SISTEM INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
BUKU PROFIL PENATAAN RUANG
PROPIN S I DAERAH IS TIMEWA YOGYAKARTA
2 0 0 3
D E P A R T E M E N P E R M U K I M A N D A N P R A S A R A N A W I L A Y A H
D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G
KATA PENGANTAR
Buku Profil Penataan Ruang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini disusun dalam penyusunan sistem informasi dan dokumentasi yang pada dasarnya merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi penataan ruang daerah. Kegiatan itu sendiri ditujukan untuk melengkapi Direktorat Jenderal Penataan Ruang, khususnya Direktorat Penataan Ruang Wilayah Tengah dengan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun program dan melaksanakan kegiatan Pembinaan Teknis dan bantuan Teknis kepada daerah, baik di tingkat propinsi maupun kabupaten dan kota,
Dalam buku profil penataan ruang ini disampaikan informasi mengenai keadaan tata ruang dan pelaksanaan penataan ruang di daerah. Dimana melalui informasi ini dapat ditarik kesimpulan mengenai permasalahan tata ruang apa yang dihadapi oleh daerah dan program tata ruang seperti apa yang sebaiknya diberikan. Melengkapi informasi ini juga dilampirkan data masukan elementer yang dapat dipergunakan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang oleh daerah terkait. Data tersebut terdiri dari 3 tahun data, yaitu 1995, 2000 dan 2003, dan disusun dalam bentuk basis data spasial dengan format MapInfo.
Penggunaan software MapInfo didasarkan pada pertimbangan bahwa pada saat sekarang ini software GIS yang paling banyak digunakan, baik di dalam maupun di luar lingkungan Departemen Kimpraswil adalah MapInfo. Selain itu data MapInfo sangat mudah untuk ditransfer ke berbagai sistem Software lainnya.
Buku profil ini memang masih jauh dari sempurna dan diharapkan akan dapat terus diperbaharui sehingga informasi di dalamnya akan tetap up to date.
ii
D
AFTARI
SIKATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR PETA ... v
DAFTAR LAMPIRAN... vi
BAB 1 GAMBARAN UMUM 1.1 Kondisi Geografis ...1
1.1.1 Luas dan Administrasi ...1
1.1.2 Hidrogeologi...4
1.1.3 Curah Hujan...4
1.1.4 Suhu Udara...4
1.1.5 Penggunaan Lahan...5
1.2 Sosial dan Kependudukan...6
1.2.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk...6
1.2.2 Sebaran dan Kepadatan Penduduk ...7
1.2.3 Struktur dan Rasio Penduduk ...7
1.2.4 Jumlah Angkatan Kerja dan Mata Pencaharian ...9
1.2.5 Jumlah Penduduk menurut Klasifikasi Kesejahteraan ...10
1.3 Sumberdaya Buatan...10
1.3.1 Jaringan Jalan ...10
1.4 Fasilitas Sosial Ekonomi...11
1.4.1 Pendidikan ...11
1.4.2 Kesehatan...11
1.4.3 Agama...13
BAB 2 PROFIL PENATAAN RUANG
2.1 Pengembangan Koridor Perkotaan Kulon Progo ... 15
2.1.1 Pengembangan Fungsi-fungsi Perkotaan... 15
2.1.2 Pengembangan Tata Ruang... 16
2.1.3 Pembangunan berbasis Wilayah... 16
2.1.4 Pelayanan Prasarana Perkotaan ... 17
2.2 Pengembangan APY Wilayah Sleman ... 18
2.2.1 Fungsi-fungsi Perkotaan... 18
2.2.2 Tata Ruang... 19
2.2.3 Pelayanan prasarana perkotaan ... 20
2.3 Pengembangan APY Wilayah Bantul ... 21
2.3.1 Fungsi-fungsi Perkotaan... 21
2.3.2 Pengembangan Tata Ruang... 22
2.3.3 Pelayanan Prasarana Perkotaan ... 23
2.4 Pengembangan Kabupaten Gunungkidul ... 24
2.4.1 Fungsi-fungsi Pembangunan... 24
2.4.2 Tata Ruang... 25
2.4.3 Fasilitas dan Pelayanan Prasarana... 25
2.5 Pengembangan Aglomerasi Perkotaan Wonosari... 26
2.5.1 Pengembangan Fungsi-fungsi Pembangunan ... 26
2.5.2 Tata Ruang... 27
2.5.3 Pembangunan Berbasis Wilayah... 27
2.5.4 Pelayanan dan Fasilitas Prasarana... 28
BAB 3 POTENSI PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN 3.1 Potensi Propinsi D.I Yogyakarta ... 31
3.1.1 Potensi Umum... 31
3.1.2 Kawasan Prioritas ... 33
3.2 Permasalahan... 35
3.2.1 Masalah-masalah Umum ... 35
3.2.2 Permasalahan Kawasan Prioritas... 35
3.2.3 Permasalahan Penataan Ruang... 37
3.2.4 Permasalahan-permasalahan Hasil Konreg 2003... 37
3.3 Kebijakan-kebijakan Pemerintah ... 39
3.3.1 Kebijakan Hasil Konreg Tahun 2001 ... 39
iv
D
AFTART
ABELTabel 1.1 Luas Lahan di Kabupaten/Kota di Propinsi D.I Yogyakarta ... 4
Tabel 1.2 Jumlah Kecamatan, Kelurahan/Desa D.I.Yogyakarta 2001 ... 4
Tabel 1.3 Rata-rata Curah Hujan di Propinsi D.I. Yogyakarta ... 4
Tabel 1.4 Suhu Udara per Bulan Tahun 2001 ... 5
Tabel 1.5 Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Tahun 1998 - 2000... 5
Tabel 1.6 Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan... 5
Tabel 1.7 Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah 1998 - 2000... 6
Tabel 1.8 Luas Hutan menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan Tahun 2000 ... 6
Tabel 1.9 Jumlah Penduduk 1990/2000... 7
Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk 1998-2001... 7
Tabel 1.11 Penduduk Menurut Kelompok Umur 19907/20001... 9
Tabel 1.12 Jumlah Penduduk Angkatan kerja Tahun 2000 ... 9
Tabel 1.13 Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Bekerja ... 9
Tabel 1.14 Jumlah Penduduk menurut Klasifikasi Kesejahteraan 2001... 10
Tabel 1.15 Panjang Jalan Negara Tahun 2000 ... 10
Tabel 1.16 Panjang Jalan Negara Tahun 2000 ... 10
Tabel 1.17 Jumlah Sekolah 2001/2002... 11
Tabel 1.18 Jumlah Rumah Sakit Tahun 2000 ... 11
Tabel 1.19 Jumlah Puskesmas Tahun 2000... 13
Tabel 1.20 Jumlah Tenaga Medis Tahun 2000 ... 13
Tabel 1.21 Jumlah Pemeluk Agama Tahun 2001 ... 14
Tabel 1.22 Jumlah Tempat Peribadatan Tahun 2001 ... 14
D
AFTARPE
TA1. Peta Propinsi D.I Yogyakarta ...2
2. Peta Administratif Propinsi D.I Yogyakarta ...3
3. Peta Kepadatan Penduduk Propinsi D.I Yogyakarta...8
4. Peta Sistem Kota-kota Propinsi D.I Yogyakarta ...32
5. Peta Kawasan Andalan dan Kawasan Lindung Propinsi D.I Yogyakarta...34
6. Peta Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung Propinsi D.I Yogyakarta ...36
7. Peta Masalah Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah Propinsi D.I Yogyakarta ...38
8. Peta Program Tata Ruang yang Diperlukan Propinsi D.I Yogyakarta...41
vi
D
AFTARL
AMPIRANLampiran I Data Penataan Ruang Tahun 1995
Lampiran II Data Penataan Ruang Tahun 2000
BAB 1
GAMBARAN UMUM
etak Propinsi D.I Yogyakarta 70 33‘ LU dan 80 12‘ LS dan antara 1100 0’ Bujur Timur dan 1100 50’ Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km2. Daerah Istimewa Yogyakarta di bagian selatan di batasi lautan Indonesia, sedangkan bagian timur laut, tenggara, barat, barat laut dibatasi oleh wilayah Propinsi Jawa Tengah meliputi : Kabupaten Klaten di sebelah timur laut; Kabupaten Wonogiri di sebelah tenggara; Kabupaten Purworejo di sebelah barat; Kabupaten Magelang di sebelah barat laut.
1.1
KONDISI GEOGRAFIS
Kondisi geografis di Propinsi D.I Yogyakarta meliputi luas lahan, hidrogeologi, dan iklim.
1.1.1
L
UAS DANA
DMINISTRASILuas Propinsi D.I Yogyakarta ± 3.185,80 Km2. Adapun luas Propinsi serta kabupaten/kota dan persentase kabupaten/kota di Propinsi D.I Yogyakarta dapat dilihat pada tabel halaman berikut.
