vii
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
This research entitled “Relation between Work Interfering with Family and Marital Satisfaction of working husband/wife at Bandung”, the purpose of this research is to obtain an overview about how significant the relation between Work Interfering with Family and Marital Satisfaction of working husband/wife at Bandung. The number of respondents of this research are 99 respondents achieved by convenience sampling technique.
Dimentional Work Interfering with Family measuring instrument (Carlson, Kacmar & Williams, 2000) including 9 items. Dyadic Adjustment Scale (DAS) measuring instrument (Spanier, 1976) including 30 items used to measure of marital satisfaction. Validity and realibility testing using construct validity and alpha cronbach method, which validity of dimentional work interfering with family measuring instrument ranged between .531-.816 and validity of DAS measuring instrument ranged between .425-.989. Data analyzed using Spearman correlation analysis technique.
Based on data analysis statistically with α=.01, its understood that 3 WIF dimentions have significant relation with Marital Satisfaction, which Strain Based Work Interfering with Family (SWIF) has significant relation towards Marital Satisfaction for .681, Behavior Based Work Interfering with Family (BWIF) has significant relation towards Marital Satisfaction for .614, and Time Based Work Interfering with Family (TWIF) has significant relation towards Marital Satisfaction for .606.
The conclusion obtained is working husband and wife have high WIF conflict then the Marital Satisfaction will be low, in the other hand, if working husband and wife have low WIF conflict then the Marital Satisfaction will be high.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Hubungan antara Work Interfering with Family dengan Marital Satisfaction pada Suami Istri Bekerja di Kota Bandung”, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara work interfering with family dengan marital satisfaction pada suami istri bekerja di Kota Bandung. Responden penelitian ini berjumlah 99 orang yang diperoleh melalui teknik convinience sampling.
Alat ukur dimensi work interfering with family (Carlson, Kacmar & Williams, 2000) yang terdiri dari 9 item. Alat ukur Dyadic Adjustment Scale (DAS) (Spanier, 1976) yang terdiri dari 30 item digunakan untuk mengukur marital satisfaction. Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan Construct Validity dan metode Alpha Cronbach, dimana validitas dari alat ukur work interfering with family berkisar antara .531-.816 sedangkan validitas untuk alat ukur dyadic adjustment scale berkisar antara .425-.989. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik analisis korelasi Spearman.
Berdasarkan pengolahan data secara statistik dengan α=.01, dapat diketahui bahwa ketiga dimensi Work interfering with Family memiliki hubungan yang signifikan terhadap Marital Satisfaction, dimana Strain based work interfering with family (SWIF) memiliki hubungan yang signifikan terhadap Marital Satisfaction sebesar .681, Behavior based work interfering with family (BWIF) memiliki hubungan yang signifikan terhadap Marital Satisfaction sebesar .614 dan Time based work interfering with family (TWIF) memiliki hubungan yang signifikan terhadap Marital Satisfaction sebesar .606.
Kesimpulan yang diperoleh adalah apabila suami istri yang bekerja memiliki konflik WIF yang tinggi maka Marital Satisfactionnya akan rendah, sebaliknya apabila suami istri yang bekerja memiliki konflik WIF yang rendah maka Marital Satisfactionnya akan tinggi.
ix
DAFTAR ISI
Lembar Judul
Lembar Pengesahan
Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian ... iii
Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... iv
Kata Pengantar ... v
Abstract ... vii
Abstrak ... viii
Daftar Isi... ix
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Bagan ... xv
Daftar Lampiran ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 8
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1. Maksud Penelitian ... 8
1.3.2. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Kegunaan Penelitian... 9
1.4.2. Kegunaan Praktis ... 9
BAB II. TINJAUAN TEORITIS ... 10
2.1 Work Family Conflict ... 10
2.1.1. Pengertian Work Family Conflict ... 14
2.1.2. Work Family Conflict Domain ... 14
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Work Family Conflict ... 24
2.1.4. Dampak Work Family Conflict ... 25
2.1.5. Arah dari Work Family Conflict ... 26
2.1.6. Outcomes dari Work Family Conflict ... 27
2.2. Marital Satisfaction ... 28
2.2.1. Definisi Marital Satisfaction ... 28
2.2.2. Pengukuran Dyadic Adjustment Scale (DAS) ... 29
2.2.3. Faktor yang mempengaruhi Marital Satisfaction ... 30
2.2.4. Kriteria Marital Satisfaction ... 33
2.3. Kerangka Pemikiran ... 34
xi
3.2.1. Variabel Penelitian ... 43
3.2.2. Definisi Operasional... 43
3.3. Subjek Penelitian ... 44
3.3.1. Sampel Penelitian ... 44
3.3.2. Teknik Penarikan Sampel ... 44
3.3.3. Karakteristik Subjek Penelitian ... 44
3.4. Alat Ukur ... 44
3.4.1. Alat Ukur Work Family Conflict ... 45
3.4.2. Alat Ukur Marital Satisfaction ... 45
3.4.3. Prosedur Pengisian ... 46
3.4.4. Sistem Penilaian ... 46
3.4.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 49
3.4.5.1. Validitas Alat Ukur ... 49
3.4.5.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 50
3.5. Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
4.1. Hasil Penelitian ... 52
4.1.1. Gambaran Umum Responden ... 52
4.1.2. Rekap Hasil Pengujian Hipotesis ... 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
5.1. Kesimpulan ... 69
5.2. Saran ... 70
5.2.1. Saran Teoritis ... 70
5.2.2. Saran Praktis ... 70
Daftar Pustaka
Daftar Rujukan
xiii
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ... 42
Tabel 3.2. Indikator Alat Ukur WFC ... 45
Tabel 3.3. Indikator Alat Ukur Marital Satisfaction ... 46
Tabel 3.4. bobot penilaian untuk dimensi work interfering with family ... 46
Tabel 3.5. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 1-15 ... 47
Tabel 3.6. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 16-21 ... 47
Tabel 3.7. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 22 ... 47
Tabel 3.8. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 23-26 ... 47
Tabel 3.9. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 27 dan 28 ... 47
Tabel 3.10. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 29... 48
Tabel 3.11. bobot penilaian untuk Marital Satisfaction item 30... 48
Tabel 3.11. kategori untuk work interfering with family ... 49
Tabel 3.12. kategori untuk marital satisfaction ... 49
Tabel 4.1.1. Gambaran Umum Responden ... 52
Tabel 4.1.2. Rekap Hasil Pengujian Hipotesis ... 54
Tabel 4.2.1. Hubungan antara WIF dan MS ... 54
Tabel 4.2.2. Hubungan antara Time Based WIF dan Dyadic Consensus ... 54
Tabel 4.2.4. Hubungan antara Time Based WIF dan Dyadic Cohesion ... 55
Tabel 4.2.5. Hubungan antara Time Based WIF dan Affectional Expression ... 55
Tabel 4.2.6 Hubungan antara Strain Based WIF dan Dyadic Consensus ... 56
Tabel 4.2.7. Hubungan antara Strain Based WIF dan Dyadic Satisfaction ... 56
Tabel 4.2.8. Hubungan antara Strain Based WIF dan Dyadic Cohesion ... 56
Tabel 4.2.9. Hubungan antara Strain Based WIF dan Affectional Expression ... 57
Tabel 4.2.10. Hubungan antara Behavior Based WIF dan Dyadic Consensus ... 57
Tabel 4.2.11. Hubungan antara Behavior Based WIF dan Dyadic Satisfaction ... 57
Tabel 4.2.12. Hubungan antara Behavior Based WIF dan Dyadic Cohesion ... 58
xv
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
Tabel 2.1. Work-Family Role Pressure Incompatibility ... 13
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 52
Diagram 4.2 Usia Responden ... 52
Diagram 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 53
Diagram 4.4 Pekerjaan Responden ... 53
Diagram 4.5 Lama Jam Kerja ... 53
Diagram 4.6 Jadwal Kerja ... 54
Diagram 4.7 Total Masa Kerja ... 54
Diagram 4.8 Anggota Keluarga Lain yang Tinggal Bersama Responden ... 54
Diagram 4.9 Lama Menikah ... 55
Diagram 4.10 Jumlah Anak Responden ... 55
Diagram 4.11 Pengasuh Anak ... 55
xvi
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat Ukur Work Interfering with Family (WIF) & Marital Satisfaction
(DAS)
Lampiran 2 Proses Translate Alat Ukur Work Interfering with Family (WIF)
Lampiran 3 Proses Translate Alat Ukur Marital Satisfaction (DAS)
Lampiran 4 Validitas Alat Ukur Work Interfering with Family (WIF)
Lampiran 5 Validitas Alat Ukur Marital Satisfaction (DAS)
Lampiran 6 Reliabilitas Alat Ukur
Lampiran 7 Korelasi Dimensi Work Interfering with Family (WIF) dan Aspek-
Aspek Dyadic Adjustment Scale (DAS)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pernikahan adalah suatu hubungan yang sah dan diketahui secara sosial
antara seorang pria dan seorang wanita yang meliputi seksual, ekonomi dan hak
serta tanggung jawab sosial untuk pasangan (Seccombe & Warner, 2004). Pada
masa kini pasangan suami istri yang bekerja bukanlah suatu hal yang langka lagi.
Terlihat dari artikel di Kompas (2008) yang menyatakan bahwa pasangan yang
bekerja memenuhi sebagian populasi pasangan suami istri muda yang baru
menikah. Hal ini sangat mungkin disebabkan oleh kondisi ekonomi yang
mengalami krisis, sehingga pasangan pun sepakat untuk saling bahu membahu
dalam hal ekonomi. Hal ini juga dibuktikan oleh perhitungan statistik dimana
pada tahun 2006 terdapat 75% perusahaan di negara yang sedang berkembang
memiliki pekerja wanita yang jumlahnya lebih dominan dari pekerja pria
(Wallstreet, 2006). Kenyataan ini juga didukung juga oleh data Badan Pusat
2
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
juga seimbang dalam hal mengatur waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Menurut
Guitin (2009), pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana individu
menghabiskan sebagian besar waktunya. Walaupun keluarga dan pekerjaan saling
terpisah satu sama lain tetapi keduanya berkaitan guna pemenuhan hidup
seseorang. Melalui pekerjaan, seseorang mengubah tidak hanya lingkungan
namun juga dirinya, memperkaya dan menumbuhkan hidup dan semangatnya.
Sedangkan keluarga dipandang sebagai hal yang pertama dan paling penting.
Keluarga dikaitkan dengan kasih sayang dimana seseorang dapat mengembangkan
diri dan memperoleh pemenuhan dirinya, serta merupakan tempat yang penting
bagi sebuah kebahagiaan dan harapan. Sedangkan pekerjaan adalah kondisi dan
kebutuhan dasar bagi kehidupan keluarga.
Biasanya pasangan suami istri memiliki pembagian tugas dan tanggung
jawab terhadap perannya di tempat kerja dan keluarga yang telah mereka sepakati
bersama. Pada kenyataannya tidak selalu peran ditempat kerja dan keluarga ini
dijalani dengan mulus oleh pasangan suami istri tersebut. Sehingga dalam usaha
memperjuangkan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga inilah akan muncul
berbagai konflik dan masalah yang harus dihadapi oleh pasangan yang bekerja.
Konflik yang dapat muncul antara pekerjaan dan keluarga disebut juga
dengan work family conflict. Work family conflict adalah salah satu bentuk dari
interrole conflict yaitu tekanan atau ketidakseimbangan peran antara peran di
3
Greenhaus dan Beutell (1985) mengidentifikasi tiga jenis work-family
conflict, yaitu: Time-based conflict, Strain-based conflict, dan Behavior-based
conflict. Time-based conflict yaitu berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan
untuk menjalankan salah satu tuntutan keluarga atau pekerjaan dapat mengurangi
waktu untuk menjalankan tuntutan yang lainnya (pekerjaan atau keluarga).
Strain-based conflict yaitu terjadi pada saat tekanan dari salah satu peran mempengaruhi
kinerja peran yang lainnya. Behavior-based conflict yaitu berhubungan dengan
ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian
(pekerjaan atau keluarga).
Dari masing-masing bentuk yang telah disebutkan di atas, work-family
conflict juga memiliki dua arah (bidirectional), yang dapat dilihat dari
sumber-sumber konflik yang berasal dari pekerjaan dan sumber-sumber-sumber-sumber konflik yang
berasal dari keluarga. Dua arah dari work-family conflict yaitu work interfering
with family (WIF) dan family interfering with work (FIW) (Greenhaus dan
Beutell dalam Hammer et al, 2007). Work interfering with family yaitu tuntutan
pekerjaan mengganggu urusan keluarga. Sedangkan family interfering with work
4
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
work, 5) behavior-based work interfering with family, 6) behavior-based family
interfering with work.
Dalam kehidupan pasangan suami istri yang bekerja, work-family conflict
ini biasanya terjadi pada saat pasangan berusaha memenuhi tuntutan peran dalam
pekerjaan tetapi usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk
memenuhi tuntutan keluarganya seperti urusan anak dan menangani
urusan-urusan rumah tangga atau sebaliknya dimana pemenuhan tuntutan peran dalam
keluarga dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan dengan
tekanan yang berasal dari pekerjaan, seperti waktu kerja, beban kerja yang
berlebihan dan deadline kerja (Frone, 1992). Menurut Hassan (2004) bahwa
pasangan suami istri yang sibuk bekerja sering kali tanpa disadari, pasangan itu
menjadi jauh satu sama lainnya, karena masing-masing hidup dengan
kesibukannya sendiri. Kondisi ini bisa mengurangi kualitas kebersamaan
pasangan yang akhirnya salah satu pihak merasa terabaikan sehingga akan dapat
menimbulkan kepuasan dalam kehidupan pernikahan yang rendah.
Kepuasan pernikahan merupakan salah satu konsekuensi dari work-family
conflict dengan arah work interfering with family. Work interfering with family
dapat terjadi jika tuntutan pekerjaan mengganggu urusan keluarga, sebagai contoh
orangtua mungkin merasa bahwa pekerjaan menghalangi waktunya untuk keluar
dengan anak-anaknya di rumah, tugas-tugas pekerjaan yang membuat pasutri
tidak dapat berkumpul dengan keluarga untuk melakukan diskusi, bermain dengan
5
keluarga yaitu rendahnya kepuasan keluarga dan marital satisfaction. Hal ini
didukung oleh penemuan dari Frone et al (dalam Patricia, 2007) yang
menyatakan bahwa work interfering with family dapat dihubungkan dengan
marital satisfaction. Marital satisfaction dapat diperoleh apabila pasangan
merasakan adanya keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan tuntutan keluarga.
Kepuasan pernikahan atau yang sering juga diistilahkan dengan
kebahagiaan (Hawkins dalam Olson & DeFrain, 2006), yang didefinisikan oleh
Spanier & Cole (dalam Schumm et al. 1986) sebagai evaluasi subjektif
mengenai bagaimana perasaan individu dengan pasangan suami/istri,
pernikahannya dan hubungan pernikahannya. Marital satisfaction akan menguji
persepsi dari suami maupun istri yang merujuk kepada hubungan mereka sebagai
pasangan suami istri yang dikategorikan dari sangat memuaskan sampai pada
tidak memuaskan. Hal ini juga didukung oleh Lemme, 1995 (dalam Desmayanti,
2009) bahwa marital satisfaction itu mengandung evaluasi suami/istri terhadap
hubungan pernikahannya yang cenderung berubah sepanjang perjalanan
pernikahan itu sendiri. Secara keseluruhannya, marital satisfaction itu sendiri
6
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
suami/istri dalam menangani masalah-masalah penting seputar pernikahan seperti
mengatur keuangan, membuat keputusan penting, rekreasi, permasalahan
keagamaan, pertemanan, perilaku yang dianggap patut, pandangan hidup,
berhubungan dengan ortu dan mertua, kesepakatan dalam tujuan dan target-target,
pembagian tugas rumah tangga, waktu senggang dan keputusan dalam karir; 2)
dyadic cohesion yang merujuk pada ikatan emosional, bagaimana kedekatan
masing suami/istri dalam hubungan perasaan terhadap pasangan
masing-masing; 3) dyadic satisfaction adalah kepuasan dalam berinteraksi sebagai
pasangan; dan 4) affectional expression yang berhubungan dengan bagaimana
individu menunjukkan rasa sayang pada pasangannya. Peran yang dijalankan
masing-masing individu dalam kehidupan pernikahan akan berpengaruh dalam
kepuasan hubungan pernikahan. Keempat proses interaksi yang diidentifikasi oleh
Spanier dan Lewis, 1980 (dalam Dinna, 2005) ini membahas hubungan marital
satisfaction yang diukur dalam dyadic adjustment scale (DAS).
Menurut Matthews, Conger & Wickrame (dalam Derya, 2008)
menyatakan bahwa individu yang mengalami work-family conflict cenderung
memiliki marital satisfaction yang rendah. Hal ini dikarenakan seseorang individu
yang kelelahan dan stress karena kondisi kerja yang berat mungkin merasa
tertekan karena tidak mampu memenuhi tuntutan pekerjaan dan tuntutan keluarga
(Matthews, Conger & Wickrame dalam Derya, 2008). Hal ini juga
7
2010) yang menyatakan bahwa suami dan istri akan merasa bahagia bila mereka
dapat mengintegrasikan kehidupan pekerjaan dan keluarga secara harmonis.
Penelitian di kota Isfahan tahun 2008 terhadap 240 perawat yang bekerja
shift. Penelitian ini meneliti hubungan work-family conflict dan marital
satisfaction di rumah sakit kota Isfahan. Temuan dari penelitian ini terdapat
hubungan negatif antara work-family conflict dan marital satisfaction pada
perawat yang bekerja shift sehingga dibutuhkan keterampilan manajemen
work-family conflict untuk meningkatkan marital satisfaction pada perawat yang
bekerja shift.
Dari penelitian yang sudah dijelaskan di atas mengenai hubungan
work-family conflict dan marital satisfaction, diperoleh gambaran bahwa work-family
conflict memiliki hubungan negatif dengan marital satisfaction. Dengan kata lain,
terlihat bahwa jika work-family conflict tinggi maka marital satisfaction pada
suami/istri bekerja rendah dan sebaliknya, work-family conflict rendah maka
marital satisfaction pada suami/istri bekerja tinggi.
Berdasarkan penemuan di atas bahwa individu pada masing-masing
8
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
Data yang diperoleh berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan pada 7
pasang suami istri, ditemukan bahwa work interfering with family pada 5 pasang
suami istri termasuk dalam kategori rendah dan marital satisfactionnya termasuk
dalam kategori tinggi, hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan apabila work
interfering with family rendah maka marital satisfactionnya akan tinggi. Namun
demikian lain halnya dengan 2 pasang suami istri yang lain, mereka memiliki
work interfering with family dalam kategori tinggi namun marital satisfactionnya
juga tinggi, dimana hal ini kurang sesuai dengan teori yang ada.
Melihat kenyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa work interfering
with family tidak selalu akan mempengaruhi marital satisfaction pasangan suami
istri. Hal inilah yang pada akhirnya membuat peneliti ingin mengetahui seberapa
besarhubungan antara work interfering with family dan marital satisfaction pada
suami/istri bekerja di Kota Bandung (Hubungan antara Dimensi Time Based,
Strain Based, Behavior Based Arah Work Interfering with Family dan Marital
Satisfaction).
1.2. Identifikasi Masalah
Seberapa besar hubungan antara work interfering with family dan marital
satisfaction pada suami/istri bekerja di Kota Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
9
Maksud penelitian adalah untuk menganalisis dan menggambarkan work
interfering with family dan marital satisfaction pada suami/istri bekerja di Kota
Bandung.
1.3.2. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara work interfering with family
dan marital satisfaction pada suami/istri yang bekerja di Kota Bandung.
Kemudian melihat secara mendalam keeratan hubungan antara dimensi Time
Based, Strain Based, Behavior Based Arah Work Interfering with Family dan
Marital Satisfaction.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan teoritis
1. Memberikan data empirik pada ilmu psikologi keluarga dan ilmu psikologi
industri dan organisasi yang berkaitan dengan work interfering with family
dan marital satisfaction.
10
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
mengetahui konflik yang mereka alami sehingga akan meningkatkan
kepuasan pernikahan mereka.
2. Sebagai informasi bagi konselor pernikahan mengenai seberapa besar
hubungan antara work interfering with family dan marital satisfaction pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dihasilkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Work Interfering with Family (WIF) memiliki hubungan negatif yang
signifikan dengan Marital Satisfaction, artinya apabila Work Interfering
with Family (WIF) tinggi maka Marital Satisfaction-nya akan rendah,
sebaliknya apabila Work Interfering with Family (WIF) rendah maka
Marital Satisfactionnya akan tinggi.
2. Dimensi time-based WIF memiliki hubungan yang signifikan dengan arah
negatif terhadap Dyadic Consensus, Dyadic Satisfaction, Dyadic
Cohesion, dan Affectional Expression pada suami/istri yang bekerja di kota
Bandung.
3. Dimensi strain-based WIF memiliki hubungan yang signifikan dengan
70
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
Cohesion, dan Affectional Expression pada suami/istri yang bekerja di kota
Bandung.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
5.2.1. Saran Teoritis
Hasil penelitian ini bisa menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan work family conflict dan marital satisfaction sehingga
dapat memperkaya ilmu psikologi khususnya psikologi keluarga dan
psikologi industri dan organisasi.
5.2.2. Saran Praktis
1. Bagi suami/istri yang bekerja, penelitian ini dapat dijadikan sebagai
informasi bahwa konflik yang mereka hadapi berkaitan dengan tuntutan
pekerjaan dan keluarga akan berhubungan dengan kepuasan pernikahan
mereka, untuk itu mereka perlu mewaspadai jika mengalami konflik
dengan derajat yang tinggi.
2. Bagi konselor pernikahan, penelitian ini dapat digunakan sebagai
tambahan informasi pada saat melakukan konseling terhadap suami/istri
yang bekerja tentang hubungan antara work family conflict terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Duvall, E & Miller, C. M. 1985. “Marriage and Family Development 6th ed”. New York: Harper & Row Publisher.
Graziano & Raulin. 2000. “Research Methods: A Process of Inquiry 4th ed”. USA: A Pearson Education Company.
Guilford, J. P. 1965. “Fundamental Statistics in Psychology and Education”. New York: McGraw-Hill Inc.
Gulo, W. 2000. “Metodologi Penelitian”. PT. Gramedia Widiasarana. Jakarta.
Korabik, Karen, Lero, Donna S., & Whitehead, Denise L. 2008. “Handbook of Work-Family Integration 1st ed”. London: Elsevier Inc.
DAFTAR RUJUKAN
Carlson, Kacmar, Williams. 2000. “Construction and Initial Validation of A Multidimentional Measure of Work Family Conflict”. Journal of Vocational Behavior, vol. 56, pg. 249-276.
Duxbury, L. E.,Higgins, C. A. 1991. “Gender difference in work-family conflict”. Journal of Applied Psychology,76(1)
Greenhaus, J. H.,Beutell, N. J. 1985. “Source of conflict between work and family roles”. The Academy of Management Review, Vol. 10, No 1 (Jan., 1985), pp. 76-88.
Hall, D. T.,Gordon, F. E. 1973. “Career choices of married women: Effects on conflict, role behavior, and satisfaction”. Journal of Applied Psychology,58
Higgins, C. A.,Duxbury, L. E. 1992. “Work-family conflict: A comparison of dual-career & traditional-career man”. Journal of Organizational Behavior,13(1)
Locksley, A. 1980. “On the effects of wives' employment on marital adjustment and companionship”. Journal of Marriage and the Family,42