• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang dalam Upaya Mensejahterakan Anggotanya Melalui Pendidikan Non Formal T1 152009021 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang dalam Upaya Mensejahterakan Anggotanya Melalui Pendidikan Non Formal T1 152009021 BAB IV"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PEMBAHASAN

A.Latar Belakang Berdirinya Organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang

Pada masa Orde Baru kaum wanita telah diminta untuk

berpartisipasi dan lebih banyak memainkan peranannya di dalam proses

pembangunan. (Hardjito Notopuro,1984: 16-17). Garis-Garis Besar Haluan

Negara (Ketetapan MPR-RI Nomor II/MPR/1983) yang didalamnya

menerangkan tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) perihal

“Peranan Wanita dalam Pembangunan dan Pembinaan Bangsa”

menentukan:

1. Pembangunan yang menyeluruh mensyaratkan ikut sertanya

pria maupun wanita secara maksimal di segala bidang. Oleh

karena itu, wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan

yang sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam

segala kegiatan pembangunan.

2. Peranan dan tanggung jawab wanita dalam pembangunan

makin dimantapkan melalui peningkatan pengetahuan dan

keterampilan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya.

3. Dalam rangka mendorong partisipasi wanita dalam

pembangunan perlu makin dikembangkan kegiatan wanita

(2)

organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). (Hardjito

Notopuro, 1984: 27-29)

Dengan adanya kebijakan tersebut, maka pada masa Orde Baru banyak

organisasi wanita didirikan sebagai wadah bagi para wanita untuk

menyadarkan dan mendorong tentang eksistensi wanita serta kedudukannya

di masyarakat dalam pembangunan nasional. Salah satu diantaranya adalah

dibentuknya organisasi Dharma Wanita.

Organisasi Dharma Wanita didirikan pada tanggal 5 Agustus 1974

Anggota organisasi meliputi seluruh istri pegawai Republik Indonesia, yang

terdiri dari para istri Pegawai Negeri Sipil (PNS), istri Badan Usaha Milik

Negara/ Daerah, istri Pegawai Bank Milik Negara/ Daerah, Istri Pegawai

Badan Usaha/ organisasi swasta atau lembaga di bawah wewenang

departemen, misalnya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), istri

para penyelenggara pemerintahan desa, istri para pensiunan pegawai yang

telah disebut diatas dan karyawati yang bekerja pada birokrasi tersebut (Liza

Hadiz, 2005:440-441). Berjalannya waktu, Dharma Wanita semakin

memantapkan langkah sebagai satu-satunya wadah organisasi bagi para istri

pegawai negeri sipil Republik Indonesia.

Pada tahun 1998 adanya tuntutan reformasi kepada pemerintah dan

kehidupan globalisasi abad ke-21 yang mensyaratkan adanya tata kehidupan

yang menghormati dan melindungi hak asasi manusia, demokratis,

keterbukaan, serta tegaknya supremasi hukum. Hal tersebut merupakan ciri

kehidupan masyarakat madani yang akan mendorong terwujudnya tujuan

(3)

terjangnya kemudian barulah pada tahun 1999 mengadakan Musyawarah

Nasional Luar Biasa (Munaslub). Pembahasan yang sangat hangat ketika itu

ialah ketika membahas tentang perubahan nama ”Dharma Wanita” dengan

sederetan nama yang diusulkan, antara lain : Persatuan Istri Pegawai Negeri

Sipil (PIPNS) RI. Dalam upaya menjembatani masalah tersebut, pengurus

Pusat saat itu, yaitu Ibu Hartini Hartarto selaku pemimpin Munaslub

menyampaikan jalannya Munaslub pada hari pertama kepada Ibu Sinta

Nuriyah, Penasehat Utama Dharma Wanita. Pada saat itu beliau

mengusulkan menambah nama ”Persatuan” dibelakang nama Dharma

Wanita untuk disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional

dibawah Presiden Abdurrahman Wahid, yang pada saat itu menjabat sebagai

presiden Republik Indonesia.

Pada Munaslub tersebut juga diputuskan bahwa Organisasi Dharma

Wanita Persatuan menjadi organisai sosial kemasyarakatan dalam jumlah

yang besar dan terbesar di seluruh kawasan Indonesia, serta satu-satunya

wadah bagi istri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia yang

terorganisasi dan diberi nama Dharma Wanita Persatuan pada tanggal 7

Desember 1999, nama tersebut digunakan sampai sekarang.

(dwpsmkn1larch.blogspot.com dan wawancara dengan Wuryanti Sudjiwo

pada tanggal 8 Mei 2013).

Organisasi Dharma Wanita Persatuan menghimpun dan membina

istri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia melalui kegiatan di bidang

pendidikan, ekonomi dan sosial budaya serta tidak terkait dengan kekuatan

(4)

(www.firdaaprilianto.blogspot.htm). Visi dan Misi Organisasi Dharma

Wanita Persatuan adalah sebagai berikut:

Visi :

Menjadi organisasi istri Pegawai Negeri Sipil yang kukuh dan mandiri.

Misi :

Menyejahterakan anggota melalui bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang sosial budaya secara demokratis.

Dengan demikian organisasi Dharma Wanita Persatuan memiliki

tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarganya pada

khususnya serta masyarakat pada umumnya melalui peningkatan kualitas

sumber daya anggota, untuk mendukung tercapainya tujuan nasional

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Guna mencapai

tujuannya organisasi ini pun memiliki tugas pokok untuk melakukan

pembinaan mental dan spiritual anggota agar menjadi manusia bertakwa

kepada Tuhan yang Maha Esa, berkepribadian serta berbudi pekerti luhur

juga membina anggota mempererat persatuan dan kesatuan, meningkatkan

kemampuan dan pengetahuan dan menjalin hubungan kerjasama dengan

(5)

Organisasi Dharma Wanita Persatuan memiliki lambang sebagai

berikut :

Pada gambar yang ditunjuk oleh nomor 1 yaitu berupa bunga melati

berwarna putih berkelompak lima dengan latar belakang bendera Merah

Putih mengandung arti bahwa kedudukan wanita sebagai salah satu aset

bangsa dalam pengabdiannya kepada bangsa, tanah air dan negara Republik

Indonesia, yang berasaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang

Dasar 1945. Warna putih melambangkan kesucian dan keluhuran budi

wanita serta persaudaraan kekeluargaan di antara sesamanya.