2
2
Peta Ketinggian DIY.WOR PETA
PROPINSI DI YOGYAKARTA
.
Prop. Jawa Tengah
Samudra Hindia
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
5
Jalan Arteri
Jalan Kolektor 2
10 Km
Rel KA Jalan Kolektor 3 Jalan Kolektor 1
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIRTEKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
%
Prop. Jawa Tengah
Samydra Hindia
Prop. Jawa Tengah 110 BT
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
5
Jalan Arteri
Jalan Kolektor 2 10 Km
Rel KA Jalan Kolektor 3 Jalan Kolektor 1
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIRTEKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
PETA ADMINISTRATIF PROPINSI DI YOGYAKARTA
Peta Administratif DIY.WOR
Batas Kecamatan
Turi Pakem Cangkringan
4 Tabel 1.1 Luas Lahan di Kabupaten/Kota di Propinsi D.I Yogyakarta
Kabupaten/Kota Luas Daerah ( Ha)
Persentase Terhadap Propinsi
1 Kulonprogo 586,27 18,40
2 Bantul 506,85 15,91
3 Gunungkidul 1.485,36 46,62
4 Sleman 574,82 18,04
5 Yogyakarta 32,50 1,02
D.I Yogyakarta 3.185,80 100,00
Dalam hal administrasi pemerintahan, Propinsi D.I Yogyakarta terbagi dalam 4 Kabupaten dan 1 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri dari 75 kecamatan, 438 desa/kelurahan.
Tabel 1.2 Jumlah Kecamatan, Kelurahan/Desa dan Luas Daerah menurut Kab/Kota di Propinsi D.I.Yogyakarta 2001
No Kab/Kota Kecamatan Kelurahan/Desa Luas Area (m2)
1 Kulonprogo 12 88 586.27
2 Bantul 17 75 506.85
3 Gunungkidul 18 144 1485.36
4 Sleman 17 86 574.82
5 Yogyakarta 14 45 32.5
Propinsi DIY 78 438 3185.8
1.1.2
H
IDROGEOLOGIKondisi hidrogeologi di Propinsi D.I Yogyakarta rata-rata akuifer produktivitas dengan penyebaran luas meliputi wilayah Wonosari, Bantul. Untuk mengetahui kondisi hidrologi secara keseluruhan dapat dilihat pada peta hidrogeologi berikut ini.
1.1.3
C
URAHH
UJANCurah hujan rata-rata perbulan di D.I Yogyakarta menurut kabupaten/kota yang palinpg tinggi adalah kota Yogyakarta. untuk lebih lanjut data curah hujan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.3 Rata-rata Curah Hujan per Bulan di Propinsi D.I. Yogyakarta menurut Kab/Kota (mm) Tahun 2001
Kab/Kota No Bulan
Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta
1 Januari 240 350 296 346 492.7
2 Februari 579 295 481 381 271.4
3 Maret 270 544 132 351 465.9
4 April 388 170 90 356 335.2
5 Mei 205 50 16 205 46.2
6 Juni 193 80 68 129 82.8
7 Juli 72 13 30 15 30
8 Agustus - - - - -
9 September - - - - -
10 Oktober 300 210 202 516 212.3
11 November 250 300 310 443 200.9
12 Desember 125 150 315 169 190.8
1.1.4
S
UHUU
DARATabel 1.4 Suhu Udara per Bulan di Propinsi D.I Yogyakarta (derajat Celsius) Tahun 2001
Suhu Udara No. Bulan
Minimum Maksimum Rata-rata
1 Januari 23.8 30.4 25.4
Luas lahan sawah dan bukan sawah di D.I Yogyakarta untuk tahun 2000 adalah 58.858 Ha, sedangkan untuk penggunaan lahan bukan sawah adalah 318.580 ha.
Tabel 1.5 Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 1998 - 2000
Luas Lahan
Luas penggunaan lahan sawah menurut jenis pengairan di D.I Yogyakarta tahun 2000 untuk irigasi teknis seluas 18.346 Ha, irigasi 1/2 teknis seluas 23.678 ha, irigasi sederhana 6.403 ha, dan irigasi desa seluas 1.790 ha.
Tabel 1.6 Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan dan Kabupaten/Kota di Propinsi D.I. Yogyakarta 1998 - 2000
Kabupaten/Kota Penggunaan
Lahan Sawah
Kulon
progo Bantul
Gunung
kidul Sleman Yogyakarta
Berpengairan 9,199.00 14,325.00 3,649.00 22,889.00 155.00
kayu-6 kayuan rakyat, hutan negara, perkebunan negara lain-lain dan lain-lainnya
seluas 671 ha. yang diantaranya rawa-rawa, tambak, dan kolam/empang.
Tabel 1.7 Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah Menurut Jenis Pengairan dan Kabupaten/Kota di Propinsi D.I. Yogyakarta 1998 - 2000
Kabupaten/Kota Penggunaan Non
Lahan Sawah Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta
Lahan Kering 47,464.00 34,150.00 140,722.00 33,628.00 3,087.00 1 Pekarangan 19,590.00 20,034.00 24,941.00 18,772.00 2,715.00 2 Tegal/Kebun 18,225.00 6,774.00 67,866.00 6,394.00 4.00
3 Ladang/huma 322.00
4 Padang rumput
5 Lahan sementara 991.00
tidak diusahakan
6 hutan rakyat 2,621.00 1,899.00 17,474.00 1,592.00
7 Hutan negara 1,048.00 1,053.00 13,745.00 1,335.00 368.00
8 Perk. negara 113.00
9 Lain-lain 5,980.00 4,390.00 15,270.00 5,535.00 Lahan lainnya 18.00 95.00 179.00 371.00 8.00
1 Rawa-rawa 8.00
2 Tambak 15.00
3 Kolam/empang 18.00 72.00 371.00 8.00
Jumlah 47,482.00 34,245.00 140,901.00 33,999.00 3,095.00
Luas hutan menurut tata guna hutan kesepakatan di Propinsi D.I Yogyakarta seluas 17.064,36 Ha yang terdiri dari hutan tetap seluas 16.442,11 Ha; Hutan pendidikan seluas 622,25 Ha. Sebaran hutan tetap berada di semua kabupaten kecuali kota Yogyakarta, sedangkan untuk hutan pendidikan sebarannya hanya ada di Kabupaten Gunungkidul.
Tabel 1.8 Luas Hutan menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan dan Kabupaten/Kota di Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2000
Tata Guna Hutan Kabupaten/kota
Hutan Tetap Hutan Produksi Hutan Pendidikan
1 Kulonprogo 1,045.40 - - 2 Bantul 1,052.60 - - 3 Gunungkidul 12,599.25 - 622.25 4 Sleman 1,744.86 - - 5 Yogyakarta - -
Propinsi D.I. Yogyakarta 16,442.11 - 622.25
1.2
SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
1.2.1
J
UMLAH DANP
ERTUMBUHANP
ENDUDUKTabel 1.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 1990/2000
1990 2000 No Kab/Kota
Jumlah % Jumlah %
Pertumbuhan Penduduk
1 Kulonprogo 372.321 12.78 370.965 11.88 -0.04
2 Bantul 696.944 23.92 781.059 25.02 1.19
3 Gunungkidul 651.016 22.35 670.544 21.48 0.31
4 Sleman 780.381 26.79 901.735 28.89 1.51
5 Yogyakarta 412.392 14.16 397.398 12.73 -0.38
Propinsi DIY 2.913.054 100 3.121.701 100 0.72
1.2.2
S
EBARAN DANK
EPADATANP
ENDUDUKSebaran penduduk di Propinsi DI Yogyakarta berpusat di kota-kota kabupaten maupun di pusat kota Yogyakarta, dan kota-kota kecamatan. Adapun sebaran penduduk dengan intensitas paling besar berada di pusat Yogyakarta. Sebaran penduduk di Propinsi DI Yogyakarta berpusat di kota-kota kabupaten maupun di pusat kota-kota Yogyakarta, dan kota-kota-kota-kota kecamatan. Adapun sebaran penduduk dengan intensitas paling besar berada di pusat Yogyakarta. Selama kurun waktu 1998 - 2001 prosentase kepadatan penduduk Propinsi D.I Yogyakarta mengalami kenaikan khususnya pada tahun 2000 sebesar 1 % (kepadatan 1034,31 jiwa/km2). Pada tahun 2000 kepadatan kabupaten/kota yang besar adalah Kota Yogyakarta dengan kepadatan 15.413.82 jiwa/km2.
Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota 1998-2001
Luas No Kab/Kota
(km) %
1998 1999 2000 2001
1 Kulonprogo 586.28 18.40 742.35 746.96 751.71 757.01
2 Bantul 506.85 15.91 1501.22 1513.34 1525.42 1539.27
3 Gunungkidul 1485.36 46.62 495.70 497.70 500.41 502.54
Luas No Kab/Kota
(km) %
1998 1999 2000 2001
4 Sleman 574.82 18.04 1433.95 1450.20 1468.42 1490.13
5 Yogyakarta 32.5 1.02 17798.50 14988.15 15197.02 15413.82
Propinsi DIY 3185.81 100 1016.27 1024.84 1034.31 1044.62
1.2.3
S
TRUKTUR DANR
ASIOP
ENDUDUKM
ENURUTK
ELOMPOKU
SIA DANJ
ENISK
ELAMINMenurut sensus penduduk tahun 1990 rasio jumlah penduduk perempuan terhadap laki-laki adalah setiap 967 penduduk pria dengan jumlah perempuan ada 1000. Pada tahun ini jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki, sedangkan untuk tahun 2000 juga jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki.
%
Prop. Jawa Tengah
Samydra Hindia
Prop. Jawa Tengah
110 BT
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
5
Jalan Arteri
Jalan Kolektor 2 10 Km
Rel KA Jalan Kolektor 3 Jalan Kolektor 1
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIRTEKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
11 - 25 jiwa/ha
Tidak ada data 0 - 10 jiwa/ha 51 - 100 jiwa/ha 26 - 50 jiwa/ha
Peta Administratif DIY.WOR
PETA KEPADATAN PENDUDUK PROPINSI DI YOGYAKARTA
> 100 jiwa/ha
Tabel 1.11 Jumlah Penduduk Berdasarkan Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 19907/20001
Laki-laki Perempuan Jumlah Kelompok
Umur 1990 2000 1990 2000 1990 2000
0 - 4 114070 115997 112067 110898 226137 226895
5 - 9 147431 120805 140733 113766 288164 234571
10 - 14 158531 121140 150938 115630 309469 236770
15 - 19 163125 161118 148988 155036 312113 316154
20 - 24 146966 172438 145116 158359 292082 330797
25 - 29 118730 130385 122522 129366 241252 259751
30 - 34 101888 122855 111169 129652 213057 252507
35 - 39 90053 113370 87855 121311 177908 234681
40 - 44 62028 103548 72381 106638 134409 210186
45 - 49 68376 84965 74887 84418 143263 169383
50 - 54 63507 63751 73104 70759 136611 134510
55 - 59 52265 60017 64316 64909 116581 124926
60 - 64 52925 57472 57257 65730 110182 123202
65 - 69 36522 43609 44126 54109 80648 97718
70 - 74 27183 37882 31325 43501 58508 81383
74 + 28386 37509 43841 49535 72227 87044
Jumlah 1431986 1546861 1480625 1573617 2912611 3120478
1.2.4
J
UMLAHA
NGKATANK
ERJA DANM
ATAP
ENCAHARIANP
ENDUDUKDIY
Jumlah penduduk angkatan kerja untuk tahun 2000 berjumlah 2.392.867 jiwa dengan proporsi perempuan berjumlah 1.201.808 jiwa dan laki-laki berjumlah 1.191.059 jiwa. Sedangkan usia lainnya dianggap bukan usia produktip lagi yaitu umur antara 0 – 9 tahun dan usia diatas 65 ke atas.
Tabel 1.12 Jumlah Penduduk Angkatan kerja (usia di atas 10 tahun ke atas) tahun 2000
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0 - 4 115,997 110,898 226,895 5 - 9 120,805 113,766 234,571 10 - 14 121,140 115,630 236,770 15 - 19 161,118 155,036 316,154 20 - 24 172,438 158,359 330,797 25 - 29 130,385 129,366 259,751 30 - 34 122,855 129,652 252,507 35 - 39 113,370 121,311 234,681 40 - 44 103,548 106,638 210,186 45 - 49 84,965 84,418 169,383 50 - 54 63,751 70,759 134,510 55 - 59 60,017 64,909 124,926 60 - 64 57,472 65,730 123,202 65 - 69 43,609 54,109 97,718 70 - 74 37,882 43,501 81,383 74 + 37,509 49,535 87,044
Jumlah 1,546,861 1,573,617 3,120,478
Mata pencaharian penduduk di Propinsi D.I Yogyakarta mayoritas pada bidang pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan.
Tabel 1.13 Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Propinsi D.I. Yogyakarta
Penduduk Lapangan Usaha Utama
Jumlah %
1 Pertanian 720,383 43
2 Pertambangan & Penggalian 4,876 0 3 Industri Pengolahan 215,474 13
10
Penduduk Lapangan Usaha Utama
Jumlah %
5 Bangunan 102,733 6
6 Perdagangan 312,360 19
7 Angkutan, pergudangan, 60,605 4 dan Komunikasi
8 Keuangan, asuransi, 27,737 2
persewaan bangunan
9 Jasa Kemasyarakatan 218,191 13
Jumlah 1.663.503 100
1.2.5
J
UMLAHP
ENDUDUK MENURUTK
LASIFIKASIK
ESEJAHTERAANDi Propinsi D.I Yogyakarta untuk tahun 2000 jumlah keluarga pra sejahtera berjumlah 174.020 keluarga. Dari jumlah tersebut terdapat dua klasifikasi yaitu menurut ekonomi berjumlah 127.223 jiwa dan non ekonomi 46.797 jiwa. Prosentase jumlah keluarga prasejahtera tersebut sebesar 21.36 %.
Tabel 1.14 Jumlah Penduduk menurut Klasifikasi Kesejahteraan dan Kabupaten/Kota 2001
Kab/Kota Tahapan Keluarga Sejahtera Pra Sejahtera Sejahtera I Eko N. Ek Jumlah Ekon N. Ek Jumlah
Kulonprogo 34825 10527 45352 14272 11957 26229
Bantul 21101 11551 32652 20129 29041 49170
Gunungkidul 51160 18628 69788 32003 24665 56668
Sleman 16916 5066 21982 29734 26286 56020
Yogyakarta 3221 1025 4246 12673 16983 29656
Propinsi DIY 127223 46797 174020 108811 108932 217743
1.3
SUMBERDAYA BUATAN
1.3.1
J
ARINGANJ
ALANA. Jenis Permukaan
Panjang jalan negara di Propinsi Yogyakarta pada tahun 2000 sepanjang 193,5 km dengan jenis permukaan yang diaspal.
Tabel 1.15 Panjang Jalan Negara Menurut Keadaan Jalan dan Kabupaten/Kota di Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2000
Kabupaten/Kota Keadaan Jalan
Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta
Jenis Permukaan 28.1 31.9 55.6 59.9 18.0
1 Diaspal 28.1 31.9 55.6 59.9 18.0
2 Kerikil 3 Tanah 4 Tidak terinci
B. Kondisi
Jalan
Panjang jalan dengan kondisi jalan negara dengan klasifikasi baik (147.4 km); sedang (42.6 km), dan rusak (3.5 km)
Tabel 1.16 Panjang Jalan Negara Menurut Keadaan Jalan dan Kabupaten/Kota di Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2000
Kabupaten/Kota
Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Keadaan Jalan
Kondisi Jalan
28.0 31.9 55.6 59.9 18.0
1 Baik 22.9 29.6 38.0 41.4 15.5
2 Sedang 5,01 1.9 17.6 15.5 2.5
Kabupaten/Kota
Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Keadaan Jalan
Kondisi Jalan
28.0 31.9 55.6 59.9 18.0
4 Tidak Terinci
1.4
FASILITAS SOSIAL EKONOMI
1.4.1
P
ENDIDIKANJumlah sekolah di Yogyakarta pada tahun 2001/2002 berjumlah 5021 sekolah dengan rincian TK, SD, SMP, dan SMA. Lebih rinci jumlah sekolah yang ada di Propinsi D.I. Yogyakarta ini bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.17 Jumlah Sekolah menurut Tingkatan Sekolah dan Kabupaten/Kota 2001/2002
Kabupaten/Kota
Klnprogo Bantul Gng. Kidul Sleman Yogyakarta
Dikbud
982 1155 1089 1212 583
1. a. TK Negeri 1 1 1 3 3
b. TK Swasta 471 462 378 449 193
2. a. SD Negeri 327 452 500 436 148
b. SD Swasta 63 65 53 100 88
3. a. SLTP Negeri 36 48 49 54 16
b. SLTP Swasta 37 51 53 50 45
4. a. SMU Negeri 11 18 12 17 11
b. SMU Swasta 8 21 20 35 39
SMKN
Negeri-Swasta 22 25 20 48 34
6. a. SLB Negeri 0 2 0 0 3
b. SLB Swasta 6 10 3 20 3
Non Dikbud 42 54 110 44 15
1. SD 25 26 77 17 2
2. SLTP 12 22 28 17 7
Kabupaten/Kota
Klnprogo Bantul Gng. Kidul Sleman Yogyakarta
3. SMU 5 6 5 10 6
1.4.2
K
ESEHATANJumlah rumah sakit yang ada di Propinsi D.I. Yogyakarta ada 30 rumah sakit. Jumlah tersebut terdiri dari rumah sakit pemerintah berjumlah 9 dan rumah sakit swasta berjumlah 21 buah. Adapun kapasitas tempat tidur dari jumlah rumah sakit tersebut adalah 3.398 tempat tidur.
