i
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN
MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI SISWA STUDI KASUS PADA SISWA SMK 7
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Fransisca Ayu Cinthia Dewi NIM: 111334031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Teriring rasa hormat, saya persembahkan karya tulis ini sebagai
terima kasihku kepada:
• Tuhan Yesus Kristus atas segala berkatNya
• Bapak Yohanes Suhardi dan Ibu Bf. Suryaningsih, yang senantiasa memberikan doa, dukungan, pengertian dan
pengorbanan.
• Adik tercinta Andreas Yoga, terima kasih atas semangat dan dukungannya.
• Diah TW, Oktin Pratami,Gres Dimara, Albina LP, Dwi C, Aprili, Mbak Dilla yang selalu menghibur dan memberi
semangat.
v
MOTTO
•
Segala perkara dapat kutanggung didalam DIA yang
memberi kekuatan kepadaku
(Filipi 4:13)
• Semua yang kamu pinta dalam doa dengan penuh
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 April 2017
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Fransisca Ayu Cinthia Dewi
Nomor Mahasiswa : 111334031
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN
MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI SISWA. STUDI KASUS PADA SISWA SMK 7
YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 27 April 2017
Yang menyatakan
viii
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN
MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI SISWA STUDI KASUS PADA SISWA SMK 7
YOGYAKARTA
Studi Kasus Pada Siswa SMK 7 Yogyakarta
Fransisca Ayu Cinthia Dewi Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara : (1) kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa; (2) motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK 7 Yogyakarta pada bulan Oktober 2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Jurusan Akuntansi di SMK 7 Yogyakarta yang berjumlah 293 siswa. Dengan teknikpurposive samplingdiambil sampel penelitian siswa kelas XI Akuntansi sebanyak 95 siswa. Data dikumpulkan dengan teknik kuisioner dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa (rxy = 0,052dan
probabilitas signifikan= 0,483); (2) tidak adahubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar (rxy = -0,009 dan probabilitas signifikan
ix
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’LEARNING INDEPENDENCE AND STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’LEARNING
ACCOUNTING ACHIEVEMENT
A Case Study of Students of SMKN 7 Yogyakarta
Fransisca Ayu Cinthia Dewi Sanata DharmaUniversity
2016
The goals of this research are to know the relationship between: (1) students’ learning independence and students’ learning achievement; (2) students’ learning motivation and students’ learning achievement.
This research was carried out in SMK 7 Yogyakarta in October 2016. The population of this research were 293 students of accounting departement ofSMK 7 Yogyakarta. The samples were 95 students of the eleventh grade, the samples were taken by applying purposive sampling technique. Data were gathered by using questionnaire and documentation.Data wereanalyzed by using Product Moment AnalyzingTechnique.
The result of this research shows that: (1) there is no positive and significant relationship between students’ learning independence and students’ learning achievement (rxy = 0,052and significance probability= 0,483); (2) there is no positive
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. skripsi yang berjudul “Hubungan Antara
Kemandirian Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar
Akuntansi siswa Studi Kasus Pada Siswa SMK 7 Yogyakarta ” ini disusun
untuk memenuhi syarat dalam gelar sarjana Pendidikan Akuntansi di
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam pembuatan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan
yang dialami penulis namun berkat bimbingan, kerjasama, dukungan, dan
semangat dari orang terdekat sehingga penulis mampu menyelesaikannya.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing
yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan dan saran dalam
xi
5. Kepala SMK N 7 Yogyakarta serta para Guru yang telah memberikan
ijin dan bimbingan dalam melakukan penelitian
6. Para siswa kelas XI SMK N 7 Yogyakarta yang bersedia membantu
penulis dalam melakukan penelitian.
7. Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Pendidikan Akuntansi
yang selama ini telah membantu melayani dalam administrasi.
8. Kedua orang tuaku yang tidak pernah lelah untuk selalu menberikan
doa, kasih sayang, semangat, nasehat,
9. Para sahabat yang selalu memberikan semangat, Gres Oktavina, Dyah
TW, Albina LP, Mbak Dila, Dwi.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada penyusunan skripsi
ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih.
Yogyakarta, 27 April 2017
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 6
1. Pengertian Belajar ... 6
a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 7
b. Tujuan Belajar ... 8
c. Prestasi Belajar ... ... 9
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...10
2. Kemandirian Belajar ... 12
a. Pengertian Kemandirian Belajar ... 12
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar .... 13
3. Motivasi Belajar ... 14
xiv
b. Fungsi Motivasi ... 15
B. Kerangka Berfikir... 16
1. Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar ... 17
2. Hubungan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ... 18
C. Hasil Penelitian ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 20
D. Populasi,Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 21
E. Pengukuran Dan Variabel ... 21
a. Pengukuran Variabel ... 21
b. Definisi Operasional Variabel dan Kisi-kisi ... 22
F. Teknik Pengumpulan Data ... 25
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 27
a. Pengujian Validitas ... 27
b. Pengujian Reliabilitas ... 30
H. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 37
B. Analisis Data ... 36
1. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 40
a. Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar ... 41
b. Hubungan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar... 42
C. Pembahasan Penelitian ... 44
a. Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar ... 44
b. Hubungan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar... 46
BAB V Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran ... 50
A. Kesimpulan ... 50
B. Keterbatasan Penelitian ... 50
C. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Penskoran Skala Likert ... 22
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kemandirian Belajar ... 23
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 25
Tabel 3.4 Hasil Uji Variabel Kemandirian Belajar ... 28
Tabel 3.5 Hasil Uji Variabel Motivasi Belajar ... 29
Tabel 3.6 Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian ... 31
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Kemandirian Belajar ... 31
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Motivasi Belajar ... 32
Tabel 3.9 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 35
Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemandirian Belajar ... 36
Tabel 4.2 Deskripsi Data Motivasi Belajar ... 37
Tabel 4.3 Deskripsi Data Prestasi Belajar ... 38
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Menggunakan Korelasi Kendall Tau ... 42
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 53
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 54
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 55
Lampiran 4 Penilaian Acuan Patokan ... 56
Lampiran 5 Hasil Pengujian Korelasi Kendall Tau ... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting terutama bagi generasi
muda agar dapat menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Proses
belajar (pendidikan) adalah proses yang mana seseorang diajarkan untuk
bersikap setia dan taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan.
Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia
saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan
dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap. Pada jenjang
pendidikan, siswa harus mempunyai sikap mandiri agar dapat menghadapi
tantangan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Mutu pendidikan dapat
dilihat dari prestasi belajar siswa karena prestasi belajar siswa
mencerminkan keberhasilan proses pendidikan yang salah satunya
ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu
dengan menumbuhkan kemandirian belajar siswa agar menghasilkan siswa
yang mandiri.
Kemandirian belajar merupakan tuntutan utama siswa dalam belajar
supaya siswa dapat menyelesaikan tugas, kepercayaan dengan kemampuan
sendiri, dan tidak bergantung pada orang lain. Menurut Sumarmo (2004: 4)
bahwa karakteristik yang termuat pada kemandirian belajar, yaitu individu
yang bersangkutan, individu memilih strategi dan melaksanakan rancangan
belajarnya, dan individu memantau kemajuan belajarnya sendiri serta
mengevaluasi hasil belajarnya dan dibandingkan dengan standar tertentu.
Siswa yang memiliki sikap mandiri akan lebih berani memutuskan hal yang
berkenaan dengan dirinya bebas dari pengaruh orang lain, mampu
berinisiatif dan mengembangkan kreatifitas serta merangsang untuk
berprestasi lebih baik. Kemandirian ini menekankan pada aktivitas dalam
belajar yang penuh tanggung jawab sehingga mampu mencapai prestasi
belajar. Peran kemandirian sangat diperlukan bagi setiap siswa, dalam
proses belajar terutama saat siswa belajar secara individu, sangat jarang para
siswa belajar dirumah dengan kemauan dari dalam diri sendiri sehingga
kemandirian belajar perlu ditingkatkan guna bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar sehingga prestasi siswa tersebut menjadi baik
Salah satu penentu faktor keberhasilan belajar bagi seorang peserta
didik adalah kemauan untuk belajar secara mandiri. Hal ini didukung oleh
berbagai faktor yaitu faktor dari dalam diri sendiri seperti kemauan dari
dalam diri untuk belajar dan dari luar diri sendiri. Faktor tingkat pendidikan
orang tua yang cukup rendah dan sikap suka menyerahkan urusan
pendidikan anak kepada sekolah adalah merupakan salah satu faktor
penyebab tidak adanya kemandirian dalam diri siswa. Orang tua yang tidak
mengajarkan anak dalam memanfaatkan waktu luang, juga telah
menyebabkan anak terbiasa untuk berkeliaran, hidup tidak teratur sejak
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan demi
mencapai tujuan. Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana
menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu butuh dan ingin terus belajar.
Siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar akan mudah bosan, tidak
semangat, sulit konsentrasi dan cenderung malas untuk mengikuti mata
pelajaran. Kondisi demikian tentunya akan mengakibatkan sulitnya
mencapai prestasi belajar yang baik karena melihat hasil belajar siswa tidak
sesuai dengan harapan. Hal tersebut terjadi pada siswa yang kurang
mempunyai semangat belajar karena kurangnya motivasi. Peran Motivasi
dalam hal belajar sangat penting, sebab dengan adanya motivasi mendorong
semangat belajar, siswa melakukan semua kegiatan belajar secara efektif
dan efisien, sebab motivasi akan menciptakan kemauan belajar untuk secara
teratur.motivasi merupakan syarat yang mutlak dalam belajar, seorang siswa
yang belajar tanpa motivasi atau kurang motivasi tidak akan berhasil dengan
maksimal.
Prestasi belajar adalah hasil maksimal menurut kemampuan anak pada
waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan
diterapkan. Semua pelaku pendidikan (siswa, orang tua dan guru) pasti
menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena
prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan
proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan
belajar yang rendah. Untuk mencapai prestasi banyak hal yang
mempengaruhi anak didik antara lain peranan orangtua dalam penanaman
nilai disiplin, kemandirian, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa,
pengaruh guru, pengaruh lingkungan, fasilitas pendukung, bimbingan guru,
dukungan orangtua, dan sebagainya. Peran kemandirian dan motivasi belajar
sangat penting karena mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Kedua
hal tersebut dapat mempengaruhi hasil dari prestasi siswa
Melihat dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan antara Kemandirian Belajar dan
Motivasi Belajar Dengan Prestasi Akuntansi Belajar Siswa“.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, serta untuk
menghindari perluasan masalah, maka penelitian ini dibatasi pada
permasalahan Hubungan antara Kemandirian Belajar dan Motivasi Belajar
dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Studi Kasus Pada Siswa SMK 7
Yogyakarta.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan positif antara kemandirian belajar dengan
prestasi belajar?
2. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untukmenyediakan
bukti tentang:
1. Hubungan positif kemandirian belajar berpengaruh dengan prestasi
belajar.
2. Hubungan positif motivasi belajar berpengaruh dengan prestasi belajar.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dengan penelitian:
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukkan bagi siswa untuk
memiliki motivasi belajar akuntansi yang tinggi agar mencapai hasil
belajar yang maksimal.
2. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan atau
pertimbangan untuk menentukan kebijakan bagi para guru guna
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus
dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau
tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang
dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu apa yang
diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar
(respons) harus dapat diamati dan diukur.
