• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Work Interfering with Family dan Marital Satisfaction pada Suami/Istri Bekerja di Kota Bandung (HUbungan Antara Dimensi Time Based, Strain Based, Behavior Based Arah Work Interfering with Family dan Marital Satisfaction).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Work Interfering with Family dan Marital Satisfaction pada Suami/Istri Bekerja di Kota Bandung (HUbungan Antara Dimensi Time Based, Strain Based, Behavior Based Arah Work Interfering with Family dan Marital Satisfaction)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

vii

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research entitled “Relation between Work Interfering with Family and Marital Satisfaction of working husband/wife at Bandung”, the purpose of this research is to obtain an overview about how significant the relation between Work Interfering with Family and Marital Satisfaction of working husband/wife at Bandung. The number of respondents of this research are 99 respondents achieved by convenience sampling technique.

Dimentional Work Interfering with Family measuring instrument (Carlson, Kacmar & Williams, 2000) including 9 items. Dyadic Adjustment Scale (DAS) measuring instrument (Spanier, 1976) including 30 items used to measure of marital satisfaction. Validity and realibility testing using construct validity and alpha cronbach method, which validity of dimentional work interfering with family measuring instrument ranged between .531-.816 and validity of DAS measuring instrument ranged between .425-.989. Data analyzed using Spearman correlation analysis technique.

Based on data analysis statistically with α=.01, its understood that 3 WIF dimentions have significant relation with Marital Satisfaction, which Strain Based Work Interfering with Family (SWIF) has significant relation towards Marital Satisfaction for .681, Behavior Based Work Interfering with Family (BWIF) has significant relation towards Marital Satisfaction for .614, and Time Based Work Interfering with Family (TWIF) has significant relation towards Marital Satisfaction for .606.

The conclusion obtained is working husband and wife have high WIF conflict then the Marital Satisfaction will be low, in the other hand, if working husband and wife have low WIF conflict then the Marital Satisfaction will be high.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Hubungan antara Work Interfering with Family dengan Marital Satisfaction pada Suami Istri Bekerja di Kota Bandung”, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara work interfering with family dengan marital satisfaction pada suami istri bekerja di Kota Bandung. Responden penelitian ini berjumlah 99 orang yang diperoleh melalui teknik convinience sampling.

Alat ukur dimensi work interfering with family (Carlson, Kacmar & Williams, 2000) yang terdiri dari 9 item. Alat ukur Dyadic Adjustment Scale (DAS) (Spanier, 1976) yang terdiri dari 30 item digunakan untuk mengukur marital satisfaction. Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan Construct Validity dan metode Alpha Cronbach, dimana validitas dari alat ukur work interfering with family berkisar antara .531-.816 sedangkan validitas untuk alat ukur dyadic adjustment scale berkisar antara .425-.989. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik analisis korelasi Spearman.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik dengan α=.01, dapat diketahui bahwa ketiga dimensi Work interfering with Family memiliki hubungan yang signifikan terhadap Marital Satisfaction, dimana Strain based work interfering with family (SWIF) memiliki hubungan yang signifikan terhadap Marital Satisfaction sebesar .681, Behavior based work interfering with family (BWIF) memiliki hubungan yang signifikan terhadap Marital Satisfaction sebesar .614 dan Time based work interfering with family (TWIF) memiliki hubungan yang signifikan terhadap Marital Satisfaction sebesar .606.

Kesimpulan yang diperoleh adalah apabila suami istri yang bekerja memiliki konflik WIF yang tinggi maka Marital Satisfactionnya akan rendah, sebaliknya apabila suami istri yang bekerja memiliki konflik WIF yang rendah maka Marital Satisfactionnya akan tinggi.

(3)

ix

DAFTAR ISI

Lembar Judul

Lembar Pengesahan

Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian ... iii

Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... iv

Kata Pengantar ... v

Abstract ... vii

Abstrak ... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Bagan ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 8

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1. Maksud Penelitian ... 8

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Kegunaan Penelitian... 9

(4)

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 9

BAB II. TINJAUAN TEORITIS ... 10

2.1 Work Family Conflict ... 10

2.1.1. Pengertian Work Family Conflict ... 14

2.1.2. Work Family Conflict Domain ... 14

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Work Family Conflict ... 24

2.1.4. Dampak Work Family Conflict ... 25

2.1.5. Arah dari Work Family Conflict ... 26

2.1.6. Outcomes dari Work Family Conflict ... 27

2.2. Marital Satisfaction ... 28

2.2.1. Definisi Marital Satisfaction ... 28

2.2.2. Pengukuran Dyadic Adjustment Scale (DAS) ... 29

2.2.3. Faktor yang mempengaruhi Marital Satisfaction ... 30

2.2.4. Kriteria Marital Satisfaction ... 33

2.3. Kerangka Pemikiran ... 34

(5)

xi

3.2.1. Variabel Penelitian ... 43

3.2.2. Definisi Operasional... 43

3.3. Subjek Penelitian ... 44

3.3.1. Sampel Penelitian ... 44

3.3.2. Teknik Penarikan Sampel ... 44

3.3.3. Karakteristik Subjek Penelitian ... 44

3.4. Alat Ukur ... 44

3.4.1. Alat Ukur Work Family Conflict ... 45

3.4.2. Alat Ukur Marital Satisfaction ... 45

3.4.3. Prosedur Pengisian ... 46

3.4.4. Sistem Penilaian ... 46

3.4.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 49

3.4.5.1. Validitas Alat Ukur ... 49

3.4.5.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 50

3.5. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1. Hasil Penelitian ... 52

4.1.1. Gambaran Umum Responden ... 52

4.1.2. Rekap Hasil Pengujian Hipotesis ... 54

(6)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1. Kesimpulan ... 69

5.2. Saran ... 70

5.2.1. Saran Teoritis ... 70

5.2.2. Saran Praktis ... 70

Daftar Pustaka

Daftar Rujukan

(7)

xiii

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ... 42

Tabel 3.2. Indikator Alat Ukur WFC ... 45

Tabel 3.3. Indikator Alat Ukur Marital Satisfaction ... 46

Tabel 3.4. bobot penilaian untuk dimensi work interfering with family ... 46

Tabel 3.5. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 1-15 ... 47

Tabel 3.6. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 16-21 ... 47

Tabel 3.7. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 22 ... 47

Tabel 3.8. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 23-26 ... 47

Tabel 3.9. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 27 dan 28 ... 47

Tabel 3.10. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 29... 48

Tabel 3.11. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 30... 48

Tabel 3.11. kategori untuk work interfering with family ... 49

Tabel 3.12. kategori untuk marital satisfaction ... 49

Tabel 4.1.1. Gambaran Umum Responden ... 52

Tabel 4.1.2. Rekap Hasil Pengujian Hipotesis ... 54

Tabel 4.2.1. Hubungan antara WIF dan MS ... 54

Tabel 4.2.2. Hubungan antara Time Based WIF dan Dyadic Consensus ... 54

(8)

Tabel 4.2.4. Hubungan antara Time Based WIF dan Dyadic Cohesion ... 55

Tabel 4.2.5. Hubungan antara Time Based WIF dan Affectional Expression ... 55

Tabel 4.2.6 Hubungan antara Strain Based WIF dan Dyadic Consensus ... 56

Tabel 4.2.7. Hubungan antara Strain Based WIF dan Dyadic Satisfaction ... 56

Tabel 4.2.8. Hubungan antara Strain Based WIF dan Dyadic Cohesion ... 56

Tabel 4.2.9. Hubungan antara Strain Based WIF dan Affectional Expression ... 57

Tabel 4.2.10. Hubungan antara Behavior Based WIF dan Dyadic Consensus ... 57

Tabel 4.2.11. Hubungan antara Behavior Based WIF dan Dyadic Satisfaction ... 57

Tabel 4.2.12. Hubungan antara Behavior Based WIF dan Dyadic Cohesion ... 58

(9)

xv

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Tabel 2.1. Work-Family Role Pressure Incompatibility ... 13

(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 52

Diagram 4.2 Usia Responden ... 52

Diagram 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 53

Diagram 4.4 Pekerjaan Responden ... 53

Diagram 4.5 Lama Jam Kerja ... 53

Diagram 4.6 Jadwal Kerja ... 54

Diagram 4.7 Total Masa Kerja ... 54

Diagram 4.8 Anggota Keluarga Lain yang Tinggal Bersama Responden ... 54

Diagram 4.9 Lama Menikah ... 55

Diagram 4.10 Jumlah Anak Responden ... 55

Diagram 4.11 Pengasuh Anak ... 55

(11)

xvi

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat Ukur Work Interfering with Family (WIF) & Marital Satisfaction

(DAS)

Lampiran 2 Proses Translate Alat Ukur Work Interfering with Family (WIF)

Lampiran 3 Proses Translate Alat Ukur Marital Satisfaction (DAS)

Lampiran 4 Validitas Alat Ukur Work Interfering with Family (WIF)

Lampiran 5 Validitas Alat Ukur Marital Satisfaction (DAS)

Lampiran 6 Reliabilitas Alat Ukur

Lampiran 7 Korelasi Dimensi Work Interfering with Family (WIF) dan Aspek-

Aspek Dyadic Adjustment Scale (DAS)

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pernikahan adalah suatu hubungan yang sah dan diketahui secara sosial

antara seorang pria dan seorang wanita yang meliputi seksual, ekonomi dan hak

serta tanggung jawab sosial untuk pasangan (Seccombe & Warner, 2004). Pada

masa kini pasangan suami istri yang bekerja bukanlah suatu hal yang langka lagi.

Terlihat dari artikel di Kompas (2008) yang menyatakan bahwa pasangan yang

bekerja memenuhi sebagian populasi pasangan suami istri muda yang baru

menikah. Hal ini sangat mungkin disebabkan oleh kondisi ekonomi yang

mengalami krisis, sehingga pasangan pun sepakat untuk saling bahu membahu

dalam hal ekonomi. Hal ini juga dibuktikan oleh perhitungan statistik dimana

pada tahun 2006 terdapat 75% perusahaan di negara yang sedang berkembang

memiliki pekerja wanita yang jumlahnya lebih dominan dari pekerja pria

(Wallstreet, 2006). Kenyataan ini juga didukung juga oleh data Badan Pusat

(13)

2

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

juga seimbang dalam hal mengatur waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Menurut

Guitin (2009), pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana individu

menghabiskan sebagian besar waktunya. Walaupun keluarga dan pekerjaan saling

terpisah satu sama lain tetapi keduanya berkaitan guna pemenuhan hidup

seseorang. Melalui pekerjaan, seseorang mengubah tidak hanya lingkungan

namun juga dirinya, memperkaya dan menumbuhkan hidup dan semangatnya.

Sedangkan keluarga dipandang sebagai hal yang pertama dan paling penting.

Keluarga dikaitkan dengan kasih sayang dimana seseorang dapat mengembangkan

diri dan memperoleh pemenuhan dirinya, serta merupakan tempat yang penting

bagi sebuah kebahagiaan dan harapan. Sedangkan pekerjaan adalah kondisi dan

kebutuhan dasar bagi kehidupan keluarga.

Biasanya pasangan suami istri memiliki pembagian tugas dan tanggung

jawab terhadap perannya di tempat kerja dan keluarga yang telah mereka sepakati

bersama. Pada kenyataannya tidak selalu peran ditempat kerja dan keluarga ini

dijalani dengan mulus oleh pasangan suami istri tersebut. Sehingga dalam usaha

memperjuangkan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga inilah akan muncul

berbagai konflik dan masalah yang harus dihadapi oleh pasangan yang bekerja.

Konflik yang dapat muncul antara pekerjaan dan keluarga disebut juga

dengan work family conflict. Work family conflict adalah salah satu bentuk dari

interrole conflict yaitu tekanan atau ketidakseimbangan peran antara peran di

(14)

3

Greenhaus dan Beutell (1985) mengidentifikasi tiga jenis work-family

conflict, yaitu: Time-based conflict, Strain-based conflict, dan Behavior-based

conflict. Time-based conflict yaitu berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan

untuk menjalankan salah satu tuntutan keluarga atau pekerjaan dapat mengurangi

waktu untuk menjalankan tuntutan yang lainnya (pekerjaan atau keluarga).

Strain-based conflict yaitu terjadi pada saat tekanan dari salah satu peran mempengaruhi

kinerja peran yang lainnya. Behavior-based conflict yaitu berhubungan dengan

ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian

(pekerjaan atau keluarga).

Dari masing-masing bentuk yang telah disebutkan di atas, work-family

conflict juga memiliki dua arah (bidirectional), yang dapat dilihat dari

sumber-sumber konflik yang berasal dari pekerjaan dan sumber-sumber-sumber-sumber konflik yang

berasal dari keluarga. Dua arah dari work-family conflict yaitu work interfering

with family (WIF) dan family interfering with work (FIW) (Greenhaus dan

Beutell dalam Hammer et al, 2007). Work interfering with family yaitu tuntutan

pekerjaan mengganggu urusan keluarga. Sedangkan family interfering with work

(15)

4

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

work, 5) behavior-based work interfering with family, 6) behavior-based family

interfering with work.

Dalam kehidupan pasangan suami istri yang bekerja, work-family conflict

ini biasanya terjadi pada saat pasangan berusaha memenuhi tuntutan peran dalam

pekerjaan tetapi usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk

memenuhi tuntutan keluarganya seperti urusan anak dan menangani

urusan-urusan rumah tangga atau sebaliknya dimana pemenuhan tuntutan peran dalam

keluarga dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan dengan

tekanan yang berasal dari pekerjaan, seperti waktu kerja, beban kerja yang

berlebihan dan deadline kerja (Frone, 1992). Menurut Hassan (2004) bahwa

pasangan suami istri yang sibuk bekerja sering kali tanpa disadari, pasangan itu

menjadi jauh satu sama lainnya, karena masing-masing hidup dengan

kesibukannya sendiri. Kondisi ini bisa mengurangi kualitas kebersamaan

pasangan yang akhirnya salah satu pihak merasa terabaikan sehingga akan dapat

menimbulkan kepuasan dalam kehidupan pernikahan yang rendah.

Kepuasan pernikahan merupakan salah satu konsekuensi dari work-family

conflict dengan arah work interfering with family. Work interfering with family

dapat terjadi jika tuntutan pekerjaan mengganggu urusan keluarga, sebagai contoh

orangtua mungkin merasa bahwa pekerjaan menghalangi waktunya untuk keluar

dengan anak-anaknya di rumah, tugas-tugas pekerjaan yang membuat pasutri

tidak dapat berkumpul dengan keluarga untuk melakukan diskusi, bermain dengan

(16)

5

keluarga yaitu rendahnya kepuasan keluarga dan marital satisfaction. Hal ini

didukung oleh penemuan dari Frone et al (dalam Patricia, 2007) yang

menyatakan bahwa work interfering with family dapat dihubungkan dengan

marital satisfaction. Marital satisfaction dapat diperoleh apabila pasangan

merasakan adanya keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan tuntutan keluarga.

Kepuasan pernikahan atau yang sering juga diistilahkan dengan

kebahagiaan (Hawkins dalam Olson & DeFrain, 2006), yang didefinisikan oleh

Spanier & Cole (dalam Schumm et al. 1986) sebagai evaluasi subjektif

mengenai bagaimana perasaan individu dengan pasangan suami/istri,

pernikahannya dan hubungan pernikahannya. Marital satisfaction akan menguji

persepsi dari suami maupun istri yang merujuk kepada hubungan mereka sebagai

pasangan suami istri yang dikategorikan dari sangat memuaskan sampai pada

tidak memuaskan. Hal ini juga didukung oleh Lemme, 1995 (dalam Desmayanti,

2009) bahwa marital satisfaction itu mengandung evaluasi suami/istri terhadap

hubungan pernikahannya yang cenderung berubah sepanjang perjalanan

pernikahan itu sendiri. Secara keseluruhannya, marital satisfaction itu sendiri

(17)

6

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

suami/istri dalam menangani masalah-masalah penting seputar pernikahan seperti

mengatur keuangan, membuat keputusan penting, rekreasi, permasalahan

keagamaan, pertemanan, perilaku yang dianggap patut, pandangan hidup,

berhubungan dengan ortu dan mertua, kesepakatan dalam tujuan dan target-target,

pembagian tugas rumah tangga, waktu senggang dan keputusan dalam karir; 2)

dyadic cohesion yang merujuk pada ikatan emosional, bagaimana kedekatan

masing suami/istri dalam hubungan perasaan terhadap pasangan

masing-masing; 3) dyadic satisfaction adalah kepuasan dalam berinteraksi sebagai

pasangan; dan 4) affectional expression yang berhubungan dengan bagaimana

individu menunjukkan rasa sayang pada pasangannya. Peran yang dijalankan

masing-masing individu dalam kehidupan pernikahan akan berpengaruh dalam

kepuasan hubungan pernikahan. Keempat proses interaksi yang diidentifikasi oleh

Spanier dan Lewis, 1980 (dalam Dinna, 2005) ini membahas hubungan marital

satisfaction yang diukur dalam dyadic adjustment scale (DAS).

Menurut Matthews, Conger & Wickrame (dalam Derya, 2008)

menyatakan bahwa individu yang mengalami work-family conflict cenderung

memiliki marital satisfaction yang rendah. Hal ini dikarenakan seseorang individu

yang kelelahan dan stress karena kondisi kerja yang berat mungkin merasa

tertekan karena tidak mampu memenuhi tuntutan pekerjaan dan tuntutan keluarga

(Matthews, Conger & Wickrame dalam Derya, 2008). Hal ini juga

(18)

7

2010) yang menyatakan bahwa suami dan istri akan merasa bahagia bila mereka

dapat mengintegrasikan kehidupan pekerjaan dan keluarga secara harmonis.

Penelitian di kota Isfahan tahun 2008 terhadap 240 perawat yang bekerja

shift. Penelitian ini meneliti hubungan work-family conflict dan marital

satisfaction di rumah sakit kota Isfahan. Temuan dari penelitian ini terdapat

hubungan negatif antara work-family conflict dan marital satisfaction pada

perawat yang bekerja shift sehingga dibutuhkan keterampilan manajemen

work-family conflict untuk meningkatkan marital satisfaction pada perawat yang

bekerja shift.

Dari penelitian yang sudah dijelaskan di atas mengenai hubungan

work-family conflict dan marital satisfaction, diperoleh gambaran bahwa work-family

conflict memiliki hubungan negatif dengan marital satisfaction. Dengan kata lain,

terlihat bahwa jika work-family conflict tinggi maka marital satisfaction pada

suami/istri bekerja rendah dan sebaliknya, work-family conflict rendah maka

marital satisfaction pada suami/istri bekerja tinggi.

Berdasarkan penemuan di atas bahwa individu pada masing-masing

(19)

8

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Data yang diperoleh berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan pada 7

pasang suami istri, ditemukan bahwa work interfering with family pada 5 pasang

suami istri termasuk dalam kategori rendah dan marital satisfactionnya termasuk

dalam kategori tinggi, hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan apabila work

interfering with family rendah maka marital satisfactionnya akan tinggi. Namun

demikian lain halnya dengan 2 pasang suami istri yang lain, mereka memiliki

work interfering with family dalam kategori tinggi namun marital satisfactionnya

juga tinggi, dimana hal ini kurang sesuai dengan teori yang ada.

Melihat kenyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa work interfering

with family tidak selalu akan mempengaruhi marital satisfaction pasangan suami

istri. Hal inilah yang pada akhirnya membuat peneliti ingin mengetahui seberapa

besarhubungan antara work interfering with family dan marital satisfaction pada

suami/istri bekerja di Kota Bandung (Hubungan antara Dimensi Time Based,

Strain Based, Behavior Based Arah Work Interfering with Family dan Marital

Satisfaction).

1.2. Identifikasi Masalah

Seberapa besar hubungan antara work interfering with family dan marital

satisfaction pada suami/istri bekerja di Kota Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

(20)

9

Maksud penelitian adalah untuk menganalisis dan menggambarkan work

interfering with family dan marital satisfaction pada suami/istri bekerja di Kota

Bandung.

1.3.2. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara work interfering with family

dan marital satisfaction pada suami/istri yang bekerja di Kota Bandung.

Kemudian melihat secara mendalam keeratan hubungan antara dimensi Time

Based, Strain Based, Behavior Based Arah Work Interfering with Family dan

Marital Satisfaction.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan teoritis

1. Memberikan data empirik pada ilmu psikologi keluarga dan ilmu psikologi

industri dan organisasi yang berkaitan dengan work interfering with family

dan marital satisfaction.

(21)

10

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

mengetahui konflik yang mereka alami sehingga akan meningkatkan

kepuasan pernikahan mereka.

2. Sebagai informasi bagi konselor pernikahan mengenai seberapa besar

hubungan antara work interfering with family dan marital satisfaction pada

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dihasilkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Work Interfering with Family (WIF) memiliki hubungan negatif yang

signifikan dengan Marital Satisfaction, artinya apabila Work Interfering

with Family (WIF) tinggi maka Marital Satisfaction-nya akan rendah,

sebaliknya apabila Work Interfering with Family (WIF) rendah maka

Marital Satisfactionnya akan tinggi.

2. Dimensi time-based WIF memiliki hubungan yang signifikan dengan arah

negatif terhadap Dyadic Consensus, Dyadic Satisfaction, Dyadic

Cohesion, dan Affectional Expression pada suami/istri yang bekerja di kota

Bandung.

3. Dimensi strain-based WIF memiliki hubungan yang signifikan dengan

(23)

70

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Cohesion, dan Affectional Expression pada suami/istri yang bekerja di kota

Bandung.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa

saran sebagai berikut:

5.2.1. Saran Teoritis

Hasil penelitian ini bisa menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan work family conflict dan marital satisfaction sehingga

dapat memperkaya ilmu psikologi khususnya psikologi keluarga dan

psikologi industri dan organisasi.

5.2.2. Saran Praktis

1. Bagi suami/istri yang bekerja, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

informasi bahwa konflik yang mereka hadapi berkaitan dengan tuntutan

pekerjaan dan keluarga akan berhubungan dengan kepuasan pernikahan

mereka, untuk itu mereka perlu mewaspadai jika mengalami konflik

dengan derajat yang tinggi.

2. Bagi konselor pernikahan, penelitian ini dapat digunakan sebagai

tambahan informasi pada saat melakukan konseling terhadap suami/istri

yang bekerja tentang hubungan antara work family conflict terhadap

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Duvall, E & Miller, C. M. 1985. “Marriage and Family Development 6th ed”. New York: Harper & Row Publisher.

Graziano & Raulin. 2000. “Research Methods: A Process of Inquiry 4th ed”. USA: A Pearson Education Company.

Guilford, J. P. 1965. “Fundamental Statistics in Psychology and Education”. New York: McGraw-Hill Inc.

Gulo, W. 2000. “Metodologi Penelitian”. PT. Gramedia Widiasarana. Jakarta.

Korabik, Karen, Lero, Donna S., & Whitehead, Denise L. 2008. “Handbook of Work-Family Integration 1st ed”. London: Elsevier Inc.

(25)

DAFTAR RUJUKAN

Carlson, Kacmar, Williams. 2000. “Construction and Initial Validation of A Multidimentional Measure of Work Family Conflict”. Journal of Vocational Behavior, vol. 56, pg. 249-276.

Duxbury, L. E.,Higgins, C. A. 1991. “Gender difference in work-family conflict”. Journal of Applied Psychology,76(1)

Greenhaus, J. H.,Beutell, N. J. 1985. “Source of conflict between work and family roles”. The Academy of Management Review, Vol. 10, No 1 (Jan., 1985), pp. 76-88.

Hall, D. T.,Gordon, F. E. 1973. “Career choices of married women: Effects on conflict, role behavior, and satisfaction”. Journal of Applied Psychology,58

Higgins, C. A.,Duxbury, L. E. 1992. “Work-family conflict: A comparison of dual-career & traditional-career man”. Journal of Organizational Behavior,13(1)

Locksley, A. 1980. “On the effects of wives' employment on marital adjustment and companionship”. Journal of Marriage and the Family,42

Referensi

Dokumen terkait

Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Direktur/Direktris atau yang mewakili untuk melakukan konfirmasi SBU (SI 003) Bidang Pelaksanaan Konstruksi Jalan Raya (Kecuali

[r]

Pada hari ini Rabu, tanggal dua puluh sembilan, bulan Maret, tahun Dua ribu tujuh belas, Kami selaku Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan telah mengadakan Evaluasi

Daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat Kursus Singkat Kepemiluan (Election Shortcourses) yang diselenggarakan oleh

Dari penelitian sebelumnya (choi, ct a!,1996) menuniukkan bahwa fraksi diklorometan dan fraksi etil asetat ekstrak rnetanor biji .asira r,ra mempunyai aktivitas peredaman

Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak adalah atas kehendak atau takdir

[r]

Index Card Match diharapkan siswa lebih aktif, bersemangat, dan mandiri.. dalam mengikuti proses