Tabel 1.18 Jumlah Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur menurut Kabupaten/Kota Tahun 2000
Rumah Sakit No Kab/Kota
Pemerintah Swasta Jumlah
1 Kulonprogo 1 1 2
2 Bantul 1 2 3
3 Gunungkidul 1 1
4 Sleman 4 6 10
5 Yogyakarta 2 12 14
12 Untuk fasilitas kesehatan lain yaitu puskesmas di Propinsi D.I. Yogyakarta
untuk puskesmas umum (126), RR1 (30), keliling dengan roda 4 (127 unit)
Tabel 1.19 Jumlah Puskesmas menurut Kabupaten/Kota 2000
Puskesmas No Kab/Kota
Umum RR1 Tempat
Tidur Pembantu Keliling Roda 4
Jumlah tenaga medis menurut pendidikan dan unit kerja di Propinsi D.I Yogyakarta dapat dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.20 Jumlah Tenaga Medis menurut Pendidikan dan Unit Kerja Tahun 2000
Unit Kerja No Pendidikan
Pemerintah Swasta PTT Jumlah
Unit Kerja No Pendidikan
1.4.3
A
GAMAJumlah pemeluk agama Islam di Propinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2001 berjumlah 3.059.957 jiwa, Kristen 89.924, Katolik 158.962, Hindu 6.209, Budha 5.728 jiwa.
Tabel 1.21 Jumlah Pemeluk Agama menurut Golongan dan Kabupaten/Kota 2001
No Kab/Kota Islam Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah
1 Kulonprogo 415547 8639 21918 7 859 446970
2 Bantul 752758 9921 20292 786 212 783969
3 Gunungkidul 716921 14354 13820 1776 741 747612
4 Sleman 773566 24081 48112 814 738 847311
5 Yogyakarta 401165 32929 54820 2826 3178 495021
Propinsi DIY 3059957 89924 158962 6209 5728 3320883
Tempat beribadat yang ada di Propinsi D.I Yogyakarta untuk Islam yaitu masjid, mushola, dan langgar; Kristen, yaitu : gereja, kapel; Katolik, yaitu gereja, kapel; Hindu : pura, sanggar; Budha : cetya, wihara.
Tabel 1.22 Jumlah Tempat Peribadatan menurut Jenisnya dan Kabupaten/Kota 2001
Kabupaten/Kota Tempat
Peribadatan
Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Propinsi
Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Propinsi
1.5
PEREKONOMIAN
Selama kurun 1999 sampai 2000 lapangan usaha pertanian memberikan kontribusi yang paling besar terhadap PDRB D.I Yogyakarta, yaitu 2.587.681 milyar, 2.725.286 milyar. Adapun sumbangan lapangan usaha terhadap perekonomian D.I Yogyakarta selanjutnya adalah perdagangan, hotel, dan restauran; dan industri pengolahan.
Kontribusi PDRB sektor pertanian yang memberikan paling besar terhadap ekonomi Propinsi DI Yogyakarta menggambarkan bahwa mayoritas penduduk wilayah tersebut bekerja pada bidang pertanian. Adapun Sub sektor pertanian yang ada yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.
Tabel 1.23 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Di D.I Yogyakarta Tahun 1999 – 2001 (milliar rupiah)
No Lapangan Usaha 1999 2000
01 Pertanian 2.587.681 2.725.286
1 Tanaman Bahan Makanan 2.076.962 2.090.900
14
No Lapangan Usaha 1999 2000
3 Peternakan 265.486 372.477
4 Kehutanan 160.568 163.762
5 Perikanan 25.182 33.982
02 Pertambangan dan Galian 170.776 182.616 03 Industri Pengolahan 1.874.604 2.127.025 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 84.479 99.685
05 Bangunan 826.970 941.717
06 Perdagangan, Hotel, dan Restauran 2.188.652 2.473.179 07 Pengangkutan dan Komunikasi 1.112.647 1.248.959 08 Keuangan dan Persewaan dan Jasa
Perusahaan
1.033.170 1.084.357
09 Jasa-jasa 1.883.604 2.084.215
BAB 2
PROFIL PENATAAN RUANG
rofil Penataan Ruang D.I Yogyakarta tidak diwujudkan lazimnya Propinsi lain
yaitu berupa Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi akan tetapi diwujudkan
dalam Buku Agenda. Buku agenda Propinsi D.I Yogyakarta disusun per kabupaten
yang terdiri Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Gunungkidul. Adapun strategi agenda pembangunan D.I Yogyakarta
meliputi pengembangan fungsi-fungsi perkotaan, pengembangan tata ruang,
pelayanan prasarana perkotaan, peningkatan pengelolaan perkotaan.
2.1
PENGEMBANGAN KORIDOR PERKOTAAN KULON
PROGO
2.1.1
P
ENGEMBANGANF
UNGSI-
FUNGSIP
ERKOTAANKoridor perkotaan Kulon Progo merupakan pusat pengembangan perkotaan
mengingat akumulasi penduduk, simpul-simpul pelayanan dan kegiatan
ekonomi, sosial, dan budaya. Kawasan perkotaan ini merupakan generator
bagi pengembangan fungsi-fungsi pembangunan.
A. Sasaran Pengembangan Perkotaan
Adapun sasaran fungsi-fungsi pembangunan di koridor perkotaan Kulon
Progo yaitu :
1. Konsolidasi pengembangan fungsi-fungsi pembangunan di Kawasan
16
2. Mendorong pengembangan fungsi-fungsi baru yang menumbuhkan
bangkitan kegitan.
B. Strategi
Pengembangan
Perkotaan
Strategi fungsi-fungsi perkotaan diarahkan untuk :
9 Pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan masyakarat;
9 Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat;
9 Peningkatan kuaolitas pelayanan pendidikan;
9 peningkatan koordinasi dan kerjasama antar pelaku pembangunan;
9 pengembangan hutan/taman kota Wates.
2.1.2
P
ENGEMBANGANT
ATAR
UANGKawasan koridor perkotaan Kulon Progo meliputi Kecamatan Sentolo,
Pengasih, Wates, dan Temon.
A. Sasaran Pengembangan Tata Ruang
Adapun sasaran pengembangan tata ruang kawasan koridor perkotaan
Kulon Progo, adalah :
3. Konsolidasi sistem tata ruang yang ada dalam konteks regional
Kulon Progo dan D.I Yogyakarta;
4. Konsolidasi tata ruang dalam kaitannya dengan perubahan
pendekatan pengagendaan pembangunan, termasuk pendekatan
perwilayahan.
B. Strategi Pengembangan Tata ruang
Untuk mencapai sasaran pengembangan tata ruang koridor perkotaan
Kulon Progo langkah-langkah yang diperlukan yaitu :
1. Penerapan sistem pengelolaan tata ruang koridor perkotaan Kulon
Progo yang lebih bertumpu pada kaidah-kaidah fungsional daripada
kaidah adminstrasi;
2. Penerapan pendekatan kewilayahan dalam konteks peng-agendaan
pembangunan kawasan fungsional;
3. Zoning pengembangan fungsi-fungsi pembangunan termasuk
pencadangan lahan untuk pengembangan kegiatan perkotaan;
4. Penggunaan pendekatan insentif – disentif dalam penataan ruang
perkotaan.
Untuk program pengembangan tata ruang diarahkan sebagai berikut:
9 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Koridor Perkotaan
Kulon Progo;
9 Penyusunan rencana teknis ruang kawasan industri Sentolo
(termasuk Tuksono, Salamrejo, dan Banguncipto);
9 Penyusunan Rencana teknis ruang kota Wates;
9 Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kota Sentolo; dan
9 Kajian Tata Ruang Kawasan Hijau Koridor Perkotaan Kulon Progo.
2.1.3
P
EMBANGUNAN BERBASISW
ILAYAHA. Sasaran Pembangunan Berbasis Wilayah
Sasaran dan strategi pengembangan berbasis wilayah, yaitu :
9 Perbaikan ekonomi melalui partisapasi swasta. Adapun indikatornya
adalah perbaikan ekonomi, pertumbuhan berkelanjutan,
kemakmuran, investasi sektor swasta dalam pembangunan fasilitas
komersial serta infrastruktur publik;
9 Penataan kembali ruang kota melalui fasilitas publik meliputi
perbaikan fisik jalan, jalur pejalan kaki, pengadaan fasilitas toilet
umum yang sehat, pengumpulan sampah dan fasilitas komunikasi;
9 Penghijauan kota melalui penataan ruang terbuka dan lansekap.
Adapun indikator yaitu : lebih banyak taman kota, ruan terbuka
hijau, jalur hijau peneduh jalan, penataan ruang jalan, iklim mikro
yang stabil, dan udara yang bersih.