Pada gambar yang ditunjuk nomor 2 berupa putik bunga berwarna

kuning dan berjumlah lima melambangkan cita-cita dan perintis yang

mewariskan sifat-sifat kemurnian pengabdian dan kesetiaan terhadap

bangsa, tanah air dan negara serta kepada generasi wanita pengurus dalam

pembangunan masyarakat dan manusia Indonesia seutuhnya. Warna kuning

melambangkan cita-cita yang luhur, sedangkan lima putik bunga

melambangkan adanya generasi wanita penerus yang berkelanjutan. Pada 1

2 3

4 5

[image:5.595.209.471.138.332.2]
(6)

cita-cita dan tujuan organisasi Dharma Wanita Persatuan, yaitu mewujudkan

kemakmuran dan kesejahteraan yang merata berasaskan Undang-Undang

Dasar 1945. Bagi seluruh masyarakat pada umumnya dan bagi seluruh

anggota Dharma Wanita Persatuan khususnya. Gambar Padi juga sebagai

simbol kegiatan bidang ekonomi, sedangkan gambar kapas sebagai simbol

kegiatan bidang sosial budaya.

Pada gambar nomor 5 menunjuk pada 15 mata rantai,

melambangkan rasa persatuan dan persaudaraan yang erat di antara seluruh

anggota Dharma Wanita Persatuan, untuk bersama-sama bahu-membahu

dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi guna mencapai

cita-cita dan tujuan organisasi dan nomor 6 yang menunjuk pada buku

melambangkan kegiatan bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas

anggota dengan senantiasa menimba ilmu pengetahuan sesuai dengan laju

perkembangan teknologi melalui kegiatan keterampilan, taman bacaan dan

pengembangan wawasan, pengetahuan melalui seminar ataupun workshop

(Anonim, 2009: 11-14)

Organisasi ini menganut azaz teritorial dimana organisasi ini dapat

dijumpai mulai tingkat kecamatan sampai dengan pusat. Salah satu

organisasi ini berada di Kabupaten Semarang yaitu Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten Semarang yang anggotanya terdiri dari para istri

Pegawai Negeri Sipil instansi dinas dan kecamatan atau biasa disebut Unsur

Pelaksana Dinas Kabupaten Semarang dan Unsur Pelaksana Kecamatan.

Kantor sekretariat Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang berada

(7)

Jalan Diponegoro No. 203 Ungaran (lihat lampiran gambar no.1). Gedung

PKK ini merupakan gedung yang digunakan secara khusus untuk

kegiatan-kegiatan organisasi wanita termasuk digunakan oleh Dharma Wanita

Kabupaten Semarang (wawancara dengan Ayu Setyawati). Di kantor

sekretariat tersebut terdapat kantor untuk para fulltimer (pekerja penuh

waktu) Dharma Wanita Persatuan dan PKK Kabupaten Semarang (lihat

lampiran gambar no. 2). Terdapat juga aula yang cukup luas yang digunakan

untuk pertemuan-pertemuan organisasi Dharma Wanita ataupun organisasi

wanita lainnya (lihat lampiran gambar no. 5). Fulltimer yang diperbantukan

ini bertugas untuk mengurus arsip-arsip ataupun dokumen, surat-surat

kegiatan dan segala sesuatu menyangkut administrasi Dharma Wanita

ataupun PKK hal ini dikarenakan para pengurus organisasi Dharma Wanita

Persatuan tidak memiliki jam kantor sendiri karena para pengurus juga telah

memiliki peran lain di masyarakat.

Pengurus Dharma Wanita Kabupaten Semarang terdiri dari ketua,

wakil ketua, sekretaris, bendahara dan tiga orang ketua bidang (bidang

pendidikan, bidang ekonomi, bidang sosial budaya) dengan masa bakti

selama lima tahun dan wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Semarang.

Ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang dipilih dari utusan unsur

pelaksana Dharma Wanita Kabupaten Semarang ataupun calon yang

diusulkan oleh Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan ditetapkan dalam

Musyawarah Kabupaten/Kota. Anggota pengurus lainnya ditetapkan oleh

(8)

Wanita Kabupaten Semarang ditetapkan oleh Dharma Wanita Persatuan

Provinsi Jawa Tengah.

Pengurus organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang

memiliki tugas untuk menetapkan kebijaksanaan organisasi sesuai

angggaran dasar dan angggaran rumah tangga, Keputusan Musyawarah

Nasional, dan kebijaksanaan pemimpin organisasi satu tingkat diatasnya.

Selain itu, pengurus juga memiliki tugas untuk menetapkan, melaksanakan

program dan kegiatan organisasi serta melakukan evaluasi untuk kemudian

melaporkan pelaksanaan dan hasil kerja kepada pengurus Dharma Wanita

satu tingkat diatasnya, yaitu Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa

Tengah. Pengurus juga memiliki tugas untuk mengesahkan organisasi,

pengurus dan katua Dharma Wanita satu tingkat dibawahnya, dalam hal ini

adalah Dharma Wanita Kecamatan dan Kelurahan yang termasuk dalam

Kabupaten Semarang.

Penggantian pengurus juga dapat sewaktu-waktu terjadi disebabkan

adanya mutasi pegawai ataupun hal lainnya. Jika hal ini terjadi pada jabatan

ketua, maka penggantian harus melalui kesepakatan pengurus dan anggota

berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Dharma

Wanita Persatuan. Penggantian jabatan pengurus lainnya, dapat ditentukan

oleh ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Penggantian

ketua ini kemudian disahkan oleh ketua satu tingkat diatasnya, yaitu

Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah, sedangkan jika ada

penggantian pengurus lainnya, maka pengesahan dilakukan oleh ketua

(9)

kemudian dituliskan dalam berita acara dan ditandatangani oleh ketua yang

lama dan baru disaksikan oleh Dewan Penasihat, dalam hal ini adalah

Dewan Penasihat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah

(Anonim, 2009: 35-29)

Sejak masa bakti 2009-2013, Dharma Wanita Kabupaten Semarang

telah mengalami beberapa kali pergantian dalam kepengurusan, disebabkan

adanya mutasi pegawai, usia pensiun ataupun hal lainnya. Seperti yang

terjadi awal tahun 2013 ini, ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang

mengalami sakit dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan

kepengurusan. Jabatan ketua secara sementara digantikan oleh wakil ketua

Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Hj. Eppy Agus Purwoko Djati

sampai masa bakti 2014 (wawancara dengan Ayu Setyawati pada tanggal 26

April 2013)

B.Bentuk-bentuk Kegiatan Organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang

Kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang meliputi

3 bidang kegiatan, yaitu Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi, Bidang

Sosial Budaya (wawancara dengan Eppy Agus Purwoko Djati tanggal 5

Maret 2013).

1) Bidang Pendidikan

Bidang Pendidikan tersebut terdiri dari 3 sub bagian, yaitu

pendidikan formal, pendidikan non formal informal dan perpustakaan

(10)

Program kerja bidang pendidikan ini antara lain :

a) Meningkatkan pendidikan bagi anggota dan keluarganya melalui

bantuan pendidikan secara berkesinambungan.

b) Membina secara baik dan tepat lembaga-lembaga pendidikan

sekolah yang dibina oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang.

c) Menyelenggarakan pendidikan non formal dan informal sehingga

dapat secara nyata meningkatkan kemampuan, keterampilan dan

memperluas wawasan dan pengetahuan Dharma Wanita Persatuan

Kabupaten Semarang.

d) Meningkatkan fungsi dan peran perpustakaan, taman bacaan dan

sudut baca sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi anggota Dharma

Wanita Persatuan Kabupaten Semarang.

Melalui bidang pendidikan diharapkan terwujudnya

peningkatan pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan sikap mental

anggota dan keluarga Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang

dalam segala segi kehidupan.

2) Bidang Ekonomi

Konsentrasi program bidang ekonomi meliputi kegiatan

usaha, pemberdayaan ekonomi produktif dan perkoperasian. Kegiatan

usaha dilaksanakan secara terencana dan terarah untuk mendapatkan

dana bagi organisasi melalui berbagai kegiatan usaha seperti bazaar

(11)

Pemberdayaan ekonomi produktif dilaksanakan dengan

maksud menambah kemampuan anggota untuk meningkatkan

kemampuan ekonomi keluarga dan kegiatan koperasi dilaksanakan

dengan tujuan memberi bimbingan dalam rangka meningkatkan

kehidupan berkoperasi meliputi ideologi, organisasi, manajemen dan

pembinaan terhadap anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang.

Program kerjanya meliputi pengembangan jenis-jenis usaha

yang dikelola oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang

untuk menghimpun dana bagi organisasi, melakukan pemberdayaan

ekonomi produktif dan kreatif serta memasyaratkan kehidupan

berkoperasi. Tujuan program kerja bidang ekonomi adalah

a) Melaksanakan kegiatan untuk mendapatkan dana bagi

organisasi.

b) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan anggota untuk

menambah penghasilan keluarga.

c) Memasyarakatkan kehidupan berkoperasi.

3) Bidang Sosial/ Budaya

Program kerja Sosial Budaya meliputi 3 program yaitu

ketahanan keluarga, kepedulian sosial dan keanekaragaman budaya.

Ketahanan keluarga adalah wujud sebuah kelurga yang dibangun

berdasarkan prinsip-prinsip saling menghargai, memiliki hak dan

kewajiban yang sama, meyakini bahwa keberhasilan adalah upaya

(12)

Kepedulian sosial merupakan wujud dari kepedulian terhadap

kondisi kesejahteraan anggota organisasi, keluarga dan masyarakat

dan keanekaragaman budaya adalah pemahaman nilai-nilai budaya

yang beranekaragam dengan dilandasi semangat Bhineka Tunggal Ika.

Tujuan program kerja bidang sosial budaya yaitu

terwujudanya peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarga, baik

lahir maupun batin dalam upaya menuju keluarga bahagia yang

berkualitas, harmonis, berbudaya dan berbudi luhur.

C.Implementasi Kegiatan Dharma Wanita Kabupaten Semarang Selama Masa Bakti 2009-2010

Kegiatan-kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh organisasi

Dharma Wanita Kabupaten Semarang tidak hanya sekedar sebuah kegiatan

yang sepintas lalu. Semua kegiatan benar-benar dirancang dengan tujuan

yang bermanfaat bagi para anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan terwujudnya pengembangan wawasan, pengetahuan dan keterampilan sehingga tercipta

kesejahteraan anggota. Sejahtera yang dimaksud tidak bicara mengenai

materi yang berlimpah, yang dimaksud sejahtera dimana setiap anggota

memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan

pengetahuannya guna memenuhi kebutuhan hidup, baik yang sifatnya

jasmani maupun rohani dalam rangka mencapai kesejahteraan diri, keluarga

(13)

Jumlah peserta dari setiap kegiatan berkisar antara 60-90 orang

terdiri dari pengurus Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan

utusan-utusan Unsur Pelaksana (UPEL) Dharma Wanita Kabupaten Semarang baik

dari dinas maupun kecamatan. Utusan-utusan ini terdiri dari ketua Dharma

Wanita Persatuan dari setiap Unsur Pelaksana baik dinas maupun

kecamatan, namun jika ketua berhalangan untuk hadir maka masing-masing

Unsur Pelaksana mengirimkan 1- 2 orang anggotanya untuk mengikuti

kegiatan. Kecuali pada kegiatan-kegiatan tertentu jumlah peserta

disesuaikan dengan jumlah undangan yang diminta dan biasanya utusan

berasal dari daerah sekitar dimana acara berlangsung. Kegiatan tersebut

seperti upacara hari besar kota atau hari besar nasional, ziarah, kegiatan

anjangsana, jalan sehat dalam memperingati kemerdekaan ataupun hari

besar baik kota ataupun hari besar nasional.

Sumber dana untuk kegiatan organisasi Dharma Wanita Persatuan

Kabupaten Semarang diperoleh melalui iuran anggota yang diadakan setiap

satu bulan sekali berkisar Rp 10.000 untuk UPEL Dharma Wanita yang

anggotanya sedikit dan Rp 15.000 untuk UPEL yang lebih besar. Sesuai

kesepakatan organisasi jumlah iuran antara UPEL kecil dan UPEL yang

jauh lebih besar memang berbeda, hal ini dengan tujuan agar iuran UPEL

yang lebih besar dapat digunakan untuk mensubsidi silang UPEL yang lebih

kecil. Sumber dana juga diperoleh dari keuntungan hasil usaha, dana hibah

dari APBD (jika ada), dana sosial dari pengurus, bantuan yang tidak

mengikat dari Penasihat organisasi Dharma Wanita Persatuan, Dharma

(14)

(SKPD) Kabupaten Semarang yang sebelumnya melalui pengajuan proposal

kegiatan. Keseluruhan dana yang diperoleh kemudian dikelola oleh

bendahara organisasi dan digunakan untuk melaksanakan program-program

kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang.

Dalam melaksanakan kegiatannya, baik di bidang pendidikan,

bidang ekonomi dan sosial budaya organisasi Dharma Wanita secara tidak

langsung memiliki 2 kategori kegiatan, yaitu kegiatan rutin tahunan yang

selalu dilaksanakan setiap tahun seperti pemberian dana pendidikan,

kegiatan koperasi, bazar ataupun expo dan siraman rohani dan kegiatan

anjangsana. Kegiatan-kegiatan tidak rutin, dimana jenis kegiatan ini selalu

berganti setiap tahun namun dalam wadah yang sama yaitu seperti pelatihan

keterampilan ataupun sosialisasi pendidikan dan kesehatan.

a) Bidang Pendidikan

Bidang pendidikan memiliki beberapa program-program

yang selalu dilaksanakan setiap tahun yaitu, pemberian dana

pendidikan dan pembinaan TK asuhan Dharma Wanita Kabupaten

Semarang. Menghimpun dan menyalurkan dana pendidikan yang

sifatnya tidak mengikat dan diberikan setiap satu tahun sekali kepada

putra-putri anggota Dharma Wanita. Masing-masing Unit Pelaksana

Dinas ataupun Kecamatan (UPEL) mengirimkan 1 orang anak yang

layak untuk menerima dana pendidikan. Biasanya anak-anak tersebut

berasal dari putra-putri anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang

(15)

masing-masing anak menerima Rp. 100.000 dan pada tahun 2010

mereka menerima bantuan Rp. 120.000.

Kegiatan tahunan program pendidikan formal yang lain

adalah melakukan pembinaan pada lembaga pendidikan Taman

Kanak-Kanak (TK) yang dibina oleh Dharma Wanita Kabupaten

Semarang setiap satu tahun sekali. Pembinaan ini bekerjasama dengan

Gabungan Organisasi Pendiri Taman Kanak-Kanak Kabupaten

Semarang (GOPTKI). Setiap tahun anggota Dharma Wanita berusaha

melakukan pembinaan dengan mengadakan kunjungan ke TK binaan,

bercengkerama dengan anak-anak dan membagi hadiah berupa alat

tulis. Kini TK binaan Dharma Wanita telah berkurang dibandingkan

sebelumnya yang jumlahnya lebih banyak, hal ini dikarenakan karena

terbatasnya dana yang dimiliki oleh Dharma Wanita Persatuan

Kabupaten Semarang untuk membina TK-TK tersebut. Pembinaan TK

tersebut diambil alih oleh pihak lain dan tidak mejadi TK binaan

Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang lagi. Pihak Dharma

Wanita Persatuan Kabupaten Semarang pun melepas TK-TK tersebut

dikarenakan memang tidak adanya biaya pembinaan. Dua diantara

Taman Kanak-Kanak yang dibina antara lain Taman Kanak-Kanak

Teladan di Ungaran dan Taman Kanak-Kanak di Bergas (wawancara

dengan Wuryanti Sudjiwo pada tanggal 8 Mei 2013)

Pada program pendidikan non formal dan informal Dharma

Wanita terus berusaha mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan

(16)

mengembangkan keterampilan dan pengetahuan anggota. Diantaranya

pada tahun 2009 Dharma Wanita Kabupaten Semarang

mengikutsertakan guru TK Dharma Wanita Persatuan dan TK Pertiwi

dalam penataran yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan

bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman

Kanak-Kanak Indonesia (GOPTKI). Hal ini dilakukan dalam rangka

pembinaan TK-TK asuhan Dharma Wanita Kabupaten Semarang.

Pada kegiatan non rutin bidang pendidikan, Dharma Wanita Persatuan

Kabupaten Semarang mengadakan pelatihan keterampilan, salah

satunya diadakan pada tanggal 5 Mei 2009, mengadakan praktik

keterampilan membuat kue, sirup dari bahan lidah buaya. Kegiatan ini

membuka pengetahuan para anggota yang selama ini menganggap

tanaman lidah buaya sekedar tanaman herbal, ternyata dapat diolah

menjadi kue dan sirup.

