• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ATLET NOMOR LOMPAT JAUH PESERTA PON REMAJA I PROVINSI JAWA TUMUR TAHUN 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ATLET NOMOR LOMPAT JAUH PESERTA PON REMAJA I PROVINSI JAWA TUMUR TAHUN 2014."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Bangkit dan tidak menyerah dalam kondisi apapun.

Berguna untuk keluarga dan bangsa.

(6)

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk:

1. Ibu tercinta sebagai orang tua saya satu-satunya yang selalu mendukung dan memberi semangat setiap keputusan yang saya ambil, selama itu positif dan menambah pengalaman di dalam ataupun di luar lapangan.

2. Untuk Alm. Prof. Dr. Sukadiyanto, M.Pd dosen pembimbing saya yang telah berpulang kerumah Tuhan, yang selalu menjadi penyemangat, disaat terakhir beliau membimbing dengan penuh kasih, kata terakhir saat bimbingan akan selalu saya ingat Prof.

3. Dr. Ria Lumintuarso, M.Si bersedia menjadi pembimbing pengganti bagi saya. 4. Kakakku dan adik-adikku yang selalu mendukung setiap langkahku.

5. Kekasihku,Vera Elysa Risti yang selalu mendukung setiap keputusan-keputusan yang saya ambil.

(7)

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ATLET NOMOR LOMPAT JAUH PESERTA PON REMAJA I PROVINSI JAWA TUMUR

TAHUN 2014 Oleh: Lentera Adi Wijaya NIM: 11602241003

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri atlet nomor lompat jauh peserta PON remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Populasi yang digunakan adalah atlet atletik nomor lompat jauh pada PON remaja I Provinsi Jawa Timur pada tanggal 6-12 desember 2014. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Sempel dalam penelitian ini adalah seluruh atlet atletik nomor lompat jauh yang mengikuti perlombaan pada PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 sejumlah 20 atlet. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Analisis data dengan cara deskriptif dengan perhitungan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet atletik nomor lompat jauh sebanyak 3 orang atlet (15%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan katagori sangat tinggi, sebanyak 13 orang atlet (65%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan katagori tinggi, sebanyak 4 orang atlet (20%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan katagori rendah, dan tidak ada orang atlet (0%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan kategori sangat rendah.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir Skripsi dan judul “Tingkat Kepercayaan Diri Atlet Nomor Lompat Jauh Peserta PON Remaja I Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 “ dapat diselesaikan dan lancar.

Selesainya penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Rumpis Agus Sudarko, M.S., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ibu Dra. Endang Rini Sukamti, M.S, Ketua Jurusan PKL, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Bapak Alm. Prof. Dr. Sukadiyanto, M.Pd., dan diteruskan oleh Bapak Dr. Ria Lumintuarso, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi yang telah ikhlas memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Cukup Pahalawidi, M.Or., selaku Pembimbing Akademik yang telah

(9)

6. Seluruh dosen dan staf jurusan PKL yang telah memberikan ilmu dan informasi yang bermanfaat.

7. Teman-teman PKL 2011, terimakasih kebersamaannya, maaf bila banyak

salah.

8. Ibu tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayangnya hingga saat ini dengan

tulus ikhlas serta senantiasa mengirimkan do’a untuk penulis, almarhum bapak

yang selalu menjadi kebanggaan penulis.

9. Pelatih, pengurus, dan Atlet Atletik Pekan Olahraga Nasional Remaja I di

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 yang telah memberikan ijin dan membantu penelitian.

10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih sangat jauh dari sempurna, baik penyusunannya maupun penyajiannya disebabkan oleh keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, segala bentuk masukan yang membangun sangat penulis harapkan baik itu dari segi metodologi maupun teori yang digunakan untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Mei 2015

(10)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II.KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 8

1. Pengertian Percaya diri ... 8

2. Manfaat Percaya Diri ... 10

3. Faktor-faktor Pembentuk Percaya Diri ... 12

4. Macam-macam Percaya Diri... 14

5. Kontrol Emosional... 16

6. Kepercayaan Diri Remaja...17

7. Karakteristik Lompat Jauh... 18

8. Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja...22

B. Penelitiaan yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir ... 24

D. Pertanyaan Penelitian ... 26

BAB III.METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 30

E. Uji Coba Instrumen ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Uji Coba ... 35

1. Uji Kesahihan (validitas) ... 36

2. Uji keandalan Instrumen (Reliabilitas) ... 37

(11)

C. Hasil Analisis Data Penelitian ... 38

D. Pembahasan... 52

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 55

B. Implikasi Penelitian ... 55

C. Keterbatasan Penelitian ... 56

D. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nomor Atletik yang Dilombakan.. ... 23

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Peneliti.. ... 31

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Peneliti Setelah Uji Coba.. ... 35

Tabel 4. Hasil Diskriptif Data Penelitian ... 37

Tabel 5. Kategori Data Kepercayaan Diri Atlet Lompat Jauh ... 38

Tabel 6. Indikator Konsep Diri.. ... 39

Tabel 7. Indikator Harga Diri .. ... 41

Tabel 8. Indikator Kondisi Fisik .. ... 42

Tabel 9. Indikator Pengalaman Tanding ... 44

Tabel 10. Indikator Pendidikan... 45

Tabel 11. Indikator Pekerjaan Orang Tua.. ... 47

Tabel 12. Indikator Lingkungan...48

Tabel 13. Nomor Lompat Jauh PA ... 49

Tabel 14. Nomor Lompat Jauh PI... 50

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Hubungan Getaran dan Prestasi... ... 16

Gambar 2. The Sail Technique ... 20

Gambar 3. The Hang Technique ... 21

Gambar 4. The Hitch-kick Technique ... 21

Gambar 5. Frekuensi Indikator Konsep Diri ... 40

Gambar 6. Frekuensi Indikator Harga Diri ... 41

Gambar 7. Frekuensi Indikator Kondisi Fisik ... 43

Gambar 8. Frekuensi Indikator Pengalaman Tanding ... 44

Gambar 9. Frekuensi Indikator Pendidikan ... 46

Gambar 10. Frekuensi Indikator Pekerjaan Orang Tua...47

Gambar 11. Frekuensi Indikator Lingkungan... 49

Gambar 12. Frekuensi Kepercayaan Diri Lompat Jauh Putra... 50

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Uji Coba dari Fakultas ... 63

Lampiran 2. Surat Keterangan Uji Coba Atlet Remaja Nomor Lompat Jauh 64 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ... 65

Lampiran 4. Surat Permohonan Validasi Ahli ... 66

Lampiran 5. Surat Keterangan Expert Judgement ... 67

Lampiran 6. Daftar Nama Peserta Lompat Jauh PON Remaja I ... 68

Lampiran 7. Angket Uji Coba ... 69

Lampiran 8. Data Uji Coba ... 74

Lampiran 9. Validitas dan Reliabilitas ... 75

Lampiran 10. Tabel r ... 77

Lampiran 11. Angket Penelitian ... 78

Lampiran 12. Data Penelitian ... 82

Lampiran 13. Deskriptif Statistik ... 85

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pencapaian prestasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut merupakan tolok ukur untuk menentukan pencapaian suatu prestasi yang optimal, apabila salah satu dari faktor tersebut tidak dilatihkan maka berpengaruh juga terhadap faktor-faktor yang lainnya.

Latihan tidak hanya menekankan pada unsur teknik, tetapi juga akan melibatkan kemampuan fisik serta mental (psikis). Fisik merupakan sarana pedukung utama untuk merealisasikan gerakan teknik, sedangkan taktik merupakan suatu cara agar gerak yang dilakukan dapat efektif dan efisien, dan peran mental (psikis) dalam setiap proses latihan gerak selalu diawali oleh rencana motorik terlebih dahulu yang menggunakan pemikiran. Latihan teknik adalah latihan untuk bentuk gerak, bentuk gerak tersebut harus menyesuaikan dengan fungsinya, sehingga bentuk itu mengikuti fungsi, yang sudah pasti memerlukan taktik. Mental merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi secara optimal.

Banyak studi yang menunjukkan betapa pentingnya peranan psikologis ketika meningkatkan kemampuan seorang atlet dalam menghadapi situasi pertandingan. Menurut Sukadiyanto (2011:7) “perubahan psikologis saat petandinngan yakni meningkatnya kemampuan

(16)

memiliki ketegaran mental (mental toughness) sehingga mampu mengatasi tentangan yang lebih berat”.

Kepercayaan diri (self confidence) adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dan merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu. Seorang atlet yang memiliki rasa percaya diri yang baik, percaya bahwa dirinya akan mampu menampilkan kinerja olahraga seperti yang diharapkan (Monty P, 2000). Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas melakukan hal yang disukainya dan bertanggungjawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang dan memiliki dorongan untuk berprestasi (Lauster, 1992:4).

Dalam penelitian ini akan ditekankan pada tingkat kepercayaan diri atlet. Kepercayaan diri adalah yakin dan sadar akan kemampuan yang dimiliki individu atlet untuk memperoleh keberhasilan dalam situasi perlombaan. Menurut John Feraira (Ary Ginanjar, 2010:116), menyatakan, “Seseorang yang memiliki kepercayaan diri, di samping mampu untuk

mengendalikan serta menjaga keyakinan diri tersebut, akan mampu pula membuat perubahan dilingkungannya”. Selain itu atlet yang mempunyai

(17)

yang dimilikinya untuk memperoleh keberhasilan dalam setiap perlombaan yang dilakukan dengan baik dan tepat sasaran.

Gill, Gould, Weiss, Weinberg, Rushall, dan Terry (Monty P. Satiadarma, 2000: 40), “secara umum berpandangan bahwa atlet yang memiliki keterampilan yang baik pada umumnya memiliki skor rendah dalam derajat kecemasan, ketegangan, depresi, marah, dan bingung. Mereka sebaliknya memiliki kecenderungan memperoleh skor tinggi dalam aspek kepercayaan diri, konsep diri, harga diri, keberanian, kebutuhan berprestasi, kecenderungan untuk mendominasi, agresi, intelligensi, kemandirian, ketegangan mental, independensi atau otonami, kemampuan sosial, stabilitas pribadi, dan kecenderungan ekstroversi”.

Atletik merupakan cabang olahraga individu yang terukur disetiap nomornya, dimana keberhasilan sepenuhnya tergantung dari individu atlet itu sendiri. Ketika seorang atlet dituntut untuk bertanding maksimal sesuai dengan kemampuan individu untuk mengukur kecepat, kekuat, sejauh dan setinggi apa kemampuan yang dimilikinya. Untuk mencapai kemampuan itu semua dibutuhkan kepercayaan diri atlet itu sendiri.

(18)

Atlet atletik nomor lompat jauh yang mempunyai kepercayaan diri tinggi akan mampu mengatasi semua hambatan dalam situasi pertandingan dan mampu bersikap tenang dan fokus terhadap perlombaan. Atlet yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi juga akan fokus terhadap tehnik lompatan untuk mencapai prestasi maksimal dan tidak gagal dalam lompatan.

Kenyataan di lapangan saat berlangsungnya perlombaan masih banyak atlet yang belum mempunyai kepercayaan diri yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya atlet yang banyak melakukan check match yang salah dan kegagalan dalam melakukan teknik lompatan. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah masih rendahnya kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh, oleh sebab itu Kepercayaan diri sangat dibutuhkan seorang atlet lompat jauh yang ingin berprestasi.

Indonesia untuk pertama kalinya akan mengadakan Pekan Olahraga Nasional Remaja I yang diadakan pada tanggal 6-12 Desember 2014 di Provinsi Jawa Timur. PON Remaja ini akan diikuti remaja berumur 12-16 tahun. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang akan diperlombakan dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional Remaja I Tahun 2014.

(19)

merupakan pertandingan besar. Tetapi pada kenyataannya kepercayaan diri setiap individu sangat berbeda-beda. PON remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 ini khususnya tingkat kepercayaan diri pada atlet remaja nomor lompat jauh belum diketahui dan diteliti.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana “Tingkat Kepercayaan Diri Atlet

Atletik Nomor Lompat Jauh Peserta PON Remaja I Provinsi Jawa Timur Tahun 2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pentingnya faktor kemampuan fisik, teknik, taktik, dan mental dalam

pencapaian prestasi yang optimal.

2. Peranan faktor mental dalam pencapaian prestasi atlet.

3. Pentingnya kepercayaan diri atlet pada perlombaan cabang olahraga

atletik nomor lompat jauh.

4. Banyaknya atlet lompat jauh yang memiliki tingkat kepercayaan diri

rendah.

(20)

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan jelas sesuai dengan sasaran maka perlu dibuat batasan masalah. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada “Tingkat Kepercayaan Diri Atlet Atletik Nomor Lompat Jauh Peserta PON Remaja I Provinsi Jawa Timur Tahun 2014”.

D. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah Tingkat Kepercayaan Diri Atlet Atletik Nomor Lompat

Jauh PON Remaja I Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 ?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

a. Memberikan sumbangan dalam perkembangan pengetahuan, khususnya bagi mahasiswa di bidang kepelatihan atletik. b. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi peneliti selanjutnya

(21)

2. Manfaat praktis

a. Memberikan gambaran tentang kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh PON Remaja I Provinsi Jawa Timur Tahun 2014.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pelatih dan atlet akan

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan dengan kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seseorang anak maupun orangtua, secara individual maupun kelompok. Untuk mendefinisikan kepercayaan diri peneliti mengutip pendapat para ahli dari beberapa buku seperti Ghufron & Rini (2011 :35), berpendapat “kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang”.

(23)

Mc Celland (Komarudin, 2013:69) menjelaskan; “kepercayaan diri merupakan kontrol internal terhadap perasaan

seseorang akan adanya kekuatan dalam dirinya, kesadaran akan kemampuannya, dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah ditetapkannya”.

Kepercayaan diri adalah sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan. Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan (Angelis, 2005:5). Kepercayaan diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu bahwa individu tersebut memilikitekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang ia inginkan tercapai.

(24)

kaitannya dengan falsafah pemenuhan diri (self-fulfilling prophesy) dan keyakinan diri (self-efficacy). Seorang atlet yang memiliki rasa percaya diri yang baik percaya bahwa dirinya akan mampu menampilkan kinerja olahraga seperti yang diharapkan.

2. Manfaat Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri sangat mendukung atlet untuk mencapai keberhasilan dalam perlombaan. Berkurang atau hilangnya kepercayaan diri dapat mengakibatkan penampilan atlet di bawah kemampuan yang sesungguhnya. Untuk itu atlet tidak perlu ragu dengan kemampuan yang dimilikinya, sepanjang atlet telah berlatih dengan sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman mengikuti perlombaan yang banyak.

Komarudin (2013:72), menyatakan bahwa “kepercayaan diri dalam olahraga sangat penting, yang erat hubungannya dengan “emotional security”. Makin kuat kepercayaan pada dirinya makin

kuat pula emotional securitynya. Rasa percaya diri menimbulkan rasa aman, yang tampak pada sikap dan tingkah laku atlet”.

Weinberg dan Gould (Monty P. Satiadarma, 2000: 245-246) menjelaskan bahwa rasa percaya diri dapat memberi dampak positif pada individu atlet, yaitu:

(25)

dan dapat menentukan saat yang tepat untuk melakukan suatu tindakan.

b. Konsentrasi. Dengan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, seorang individu akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada hal tertentu tanpa merasa terlalu khawatir akan hal-hal lainya yang mungkin akan merintangi rencana tindakannya.

c. Sasaran. Individu dengan rasa percaya diri yang tinggi cenderung untuk mengarahkan tindakannya pada sasaran yang cukup menantang, karenanya juga ia akan mendorong dirinya sendiri untuk berupaya lebih baik. Sedangkan mereka yang kurang memiliki rasa percaya diri yang baik cenderung untuk mengarahkan sasaran perilakunya pada target yang lebih mudah, kurang menantang, sehingga ia jga tidak memacu dirinya sendiri untuk lebih berkembang.

d. Usaha. Individu dengan rasa percaya diri yang tinggi tidak mudah patah semangat atau frustasi dalam berupaya meraih cita-citanya. Ia cenderung tetap berusaha sekuat tenaga sampai usahanya membuahkan hasil. Sebaliknya mereka yang memiliki rasa percaya diri yang rendah akan mudah patah semangat dan menghentikan usahanya ditengah jalan ketika menemui suatu kesulitan tertentu. e. Strategi. Individu dengan rasa percaya diri yang tinggi cenderung

terus berusaha untuk mengembangkan berbagai strategi untuk memperoleh hasil usahanya. Ia akan mencoba berbagai strategi dan berani mengambil resiko atas strategi yang diterapkannya. Sebaliknya mereka yang memiliki rasa percaya diri yang rendah cenderung tidak mau mencoba strategi baru, dan cenderung bertindak statis.

f. Momentum. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, seorang individu akan menjadi lebih tenang, ulet, tidak mudah patah semangat, terus berusaha mengembangkan strategi dan membuka berbagai peluang bagi dirinya sendiri. Akibatnya, hal ini akan memberikan kesempatan pada dirinya untuk memperoleh momentum atau saat yang tepat untuk bertindak. Tanpa rasa percaya diri yang tinggi, usaha individu menjadi terbatas, peluang yang dikembangkannya juga menjadi terbatas, sehingga momentum untuk bertindak menjadi terbatas pula.

(26)

atau self fulfilling phrophesy). Bandura (Monty P. Satiadarma, 2000) menyatakan adapun positif dan negatifnya harapan seseorang juga banyak dipengaruhi oleh keyakinan diri orang tersebut bahwa ia akan mampu menyelesaikan atau merampungkan tugasnya dengan baik (keyakinan diri atau self-efficacy).

3. Faktor-faktor Pembentuk Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:

a) Faktor Internal, meliputi :

1. Konsep diri. Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif (Centi, 1995 dalam Ghufron & Rini, 2011: 37).

2. Harga Diri. Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri

(27)

orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan (Meadow, 2005 dalam Ghufron & Rini, 2011: 37).

3. Kondisi Fisik. Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Menurut Anthony, mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang (Anthony, 1992 dalam Ghufron & Rini, 2011: 37). 4. Pengalaman hidup. Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman

yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian (Lauster, 1997 dalam Ghufron & Rini, 2011: 37).

b) Faktor eksternal, meliputi :

(28)

dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan (Anthony, 1992 dalam Ghufron & Rini, 2011: 38). 2. Pekerjaan. Menurut Kusuma mengemukakan bahwa bekerja dapat

mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga didapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri (www.holikulanwar.blogspot.com).

3. Lingkungan. Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. menurut Centi Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang (www.holikulanwar.blogspot.com).

4. Macam-macam Percaya Diri

(29)

Satiadarma (2000:247-253) macam-macam percaya diri yang menyebabkan perubahan kepercayaan diri atlet:

a. Kurang percaya diri (Lack of Confidence)

Atlet yang sudah memiliki prestasi baik saat latihan tidak selalu dapat menampilkan kemampuan terbaiknya di saat perlombaan. Gerakan terasa kaku dan berat untuk memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya, atlet tersebut sedang menghadapi suatu masalah kurang percaya diri. Semua itu terjadi karena atlet merasa ragu-ragu dalam mengambil keputusan, menentukan momentum yang tepat, menjadikan perlombaan beban, kehilangan konsentrasi dan tidak berani merubah strategi.

b. Kelebihan Percaya Diri (Overconfidence)

Kelebihan kepercayaan diri sering dikenal oleh masyarakat olahraga dengan istilah overconfidence. Menurut Hackfort (Monty P. Satiadarma, 2000: 248) menyatakan bahwa “sesungguhnya tidak ada overconfidence yang ada hanyalahkesalahan persepsi diri dan menyebabkan kesalahan rasa percaya diri”. Kesalahan persepsi tersebut yang dapat menyebabkan penampilan terbaik tidak dapat maksimal.

c. Falsafah Pemenuhan Diri (Self-fulfilling Prophecy)

Harapan positif dari orang terdekat atlet menjadikan bertambahnya kepercayaan diri atlet untuk menampilkan kemampuan terbaik yang dimiliki dalam situasi perlombaan. Menurut Mahoney dan Avener (Monty P. Satiadarma, 2000: 249) menyatakan “bahwa para atlet yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan disertai harapan untuk tampil baik pada kenyataannya memang tampil lebih baik dibandingkan mereka yang tidak terlalu berharap untuk tampil baik.

d. Keyakinan Diri (Self-Efficacy)

(30)

5. Kontrol Emosional

Kegelisahan berarti berapa banyak seorang individu tergetar atau siap dalam menghadapi suatu situasi tertentu. Rasa gelisah selalu timbul dalam setiap situasi, meskipun tingkatannya rendah kita tidak dapat memperhatikannya. Menurut Thompson (1991:136) gejala-gejala kegelisahan dapat terlihat dalam dua bentuk yaitu Khawatir (worry), dan Getaran fisiologis

Rasa khawatir mengacu kepada pikiran atau kesan tentang apa yang mungkin terjadi dalam suatu event yang akan datang, sedangkan getaran fisiologis adalah bagian dari persiapan tubuh untuk suatu perlombaan. Bila dilihat bagaimana prestasi berhubunngan dengan kegelisahan kita melihat kurva huruf U terbalik dibawah ini. Prestasi pada tingkat rendah dan tinggi kegelisahan atau getaran (fisiologis) adalah tidak sebaik seperti suatu titik tengah yang optimal.

(31)

Membantu atlet mengontrol gelisah adalah salah satu tanggung jawab yang penting dari seorang pelatih. Ada dua jalan pelatih dapat membantu persiapan ketangkasan mental dari mengontrol emosional :

 Menetapkan sasaran yang efektif guna meningkatkan rasa

percaya diri

 Menggunakan teknik relaksasi yang tepat

Bila tujuan dan relaksasi bekerjasama maka atlet dapat mengontrol kegelisahan dan mengkonsentrasikan pikiran atas usaha dalam menhadapi perlombaan.