A. Strategi Pembangunan Berbasis Wilayah
Program pembangunan berbasis wilayah diarahkan untuk :
9 Pengembangan kawasan perdagangan kota Wates;
9 Peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah;
9 Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana jalan dan transportasi;
9 Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana umum;
9 Peningkatan penghijauan di Pusat Kota Wates;
9 Pengembangan kawasan pasar Wates;
9 Penghijauan kawasan pasar;
9 Peningkatan lingkungan permukiman di Kota Wates;
9 Peningkatan kualitas dan kuantitas saluran air hujan dan sanitasi
permukiman; dan
9 Peningkatan kualitas fisik rumah tinggal khususnya bangunan semi
permanen dan bangunan temporer.
2.1.4
P
ELAYANANP
RASARANAPE
RKOTAANJumlah penduduk dikawasan perkotaan memerlukan layanan dan fasilitas
prasarana yang memadai.
A. Sasaran Pelayanan Prasarana Perkotaan
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut sasaran pengembangan fasilitas
dan pelayanan prasarana di kawasan koridor perkotaan Kulon Progo,
yaitu :
1. konsolidasi pengembangan pelayanan dan fasilitas prasarana dalam
rangka mendukung pengembangan fungsi;
2. mempertahankan cakupan layanan prasarana dan sarana wilayah
terutama sarana dan prasarana yang menunjang aksesibilitas
pergerakan barang dan orang, kesejahteraan masyarakat termasuk
kualitas lingkungan yang memadai.
B. Strategi Pelayanan Prasarana Perkotaan
Adapun langkah dan strategi untuk pencapaian sasaran tersebut adalah:
1. jalan dan transportasi. Mempertahankan prasarana yang ada dan
meningkatkan sistem jalan dan trasnportasi sehingga handal dan
berkemampuan tinggi dalam meningkatkan mobilitas manusia,
barang dan jasa, khususnya yang menunjang peran kawasan
koridor perkotaan Kulon Progo sebagai simpul pengembangan
kawasan di Kulon Progo.
2. permukiman dan peremajaan permukiman perkotaan, yaitu dengan
mempertahankan stok rumah yang ada dengan jalan peningkatan
kualitas bangunan yang ada dengan jalan peningkatan kualitas
bangunan yang ada, menyerahkan penyediaan perumahan bagi
rumah tangga berpendapatan menengah keatas pada mekanisme
pasar serta membantu rumah tangga berpendapatan rendah;
3. mengoptimalkan fungsi dan sistem drainage yang ada dengan
meningkatkan operasi dan pemeliharaan, pengembangan saluran
pusat-18 pusat pelayanan, serta meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta.
4. meningkatkan pelayanan air bersih sistem perpipaan dengan suplai
air yang berkualitas baik, kuantitas cukup dan kontinuitas baik serta
pengeloaan yang berorientasi pada pelayanan.
5. mendorong penggunaan model instalasi pengolah limbah domestik
dan non domestik yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik fisik
kawasan koridor perkotaan Kulon Progo
6. optimalisasi cakupan pelayanan persampahan sistem terpusat pada
zona pengembangan perkotaan serta mendorong pengelolaan
selaras lingkungan untuk persampahan sistem pada zona hijau.
Program pengembangan prasarana perkotaan diarahkan untuk :
9 Penyusunan masterplan perumahan Rencana Pengembangan
Perumahan Daerah Kabupaten Kulon Progo;
9 Penyehatan Lingkungan Perumahan;
9 Peningkatan sarana prasarana dasar mikro pendukung ligkungan
permukiman;
9 Penataan bangunan;
9 Pembinaan perbaikan perumahan dan permukiman terpadu
9 Peningkatan pengelolaan kepemilikan lahan di perkotaan;
9 Rehabilitasi rumah tipe C; dan
9 Pembangunan unit rumah baru sangat sederhana.
Program pengembangan jalan dan transportasi diarahkan untuk :
9 Pemeliharaan rutin jalan kabupaten;
9 Pemeliharaan jalan berkala;
9 Pemeliharaan rutin jalan Propinsi;
9 Pemeliharaan rutin jalan nasional;
9 Peningkatan dan pengembangan jalan;
9 Pengembangan pelayanan angkutan kereta api;
9 Pembangunan jalan baru Gothakan – Demangrejo;
9 Pembangunan jalan baru menuju Rumah Sakit;
9 Pembebasan tanah untuk terminal dan shelter, dan bundaran.
2.2
PENGEMBANGAN AGLOMERASI PERKOTAAN
YOGYA-KARTA WILAYAH SLEMAN
2.2.1
F
UNGSI-
FUNGSIP
ERKOTAANPeran dan fungsi aglomerasi perkotaan Yogyakarta wilayah Sleman adalah
sebagai bagian dari pusat pengembangan perkotaan regional DI. Yogyakarta.
A. Sasaran Fungsi Perkotaan
Adapun sasaran yang diperlukan untuk aglomerasi perkotaan Yogyakarta
Wilayah Sleman adalah :
1. konsolidasi pengembangan fungsi-fungsi pembangunan di
aglomerasi perkotaan Yogyakarta wilayah Sleman;
2. mendorong pengembangan fungsi-fungsi yang memperkuat peran
aglomerasi perkotaan Yogyakarta Wilayah Sleman sebagai bagian
dari perkotaan Yogyakarta.
B. Strategi
Fungsi
Perkotaan
Untuk mencapai sasaran tersebut strategi yang diperlukan adalah :
1. penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan kelompok
marginal produktif dengan terjadi peningkatan produktifitas usaha;
2. mempertahankan produksi sektor pertanian melalui pembatasan
holtikultura pengembangan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendukung.
3. Pengembangan kawasan potensial. Kawasan tersebut adalah :
9 Pengembangan ruang dan kawasan pusat usaha du Jalan Solo,
kaliurang, Godean, Wates, Monjali, yang didukung oleh
pengembangan kebijakan pemberian insentif ekonomi pada
kawasan prioritas di atas.
9 Pengembangan kawasan kampus
9 Pengembangna kawasan komersial regional di sekitar bandara
Adisucipto
9 Pengembangan kawasan industri kecil – menengah dan
komersial di Gamping
9 Pengembangan sarana dan prasarana pendukung pada
kawasan prioritas di atas seperti akses jalan, fasilitas publik
dan sebagainya
9 Pengembangan pariwisata melalui peningkatan kualitas aset
dan potensi dan jaringan promosi yang melibatkan berbagai
pihak.
9 Pelestarian nilai budaya sehingga menjadi sumber inspirasi nilai
luhur kehidupan masyakat modern;
9 Pengurangan ancaman degradasi lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat;
9 Peningkatan dan pelestarian sumber daya alam yang
memberikan kontibusi terhadap kualitas ekologis wilayah
Sleman.
Program fungsi-fungsi perkotaan untuk Kabupaten Sleman diarahkan,
yaitu :
9 Penanggulangan kemiskinan khususnya untuk rumah kurang layak
huni dan jamban keluarha subsidi berupa semen, dan batako.
Lokasi sasaran yaitu Desa Catur tunggal, Depok, Desa Sinduadi,
Mlati dan Gamping;
9 Peningkatan ketahan pangan dan usaha agrobsisnis;
9 Pengembangan potensi dan sarana pendukung wisata, kapasitas
sumberdaya kepariwisataan, promosi dan pemasaran pariwisata;
9 Pengembangan sistem informasi lingkungan hidup;
9 Program peningkatan kualitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup terdiri dari penanggulangan pencemaran udara, air tanah,
dan sungai; dan peningkatan kualitas iklim mikro pada
kawasan-kawasan rawan pencemaran udara.
2.2.2
T
ATAR
UANGSebagai pusat pengembangan perkotaan di regional DI. Yogyakarta,
aglomerasi perkotaan Yogyakarta wilayah Sleman memerlukan perencanaan
dan pengelolaan tata ruang yang lebih fungsional.
A. Sasaran Tata Ruang
Adapun sasaran pengembangan tata ruang Aglomerasi Perkotaan
Yogyakarta wilayah Sleman adalah :
1. konsolidasi sistem tata ruang yang ada dalam konteks regional
Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta dan DI. Yogyakarta bahkan inter
regional Joglosemar;
2. konsolidasi tata ruang dalam kaitannya dengan perubahan
pendekatan peng-agendaan pembangunan, termasuk pendekatan
20
B. Strategis Tata Ruang
Strategis pengembangan tata ruang Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta
wilayah Sleman adalah :
9 penerapan sistem pengelolaan tata ruang Aglomerasi Perkotaan
Yogyakarta wilayah Sleman yang lebih bertumpu pada
kaidah-kaidah fungsional daripada kaidah-kaidah adminstrasi;
9 penerapan pendekatan per- wilayahan dalam peng-agendaan
pembangunan kawasan fungsional;
9 zoning pengembangan fungsi-fungsi perkotaan; dan
9 penggunaan pendekatan insentif – disinsentif dalam penataan
pengeloaan ruang perkotaan.