Sosialisasi dalam rangka usaha mensejahterakan anggota

dengan cara hidup sehat yaitu diadakannya ceramah tentang kesehatan

dari tanaman hias yaitu Sanseviera pada 9 Juli 2009. Pada ceramah

kali ini, anggota Dharma Wanita diajak untuk mengenali tanaman

Sanseviera atau tanaman lidah mertua (lihat lampiran gambar no. 8)

sebagai salah satu tanaman kesehatan. Tanaman ini dapat menyerap

radiasi buruk dari barang elektronik dan menyerap polutan di daerah

padat lalu lintas at upun ruangan penuh asap rokok. Oleh karena itu

para anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang mengaplikasikan

(17)

dekat televisi dan komputer atau diletakkan di pekarangan rumah

(Hasil wawancara dengan Ibu Ani Sutrianingsih, pada tanggal 25

April 2013). Melalui sosialisasi tanaman kesehatan ini, secara tidak

langsung Dharma Wanita mengajak setiap anggotanya untuk hidup

sehat yang merupakan salah satu ciri kehidupan sejahtera yaitu dengan

cara menghindari radiasi buruk melalui tanaman Sanseviera.

Pada tanggal 22 Juli 2009 Dharma Wanita Kabupaten

Semarang mengikuti lomba kreasi penganekaragaman pangan olahan

non beras non terigu, sekaligus menampilkan demo merangkai bunga,

pembuatan tepung lokal dan bazar panganan olahan. Dharma Wanita

Kabupaten Semarang senantiasa mengikutsertakan anggotanya untuk

mengikuti lomba baik yang diadakan oleh Dharma Wanita Persatuan

ataupun yang diadakan oleh pemerintah daerah. Hal ini mendorong

kepercayaan diri anggota, serta sarana menumbuhkan bibit-bibit baru

yang terampil. Dari penuturan Wuryanti Sudjiwo diketahui ada salah

satu anggota yang selalu disertakan dalam lomba merangkai bunga,

yaitu Ibu Budi, telah mahir dalam merangkai bunga dan ikut serta

dalam lomba-lomba tersebut membuatnya terus memacu diri untuk

mengembangkan keterampilannya.

Pada tanggal 5 Januari 2010 bekerjasama dengan Meidia

Sanggar Kecantikan mengadakan ceramah tentang Etika Penampilan,

Etika Berbusana, Etika Berperilaku. Dalam acara ini anggota Dharma

Wanita diajak untuk menyadari betapa pentingnya etika

(18)

perempuan. Cara berpenampilan, berbusana dan cara berperilaku akan

menunjukkan identitas seseorang. Jika ketiga hal ini dipenuhi dengan

baik, maka akan tercipta identitas baik yang terpancar melalui sopan

santun penampilan, busana dan berperilaku. Hal ini juga menunjukkan

penghargaan dan rasa menghormati diri sendiri sebagai bagian dalam

faktor mencapai kesejahteraan.

Tanggal 26 Maret 2010 dan 22 Juni 2010 Dharma Wanita

Kabupaten Semarang bekerjasama dengan Pelatih Keterampilan Satria

Kabupaten Semarang mengadakan kursus acara membuat bros dari

bahan Acrylic (lihat lampiran gambar No. 9). Bahan Acrylic adalah

adalah plastik yang diperoleh dari reaksi gas bumi. Material ini

biasanya ringan dan merupakan jenis plastik thermoplastik yaitu jika

dinaikkan temperaturnya maka akan menjadi lunak dan akan

mengeras ketika didinginkan (Hasil wawancara dengan Ibu Ani

Sutrianingsih, pada tanggal 25 April 2013). Hal menarik dari adalah,

adanya anggota Dharma Wanita yang memanfaatkan

keterampilan-keterampilan yang diperoleh untuk kemudian dikembangkan sendiri.

Seperti yang dilakukan oleh Sudjiwo, yang merupakan pengurus

Dharma Wanita bidang pendidikan Kabupaten Semarang sekaligus

penggagas kegiatan pelatihan pembuatan bros acrylic. Pada tahun

2010 dimana anaknya akan melangsungkan pernikahan, Sudjiwo

memutuskan membuat sendiri bros berbahan acrylic sebagai

cenderamata pernikahan anaknya. Pembuatan bros ini berlangsung

(19)

untuk pembelian cenderamata resepsi pun terasa jauh lebih ringan. Hal

ini menunjukkan bahwa Dharma Wanita telah ikut serta mewujudkan

kesejahteraan anggotanya, dengan cara memberikan kesempatan

belajar bagi para anggotanya melalui latihan keterampilan yang bisa

diterapkan oleh anggotanya di kehidupan sehari-hari.

Dharma Wanita Kabupaten Semarang juga turut

mensosialisasikan mengenai Kabupaten Semarang Menuju Kabupaten

Layak Anak yang dicanangkan oleh Menteri Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Melalui program ini

Kabupaten Semarang memacu segala daya upaya untuk menciptakan

kondisi Kabupaten layak anak. Anak diberikan fasilitas memadai

untuk jasmani dan rohaninya dan diberikan perlindungan dari tindak

kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Dharma Wanita Kabupaten

Semarang dihimbau untuk mewujudkan program ini dengan cara

memulai menjadikan institusi terkecil masyarakat yaitu keluarga

sebagai sebuah tempat yang layak bagi tumbuh kembang anak. (Hasil

wawancara dengan Eppy Agus Purwoko Djati dan Ibu Wuryanti

Sudjiwo, pada tanggal 5 Maret 2013).

Selain itu, Dharma Wanita juga mengadakan sosialisasi

tentang Peran Ibu menuju Ibu Pintar bagi anak dan keluarga.

Sosialisasi ini mengajak para anggota organisasi Dharma Wanita

Kabupaten Semarang untuk menyadari peran penting seorang ibu bagi

anak dan keluarga. Disini peran ibu dituntut untuk mengusahakan

(20)

mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang bisa mendukung

perannya bagi anak dan keluarga. Contohnya, pintar menyediakan

makanan sehat, mendidik anak, menjadi sahabat dalam tumbuh

kembang anak, mejadi pendamai, dan istri yang baik bagi suami. Ada

pula sosialisasi Pendidikan Usia Sekolah, menerangkan bahwa setiap

individu memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Anggota

Dharma Wanita memiliki peran untuk menyampaikan pesan ini

kepada masyarakat sekitarnya dan membantu memberikan informasi

mengenai pendidikan termasuk bantuan-bantuan pendidikan.

