• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) SUDUT AGAMA DITINJAU DARI SYARAT PEMBUATAN APE DI MATARAM INDAH YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) SUDUT AGAMA DITINJAU DARI SYARAT PEMBUATAN APE DI MATARAM INDAH YOGYAKARTA."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) SUDUT AGAMA DITINJAU DARI SYARAT PEMBUATAN APE DI MATARAM INDAH

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Pratiwi Wulandari NIM 12105244011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM & TEKNOLOGI PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Bagi anak-anak, mainan adalah teman, maka ciptakalah teman belajar yang terbaik untuk mereka

(Ayi Pratiwi)

(6)

PERSEMBAHAN

Sebagai ungkapan rasa syukur, saya haturkan rasa syukur untuk ALLAH SWT, serta ucapan terimakasih atas karya skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Orang tua dan keluarga atas pengorbanan yang tiada henti, kasih sayangnya selama ini, serta doa-doanya demi keberhasilanku

(7)

EVALUASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) SUDUT AGAMA DITINJAU DARI SYARAT PEMBUATAN APE DI MATARAM INDAH

YOGYAKARTA Oleh Pratiwi Wulandari NIM 12105244011

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi pemenuhan syarat pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) sudut agama di Mataram indah Yogyakarta berdasarkan syarat pembuatan alat permainan edukatif.

Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi kesenjangan (discrepancy evaluation model) yang dikembangkan oleh Malcolm Provus. Sedangkan standarnya adalah: syarat edukatif, syarat teknis dan syarat estetika. Setting penelitian ini adalah Mataram Indah Yogyakarta. Variabel penelitian ini adalah alat permainan edukatif sudut agama. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) alat permainan edukatif sudut agama Mataram Indah Yogyakarta telah memenuhi syarat edukatif pembuatan alat permainan edukatif, karena telah tidak ada kesenjangan dengan standar yang telah ditetapkan, 2) alat permainan eduaktif sudut agama belum memenuhi syarat teknis pembuatan alat permainan eduaktif, terutama pada syarat keamanan, multiguna dan kemudahan dalam penggunaan, 3) alat permainan edukatif sudut agama sudah memenuhi syarat estetika pembuatan alat permainan eduaktif kecuali syarat elastisitas.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas rahmat, karunia serta hidayah yang diberikan Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EVALUASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) SUDUT AGAMA DITINJAU DARI SYARAT PEMBUATAN APE DI MATARAM

INDAH YOGYAKARTA” dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta atas kesemptan yang diberikan untuk dapat menuntut ilmu di Universitas ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar.

3. Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan yang telah memberi dukungan dan kemudahan penelitian serta penyusunan skripsi.

4. Ibu Suyantiningsih, M.Ed sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu memberikan bantuan, dan bimbingan dalam penyususan skripsi ini. 5. Ibu Tatik sebagai pemilik pengrajin Alat Permainan Edukatif Mataram Indah

Yogyakarta.

(9)
(10)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 55

1. Definisi Alat Permainan Edukatif (APE) ... 8

2. Bermain Menggunakan Alat Permainan Edukatif ... 10

3. Tujuan Pembuatan Alat Permainan Edukatif ... 13

4. Fungsi Alat Permainan Edukatif ... 15

(11)

6. Syarat Pembuatan Alat Permainan Edukatif ... 18

B. Evaluasi Alat Permainan Edukatif ... 21

1. Definisi Evaluasi Alat Permainan Edukatif ... 21

2. Model-model Evaluasi Alat Permainan Edukatif ... 22

C. Kerangka Berfikir ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

1. Gambaran Umum Pengrajin Alat Permainan Edukatif (APE) Mataram Indah Yogyakarta... 43

2. Gambaran Umum Alat Permainan Edukatif (APE) Sudut Agama di Mataram Indah Yogyakarta ... 50

3. Hasil Penelitian Alat Permainan Edukatif (APE) Sudut Agama di Mataram Indah Yogyakarta ... 54

B. Pembahasan ... 79

1. Perbandingan antara Alat Permainan Edukatif Sudut Agama Mataran Indah Yogyakarta dengan Syarat EdukatiF Pembuatan Alat Permainan Edukatif ... 79

(12)

3. Perbandingan antara Alat Permainan Edukatif Sudut Agama Mataran Indah Yogyakarta dengan Syarat Estetika Alat

PermainanEdukatif Pembuatan Alat Permainan Edukatif ... 83

C. Rekomendasi Mengenai Hasil Evaluasi Alat Permainan Edukatf di Mataram Indah Yogyakarta ... 84

D. Keterbatasan Penelitian ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kurikulum 2013 ... 19

Tabel 2. Kurikulum 2013 ... 56

Tabel 3. Alat Permainan Edukatif Sudut Agama Mataram Indah Yogyakarta ... 59

Tabel 4. Detail Alat Permainan Edukatif Gambar Tempat Ibadah Kecil ... 60

Tabel 5. Detail Alat Permainan Edukatif Maket Tempat Ibadah ... 61

Tabel 6. Detail Alat Permainan Edukatif Peraga Sholat ... 62

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 91

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian ... 98

Lampiran 3. Foto-foto Produksi dan Alat Permainan Edukatif Sudut Agama ... 111

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aset penting dalam suatu Negara, Pendidikan adalah usaha sadar setiap manusia sebagai bentuk mencerdaskan generasi penerus bangsa. Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada di muka bumi (Dwi Siswoyo dkk, 2011: 51). Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(17)

Upaya untuk mencukupi media pembelajaran berupa alat permainan edukatif dapat diperoleh secara praktis karena terdapat pengrajin yang menciptakan alat permainan edukatif baik dari pengembangan alat permainan edukatif yang sudah ada maupun inovasi dari pengrajin tersebut. Salah satu pengrajin alat permainan edukatif adalah Mataram Indah yang terletak di Jl. Kadipaten Kulon KP 1 No 308, Yogyakarta 55132. Nama Mataram Indah sendiri di adaptasi dari kerajaan Mataram yang ada di Yogyakarta dan karena lokasi Mataram Indah terletak didalam wilayah benteng keratin.

(18)

edukatif dengan pertimbangan bisnis batik yang dijalankan suaminya sedang lesu.

Sejak tahun 1972 hingga 2016 bisnis pengrajin alat permainan edukatif milik keluarga ibu rachmi berjalan, sejauh ini banyak konsumen yang membeli alat permainan edukatif di toko tersebut, begitu pula Taman Kanak-kanak yang memenuhi kebutuhan alat permainan edukatif pada saat tahun ajaran baru dimulai. Sejauh ini Mataram Indah telah banyak membantu dalam bidang penyediaan berbagai alat permainan edukatif. Ditinjau dari segi pendidikan, Mataram Indah telah berkontribusi dalam penyediaan media pembelajaran untuk anak-anak.

(19)

huruf atau miniset bulat, rantai, manik-manik, aneka bentuk puzzle, rantai geometri, dan masih banyak yang lainya.

Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat banyakna varian alat permainan edukatif yang dibuat oleh Mataram Indah. Akan tetapi, tidak semua alat permainan edukatif merupakan buatan Mataram Indah, terdapat beberapa alat permainan edukatif yang diambil dari distributor lain dan kemudian dipasarkan kembali oleh Mataram Indah. Adapun alat permainan edukatif buatan Mataram Indah adalah yang terbuat dari MDF, kayu dowl (kayu berbentuk silinder) dan triplek. Meskipun bahan utama yang digunakan oleh Mataram Indah adalah MDF, kayu dowl dan triplek masih terdapat alat permainan edukatif dari distributor lain yang menggunakan bahan yang sama. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti, diketahui sudut alat permainan edukatif yang sebagian besar merupakan buatan Mataram Indah. Sudut alat permainan edukatif tersebut adalah sudut agama, selain itu diketahui pula bahwa Mataram Indah Yogyakarta membuat alat permainan edukatif berdasarkan yang laris terjual dan belum melakukan evaluasi terhadap alat permainan edukatif sudut agama. Oleh sebab itu penelitian ini akan memfokuskan pada alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah yogyakarta.

(20)

bagi anak merupakan suatu komponen penting dalam mengembangkan potensi anak. Keselektifan dalam memilih alat permainan edukatif mendukung keberlangsungan proses belajar dan mengajar.

Berdasarkan pemaparan di atas, perlu adanya evaluasi alat permainan edukatif sudut agama yang diproduksi oleh Mataram Indah Yogyakarta ditinjau dari syarat pembuatan alat permainan edukatif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di identifikasi beberapa masalah antara lain:

1. Banyaknya pengrajin umum alat permainan edukatif yang menjual alat permainan edukatif untuk taman kanak-kanak, padahal belum diketahui apakah alat permainan edukatif buatanya tepat digunakan untuk anak-anak.

2. Belum ada evaluasi alat permainan edukatif sudut agama.

3. Belum diketahui syarat pembuatan alat permainan edukatif sudut agama yang diproduksi Mataram Indah Yogyakarta.

C. Batasan Masalah

(21)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pemenuhan standar pembuatan alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi pemenuhan standar syarat pembuatan alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan maupun peningkatan kualitas alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta dalam membuat alat permainan edukatif.

1. Secara teoretis

(22)

2. Secara praktis

a. Bagi Pengguna alat permainan edukatif, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam pemilihan media pembelajaran alat permainan edukatif.

b. Bagi lembaga terkait hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengembangan maupun berinovasi terhadap alat permainan edukatif yang diproduksi sehingga sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak-anak.

(23)

BAB II KAJIAN TEORI A. Alat Permainan Edukatif

1. Definisi Alat Permainan Edukatif (APE)

Pada tahun 1972 Dewan Nasional Indonesia untuk kesejahteraan sosial memperkenalkan istilah Alat Permainan Edukatif (APE), alat permainan edukatif merupakan perkembangan dari proyek pembuat buku keluarga dan balita yang dikelola oleh Kantor Menteri Urusan Peranan Wanita, keberhasilan proyek tersebut menyebabkan alat permainan edukatif digunakan di seluruh wilayah Indonesia (Anggani Sudono, 2000: 28).

(24)

mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.

Alat permainan edukatif adalah alat bantu atau media pembelajaran untuk memfasilitasi anak-anak dalam pengembangan potensi dirinya. Alat permainan edukatif dapat dikategorikan sebagai alat permainan edukatif atau bukan alat permainan edukatif. Menurut Badru Zaman (2011: 4) untuk mengetahui alat permainan edukatif terdapat beberapa ciri-ciri yang harus terpenuhi, yaitu:

a. Alat permainan edukatif ditujukan untuk anak.

b. Difungsikan untuk mengembangkan berbagai perkembangan anak. c. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna d. Aman atau tidak berbahaya bagi anak

e. Dirancang untuk mendorong aktifitas dan kreatifitas anak f. Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan g. Mengandung nilai pendidikan.

(25)

pertimbangan untuk menciptakan alat permainan edukatif. Sebagai alat permainan edukatif perlu pemikiran yang mendalam untuk mengetahui apakah alat permainan edukatif atau bukan, karena alat permainan edukatif di rancang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak serta sebagai media pendidikan.

2. Bermain Menggunakan Alat Permainan Edukatif

Bermain merupakan salah satu pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak-anak usia Taman Kanak-kanak (Dwi Yulianti, 2010). Menurut Mayesty (1990: 196-197), bermaian adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Piaget dalam Mayesty (1990: 42) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri seorang. Bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya (Docket dan Fleer, 2000: 41-44).

Senada dengan pendapat di atas, Plato seorang filsuf dari Yunani menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain.

(26)

Plato menyadari pentingnya bermain bagi anak-anak, melalui bermain anak lebih mudah memahami ilmu pengetahuan. karena bermain merupakan pekerjaan dan dunia anak untuk menggali dan mengembangkan potensi dirinya. Menurut Mayke S. Tedjasaputra (2005: 52) bermain terbagi menjadi dua jenis, yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif banyak dilakukan pada masa kanak-kanak awal sedangkan kegiatan bermain pasif lebih mendominasi kegitan pada akhir masa kanak-kanak.

a. Bermain aktif

Bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan kepada anak melalui aktifitas yang mereka lakukan sendiri. Bermain aktif merupakan kegiatan yang melibatkat banyak aktivitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh. Contoh: bermain peran, melakukan penjelajahan, bermain berolahraga, dll.

b. Bermain pasif

Bermain pasif adalah kegiatan yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas fisik. Contoh: membaca, melihat televisi, mendengarkan radio, mendengarkan musik, dll.

(27)

a. Mengembangkan daya khayal anak b. Mengembangkan kreativitas

c. Menemukan pengalaman baru atau hal-hal baru d. Memenuhi rasa ingin tahu anak

e. Mengembangkan aspek kognisi, afektif (sosio, emosi), psikomotor (fisik, motorik).

Bermain merupakan salah satu fase yang tidak bisa terlewatkan bagi anak. Kesenangan yang anak peroleh melalui bermain mempengaruhi perkembangan anak menuju manusia dewasa. Begitu pentingnya masa bermain bagi anak, maka dengan didukungnya bermain anak menggunakan alat permainan edukatif yang sengaja dibuat untuk kepentingan pendidikan dapat mendukung perkembangan.

Bermain merupakan salah satu fase yang tidak bisa terlewatkan bagi anak. Kesenangan yang anak peroleh melalui bermain mempengaruhi perkembangan anak menuju manusia dewasa. Begitu pentingnya masa bermain bagi anak, maka dengan didukungnya bermain anak menggunakan alat permainan edukatif yang sengaja dibuat untuk kepentingan pendidikan dapat mendukung perkembangan.

(28)

permainan edukatif diciptakan memang untuk perkembangan anak. didukungnya bermain anak menggunakan alat permainan edukatif membantu perkembangan anak secara maksimal meningkatkan seluruh aspek perkembangan seperti motorik, kognitif, afektif, sosial, bahasa, seni, moral, agama, emosi dan lain sebagainya. Pentingnya alat permainan edukatif untuk anak, mengakibatkan tidak bisa membuat alat permainan edukatif secara asal-asalan. Keselarasan antara tingkat perkembangan anak serta materi yang sesuai untuk anak menjadi bahan pertimbangan tersendiri untuk menciptkan alat permainan edukatif yang baik.

3. Tujuan Alat Permainan Edukatif

Suatu alat permaian edukatif tidak mungkin dibuat tidak dengan tujuan tertentu, berikut adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari alat permainan edukatif:

a. Memperjelas materi yang diberikan

Alat permianan edukatif hendaknya memberikan kemudahan sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi kepada anak. sederhananya menjelaskan hal-hal yang masih abstrak sehingga menjadi mudah difahami oleh anak.

(29)

Menggunakan alat permainan edukatif memberikan dorongan kepada anak untuk terus ingin tahu mengenai alat permainan edukatif tersebut, dengan menggunakan alat permainan edukatif dapat membantu mendorong anak untuk terus mengeksploitasi dan bereksperimen dengan alat permainan edukatif.

c. Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain.

kesenangan dalam diri anak merupakan rasa puas terhadap apa yang telah ia peroleh, kesenangan tersebut merupakan awal anak untuk memainkan alat permainan edukatif, jika anak merasa senang maka anak tersebut akan terus-menerus memenuhi rasa ingin tahunya melalui alat permainan edukatif tersebut (Rudi Budiman, 2014: 7-9).

(30)

anak untuk bereksplorasi sendiri maupun kemudahan bagi guru dalam menjelaskan materi menggunakan alat permainan edukatif. Disisi lain, alat permainan edukatif dituntut memberikan rasa ingin tahu anak pada saat menggunakannya, sehingga anak dengan sendirinya tertarik dengan alat permainan edukatif tersebut.

4. Fungsi Alat Permainan Edukatif

Alat permainan edukatif di buat memiliki berbagai fungsi untuk mendukung proses belajar sehingga penggunaan alat permainan edukatif dapat mendukung perkembangan anak secara baik. Fungsi ala permainan edukatif menurut Rudy Budiman (2014: 11-12) adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak.

b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif.

c. Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba melakukan berbagai kegiatan yang mereka gemari dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui. d. Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan

(31)

e. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan teman sebaya.

5. Jenis-jenis Alat Permainan Edukatif

Pada umumnya jenis alat permainan edukatif telah dikembangkan oleh para tokoh ahli alat permainan edukatif di negara-negara maju. Meskipun tidak menutup kemungkinan terdapat modifikisasi jenis alat permainan edukatif yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan setempat. Jenis-jenis alat permainan edukatif yang telah dikembangkan oleh para tokoh ahli diantara adalah Dr.Maria Montessori, George Cruissenaire, Peabody dan Frobel, (Rudy Budiman, 2014: 13).

Masih banyak jenis alat permainan edukatif berdasarkan tokoh maupun modifikasi alat permainan edukatif yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat alat permainan edukatif yang diciptakan oleh para tokoh ahli diatas, yaitu:

a. Alat permainan edukatif untuk kemampuan berbahasa

(32)

b. Alat permainan edukatif ciptaan Montessori

Dr.Maria Montessori menciptakan alat permainan edukatif yang memudahkan anak untuk mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari anak tanpa perlu bimbingan sehingga memungkinkan anak bekerja secara mandiri. Alat permainan edukatif ciptaannya telah dirancang sedemikian rupa sehingga anak mudah memeriksa sendiri bila salah dan segera menyadarinya.

c. Balok Cruissenaire

George Cruissenaire menciptakan balok Cruissenaire untuk mengembangkan kemampuan berhitung pada anak, pengenalan bilangan dan untuk peningkatan keterampilan anak dalam bernalar.

d. Alat permainan edukatif Ciptaan Frobel

Frobel memiliki alat khusus yang dikenal dengan blok Blookdoss. Alat permainan edukatif ciptakaan Frobel berupa

(33)

Beberapa tokoh ahli telah banyak membuat berbagai alat permainan edukatif, alat permainan edukatif tersebut dikembangkan untuk berbagai perkembangan anak. Selain alat permainan eduaktif yang dikembangkan oleh para tokoh ahli, terdapat juga alat permainan edukatif yang dikembangkan menurut kebutuhan dan kondisi sekitar. Seperti alat permainan edukatif sudut agama yang dikembangkan oleh Mataram Indah Yogyakarta. Adapun alat permainan edukatif sudut agama Mataram indah Yogyakarta adalah gambar tempat ibadah kecil, maket tempat ibadah, peraga sholat, peraga wudhu, dan pelengkap sudut agama. Alat permainan edukatif sudut agama tersebut merupakan media pembelajaram yang memuat materi-materi keagamaan. Alat permainan edukatif tersebut memberikan gambaran mengenai agama-agama yang dianut tiap-tiap umat manusia.

6. Syarat Pembuatan Alat Permainan Edukatif

Syarat pembuatan alat permainan edukatif merupakan langkah umum yang harus dilakukan dalam pembuatan alat permainan edukatif. Syarat pembuatan alat permainan edukatif adalah sebagai berikut:

a. Syarat edukatif

(34)

Alat permainan edukatif hendaknya memuat materi yang ada pada kurikulum. adapun kurikulum yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurikulum 2013 berdasarkan pada kompetensi Inti-1 (KI-1). Berikut adalah KI-1 dan kompetensi dasarnya:

Tabel 1. Kurikulum 2013

Kompetensi inti Kompetensi dasar KI-1. Menerima ajaran

agama yang dianutnya

1.1 mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanya

1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar

2) Alat permainan edukatif yang dibuat disesuaikan dengan didaktik metodik artinya dapat membantu keberhasilan kegiatan pendidikan mendorong aktifitas dan kreatifitas anak dan sesuai dengan kemampuan (tahap perkembangan anak). Alat permainan edukatif hendaknya memuat 8 kemampuan yang terdapat pada anak yaitu: kemampuan verbal, logika-matematik, musikal, kinestetik, mencintai keindahan alam, berkawan dan berfikir (DEPDIKNAS)

b. Syarat teknis

(35)

yang akurat mutlak dipenuhi karena jika ukurannya tidak tepat akan menimbulkan kesalahan konsep.

2) Alat permainan edukatif hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan pengembangan yang lain.

3) Alat permainan edukatif dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa.

4) Aman (tidak mengandung unsur yang membahayakan anak misalnya tajam, beracun dan lain- lain).

5) Alat permainan edukatif hendaknya awet, kuat dan tahan lama (tetap efektif walau cahaya berubah).

6) Mudah dalam pemakaian, menambah kesenangan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi.

7) Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal. c. Syarat estetika

1) Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak) 2) Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil) 3) Warna (kombinasi warna), (Rudy Budiman, 2014: 28).

(36)

Budiman diatas akan dijadikan sebagai standar evaluasi alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta

B. Evaluasi Alat Permainan Edukatif

1. Definisi Evaluasi Alat Permainan Edukatif

(37)

Evaluasi alat permainan edukatif adalah evaluasi yang dilakukan terhadap alat permainan edukatif. Evaluasi ini dilakukan guna mengetahui, mendeskripsikan, mengumpulkan informasi tentang alat permainan edukatif. Evaluasi pada alat permainan edukatif menjadi salah satu tahap dalam pembuatan alat permainan edukatif untuk mengetahui apakah alat permaianan edukatif yang diciptakan telah sesuai syarat pembuatan alat permainan edukatif. Penelitian kali ini akan mengevaluasi alat permainan edukatif sudut agama di Mataran Indah ditinjau dari syarat pembuatan alat permainan edukatif. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui kesenjangan antara alat permainan edukatif sudut agamadengan syarat pembuatan alat permainan edukatif.

2. Model-model Evaluasi Alat Permainan Edukatif

(38)

Model evaluasi dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan evaluasi. Terdapat beberapa model evaluasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi, diantaranya yaitu: CIPP (Context, Input, Process and Product), Evaluasi Model Stake (Countenance

Model), Formatif-Summatif Evaluation Model, Discrepancy model dan lain sebagainya. Model CIPP merupakan model evaluasi yang banyak digunakan oleh para evaluator. Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-kawan (1967) di Ohio State University, (Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2004:29). Stufflebeam menggolongkan sistem pendidikan kedalam 4 dimensi, yaitu Context, Input, Process and Product. Keempat dimensi tersebut merupakan komponen dari proses sebuah program kegiatan(Eko Putro Widoyoko, 2010: 181).

Evaluasi model Stake (countenance Model) merupakan model yang menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi, yaitu Description dan Judgement, dan membedakan adanya tiga tahap

(39)

(disebut evaluasi formatif), (Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, 2004: 25).

Discrepancy model adalah model evaluasi yang dikembangkan

oleh Malcolm Provus, kata discrepancy adalah istilah dari bahasa inggris yang diterjemahkan kedalam bahasa indonesia menjadi

“kesenjangan” (Eko Putro Widoyoko, 2010: 186). Model ini

menekankan pada pandangan adanya kesenjangan, dimana kesenjangan tersebut merupakan persyaratan umum bagi semua kegiatan evaluasi, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnya tercapai dengan yang sudah riil tercapai (Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2004: 31).

Dari berbagai model evaluasi di atas, model evaluasi yang akan digunakan adalah model evaluasi Discrepancy. Model ini mengukur besarnya kesenjangan yang ada sehingga dengan diketahuinya kesenjangan tersebut dapat dilakukan perbaikan setiap komponen yang belum terpenuhi. Sehingga pada penelitian ini akan diketahui mengenai pemenuhan syarat pembuatan alat permainan edukatif pada alat permainan edukatif sudut agama di Mataram indah Yogyakarta.

(40)

perbaikan atau tidak terhadap alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta.

Adapun untuk melakukan evaluasi dibutuhkan langkah-langkah sistemis dalam pelaksanaanya. Setidaknya terdapat lima langkah yang harus terpenuhi dalam pelaksanaanya. Langkah-langkah tersebut antara lain:

a. Menetapkan standar evalusi

Tahap awal dari pelaksanaanya evaluasi discrepancy adalah menetapkan standar evaluasi. Standar evaluasi pada penelitian ini adalah standar yang akan menjadi pembanding dan menetapkan spesifikasi apa yang akan dibandingkan. Standar evaluasi pada penelitian ini adalah syarat pembuatan alat permainan edukatif menurut Rudi Budima (2014: 28), yang menjelaskan bagaimana alat permainan edukatif dirancang dan dikembangkan untuk anak usia dini. Selain itu juga dijelaskan syarat-syarat pembuatan alat permainan edukatif dan bagaimana tahapan awal mulai dari analisis kebutuhan alat permainan edukatif hingga pada contoh-contoh proses pembuatan alat permainan edukatif.

(41)

Yogyakarta. Adapun standar yang ditetapkan untuk menjadi pembanding alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta adalah syarat pembuatan alat permainan edukatif menurut Rudi Budiman, standar tersebut adalah sebagai berikut:

1) Syarat edukatif

a) Alat permainan edukatif dibuat disesuaikan dengan memperhatikan program kegiatan pendidikan (program pendidikan yang berlaku atau kurikulum yang berlaku). b) Alat permainan edukatif yang dibuat disesuaikan dengan

didaktik metodik artinya dapat membantu keberhasilan kegiatan pendidikan mendorong aktifitas dan kreatifitas anak dan sesuai dengan kemampuan (tahap perkembangan anak).

2) Syarat teknis

(42)

b) Alat permainan edukatif hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan pengembangan yang lain.

c) Alat permainan edukatif dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa.

d) Aman (tidak mengandung unsur yang membahayakan anak misalnya tajam, beracun dan lain- lain).

e) Alat permainan edukatif hendaknya awet, kuat dan tahan lama (tetap efektif walau cahaya berubah).

f) Mudah dalam pemakaian, menambah kesenangan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi.

g) Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal. 3) Syarat estetika

a) Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak) b) Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil) c) Warna (kombinasi warna).

b. Merencanakan evaluasi menggunakan model discrepancy

(43)

perminan edukatif sudut agama ditinjau dari syarat pembuatan alat permainan edukatif sehingga komponen yang paling pokok adalah syarat-syarat pembuatan alat permainan edukatif yang sebelumnya telah ditetapkan.

c. Mengumpulkan data di lapangan

Pada tahap ini adalah proses pengumpulan data di lapangan guna mendapatkan data yang dibutuhkan. Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengobservasi alat permainan edukatif satu persatu dengan menggunakan lembar observasi yang berbentuk checklist. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan mengumpulan informasi dari beberapa pihak yang terkait dengan alat permainan edukatif (pemilik Mataram Indah dan karyawanya) dan juga dari hasil pengumpulan informasi melalui studi dokumen.

d. Mengidentifikasi kesenjangan

(44)

terkumpul, data akan disajikan secara rapi dan mudah diolah dan tahap terakhir adalah menarik kesimpulan sebagai hasil evaluasi. e. Mengubah kondisi alat permainan edukatif dan/atau mengubah

standar

Keputusan mengenai hasil proses sebelumnya, diambil setelah seluruh data terkumpul dan melewati seluruh proses-proses diatas. Data yang telah ditemukan kesenjanganya segera diputuskan untuk mengubah syarat pembuatan alat permainan edukatif atau mengubah kondisi alat permainan edukatif atau justru mengubah melakukan keduanya. Mengubah kondisi alat permainan edukatifdapat dilakukan dengan cara memperbaiki alat permainan edukatif sehinga sesuai dengan standar yang telah dibuat.

(45)

C. Kerangka Berfikir

Indonesia melaksanakan pendidikan sejak anak usia dini, penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia dini untuk mengembangkan wawasan, akademik, sosial, emosi serta spiritualnya. Pengembangan tersebut guna terpenuhinya pelayanan serta di dukung dengan sarana dan prasarana seperti media pendidikan berupa alat permainan edukatif. Alat permainan edukatif dapat diperoleh melalui pengrajin alat permainan edukatif seperti Mataram Indah Yogyakarta yang membuat aneka alat permainan edukatif untuk anak-anak. Berdasarkan hasil observasi alat permainan edukatif di Mataram Indah Yogyakarta, sebagian besar alat permainan edukatif sudut agama adalah asli buatan Mataram Indah Yogyakarta, selain itu diketahui pula bahwa Mataram Indah Yogyakarta membuat alat permainan edukatif berdasarkan yang laris terjual dan belum melakukan evaluasi terhadap alat permainan edukatif sudut agama. Oleh sebab itu penelitian ini akan memfokuskan pada alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta.

(46)

Indah Yogyakarta belum melakukan evaluasi terhadap alat permainan edukatif sudut agama.

(47)

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Star Here Translated into

(48)

D. Pertanyaan Penelitian ?

Berdasarkan uraian kajian teori diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut?

1. Apa saja alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta?

2. Bagaimana hasil evaluasi alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta?

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul dan latar belakang masalah pada penelitian ini, penelitian ini termasuk dalam penelitian evaluatif. Menurut Nana Shaodih Sukmadinata (2015: 120) penelitian evaluatif adalah suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sitematik untuk menentukan nilai atau manfaat (worth) dari suatu praktik (pendidikan). Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini berfungsi untuk mengukur alat permainan edukatifsudut agama yang dibuat oleh Mataram Indah Yogyakarta dengan syarat pembuatan alat permainan edukatif.

Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi discrepancy (kesenjangan). Model ini menekankan pada pandangan adanya kesenjangan antara standar (syarat pembuatan alat permainan edukatif) dengan kondisi riil alat permainan edukatif sudut agama Mataram Indah Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(50)

C. Subjek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 88-89), subjek penelitian adalah segalahal yang dapat berupa orang, benda, proses, tempat, dan kegiatan yangdipermasalahkan dalam penelitian. Pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta, akan tetapi penelitian ini butuh bantuan dari beberapa pihak subjek hidup dalam proses pengumpulan data, subjek hidup yang dimaksut adalah pemilik pengrajin alat permainan edukatif Mataram Indah. Pada penelitian ini membutuhkan subjek hidup dalam pengumpulan data karena subyek penelitiannya adalah bukan benda hidup, sehingga dengan adanya subjek hidup akan menambah informasi yang dibutuhkan.

D. Variabel Penelitian

(51)

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode agar memperoleh data yang akurat dan lengkap. Menurut Sugiyono (2013: 193) pengumpulan data dapat dilakukandalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Pengumpulandata dalam penelitian ini menggunakan metodewawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung (Nana Syaodih 2010: 220). Observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu participant observation (observasi berperan serta) dan nonparticipant

observation. Pada observasi participant observation peneliti atau

pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang diamati, sedangkan pada observasi non participant pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang sedang diamati.

Pada penelitian ini menggunakan observasi non participant, yaitu observasi dimana peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Selain itu, di dalam penelitian ini yang menjadi observer atau pengamat adalah peneliti dengan mengamati alat

(52)

2. Wawancara

Pada penelitian ini menggunakan wawancara terbuka. Wawancara terbuka adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis-garis besar permasalahan yang akan di tanyakan (Sugiyono, 2013: 197).

Pada penelitian ini, wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik alat permainan edukatif sudut agama dan latar belakang berdirinya mataram indah yogyakarta

3. Dokumentasi

(53)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fonomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013: 148). Berdasarkan metode pengumpulan data di atas, terdapat tiga jenis pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada metode observasi, instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi yaitu lembaran kertas yang berisi tentang beberapa hal mengenai syarat pembuatan alat permainan edukatif yang akan diobservasi. Pada metode wanwancara instrumen pengumpulan data menggunakan beberapa pertanyaan yang telah disusun garis-garis besarnya mengenai latar belakang pembuatan alat permainan edukatif sudut agama dan karakteristik alat permainan edukatif sudut agama. Sedangkan metode dokumentasi instrumen pengumpulan datanya menggunakan daftar cocok (checklist) dan foto-foto tempat pembuatan alat permainan edukatif sudut agama.

G. Teknik Analisis Data

(54)

sendiri maupun orang lain. Melalui analisis data akan mempermudah peneliti dalam mengambil kesimpulan mengenai alat permainan edukatif sudut agama berdasarkan syarat pembuatan alat permainan edukatif. Selain itu, akan mempermudah peneliti dalam memberikan rekomendasi kepada Mataram Indah Yogyakarta selaku produsen alat permainan edukatif sudut agama.

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan dan selama proses dilapangan. Teknik analisis data yang dilakukan sebelum memasuki lapangan dilakukan guna mengetahui garis besar dari subjek penelitian yang akan diambil dan hasil analisisnya masih dapat berubah. Analisis data juga dilakukan pada saat dilapangan atau selama proses penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan supaya informasi yang berkaitan dengan data dapat diketahui tingkat kredibilitasnya sesegera mungkin, sehingga apabila terdapat kekurangan informasi atau informasi belum memuaskan dapat segera dilakukan pengumpulan informasi/data kembali.

Selama proses analisis data dilapangan, penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikemukaan oleh Milles and Huberman. Teknik analisis data tersebut adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan

(55)

1. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, fokus pada hal yang penting dan dibutuhkan, dicari pola dan temanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2013: 338). Pada proses ini merupakan kumpulan semua data yang dibutuhkan terkait Alat Permainan Edukatif sudut agama serta pengguna dari alat permainan edukatifsudut agama tersebut. Diperkirakan pada penelitian ini akan memperoleh data yang banyak sehingga perlu direduksi supaya data yang terkumpul benar-benar yang dibutuhkan dan membuang data-data yang tidak dibutuhkan.

2. Penyajian data (display data)

Setelah melakukan reduksi data, maka tahap selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data adalah mengelompokan data-data yang telah direduksi. Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah untuk dipahami (Sugiyono, 2013: 341). Melalui penyajian data maka mempermudah peneliti dalam memahami apa yang terjadi dan menentukan tahapan selanjutnya.

3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification)

(56)

langkah dalam melakukan analisis data model Milles dan Huberman dapat diilustrasikan berikut ini:

H. Keabsahan Data

Keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi, triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Teknik triangulasi terdapat tiga macam, yaitu: triangulasi sumber triangulasi teknik dan triangulasi waktu (Sugiyono, 2013: 372-373). Pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi waktu dengan membandingkan dan pengecekan sebgai baerikut:

1. Membandingkan hasil wawancara dengan observasi, atau sebaliknya. Data Collection

Data display

Conclusions:drawing /verifyih Data reduction

(57)

2. Membandingkan hasil observasi dengan dokumentasi, atau sebaliknya.

3. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi, atau sebaliknya.

4. Mengecek sumber data dari pemilik dan pekerja.

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Pengrajin Alat Permainan Edukatif (APE) Mataram Indah Yogyakarta

Mataram Indah merupakan pengrajin Alat Permainan Edukatif (APE) yang berada di Yogyakarta, tepatnya terletak di Jl. Kadipaten Kulon KP 1 No 308, Yogyakarta 55132. Mataram Indah merupakan toko pengrajin alat permainan edukatif yang dikelola secara turun menurun oleh keluarga bapak Sunarto dan ibu Nur Rohmah. Beliau merupakan pendiri dan pengelola Mataram Indah Sejak tahun 1972 sebelum kemudian dilanjutkan oleh keturunanya. Sepeninggal bapak Sunarto dan ibu Nur Rohmah pengelolaan Mataram Indah dilanjutkan oleh anaknya, yaitu ibu Siti Rachmi Meichati. Beliau merupakan keturun ke 5 dari 6 bersaudara, sejak tahun 2000 ibu Rachmi melanjutkan pembuatan serta pemasaran alat permainan edukatif hingga ke penjuru Indonesia.

(59)

kanak, beliau juga aktivis dalam Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) dan mengikuti rapat-rapat guru Taman Kanak-kanak. Pada saat rapat tersebut banyak rekan-rekannya yang tertarik dengan alat permainan edukatif buatan beliau dan meminta untuk dibuatkan. Berawal dari banyaknya pesanan alat permainan edukatif dari rekan-rekan IGTKI tersebut, dibukalah bisnis pembuatan alat permainan edukatif dengan pertimbangan bisnis batik yang dijalankan suaminya sedang lesu.

Sejak berdirinya Mataram Indah, banyak konsumen yang membeli alat permainan edukatif di toko tersebut, begitu pula Taman Kanak-kanak yang memenuhi kebutuhan alat permainan edukatif pada saat tahun ajaran baru dimulai. Sejauh ini Mataram Indah telah banyak membantu dalam bidang penyediaan berbagai alat permainan edukatif. Ditinjau dari segi pendidikan, Mataram Indah telah berkontribusi dalam penyediaan media pendidikan berupa alat permainan edukatif untuk anak-anak.

(60)

ibadah, pelengkap sudut agama, peraga sholat dan peraga wudhu. Sudut kebudayaan terdapat alat permainan edukatif angklung, gambang, gambar pakaian adat, gambar rumah adat dan lain sebagainya.

Terkait dengan alat permainan edukatif yang di buat oleh mataram indah, tentunya tidak akan lepas dari bahan dan alat yang digunakan. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan alat permainan edukatif adalah kayu, triplek, MDF, cat, lem, dan dowl-dowl.

a. Kayu

Kayu adalah bagian pohon yang bagian batang, dahan, ranting yang keras yang dapat dipakai untuk bahan bangunan, membuat perabot, bahan kertas dan lain sebagainya. Bagi Mataram Indah kayu dimanfaatkan untuk bahan dasar pembuatan alat permainan edukatif. Mataram indah membeli kayu jenis kayu sengon dari Muntilan dan jenis kayu jati belanda dari Jakarta. b. Triplek

(61)

c. Lem

Lem adalah perekat yang digunakan untuk merekatkan bagian-bagian alat permainan edukatif, adapaun lem yang digunakan oleh Mataram Indah adalah lem Fox.

d. MDF

MDF adalah serbuk kayu yang dibuat bubur (dilembekan) kemudian dicetak kembali menjadi lapisan pipih seperti papan. MDF ini terdapat tingkatanya yaitu, semakin murah MDF maka kualitas semakin kurang baik, jika semakin mahal harga MDF maka kualitasnya semakin baik. Mataram Indah sendiri menggunakan MDF dari pabrik Sumalindo. Adapun kelemahan dari MDF adalah jika terkena air, maka MDF akan mengembang dan akhirnya berjamur.

e. Cat

(62)

non toxin adalah cat yang tidak mengandung racun). Akan tetapi pada wadah cat Envi diberi keterangan bahwa cat Envi adalah Cat Dekoratif Ramah Lingkungan. Hal ini menunjukan bahwa cat envi baik digunakan, selain itu cat ini sudah lulus SNI (Standar Nasional Indonesia) saat alat permainan edukatif yang menggunakan cat envi diikut sertakan dalam standarisasi alat permainan edukatif.

Selain menggunakan bahan baku serta perlengkapan yang dibutuhkan, pembuatan alat permainan edukatif juga menggunakan peralatan-peralatan yang mendukung, seperti; aneka gergaji untuk memotong, sugu, sprayer, dan kuas.

a. Aneka gergaji

Aneka gergaji yang ada di Mataram Indah adalah gergaji untuk memotong kayu, gergaji untuk memotong pola pada kayu papan atau triplek yang telah digambar polanya.

b. Sugu

Sugu adalah alat untuk menghaluskan kayu c. Sprayer

Sprayer adalah alat untuk menyemprotkan cat ke alat

(63)

d. Kuas

Kuas adalah alat untuk memberi warna alat permainan edukatif dengan cara dioleskan/disapukan, alat ini merupakan cara manual untuk mewarnai alat permainan edukatif.

Pada pembuatan alat permainan edukatif, setelah bahan dan peralatan yang dibutuhkan lengkap, maka dibuatlah pola dan ukuran-ukuran untuk menentukan seberapa besar alat permainan edukatif. Selama berkembangnya pengrajin alat permainan edukatif Mataram Indah, tidak ada ukuran tertentu dalam membuat alat permainan edukatif, pembuatan hanya mengikuti pola yang sudah ada sejak pertama kali didirikanya Mataram Indah. Selain tidak adanya ukuran tertentu dan mengikuti pola yang sudah ada sejak zaman dahulu, terdapat dua pembaharuan pada alat permainan edukatif sudut agama, yaitu terdapat pembaharuan bentuk pura pada agama hindu karena adanya keluhan dari pengguna bahwa pura yang dibuat kurang sesuai dengan yang sebenarnya. Selain pembaharuan pada pura, terdapat pula pembaharuan terhadap alat permainan edukatif peraga wudhu, pembaharuan ini dikarenakan arsip peraga wudhu hilang sehingga terpaksa diganti dengan yang baru.

(64)

kuas, dan tahap terakhir adalah pengeringan cat dengan cara dijemur hingga benar-benar kering.

Proses pembuatan alat permainan edukatif di atas, selain membutuhkan beberapa proses juga melewati tahapan pengamatan sederhana yang dilakukan oleh pemilik. Pengamatan tersebut adalah tinjauan mengenai tingkat keamanan dan keawetan alat permainan edukatif. Menurut narasumber, tingkat keamanan alat permainan edukatif Mataram Indah sudah tidak ada sisi ketajanan (sudut-sudut yang runcing/yang dapat membahayakan anak) dalam alat permainan edukatif semenjak bahan yang digunakan adalah MDF, akan tetapi masih ada alat permainan edukatif yang terbuat dari triplek yang tergolong cukup tajam bagai anak. Tingkat keawetan alat permainan edukatif dapat bertahan kurang lebih lima tahun dengan syarat alat permainan edukatif tidak terkena air sama sekali. Akan tetapi jika sudah terken air maka akan cepat jamuran dan rusak.

(65)

keamanan, pemilihan alat dan bahan yang aman, memperhatikan potongan-potongan tiap bagian-bagian sudut, jangan ada bagian yang tajam, mewakili bentuk aslinya, visualisasinya mendekati bentuk aslinya dan terakhir adalah kejelasan materi.

2. Gambaran Umum Alat Permainan Edukatif (APE) Sudut Agama di Mataram Indah Yogyakarta

Alat permainan edukatif sudut agama adalah media pembelajaran yang memuat materi-materi keagamaan, yaitu: islam, kristen, budha, katholik dan hindu. Kelima agama di atas, kemudian dikembangkan dalam bentuk alat permainan edukatif yaitu:

a. gambar tempat ibadah kecil

(66)

yang berbeda. Biru untuk gereja, abu-abu untuk pura, coklat muda untuk wihara, merah untuk kelenteng dan hijau untuk masjid. b. Maket tempat ibadah

Maket tempat ibadah adalah alat permainan edukatif yang mengenalkan tempat ibadah yaitu gereja, pura, masjid dan wihara. Maket tempat ibadah sama saja seperti gambar tempat ibadah kecil yang mengenalkan tempat ibadah hanya saja maket tempat ibadah dalam bentuk 3 dimensi (3D), selain itu maket tempat ibadah hanya mengenalkan tempat ibadah gereja, pura, masjid dan wihara, tidak ada kelenteng sebagai tempat ibadah agama Khong Hu cu. Tiap masing-masing tempat ibadah diberi warna-warni yang menarik dengan alas berupa kubus tipis sebagai alasnya. Alas dalam maket tempat ibadah terpisah dengan bangunan, sehingga saat penggunaan perlu digabungkan dengan bangunan tempat ibadah, tidak ada perbedaan antara alas tempat ibadah yang satu dengan yang lainya, hanya saja bagianya yang terpisah.

c. Pelengkap sudut agama

(67)

berdasarkan syarat pembuatan alat permainan edukatif di Mataram Indah Yogyakarta karena bukan asli buatan Mataram Indah Yogyakarta.

d. Peraga sholat

(68)

e. Peraga wudhu

Peraga wudhu adalah alat permainan edukatif yang berbentuk persegi panjang dimana dibelakang bagian bawahnya diberi kubus kecil dari bahan MDF sebagai penyangga supaya persegi panjang bisa berdiri. Alat permainan edukatif ini mengenalkan tata caraberwudhu dan urutannya. Tokoh dalam alat permainan edukatif ini adalah kartun yang telah didesain dan diberi warna-warni yang menarik. Tiap gambar tata cara berwudhu diberi angka untuk menunjukan urutan-urutan gerakan wudhu. Pada tiap-tiap gerakan wudhu diberi nama-nama gerakan dan diberi penjelasan berupa teks tulisan.

(69)

Berdasarkan pemaparan di atas, alat permainan edukatif sudut agama yang dibuat oleh mataram indah sendiri adalah gambar tempat ibadah kecil, maket tempat ibadah, peraga sholat dan peraga wudhu. Pada gambar tempat ibadah kecil terdapat lima tempat ibadah yaitu gereja, pura, wihara, kelenteng dan masjid, sedangkan pada alat permaina edukatif sudut agama maket tempat ibadah terdapat empat tempat ibadah berbentuk 3 dimensi (3D) yaitu gereja, pura, wihara, dan masjid.

3. Hasil Penelitian Alat Permainan Edukatif (APE) Sudut Agama di Mataram Indah Yogyakarta

a. Menetapkan Standar Evaluasi

(70)

b. Merencanakan Evaluasi Alat Permainan Edukatif Sudut Agama menggunakan Model Discrepancy

Pada tahap ini adalah perencanaan proses evaluasi menggunakan model discrepancy. Peneliti menyusun perencanaan evaluasi dengan segala sesuatu yang dibutuhkan. Penelitian ini mengusung tentang evaluasi alat perminan edukatif sudut agama ditinjau dari syarat pembuatan alat permainan edukatif sehingga komponen yang paling pokok adalah syarat-syarat pembuatan alat permainan edukatif yang sebelumnya telah ditetapkan. Syarat-syarat pembuatan alat permainan edukatif mengacu pada modul materi pokok program diklat kompetensi pengembangan kreativitas bagi guru TK jenjang lanjut, adapun judul modul tersebut adalah Kreativitas Melalui Pembuatan Alat Permainan Edukatif, penulis dari modul tersebut adalah Drs. Rudy Budiman, M.Pd. Adapun syarat-syarat pembuatan alat permainan edukatif sebagai pembanding alat permainan edukatif di Mataram Indah Yogyakarta adalah sebagai berikut:

1) Syarat edukatif

(71)

Adapun kurikulum yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurikulum 2013 berdasarkan pada kompetensi Inti-1 (KI-1). Berikut adalah KI-1 dan kompetensi dasarnya:

Tabel 2. Kurikulum 2013

Kompetensi inti Konpetensi dasar KI-1. Menerima ajaran

agama yang

dianutnya

1.1 mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanya

1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar

b) Alat permainan edukatif yang dibuat disesuaikan dengan didaktik metodik artinya dapat membantu keberhasilan kegiatan pendidikan mendorong aktifitas dan kreatifitas anak dan sesuai dengan kemampuan (tahap perkembangan anak). Terdapat 8 kemampuan dalam diri anak, yaitu: kemampuan verbal, logika-matematik, musikal, kinestetik, mencintai keindahan alam, berkawan dan berfikir.

2) Syarat teknis

(72)

b) Alat permainan edukatif hendaknya multiguna, alat permainan edukatif sudut agama walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan pengembangan yang lain. Dapat memenuat beberapa materi.

c) Alat permainan edukatif dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa.

d) Aman (tidak mengandung unsur yang membahayakan anak misalnya tajam, beracun dan lain- lain). Hendaknya alat permainan edukatif sudut agama tidak memiliki bagian yang tajam, runcing dan beracun karena dapat membahayakan anak.

e) Alat permainan edukatif hendaknya awet, kuat dan tahan lama (tetap efektif walau cahaya berubah).

f) Mudah dalam pemakaian, menambah kesenangan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi. Alat permainan edukatif sudut agama hendaknya mudah digunakan langsung oleh anak maupun melalui bantuan guru.

(73)

3) Syarat estetika

a) Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak). Alat permainan edukatif sudut agama hendaknya berbentuk elastis dan mudah dibawa oleh anak.

b) Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil). Alat permainan edukatif sudut agama hendaknya ukuranya disesuaikan dengan kebutuhan anak dan tidak terlalu besar bagi anak

c) Warna (kombinasi warna). Alat permainan edukatif sudut agama hendaknya menggunakan warna yang cerah, untuntk dapat menarik perhatian anak.

(74)

foto-foto tempat pembuatan alat permainan edukatif. Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh data mengenai alat permainan edukatif sudut agama di Mataram Indah Yogyakarta. Berikut adalah tabel alat permainan edukatif sudut agama Mataram Indah Yogyakarta:

Tabel 3. Alat permainan edukatif sudut agama mataram indah yogyakarta

No. Nama Alat Permainan edukatif (APE) Sudut

Syarat edukatif, syarat teknis dan syarat estetika. 2. Maket Tempat Ibadah Syarat edukatif, syarat

teknis dan syarat estetika. 3. Peraga Sholat Syarat edukatif, syarat

teknis dan syarat estetika. 4. Peraga Wudhu Syarat edukatif, syarat

teknis dan syarat estetika.

Mengacu pada data hasil penelitian diatas, berikut akan disajikan data hasil penelitian yang telah direduksi serta telah dibagi pada tiap-tiap bagian alat permainan edukatif sudut agama Mataram Indah Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut meliputi deskripsi dari alat permainan edukatif masing-masing, yaitu:

1) Gambar tempat ibadah kecil

(75)

Tabel 4. Detail alat permainan edukatif gambar tempat ibadah kecil

(76)

ibadah di atas merupakan asli buatan dari mataram indah tanpa distribusi atau kulakan dari tempat lain

2) Maket tempat ibadah

Berikut ini adalah detail ukuran dan bahan alat permainan edukatif maket tempat ibadah Mataram Indah Yogyakarta, yaitu:

Tabel 5. Detail alat permainan edukatif maket tempat ibadah

Nama APE Panjang

(77)

14 cm dengan masing-masing berat 1,5 ons, pura 11,2 cm x 13 cm x 16 cm dengan berat 1,5 ons, masjid 11,5 cm x 12,4 cm x 14 cm dengan berat 1,5 ons dan wihara 11,3 cm x 13,2 cm x 15 cm dengan berat 1,5 ons. Adapun bagian masing-masing alas tempat ibadah adalah berbentuk kubus dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi yaitu 17 cm x 17 cm x 2 cm. Total berat masing-masing tempat ibadah beserta alasnya adalah 3 ons. Dari data diatas, tempat ibadah terpanjang adalah gereja dan masjid dengan panjang 11,5 cm dan terpendek adalah wihara dan gereja dengan panjang 11,3 cm, adapun tempat ibadah terlebar adalah wihara dengan lebar 13,2 cm dan tersempit adalah gereja dengan lebar 12,3 cm, adapun tempat ibadah tertinggi adalah pura dengan tinggi 16 cm dan terendah adalah gereja dan masjid dengan rendah 14 cm. Maket tempat ibadah di atas merupakan asli buatan dari Mataram Indah Yogyakarta tanpa distribusi atau kulakan dari tempat lain.

3) Peraga sholat

Berikut ini adalah detail ukuran dan bahan peraga sholat Mataram Indah Yogyakarta, yaitu

Tabel 6. Detail alat permainan edukatif peraga sholat

(78)

Peraga sholat ini berbentuk 2 dimensi (2D) dimana panjangnya adalah 13 cm dengan lebar 10 cm dan memiliki berat 0,4 ons. Satu pack peraga shoat ini berisi 10 gambar gerakan sholat dengan urutan dari awal hingga akhir, gerakan sholat tersebut adalah:

a) Berdiri tegak menghadap kiblat sambil niat b) Takbiratul ihram

c) Bersedekap

d) Ruku’ kemudian i’tidal e) Sujud

f) Duduk diantara dua sujud g) Duduk tasyahud awal h) Duduk tasyahud akhir i) Salam

j) Berdoa.

(79)

4) Peraga wudhu

Berikut ini adalah detail ukuran dan bahan alat permainan edukatif peraga wudhu Mataram Indah Yogyakarta, yaitu:

Tabel 7. Detail alat permainan edukatif peraga wudhu

Nama materi yang dimuat berbeda. Peraga wudhu merupakan media pembelajaran yang diperagakan dalam penggunaanya, peraga ini membutuhkan guru untuk menjelaskan dalam penggunaanya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk digunakan langsung oleh anak. peraga ini dapat pula dikatakan alat permainan edukatif untuk anak, karena fungsinya sama-sama sebagai media pembelajaran untuk menunjang proses belajar anak. peraga wudhu ini merupakan berbentuk 2 dimensi (2D) dimana panjangnya adalah 17 cm dengan lebar 8 cm dan memiliki berat 0,4 ons x 8 biji = 3,2 ons. Satu pack peraga shoat ini berisi 8 gambar gerakan wudhu dengan urutan dari awal hingga akhir, gerakan wudhu tersebut adalah:

a. Mencuci kedua telapak tangan

(80)

e. Mengusap kepala f. Menyapu kedua telinga

g. Membersihkan kaki kanan dan kiri h. Berdoa setelah berwudhu

Masing-masing gerakan diperagakan oleh tokoh kartun anak laki-laki dengan aneka warna yang menarik dan diberi penjelasan singkat masing-masing gerakanya. Gambar kartun gerakan wudhu merupakan tempelan dari desain yang telah dibuat sebelumnya, jadi bahan yang digunakan dalam peraga wudhu ini adalah triplek, desain gambar yang telah dicetak dan siap digunakan, MDF sebagai sandaran triplek supaya bisa berdiri peraga wudhunya.

