LAPORAN
TAIIUNAN
PENELITIAN
HIBAH
BERSAING
PENGEMBANGAN
MODEL
RTSOLUSI
KONFLIK UNTUK
MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
(Studi ImplementasiKebijakan
Resotusi
Kon{lik
di
Sampit, Poso, danAmbon)
Tahrtn
Ke-l
dari
Rencana 2 TahunTIM
PENGUSULKetua: Dr.
Suharno,M.Si.
NIDN.0017046807 Anggota: 1.Ilr.
Samsuri,M.Ag.
NIDN.
00190672062.
Iffah
Nurhayati,
M.Hum
NIDN.
0013037503Dibiayai oleh :
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui DIPA Universiias Negeri Yogyakarla tahun 2013, dan berdasarkan Surat Perjanjian lnternal Pelaksanaan
Penelitian Hibah Bersaing Nomor 07lHB-Multitahun/UN 34.21 /2013
ABSTRAK
Penelitian
ini
bertujuan untuk melakukan kajian implementasi kebijakanresolusi
konflik
di
Sampit Kalimantan
Tengahuntuk
menghasilkan model kebijakan resolusikonflik
multikultural yang bersifat permanen di Poso Sulawesi dan AmbonMaluku.
Dalam penelitianini
dilakukan penyusun model resolusikonflik
berbasispolitik
rekognisi untuk menyelesaikankonflik
multikultural dibidang
1)
politik,
2)
hukum,
3)
ekonomi,
4)
sosial,
5)
budaya
serlapengimplementasian model.
Penelitian
dilaksanakan menggunakanmetode
kualitatif-naturalistik. Subjek penelitian adalahtokohtokoh dari
etnis yangberkonflik
di
KalimantanTengah.
Pengumpulandata
menggunakanteknik;
wawancara
mendalam, dokumentasi, observasi, dipadukan dengan desain/ocus group discussion (FGD) terutamadalam
mencari akar persoalankonflik
antaretnis
dan merumuskan model resolusikonflik
berbasispolitik
rekognisi. Penelitian dilakukan dalam duatahapan (dalam dua tahun), pedama meneliti akar-akar persoalan
konflik
etnis,menyusun kerangka model penyelesaian bidang
politik,
hukum, ekonomi, sosial,budaya atas
konflik
etnis. Tahap kedua implementasi model.Hasil
tahun pertama penelitian ini:. Pertama, penyelesaiankonflik
di Sampit melalui Kebijakan Publik dalam bentuk perda secala partisipatif, denganinisiatif-inisiatif
kultural
dari
barvah,
dan
tekad kultural untuk
hidup berdarnpingarr secaradamai telah
rnenghasilkan penyelesaiankonflik
dengantingkat keberhasilan yang secara
relatifjauh
lebih berhasil daripadaKonflik
Posodan Ambon. Penyelesaian
konflik
di AnTbon dan Poso belum sepenuhnya berhasil dan secararelatif
beradadi
bawahtingkat
keberhasilan penyelesaianKonflik
Sampit.
Konflik di
Poso dan Ambon melibatkaninisiatif
pemerintah daerah danpemerintah pusat yang sangat besar, bersifat top-downdaz dipungkasi dengan
pemilahan secara eksklusif aspek-aspek sosio-ekonomi dan
domisili
pihak-pihakyang berkonflik. Kedua, model
penyelesaiankonflik
multikultural
secarapermanen yang dapat digunakan melalui belajar dari
konflik
di tiga daerah adalahmodel resolusi
konflik
dengan pendekatanpolitik
rekognisi. Filosofi pendekatanini
adalah
partisipatori, from-bottom-initiative,
kebijakan
publik
sebagaimekanisme payung, inklusif, dan peaceful co-existence.
Kata kunci:
Konflik multikultural, resolusi konflik,politik
rekognisil