Menurut Ernest R. Hilgard (1984: 252) belajar merupakan proses
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan
oleh lainnya. Sifat perubahan relatif permanen, tidak akan kembali
kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat
Reber (2007:74) mendefinisikan belajar yaitu belajar adalah proses
memperoleh pengetahuan dan belajar merupakan suatu perubahan
kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang
diperkuat. Sedangkan pengertian belajar menurut Moh.Surya (1997)
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Berdasarkan pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar pada hakikatnya merupakan suatu usaha. Suatu proses
perubahan tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan
mengarah kepada tingkah laku yang buruk terjadi pada diri individu
sebagai hasil pengalaman atau hasil interaksinya dengan
lingkungannya. Perubahan hasil belajar ini berkaitan dengan
penambahan kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak, penyesuaian diri. Akan tetapi juga berhubungan dengan
perubahan pola-pola respon dari seluruh aspek-aspek kepribadian
seseorang telah melakukan aktivitas belajar.
a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Saat proses belajar dapat terjadi berbagai hambatan, itulah
salah satu bunyi dari prinsip pembelajaran. Untuk dapat
mengetahui hambatan-hambatan kita harus berfikir mengenai
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi suatu proses
pembelajaran, kita dapat berpengaruh pada saat proses belajar.
Belajar membutuhkan proses interaksi, motivasi, lingkungan dan
lain-lain. Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
belajar. Faktor tersebut adalah:
1) Faktor Internal
a) Faktor fisiologi yaitu faktor yang meliputi jasmani
b) Faktor psikologi yaitu faktor yang meliputi rohani yang
mendorong aktivitas belajar anak. Hal ini berpengaruh pada
taraf intelegensi, motivasi belajar, sosial ekonomi, sosial
budaya dan lain-lain.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, waktu,
tempat dan alat-alat yang dipakai dalam pembelajaran.
b) Faktor sosial yang meliputi pendidik dan metode
pengajaran.
b. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang
umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap
yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Diantara tujuan
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilik
pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain dapat mengembangkan
kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.
Tujuannya adalah yang memiliki kecenderungan lebih besar
perkembangannya didalam kegiatan belajar, dalam hal ini
peran guru sebagai pengajar yang menonjol.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga
memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan itu memang
dapat dididik yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
3) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi
anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam
pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan mengarahkan
motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi
guru itu sendiri sebagai contoh.
c. Prestasi Belajar
Prestasi belajar banyak diartikan seberapa jauh hasil yang
telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi
belajar adalah harapan bagi setiap murid yang sedang mengikuti
proses pembelajaran disekolah serta harapan bagi wali murid dan
guru. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau
huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria. Prestasi
belajar kemampuan seseorang dalam pencapaian berfikir yang
tinggi. Menurut Benyamin S. Bloom (2006:36) prestasi belajar
merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah
kognitif terdiri atas: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
dan analisis. Sedangkan menurut Saifudin Azwar (1996:44)
prestasi belajar merupakan dapat dapat dioperasionalkan dalam
bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi,
angka kelulusan dan predikat. Prestasi belajar harus memiliki tiga
aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses belajar
mengajar sebagai hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru didalam
kelas. Dari uraian diatas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah
perubahan tingkah laku yang dicapai siswa sebagai ukuran
keberhasilan aktivitas belajar siswa yang meliputi ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik yang dinyatakan dalam bentuk angka atau
skor.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang
ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi siswa mencangkup faktor internal dan
eksternal, sebagai berikut :
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri itu
sendiri, faktor intern terdiri atas :
1) Faktor Jasmani (kesehatan dan cacat tubuh )
2) Faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat,bakat, motif,
kematangan dan kesiapan
3) Faktor kelelahan
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu.
Faktor eksteren terdiri dari :
1) Faktor keluarga
Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah
Berkaitan dengan metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, keadaan
gedung dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Merupakan kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul,
2. Kemandirian Belajar
a. Pengertian Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar adalah belajar secara mandiri, tidak
menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk
memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar. Menurut
Stephen Brookfield (2000: 130-133) mengemukakan bahwa
kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh
diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya. Sikap
mandiri seseorang tidak terbentuk dengan cara mendadak, namun
melalui proses sejak masa anak-anak. Dalam perilaku mandri
antara tiap individu tidak sama, kondisi ini dipengaruhi oleh
banyak hal. Belajar secara mandiri akan didapat pemahaman
konsep pengetahuan yang lebih lama sehingga akan mempengaruhi
pada pencapaian akademik siswa. Kondisi tersebut terjadi karena
siswa sudah terbiasa menyelesaikan tugas yang didapat dengan
usaha sendiri serta mencari sumber-sumber belajar yang telah
tersedia.
Kemandirian dalam belajar akan membantu siswa
meningkatkan prestasi belajarnya. Pengertian kemandirian menurut
Masrun (1986:8) yaitu suatu sikap yang memungkinkan seseorang
untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri
dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain,
mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri
dan memperoleh kepuasan dari usahanya.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Menurut Muahamd Nur Syam (1999:10) ada faktor yang
mempengaruhi kemandirian belajar yaitu:
1) sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang
dipercayakan dan ditugaskan;
2) Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi
pekerti yang menjadi tingkah laku;
3) Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai
berkembangnya pikiran, karsa, cipta dan karya (secara
berangsur);
4) Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan
jasmani,rohani dengan makanan yang sehat, kebersihan dan
olahraga;
5) Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlangsung,
sadar hak dan kewajiban.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa dipengaruhi kemandirian belajar adalah faktor dari dalam
diri siswa sendiri yang terdiri dalam lima aspek yaitu disiplin,
percaya diri, motivasi, inisiatif dan tanggung jawab, sehingga dapat
apabila memiliki sifat percaya diri, motivasi, inisiatif, disiplin dan
tanggung jawab.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “dorongan” atau
rangsangan atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang.
