⑦⑨⑤⑦stmol⑩ ❶⑤ ❷⑩ ❷⑤⑥l m⑦m⑨③ ❸ ❹⑥⑤ m⑥❺❸ ⑥ l⑥ ⑤❻n
⑧⑥l⑥m⑦⑨⑤st⑦⑩❶⑤mol ❷⑩❷⑤ ⑥l❻ ⑤ ⑧⑥t k ⑥ ⑧⑥ k⑦❼⑦❸ ⑥⑥rn ❹⑥❸ ❶⑥❺❽mutl Hal itu
berarti ilmu pengetahuan selalu mengandung arti nilai. Di dalam
suatu masyarakat yang benar adalah yang baik bagi masyarakat itu.
Yang benar tidak mendahului yang baik.
Pasang surut pengertian multikulturalisme secara garis besar
dapat dibedakan menjadi dua gelombang; gelombang pertama, disebut sebagai tradisionalis multikulturalisme. Gelombang ini
memiliki dua ciri utama. Yaitu: 1) kebutuhan terhadap pengakuan
(the need of recognition), 2) legitimasi keragaman budaya atau pluralisme budaya. Di dalam gelombang pertama ini
multikulturalisme mengandung hal-hal yang esensial di dalam
perjuangan kelakuan budaya yang berbeda (the other).
Gelombang kedua, terdapat beberapa pemikiran yaitu; 1) studi kultural (cultural studies