Program pengembangan tata ruang di Kabupaten Sleman terdiri dari:
9 Review produk tata ruang Kabupaten Sleman yaitu Review RTRW
Kabupaten Sleman; Review Rencana Umum Tata Ruang atau
Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan Depok, Perkotaan Mlati;
Perkotaan Gamping; Perkotaan Ngaglik;
9 Peningkatan kerjasama tata ruang antar daerah yaitu dengan
pengembangan Sekber Tata Ruang Yogya-Sleman-Bantul.
9 Sinkronisasi pengelolaan tata ruang kawasan perbatasan; dan
9 Pilot Project pengelolaan tata ruang kawasan perbatasan.
2.2.3
P
ELAYANAN PRASARANA PERKOTAANA. Sasaran Pelayanan Prasarana Perkotaan
Pelayanan prasarana perkotaan memerlukan layanan dan fasilitas
pelayanan yang harus memadai, oleh karena itu sasaran pengembangan
fasilitas dan pelayanan prasarana di Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta
wilayah Sleman adalah :
1. Konsolidasi pengembangan pelayanan dan fasilitas prasarana dalam
rangka mendukung pengembangan fungsi;
2. mempertahankan cakupan layanan prasarana dan sarana wilayah
terutama sarana-prasarana yang menunjang aksesibilitas
pergerakan barang dan orang, kesejahteraan masyakarat termasuk
kualitas lingkungan yang memadai.
B. Strategi
Prasarana
Perkotaan
Adapun strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah :
1. mempertahankan prasarana yang ada dan meningkatkan sistem
manajemen jalan dan transportasi yang handal dan berkemampuan
dalam meningkatkan mobilitas manusia, barang, jasa khususnya
yang menunjang peran aglomerasi perkotaan Yogyakarta wilayah
Sleman sebagai bagian dari seimpul perkotaan utama DI
Yogyakarta;
2. permukiman dan peremajaan permukiman perkotaan, yaitu :
9 peningkatan peran serta swasta dan masyarakat sebagai
penggerak utama sektor perumhan;
9 program pinjaman bergulir bagi rumah tangga berpendapatan
rendah untuk perbaikan rumah serta sarana sanitasi
9 mendukung rehabiltasi dan perbaikan fisik lingkungan dengan
peningkatan serta pembangunan baru sarana prasarana dasar,
yaitu penyediaan air bersih, penyediaan sarana sanitasi umum,
pengelolaan persampahan, saluran air hujan serta jalan
setapak yang secara konstruktif tidak dapat dilalui kendaraan;
3. mengoptimalkan fungsi dari sitem drainage yang adadengan
meningkatkan operasi dan pemeliharaan saluran drinage dan
sumur-sumur resapan terutama di kawasan-kawasan padat
4. meningkatkan pelayanan air bersih sistem perpipaan dengan suplai
air yang berkuliatas baik, kuantitas yang cukup serta didukung
dengan pengembangan pengelolaan dan organisasi yang
berorientasi pelayanan;
5. mengoptimalkan cakupan pelayanan persampahan sistem terpusat
dan kerjasama pengelolaan pembuangan akhir dalam konteks
Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta.
6. Mendorong pemanfaatan instalasi pengolahan limbah sistem
terpusat yang ada dan mengoptimalkan kerjasama pengelolaan
limbah dan sanitasi dalam konteks Aglomerasi Perkotaan
Yogyakarta.
Program pengembangan perumahan dan peremajaan permukiman kota,
yaitu :
1. Rehabilitasi fisik rumah dan lingkungan;
2. pembangunan kembali rumah tidak layak huni(temporer tipe C)
melalui peningkatan kualitas fisik rumah;
3. perbaikan lingkungan perumahan danoermukiman melalui program
perbaikan prasrana mikro;
4. penyediaan infrastruktur pendukung perumahan baru tipe sangat
sederhana;
5. penyusunan rencana induk perumahan dalam wujud rencana
penataan dan pengembangan perumahan dan permukiamn daerah;
6. penyusunan rencana tata bangunan pada kawasan khusus
komersial tumbuh cepat;
7. penyusunan rencana tata bangunan pad kawasan khsusu kampus
terpadu;
8. penyusunan rencana tata bangunan pada kawasan khusus cagar
budaya;
9. penyusunan rencana penataan perumahan permukiman di kawasan
rawan bencana;
10. pembentukan sistem informasi perumahan dan permukiman; dan
11. program penataan lahan perumahan serta aspek legalitas
kepemilikan tanah.
Program jalan dan transportasi diarahkan sebagai berikut:
1. pemeliharaan rutin dan berkala jalan kabupaten;
2. pemeliharaan rutin dan berkala jalan propinsi;
3. pemeliharaan rutin dan berkala jalan nasional;
4. peningkatan beberapa ruas jalan yang sudah ada;
5. pengembangan pelayanan angkutan kereta api;
6. pemeliharaan prasarana transportasi;
7. pembebasan lahan untuk terminal dan shelter.
2.3
PENGEMBANGAN AGLOMERASI PERKOTAAN
YOGYA-KARTA WILAYAH BANTUL
2.3.1
F
UNGSI-
FUNGSIP
ERKOTAANPeran aglomerasi perkotaan wilayah Bantul adalah bagian pusat
pengembangan perkotaan regional D.I. Yogyakarta.
A. Sasaran Fungsi-fungsi Perkotan
Sasaran pembangunan aglomerasi perkotaan Yogyakarta wilayah Bantul
adalah:
1. Konsolidasi pengembangan fungsi-fungsi pembangunan di
22
2. Mendorong pengembangan fungsi-fungsi yang memperkuat peran
Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta wilayah Bantul sebagai bagian
dari perkotaan Yogyakarta.
B. Strategi Fungsi-fungsi Perkotan
Adapun strategi untuk pencapaian sasaran tersebut, yaitu :
1. Penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan kelompok
marginal agar terjadi peningkatan produktifitas usaha;
2. meningkatkan kualitas SDM dalam menanggulangi problema
kemiskinan melalui peningkatan sarana pendidikan, bantuan biaya
pendidikan, maupun bantuan pelatihan dan pendidikan informal
yang dibutuhkan kelompok usaha mikro dan kecil;
3. mengutkan sektor pertanian dengan menitikberatkan kepada
pengembangan produk pertanian unggulan baik pangan meupun
holtikultura melalui penyediaan prasarana dan sarana produksi,
sarana trasnportasi yang memadai, pengembangan akses kepada
sumber daya modal serta pemanfaatan teknologi tepat guna;
4. mengembangkan sektor industri melalui penciptaan pusat informasi
industri, jaringan usaha kecil, menengah, dan besar serta
pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang luas;
5. menciptakan kluster-kluster pariwisata guna meningkatkan daya
tarik serta pengembangan jaringan promosi dan pemasaran
pariwisata;
6. peningkatan dan pelestarian sumberdaya alam yang memberikan
kontribusi terhadap kualitas ekologis;
7. pengurangan ancaman degradasi lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat.
Adapun program pengembangan fungsi-fungsi perkotaan, yaitu :
9 Penanggulangan kemiskinan;
9 Peningkatan ketahanan pangan dan agrobisnis;
9 Pengembangan dan pengawasan komoditi pertanian dan
peternakan;
9 Pengembangan potensi dan sarana pendukung wisata;
9 Pengembangan sistem informasi lingkungan hidup;
9 Pembangunan tata hijau/hutan kota Aglomerasi Perkotaan
Yogyakarta Bantul.
2.3.2
P
ENGEMBANGANT
ATAR
UANGA. Sasaran Tata Ruang
Sasaran pengembangan tata ruang Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta
adalah:
1. Konsolidasi sistem tata ruang yang ada dalam konteks regional
Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta
sampai inter-regional Joglosemar;
2. Konsolidasi tata ruang kaitannya dengan perubahan pendekatan
peng-agendaan pembangunan termasuk pendekatan perwilayahan.
B. Strategi Pengembangan Tata Ruang
Adapun strategis yang diperlukan dalam mencapai sasaran tersebut
adalah :
1. penerapan sistem pengelolaan tata ruang Aglomerasi Perkotaan
Yogyakarta Bantul yang lebih bertumpu pada kaidah-kaidah
fungsional dari pada kaidah administrasi.
2. penerapan pendekatan perwilayahan atau berbasis wilayah dalam
3. zoning pengembangan fungsi-fungsi perkotaan baik fungsi lama
maupun baru khusus untuk pengembangan baru diperlukan
kerjasama dengan kabupaten lain, seperti : pengelolaan kawasan
sekitar kampus ISI dan UMY, Kawasan sekitar Bandara dan
Yogyakarta Expo Centre.
4. Pengunaan pendekatan insentif dan disinsentif dalam penataan
pengelolaan ruang perkotaan.
Program pengembangan tata ruang diarahkan untuk ;
9 Review produk tata ruang Kabupaten Bantul terdiri review RTRW
Kabupaten Bantul, RDTR Ring Road Selatan, RDTR tumbuh cepat Jl.
Bantul RDTR Tumbuh Cepat Banguntapan, RDTR Tumbuh Cepat Jl.
Godean;
9 Pengembangan forum pengelolaan tata ruang kota;
9 Kerjasama tata ruang antar daerah, yaitu pengembangan Sekber
Tata Ruang Yogya-Sleman-Bantul; Sinkronisasi pengelolaan tata
ruang kawasan perbatasan; Pilot Project pengelolaan tata ruang
kawasan perbatasan; dan
9 Peningkatan kapasitas pengelolaan guna lahan.
2.3.3
P
ELAYANANP
RASARANAP
ERKOTAANA. Sasaran Pelayanan Prasarana Perkotaan
Sasaran pelayanan prasarana perkotaan adalah :
1. Konsolidasi pengembangan pelayanan dan fasilitas prasarana dalam
rangka mendukung pengembangan fungsi;
2. mempertahankan cakupan layanan prasarana dan sarana wilayah
terutama sarana dan prasarana yang menunjang aksesibilitas
pergerakan barang dan orang, kesejahteraan masyarakat termasuk
kualitas lingkungan yang memadai.
B. Strategi Pelayanan Prasarana Perkotaan
Adapun strategi pencapaian sasaran adalah :
1. Peningkatan pembangunan permukiman dan peremajaan
permukiman perkotaan, yaitu :
9 Mendukung peningkatan peran serta swasta dan masyarakat
sebagai penggerak utama sektor perumahan serta
meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dan
tanggungjawab dalam pengeloaan lingkungan hidup;
9 Mendukung program pinjaman bergulir bagi rumah tangga
berpendapatan rendah untuk perbaikan rumah serta sarana
sanitasi;
9 Mendukung rehabilitasi dan perbaikan fisik lingkungan dengan
peningkatan serta pembangunan baru sarana dan prasarana
dasar. Adapun komponen yang menjadi prioritas : penyediaan
air bersih penyediaan sarana sanitasi umum, pengelolaan
persampahan, saluran air hujan tersier jalan setapak yang
secara konstruktif tidak dapat dilalui kendaraan, ruang terbuka
kota.
9 Prioritas lokasi diarahkan pada kecamatan di tengah kota
dengan jumlah rumah tangga miskin yang tinggi, permukiman
dengan potensi pengembangan ekonomi.
2. Mempertahankan prasarana jalan dan transportasi yang ada dan
meningkatkan sistem manajemen jalan dan transportasi sehingga
handal dan berkemampuan tinggi dalam meningkatkan mobilitas
24 Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta Wilayah Bantul sebagai bagian
dari simpul perkotaan utama di D.I. Yogyakarta.
3. Mengoptimalkan fungsi dari sistem drainage yang ada, dengan
meningkatkan operasi dan pemeliharaan saluran drainage dan
sumur-sumur resapan, terutama di kawasan-kawasan padat
penduduk dan pusat-pusat pelayanan. Optimalisasi fungsi drainage
dilakukan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta serta kinerja instansi terkait.
4. Meningkatkan pelayanan air bersih sistem perpipaan dengan suplai
air yang berkualitas baik, kuantitas cukup serta didukung dengan
pengembangan pengelolaan dan organisasi yang berorientasi pada
pelayanan;
5. Mendorong pemanfaatan instalasi pengolahan limbah sistem
terpusat yang ada dan mengoptimalkan kerjasama pengelolaan
limbah dan sanitasi dalam konteks Aglomerasi Perkotaan
Yogyakarta;
6. Konsolidasi pengembangan pelayanan dan fasilitas prasarana
persampahan dalam rangka mendukung pengembangan fungsi
berdasarkan prioritas kebutuhan.
Program pengembangan prasarana perkotaan untuk bidang perumahan
dan peremajaan permukiman kota, yaitu :
9 Rehabilitasi fisik rumah dan lingkungan;
9 Pembangunan kembali rumah tidak layak huni melalui program
perbaikan prasarana mikro;
9 Perbaikan lingkungan perumahan dan permukman melalui program
perbaikan prasarana mikro;
9 Pembangunan unit rumah baru;
9 Penyediaan infrastuktur pendukung perumahan baru tipe RSS;
9 Penyusunan rencana induk perumahan dalam Rencana Penataan
dan pengembangan Perumahan dan Permukiman daerah;
9 Penyusunan rencana Tata Bangunan pada kawasan khusus
komersial cepat tumbuh;
9 Penyusunan rencana penataan perumahan permukiman di kawasan
rawan bencana;
9 Pembentukan sistem informasi Perumahan dan Permukiman; dan
9 Program penataan lahan perumhana serta spek legalitas kepemilkan
tanah.
2.4
PENGEMBANGAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
2.4.1
F
UNGSI-
FUNGSIP
EMBANGUNANA. Sasaran Fungsi-fungsi Pembangunan
Sasaran yang hendak dicapai dalam pengembangan dan pembangunan
Kabupaten Gunungkidul adalah :
1. Memperbaiki landasan pengembangan fungsi-fungsi pembangunan
dengan memperhatikan potensi dan peluang yang ada dan
ditindaklanjuti dengan pengembangan dan pengelolaan yang tepat
dan benar;
2. Memperkuat kaitan pengembangan fungsi di Gunungkidul dengan
pengembangan fungsi di wilayah D.I. Yogyakarta lainnya dan
regional Jawa Tengah bagian selatan.
B. Strategi
Pembangunan
Adapun strategis dalam pencapaian sasaran di atas adalah :
1. Mendorong peningkatan produktivitas, produksi, serta kualitas hasil
2. Mendorong pengembangan sektor pariwisata khususnya pariwisata
pantai dan goa dengan menitikberatkan kepada perbaikan sarana
dan prasarana yang telah ada;
3. Memperbaiki infrastruktur menuju kawasan-kawasan pariwisata dan
mengarahkan investasi untuk transportasi, hotel, dan restoran;
4. Mendorong terjadinya integrasi antara pariwisata dan sektor
pertanian dan perdagangan di sekitar obyek wisata;
5. Penentuan dan penetapan kuota eksplorasi/pemanfaatan
sumberdaya alam sesuai dengan daya dukung lestari, baik
menyangkut sumberdaya pertanian, kehutanan, mineral, kelautan,
maupun lansekap alami;
6. Penentuan zoning kawasan yang dapat dikembangkan dan kawasan
yang tetap difungsikan sebagai kawasan penyangga ekologis.
2.4.2
T
ATAR
UANGA. Sasaran Tata Ruang
Sasaran strategis pengembangan tata ruang Gunungkidul adalah:
1. Konsolidasi sistem tata ruang Gunungkidul dalam konteks wilayah
D.I. Yogyakarta;
2. Konsolidasi tata ruang dalam kaitannya dengan perubahan
pendekatan pengagendaan pembangunan.
B. Strategi Tata Ruang
Untuk mencapai sasaran di atas strategi dan tindakan yang diperlukan:
1. Melakukan Up date terhadap tata ruang yang, berkaitan dengan
pengembangan konteks regional D.I Yogyakarta;
2. Melakukan Up date tata ruang yang ada berkaitan dengan
perubahan pendekatan dari sektorla ke fungsi;
3. Diseminasi dan promosi pengembangan wilayah berdasarkan zoning
yang dimutakhirkan; dan
4. Melakukan pendekatan insentif-disentif dalam penataan ruang.
2.4.3
F
ASILITAS DANP
ELAYANANP
RASARANAA. Sasaran Fasilitas dan Pelayanan Prasarana
Sasaran pengembangan fasilitas dan pelayanan prasarana di Kabupaten
Gunungkidul, adalah:
1. Konsolidasi pengembangan prasarana dalam rangka mendukung
pengembangan fungsi Kabupaten Gunungkidul
2. Mempertahankan cakupan layanan prasarana dan sarana wilayah
terutama sarana dan prasarana penunjang aksesibilitas pergerakan
barang dan orang, kesejahteraan masyarakat termasuk kualitas
lingkungan yang memadai. Prioritas lokasi yaitu Kecamatan
Wonosari, Semanu, Karangmojo, dan Playen.
B. Strategi Fasilitas dan Pelayanan Prasarana
Strategi dan tindakan per sektor prasarana dalam mencapai sasaran di
atas adalah :
1. Mempertahankan prasarana yang ada khususnya yang menunjang
akomodasi pergerakan orang, barang, dan jasa ditingkat wilayah
dan inter-regional bagi Gunungkidul, serta mendukung
pengembangan sesuai dengan kemampuan pendanaan sebagai
antisipasi perkembangan/proyeksi pengembangan wilayah;
2. Mempertahankan stok rumah yang ada dengan jalan peningkatan
kualitas bangunan yang ada khususnya rumah-rumah non
permanen atau berindikasi kualitas lingkungan kesehatannya
26
3. Melestarikan saluran drainage yangada dan meningkatkan cakupan
pelayanan khususnya kawasan-kawasan padat penduduk dan
pusat-pusat pelayanan;
4. Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih sistem perpipaan
dengan kualitas pelayanan yang memuaskan serta peningkatan
fasilitas dan kualitas air bersih non perpipaan; dan
5. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan sistem terpusat
serta pengelolaan selaras lingkungan untuk persampahan sistem
setempat.
2.5
PENGEMBANGAN AGLOMERASI PERKOTAAN
WONO-SARI
2.5.1
P
ENGEMBANGANF
UNGSI-
FUNGSIP
EMBANGUNANA. Sasaran Pengembangan Fungsi-fungsi Pembangunan
Sasaran fungsi-fungsi pembangunan di Aglomerasi Perkotaan Wonosari,
yaitu:
1. Konsolidasi pengembangan fungsi-fungsi pembangunan di Kawasan
Aglomerasi Perkotaan Wonosari; dan
2. Mendorong pengembangan fungsi-fungsi baru yang menumbuhkan
bangkitan kegiatan.
B. Strategi
Pengembangan
Fungsi-fungsi Pembangunan
Strategi dan tindakan dalam pencapaian sasaran adalah :
1. Penguatan sektor primer terutama pada zona hijau di kawasan
Aglomerasi Perkotaan Wonosari dikembangkan dengan cara
pengembangan komoditas pertanian yang memiliki peluang
dikembangkan untuk bahan baku sektor sekunder, peluang pasar
luas dan mendukung pengembangan sektor perkotaan. Adapun
lokasi yang menjadi prioritas kebijakan tersebut, yaitu Desa
Wukung, Mulo, Selang, Nggari di Wonosari, Desa Banaran di
Playen, Desa Bejiharjo di Karangmojo, Desa Dadap Ayu di Semanu.
2. Penguatan dan pengembangan sektor sekunder sebagai salah satu
generator ekonomi dalam kawasan Aglomerasi Perkotaan Wonosari
yaitu berupa aktivitas industri pengolahan hasil-hasil sumber daya
alam yang ada di Aglomerasi Perkotaan Wonosari dan sekitarnya,
baik industri rumah tangga maupun menengah dan besar. Adapun
penguatan dan pengembangan dilakukan dengan cara zoning
kawasan industri, perbaikan akses permodalan, mendorong
kerjasama antara industri rumah tangga dan kecil dengan industri
menengah dan besar, perbaikan sarana dan prasarana pendukung
produksi termasuk informasi pasar. Untuk penguatan dan
pengembangan zoning kawasan industri tersebut yang menjadi
prioritas adalah pembangunan kawasan industri Mijahan. Adapun
kegiatan yang perlu dilakukan adalah rencana detail dan teknis
ruang kawasan industri, pembebasan lahan, dan pembangunan
fisik.
3. Penguatan dan pengembangan sektor tersier yang banyak
berkumpul di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Wonosari. Langkah
penguatan dan pengembangan yang akan dilakukan adalah
penguatan fasilitas simpul-simpul perdagangan jasa wilayah
termasuk simpul pelayanan perdesaan-perkotaan di wilayah
2.5.2
T
ATAR
UANGA. Sasaran
Pengembangan Tata Ruang
Sasaran pengembangan tata ruang kawasan Aglomerasi Perkotaan
Wonosari, yaitu:
1. Penerapan sistem pengelolaan tata ruang Aglomerasi Perkotaan
Wonosari yang lebih bertumpu pada kaidah-kaidah fungsional;
2. Penerapan pendekatan perwilayahan dalam peng-agendaan
pembangunan kawasan fungsional;
3. Zoning pengembangan fungsi-fungsi perkotaan termasuk
didalamnya pencadangan lahan untuk pengembangan kegiatan
perkotaan;
4. Pendekatan Insentif-Disentif dalam penataan ruang perkotaan.
B. Strategi Pengembangan Tata Ruang
Adapun program-program yang diperlukan untuk mencapai sasaran
tersebut adalah :
1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Aglomerasi Perkotaan
Wonosari;
2. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Industri Mijahan;
3. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Pendidikan Tinggi; dan
4. Penyusunan Kajian Kawasan Hijau Aglomerasi Perkotaan Wonosari.
Adapun program-program yang diperlukan untuk mencapai sasaran
tersebut adalah :
1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Aglomerasi Perkotaan
Wonosari;
2. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Industri Mijahan;
3. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Pendidikan Tinggi; dan
4. Penyusunan Kajian Kawasan Hijau Aglomerasi Perkotaan Wonosari.
2.5.3
P
EMBANGUNANB
ERBASISW
ILAYAHA. Sasaran Pembangunan Berbasis Wilayah
Sasaran pengembangan berbasis wilayah di makro blok W-4 adalah:
1. Perbaikan ekonomi melalui partisipasi swasta dengan indikator :
perbaikan ekonomi, pertumbuhan yang berkelanjutan,
kemakmuran, dan investasi sektor swasta dalam pembangunan
fasilitas komersial serta infrastruktur publik.
B. Strategi Pembangunan Berbasis Wilayah
Kebijakan perbaikan ekonomi ini diarahkan pada :
9 Revitalisasi ekonomi melalui : penyediaan ruang bisnis baru;
penataan ruang bisnis yang telah ada, penyediaan kredit
bergulirdebagai modal usaha dengan bunga rendah, penataan iklim
bisnis yang baik melaluiaturan main yang jelas dan transparan;
9 Perbaikan kampung dan penguatan masyarakat melalui rehabilitasi
rumah semi permanen, dan pembangunan kembali rumah
temporer, perbaikan fasilitas umum dan fasilitas sosial,
pengembangan kapasitas bisnis skala kecil, penyediaan
infrastruktur dasar mikro.
9 Penghijauan kota;
9 Rasionalisasi guna ruang melalui pemgalokasian yang lebih baik
fungsi ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup serta infrastruktur;
9 Penyediaan sarana dan prasarana umum;
28
2. Perbaikan kampung melalui penguatan masyarakat dengan indikator :
perbaikan fisik jalan, jalur pejalan kaki, pengadaan fasilitas umum yang
sehat, tempat sampah, dan fasilitas komunikasi.
Program yang perlu dilakukan untuk perbaikan kampung dan penguatan
masyakarat, yaitu :
9 Rehabilitasi rumah semi permanen dan pembangunan kembali
rumah;
9 Perbaikan fasilitas umum dan fasilitas sosial;
9 Program penguatan masyakarakat;
9 Pengembangan kapasitas bisnis skala kecil;
9 Penyediaan infrstruktur dasar mikro;
9 Penyediaan hidran umum;
9 Pemeliharaan saluran drainage sekitar pasar Argosari;
9 Perbaikan sistem pembuangan limbah rumah tangga;
9 Peningkatan jalan lingkungan;
9 Pengadaan tempat sampah rumah tangga.
3. Penghijauan kota melalui penataan ruang terbuka dan lansekap dengan
indikator : taman kota, ruang terbuka hijau, jalur hijau peneduh jalan,
penataan ruang jalan, iklim mikro yang stabil, udara yang bersih.
Program untuk penghijauan kota ini terdiri dari :
9 Penanaman pohon peneduh di sepanjang jalan;
9 Pengadaan ruang terbuka publik;
9 Mendukung pembentukan lembaga pemantauan lingkungan hidup.
2.5.4
P
ELAYANAN DANF
ASILITASP
RASARANAA. Sasaran Pelayanan dan Fasilitas Prasarana
Sasaran pengembangan fasilitas dan pelayanan prasarana di kawasan
Aglomerasi Perkotaan Wonosari adalah :
1. Konsolidasi pengembangan pelayanan dan fasilitas prasarana dalam
rangka mendukung pengembangan fungsi;
2. Mempertahankan cakupan layanan prasarana dan sarana wilayah
terutama sarana dan prasarana yang menunjang aksesibilitas
pergerakan barang dan orang kesejahteraan masyakarat termasuk
kualitas lingkungan yang memadai.
B. Strategi Pelayanan dan Fasilitas Prasarana
Adapun Strategi dan tindakan dalam pencapaian sasaran di Aglomerasi
Perkotaan Wonosari yaitu :
1. Mempertahankan prasarana yang ada dan meningkatkan sistem
jalan dan transportasi sehingga handal dan berkemampuan tinggi
dalam meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa,
khususnya yang menunjang peran kawasan Aglomerasi Perkotaan
Wonosari sebagai simpul pengembangan kawasan di Gunungkidul;
2. Mempertahankan stok rumah yang ada dengan jalan peningkatan
kualitas bangunan yang ada, menyerahkan penyediaan perumahan
bagi rumah tangga berpendapatan menengah ke atas pada
mekanisme pasar dan swadaya masyarakat, serta membantu rumah
tangga berpendapatan rendah melalui mekanisme pembangunan
perumahan bertumpu pada masyarakat;
3. Mengoptimalkan fungsi dari sistem drainage yang ada, dengan