6. Kepercayaan Diri Remaja

Kepercayaan diri dipengaruhi dari tiap tahap perkembangan psikososial individu. Pada usia remaja perkembangan psikososialnya adalah kemampuan untuk mencapai identitas meliputi peran, tujuan pribadi dan keunikan, ciri khas diri. Bila tidak dapat mencapai kemampuan tersebut individu akan mengalami bingung peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian, sehingga akan terjadi gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah, idealis diri yang tidak realistis seperti yang terjadi pada ketidakberdayaan.

(Hurlocks,1999) menjelaskan bahwa perkembangan kepercayaan diri pada masa remaja dipengaruhi oleh :

(32)

b. kematangan usia: remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik

c. jenis kelamin terkait dengan peran yang akan dibawakan. Laki-laki cenderung merasa lebih percaya diri karena sejak awal masa kanak-kanak sudah disadarkan bahwa peran pria memberi martabat yang lebih terhormat daripada peran wanita, sebaliknya perempuan dianggap lemah dan banyak peraturan yang harus dipatuhi.

d. penampilan fisik sangat mempengaruhi pada rasa percaya diri, daya tarik fisik yang dimiliki sangat mempengaruhi dalam pembuatan penilaian tentang ciri kepribadian seorang remaja. e. Hubungan keluarga; remaja yang mempunyai hubungan yang erat

dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasi diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.

f. Teman sebaya: Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara: pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya, dan kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.

7. Karakteristik Lompat Jauh

Prestasi dalam lompat jauh ditentukan oleh sejumlah paramater yang nyata berkaitan dengan kemampuan biomotor yaitu kecepatan lari sprint akselerasi, kekuatan lompat, dan koordinasi lengan/kaki. Kecepatan horisontal adalah parameter prestasi yang penting, karena ada kolerasi langsung antara kecepatan lari-sprint dan prestasi lompat jauh. Dua pertiga jarak lompatan ditentukan oleh kecepatan pelompat dalam melakukan lari awalan.

(33)

a. Awalan

1) awalan dalam lompat jauh dapat dijelaskan sebagai suatu gerak lari dipercepat dari suatu sikap start berdiri. Kemantapan dalam awalan adalah penting dan cara yang ideal untuk mencapai itu adalah melalui melakukan lari percepatan secara gradual (dari sedikit) dan sama. Pelompat senior yang baik menggunakan awalan sejauh 30-50m, pelompat junior dan anak-anak sekolah biasanya menggunakan suatu awalan yang lebih pendek. Pada saat atlet pelompat jauh bergerak maju di lintasan lari awalan, frekuensi langkah dan panjang langkah lari harus meningkat sedang tubuh dari sedikit ditegakkan sampai tiba saatnya untuk bersiap melakukan gerakan bertumpu/bertolak.

2) Pada 3-5 langkah dalam lari awalan atlet bersiap merubah kecepatan horisontal menjadi kecepatan vertikal pada saat bertolak. Gerakan ini penting bahwa kecepatan dikembangkan sampai titik ini dipertahankan, atau bila mungkin ditingkatkan, karena setiap ada penurunan/penguranngan akan mengurangi jarak lompatan.

3) Lutut-lutut harus diangkat sedikit lebih tinggi dari pada dalam suatu langkah lari sprint yang normal guna menjamin tubuh atlet ada dalam posisi tegak yang baik. Dalam 3 langkah teraakhir panjang langkah dan irama harus diatur menjadi pendek-panjang-pendek. Semakin panjang langkah kedua dari akhir akan menurunkan titik pusat massa tubuh sedikit memberi impuls vertikal untuk diterapkan pada saat bertolak membuat jalur bergerak percepatan yang paling panjang

b. Bertolak/bertumpu

Bertolak pada lompat jauh dapt diuraikan menjadi tiga tahap yaitu perletakkan (touchdown) dari kaki tumpu, amortisasi dan pelurusan. Dalan tahap peletakan (touchdown), pelompat medarat dengan cepat pada seluruh telapak kekinya yang kaki tumpunya hampir diluruskan sepenuhnya. Kaki itu harus digerakkan ke arah bawah daam gerakan yang cepat, seperti gerakan mencakar.

(34)

c. Melayang

Pada saat pelompat lepas meninggalkan balok tumpuan jalur perjalanan gerak melayang atau trajektori pusat massa badan tercipta dan tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan selama gerak melayang untuk merubahnya. Namun, gerakan lengan dan kaki pelompat dalam tahap ini adalah penting karena gerakan tersebut untuk memelihara keseimbangan dan mempersiapkan untuk tahap pendaratan, dimana jarak yang signifikan dapat hilang akibat teknik yang kurang baik. Ada tiga gaya berbeda untuk tahap melayang yaitu : melayang (sail), menggantung (hang), berjalan di udara (hitch kick). Dalam gaya melayang (sail, kaki bebas diayunkan jauh ke depan dan pelompat mengambil suatu posisi langkah yang harus dipertahankan selama mungkin. Dalam bagian pertama saat melayang tubuh bagian atas dijaga agar tetap tegak dan gerakan lengan akan menggambarkan suatu. Semi sirkel dari depan atas terus kebawah dan kebelakang. Dalam persiapan unntuk mendarat kaki penolak dibawa ke depan, sedangkan lutut kaki yang bebas diluruskan dan badan dibengkokkan ke depan. Lengan yang umumnya ada di belakang badan pada tahap ini, harus dipercepatt dibawa ke depan pada waktu mendarat.

Gambar 2. The Sail technique ( Level I-Atletik tahun 2000)

(35)

Gambar 3. The Hang Technique ( Level I-Atletik tahun 2000 ) Dalam gaya hitch kick kaki bebas ditarik kuat kedepan dan ke atas, tungkai bawah terlebih dulu tepat setelah berolak. Kaki penolak tetap tinggal ditekuk ke dalam dan berada di belakang badan, posisi paha pada titik ini hampir paralel dengan tenah sedangkan kaki bawah di gantung ke bawah. Badan bagian atas harus seedikit condong ke belakang dan bergerak ke depan lagi sampai saat mendarat. Kaki bebas diangkat setinggi mungkin (hitch) diluruskan (kick) dan terus diayun guna menjamin momen inertia yang maksimum. Sesaat sebelum mendarat, lengan menggantung ke bawah vertikal pada salah satu sisi dari kaki yang diluruskan.

Gambar 4. The Hitch-kick Technique ( Level I-Atletik tahun 2000) d. Mendarat

(36)

Kepercayaan diri seorang individu atlet ada dari faktor fisik dan faktor teknik. Dimana faktor fisik meliputi kekuatan lompatan, kecepatan, dan rasa irama koordinasi. Sedangkan faktor teknik meliputi awalan, tumpuan (take off), melayang, dan pendaratan (landing), jika pada faktor teknik dan fisik terpenuhi maka atlet akan percaya diri saat berlomba dan mengerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya.

Lompat jauh merupakan nomor dalam cabang olahraga atletik yang termasuk jenis keterampilan motorik tertutup (close skills) artinya dalam perlombaan lompat jauh semua tergantung dari individu atlet, maka dari itu kepercayaan diri sangat dibutuhkan atlet lompat Jauh apabila ingin memperoleh keberhasilan dalam situasi pertandingan.

8. Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja

(37)

Dasar penyelenggaraan :

1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

2. Peraturan Pemerintahan RI Nomor 16, 17, dan 18 Tahun 2007. 3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koni Tahun

2011.

4. Keputusan Rapat Anggota Koni Pusat Tahun 2014.

5. Surat Keputusan Menpora No. 0109 Tahun 2014 tenyang Penetapan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur sebagai Tuan Rumah Pelaksana Pekan Olahraga Nasional Remaja I Tahun 2014;

6. Surat Keputusan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Penetapan Struktur Organisasi dan Susunan Panitia Inti Panitia Besar PON Remaja I tahun 2014 (Pb Pon Remaja).

7. Surat Keputusan Nomor 69 Tahun 2014 tentang Penetapan Cabang Olahraga, Nomor Pertandinngan dan Kuota Atlet pada PON Remaja Tahun 2014 Jawa Timur

8. Surat Keputusan Nomor 70 Tahun 2014 tentang Penetapan Pokok-Pokok Penyelenggaraan PON Remaja I Tahun 2014. Adapun nomor yang dilombakan pada cabang olahraga atletik PON Remaja I Provinnsi Jawa Timur Tahun 2014 sebagai berikut:

Tabel 1. Nomor Atletik yang dilombakan

No Putra Putri

7 110 meter hurdles 110 meter hurdles 8 400 meter hurdles 400 meter hurdles 9 2000 meter steeplechase 2000 meter steeplechase 10 Lompat Tinggi Lompat Tinggi

11 Pole vault Pole vault

12 Lompat Jauh Lompat Jauh

13 Triple Jump Triple Jump

14 Shot put Shot put

15 Discus throw Discus throw

16 Hammer throw Hammer throw

(38)

20 4 x 100 m 4 x 100 m

21 4 x 400 m 4 x 400 m

Sumber: Buku Panduan PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014.

B. Penelitian yang Relevan

Untuk melengkapi dan membantu dalam mempersiapkan penelitian ini, peneliti mencari bahan-bahan penelitian yang ada relevan dengan penelitian yang akan diteliti. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Ni Nyoman Sri Maryati (2011) yang berjudul “Tingkat Self Confidence dan Self Esteem pada Atlet Junior Tenis

Lapangan dalam Pertandingan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet junior dalam pertandingan Remaja Tenis 20,0% mempunyai tingkat self confidence rendah, 60,0% mempunyai tingkat self confidence sedang, dan 20% mempunyai tingkat self confidende tinggi. Sedang self esteem pada atlet junior menunjukkan 10,0% mempunyai tingkat self esteem rendah, 33,3% mempunyai tingkat self esteem sedang, dan 56,7% mempunyai tingkat self esteem tinggi.

C. Kerangka Berfikir

(39)

yang dimilikinya untuk menyukseskan setiap aktifitas (perlombaan) yang dilakukannya dengan baik serta tepat sasaran. Sebagai atlet yang sudah berada pada tingkat lanjut dan dengan pengalaman bertanding yang cukup banyak, atlet lompat jauh PON Remaja I seharusnya mempunyai kepercayaan diri yang baik dan paham betapa pentingnya kepercayaan diri bila ingin memperoleh keberhasilan dalam perlombaan.

Kepercayaan diri artinya yakin dan sadar akan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai keberhasilan dalam situasi pertandingan. Kepercayaan diri ini sangat penting dimiliki oleh seorang atlet karena menunjang perannya dalam berkiprah dan berprestasi khususnya dalam cabang olahraga atletik nomor lompat jauh.

Dari penelitian ini diharapkan mampu untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh Peserta PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 sehingga akan bermanfaat pula bagi atlet agar mengetahui betapa pentingnya kepercayaan diri untuk memaksimalkan kemampuan dalam pertandingan dan bagi para pelatih yang bersangkutan dalam menyusun program latihan yang sesuai dengan karakteristik atletnya.

(40)

D. Pertanyaan Penelitian

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Ali Maksum (2012:68) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapat informasi terkait dengan fenomena kondisi, atau variabel tertentu dan tidak dimaksudkan untuk

melakukan pengujian hipotesis”. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode survey dan teknik pengumpulan data menggunakan metode kuesioner (angket). Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2010: 76) “metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan

diteliti”. Menurut Ali Maksum (2012: 130) “angket memiliki dua

pengertian. Pertama, serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap data faktual yang sudah diketahui data subjek. Kedua serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang perlu direspons oleh subjek, yang dari respons tersebut bisa tergambar bagaimana pandangan, motif, dan kepribadian subjek, angket jenis kedua ini lebih tepat disebut skala

psikologis”. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

(42)

B. Definisi Operasional Variabel

Menurut Ali Maksum (2012:34) “definisi Operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau mendeskriptifkan kegiatannya, atau memberikan keterangan cara mengukur variabel tersebut”. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor jauh peserta PON Remaja I Provinsi Jawa Timur Tahun 2014. Berikut ini adalah definisi variabel:

1. Tingkat adalah sebuah ukuran terhadap suatu tahap atau taraf yang

dimiliki seseorang atau subjek lain. Dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh dengan menggunakan angket.

(43)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:80) “populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet atletik nomor lompat jauh pada PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 dengan jumlah 20 atlet.

Menurut Sugiyono (2013:81) “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Ali

Maksum (2012: 53) menyebutkan bahwa “sampel adalah sebagian kecil individu atau objek yang dijadikan wakil dalam penelitian. Menurut

Sugiyono (2013: 85) “teknik sampling yang digunakan adalah sampling

jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebaagai sampel”. Dengan demikian Sampel penelitian ini adalah semua atlet atletik nomor lompat jauh pada PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 dengan jumlah 20 atlet.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

(44)

E. Tekhnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa angket tertutup (close quesionare), yaitu responden memilih alternatif jawaban yang telah tersedia sesuai dengan keadaan sebenarnya. Menurut Agung Sunarno (2011: 69-70) secara umum penyusunan istrumen penelitian dilakukan dengan pentahapan sebagai berikut:

a. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel penelitian. b. Menjabarkan variabel menjadi sub variabel.

c. Menderetkan deskriptor dari sub variabel

d. Merumuskan setian deskriptor menjadi butir-butir instrumen

e. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar.

Beberapa prinsip menurut faisal (Agung Sunarno, 2011: 74) yang harus diperhatikan dalam penyusunan angket agar item-item pernyataan medah dipahami, antara lain:

a. Hindari kata/ istilah yang mudah disalah artikan.

b. Hati-hati memahami kata sifat atau kata keterangan yang maknanya belum disepakati.

c. Hati-hati menggunakan lebih dari satu kata”tidak”. d. Hindari alternatif jawaban yang tidak lengkap. e. Hindari pernyataan yang bercabang.

f. Garis bawahi kata-kata yang perlu diberikan tekanan. g. Hindari asumsi-asumsi yang tidak relevan.

h. Susun kalimat yang menghasilkan jawaban yang sempurna i. Berikan kuantifikasi jawaban yang sistematis

j. Hati-hati mengklasifikasi jawaban responden.

(45)

variabel yang mengacu pada teori Ghufron dan Rini Risnawita (2011:37-38) dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Peneliti

No Variabel Faktor Indikator Butir Jumlah

Favorable Unfavorable

(46)

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menurut Agung Sunarno (2011: 97) adalah

“prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang

diperlukan dalam suatu penelitian”. Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan angket. Pengumpulan data dilakukan dengan mengedarkan angket kepada responden. Angket diedarkan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang identitas responden, karakteristik tingkat kepercayaan diri responden terhadap perlombaan PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014.

F. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 4-5 Desember 2014 dengan responden atlet-atlet remaja atletik nomor lompat jauh diwilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Perhitungan Validitas

Menurut Ali Maksum (2012:112) “Validitas merujuk pada

sejauhmana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin di ukur”.

Perhitungan validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penelitian ini menggunakan dua validitas yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Menurut Ali Maksum

(2012: 112) “validitas isi terkait dengan sampai sejauh mana isi dari suatu

(47)

diukur”. Validitas isi angket dalam penelitian ini dilakukan oleh dua orang

ahli (expert judgment) yaitu Agus Supriyanto, M.Si dan Cukup Pahalawidi, M.Or. Sedangkan validitas konstruk menurut Ali Maksum

(2012: 112) “terkait dengan sampai sejauh mana suatu alat ukur memiliki

kejelasan dimensi, konsep atau dasar teoritis”. Untuk mengukur validitas

konstruk angket sebagai instrumen menggunakan item total correlation dan penghitungannya menggunakan bantuan komputer Seri Program Statistik SPSS 17.0 Version for windows.

2. Perhitungan Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukur (Agung Sunarno, 2011:95). Sehingga intrumen itu dipercaya reliabel atau dapat diandalkan. Untuk mengukur teknik pengujian reliabilitas menggunakan komputer Seri Alpha Cronbach Program Statistik SPSS 17.0 Version for windows.

3. Tekhnik Analisis Data

(48)

Menurut Sutrisno Hadi (Kuswantoro: 2011) untuk menggolongkan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. (Xi + 1,5 SDi) s/d (Xi + 3 SDi) = Sangat Tinggi b. (Xi) s/d (Xi + 1,5 SDi) = Tinggi

c. (Xi – 1,5 SDi) s/d (Xi) = Rendah

d. (Xi – 3SDi) s/d (Xi – 1,5 SDi) = Sangat Rendah Keterangan :

Xi : Mean ideal

SDi : Standar Deviasi ideal

X ideal : ½ (Skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) SD ideal : 6/4 x Standar Deviasi

Adapun teknik perhitungan untuk masing-masing butir dalam kuesioner menggunakan rumus Anas Sudijono, (Kuswantoro: 2011):

P = �

� x 100% Keterangan :

P : persentase

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Uji Coba

Sebelum dilakukan pengambilan data yang sebenarnya, angket sebagai instrumen yang telah disusun perlu diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilaksanakan tanggal 4-5 Desember 2014 pada atlet remaja atletik nomor lompat jauh di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jumlah responden sebanyak 17 atlet remaja atletik nomor lompat jauh di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Analisa pada data uji coba menggunakan bantuan komputer Seri Program Statistik SPSS 17.0 Version for windows menunjukkan bahwa butir angket 7, 13, 16, 24, 27, 28, 29 dan 33 dinyatakan gugur. Artinya butir tersebut tidak sahih/tidak valid, sehingga data pada nomor tersebut dibuang dan tidak diikut sertakan dalam analisis. Dengan demikian dari 34 pernyataan yang dapat digunakan sebanyak 26 pernyataan sahih. Analisa selengkapnya ada pada lampiran validitas dan reliabilitas.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Peneliti setelah Uji Coba

No Variabel Faktor Indikator Butir Jumlah

(50)

Setelah uji coba pernyataan favorable terdapat pada butir 2, 13, 10, 1, 8, 3, 11, 4, 17, 5, 19, 6, dan 20 sedangkan pernyataan unfavorable terdapat pada butir 7, 26, 12, 14, 19, 23, 15, 16, 25, 24, 18, 21, dan 22.

1. Uji Kesahihan Butir Pernyataan

Menurut Ali Maksum (2012: 112) “Validitas merujuk pada sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin diukur”. Analisa pada data uji coba menggunakan bantuan komputer Seri Program Statistik SPSS 17.0 Version for windows menunjukkan bahwa butir angket 7, 13, 16, 24, 27, 28, 29 dan 33 dinyatakan gugur. Artinya butir tersebut tidak sahih/tidak valid, sehingga data pada nomor tersebut dibuang dan tidak di ikut sertakan dalam analisis. Dengan demikian dari 34 pernyataan yang dapat digunakan 26 pernyataan sahih. Hal ini diperoleh dari hasil perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel. Seperti yang dijelaskan oleh Haryadi Sarjono (2011: 45), “suatu item

pernyataan dinyatakan VALID jika Corrected Item-Total Correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel”. Hasil pada penelitian didapat

(51)

2. Uji Keandalan Instrumen

Untuk mengukur teknik pengujian keterandalan instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menurut Haryadi Sarjono (2011: 45), “suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60”. Hasil pada penelitian didapat nilai Alpha sebesar 0,949. Dengan

demikian disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut dapat diandalkan/reliable, karena 0,949 > 0,60. Perhitungan uji keandalan instrumen dapat dilihat pada lampiran tabel validitas dan reliabilitas.

B. Deskripsi Data Penelitian

Data yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh pada PON remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014. Data diperoleh dari jawaban pernyataan pada angket yang telah diisi oleh para atlet lompat jauh PON Remaja yang terdiri dari 26 butir dinyatakan valid. hasil analisis deskriptif data tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh pada PON Remaja Provinsi Jawa Timur tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Analisis deskriptif Data Penelitian Variabel

(52)

data kepercayaan diri tersebut diperoleh nilai mean (rerata) sebesar 75.75, nilai median sebesar 76, nilai modus sebesar 64 dan nilai standar deviasi sebesar 8.097.

C. Hasil Analisis Data Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif. Adapun teknik perhitungannya menggunakan prosentase. Dengan empat katagori yaitu: sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Pengkatagorian dibuat berdasarkan mean ideal dan standar deviasi ideal hasil perhitungan deskriptif yang telah dilakukan sebelumnya.

Hasil perhitungan data deskriptif kepercayaan diri atlet lompat tinggi diperoleh nilai mean ideal sebesar 65 dan standar deviasi ideal sebesar 12.145. nilai mean ideal dan standar deviasi ideal tersebut digunakan sebagai dasar pengkatagorian data, sehingga diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5. Katagori Data Kepercayaan diri Atlet Lompat Jauh Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Katagori 83.217 s/d 101.435 3 15 Sangat Tinggi

65 s/d 83.217 13 65 Tinggi

46.783 s/d 65 4 20 Rendah

28.565 s/d 46.783 0 0 Sangat Rendah

Total 20 100

(53)

dengan kategori tinggi, sebanyak 4 orang atlet (20%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan kategori rendah dan sebanyak 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan kategori sangat rendah.

Untuk lebih rinci dapat dideskripsikan melalui tiap-tiap indikator, berikut deskripsi tiap-tiap indikatornya:

1. Indikator Konsep Diri

Tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh dari indikator konsep diri diperoleh sebanyak 6 orang atlet (30 %) mempunyai tingkat konsep diri dengan kategori sangat tinggi, sebanyak 14 orang atlet (70 %) mempunyai tingkat konsep diri dengan kategori tinggi, sebanyak 0 orang atlet (0 %) mempunyai tingkat konsep diri dengan kategori rendah dan 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat konsep diri dengan kategori sangat rendah. Tabel 6. Indikator Konsep Diri

Valid Frequency Percent Valid Percent

(54)

Gambar 5. Frekuensi Indikator Konsep Diri

Hasil ini menunjukkan atlet yang memiliki tingkat Konsep Diri dominannya masuk pada kategori tinggi dengan hasil paling tinggi 70%, artinya atlet atletik nomor lompat jauh memiliki gagasan akan diri sendiri saat bertanding sangat lah penting untuk memperoleh keberhasilan dalam perlombaan.

