• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTITAS KOMUNIKASI REMAJA PENGGUNA LINE : STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI SMAN 13 SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTITAS KOMUNIKASI REMAJA PENGGUNA LINE : STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI SMAN 13 SURABAYA."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTITAS KOMUNIKASI REMAJA PENGGUNA LINE

(Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMAN 13 Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I. Kom)

Oleh :

ISTI’ADZAH PUTRI SENDARI B36213051

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Isti’adzah Putri Sendari (B36213051), Identitas Komunikasi Remaja Penggunaa LINE (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMAN 13 Surabaya)

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat fokus penelitian, yaitu : Bagaimana kecenderungan remaja menampilkan identitas komunikasinya di media LINE ? Penelitian dengan pendekatan kuantitatif, mendeskripsikan identitas komunikasi remaja pengguna LINE. Dalam menentukan jumlah sampel menggunakan stratified sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 79. Data yang diperoleh dari informan menggunakan metode angket.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa para remaja pengguna LINE di SMAN 13 Surabaya didominasi dengan remaja yang cenderung pada real life identity (73,4%). Kemudian untuk remaja dengan identitas anonymity dan pseudonymity berdasarkan data yang diperoleh peneliti diketahui lebih besar prosentase identitas pseudonymity dibandingkan dengan identitas anonymity. Menurut sajian data diketahui bahwa remaja yang menyatakan menggunakan identitas campuran (pseudonymity) sebanyak 12 orang (15,2%) dan remaja yang menggunakan identitas palsu (anonymity) sebanyak 9 orang (11,4%). Pengungkapan identitas diri secara jujur menjadi sangat penting. Sebisa mungkin seseorang seharusnya menggunakan identitas aslinya di berbagai kepentingan baik itu untuk nama di media sosial atau dalam pergaulan. Hal ini dikarenakan identitas diri seseorang juga dapat dipahami sebagai keseluruhan ciri-ciri fisik, disposisi yang dianut dan diyakininya serta daya-daya kemampuan yang dimilikinya. Kesemuanya merupakan kekhasan yang membedakan orang tersebut dari orang lain dan sekaligus merupakan integrasi tahap-tahap perkembangan yang telah dilalui sebelumnya.

Oleh karena itu, para remaja yang menjadi responden dalam penelitian ini khususnya dan remaja di luar penelitian ini pada umumnya hendaknya menggunakan identitas asli untuk media sosial yang digunakannya. Agar, komunikasi yang dijalin bisa saling jujur dan terbuka terlebih lagi penggunaan LINE ini juga salah satunya bertujuan untuk memperluas jaringan pertemanan. Supaya jaringan pertemanan bisa dilakukan dengan baik dapat diawali dengan penyampaian tujuan yang baik melalui penggunaan identitas asli yang ditampilkan dalam ID LINE masing-masing.

Kata Kunci : Identitas Komunikasi, Pengguna LINE

(7)

(8)

BAB III: PENYAJIAN DATA

3.1 Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian...55

a) Jenis Kelamin...55

g) Gambar yang sering dipakai Display...64

h) Tema yang sering diposting...65

i) Postingan Momen di LINE...66

j) Identitas yang ditampilkan di LINE...66

k) Identitas apa yang digunakan...67

BAB IV : ANALISIS DATA 4.1 Temuan Penelitian...69

a) Crosstab Jenis Kelamin – Gambar yang sering...69

b) Crosstab Jenis Kelamin-Identitas ...70

c) Crosstab Jenis Kelamin-Jenis Identitas...72

d) Crosstab Usia-Gambar Yang Sering Jadi Display...74

e) Crosstab Usia-Identitas Yang Ditampilkan di LINE...75

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis Kelamin Responden ... 55

Tabel 3.2 Usia Responden ... 56

Tabel 3.3 Lama Penggunaan LINE ... 57

Tabel 3.4 Alasan Membuat LINE ... 58

Tabel 3.5 Aktivitas di LINE ... 60

Tabel 3.6 Alasan Posting di LINE ... 61

Tabel 3.7 Alasan Menambah/Menerima Pertemanan ... 62

Tabel 3.8 Kuantitas Mengganti Display Picture ... 63

Tabel 3.9 Gambar yang sering dipakai Display ... 64

Tabel 3.10 Tema yang sering di Posting ... 65

Tabel 3.11 Postingan Momen di LINE ... 66

Tabel 3.12 Identitas yang ditampilkan di LINE ... 66

Tabel 3.13 Identitas yang digunakan di LINE ... 67

Tabel 4.1 Crosstab Jenis Kelamin-Gambar Yang Sering Jadi Display ... 69

Tabel 4.2 Crosstab Jenis Kelamin-Identitas Yang Ditampilkan di LINE ... 70

Tabel 4.3 Crosstab Jenis Kelamin-Jenis Identitas ... 72

Tabel 4.4 Crosstab Usia-Gambar Yang Sering Jadi Display ... 74

Tabel 4.5 Crosstab Usia-Identitas Yang Ditampilkan di LINE ... 75

Tabel 4.6 Crosstab Usia- Jenis Identitas ... 77

(10)

Gambar 2.1 Screenshot Template LINE ... 47 Gambar 2.2 Screenshot Sticker LINE ... 48

DAFTAR GRAFIK

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia semakin lama semakin pesat. Munculnya proses globalisasi yang begitu cepat menuntut adanya kemudahan dalam berkomunikasi, baik dari segi keefektifitas ataupun efisiensi biaya. Perkembangan teknologi komunikasi seperti telepon genggam dan internet, membuat manusia semakin meningkatkan cara komunikasinya. Media-media yang digunakan untuk berkomunikasi ini semakin banyak dan berkembang penggunaannya. Seiring dengan perkembangan zaman, pengguna internet dan telepon genggam pun semakin banyak. Abad ke-20 dapat digambarkan sebagai

‘zaman pertama media massa. Abad ini juga ditandai dengan berubahnya

ketakjuban maupun ketakutan atas pengaruh media massa. Walaupun terjadi perubahan yang besar dalam lembaga dan teknologi media serta dalam

masyarakat sendiri dan juga munculnya ‘ilmu komunikasi’, perdebatan publik

mengenai signifikasi sosial yang potensial dari ‘media’ sepertinya tidak terlalu

berubah. Penggambaran isu yang muncul selama dua atau tiga dekade awal pada abad ke-20 lebih dari sekedar kepentingan sejarah dan pemikiran awal memberikan poin rujukan untuk memahami masa kini.1 Untuk pengguna internet, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dari 10 negara dengan jumlah pengguna yang besar. Berikut adalah gambaran chart top 10 internet user di Asia.

(12)

2

Chart pengguna internet di Asia2 Grafik 1.1

Ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana.3 Adapun perbedaan media baru dari media lama, yakni media baru mengabaikan batasan percetakan dan model penyiaran dengan memungkinkan terjadinya percakapan antar banyak pihak, memungkinkan penerimaan secara simultan, perubahan dan penyebaran kembali objek-objek budaya, mengganggu tindakan komunikasi dari posisi pentingnya dari hubungan kewilayahan dan modernitas, menyediakan kontak global secara instan, dan memasukkan subjek modern/akhir modern ke dalam mesin aparat yang berjaringan.4 Kemunculan media baru turut memberikan andil akan perubahan pola komunikasi masyarakat. Media baru merupakan istilah yang dipakai untuk semua bentuk media komunikasi massa yang berbasis teknologi komunikasi dan

2 Pusat statistic internet dunia, diakses 26 Oktober 2016

http://www.internetworldstats.com/stats3.htm#asia 3

Mc Quail Denis, Teori Komunikasi Massa(Jakarta: Salemba Humanika,2011), hlm. 43. 4

(13)

3

teknologi informasi. Media baru yang memiliki ciri tersebut adalah internet. Internet adalah jaringan kabel dan telepon satelit yang menghubungkan komputer.5 Media baru, dalam hal ini internet sedikit banyak mempengaruhi cara individu berkomunikasi dengan individu lainnya. Internet di kehidupan sekarang hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi. Internet berfungsi sebagai jaringan global untuk komunikasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya di belahan dunia. Internet juga berfungsi sebagai aspek penyedia informasi yang tidak ada batasan. Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui handphone dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sejumlah provider telpon seluler.

Pakar Ilmu komunikasi Van Dijk menyatakan bahwa salah satu bagian dari New Media adalah “Network Society”. “Network society” adalah formasi sosial yang berinfrastuktur dari kelompok, organisasi dan komunitas massa yang menegaskan bentuk awal dari organisasi dari segala segi (individu, grup, organisasi, dan kelompok sosial). Dengan kata lain, aspek mendasar dari formasi teori ini adalah semua yang memiliki hubungan yang luas secara kolektifitas. Apa yang dimaksud dengan Network society juga menuai pendapat yang beragam dari masyarakat. Sebagian besar orang beranggapan bahwa sosial dan jaringan media adalah bentuk lurus dari organisasi. Beberapa orang beranggapan bahwa

network” adalah sebuah demokrasi yang terjadi secara alami. Namun, ada

kelompok yang sepakat mengatakan bahwa Network society itu jauh lebih

5

(14)

4

transparan dibanding institusi. Terlepas dari beragam pendapat di atas, Van Dijk menyatakan bahwa network adalah sesuatu hal yang terbuka bagi siapa saja dan

dimana saja. “Network bisa muncul kapan saja agar manusia dapat berkomunikasi

satu sama lain dalam network mereka masing-masing. Berbeda dengan sebagian besar masyarakat, Van dijk percaya bahwa Network sama sekali tidak terikat pada tempat, ruang, waktu dan fisik sehingga yang membuat seseorang merasa lebih

bebas”.6

Para penggila media sosial tentunya mencari berbagai cara untuk berkomunikasi di dunia maya dengan mudah, hal ini didukung dengan maraknya gadget smartphone yang beredar di pasaran yang menyediakan layanan akses cepat untuk para penggunanya. Keberadaan smartphone yang telah menjadi gaya hidup saat ini, mendorong munculnya aplikasi-aplikasi gratis yang dapat diunduh melalui perangkat smartphone tersebut. Salah satunya adalah aplikasi instant messaging LINE, aplikasi instant messaging LINE ini banyak menarik perhatian pengguna smartphone sebagai aplikasi pesan cepat lintas platform. Aplikasi instant messaging LINE merupakan aplikasi pesan yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat. Kemudahan dan keunikan sticker yang ditawarkan oleh aplikasi ini yang membuat banyaknya masyarakat menggunakan aplikasi instant messaging LINE.7 LINE dibuat oleh Naver yang berlokasikan di Jepang. Salah satu aplikasi messaging populer buatan Jepang ini telah membuktikan pengaruhnya di ranah aplikasi messaging. LINE terus mengalami pertumbuhan sejak diluncurkan pada 23 Juni 2011. Menyuguhkan serangkaian fitur mulai dari suara, panggilan video, hingga Sticker, kini aplikasi populer tersebut telah

6

Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar(Bandung: Simbosa Rekatama Media, 2007),hlm.47

7

(15)

5

memiliki 300 juta pengguna di seluruh dunia. Keperkasaan LINE di dunia mobile messaging didukung dengan sudah memiliki 10.000 Sticker. Itu yang membuat LINE menjadi sangat digemari oleh penggunanya di Indonesia sebagai media komunikasi interpersonal. Sticker-sticker yang tersedia baik berbayar maupun yang gratis sangat menarik, mulai dari ekspresinya yang menarik dan lucu hingga menampilkan sosok-sosok idola dari berbagai kalangan, misalnya selebriti ada Sticker penyanyi terkenal seperti dari luar Paul McCartney dan Agnes Monica di Indonesia. Selain musik juga banyak Sticker-Sticker yang berkaitan dengan olahraga seperti Barcelona dan Real Madrid di Spanyol yang sudah bekerjasama dengan mengijinkan para punggawanya dijadikan ikon Sticker di LINE untuk para penggemarnya di seluruh dunia.

(16)

6

Media sosial seperti LINE sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dalam kegiatan berkomunikasi maupun dalam menerima informasi. LINE juga menyediakan layanan yang dapat digunakan untuk berlangganan informasi tertentu secara periodik. Selain memiliki fungsi sebagai alat komunikasi, LINE juga menawarkan berbagai fitur dan aplikasi yang sangat menarik dibandingkan applikasi messenger yang lain. LINE merupakan aplikasi instant messenger pertama yang memiliki stiker karakter dan official account. Salah satu yang menarik dalam LINE adalah official account yang merupakan akun resmi dari para artis, musik, olahraga, brand dan beberapa kategori lainnya. LINE menawarkan ruang promosi untuk melebarkan bisnis bagi para pemilik produk dan tokoh hiburan. LINE menawarkan kerja sama dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sama. Iklan – iklan yang dhadirkan di LINE melalui official account tergolong cukup unik karena lebih interaktif dan kreatif. Interaktif merujuk pada adanya promo lelang, Lucky Chance dan kuis yang akan melibatkan pengguna untuk berpartisipasi. Kreatif merujuk pada stiker – stiker karakter yang diluncurkan melalui official account, terdapat juga cara promosi berupa add friend dan donasi seperti yang dilakukan oleh Surfer Girl International dan WWF.

(17)

7

muka yang disebabkan adanya perbedaan status sosial. Saat pengguna internet bereksplorasi di media online, maka saat itu juga mereka dapat membentuk identitas sesuai yang diinginkan. Mulai dari perubahan nama, jenis kelamin, sampai deskripsi diri. Setiap pengguna internet dapat menampilkan identitas diri mereka dengan identitas yang beragam. Begitu pula yang dialami para pengguna LINE pada khususnya, account yang mereka miliki menampilkan sesuai apa yang pemilik account tersebut ingin tunjukkan. Ironisnya tidak jarang pemilik account tersebut menampilkan identitas yang bukan sebenarnya atau memberikan informasi tanpa kejelasan yang pasti. Sehingga ada hambatan yang mutlak karena kebebasan yang di sampaikan hanya akan merugikan orang lain. Meskipun terdapat pula keuntungan yang diterima ketika pengguna internet menampilkan identitas diri mereka yang beragam misalnya, agar pengguna dapat melihat segala sesuatu yang ada di media online dalam sudut pandang yang berbeda-beda.

(18)

8

foto-foto di berbagai lokasi, foto bersama figur publik: seperti pejabat negara, pakar atau ahli, aktor/artis, dll, foto hasil karya sendiri. Berbagai jenis ekspresi yang dilakukan oleh pengguna media sosial akan mengerucut pada jenis-jenis identitas diri.

Dalam penelitian ini, memilih SMAN 13 Surabaya sebagai lokasi penelitian. Terletak di pinggiran Kota Surabaya yaitu di JL. Lidah Kulon Lakarsantri walaupun letaknya di pinggiran kota Surabaya, tetapi sudah berstandart Internasional. Selain itu SMAN 13 Surabaya memiliki segudang prestasi yang sudah berhasil dicapai sebagai juara Adiwiyata dan masuk 20 besar. Prestasi lain juga sebagai The Best School 2016 di Surabaya. Fasilitas SMAN 13 Surabaya sangat menunjang dan nyaman untuk kegiatan pembelajaran, saat ini SMAN 13 Surabaya menggunakan metode e-learning yang langsung berhubungan dengan internet agar memudahkan siswa dan guru untuk berinteraksi.

(19)

9

peneliti melakukan pengamatan awal terlihat siswa-siswi SMAN 13 Surabaya memiliki karakter tersendiri mulai dari logat bahasa, cara mereka menyampaikan pesan yang ada dalam pikiran mereka sampai pada pengungkapan atau pengekspresian pesan mereka. Selain mengamati komunikasi antar siswa peneliti juga memperhatikan bagimana tampilan mereka keseharian meskipun mengikuti perkembangan zaman tetapi masih memperhatikan peraturan yang berlaku di sekolah. Berkenaan dengan yang ditampilkan oleh siswa SMAN 13 Surabaya memperlihatkan bahwa mereka menampilkan citra diri yang baik. Dalam kajian komunikasi hal tersebut mengarah pada pesan non-verbal. Identitas Komunikasi dikalangan siswa kelas XI SMAN 13 Surabaya menjadi topik yang menarik untuk diteliti ketika komunikasi tidak hanya dapat dilakukan secara tatap muka tapi siswa menggunakan media komunikasi sebagai pengganti komunikasi tatap muka tersebut yaitu dengan menggunakan instant messaging LINE.

Sedangkan penggunaan remaja karena peneliti menilai remaja sesuai dengan tema penelitian ini yang menganalisis tentang identitas diri dalam komunikasi seorang individu. Di mana pada umumnya pada masa remaja ini terjadi sebuah proses perubahan baik itu psikis maupun fisiknya. Hal ini kemudian mendasari seorang remaja untuk kemudian melakukan berbagai penyesuaian dan dapat dinyatakan sebagai masa pencarian identitas diri. Tahap pencarian identitas diri pada remaja ini bahkan mampu mempengaruhi pola perilakunya.8

Berkaitan dengan komunikasi, yang dimaksud dengan tahap pencarian identitas diri pada remaja ini menurut Erikson9 bahwa para remaja berusaha untuk menunjukkan atau menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarkat,

8

Hurlock, E. B. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Jakarta : Erlangga, 1998), hlm. 208.

(20)

10

dan lain sebagainya. Hal ini salah satunya ditunjukkan oleh para remaja melalui media sosial LINE dengan cara memodifikasi profil dengan berbagai macam foto maupun gambar. Ironisnya tidak jarang pemilik account tersebut menampilkan identitas yang bukan sebenarnya atau memberikan informasi tanpa kejelasan yang pasti, sehingga menimbulkan komunikasi yang kurang baik karena tidak adanya kejelasan informasi yang ditampilkan.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang ada, maka peneliti ingin meneliti para pengguna media sosial dalam hal ini LINE dikalangan remaja Surabaya dalam menunjukkan identitas diri mereka. Dengan mengambil judul “Identitas Komunikasi Remaja Pengguna LINE (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMAN 13 SURABAYA)”.Penelitian ini penting dilakukan karena melalui penelitian ini akan dihasilkan suatu informasi atau gambaran tentang penggunaan internet pada kalangan remaja di Surabaya pada khususnya saat ini, sehingga dapat memberikan pemahaman bagi kalangan orang tua atau institusi pendidik sekaligus bisa digunakan sebagai kontribusi untuk membuat kebijakan yang mengarahkan secara positif pada kalangan remaja di perkotaan dalam menggunakan internet. Dengan demikian, upaya-upaya tersebut diharapkan akan dapat mereduksi efek negatif dan meningkatkan pemanfaatan internet secara positif bagi remaja.

B. RumusanMasalah

(21)

11

Bagaimana kecenderungan remaja menampilkan identitas komunikasinya di Media LINE ?

C. TujuanPenelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk :

Memahami dan mendeskripsikan identitas komunikasi remaja pengguna sosial media khususnya LINE di SMAN 13 Surabaya yang ditampilkan pada account yang dimiliki.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti :

a. Secara Teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu komunikasi, khususnya komunikasi massa. Diharapkan dapat memperkaya kajian tradisi komunikasi massa khususnya pada perkembangan new media.

b. Secara Praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi dalam memahami keragaman identitas pengguna media online khususnya LINE. Terkait keputusan yang mereka ambil dalam menujukkan identitas diri.

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

(22)

12

Jurnal berjudul “Konstruksi Identitas Remaja Pengguna Instagram Di Kota

Medan” karya dari Arisai Olga Hakase Pasaribu tahun 2014. Memiliki persamaan

fokus masalah yaitu identitas diri yang dibentuk oleh remaja pengguna media sosial (instagram). Dalam hal ini remaja asal Medan. Perbedaan dengan penelitian pertama mengenai identitas yang dibangun remaja melalui media online, pada penelitian selanjutnya identitas yang ditunjukkan remaja pengguna LINE di Surabaya.

Jurnal berjudul “Pengaruh LINE terhadap Efektivitas Komunikasi

Interpersonal” (Analisis pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan

2014 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom) karya dari Freddy Yusanto dan Berlian Primadani Satria Putri tahun 2015. Persaman dari penelitian ini terkait dengan penggunaan instant messaging LINE. Sedangkan perbedaan pada penelitian berfokus pada efektifitas komunikasi interpersonal antar mahasiswa. Dalam hal ini penelitian yang akan dilakukan peneliti berfokus pada identitas yang ditunjukkan remaja pengguna LINE di Surabaya.

Skripsi berjudul “Official Account sebagai iklan di SNS” (Motivasi

(23)

13

Jurnal berjudul “Representasi Diri dan Identitas Virtual Pelaku Roleplay

dalam Dunia Maya” (‘Permainan Peran’ Hallyu Star Idol K-Pop dengan Media

Twitter) karya dari Hatmi Prawita Achsa dan M. Arif Affanditahun 2015.

Persamaan penelitian ini pada fokus masalah tentang identitas pengguna internet terutama sosial media. Sedangkan perbedaannya pada sasaran yang dituju

yaitu ‘permainan peran’ dengan media twitter sedangkan pada penelitian yang

akan peneliti ulas identitas diri yang ditunjukkan pada remaja di Surabaya pengguna LINE.

Jurnal berjudul “Pemaknaan Sticker Emoticon LINE Messenger” (Sebagai

Media Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Fisipol Universitas Mulawarman) Muhammad Najib tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan LINE bisa dikatakan sebagai media komunikasi interpersonal terfavorit di kalangan mahasiswa karena banyak fitur menarik yang tersedia.

Persamaan penelitian terletak pada media sosial yang digunakan yaitu LINE. Sedangkan perbedaan yang mendasari penelitian ini adalah fokus masalah penelitian pertama tentang pemaknaan sticker emoticon LINE sebagai media komunikasi interpersonal, pada penelitian yang akan diteliti oleh peneliti mengenai identitas diri yang ditunjukkan remaja pengguna LINE di Surabaya.

F. Definisi Operasional

(24)

14

perlulah kiranya peneliti membatasi dari sejumlah konsep yang diajukan pada

penelitian dalam judul ini “Identitas diri pengguna LINE di Surabaya” adalah

mempunyai konsep antara lain : a. Komunikasi

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi.10Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

b. Identitas

Kata “identitas” berasal dari kata “identity” yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan orang lain. Identitas diri didasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang. Anda mempunyai sesuatu yang berbeda dengan orang lain, seperti kemampuan, bakat dan pilihan. Bandingkan itu dengan orang lain. Perilaku budaya, gerak-gerik anggota tubuh, nada suara, cara berpidato, warna pakaian dan guntingan rambut menunjukkan ciri khas seseorang yang tidak dimiliki oleh orang lain.

10

(25)

15

Menurut Santrock, identitas adalah potret diri yang terdiri dari berbagai potongan, antara lain : 11

1) Jalur karir dan pekerjaan yang ingin diikuti oleh seseorang (identitas karir atau vokasional)

2) Apakah seseorang konservatif, liberal atau demokratis (identitas politik)

3) Kepercayaan spiritual seseorang (identitas religius)

4) Apakah seseorang lajang, menikah atau bercerai (identitas hubungan)

5) Sejauh mana seseorang termotivasi untuk berprestasi atau mencapai sebuah intelektualitas (identitas pencapaian)

6) Apakah seseorang heteroseksial, homoseksual, atau biseksual (identitas seksual)

7) Berasal dari wilayah manakah seseorang atau seperti apa warisan budayanya (identitas etnis atau budaya)

8) Hal-hal yang disukai, dalam hal ini termasuk olahraga, musik dan lain-lain (identitas minat)

9) Karakteristik kepribadian individu (identitas kepribadian) 10) Body image individu (identitas fisik)

Sedangkan menurut Chris Barker12, identitas adalah soal kesamaan dan perbedaan tentang aspek personal dan sosial, tentang kesamaan anda dengan sejumlah orang dan apa yang membedakan anda dari orang lain.

11 Santrock, J.W. Remaja (Jakarta : Erlangga, 2007), hlm.192

(26)

16

Pada umumnya dikenal identitas dan sekurang-kurangnya dalam masyarakat. Dalam masyarakat ada tiga bentuk identitas yang mudah di pantau, yakni identitas budaya, identitas sosial dan identitas pribadi.

1. Identitas Budaya

Identitas budaya merupakan ciri yang muncul karena seseorang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu. Itu meliputi pembelajaran tentang dan penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama dan keturunan dari suatu kebudayaan.

2. Identitas Sosial

Identitas sosial terbentuk sebagai akibat dari keanggotan seseorang dalam suatu kelompok kebudayaan yang ada. Tipe kelompok itu antara lain, umur, gender, kerja, agama, kelas sosial dan tempat. Identitas sosial merupakan identitas yang diperoleh melalui pesan pencarian dan pendidikan dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu juga bisa memberikan identitas sosial dalam bentuk perilaku kepada orang berdasarkan gender, laki-laki lebih rasional daripada perempuan, laki-laki mengutamakan hubungan vertical dan status daripada perempuan yang mementingkan hubungan horizontal, persahabatan dan persaudaraan.

3. Identitas Pribadi

(27)

17

lain. Ingatlah bahwa pribadi anda dan identitas sosial terbentuk oleh identitas budaya. Perilaku budaya, gerak-gerik, anggota tubuh, nada suara, cara berpidato, warna pakaian dan guntingan rambut menunjukkan ciri-ciri khas seseorang yang tidak dimiliki oleh orang lain.13

Identitas merupakan sebuah hal yang penting di dalam suatu masyarakat yang memiliki banyak anggota. Identitas membuat suatu gambaran mengenai seseorang, melalui; penampilan fisik, ciri ras, warna kulit, bahasa yang digunakan, penilaian diri, dan faktor persepsi yang lain, yang semuanya digunakan dalam mengkonstruksi identitas budaya. Identitas m meliputi segala hal pada seseorang yang dapat menyatakan secara sah dan dapat dipercaya tentang dirinya sendiri – statusnya, nama, kepribadian, dan masa lalunya. Identitas merupakan hal yang penting dalam sebuah komunikasi budaya. Konsep identitas juga dapat dilihat dari aspek budaya yang didefinisikan sebagai emotional signifikan, yang membuat seseorang dilekatkan pada suatu hal, yang membedakannya dengan orang lain sehingga lebih mudah untuk dikenal.

Social Identity Theory (SIT) bertujuan bahwa individu memiliki sebuah

konsep pada dirinya sendiri dalam bersosialisasi dan mengidentifikasi dirinya sendiri. Identitas personal melihat bahwa individu adalah sebuah makhluk yang unik, memiliki budaya, hidup di dalam sebuah group, dan identitas sosial mengacu pada pengetahuan dalam anggota kelompok budaya dan berkomunikasi dengan budaya yang lain. Karakteristik individu yang dipengaruhi oleh kolektivistik dalam komunikasi individu, antara lain : 14

13

Alo Liliweri. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. (Yogyakarta: Lkis, 2002) Hlm. 95-97.

14

(28)

18

a. Personality Orientations (orientasi personal), menggambarkan bagaimana

orientasi personal dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain.

b. Individual Values (nilai-nilai individu), merupakan nilai-nilai personality yang dimiliki oleh Individu dalam mempertahankan dan menjaga kepercayaan diri seseorang ketika melakukan komunikasi.

c. Self Constractuals (penyingkapan diri/ ekspresi diri), menggambarkan bagaimana individu menggekspresikan dirinya ketika berkomunikasi dengan individu yang lain.

Fokus utama di dalam teori ini adalah melihat bagaimana identitas merupakan suatu hal yang diproduksi dalam kategori sosial. Kategori sosial bisa berupa etnisitas, jender, dan afiliasi politik, sebagai bagian dalam struktur sosial. Individu termasuk bagian dalam kategori sosial dan pada dasarnya adalah anggota dalam kategori sosial tersebut. Identitas menghubungkan antara individu dengan masyarakat melalui anggota suatu kelompok yang mempengaruhi kepercayaan individu, perilaku, dan pengetahuan dalam hubungan mereka dengan anggota dari kelompok sosial yang lain.

(29)

19

c. Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh

menjadi dewasa”. Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena

pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.15 Ada beberapa ciri remaja, diantaranya:

1) Pertumbuhan fisik 2) Perkembangan seksual 3) Cara berpikir kausalitas 4) Emosi yang meluap-luap

5) Mulai tertarik kepada lawan jenisnya 6) Menarik perhatian lingkungan 7) Terikat dengan kelompok

Hurlock juga menjelaskan bahwa meskipun rentang usia dari remaja dapat bervariasi terkait dengan lingkungan budaya dan historisnya, pada umumnya masa remaja dimulai sekitar usia 13 hingga 14 tahun dan berakhir pada sekitar usia 18 tahun. Perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang dialami remaja dapat berkisar mulai dari perkembangan fungsi seksual hingga proses berpikir abstrak hingga kemandirian.16

15

Hurlock, E. B. Op. cit. hal. 206

(30)

20

d. Media Komunikasi

Media komunikasi merupakan sarana untuk melakukan memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi. Pada jaman modern saat ini, media komunikasi sangat berperan dalam kehidupan masyarakat. Proses komunikasi saat ini sangat canggih, dan teknologi komunikasi paling dicari untuk menyampaikan atau mengirimkan informasi ataupun berita karena teknologi telekomunikasi semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat, mudah, murah, efektif dan efisien. Media merupakan saluran pembawa pesan dari sender untuk sampai ke receiver. Media pula yang menerjemahkan pesan-pesan tersebut agar bisa di capai oleh khalayak.17 Cangara menyebut medium sebagai media yang merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.18

e. Media sosial

Social Media atau media sosial adalah media yang digunakan untuk

bersosialisasi. Secara terminologi, sosial adalah kebutuhan insting dari seorang individu untuk melakukan interaksi atau menciptakan hubungan dengan orang lain. Sebagai seorang individu, yang butuh untuk berhubungan dengan orang lain di lingkungan sekitar untuk bertukan informasi, ide, dan pengalaman yang dimiliki individu. Media adalah sesuatu yang digunakan untuk melakukan komunikasi dengan individu lain yang ada di lingkungan sekitar. Media dapat berbentuk tulisan, audio, televisi, e-mail, websites, dan lain sebagainya. Jadi, media sosial adalah sebuah teknologi yang digunakan secara efektif untuk

17

Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Kencana, 2014) 18

(31)

21

berkomunikasi dengan orang lain, membangun hubungan, membangun kepercayaan.19 Williamson menyebutkan media sosial adalah media yang didesain untuk menyebarkan pesan melalui interaksi sosial, dan dibuat dengan teknik-teknik publikasi yang sangat mudah diakses.20

f. Instan Messaging LINE

Aplikasi LINE menggunakan sistem nomor telepon seluler penggunanya sebagai basis untuk saling berhubungan. Aplikasi LINE saat ini tersedia untuk gadget yang memiliki sistem operasional iOS dan Android. Aplikasi LINE dapat diunduh secara gratis di App Store dan Google Play. LINE berbeda dari aplikasi IM lainnya, karena ada emoticon yang bervariasi. Ada Emoji yang menggambarkan kepala dengan bermacam ekspresi, lalu emoticons berupa susunan karakter teks yang juga membentuk ekspresi, serta ada stickers. Stickers ini yang cukup unik untuk Line, karena gambar ikonnya lucu-lucu, berukuran besar dan lebih ekspresif. Sejak peluncuran pertamanya, pengguna LINE di seluruh dunia mencapai 400 juta pengguna.

Berkaitan dengan populernya aplikasi instant messaging, didukung dengan adanya fitur-fitur yang menarik dan membantu proses komunikasi interpersonal lebih efektif. Diantara fitur instant messaging LINE yang sering digunakan adalah:

1. Personal Chat

Fitur ini merupakan fitur utama yang diberikan oleh LINE sebagai sarana komunikasi dengan pengguna LINE lainnya secara pribadi. Dalam

19

Rulli Nasrullah, Op. cit. 20

(32)

22

personal chat ini pengguna LINE dapat melakukan percakapan secara bebas

tentang apa saja.

2. Share Foto atau Gambar

LINE memberikan fitur berbagai foto atau gambar baik secara personal melalui personal chat, ataupun melalui diskusi grup. Pada fitur ini pengguna diberikan pilihan untuk mengambil gambar atau foto secara langsung dengan kamera ataupun mengambil dari galeri.

3. Free Call

Dengan Free Call pengguna LINE dapat menelpon pengguna LINE lain dengan gratis karena menggunakan jaringan internet. Dengan cara memilih teman yang ingin ditelepon lalu pilih Panggil.

4. Sticker

Layaknya emoticon, sticker juga dapat digunakan untuk mengekspresikan sesuatu dengan bentuk dan gambar yang lebih besar, lebih lucu, dan lebih menarik.

5. Timeline

LINE menyediakan fitur timeline yang bisa digunakan untuk bersosial media layaknya timeline di facebook.

6. Grup

LINE menyediakan fitur grup agar pengguna dapat berbincang-bincang dengan pengguna LINE lebih dari satu pengguna.21

21

(33)

23

G. Metode Penelitian

Penelitian ini tersusun dengan kelengkapan ilmiah yang disebut sebagai metode penelitian, yaitu cara kerja penelitian sesuai dengan cabang-cabang ilmu yang menjadi sasaran atau obyeknya.22 Cara kerja tersebut merupakan pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis dalam upaya pencarian data yang berkenaan dengan masalah-masalah penelitian guna diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan solusinya.

Metode dalam suatu penelitian merupakan upaya agar penelitian tidak diragukan bobot kualitasnya dan dapat dipertanggung jawabkan validitasnya secara ilmiah. Untuk itu dalam bagian ini memberi tempat khusus tentang apa dan bagaimana pendekatan dan jenis penelitian, subyek, obyek dan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik sampling, variael dan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika pembahasan, jadwal penelitian.

a) Pendekatan dan jenis penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis kuantitatif dengan format deskriptif survei. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

22

(34)

24

4. Menentukan apa yang dilakukan dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.23

Dengan demikian, metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan secara sistematis dan mendalam fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini kajian budaya komunikasi, secara aktual dan cermat. Metode ini menitik beratkan pada observasi dan suasan alamiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasi. Dengan suasana alamiah berarti peneliti terjun ke lapangan. Ia tidak berusaha memanipulasi variabel karena kehadirannya mungkin mempengaruhi gejala, peneliti harus berusaha memperkecil pengaruh tersebut.

b) Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan dari hasil wawancara atau pengisisan kuisioener. Pada penelitian ini data primer yang di peroleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada kalangan remaja di Surabaya.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah diolah dari data yang sebelumnya adalah data primer melalui proses mengidentifikasi. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dengan proses mengidentifikasi

23

(35)

25

kuisioner yang telah diajukan dan kemudian dibuat sebuah table pengklasifikasi.

c) Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan identitas komunikasi remaja pengguna LINE. Sedangkan subyek penelitian ini adalah kalangan siswa kelas XI di SMAN 13 Surabaya pada usia 15-19 tahun yang mempunyai akun LINE. lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah di SMAN 13 Surabaya.

d) Populasi, Sampel dan Sampling a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, dan gejala-gejala nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber dan yang memiliki karaktristik tertentu di dalam suatu populasi.24 Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa kelas XI SMA 13 Surabaya yang berjumlah 365 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek atau fenomena yang akan diamati. Dalam pengambilan sampel, peneliti tidak mungkin akan mempelajari semua karakteristik dalam sebuah populasi, dikarenakan adanya keterbatasan peneliti. Maka dari itu peneliti dapat mengambil sampel dalam sebuah populasi. Dalam menentukan jumlah sampel pada populasi tersebut, peneliti

24

(36)

26

menggunakan rumus dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, rumus tersebut adalah sebagai berikut :

� = �

� �2+

� = Jumlah sampel yang dicari

N = Jumlah populasi d = Nilai presisi

Berdasarkan rumus diatas maka sample yang diambil adalah :

� =

, 2+

� =

, +

� =

,

� = ,4 dibulatkan menjadi 79

Jadi sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 79 siswa kelas XI di SMAN 13 Surabaya.

c. Sampling

(37)

27

Selanjutnya, sampel ditarik secara random dari setiap kelompok.25

Stratified sampling digunakan untuk mengambil sampel

berdasarkan kelompok kelas XI yang ada di SMAN 13 Surabaya. Adapun rumus dari penentuan sampling dengan stratified sampling adalah sebagai berikut:

n = Jumlah Populasi x Jumlah SampelJumlah Kelas

Tabel 1.1 Perhitungan Jumlah Sampel

Nama Kelas Jumlah Kelas Jumlah Sampel

XI-IPA 155 34

XI-IPS 140 30

XI-Bahasa 70 15

Total 365 79

Sumber: Data Primer, Diolah

H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan metode angket, yaitu dengan cara mengajukan pertanyaa-pertanyaan secara tertulis kepada responden.

I. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dalam menganalisis data kuantitatif. Statistik deskriptif merupakan deskripsi atau penggambaran

25 Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mengukur Stres, Kepuasan Kerja,

(38)

28

sekumpulan data secara visual dapat dilakukan dalam dua bagian yaitu dalam bentuk gambar atau grafik dan dalam bentuk tulisan. Metode statistik deskriptif dapat digunakan untuk menghasilkan gambaran data berupa tabel frekuensi dan tabulasi silang.

1. Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah pemunculan. Tabel frekuensi adalah alat yang di buat untuk persiapan pengujian normalitas data yang menggunakan kertas peluang normal. Tabel frekuensi digunakan untuk menampilkan data untuk satu variabel saja. Kegunaan dari distribusi frekuensi adalah membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi dari data penelitian.26

2. Crosstabs

Analisis tabulasi silang merupakan analisis yang menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom.27 Data yang disajikan pada tabulasi silang memiliki skala nominal atau kategori. Tabulasi silang dapat menampilkan kaitan antara dua atau lebih variabel, sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara baris dan kolom. Ciri dari penggunaan tabulasi silang adalah data input yang berskala nominal atau ordinal.28 Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara setiap variabel yang ada dalam penelitian.

26 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), Hlm. 32-33.

27 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, (Semarang: Badan

Universitas Diponegoro, 2007), Hlm.21.

28 Singgih Santoso, Menguasai Statistik di Era Informasi Dengan SPSS 12, (Jakarta: Elex Media

(39)

29

J. SistematikaPembahasan

Dalam proposal penelitian terdapat beberapa penyajian pembahasan, yaitu sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN

Pendahuluan yang meliputi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu, definisi operasional, metode penelitian yang di dalamnya membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, subyek obyek dan lokasi penelitian, teknik sampling, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika pembahasan dan jadwal penelitian.

Bab II : KAJIAN TEORI

Kajian teori dalam bab ini membahas tentang kajian pustaka dan kajian teori, dalam bab ini peneliti menentukan teori apa yang sesuai dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang berkaitan dengan interaksi simbolik.

Bab III : HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dalam bab ini, membahas tentang deskripsi subyek penelitian dan deskripsi data penelitian.

Bab IV : PEMBAHASAN

Analisis data dalam bab ini membahas tentang temuan penelitian dan konfirmasi temuan dengan teori.

Bab V : PENUTUP

(40)

30

K. Jadwal Penelitian

No. Uraian Kegiatan Waktu Penelitian

September Oktober November Desember

1 Penentuan Fenomena

2 Pembuatan Proposal

3 Pengumpulan Data

4 Analisis Data

(41)

BAB II

IDENTITAS DIRI DALAM KOMUNIKASI PENGGUNA LINE

A. Kajian Pustaka a. Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya akan selalu melakukan interaksi dengan orang lain serta lingkungannya tanpa terbatas ruang dan waktu. Saat ini manusia mampu berkomunikasi dengan berbagai cara, tidak hanya dengan bertatap muka, berbicara melalui alat komunikasi seperti telpon, berkomunikasi dengan mengirim pesan singkat (sms), bahkan dengan interaksi melalui video. Komunikasi tersebut dilakukan tanpa batasan umur tua muda, ukuran besar kecil, situasi formal informal maupu jarak dekat dan jauhnya suatu konversasi karena pada dasarnya komunikasi merupakan interaksi yang tidak memiliki batasa apapun. Terdapat tiga ulasan definisi komunikasi dari Rosenbaum yaitu sebagai berikut:1

1) Transmisi informasi

2) Penyampaian pesan verbal atau pesan non-verbal, serta

3) Proses tukar-menukar informasi antara satu individu dengan individu yang lain melalui proses simbol, tanda-tanda maupun tingkah laku.

Pengertian lain dari komunikasi adalah aktivitas simbolis karena aktivitas berkomunikasi menggunakan simbol-simbol bermakna yang diubah ke dalam kata-kata (verbal) untuk ditulis dan diucapkan atau simbol non verbal untuk diperagakan. Simbol komunikasi itu dapat berbentuk tindakan dan aktivitas

1Susanto, Communication Skills "Sukses Komunikasi, Presentasi Dan Berkarier". (Yogyakarta:

(42)

32

manusia atau tampilan objek yang mewakili makna tertentu. Makna yang dimaksud adalah persepsi, pikiran, atau perasaan yang dialami seseorang yang pada gilirannya dikomunikasikan kepada orang lain.2

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai komunikasi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan makna mengenai sesuatu yang dikomunikasikan dalam bentuk lambang atau simbol yang memiliki tujuan atau maksud tertentu. Selain itu, dapat dinyatakan juga bahwa komunikasi selain dipandang sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan sosial, yang kemudian perubahan sosial yang terjadi akan mampu menimbulkan perkembangan jejaring dan bentuk-bentuk komunikasi berbasiskan teknologi media.3

Adapun unsur atau elemen yang mendukung terjadinya proses komunikasi terdiri dari:

1) Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator (source atau sender)

2) Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya biasa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda

3) Media

(43)

33

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya.

4) Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber. Penerima biasa terdiri dari satu orang atau lebih, biasa dalam bentuk kelompok, organisasi atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran

5) Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikrkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang, karena itu pengaruh biasa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan

6) Tanggapan balik

(44)

34

umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima

7) Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor - faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.4

Proses komunikasi sendiri memiliki beberapa langkah mulai dari munculnya ide atau gagasan dampai dengan balikan dari penerima pesan, untuk lebih jelasnya, proses komunikasi digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Proses Komunikasi

Langkah-langkah yang terdapat dalam proses-proses komunikasi seperti yang ditunjukkan gambar 2.3 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Langkah pertama yaitu ide atau gagasan diciptkan oleh sumber atau komunikator

4 Hafied Cangara, Pengantar ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm.

23-26.

IDE

ENCODING

PENGIRIMAN

DECODING

(45)

35

2) Langkah kedua yaitu ide yang diciptakan tersebut kemudian dialih bentukkan menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan

3) Langkah ketiga yaitu pesan yang telah di encoding selanjutnya dikirimkan melalui saluran atau media yang sesuai dengan karakteristik-karakteristik lambang-lambang komunikasi yang ditujukan kepada komunikan

4) Langkah keempat yaitu penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.

5) Langkah kelima yaitu apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding, khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.5

Berdasarkan sifatnya, komunikasi dibagi menjadi:6 1) Tatap muka (Face to face)

Secara implisit semua perlakuan manusia dapat memiliki makna yang akhirnya bernilai komunikasi. Komunikasi yang dilakukan di mana komunikator berhadapan langsung dengan komunikannya memungkinkan respon yang langsung dari keduanya. Seorang komunikator harus mampu menguasai situasi dan mampu menyandi pesan yang disampaikan sehingga komunikan mampu menangkap dan memahami pesan yang disampaikannya

2) Bermedia (mediated)

Dalam komunikasi, sekali seseorang mengirimkan pesan, maka orang tersebut tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan itu sama sekali. Sifat

5 Ibid, hal.8

6 Feralina, Analisis Semiotik Makna Pesan Non Verbal dalam Iklan Class Mild Versi "Macet" di

(46)

36

irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses

yang selalu berubah, sehingga harus berhati-hati pada saat menyampaikan pesan kepada orang lain. Terutama pada saat berkomunikasi yang pertama kali, maka harus berhati-hati karena kesan pertama begitu berkesan bagi pendengar. Terlebih saat seorang komunikator melakukan komunikasi melalui media cetak ataupun elektronik, maka pesan yang disampaikan haruslah betul-betul diyakini kebenarannya oleh dirinya dan masyarakat luas sebagai komunikan

3) Verbal (verbal)

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.7

4) Nonverbal (non-verbal)

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Pesan-pesan non verbal dapat dikelompokkan sebagai berikut:

7

(47)

37

a) Pesan kinesik yaitu pesan non verbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Penelitian-penelitian tentang wajah dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang obyek penelitiannya baik atau buruk

b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan

c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi

d. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.

b) Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Sedangkan pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:8

8

(48)

38

e. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif;

f. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah;

g. Responsiveness, yaitu individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

c) Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

d) Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik

e) Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda9

9

(49)

39

f) Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.

b. Identitas Diri

Identitas diri didasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang. Identitas adalah soal kesamaan dan perbedaan tentang aspek personal dan sosial, tentang kesamaan individu dengan sejumlah orang dan apa yang membedakan individu dengan orang lain.10 Identitas sebagai konstruksi diri dan organisasi dinamis atas dorongan, kemampuan, kepercayaan, dan sejarah diri yang berlangsung secara internal.11Identitas (diri) diartikan sebagai gambaran individu terhadap konsep diri sebagai hasil dari relasi budaya dan relasi sosial yang terbentuk dari keanggotaan kelompok, relasi interpersonal dan merupakan implikasi dari refleksi konsep diri. Identitas umumnya dimengerti sebagai suatu kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi, suatu kesatuan unik yang memelihara kesinambungan arti masa lampaunya sendiri bagi diri sendiri dan orang lain; kesatuan dan kesinambungan yang mengintegrasikan semua gambaran diri, baik yang diterima dari orang lain maupun yang diimajinasikan sendiri

10 Chris Barker, Cultural Studies Teori dan Praktik (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004), hlm.172.

11

(50)

40

tentang apa dan siapa dirinya serta apa yang dapat dibuatnya dalam hubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Identitas diri seseorang juga dapat dipahami sebagai keseluruhan ciri-ciri fisik, disposisi yang dianut dan diyakininya serta daya-daya kemampuan yang dimilikinya. Kesemuanya merupakan kekhasan yang membedakan orang tersebut dari orang lain dan sekaligus merupakan integrasi tahap-tahap perkembangan yang telah dilalui sebelumnya.

Identitas diri melibatkan antara lain :

1. Subyektif, berdasarkan pengalaman individu yakni bahwa individu dapat merasakan suatu perasaan kohesif atau pun tidak adanya kepastian dari dalam dirinya.

2. Dinamis, proses ini muncul dari identifikasi masa kecil individu dengan orang dewasa yang kemudian menarik mereka kedalam bentuk identitas baru yang sebaliknya, menjadi tergantung dengan peran masyarakat.

3. Struktural, hal ini terkait dengan perencanaan masa depan yang telah disusun oleh

4. Adaptif, perkembangan identitas dapat dilihat sebagai prestasi mengenai keterampilan dimana mereka tinggal.

5. Status eksistensial, bahwa mencari arti dari hidupnya sekaligus arti hidup secara umum.

(51)

41

yang dalam membangun identitas dirinya tidak dapat melepaskan diri dari norma yang mengikat semua warga masyarakat tempat ia hidup dan peran sosial yang diembannya dalam masyarakat tersebut. Masyarakat begitu dekat dengan diri individu, sehingga individu sering lupa bahwa masyarakat itu sendiri berisi begitu banyak cara dalam mengadapi kehidupan.12

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi situs jejaring sosial dalam kaitannya dengan identitas diri penggunanya menguraikan dugaan permasalahan krusial diantaranya, apakah ketika mereka online hanya untuk melakukan substitusi bukan untuk menggantikannya (replace) karena mereka berhubungan dengan orang-orang yang memang pernah dikenalnya dan dalam kenyataan masih memungkinkan untuk berhubungan secara langsung. Segi lain adalah memperjelas apakah hubungan dalam situs jejaring sosial adalah sebaik dalam hubungan tatap muka secara langsung dimana orang dapat melihat, mendengar, membau, menyentuh yang umumnya memiliki konteks yang lebih utuh dan jelas. Segi-segi ini merupakan aspek kunci di dalam melihat pembentukan konsep diri dan identitas sosial dalam kaitannya dengan pemanfaatan situs jejaring sosial.13

Salah satu keuntungan mengapa pengguna jejaring sosial dapat merepresentasikan diri mereka dengan peran dan identitas yang beragam, adalah agar pengguna dapat melihat segala sesuatu yang ada di media online dalam sudut pandang yang berbeda-beda. Dalam konteks pengguna online, sebagian diantara mereka menggunakan identitas palsu atau samaran. Menurut penelitian Turkle

12

George Boeree, Personality Theories, terjemahan Inyiak Ridwan Muzir, (Yogya: Primasophie, 2004)

13 Suparno, Sosiawan, dan Tripambudi, Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial

(52)

42

(1995), sebagian besar mereka yang menggunakan identitas palsu ketika masuk ke media online adalah karena mereka merasa tidak nyaman saat menggunakan identitas yang sebenarnya, dan mereka menginginkan kebebasan. Model komunikasi media online sangat berbeda dengan komunikasi tatap muka. Dalam komunikasi interpersonal langsung, seseorang tidak hanya berkomunikasi melalui kata per kata, tetapi juga penampilan. Dalam dunia nyata adakalanya pembicaraan tidak dihiraukan hanya karena tampak masih kecil dan belum cukup usia, atau mungkin, komunikasi yang berjalan terhambat karena adanya perasaan gugup saat bertatap muka yang disebabkan adanya perbedaan status sosial.

Didalam pembentukan identitas terdapat eksplorasi dan komitmen. Eksplorasi adalah suatu aktifitas yang secara aktif dilakukan individu untuk mencari, menjajaki, mempelajari, mengidentifikasi, dan mengevaluasi dengan seluruh kemampuan, akal pikiran dan seluruh potensi yang dimiliki untuk memperoleh berbagai pemahaman yang baik tentang berbagai alternatif. Saat pengguna internet bereksplorasi, maka saat itu juga mereka dapat membentuk identitas sesuai yang diinginkan. Mulai dari perubahan nama, jenis kelamin, sampai deskripsi diri. Dalam media online, terdapat 3 jenis identitas :

1) Anonymity

Sekalipun dalam dunia nyata seorang pengguna internet memilliki status sosial yang cukup terhormat, atau bentuk fisik yang bagus, tetapi ketika mereka masuk di media online, tetap ada keinginan untuk merubah identitas dalam bentuk yang berbeda.14 Perubahan identitas total yang dilakukan disebut anonymity,

14

(53)

43

perubahan yang benar-benar berbeda dengan identitas sebenarnya di kehidupan nyata.15

Anonimitas dalam media baru dipandang oleh sebagian orang sesuatu yang menguntungkan. Tetapi ada juga yang memandang sebaliknya. Ada tiga isu mendasar yang banyak diperdebatkan terkait dengan anonimitas dalam media baru: pertama, aspek informatif akan sebuah identitas. Mengenali identitas yang sebenarnya dalam media online diibaratkan pedang bermata dua. Satu sisi, dengan mengetahui identitas yang sebenarnya, mudah untuk mengetahui kebenaran sebuah informasi yang disajikan dalam media online. Minimal pengguna yang menggunakan identitas asli saat masuk di media online sadar akan segala konsekuensi yang ditimbulkan ketika mereka publish sebuah berita atau informasi. Tetapi disisi lain, dengan mengenal identitas yang sebenarnya, maka objektifitas sebuah informasi atau berita akan berkurang. Sebab, pengguna media online akan melihat latar belakang penyampai berita, baik dari jenis kelamin, suku, status, bahkan orientasi politik yang dimiliki. Kedua, anonimitas dalam media online harus dikuatkan. Dengan identitas semu yang ditampilkan, akan memberikan ruang kebebasan bagi pengguna media online. Ketiga, anonimitas dalam media online harus dihilangkan, karena kebebasan yang mutlak hanya akan merugikan orang lain, serta melemahkan penegakan hukum di media online. 2) Real Life Identity

Jenis identitas yang kedua adalah bagaimana identitas pengguna dalam media baru, ditampilkan sesuai dengan identitas yang sebenarnya dalam kehidupan nyata. Bagi pengguna kaskus, menampilkan identitas nyata dalam

15

(54)

44

dunia maya hanya akan membatasi ruang gerak mereka dalam berekspresi. Identitas yang sebenarnya dapat diketahui ketika ada kesepakatan atau transakasi antara pengguna satu dengan yang lain ketika berkomunikasi. Dengan begitu masing-masing pengguna dapat membuka identitas mereka yang sebenarnya. Dalam media online, bukan berarti seluruh identitas yang ditampilkan pengguna internet semu atau palsu. Beberapa personal web justru menampilkan identitas pemiliknya secara detail dan jelas.16 Hal ini ditujukan agar personal web yang dibangun lebih kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

3) Pseudonymity

Jenis identitas yang ketiga ini adalah kombinasi dari kedua jenis di atas. Sebagian identitas yang ditampilkan sesuai dengan identitas pengguna di dunia nyata. Haya Bechar-Israeli (1995) melalui penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pengguna media online yang menggunakan jenis identitas ini merefleksikan identitas mereka yang sebenarnya secara samar melalui nama kecil yang digunakan (nickname). Dan setidaknya mendekati identitas mereka yang sebenarnya. Beberapa penggunaan nickname yang sedikit banyak merefleksikan identitas yang sebenarnya, dapat digambarkan melalui beberapa hal sebagai berikut, contoh : karakter pemiliknya <pria_pemalu>, profesi <paramedis>, atau tampilan fisik <perempuan_cantik>. Kesemuanya semu, tetapi setidaknya pemilik nickname hendak menggambarkan identitas nyata mereka melalui pemilihan nickname yang digunakan.17

16

Ibid 17

(55)

45

c. Media Online

Media Online disebut juga dengan Digital Media adalah media yang tersaji secara online di internet. Pengertian Media Online dibagi menjadi dua pengertian yaitu secara umum dan khusus:

1) Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara. Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secara online. Dengan pengertian media online secara umum ini, maka email, mailing list (milis), website, blog, whatsapp, dan media sosial (sosial media) masuk dalam kategori media online.

2) Pengertian Media Online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas.18 Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia. Didalamnya terdapat portal, website (situs web), radio-online, TV-online, pers online, mail-online, dll, dengan karakteristik masing-masing sesuai dengan fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya.

Pada dasarnya, media online mengusung dua prinsip utama pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management). Pertama adalah menyimpan pengetahuan secara digital yang dapat diunggah secara online karena disimpan dalam jaringan

18

(56)

46

intranet, maka setiap informasi dapat dipelihara, dikategorikan, dianalisa, diperbaharui, dan disebarluaskan dengan lebih efisien. Prinsip kedua yang diangkat oleh media online adalah memudahkan akses terhadap pengetahuan. Karena dapat diunduh secara online, maka siapa saja, baik individu maupun organisasi dapat mengakses informasi juga dapat menyebarluaskannya. Karenanya pertukaran sebuah informasi dapat terjadi lebih efektif. Tidak dapat dipungkiri, kehadiran berbagai social network seperti facebook dan twitter, juga meningkatkan kebutuhan pengguna untuk mengakses media online untuk pertukaran pengetahuan.

d. LINE

(57)

47

timeline dan homepage, mirip dengan Facebook. Aplikasi LINE tersedia pada platform iOS dan Android.19

Gambar 2.1

LINE terkenal dengan Stamps miliknya. Bahkan sejak ahun 2012 LINE semakin dikenal karena stamps yang lucu-lucu. Stamps sendiri adalah emoticon lucu, seperti tokoh kartun. LINE digemari karena pengguna di Jepang yang sangat gemar menggunakan emoticon lucu sebagai pengganti kata. Stickers ini yang cukup unik untuk LINE, karena gambar ikonnya lucu-lucu, berukuran besar dan lebih ekspresif. Sejak peluncuran pertamanya, pengguna LINE di seluruh dunia mencapai 300 juta pengguna.20 Berkaitan dengan populernya aplikasi instant messaging, didukung dengan adanya fitur-fitur yang menarik dan membantu proses komunikasi interpersonal lebih efektif.

19 Najib, M. 2014. Pemaknaan Sticker Emoticon LINE Messenger Sebagai Media Komunikasi

Interpersonal Mahasiswa Fisipol Universitas Mulawarman. eJournal lmu Komunikasi, Vol. 2, No. 3, 421-430.

(58)

48

Gambar 2.2

Berkaitan dengan populernya aplikasi instant messaging, didukung dengan adanya fitur-fitur yang menarik dan membantu proses komunikasi interpersonal lebih efektif. Diantara fitur instant messaging LINE yang sering digunakan adalah :

1. Personal Chat

Fitur ini merupakan fitur utama yang diberikan oleh LINE sebagai sarana komunikasi dengan pengguna LINE lainnya secara pribadi. Dalam personal chat ini pengguna LINE dapat melakukan percakapan secara bebas

tentang apa saja.

2. Share Foto atau Gambar

LINE memberikan fitur berbagai foto atau gambar baik secara personal melalui personal chat, ataupun melalui diskusi grup. Pada fitur ini pengguna diberikan pilihan untuk mengambil gambar atau foto secara langsung dengan kamera ataupun mengambil dari galeri.21

3. Free Call

21

Gambar

Gambar 2.2 Screenshot Sticker LINE ...................................................................
  Grafik 1.1
Tabel 1.1 Perhitungan Jumlah Sampel
Gambar 2.3 Proses Komunikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ittihadiyah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terletak di kota medan

) dilepas dan meningkatkan P tersedia, hal ini menunjukkan biochar berpotensi sebagai amelioran untuk memperbaiki sifat kimia tanah Ultisol; meskipun data perlakuan macam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan

Berdasarkan analisis shift share, faktor yang menentukan kinerja sektor pertanian dan subsektor tanaman bahan makanan adalah faktor struktur ekonomi, sedangkan

Mengingat hasil penilaian multimedia yang telah diperoleh, maka peneliti menyarankan agar multimedia berbasis web materi sistem pencernaan manusia digunakan sebagai

Peran pendidikan sangat penting dalam pembentukkan karakter bangsa karena melalui pendidikan generasi bangsa akan ditunjukkan jalan yang harus ia capai supaya berguna pada

perusahaan, kepemilikan publik dan dividend payout ratio tidak berpengaruh positif terhadap perataan laba Net profit margin berpengaruh positif terhadap perataan laba 11

One form of the 80x86 MOV instruction (see appendix D) uses the binary encoding 1011 0rrr dddd dddd to pack three items into 16 bits: a five-bit operation code (10110), a