Disampaikan juga mengenai Pendidikan Menengah Universal

pada 5 Maret 2013 bertepatan dengan rapat program kerja organisasi

Dharma Wanita Kabupaten Semarang, sosialisasi ini disampaikan oleh

Ibu Wuryanti Sudjiwo selaku pengurus bidang pendidikan organisasi

Kabupaten Semarang, sosialisasi ini menerangkan bagi anak-anak

yang telah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun disarankan untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena banyak

sekali beasiswa pendidikan yang disediakan pemerintah bagi

anak-anak berprestasi ataupun kurang mampu untuk meneruskan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Anggota Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten Semarang berperan untuk memberikan informasi

tentang hal tersebut kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya

(Hasil wawancara pada tanggal 5 Maret dengan Ibu Wuryanti

(21)

Pada program penyelenggaraan sudut baca yang berlangsung

setiap tahun organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang berusaha mengumpulkan buku-buku bacaan yang

bermanfaat bagi para anggotanya dan mensosialisasikan fungsi

perpustakaan dan taman bacaan sebagai sumber ilmu dengan harapan

tumbuhnya kesadaran gemar membaca bagi anggota organisasi

Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan anggota kelurganya

(Anonim, 2009:10-12). Sudut baca ini merupakan program yang

bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca bagi setiap

anggota organisasi, dimana buku ataupun majalah atau koran

merupakan sumber ilmu.

Buku merupakan sumber ilmu, sumber didikan yang

membuat setiap individu lebih bijak dan pintar menyikapi sesuatu.

Melalui program sudut baca ini Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang mengajak anggotanya untuk mencapai hidup sejahtera

melalui penambahan pengetahuan dan kebiasaan baik melalui

pembacaan buku, baik koran, ataupun majalah. Sebagai sebuah

program, sudut baca telah menjadi program rutin tahunan bagi

Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang, namun dalam

pelaksanaannya program ini mengalami kesulitan dengan tidak adanya

tempat atau ruangan khusus yang dapat digunakan sebagai sudut baca

tempat menyimpan buku-buku yang telah dimiliki Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten Semarang. Buku-buku tersebut kini hanya dapat

(22)

b)Bidang Ekonomi

Mengikuti bazar, menjual hasil karya anggota, dan mengelola

koperasi adalah kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh bidang

ekonomi dalam upaya peningkatan kemampuan ekonomi dan

keterampilan anggota untuk menambah pengahasilan. Menjelang Idul

Fitri, bidang ekonomi Dharma Wanita Kabupaten Semarang

menerima pesanan untuk kebutuhan lebaran dan mengikutsertakan

hasil karya anggota organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang

dalam bazar-bazar yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Semarang. Hasil karya ini dapat berupa tudung saji, tempat air minum

dengan hiasan acrylic, dan juga beraneka makanan (wawancara

dengan Herlina Triyoga). Mengikutsertakan hasil karya anggota

merupakan salah satu usaha Dharma Wanita Kabupaten Semarang

bidang ekonomi untuk menjadi wadah mensejahterakan anggotanya,

karena dengan mengikutsertakan hasil karyanya sendiri para anggota

mendapatkan tambahan penghasilan. Selain itu, bidang ekonomi ini

juga melakukan kegiatan menjual atribut Dharma Wanita Persatuan

berupa agenda (lihat gambar no. 14), lencana, seragam (lihat gambar

no. 15) dan kerudung bagi para anggota organisasi Dharma Wanita

Persatuan.

Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang mempunyai

Koperasi Wanita dengan nomor hukum: 10.686/BH/VI/1986 dengan

nama Koperasi Wanita “Setya Karya”, dengan susunan pengurus

(23)

Ketua : Ibu Meidy Sudarmo

Sekretaris : Ibu Rianto

Bendahara : Ibu Pujiati

Pembantu Umum : Ibu Tuti Erna dan Sdri Ayu Setyawati

Badan Pengawas : Ibu Tenti Harianti dan Ibu Gadis Sultoni

Kegiatan koperasi meliputi kegiatan simpan pinjam dimana terdapat 3

jenis simpanan yang wajib dipenuhi oleh anggota, yaitu pertama,

simpanan pokok sebesar Rp 20.000 diserahkan pada awal mula

menjadi anggota koperasi, simpanan pokok berikutnya tidak

ditentukan jumlah nominalnya. Kedua, simpanan wajib sebesar Rp

5.000 dan simpanan sukarela yang tidak ditentukan jumlahnya.

Kemudian untuk kegiatan pinjaman, tidak ditentukan batas minimum

atau maximum jumlah peminjaman. Pada intinya, kegiatan ini

mengajak setiap anggota untuk memiliki sifat gemar menabung.

Peminjaman dana yang disediakan koperasi juga dapat dimanfaatkan

oleh anggota organisasi yang memiliki kesulitan ekonomi untuk dapat

mengajukan pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Dengan

demikian, koperasi ini pun secara tidak langsung memberikan jalan

bagi anggota untuk mencapai hidup sejahtera yaitu dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya melalui kegiatan simpan pinjam koperasi. (Hasil

wawancara dengan Ayu Setyawati, pada tanggal 26 April 2013)

Bidang ekonomi dalam usahanya mengumpulkan dana bagi

kas Dharma Wanita salah satunya juga dengan usaha menjual lotre

(24)

bidang ekonomi akan menjual lotre dengan harga Rp 1.000 untuk 3

lotre. Setiap anggota Dharma Wanita yang hadir diwajibkan untuk

membeli lotre tersebut. Jika lotre habis terjual dalam satu kali

pertemuan, maka bidang ekonomi biasanya akan mendapat hasil Rp.

40.000 kemudian dipotong untuk mengembalikan uang kas yang

dipakai untuk modal sebesar Rp. 20.000. Hasil bersih kemudian

dikembalikan ke kas untuk menambah jumlah uang kas. Anggota yang

beruntung akan membawa pulang bingkisan yang isinya peralatan

mandi ataupun kebutuhan pokok (lihat gambar no. 16)

Selain mengusahakan dana bagi kas organisasi, bidang

ekonomi secara tidak langsung ikut serta dalam meningkatkan

ekonomi masyarakat. Pada setiap pertemuan Dharma Wanita, di

halaman depan gedung PKK tempat dimana Dharma Wanita

Kabupaten mengadakan kegiatannya, selalu saja ada

pedagang-pedagang yang menawarkan dagangannya. Kesempatan berdagang ini

bermula dari ajakan anggota Dharma Wanita yang menjadi tetangga

ataupun telah mengenal mereka sejak lama untuk berdagang di setiap

pertemuan Dharma Wanita Kabupaten Semarang. Seperti yang

dilakukan oleh Tri Haksanti yang diajak oleh Maskur yang merupakan

Ketua Dharma Wanita dari Unsur Pelaksana Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKD). Selain

menawarkan tas rajut, produk utamanya adalah Lerak “Sekar Tantri”

(lihat lampiran gambar no. 17) produk sabun khusus untuk mencuci

(25)

sempat diundang untuk berbicara mengenai pemeliharaan batik

sekaligus mengenalkan produk buatannya (Hasil wawancara dengan

Tri Haksanti pada tanggal 9April 2013)

Ada pula Asih, yang pada tahun 2013 ini baru pertama kali

berdagang di pertemuan Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Asih

yang berdagang kain Shaha, mengaku pertama kali diajak oleh Tri

yang merupakan anggota Dharma Wanita Unsur Pelaksana Dinas

Sosial (Hasil wawancara dengan Asih pada tanggal 9 April 2013).

Mereka yang kemudian berdagang pada setiap kegiatan Dharma

Wanita, terkadang akan memberikan sekian persen dari hasil

penjualan untuk mengisi kas organisasi Dharma Wanita, jumlah yang

paling besar diterima adalah sebesar Rp 15.000. Hal ini sebenarnya

bersifat sukarela, jadi pemberian tersebut menurut keikhlasan

pedagang (wawancara dengan Herlina Triyoga pada tanggal 8 Mei

2013).

c) Bidang Sosial Budaya

Halal Bihalal dan kegiatan anjangsana menjadi agenda rutin

tahunan bidang sosial budaya organisasi Dharma Wanita Kabupaten

Semarang. Pada tanggal 15 Juli 2009 mengadakan kegiatan

anjangsana bekerjasama dengan panitia Hari Ulang Tahun Dharma

Wanita Persatuan ke-10 tahun 2009 di Panti asuhan Nurul Iza di Desa

Candirejo Kecamatan Ungaran Barat, Desa Plumutan dan Yayasan

Insan Mandiri Masjid Baitul Taqwa. Di Panti asuhan Nurul Iza desa

(26)

Kabupaten Semarang membawa 14 dos mie instan dan 1 dos sabun

mandi, kecap dan teh. Untuk Desa Plumutan, Kecamatan Bancak

dengan membawa 100 paket berisi beras, gula, minyak dan mie instan.

Yayasan Insan Mandiri Masjid Baitul Taqwa desa Dorit Kecamatan

Ungaran Timur, dengan membawa mie instan, pakaian pantas pakai

dan peralatan sholat.

Bersama rombongan Dharma Wanita Persatuan Provinsi

Jawa Tengah pada tahun 2009 para anggota Dharam Wanita

Kabupaten Semarang mengikuti ziarah ke makan Ibu. Hj. Isriati

Moenadi pendiri PKK. Mengadakan siraman rohani pada bulan suci

Ramadhan pada tanggal 4 September 2009 oleh KH. Komami.

Kegiatan siraman rohani ini juga telah menjadi kegiatan rutin tahunan

bidang sosial budaya. Dharma Wanita Kabupaten Semarang

mengadakan ceramah KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dari

RSJD Semarang bekerjasama dengan Dharma Wanita Persatuan Dinas

Kesehatan, dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2009. Kemudian pada

tanggal 9 Juli 2009 Dharma Wanita Kabupaten Semarang bekerjasama

dengan bidang pendidikan mengadakan ceramah kesehatan tentang

kegunaan tanaman hias Sansivera bagi kesehatan bekerjasama dengan

(27)

Pada tanggal 4 Agustus 2009 mengadakan ceramah kesehatan

tentang Penyebaran Virus Flu Babi (H1N1) oleh Dr. Rudy S.Pd

(Anonim, 2009:21-25). Tanggal 26 Agustus 2010, kembali

mengadakan kegiatan anjangsana di Panti Asuhan Abul Yatama

Bawen dan di Desa Lembu Kecamatan Bancak. Tanggal 4 November

2010 mengadakan Donor Darah yang dibuka untuk anggota Dharama

Wanita Kabupaten Semarang dan masyarakat umum, mendapat 19

kantong. Tanggal 4 Februari 2010 mengadakan ceramah tentang Botol

Sehat bertempat di Gedung Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang. Tanggal 4 Maret 2010 mengadakan ceramah kesehatan

tentang kanker serviks yang disampaikan oleh Dr. Umi bertempat di

Gedung Dharma Wanita Kabupaten Semarang.

Tanggal 4 Maret 2010 Dharma Wanita Kabupaten Semarang

bekerjasama dengan PT. ASKES mengadakan Sosialisasi Kartu

ASKES. Pada saat itu PT. ASKES memberikan kesempatan

pemeriksaan kesehatan gratis bagi para anggota Dharma Wanita yang

ingin memeriksakan kesehatannya (wawancara dengan Ayu Setyawati

pada tanggal 26 April 2013). Kemudian pada tanggal 2 September

2010 bertempat di Gedung Dharma Wanita Kabupaten Semarang

mengadakan ceramah kesehatan mengenai HPV bekerjasama dengan

Prodia Kegiatan seperti ini adalah usaha Dharma Wanita untuk

mensejahterakan anggotanya dalam bidang kesehatan. Selain itu,

untuk membekali anggotanya tentang kepedulian lingkungan, anggota

(28)

dari SETDA Kabupaten Semarang bertempat di Hotel Grand Candi

dengan acara Sosialisasi Perlindungan Lapisan Ozon dengan topik

Peran Pemangku Kepentingan Daerah Dalam Upaya Perlindungan

Lapisan Ozon dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim pada

tanggal 22 Maret 2010. (Anonim, 2010:16-20).

Melalui kegiatan-kegitan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang Wuryanti Sudjiwo mengakui bahwa Dharma Wanita Persatuan

Kabupaten Semarang telah menjadi wadah bagi dirinya untuk

mengaktualisasikan diri. Sejak SMP, Wuryanti mengaku senang sekali

dengan kegiatan organisasi, dengan bergabungnya Wuryanti dalam

organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang, Wuryanti dapat

terus menggeluti hobinya ini dengan menjadi pengurus Dharma Wanita

Kabupaten Semarang. Oleh karena itu, Wuryanti selalu bersemangat untuk

datang ke kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang karena

selain menjadi wadah aktualisasi, Wuryanti memperoleh pengetahuan dan

wawasan yang semakin bertambah melalui Dharma Wanita. Disunggung

tentang kesejahteraan yang menjadi misi Dharma Wanita, Wuryanti

mengatakan bahwa kesejahteraan tidak hanya mengenai meteri,

kesejahteraan baginya adalah tentang kepandaian mengelola apa yang telah

dimilikinya dengan baik dan itu diperolehnya melalui Dharma Wanita

Kabupaten Semarang (Wawancara dengan Wuryanti Sudjiwo pada tanggal

(29)

Hal yang sama disampaikan oleh Wahyu dan Slamet Riadi di

kesempatan yang berbeda, mereka mendapatkan banyak pengetahuan

dengan bergabung di organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang.

Wahyu senang dengan kegiatan ceramah dengan topik yang berkaitan

dengan dirinya seperti kesehatan, keagamaan, kecantikan dan kepribadian

“Etika Berpenampilan, Berbusana, dan Etika Berperilaku (Hasil wawancara

dengan Wahyu dan Slamet Riadi pada tangal 4 Mei 2013). Hal ini

berdampak positif jika mereka sedang membicarakan topik-topik tersebut di

luar anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Wahyu dan Slamet

Riadi merasa cepat tanggap dengan topik tersebut. Slamet Riadi juga

mengakui bahwa Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang juga

secara tak langsung menjadi wadah memasarkan olahan pangan ataupun

kerajinan milik anggota yang kadang dititipkan setiap pertemuan organisasi.

Pemasaran dan penjualan ini tidak berhenti di pertemuan organisasi, namun

juga pada bazar ataupaun pasar murah yang sering diikuti Dharma Wanita

Kabupaten Semarang menjelang hari besar seperti Lebaran dan Natal.

Pendapat yang sedikit berbeda disampaikan oleh Ani Sutrianingsih,

bagi Ani mengikuti kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang sangat bermanfaat baginya, terutama menambah pengetahuannya

serta pelepas kejenuhan dan mengisi waktu luangnya sebagai ibu rumah

tangga. Namun saat disinggung tentang kesejahteraan yang dia dapatkan,

Ani mengartikan kesejahteraan pasa nilai-nilai materi dan itu belum

sepenuhnya dia peroleh melalui Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

(30)

D) Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Dharma Wanita Kabupaten Semarang

Dalam melaksanakan peran dan program, Dharma Wanita

Kabupaten Semarang mengalami beberapa hambatan atau kesulitan.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Eppy Agus Purwoko Djati, Ibu

Wuryanti Sudjiwo (tanggal 5 Maret 2013) dan laporan berkala Dharma

Wanita Persatuan Kabupaten Semarang 2009-2010, maka diperoleh

sebab-sebab sebagai berikut:

1. Sulitnya menumbuhkan kesadaran anggota Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten Semarang untuk menghadiri pertemuan atau

rapat setiap bulannya serta kegiatan lainnya karena tidak ada sanksi

apabila tidak mengikuti kegiatan. Ketidakhadiran para anggota

terkadang disebabkan adanya pekerjaan yang tidak bisa

ditinggalkan di tempat kerja, mengingat banyak pula para anggota

yang bekerja di luar rumah ataupaun adanya kepentingan

mendesak lainnya.

2. Seringnya pergantian pengurus antar waktu karena adanya mutasi

pegawai, pensiun ataupun kondisi lainnnya menyebabkan program

kerja mengalami hambatan. Untuk mengatasi hal ini maka para

pengurus sesegera mungkin mengadakan rapat guna memilih

pengurus baru demi kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi.

3. Terbatasnya dana dan sarana yang dimiliki organisasi Dharma

Wanita Persatuan Kabupaten Semarang, sehingga terkadang ada

(31)

periode tersebut dan berusaha ditindaklanjuti pada periode

Gambar

gambar nomor 3 dan 4 yang menunjuk pada kapas dan padi melambangkan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Operasional terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Industri manufaktur sektor industri barang konsumsi sub rokok

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Analisis nilai-nilai budaya karia dapat dijabarkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek pelaksanaan arisan sistem gugur di Koperasi Simpan Pinjam Syariah Sarana Aneka Jasa Batur Kecamatan Ceper Kabupaten

memperoleh pendidikan yang sama dalam masyarakat yaitu pendidikan bisa di akses oleh antar suku, agama dan kelompok secara sama 156. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan,

makin meningkat (salah satunya). Ketiga, Fermentasi artinya buah coklat di buat agar rasanya menjadi lebih enak, agar kualitas coklatnya menjadi lebih bagus. Dalam kenyataan yang

Sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara berbeda-beda baik dari segi jenis dan jumlahnya. Ada negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun ada juga negara

Untuk itu maka selain melakukan penyelidikan waktu dan gerak maka dicari cara-cara lain yang dapat menimbulkan atau meningkatkan semangat dan gairah kerja bagi pekerja-pekerja

Anma gerilimi 36 kV'a kadar OG ring şebekelerinden, AG dağıtım şebekelerini beslemek için, 630 kVA’ ya da 1000 kVA anma gücünde, fabrikada monte edilmiş veya