2. Indikator Harga Diri

(55)

tingkat harga diri dengan kategori rendah dan 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat harga diri dengan kategori sangat rendah. Tabel 7. Indikator Harga diri

Valid Frequency Percent Valid Percent

Distribusi frekuensi indikator harga diri atlet atletik nomor lompat jauh pada PON Remaja I Privinsi Jawa Timur tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6. Frekuensi Indikator Harga Diri

(56)

kesadaran penilaian terhadap diri sendiri sangat peting, untuk meyakinkan terhadap diri sendiri untuk mencapai suatu kemenagan dalam perlombaan.

3. Indikator Kondisi Fisik

Tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh dari indikator kondisi fisik diperoleh sebanyak 4 orang atlet (20%) mempunyai tingkat kondisi fisik dengan kategori sangat tinggi, sebanyak 13 orang atlet (65%) mempunyai tingkat kondisi fisik dengan kategori tinggi, sebanyak 3 orang atlet (15%) mempunyai tingkat kondisi fisik dengan kategori rendah dan 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat kondisi fisik dengan kategori sangat rendah. Tabel 8. Indikator Kondisi Fisik

Valid Frequency Percent Valid Percent

Comulative Percent

Sangat Tinggi 4 20 20 20

Tinggi 13 65 65 85

Rendah 3 15 15 100

Sangat Rendah 0 0 0 100

Total 20 100 100

(57)

Gambar 7. Frekuensi Indikator Kondisi Fisik

Hasil ini menunjukkan atlet yang memiliki tingkat kondisi Fisik dominannya masuk pada kategori tinggi dengan hasil paling tinggi 65%, artinya atlet atletik nomor lompat jauh menyadari bahwa memiliki kondisi fisik yang baik sangat mendukung kemampuan yang maksimal saat di luar lapangan dan di dalam lapangan.

4. Indikator Pengalaman Tanding

Tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh dari indikator pengalaman tanding diperoleh sebanyak 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat pengalaman tanding dengan kategori sangat tinggi, sebanyak 12 orang atlet (60%) mempunyai tingkat pengalaman tanding dengan kategori tinggi, sebanyak 8 orang atlet

(58)

(40%) mempunyai tingkat pengalaman tanding dengan kategori rendah dan 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat pengalaman tanding dengan kategori sangat rendah.

Tabel 9. Indikator Pengalaman Tanding

Valid Frequency Percent Valid Percent

Distribusi frekuensi indikator pengalaman tanding atlet atletik nomor lompat jauh pada PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 8. Frekuensi Indikator Pengalaman Tanding

Hasil ini menunjukkan atlet yang memiliki tingkat pengalaman tanding dominannya masuk pada kategori tinggi

(59)

dengan hasil paling tinggi 60%, artinya atlet atletik nomor lompat jauh cukup memiliki pengalaman saat pertandingan.

5. Indikator Pendidikan

Tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh dari indikator pendidikan diperoleh sebanyak 2 orang atlet (10%) mempunyai tingkat pendidikan dengan kategori sangat tinggi, sebanyak 9 orang atlet (45%) mempunyai tingkat pendidikan dengan kategori tinggi, sebanyak 9 orang atlet (45%) mempunyai tingkat pendidikan dengan kategori rendah dan 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat penididikan dengan kategori sangat rendah. Tabel 10. Indikator Pendidikan

Valid Frequency Percent Valid Percent

Comulative Percent

Sangat Tinggi 2 10 10 10

Tinggi 9 45 45 55

Rendah 9 45 45 100

Sangat Rendah 0 0 0 100

Total 20 100 100

(60)

Gambar 9. Frekuensi Indikator Pendidikan

Hasil ini menunjukkan atlet yang memiliki tingkat pendidikan dominannya masuk pada kategori tinggi dan kategori rendah yaitu nilai masing-masing 45%, artinya atlet atletik nomor lompat jauh mememiliki pendidikan yang cukup saat mengikuti suatu pertandingan.

6. Indikator Pekerjaan Orangtua

Tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh dari indikator pekerjaan orangtua diperoleh sebanyak 2 orang atlet (10%) mempunyai tingkat pekerjaan orangtua dengan kategori sangat tinggi, sebanyak 6 orang atlet (30%) mempunyai tingkat pekerjaan orangtua dengan kategori tinggi, sebanyak 12 orang atlet

(61)

(60%) mempunyai tingkat pekerjaan orangtua dengan kategori rendah dan 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat pekerjaan orangtua dengan kategori sangat rendah.

Tabel 11. Indikator Pekerjaan Orangtua

Valid Ferquency Percent Valid Percent

Distribusi frekuensi indikator pekerjaan orangtua atlet atletik nomor lompat jauh pada PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 10. Frekensi Indikator Pekerjaan Orangtua

Hasil ini menunjukkan atlet yang memiliki tingkat pekerjaan orangtua dominannya masuk pada kategori rendah dengan hasil paling tinggi 60%, artinya atlet atletik nomor lompat

(62)

jauh walaupun pekerjaan orangtua tidak digolongan menengah ke atas dan bisa membuktikan dengan mengikuti PON Remaja yang baru pertama kali diadakan.

7. Indikator Lingkungan

Tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh dari Indikator lingkungan diperoleh sebanyak 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat lingkungan dengan kategori sangat tinggi, sebanyak 11 orang atlet (55%) mempunyai tingkat lingkungan dengan kategori tinggi, sebanyak 9 orang atlet (45%) mempunyai tingkat lingkungan dengan kategori rendah dan 0 orang atlet (0%) mempunyai tingkat lingkungan dengan kategori sangat rendah. Tabel 12. Indikator lingkungan

Valid Frequency Percent Valid Percent

Comulative Percent

Sangat Tinggi 0 0 0 0

Tinggi 11 55 55 55

Rendah 9 45 45 100

Sangat Rendah 0 0 0 100

Total 20 100 100

(63)

Gambar 11. Frekuensi Indikator Lingkungan

Hasil ini menunjukkan atlet yang memiliki tingkat lingkungan dominannya masuk pada kategori tinggi dengan hasil paling tinggi 55% artinya atlet atletik nomor lompat jauh memiliki dukungan dari lingkungan yang berpngaruh besar sebelum atau saat pertandingan.

Berikut hasil perlombaan Cabor Atletik Nomor lompat jauh peserta PON Remaja I Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 13. Nomor lompat jauh PA

No Nama Provinsi Prestasi Jumlah kategori

(64)

Gambar 12. Frekuensi kepercayaan diri atlet lompat jauh putri

Hasil ini menunjukkan atlet yang memiliki tingkat kepercayaan diri pada lompat jauh putra dominannya masuk pada katagori tinggi, dari 10 orang atlet, 1 orang atlet masuk kategori sangat tinggi yaitu yang mendapatkan peringkat pertama dalam lomba, 8 orang atlet masuk kategori tinggi dan 1 orang atlet memiliki kategori rendah.

Tabel. 14 Nomor Lompat Jauh PI

(65)

Gambar 14. Frekuensi kepercayaan diri atlet lompat jauh putri

Hasil ini menunjukkan atlet yang memiliki tingkat kepercayaan diri pada lompat jauh putri dominannya masuk pada katagori tinggi, dari 10 orang atlet, 1 orang atlet masuk kategori sangat tinggi yaitu atlet yang mendapatkan peringkat ke lima dalam lomba, sedangkan peringkat pertama dalam lomba masuk kategori tinggi dalam lomba. 8 orang atlet masuk kategori tinggi dan 1 orang atlet memiliki kategori rendah.

Berikut hasil pengkatagorian keseluruhan faktor tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh PON remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014:

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kepercayaan Diri Lompat Jauh

Putri

(66)

Tabel 15. Pengkategorian Keseluruhan Faktor

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh peserta PON remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan tingkat kepercayaan diri atlet cabang olahraga atletik pada PON remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 masuk dalam kategori “tinggi”.

Kepercayaan diri merupakan dampak positif bagi atlet dalam menghadapi suatu pertandingan, karena dengan memiliki kepercayaan diri seorang atlet dapat mencapai suatu keberhasilan dalam pertandingan. Pada pertandingan PON remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 ada sebanyak 3 atlet (15%) yang masuk dalam tingkat kepercayaan diri ”sangat tinggi” ,

(67)

pertandingan jika atlet mampu mengendalikan maka atlet tersebut dapat mengontrol emosi, berkonsentrasi, menentukan sasaran yang akan dituju, dan berusaha menampilkan kemampuan terbaik daalam pertandingan. Hal ini sesuai dengan pendapat Satiadarma (2000: 245-246) bahwa percaya diri dapat memberi dampak positif pada individu atlet, yaitu emosi, konsentrasi, sasaran, usaha, strategi dan momentum.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat kepercayaan diri lebih dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu sebesar 69,7% seperti konsep diri, harga diri, kondisi fisik dan pengalaman tanding. Dari indikator konsep diri, seorang atlet yag memiliki gagasan akan diri sendiri dalam suatu pertadingan dapat mempegaruhi keberhasilan dalam pertandingan. Dari indikator harga diri, penilaian terhadap diri sendiri sangat penting untuk meyakinkan terhadap diri sendiri untuk mencapai suatu kemenangan dalam pertandingan. Dari indikator kondisi fisik, memiliki kondisi fisik yang prima sangat mendukung kemampuan yang masimal saat diluar lapangan dan di dalam lapangan. Dari pengalaman bertanding, memiliki banyak pengalaman sangat mendukung peforma yang optimal saat pertandingan. Pada faktor eksternal, yaitu sebesar 30,3% yang menyebabkan kepercayaan diri adaalah pendidikan, pekerjaan orangtua, dan lingkungan.

(68)
(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat dideskripsikan secara rinci tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh pada PON remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 dari sampel 20 orang, sebanyak 3 orang atlet (15%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan katagori sangat tinggi, sebanyak 13 orang atlet (65%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan katagori tinggi, sebanyak 4 orang atlet (20%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan katagori rendah dan tidak ada atlet (0%) mempunyai tingkat kepercayaan diri dengan kategori sangat rendah.

B. Implikasi Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh pada PON Remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 masuk kedalam kepercayaan diri katagori tinggi. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat berimplikasi praktis, terutama bagi pihak-pihak yang berperan dalam pengembangan cabang olahraga atletik.

(70)

bagi seorang pelatih atau pembina cabang olahraga atletik khususnya nomor lompat jauh, sebagai bahan kajian untuk mengetahui dan memahami tentang permasalahan psikologis atletnya dalam perlombaan. Sudah saatnya pelatih menyadari bahwa dalam memberikan program latihan, pelatih tidak hanya memberikan program fisik saja, program latihan secara psikologis juga harus dimasukkan dalam proses latihan. Dengan demikian diharapkan pelatih dan atlet dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam lapangan yang menyangkut tentang aspek psikologis atlet.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diupayakan secara maksimal, tetapi keterbatasan penelitian tidak dapat dihindarkan. Keterbatasan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya sebatas mengetahui tingkat kepercayaan diri atlet atletik nomor lompat jauh pada PON remaja I Provinsi Jawa Timur tahun 2014 saja.

2. Dalam penelitian ini hanya didasarkan dengan isian pernyataan

pada angket saja sehingga memungkinkan adanya unsur kurang obyektif dalam proses pengisian pernyataan pada angket, seperti adanya saling kerjasama dalam mengisi angket.

(71)

Pelatih juga tidak memperbolehkan, sebab bisa mengganggu atlet tersebut.

4. Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan setelah para atlet

bertanding, sehingga memungkinkan kondisi fisik yang lelah dan psikis atlet setelah mengetahui hasil pertandingan sangat mempegaruhi jawaban para atlet.

D. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran relevan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Perlu adanya penelitian yang sejenis dengan variabel yang lebih kompleks sehingga tidak hanya mengetahui tingkat kepercayaan diri saja.

b. Untuk melengkapi penelitian yang sejenis sebaiknya menambahkan faktor-faktor yang lainnya.

2. Bagi Atlet

a. Lebih meningkatkan latihan dan jam terbang perlombaan,

agar kematangan secara psikologis khususnya aspek kepercayaan diri semakin meningkat.

b. Selalu berkonsultasi kepada pelatih tentang psikologis

(72)

3. Bagi Pelatih/pembina

a. Memberikan latihan psikologis kedalam program latihan. b. Selalu meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana cara

(73)

DAFTAR PUSTAKA

Agung Sunarno dan R. Syaifullah D. Sihombing. (2011). Metode Penelitian Keolahragaan. Surakarta: Yuma Pustaka.

Angelis, Barbara De. 2005. Kepercayaan Diri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ali Maksum. (2012). Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa

University Press.

Ary Ginanjar Agustian. (2010). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Jilid 1. Jakarta: PT. Arga Tilanta.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. (2010). Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Cox, H. R. (2002). Sport psychology concepts and applications. Dubuque: Wm.C. Brow Publisher.

Cox, Richard H. (2012). Sport Psychology: Concepts And Applications, Seventh Edition. New York: McGraw-Hill Compnies, Inc.

Eddy Purnomo. (2007). Pedoman Mengajar Dasar Gerak Atletik. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Farhan.(2012). Kepercayaan diri. Diakses dari http:// abufarhanalir. blogspot. com/2012/05/kepercayaan-diri-self-confidence. Pada tanggal 26 maret 2015, jam 20.15 WIB.

Ghufron & Rini. (2011). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA Haryadi Sarjono. (2011). SPSS vs LISREL, Sebuah Pengantar untuk Riset. Jakarta:

Salemba Empat.

Holikulanwar. Percaya diri. Diakses dari http://holikulanwar. blogspot. com/2012/05/ percaya-diri-pd-apa-itu-percaya-diri.html. Pada tanggal 22 oktober 2014, jam 19.00 WIB.

Gambar

Gambar 1. Hubungan Getaran dengan Prestasi (Thompson, 1991: 137)
Gambar 2. The Sail technique ( Level I-Atletik tahun 2000)
Gambar 4. The Hitch-kick Technique ( Level I-Atletik tahun 2000)
Tabel 1. Nomor Atletik yang dilombakan No Putra  Putri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsep diri seseorang dapat dilihat dari sikap mereka. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak