NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 223
PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS
STRATEGI BELAJAR METAKOGNITIF TERHADAP
KEMAMPUAN MELISANKAN INTERPRETASI MAKNA
TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS SISWA KELAS XI SMK AS
SHIFAK KALIPARE MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017
Wahidah
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Kata kunci: pengaruh, bahan ajar, strategi belajar metakognitif, melisankan, interpretasi mkna, teks eksplanasi kompleks.
PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk menyebarkan pengetahuan dari seseorang ke orang-orang lain. Penerima akan dapat menyerap pengetahuan yang disebarkan tersebut hanya bila
menguasai bahasa yang
dipergunakan dengan baik, dan demikian juga berlaku untuk pengirim. Ketidak sempurnaan
pemahaman bahasa akan
menyebabkan terjadainya distorsi
dalam proses pemahaman
terhadap pengetahuan. Apapun yang akan disampaikan pendidik kepada peserta didiknya hanya akan dapat dipahami dengan baik apabila bahasa yang dipergunakan dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak.
Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Hal ini karena bahasa merupakan sarana penting untuk berkomunikasi antar manusia. Selain itu, bahasa juga sebagai alat komunikasi dalam memenuhi sifat manusia yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya. Berkaitan dengan fungsinya tersebut, maka bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak.
Menurut Tarigan (2008:16) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan. Sebab melalui sebuah aktivitas berbicara seseorang mampu berkomunikasi dengan manusia yang lainnya. Melalui aktivitas berbicara seseorang menyampaikan keinginan, informasi, pikiran, gagasan, membujuk, meyakinkan, mengajak, dan menghibur.
Berdasarkan penjabaran diatas menegnai keterampilan berbicara, secara jelas bahwa keterampilan berbicara memiliki andil yang sangat besar dalam kehidupan manusia, apabila kita mampu berbicara dengan baik maka suatu tujuan dalam komunikasi itu akan terjadi tercapai, selain itu dengan melatih keterampilan berbicara kita mampu meningkatkan rasa percaya diri.
NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 225 Menurut Oxford (1990:11)
strategi belajar merupakan operasi-operasi yang digunakan oleh pelajar untuk membantu pemahaman, penyiapan, pemulihan, dan penggunaan informasi. Selain itu, strategi pembelajaran adalah tindakan-tindakan khusus yang diambil pelajar untuk membuat pembelajar menjadi lebih mudah, lebih cepat, lebih dapat dinikmati, lebih terarah, lebih efektif, dan lebih dapat ditransfer pada situasi-situasi baru.
Werdiningsih (2011:101) mengemukakan bahwa strategi belajar digunakan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan terwujud dalam berbagai jenis. Penggunaan strategi belajar ini tampak pada tindakan-tindakan atau perilaku-perilakukhusus yang dilakukan pembelajar untuk meningkatkan kemampuan bahasanya, misalnya dengan meniru, mengulang-ulang, mentrasfer ke dalam bahas lain, memeperbaiki tuturan, meminta klarifikasi dan lain-lain.
Pada penelitian ini lebih difokuskan pada penggunaan strategi metakognitif terhadap kemampuan melisankan atau berbicara teks eksplanasi kompleks bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh seberapa besar pengaruh penggunaan strategi belajar khususnya strategi metakognitif yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat di ketahui efektivitas penggunaan strategi metakognitif dalam kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks.
Menurut Oxford (1990: 30) strategi metakognitif merupakan strategi tidak langsung yang
menijinkan pembelajar mengendalikan pemahaman mereka sendiri. “metakognitif”berarti di luar, disamping, atau bersama dengan kognitif. Oleh karena itu, strategi metakognitif adalah tindakan yang berlangsung di luar alat pemahaman secara murni, dan memberikan suatu cara bagi
pembelajar untuk
mengkoordinasikan proses pembelajaran mereka sendiri. Strategi-strategi metakognitif meliputi tiga rangkaian strategi, yaitu: memusatkan pembelajaran anda, menyusun dan merencanakan pembelajaran anda, dan mengevaluasi pembelajaran anda.
Berbagai penjelasan diatas sudah cukup jelas bahwa dalam pembelajaran membutuhkan suatu strategi yang harus disesuaikan dengan karakter siswa yang memang sangat berbeda-beda, salah satu strategi yang bisa digunakan adalah strategi metakognitif yang di implekmentasikan dalam bahan ajar sebagai salag satu media yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar di sekolah atau bahkan di rumah. Sehingga siswa mampu belajar secara mandiri tidak terpaku hanya pada guru di sekolah.
Stretegi metakognitif adalah segala perilaku pembelajaran yang berhubungan dengan taktik atau cara pembelajaran untuk menhadapi dan mengelola bahan belajar mengajar. Dalam penelitian in, strategi metakognitif diwujudkan berbagai macam kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam tiga katagori berikut:
memusatkan perhatian,
mengevaluasi proses belajar mengajar. Semua cara ini harus datang dari dan dikerjakan oleh pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam penelitiannya. Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan yaitu mempeeroleh data yang objektif tentang pengaruh penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif terhadap kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks siswa kelas XI SMK As Shifak Kalipare Malang, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rencana eksperimen.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan rancangan eksperimen semu (quasi exsperimental desaign one group prates-pascates), karena penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara variabel bebas (pengaruh penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif ) dan variabel terikat (hasil kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks) dengan membandingkan dua kelompok subjek yang diasumsikan memiliki sifat karakteristik dan kemampuan yang sama dengan perlakuan yang berbeda. Perlakuan berbeda yang dimaksud dalam penelitian ini adalah satu kelas eksperimen dalam pembelajaran kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks.
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah dutetapkan (Sugiyono, 2012:13).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2012:81). Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah
clustering random sampling, pada kelas XI terdapat 4 kelas kemudian diambil secara clustering random sampling yaitu kelas XI TJK. Pada tingkat individu yaitu penarikan sampel yang tidak dilakukan pada tingkat individu melainkan tingkat kelompok, sehingga dengan menggunakan teknik tersebut yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah kelompok kelas XI TKJ yang berjumlah 25 siswa.
Dalam penelitian ini menggunkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan juga variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan melissankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks.
NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 227
0%
20% 16% 64%
Nilai Pretes Aspek Kebahasaan Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Dengan demikian data dalam penelitian ini meliputi (1) data berupa skor mengenai kemampuan berbicara teks eksplanasi sebelum diterapkan penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif, dan (2) data berupa skor mengenai kemampuan berbicara teks eksplanasi sesudah diterapkan penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif.
Instrumen penelitian adalah alat
yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan penelitian itu sendiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.
Tes yang pertama yaitu tes yang dilakukan sebelum diberi penjelasan (pratest), tes kedua yaitu tes yang dilakukan sesudah diberi penjelasan (postes).
Prates adalah tes yang dilakukan sebelum menggunakan strategi metakognitif dalam pembelajaran berbicara teks eksplanasi kompleks. Sedangkan postes adalah tes yang dilakukan setelah menggunakan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif terhadap kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks.
Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah peneliti ajukan, peneliti menggunakan teknik statistik SPSS 23.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prates dilakukan oleh peneliti pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2017 bertempat di kelas XI TKJ SMK As Shifak Kalipare, untuk
mengetahui kemampuan berbicara
siswa dalam kemampuan
melisasnkan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks sebelum penggunaan bahan ajar berbasis strategi metakognitif. Tes yang diujikan sebelum menggunakan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif berjumlah 3 soal yang disesuaikan dengan RPP dan Kompetensi dasar. Dengan demikian didapatkan nilai atau hasil dari pretest. Penilaian keterampilan berbicara dilakukan sebanyak dua kali yaitu, penilaian aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan. Analisis hasil pretes melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan siswa kelas XI TJK SMK As Shifak Kalipare.
0% 8%
8%
84% 0%
Nilai Pretes Aspek NonKebahasaan Kemampuan Berbicara
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Berdasarkan skor dan penilaian komulatif perolehan nilai pretes pada aspek nonkebahasaan pada kemampuan lisan teks ekplanasi kompleks, maka dapat ditentukan dengan rata-rata nilai pretes sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif pada siswa kelas XI TKJ SMK As Shifak Kalipare Malang termasuk kategori sangat kurang. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata 5.4
Pada pembahasan dengan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran dan data tes prestasi belajar yang disajikan di atas, merupakan data yang disajikan hanya untuk gambaran hasil tes secara global, sebelum mendapat perlakuan dengan menggunakan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif. Dalam pelaksanaan pretest terdapat beberapa kekurangan diantaranya.(1) Nilai
rata-rata hasil pembelajaran keterampilan lisan teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan adalah 5.9 dan aspek non kebahasaan 5.4. Nilai tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Hal ini terjadi karena siswa kurang memahami dan kurang antusias dalam pembelajaran teks eksplanasi kompleks. (2) Pada rencana pelaksanaan pembelajaran belum terdapat penggunaan strategi metakognitif. (3) Metode pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode ceramah dan tugas.
Ketiga alasan di atas dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan pelaksanaan pembelajaran guru di kelas yakni diantaranya dengan menggunakan strategi belajar metakognitif. Hal ini dilakukan karena setiap siswa memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan belajar maka, siswa memerlukan strategi belajar metakognitif dalam pembelajaran keterampilan berbicara.
NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 229
24% 76%
0% 0%
0%
Nilai Postes Aspek Kebahasaan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
36%
64% 0% 0%
Nilai Postes Aspek Non Kebahasaan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang 0
1 2 3 4 5
Series 1 Series 2 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pretes
Postes
sebanyak dua kali yaitu, penilaian aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan. Analisis hasil postes kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan siswa kelas XI TJK SMK As Shifak Kalipare.
Berdasarkan hasil rata-rata yang dioeroleh siswa pada tahap postes aspek kebahasaan yaitu 84.4.
Sedangkan pada aspek nonkebahasaan memperoleh rata-rata86.2
Berikut adalah diagram yang menunjukkan adanya perbedaan antara sesudah dan sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif terhadap kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks siswa kelas XI SMK As Shifak Kalipate Malang.
Aspek Kebahasaan
Sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif rata-rata nilai aspek kebahasaan 59 dan aspek non kebahasaan 54 dan setelah diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif rata-rata nilai siswa pada aspek kebahasaan dengan rata-rata 84.4 dan aspek non kebahasaan dengan rata-rata 86.2. Perbedaan kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks sebelum dan sesudah penerapan bahan ajar strategi belajar metakognitif. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung pada penelitian sebesar 9.963 lebih besar dibandingkan dengan t table sebesar 2.064 pada aspek kebahasaan sedangkan pada aspek non kebahasaan t hitung 14.847 lebih besar dari t tabel 2.064.
Pada perhitungan anova juga terdapat signifikasi antara pretes dan postes pada aspek kebahasaan dengan nilai sig (2 tailed) adalah 96,280 > 0.05 dan non kebahasaan hasil dari uji anova nilai sig (2 tailed) adalah 205.181 > 0.05 ini menunjukkan perbedaan dalam kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks menggunakan strategi belajar metakognitif.
Hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas menjelaskan bahwa terjadi signifikansi yang cukup baik antara sesudah dan sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif, sejalan dengan penelitian diatas Hasil penelitian yang telah
dikemukakan diatas sejalan dengan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Mistar&Umama (2014: 210) yang menyatakan “general
speaking the present study confirms that gender difference brings abaout differencers inthe startegy use and that the contribution of learning strategies to speaking skillis
signifikan” pernyataan tersebut sangat mendukung bahwa suatu strategi sangat berpengaruh dalam keteampilan berbicara dengan hasil yang sangat signifikan antara siswa yang penggunaan strategi dengan siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajran dalam keterampilan berbicara (lisan).
Selain itu juga Suherman (dalam Werdiningsih, 2014: 719) menyatakan bahwa perkembangan metkognitif dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasikan tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa dia observasi. Oleh karena itu sangat penting mengajar dan mendidik untuk mengembangkan kemampuan metakognitif baik melalui
pembelajaran ataupun
mengembangkan kebiasaan di rumah.
NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 231 komunikasi yang ditargetkan dalam
kurikulum.
SIMPULAN
Kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMK As Shifak Kalipare Malang sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif (prates) termasuk kategori kurang pada aspek kebahasaan dan pada sapek non kebahasaan masuk kategori sangat kurang. Hal ini bias dilihat dari rata-rata nilai siswa yaitu 59 untuk aspek kebahasaan teks eksplanasi kompleks dan pada aspek non kebahasaan sebesar 54. Selain itu, bias dilihat dari persentase siswa yang menguasai kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan yaitu 0% sangat baik (0 siswa), 20% baik (5 siswa), 12% cukup (3 siswa), dan 68% kurang (17 siswa), dan juga aspek nonkebahasaan dengan presentase 0% sangat baik (0 siswa), 8% baik (2 siswa), 8% cukup (2 siswa), 84% kurang (21 siswa) dan 0% sangat kurang (0 siswa)
Kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi pada siswa kelas XI SMK As Shifak Kalipare Malang sesudah diterapkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif (postes) termasuk kategori baik pada aspek kebahsaan sedangkan pada aspek non kebahasaan masuk kategori sangat baik. Hal ini bias dilihat dari rata-rata nilai siswa yaitu pada aspek kebahasaan dengan presentase 84.4 dan aspek non kebahasaan dengan presentase 86.2 Selain itu, bisa dilihat dari persentase siswa yang menguasai kemampuan berbicara
teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan yaitu 28% sangat baik (6 siswa), 76% baik (19siswa), 0% cukup (0 siswa), 0% kurang (0 siswa), dan 0% sangat kurang (0 siswa). Selanjutnya pada aspek non kebahasaan terdapat presentase sebagai berikut yaitu 36% sangat baik (9 siswa), 64% baik (16 siswa), 0% cukup (0 siswa), 0% kurang (0 siswa), dan 0% (sangat kurang).
14.847 sedangkan nilai sig (2 tailed) adalah 0.000 < 0.05, hasil dari uji anova nilai signifikasi lebih kecil dari t tabel 2.064.
SARAN
NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 233
DAFTAR RUJUKAN
Mistar, Junaidi & Umama, Atik. 2014. Strategies of Learning Speaking Skill By Indonesian Learners of English and Their Contribution to Speaking Proficiency. TEFLIN Juornal, (Online) vo 2, no 2, July 2014. (http, diakses 20 Januari 2016).
Oxford, L. Rebecca. 1990. Laguage Learning Strategis: What Every Teacher Should Know. New York: Newbury Hoause Publishers.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kaulitatif, dan R & B. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008.
Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Werdiningsih, Dyah. 2011. Strategi Pembelajar Bahasa Anak. Jakarta: Nirmana Media.
Werdiningsih, Dyah. 2015. Strategi Metakognitif Pembelajaran Anak Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Cakrawala Pendidikan, (Online), vol 34, no 1, Februari 2015. ( http, diakses