Menurut Weiner motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang
membangkitkan kita untuk bertindak mendorong kita mencapai tujuan
tertentu, dan membuat kita tetap mencapai tujuan tertentu dan
membuat kita tertarik dalam kegiatan tertentu. Motivasi menjadi suatu
kekuatan, tenaga atau daya dan kesiapsediaan dalam diri individu
untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak
disadari (Makmun, 2007:37). Motivasi seseorang dapat ditimbulkan
dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri- intrinsik dan dari
lingkungan – ektrinsik. Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan
dan memberikan keajegan dalam belajar. Motivasi ektrinsik
dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu tersebut.
Elliott et al (2000) mencotohkannya dengan nilai, hadiah, dan
penghargaan yang digunakan untuk merangsang motivasi seseorang.
Motivasi belajar adalah serangkaian usaha untuk menyediakan
melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2003:27), motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar sangat penting artinya untuk mencapai tujuan proses
belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi dalam diri perlu
dibangun.
b. Fungsi Motivasi
Motivasi belajar sangat penting di dalam proses belajar dan
pembelajaran dilihat dari segi fungsi atau manfaatnya. Menurut
Oemar Hamalik (2002:175) mengungkapkan tiga fungsi dari motivasi.
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan dua arah
dan kegiatan yang harus dikerjakan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
tujuan tersebut sehingga anak didik dalam proses pembelajaran
mengevaluasi perilaku yang dilakukannya.
B. Kerangka Berfikir
1. Hubungan kemandirian belajar dan prestasi belajar
Kemadirian merupakan suatu sikap yang memungkinkan
seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan
sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain,
maupun berfikir dan bertindak original atau kreatif, dan penuh inisiatif,
mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diridan
memperoleh kepuasan atas usahanya. Kemadirian ditandai dengan
inisiatif dan percaya diri sendiri, serta mengontrol diri dan segala
tindakanya. Dengan adanya perubahan tingkah laku maka siswa juga
akan memiliki peningkatan dalam berfikir, menganggap bahwa dalam
belajar harus bisa mandiri tanpa harus mengandalkan bantuan dari
orang lain dan juga tidak menggantungkan belajar dari guru saja, tetapi
belajar juga bisa. Siswa yang memiliki kemandirian yang tinggi akan
memilih cara belajar, menentukan tujuan, memecahkan masalah dan
mempertanggungjawabkan segala tindakannya untuk mencapai prestasi
yang tinggi, kemadirian berpengaruh positif terhadap prestasi
belajarnya. Hal ini bisa terjadi karena siswa mulai dengan kepercayaan
terhadap kemampuan sendiri secara sadar, teratur dan disiplin berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk mengejar prestasi belajar, mereka tidak
Kemadirian yang dimiliki oleh setiap siswa diharapkan bisa
meningkatkan hasil belajar serta menambahkan semangat mereka dalam
mempelajari ilmu pengetahuan. Dengan adanya kemandirian dalam
belajar maka seorang siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik
dan mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan. Prestasi belajar
merupakan tingkat keterkaitan siswa di dalam proses belajar mengajar
sebagai evaluasi yang dilakukan oleh pengajar. Prestasi belajar siswa
adalah sebuah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dituliskan
dalam bentuk simbol angka atau huruf dan kalimat yang bisa
menunjukkan hasil yang telah dicapai oleh setiap murid pada periode
tertentu.
Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dicapai siswa
sebagai ukuran keberhasilan aktivitas belajar siswa yang meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik yang dinyatakan dalam bentuk angka
atau skor. Siswa yang memiliki kemandirian yang tinggi akan memilih
cara belajar menentukan tujuan, memecahkan masalah belajar,
menentukan tujuan dan mempertanggungjawabkan segala tindakan
untuk mencapai prestasi yang tinggi. Kemadirian berpengaruh positif
terhadap prestasi belajarnya. Hal ini bisa terjadi karena siswa mulai
dengan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri secara sadar, teratur
dan disiplin berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengejar prestasi
belajar, mereka tidak merasa rendah diri dan siap mengatasi masalah
bisa meningkatkan hasil belajar serta menambahkan semangat mereka
dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi belajar dan hasil belajar seseorang yang memiliki
kecenderungan untuk mencurahkan segala kemampuannya untuk
menghasilkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan hasil belajar
yang diharapkan. Motivasi belajar adalah serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
ingin melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2003:27), motivasi
belajar adalah Keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh berkembang
melalui dirinya sendiri- intrinsik dan dari lingkungan – ektrinsik.
Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan
keajegan dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar secara
instrinsik akan senang dengan semua pelajaran, siswa tidak akan
memilih pelajaran tertentu saja apabila ingin berhasil dan mendapat
nilai yang baik. Prestasi belajar kemampuan seseorang dalam
pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga
diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses belajar
mengajar sebagai hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru didalam
kelas.
Semakin tinggi motivasi siswa akan mendorong siswa belajar
lebih giat lagi dan frekuensi belajarnya menjadi semakin meningkat
akan tetapi kuat dan lemahnya motivasi seseorang berbeda, hal itu
dipengaruhi faktor cita-cita atau aspirasi, kemampuan belajar, kondisi
siswa, kondisi lingkungan sekolah, dan upaya guru dalam mengajar
siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi maka prestasi
belajar yang diperoleh juga tinggi. Motivasi belajar sangat penting
untuk keberhasilan belajar, karena dengan motivasi belajar yang tinggi
seorang siswa akan belajar lebih giat. Siswa yang selalu belajar dengan
giat tentunya akan mendapat prestasi belajar akan lebih baik. Hal
tersebut menandakan adanya hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori diatas yang diberikan untuk menjawab
permasalahan, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Ada hubungan positif yang signifikaan antara kemandirian belajar
dengan prestasi belajar.
2. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian yang dapat dikategorikan menjadi :
1) Penelitian Asosiatif
Menurut Sugiyono (2006:11) merupakan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.
