• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Evaluasi Kebijakan: Model Discrepansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Evaluasi Kebijakan: Model Discrepansi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Dikembangkan oleh Malcolm Provus

 Menekankan pada pandangan adanya kesenjangan dalam pelaksanaan program.

(3)

 Evaluasi kesenjangan: untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program.

 Standar: kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan dengan hasil yang efektif.

(4)

Langkah-langkah

Penyusunan Desain

1. Merumuskan tujuan program

2. Menyiapkan peserta didik, staf dan kelengkapan lain

(5)

Penetapan kelengkapan program, apakah kelengkapan yang tersedia sudah sesuai dengan

kebutuhan/keperluan

1. meninjau kembali penetapan standar

2. Meninjau program yang sedang berjalan

(6)

Tahap proses

Mengumpulkan data dari pelaksanaan program Tahap mengukur Product

Apakah program sudah mencapai tujuan Tahap Pembandingan

Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan

(7)

Kemungkinan:

1. Menghentikan program

2. Mengganti atau merevisi

3. Meneruskan

(8)

Tahapan penilaian/judgement

Menentukan kriteria yang diinginkan:

1. mengidentifikasi ketidaksesuaian antara kriteria dan perencanaan program kurikulum.

2. Membandingkan antara kenyataan atau pelaksanaan program kurikulum dengan kriteria

3. Meneliti proses belajar mengajar dan hasilnya secra khusus digunakan untuk menentukan hubungan penyebab dan pengaruh

Tiga tahap ini sebagai tahap microlevel

(9)

Provus

’ Discrepancy Model

 As name indicates this model focuses on the discrepancy between actual and intended performance of a program. There are four steps in this model:

 Establishing program standards/objectives

 Determining whether there is any discrepancy between actual and expected performance.

 Determining the nature and significance of discrepancies.

 Using detailed data about discrepancies or performance gaps to determine needed changes in program activities or remedial plan for achieving intended results. Incorporate these identified best alternatives into the next program cycle.

(10)

Discrepancy Model

This model is the most straightforward and widely

used, especially in education.

This model emphasizes normative expectations

and involves three phases:

Goal setting, identifying what ought to be

Performance measurement, determining what is

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses texturing kita harus mendefinisikan pemetaan objek model kita untuk menempatkan tekstur sesuai dengan posisi koordinat objek, proses ini sering disebut unwraping model

Senyawa bioaktif yang terkandung pada Gelidium latifolium yaitu triterpenoid, steroid dan alkaloid, Gelidium latifolium memiliki potensi sebagai antijamur alami dengan

Syvällisempää dialogia ei päässyt syntymään ja minulta puuttui Lehtomaan (Mt., 178) mainitsema tutkijan herkkyys. Pohdin jälkeenpäin, johtuivatko haastattelutilanteen puut-

Bahan ajar yang digunakan harus dirancang berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh para mahasiswa asing dalam mempelajari Bahasa Indonesia, khususnya dalam materi

Berdasarkan Model Summary pada tabel 2 menunjukkan bahwa nilai R square atau koefisien determinasi sebesar 0,401 bila dipresentasekan menjadi 40,1%, dapat disimpulkan

Bibit yang direndam dalam perlakuan tanpa perendaman setelah disimpan 0 dan 9 hari, air setelah disimpan 0, 6 dan 9 hari serta fungisida setelah disimpan 9 hari

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui cara model quantum teaching dalam meningkatkan pengetahuan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi di sekolah

Pada Gambar 3 menunjukkan para atlet dan pelatih memberikan penghormatan tanda berakirnya suatu kegiatan di metland Jakarta timur. Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk