• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN POTENSI KESUBURAN TANAH PADA LAHAN SENTRA PERTANAMAN HORTIKULTURA DI SUMATERA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN POTENSI KESUBURAN TANAH PADA LAHAN SENTRA PERTANAMAN HORTIKULTURA DI SUMATERA BARAT."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN POTENSI KESUBURAN TANAH PADA LAHAN SENTRA

PERTANAMAN HORTIKULTURA DI SUMATERA BARAT

(The Study of soil fertility potency of the land of horticultural cropping center in West Sumatra)

Amrizal Saidi *)

ABSTRACT

Determining of fertilizer recommendation of a cropping land will require soil physical, chemical properties, and crop environmental researches, because of the efficiency of fertilizer application depend upon a kind of crops, soil type, climate, topography, time and method of fertilizer application. A research was conducted in Solok, Tanah Datar and Agam District West Sumatra lasted January to August 2002. Soil analysis was done in Soil Science Labo-ratory, Faculty of Agriculture Andalas University. Survey method was used inverstigating soil physical and chemical properties and environmental condition in horticultural producing center in West Sumatra. The selection of the soil sampling site of the nine locations of three districts by using purposive random sampling method. Composite soil sampling was taken by auger as 20 cm depth with using zigzag system. Composite soil sampling was collected from 4-5 auger holes and all of sample was mixed fully and take one sample for laboratory analysis. Number of collected sample was 36 samples. The entire sample was analyzed in laboratory. Soil chemical analysis in this study was pH with pH meter, N-total by using kjeidhal titration, oOr-ganic carbon with Walkley and Black method, availability of phosphor with Bray II method, Cation exchange ca-pacity and Ca, Mg, K and Na exchangeable with ammo-nium acetate leaching pH 7.0, and base saturation. Result of the research showed that pH are ranging acid to slightly acid, organic carbon are ranging medium to high, N-total are usually medium except for Danau Kembar county, cation exchange capacity and base saturation are usually medium, availability of phosphor is high, Ca exchangeable are low, Mg exchangeable are ranging medium to high, K and Na exchangeable are very high. Fertility status of all of location is medium. Suggested generally fertilizer recommendation are 120-150 kg/ha Urea, 100-125 kg/ha SP 36 and 75-100 kg/ha KCl. This recommendation was only based on soil analysis result, not yet determined for every horticulture crops.

Key words: soil fertility, horticultural

PENDAHULUAN

Pertanian yang berkelanjutan tidak harus sama dengan pertanian dengan masukan rendah. Mengurangi masukan tidak merupakan pilihan bagi negara dunia ketiga, karena pertanian masukan rendah akan memberikan hasil rendah sedangkan level produksi harus dipelihara tetap tinggi untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang selalu meningkat tiap tahun. Teknologi ma-sukan yang cukup tidak harus bebas dari

pence-maran lingkungan seperti pemakaian pupuk anorganik dan organik yang berat yang dapat mencemari air permukaan.

Sumatera Barat merupakan salah satu sentra penghasil tanaman hortikultura yang cukup ber-potensial di Indonesia, namun produktivitasnya masih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Permasalahan hasil hortikultura di Sumatera Barat adalah hasilnya rendah, kontinuitasnya tak terjamin, pada waktu tertentu hasilnya berlimpah dan pada saat dibutuhkan hasil rendah Disam-ping itu teknologi dan inovasi baru hasil pene-litian para peneliti belum menyentuh kebutuhan petani dan pemasaran hasil masih dikuasai oleh tengkulak dan padagang pengumpul dan pedang besar yang tidak mehihak pada petani sehingga keuntungan yang diperoleh kecil dan kehidupan petani menjadi termarginalkan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatara Barat (2000) mela-porkan bahwa produktivitas tanaman bawang merah, bawang putih menurun, dan Produksi tanaman kenttang dan cabe mengalami fluktuasi yang sangat besar. Beberapa kasus yang dialami petani di lapangan, dimana petani memberikan pupuk tidak berdasarkan anjuran dan rekomen-dasi, sehingga mereka cendrung memupuk dalam jumlah tinggi dan tidak berdasarkan pada analisis tanah setempat, sehingga pemberian pupuk tidak efektif dan efisien. Hal ini mengakibatkan terjadi-nya penurunan hasil tanaman sayuran (Effendi, 2002).

Penetapan suatu rekomendasi pemupukan suatu daerah pertanaman memerlukan penelitian tentang sifat kimia tanah untuk lahan tersebut, karena perbedaan jenis, tanaman, tanah, iklim, to-pografi dan manajemen suatu lahan menentukan terhadap jumlah dan dosis serta cara pemberian pemupukan tersebut. Rekomendasi pemupukan yang dianjurkan oleh dinas yang terkait masih belum didasarkan pada analisis tanah tempat di-mana rekomendasi tersebut dianjurkan. Melalui penelusuran potensi kesuburan tanah dari sentra produksi tanaman hortikultura di Sumatera Barat, mudahan dapat menjadi pedoman dalam menyu-sun suatu rekomendasi pemupukan yang lebih tepat untuk lokasi tersebut.

(2)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Solok, Tanah Datar dan kabupaten Agam yang berlangsung mulai bulan Januari sampai Agustus 2002. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan penjelajahan ke daerah sentra tanam-an hortikultura di Sumatera Barat. Pemilihtanam-an lo-kasi pengambilan contoh komposit mengguna-kan metoda purposive random sampling pada daerah sentra penanaman sayuran untuk 9 keca-matan-kecamatan yaitu 4 kecamatan di Kabupa-ten Solok , 2 kecamatan di KabupaKabupa-ten Agam dan 3 kecamatan di kabuapten Tanah Datar. Pengam-bilan contoh tanah komposit yang dilakukan dengan pengeboran berkedalaman 0-20 cm pada titik-titik dalam satu lokasi menggunakan sistem zik-zak, kemudian contoh-contoh terkumpul dia-duk menjadi satu sampel. Secara terinci menge-nai jumlah dan lokasi pengambilan sampel tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel.1. Contoh Komposit pada tanah-tanah pertanam-an hortikultura di Sumatera Barat.

No. Kecamatan Dikumpul DianalisisJumlah Sampel

A Kabupaten Solok 13 13

1.

B Kabupaten Tanah Datar 11 11

5.

C Kabupaten Agam 12 12

8.

Dari Tabel 1 terlihat bahwa dapat dilihat bah-wa contoh yang terkumpul dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 buah dan semua contoh tanah dianalisis di laboratorium.

Pengamatan terhadap sifat kimia tanah ada-lah pH tanah dengan pH meter, P-tersedia dengan metoda Bray II, N-total dengan alat Kjeidhal, C-organik dengan Walkley dan Black, KTK dan kation dapat ditukar dengan metoda pencucian dengan Amonium Acetat pH 7,0 dan kejenuhan basa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Fisik Daerah

Berdasarkan fisografi dan bahan induk tanah di daerah-daerah studi umumnya berasal dari ba-han vulkanik dari gunung api seperti gunung Marapi, Singgalang dan gunung Talang. Dengan demikian order tanahnya umumnya adalah Ando-sol yang tersebar di kecamatan Lembang Gu-manti, Danau Kembar, Banuhampu Sungai Puar, dan IV angkat Candung. Salimpaung dan keca-matan Pariangan serta sebagian kecil juga terda-pat tanah Inceptisol yaitu di kecamatan Lembang Jaya dan Gunung Talang.. Dengan demikian sifat kesuburan tanah daerah tersebut ditentukan oleh asal bahan induk tanah tersebut, serta proses-proses pembentukan tanah yang berlangsung di daerah studi tersebut.

Status Kesuburan Tanah

Kesuburan kimia tanah penting diketahui ter-utama dalam hubungannya dengan input atau perlakuan yang harus diberikan kepada tanaman. Penilaian kesuburan kimia tanah untuk daerah studi dapat dilihat dari uraian sebagai berikut;

1. Kemasaman Tanah (pH)

Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan pertumbuhan tanaman. Hasil analisis pH tanah di daerah survei dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan kemasaman tanah

(pH ) pada kedalaman 0-20 cm

No Lokasi Contoh pH H2O Kriteria

Kab Solok

1 Lembah Gumanti 5.36 Masam

2 Danau Kembar 4.88 Masam

3 Lembang Jaya 5.77 Agak Masam

4 Gunung Talang 6.12 Agak Masam

Kab Tanah Datar

5 Pariangan 5.23 Masam

6 Salimpaung 4.81 Masam

7 X Koto 5.32 Masam

Kab Agam

8 IV Angkat Candung 5.14 Masam

9 Banuhampu S Puar 5.18 Masam

(3)

2. Kandungan C-Organik dan N Total

Bahan organik mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.

Makin tinggi kandungan bahan organik, maka relatif tinggi pula tingkat kesuburan tanahnya.

Kandungan bahan organik dan N total di daerah survei dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan C-Organik dan N-Total di daerah studi

Lokasi Contoh C-Org (%) Nilai N Total (%) Nilai C/N

Kab Solok

Lembah Gumanti 6.72 T 0.42 S 16.00

Danau Kembar 9.06 T 0.58 T 15.62

Lembang Jaya 5.48 T 0.33 S 16.61

Gunung Talang 3.26 T 0.22 S 14.82

Kab Tanah Datar

Pariangan 2.61 S 0.24 S 10.88

Salimpaung 7.26 T 0.42 S 17.28

X Koto 3.92 T 0.23 S 17.04

Kab Agam

IV Angkat Candung 3.23 T 0.26 S 12.42

Banuhampu S Puar 2.60 S 0.21 S 12.38

Dari Tabel 3.dapat dilihat bahwa kandungan C-organik umumnya tergolong sedang sampai tinggi. Kemudian kandungan N total berkisar dari sedang, kecuali untuk kecamatan Danau Kembar yang tergolong tinggi. Hal ini disebabkan karena bahan organik dapat mempengaruhi tingkat keter-sediaan unsur hara bagi tanaman, misalnya nitro-gen, pospor dan sulfur. Disamping itu bahan organik juga berperan dalam meningkatkan KTK, memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan air. Prosentase C-Organik menciri-kan menciri-kandungan bahan organik, sedangmenciri-kan C/N menunjukkan tingkat dekomposisi bahan organik.

3. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB)

Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk mempertukarkan kation-kation yang terikat pada permukaan koloid tanah dengan ka-tion-kation dalam larutan tanah. Kapasitas tukar kation ditentukan oleh jumlah fraksi yang halus, kandungan liat, susunan mineral liat dan kan-dungan bahan organik tanah.

Kejenuhan basa berhubungan dengan jumlah kation-kation yang terikat pada koloid tanah. Nilai kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa di daerah survei dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4. Nilai kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa di daerah survei

Lokasi Contoh KTK (me\100 g Nilai KB( %) Nilai

Kab Solok

Lembah Gumanti 20.51 S 44.37 S

Danau Kembar 28.7 T 30.70 R

Lembang Jaya 22.1 S 50.40 S

Gunung Talang 18.4 S 65.15 T

Kab Tanah Datar

Pariangan 23.13 S 47.77 S

Salimpaung 23.50 S 43.64 S

X Koto 18.2 S 36.37 R

Kab Agam

IV Angkat Candung 17.67 S 70.7 T

Banuhampu S Puar 16.92 S 65.68 T

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa kapasitas tukar kation tergolong sedang pada lapisan atas, kemudian untuk kejenuhan basa agak sedikit ber-variasi namun angkanya tidak terlalu berbeda yaitu berkisar dari 30 sampai 65%. Kecamatan IV Angkat Candung, Banuhampu Sungai Puar dan kecamatan Gunung Talang tergolong tinggi, Kemudian kecamatan Danau Kembar dan X Koto tergolong rendah, sedangkan kecamatan-keca-matan lainnya tergolong sedang.

4. Kandungan P2O5 dan K Tersedia

(4)

Tabel 5. Nilai P tersedia dan K tersedia di daerah studi

Lokasi Contoh P2O5 Total (%) Nilai P2O5 Bray II Nilai K-tersedia(ppm) Nilai

Kab Solok

Lembah Gumanti 59.18 ST 59.18 ST 1.33 ST

Danau Kembar 80.94 ST 80.94 ST 1.33 ST

Lembang Jaya 74.10 ST 74.10 ST 1.57 ST

Gunung Talang 63.96 ST 63.96 ST 1.33 ST

Kab Tanah Datar

Pariangan 52.44 ST 52.44 ST 1.27 ST

Salimpaung 79.80 ST 79.80 ST 1.41 ST

X Koto 95.00 ST 95.00 ST 0.57 S

Kab Agam

IV Angkat Candung 69.41 ST 69.41 ST 1.40 ST

Banuhampu S Puar 80.52 ST 80.52 ST 1.47 ST

Dari Tabel 5. dapat dilihat bahwa kandungan pospor tersedia dan fosfor total tergolong sangat tinggi.Maka dengan demikian tidak banyak diperlukan pemberian pupuk P. Kemudian kan-dungan K-tersedia umumnya tergolong sangat

tinggi untuk semua kecamatan kecuali untuk ke-camatan X koto tergolong sedang.

Selanjutnya kandungan kation-kation yang dapat ditukar dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6. Kation-kation dapar ditukar pada kedalaman 0-20 cm.

Lokasi Contoh Ca dd (ppm) Mg dd(ppm) K-dd(ppm) Na dd(ppm)

Kab Solok

Lembah Gumanti 3.54 R 1.13 S 1.33 ST 3.55 ST

Danau Kembar 2.71 R 1.30 S 1.34 ST 3.45 ST

Lembang Jaya 4.40 R 1.53 S 1.57 ST 3.67 ST

Gunung Talang 3.21 R 2.39 T 1.33 ST 3.18 ST

Kab Tanah Datar

Pariangan 3.69 R 3.05 T 1.27 ST 3.06 ST

Salimpaung 3.48 R 1.81 S 1.41 ST 3.51 ST

X Koto 2.78 R 1.27 S 0.57 S 1.81 ST

Kab Agam

IV Angkat Candung 3.79 R 3.38 T 1.40 ST 3.72 ST

Banuhampu S Puar 3.50 R 2.72 T 1.47 ST 3.49 ST

Tabel 7. Status kesuburan tanah pada kedalam 0-20 cm

Lokasi Contoh KTK KB P Total C-Org K-dd KesuburanStatus

Kab Solok

Lembah Gumanti S S ST T ST S

Danau Kembar T R ST T ST S

Lembang Jaya S S ST T ST S

Gunung Talang S T ST T ST S

Kab Tanah Datar

Pariangan S S ST S ST S

Salimpaung S S ST T ST S

X Koto S R ST T S R

Kabupaten Agam

IV Angkat Candung S T ST S ST S

Banuhampu Sei Puar S T ST T ST S

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa kandungan Ca dapat ditukar umumnya tergolong rendah un-tuk semua kecamatan, kemudian kandungan Mg dapat ditukar tergolong sedang sampai tinggi. Sedangkan kandungan K dan Na dapat ditukar

tergolong sangat tinggi untuk semua lokasi kecamatan.

(5)

tanah adalah kapasitas tukar kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), P2O5 total, dan kandungan

C-Organik. Hasil penilaian status kesuburan tanah untuk tiap kecamatan dapat disajikan pada Tabel 7

. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa umumnya status kesuburan tanah di daerah studi tergolong sedang kecuali untuk kecamatan X Koto tergo-long rendah. Hal ini terjadi karena pada daerah studi mempunyai curah hujan yang tinggi, se-hingga basa-basa akan tercuci ke lapisan bawah atau dapat terjadi erosi yang berat, yang meng-akibatkan hilangnya sebahagian besar lapisan tanah.

Rekomendasi Pemupukan untuk tanaman Hortikultura

Berdasarkan hasil penguraian sifat kimia tanah diatas, maka disusun suatu rekomendasi pemupukan untuk pertanaman sayuran, cabe, to-mat, lobak dan lain. Rekomendasi ini merupakan rekomendasi sementara karena berdasarkan hasil analisis tanah untuk hampir semua daerah studi tidak begitu bervariasi yang umumnya status ke-suburannya tergolong sedang.

Hasil rekomendasi pemupukan untuk daerah studi sentra pertanaman hortikultura di Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 8

Tabel 8. Rekomendasi Pemupukan untuk tanaman hortikultura (Kg\Ha)

Lokasi Contoh Kedalaman (cm) N(Urea) P (SP36) K(KCL)

Kab Solok

Lembah Gumanti 0-20 cm 120-150 100-125 75-100

Danau Kembar 120-150 100-125 75-100

Lembang Jaya 0-20cm 120-150 100-125 75-100

Gunung Talang 0-20cm 120-150 100-125 75-100

Hilir Gumanti 0-20cm 120-150 100-125 75-100

Kab Tanah Datar

Pariangan 0-20 cm 120-150 100-125 75-100

Salimpaung 0-20 cm 120-150 100-125 75-100

X Koto 0-20cm 120-150 100-125 75-100

Kab Agam

IV Angkat Candung 0-20cm 120-150 100-125 75-100

Banuhampu S Puar 0-20cm 120-150 100-125 75-100

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa rekomenda-si pemupukan yang dapat dianjurkan adalah 120-150 Kg Urea\ha, 100-125 kg SP36\ha dan 75-100 kg KCl\ha. Rekomendasi belum berdasarkan pada jenis tanaman yang akan ditanam pada se-mua lokasi studi tersebut dan hanya berdasarkan pada analisis tanah saja.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kesuburan tanah daerah sentra pertanaman hortikultura Sumatera Barat tergolong sedang 2. Kandungan P total tergolong tinggi. Ini merupakan masalah dalam penyedian unsur P pada tanah-tanah ini daerah studi. Namun berkemungkinan terikat dengan mineral alo-pan dan imogolit sehingga dibutuhkan se-jumlah pupuk P untuk menanggulanginya. 3. Kandungan Ca tergolong rendah pada semua

lokasi penelitian.

Saran-Saran

1. Dikuatirkan kandungan pospor pada tanah sudah banyak menumpuk dalam tanah na-mun perlu dicarikan upaya tertentu untuk membebaskannya yaitu pemberian silikat, atau mungkin kapur sejumlah tertentu. 2. Dapat juga dijenuhkan tanah dengan pospat

yang banyak, maka tanaman akan respon terhadap kandungan pospat yang diberikan tersebut, sehingga diharapkan tanaman dapat memanfaatkan pospat tersebut sebaik-baik-nya.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat. 1999. Perkembangan tanaman pangan tahun 1999 di Sumatera Barat. Buku Statistik.

Efendi. 2002. Studi penyebaran fosfat anorganik dan organic pada zona perakaran Andisol di Kawasan sentra produksi hortikultura pada formasi Singgalang dan Marapi. Thesis Magister Sains pada Program Pascasar-jana Unand Padang.

(6)

Kabupa-ten Padang Pariaman. Skripsi Sarjana Pertanian. Fakul-tas Pertanian Unand. Padang.

Mulyadi, D. 1977. Suberdaya tanah kering. Penyebaran dan potensinya untuk kemungkinan budidaya pertanian. Kongres Agronomi Indonesia. Jakarta.

Pusat Kajian Pengembangan Lahan dan Pemukiman Unand. 2001. Survei investigasi dan desain Agribisnis hortikultura Sumatera Barat. Kerjasama Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi Sumatara Barat dengan PK-PLP Unand.

Rossyda Priyadarshini, dan Maroeto. 1997. Studi pengaruh transformasi penggunaan lahan terhadap dayadukung lahan. Dalam Perlindungan sumberdaya tanah untuk mendukung kelestarian pertanian tangguh. Edisi khusus Kalikabi No 10-1997 page 98-103.

Saidi, A., Yulvareni, dan Zefno Fitri. 2002. Kajian sifat fisik tanah Andisol dibawah beberapa jenis penggunaan lahan di kecamatan Lembang Jaya dan Danau Kembar Kabu-paten Solok. Jurnal Stigma. Oktober-Desember 2002. Vol X No 4. Halaman 289-293.

Gambar

Tabel 2.Kandungan kemasaman tanah(pH ) pada kedalaman 0-20 cm
Tabel 3. Kandungan C-Organik dan N-Total di daerah studi
Tabel 5.  Nilai P tersedia dan  K tersedia di daerah studi
Tabel 8. Rekomendasi Pemupukan untuk tanaman hortikultura (Kg\Ha)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Wina Sanjaya (2009), prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada kegiatan pembelajaran adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk

Setiadi, S.Kep., Ns.,M.Kep Pertemuan ke-7 Selasa, 16 maret 2021 Pukul: 15.00-16.40 WIB Mahasiswa mampu menguasai konsep konsep macam- macammodel praktek keperawatan

Penulisan laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari syarat dalam rangka meraih gelar Ahli Madya Komputer pada Program Studi

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 44 observasi yang dilakukan dari tahun 2012 sampai dengan 2015 dalam penelitiain ini, maka dapat disimpulkan, (1) Variabel

Namun, pengorganisasian pembelajaran fikih masih sekitar pengkombinasian metode pembelajaran konvensiona; (3) Pelaksanaan metode pembelajaran fikih di MTsS Darul Istiqomah

Peranan Indonesia dalam PBB adalah turut membantu menjaga keamanan. Yaitu, dengan mengirimkan pasukan Garuda ke luar negeri. Banyak keuntungan yang diperoleh bangsa Indonesia

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sinonimi adalah makna kata yang sama dengan kata yang lainnya, kata yang bermakna sama atau kata yang hampir

Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap kinerja reksa dana saham menggunakan metode Sharpe, Treynor dan M 2 dengan menggunakan Program Microsoft Excel