2) Penelitian Studi Kasus
Merupakan penelitian yang mendalam tentang suatu aspek
lingkungan sosial. Studi kasus dapat dilakukan terhadap seorang
individu, sekelompok individu, kelompok profesi dan lembaga
sosial. Studi kasus dapat pula mengenai perkembangan sesuatu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian di SMKN 7 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus- Oktober 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa SMK 7 Yogyakarta
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah kemandirian belajar dan
motivasi belajar siswa kelas XI SMK 7 Yogyakarta Bidang
Keahlian Akuntansi.
D. Populasi, sampel, dan teknik pernarikan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130 ).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK 7 Yogyakarta.
2. Sampel
Sugiyono (2012:82) mengatakan bahwa sampel bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Bidang Keahlian
Akuntansi dengan jumlah keseluruhan 95 siswa.
E. Pengukuran Dan Variabel
1. Pengukuran Variabel
Setiap variabel yang akan dianalisis perlu diukur dengan cara
pengukuran masing-masing. Oleh karena itu, pengukuran variabel
yang peneliti lakukan adalah:
a. Variabel motivasi belajar dan kemandirian belajar
Variabel motivasi belajar dan kemandirian belajar diukur
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang
tentang suatu objek atau fenomena-fenomena tertentu (Siregar
2010: 138). Skor yang digunakan untuk menilai
pernyataan-pernyataan tersebut adalah:
Tabel 3.1
Penskoran Skala Likert
PernyataanPositif PernyataanNegatif STS Skor 1 STS Skor 5 TS Skor 2 TS Skor 4 RR Skor 3 RR Skor 3 S Skor 4 S Skor 2 SS Skor 5 SS Skor 1
b. Variabel Prestasi Belajar Siswa
Pengukuran variabel prestasi belajar siswa, berdasarkan skor nilai
ulangan siswa kelas XI Akuntansi SMKN 7 Yogyakarta.
2. Definisi Operasional Variabel dan Kisi-kisi
Agar penelitian ini terarah, maka akan dikemukakan berupa definisi
operasional variabel sebagai berikut:
a. Kemandirian Belajar
1) Definisi Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar adalah belajar secara mandiri, tidak
menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk
[image:37.595.86.513.212.647.2]Stephen Brookfield (2000: 130-133) mengemukakan bahwa
kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh
diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya.
2) Kisi-kisi Kemandirian Belajar
Untuk mengukur variabel motivasi belajar siswa, peneliti
mengunakan kuesioner dengan lima alternative jawaban yaitu
SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR (Ragu-Ragu), TS (Tidak
Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Skor jawaban dari lima
alternatif jawaban tersebut bergerak dari skor tertinggi ke skor
terendah. Untuk pernyataan yang menghendaki jawaban positif
diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan untuk pernyataan negatif diberi skor
[image:38.595.88.511.200.741.2]1, 2, 3, 4, 5.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kemandirian Belajar
Indikator Sub Indikator Item
Positif Negatif Kebebasan 1.Bertindak 3,2
Keuletan 1.Ketekunan 2.Keteraturan
3.Usaha mewujudkan Harapan 4.Mencoba sendiri
6 13 7 1 Kreatif dan Inisiatif 1.Kreatif 2.Inisiatif
3.Memanfaatkan kemampuan yang dimiliki
Pengendalia n diri dari dalam
1.Mampu menyelesaikan masalah
2.Mampu mempengaruhi lingkungan
8
17
Kemampua n Diri
1.Menerima diri sendiri 2.Percaya pada kemampuan
sendiri
3.Puas akan usahanya
10, 11
14
12
Tanggung Jawab
1.Rasa tanggung jawab
2.Pemenuhan tanggung jawab.
9
18 Pratami, 2015 (disunting)
b. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah Keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subyek belajar itu dapat tercapai. Menurut Winkel (Uno, 2011:3), motif adalah daya
penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai
tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam
diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhannya. Menurut Uno (2011:3) dari sudut sumber yang
menimbulkan, motif dibedakan dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif
ekstrinsik. Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena
memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan
kebutuhannya sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuisioner Motivasi Belajar
Indikator Pernyataan
Positif
Pernyataan Negatif 1. Kemauan untuk belajar dan
mengikuti pelajaran
12 7,8
2. Keinginan untuk menguasai materi 1,6,5,4,10 8,13
3. Ketekunan dalam menyelesaikan tugas
14 2
4. Usaha untuk meningkatkan prestasi
3 9
Sumber: Skripsi Yosafat Adrianus
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner (Angket)
Menurut Arikunto (2013: 160) instrumen penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Instrumen dalam penelitian yaitu
lembar observasi dan catatan lapangan.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan
menggunakan angket atau kuesioner. Menurut Sugiyono (2008:
142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Penggunaan kuisioner merupakan teknik pengumpulan data
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142).
Kuisioner akan dibagikan kepada kelas XI Bidang Keahlian
Akuntansi dengan jumlah keseluruhan 95 siswa untuk memperoleh
data mengenai kemandirian belajar dan motivasi belajar dari para
responden. Sebelum menggunakan kuesioner penelitian, maka
perlu dibuat suatu panduan atau acuan yang digunakan yaitu
kisi-kisi penelitian. Kisi-kisi-kisi angket penelitian tentang Pengaruh
kemandirian belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
siswa bidang keahlian akuntansi kelas XI di SMK 7 Yogyakarta.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data
mengenai hal-hal berupa catatan atau barang-barang yang tertulis.
Metode dokumentasi merupakan pengambilan data melalui
dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga/institusi.
Dokumen diperlukan untuk kelengkapan data yang lain. Metode
dokumentasi digunakan untuk mengungkapkan data tentang
Prestasi Belajar siswa dengan melihat rata-rata nilai sumatif dari
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Menurut Siregar (2014:46) validitas atau kesahihan adalah
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa
yang diukur. Kriteria untuk mengetahui apakah butir-butir di dalam
kuisioner valid atau tidak, maka dilakukannya pengukuran
terhadap butir-butir kuesioner tersebut. Pengukuran dapat
dilakukan menggunakan korelasi product moment. Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila:
a. mampu mengukur apa yang seharusnya diukur;
b. dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat.
Uji validitas perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam
kaitannya dengan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji
validitas dilakukan dengan korelasi product moment. Rumus
korelasi product moment yaitu:
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
. . . Y Y N X X N Y X XY N rhitung ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Keterangan:
Σ = Jumlah
x = Skor variabel (jawaban responden)
y = Skor total dari variabel (jawaban responden)
Untuk menentukan keabsahan setiap item ditentukan derajat
kebebasan (dk)= N-2 dengan taraf signifikan 5%. Jika nilai koefisien
�ℎ����� lebih besar atau sama dengan ������ maka butir soal tersebut tidak
valid.
Pelaksanaan uji coba pada penelitian ini dilakukan pada para siswa
sebanyak 95 orang. Dari hasill uji coba diketahui derajat kebebasan
sebesar 93 (95-2), dan diperoleh ������ 0,2017 dengan taraf signifikan 5%.
Berdasarkan pernyataan di atas hasil uji coba validitas butir-butir
[image:43.595.87.519.184.744.2]angket adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kemandirian Belajar
No.
r
hitung
r
tabel Keterangan1 0,390 0,2017 Valid
2 0,409 0,2017 Valid
3 0,417 0,2017 Valid
4 0,453 0,2017 Valid
5 0,520 0,2017 Valid
6 0,372 0,2017 Valid
7 0,265 0,2017 Valid
8 0,353 0,2017 Valid
9 0,523 0,2017 Valid
10 0,465 0,2017 Valid
11 0,342 0,2017 Valid
12 0,483 0,2017 Valid
13 0,483 0,2017 Valid
15 0,463 0,2017 Valid
16 0,390 0,2017 Valid
17 0,372 0,2017 Valid
18 0,504 0,2017 Valid
Dari hasil uji validitas kemandirian belajar siswa diatas menunjukkan
[image:44.595.85.520.213.635.2]seluruh item dikatakan valid karena
r
hitung>r
tabelTabel 3.5
Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar
No.
r
hitung
r
tabel Keterangan1 0,357 0,2017 Valid
2 0,317 0,2017 Valid
3 0,262 0,2017 Valid
4 0,304 0,2017 Valid
5 0,308 0,2017 Valid
6 0,384 0,2017 Valid
7 0,436 0,2017 Valid
8 0,489 0,2017 Valid
9 0,454 0,2017 Valid
10 0,239 0,2017 Valid
11 0,420 0,2017 Valid
12 0,419 0,2017 Valid
13 0,243 0,2017 Valid
14 0,355 0,2017 Valid
Dari hasil uji validitas kemandirian belajar siswa diatas menunjukkan seluruh
item dikatakan valid karena
r
hitung>r
tabel.2. Pengujian Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006 : 178 ) reliabilitas adalah suatu instrumen
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Tujuan utama pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui
konsisten atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen
digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau respon (Trinton, 2006:248).
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus.
Alpha Cronbach dengan taraf kepercayaan = 5%. Dengan rumus sebagai
berikut (Siregar, 2013 : 58) :
a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan
�
�2= ��2− (��)
� 2
�
b. Menentukan nilai varians total
�
�2= ��2 −(��)
� 2
�
c. Menentukan reliabiltas instrumen
−
−
=
1
∑
221
t b IIk
k
r
σ
σ
Keterangan :n : jumlah sampel
�� : jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan ∑� : total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan ��2 : varians total
Menurut Masidjo (1999 : 209) sebagai pedoman untuk menentukan
keterhandalan variabel penelitian atau untuk mengetahui suatu instrumen
reliabel atau tidak digunakan nilai koefisien reliabilitas (�11). Berikut
[image:46.595.83.515.202.630.2]disajikan tabel koefisien reliabilitas:
Tabel 3.6
Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian
No. Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan 1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
2 0,71 – 0,90 Tinggi
3 0,41 – 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,20 Rendah
5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Berikut ini hasil dari uji reliabilitas ketiga variabel :
a. Pengujian reliabilitas kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar
siswa kelas XI Akuntansi
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Reliabilitas Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.827 .827 18
Setelah dilakukan pengujian reliabilitas dengan jumlah data (n)
sebanyak 18 responden pada taraf signifikan 5% maka, diperoleh nilai
Cronbach’s Alpha = 0,827 >
0,
6. Dengan demikian instrumen yangadalah tinggi atau alat instrumen yang digunakan untuk pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan.
b. Pengujian reliabilitas motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa
[image:47.595.86.512.194.615.2]kelas XI Akuntansi.
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Reliabilitas Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Akuntansi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.743 .746 14
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa instrumen variabel motivasi belajar
adalah adalah reliabel (Cronbach Alpha = 0743 > 0,6). Kategori tingkat
reliabel instrumen variabel motivasi belajar adalah tinggi atau alat instrumen
yang digunakan untuk pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
H. Teknik Analisi Data
1. Analisis Deskriptif
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif,
yaitu data yang didapat dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang
suatu gejala yang diamati dalam hubungan antara kemandirian belajar,
motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa Bidang Keahlian Akuntansi
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji statistik
non-parametrik dengan menggunakan analisis korelasi Kendall Tau. Pengujian
dengan analisis korelasi Kendall Tau digunakan untuk mengetahui hubungan
antara kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
Langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa
1) Perumusan Hipotesis
Ho1 = tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan
prestasi belajarakuntansi siswa.
Ha1 = ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi
belajar akuntansi siswa.
2) Teknik Analisis
Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis
korelasi Kendall Tau dengan menggunakan progam komputer
SPSS versi 17.
3) Kesimpulan
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka Ho
diterima atau tidak ada hubungan antara kemandirian belajar
dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI akuntansi, tetapi
ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar
siswa kelas XI akuntansi.
4) Interpretasi Koefisien Korelasi
Sesuai dengan pendapat Siregar (2014: 251) untuk
mengetahui kuat dan lemahnya hubungan kemandirian belajar
dengan prestasi belajar siswa dapat diinterpretasikan sebagai
[image:49.595.85.518.175.660.2]berikut:
Tabel 3.8
Tingkat Korelasi dan Derajat Hubungan
5) Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho1 diterima
Jika nilai signifikansi < 0.05 maka Ha1 diterima
b. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Akuntansi Belajar
Siswa
1) Perumusan Hipotesis
Ho2 = tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar akuntansi siswa.
Tingkat korelasi Derajat hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat
Ha2 = ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
akuntansi siswa.
2) Teknik Analisi
Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis
korelasi Kendall Tau dengan menggunakan progam komputer
SPSS versi 17.
3) Kesimpulan
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka Ho
diterima atau tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas XI akuntansi, tetapi bila nilai
signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima atau ada
hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
kelas XI akuntansi.
4) Interpretasi Koefisien Korelasi
Sesuai dengan pendapat Siregar (2014 :251) untuk mengetahui
kuat dan lemahnya hubungan motivasi belajar dengan prestasi
[image:50.595.87.515.188.747.2]belajar akuntansi siswa diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 3.8
Tingkat Korelasi dan Derajat Hubungan Tingkat korelasi Derajat hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat
5) Kriteria Pengujian
Jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho2 diterima
37
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI Bidang Keahlian Akuntansi dengan
jumlah keseluruhan siswa 95 siswa. Seluruh kuesioner diisi secara lengkap
dan menjadi sumber data penelitian. Dengan demikian response rate
dalam penelitian ini adalah 100%. Berikut ini disajikan data mengenai
variabel kemandirian belajar, motivasi belajar. Deskripsi mengenai data
dinyatakan dalam bentuk daftar tabulasi frekuensi dengan berdasarkan
pada Pedoman Acuan Patokan II (PAP II). Berikut ini disajikan uraiannya:
1. Deskripsi Data Variabel Kemandirian Belajar
Berdasarkan data mengenai kemandirian belajar dapat skor jawaban
tertinggi 84 dan skor jawaban terendah adalah 51 Berdasarkan data
tersebut berikut disajikan tabel distribusi frekuensi kemandirian
[image:52.595.86.521.207.754.2]belajar:
Tabel 4.1
Deskripsi Data Kemandirian Belajar
No. Interval
skor Frekuensi Presentase Kategori 1 76 – 90 4 4,21% Sangat Baik 2 66 – 77 57 60,00% Baik 3 58 – 65 30 31,58% Cukup 4 51 – 57 4 4,21% Rendah/kurang 5 24 – 50 0 0 Sangat Rendah
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa 57 siswa (60,00%)
memiliki kemandirian belajar yang baik, 30 siswa (31,58%)
memiliki kemandirian belajar yang cukup, 4 siswa (4,21%)
memiliki kemandirian belajar yang sangat baik, dan 4 siswa
(4,21%) yang memiliki kemandirian belajar yang rendah/kurang
dan tidak ada siswa yang memiliki kemandirian belajar yang
sangat rendah. Hal ini didukung dari hasil perhitungan nilai mean
sebesar 68,294 ; median 69 ; dan modus 69 .Nilai mean sebesar
68,294 apabila dibandingkan pada tabel PAP II terletak pada
rentang 66 - 77 yaitu pada kategori baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kemandirian
belajar yang baik.
2. Deskripsi Data Variabel Motivasi Belajar
Berdasarkan data mengenai motivasi belajar dapat diketahui skor
jawaban tertinggi adalah 61 dan skor jawaban terendah adalah 41
Berdasarkan data tersebut berikut disajikan distribusi frekuensi
motivasi belajar
Tabel 4.2
Deskripsi Data Motivasi Belajar No. Interval
No. Interval
Skor Frekuensi Presentase Kategori 4 40 – 44 4 4,21% Rendah/kurang 5 39 – 34 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 95 100%
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa 50 siswa (52,63%)
memiliki motivasi belajar yang baik, 38 siswa (40,00%)
memiliki motivasi belajar yang cukup, 4 siswa ( 4,21%)
memiliki motivasi belajar yang rendah/kurang, dan 3 siswa
(3.16%) memiliki motivasi belajar yang sangat baik. Hal ini
didukung dari hasil perhitungan nilai mean sebesar 50,376 ;
median 51 dan modus 52. Nilai mean 50,376 apabila
dibandingkan pada tabel PAP terletak pada rentang 45 – 50
yaitu pada kategori cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar yang
cukup.
3. Deskripsi Data Variabel Prestasi Belajar
Berdasarkan data mengenai hasil belajar dapat nilai tertinggi 93 dan
[image:54.595.83.516.105.648.2]nilai terendah adalah 60 berdasarkan data tersebut, berikut disajikan
[image:54.595.193.518.695.756.2]Tabel 4.3 distribusi frekuensi prestasi belajar:
Tabel 4.3
Deskripsi Data Prestasi Belajar
No. Interval
No. Interval
Frekuensi Frekuensi Presentase Kategori 3 58 – 65 17 17,89% Cukup 4 51 – 57 0 0% Rendah/kurang 5 24 – 50 0 0% Sangat Rendah
[image:55.595.85.516.233.621.2]Jumlah 95 100%
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa 47 siswa (49,47%) memiliki
prestasi belajar yang sangat baik, 31 siswa (32,63%) memiliki
prestasi belajar yang baik, 17 siswa ( 17,89%) memiliki prestasi
belajar yang cukup. Hal ini didukung dari hasil perhitungan nilai
mean sebesar 78 ; median 78 dan modus 78. Nilai mean 78 apabila
dibandingkan pada tabel PAP terletak pada rentang 76-90 yaitu
pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar yang sangat
baik.
B. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat.
1. Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam pengujian prasyarat analisis data diketahui bahwa data
hubungan kemandirian belajar, motivasi belajar dengan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi tidak berdistribusi
normal. Uji analisis hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
a. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa.
1) Perumusan Hipotesis Pertama
Ho1 = tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan
prestasi belajar akuntansi siswa.
Ha1 = ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi
belajar akuntansi siswa.
2) Pengujian Hipotesis Petama
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS for Windows versi 17 dengan menggunakan analisis korelasi
[image:56.595.87.513.197.719.2]Kendall Tau. Berikut tabel hasil pengujian hipotesis:
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Dengan Menggunakan Korelasi Kendall Tau
Correlations
KB PB
Kendall's tau_b
KB Correlation Coefficient 1.000 .052
Sig. (2-tailed) . .483
N 95 95
PB Correlation Coefficient .052 1.000
Sig. (2-tailed) .483 .
Keterangan :
KB : Kemandirian Belajar
PB : Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil output SPSS dapat diketahui bahwa rhitung
sebesar 0,052 dan taraf signifikansinya sebesar 0,483. Dari hasil
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa 0,483 > 0,05
maka Ho diterima atau dengan kata lain tidak ada hubungan
positif (searah) yang signifikan antara kemandirian belajar
dengan prestasi belajar. Semakin tinggi kemandirian belajar
belum tentu prestasi belajar tinggi, begitu pula sebaliknya
semakin rendah kemandirian belajar belum tentu prestasi belajar
rendah.
b. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Akuntansi siswa.
1) Perumusan Hipotesis Kedua
Ho2 = tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar akuntansi siswa.
Ha2 = ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar akuntansi siswa.
2) Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
analisis korelasi Kendall Tau. Berikut tabel hasil pengujian
[image:58.595.86.512.190.643.2]hipotesis:
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Dengan Menggunakan Korelasi Kendall Tau
Correlations
MB PB
Kendall's tau_b
MB Correlation Coefficient 1.000 -.009
Sig. (2-tailed) . .905
N 95 95
PB Correlation Coefficient -.009 1.000
Sig. (2-tailed) .905 .
N 95 95
Keterangan :
MB : Motivasi Belajar
PB : Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil output SPSS dapat diketahui bahwa rhitung
sebesar -0,009 dan taraf signifikannya sebesar 0,905. Dari hasil
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa 0,905 > 0,05
maka Ho diterima atau dengan kata lain tidak ada hubungan
positif (searah) yang signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar. Semakin tinggi motivasi belajar belum tentu
prestasi belajar tinggi, begitu pula sebaliknya semakin rendah
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa
Hasil pengujian korelasi menunjukkan tidak ada hubungan positif
dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar.
Berdasarkan hasil tabel output SPSS dapat diketahui bahwa rhitung
sebesar 0,052 dan taraf signifikansinya sebesar 0,483 menunjukkan
bahwa ada hubungan antara variabel kemandirian belajar dengan prestasi
belajar tetapi hubungan yang terjadi terjalin sangat lemah.
Tanda positif menunjukkan bahwa semakin tinggi kemandirian
belajar siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa, demikian
pula sebaliknya, semakin rendah kemandirian belajar siswa maka
semakin rendah pula prestasi belajarnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Puspa Wulandari
(2009) menyatakan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan
antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar. Berdasarkan hasil
analisis deskripsi pada siswa kelas XI Akuntansi SMK 7 Yogyakarta
menunjukkan bahwa kemandirian belajar tergolong dalam kategori
antara baik dan cukup yaitu sebanyak yaitu sebanyak 60,00 % dan
sebanyak 31,58% prestasi belajarnya tergolong sangat tinggi. Namun
signifikan antara kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa. Ini
terlihat pada analisis data yaitu sebanyak 4,21% siswa yang kemandirian
belajarnya tergolong tidak tinggi atau kurang dan memiliki prestasi
belajar yang tinggi.
Kemandirian dalam belajar akan membantu siswa meningkatkan
prestasi belajarnya. Pengertian kemandirian menurut Menurut Masrun
(1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang
untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan
untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun
berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu
mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan
memperoleh kepuasan dari usahanya. Kemandirian belajar sangat
dibutuhkan dalam pembinaan perkembangan siswa menuju masa depan
yang lebih baik, khususnya dalam memperoleh prestasi belajar yang
sangat baik. Kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka
mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan
dirinya. Kemandirian belajar seseorang merupakan sikap bagaimana
seseorang itu dapat mengatur dan mengendalikan kegiatan belajarnya.
Keadaan mandiri akan muncul apabila seseorang belajar, sebaliknya
kemandirian tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali dengan ilmu
yang cukup orang tua mengajarkan kemandirian sejak dini pada anak
sesuai dengan kemampuannya, memberikan kesempatan kepada anak
mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin
dilakukan dan belajar mempertanggung jawabkan segala perbuatannya.
Selain itu sebaiknya sekolah juga memberikan latihan atau tugas-tugas
sehingga siswa dapat belajar mandiri sehingga siswa terbentuk
kemandirian belajarnya. Jika kemandirian dimiliki oleh setiap siswa
maka dapat dengan mudah pencapaian prestasi. Jadi dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi kemandirian belajar maka prestasi belajar tinggi.
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian
belajar tidak berhubungan dengan prestasi belajarnya, karena tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa dapat berasal dari faktor-faktor lain.
2. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa
Hasil pengujian korelasi menunjukkan tidak ada hubungan positif
yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
Berdasarkan hasil tabel output SPSS dapat diketahui bahwa r hitung =
-0,009 dan taraf signifikansi = 0,905. Interprestasi hubungannya terdapat
rhitung = -0,009 menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel
motivasi belajar yang terjalin sangat lemah. Tanda negatif menunjukkan
arah hubungan yang semakin rendah motivasi belajar maka semakin
rendah pula prestasi belajar.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Indrawati
bahwa motivasi belajar denga