d. Identifikasi kesenjangan standar dengan alat permainan edukatif sudut agama

(81)

pembuatan alat permainan edukatif dengan alat permainan edukatif sudut agama di mataram indah yogyakarta:

1) Hasil identifikasi antara syarat edukatif dengan gambar tempat ibadah kecil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara alat permainan edukatif gambar tempat ibadah kecil dengan syarat edukatif pembuatan alat permainan edukatif, maka hasil dari penelitian tersebut adalah:

a) Gambar tempat ibadah kecil sudah memenuhi syarat edukatif kesesuaian alat permainan edukatif dengan kurikulum, Karena alat permainan eduaktif sudut agama mataram indah yogyakarta sesuai dengan kompetensi K-1 sikap spiritual dengan kompetensi dasar mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanya. Melalui gambar tempat ibadah kecil dapat digunakan kepada anak untuk mempercayai Tuhanya melalui berbagai tempat ibadah. b) Gambar tempat ibadah kecil sudah memenuhi syarat

(82)

2) Hasil identifikasi antara syarat teknis dengan gambar tempat ibadah kecil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara alat permainan edukatif gambar tempat ibadah kecil dengan syarat teknis pembuatan alat permainan edukatif, maka hasil dari penelitian tersebut adalah:

a) Gambar tempat ibadah kecil sudah memenuhi syarat teknis rancangan yang sesuai dengan fungsi dan sarana. b) Gambar tempat ibadah kecil kurang memenuhi syarat

teknis multiguna alat permainan edukatif, karena gambar tempat ibadah kecil hanya dapat digunakan untuk menjelaskan satu materi saja yaitu pengenalan tempat ibadah dan tidak bisa digunakan untuk menjelaskan materi lainya.

c) Gambar tempat ibadah kecil sudah memenuhi syarat teknis bahan baku yang digunakan mudah didapatkan disekitar.

(83)

membahayakan anak yang dikhawatirkan dapat melukai anak pada saat menggunakanya.

e) Gambar tempat ibadah kecil cukup memenuhi syarat teknis keawetan alat permainan edukatif, karena gambar tempat ibadah kecil dapat bertahan hingga 2 – 5 tahun. Akan tetapi, jika gambar tempat ibadah kecil terkena air maka akan segera lembab dan jamuran.

f) Gambar tempat ibadah kecil cukup dalam memenuhi syarat teknis kemudahan dalam penggunaan. Karena alat permainan eduaktif gambar tempat ibadah kecil memerlukna guru dalam menggunakanya dan tidak bisa digunakan sendiri oleh anak.

g) Gambar tempat ibadah kecil sudah memenuhi syarat teknis dapat digunakan secara individual, kelompok maupun klasikal.

3) Hasil identifikasi antara syarat estetika dengan gambar tempat ibadah kecil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara alat permainan edukatif gambar tempat ibadah kecil dengan syarat estetika pembuatan alat permainan edukatif, maka hasil dari penelitian tersebut adalah:

(84)

tempat ibadah kecil terbuat dari triplek dan MDF sehingga gambar tempat ibadah kecil tidak elastis, akan tetapi gambar tempat ibadah kecil tidak berat dan ringan sekali sehingga tidak berat bagi anak

b) Gambar tempat ibadah kecil sudah memenuhi syarat estetika keserasian ukuran.

c) Gambar tempat ibadah kecil sudah memenuhi syarat estetika warna, karena penggunaan warna yang warna-warni dan menarik bagi anak.

4) Hasil identifikasi antara syarat edukatif dengan maket tempat ibadah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara alat permainan edukatif maket tempat ibadah dengan syarat edukatif pembuatan alat permainan edukatif, maka hasil dari penelitian tersebut adalah:

(85)

b) Maket tempat ibadah sudah memenuhi syarat kesesuaian alat permainan edukatif dengan tahap perkembangan anak. salah satu dari 8 kemampuan anak, alat permainan edukatif sudut agama mengandung kemampuan logika-matemati yang dapat di stimulasikan dengan bermain dengan alat permainan edukatif sudut agama.

5) Hasil identifikasi antara syarat teknis dengan maket tempat ibadah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara alat permainan edukatif maket tempat ibadah dengan syarat teknis pembuatan alat permainan edukatif, maka hasil dari penelitian tersebut adalah:

a) Maket tempat ibadah sudah memenuhi syarat teknis rancangan yang sesuai dengan fungsi dan sarana.

b) Maket tempat ibadah kurang memenuhi syarat teknis multiguna alat permainan edukatif, karena maket tempat ibadah hanya dapat digunakan untuk menjelaskan satu materi saja yaitu pengenalan tempat ibadah dan tidak bisa digunakan untuk menjelaskan materi lainya.

c) Maket tempat ibadah sudah memenuhi syarat teknis bahan baku yang digunakan mudah didapatkan disekitar.

(86)

ibadah tidak menggunakan bahan yang beracun yang dapat membahayakan anak, akan tetapi terdapat beberapa sudut yang runcing yang dapat membahayakan anak yang dikhawatirkan dapat melukai anak pada saat menggunakanya.

e) Maket tempat ibadah cukup memenuhi syarat teknis keawetan alat permainan edukatif, karena maket tempat ibadah dapat bertahan hingga 2 – 5 tahun. Akan tetapi, jika maket tempat ibadah terkena air maka akan segera lembab dan jamuran.

f) Maket tempat ibadah cukup memenuhi syarat teknis kemudahan dalam penggunaan, karena menambah kesenangan anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen. Akan tetapi, maket tempat ibadah memiliki bagian yang perpisah, yaitu bagian alasnya sehingga tidak efisien karena harus meletakan maket tempat ibadah pada bagian alasnya, tidak ada perbedaan antara alas yang satu dengan alas untuk maket tempat ibadah lainya.

(87)

6) Hasil identifikasi antara syarat estetika dengan maket tempat ibadah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara alat permainan edukatif maket tempat ibadah dengan syarat estetika pembuatan alat permainan edukatif, maka hasil dari penelitian tersebut adalah:

a) Maket tempat ibadah cukup memenuhi syarat estetika bentuk yang elastis dan ringan, karena Maket tempat ibadah terbuat dari triplek dan MDF sehingga Maket tempat ibadah tidak elastis, akan tetapi Maket tempat ibadah tidak berat dan ringan sekali sehingga tidak berat bagi anak

b) Maket tempat ibadah sudah memenuhi syarat estetika keserasian ukuran.

c) Maket tempat ibadah sudah memenuhi syarat estetika warna, karena penggunaan warna yang warna-warni dan menarik bagi anak.

7) Hasil identifikasi antara syarat edukatif dengan peraga sholat

(88)

a) Peraga sholat sudah memenuhi syarat edukatif kesesuaian alat permainan edukatif dengan kurikulum.

b) Peraga Sholat sudah memenuhi syarat kesesuaian alat permainan edukatif dengan tahap perkembangan anak. 8) Hasil identifikasi antara syarat teknis dengan peraga

sholat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara peraga sholat dengan syarat teknis pembuatan alat permainan edukatif, maka hasil dari penelitian tersebut adalah:

a) Peraga sholat sudah memenuhi syarat teknis rancangan yang sesuai dengan fungsi dan sarana.

b) Peraga sholat sudah memenuhi syarat teknis multiguna pembuatan alat permainan edukatif, karena peraga sholat dapat digunakan untuk menjelaskan dua materi yaitu mengenalkan gerakan-gerakan sholat dan fisik-mtorik. c) Peraga sholat sudah memenuhi syarat teknis bahan baku

yang digunakan mudah didapatkan disekitar.

Gambar

Tabel 1. Kurikulum 2013
Gambar 1. Kerangka Berfikir Sumber: Diadaptasi dari Constance McKenna (1981: 11)
Gambar 2. Model Milles & Huberman
Tabel 2. Kurikulum 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait