ABSTRAK
Efek Ekstrak Etanol Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) Sebagai Larvisida Aedes sp.
Ganesa Eka, 2016, Pembimbing I : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.
Pembimbing II: Cherry Azharia, dr., M.Kes.
Pengendalian nyamuk Aedes sp. sebagai vektor suatu penyakit dapat dilakukan dengan memutus rantai hidup nyamuk, yang paling efektif adalah fase larva dengan menggunakan larvisida. Larvisida yang paling banyak digunakan adalah temephos tetapi dapat menyebabkan resistensi. Sebagai alternatif digunakan bahan alami yang berpotensi sebagai larvisida yaitu buah apel manalagi (Malus sylvestris Mill). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol buah apel manalagi (EEBAM) sebagai larvisida Aedes aegypti. Desain penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ruang lingkup prospektif laboratorium eksperimental, bersifat komparatif. Data yang diukur adalah jumlah larva yang mati, menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD. Dari hasil uji beda rata-rata Tukey HSD diperoleh jumlah larva mati yang diberi perlakuan EEBAM 2200 ppm (I), 2400 ppm (II), 2600 ppm (III), 2800 ppm (IV), 3000 ppm (V), 3200 ppm (VI) dibandingkan dengan kontrol negatif, yaitu akuades (VIII) yang menunjukkan perbedaan tidak bermakna jumlah larva mati dengan nilai p=0,612 (p>0,05) pada EEBAM I, perbedaan bermakna dengan nilai p=0,012 (p<0,05) pada EEBAM II, dan menunjukkan perbedaan sangat bermakna dengan nilai p=0,000 (p<0,01) pada EEBAM III, IV, V,dan VI hal ini membuktikan bahwa EEBAM mempunyai efek larvisida terhadap Aedes sp dan pada dosis 3200 ppm menunjukkan efek yang setara bila dibandingkan dengan kontrol positif temephos 0,1% dengan persentase rerata jumah larva yang tidak bermakna dengan nilai p=0,160 (p>0,05).
ABSTRACT
Effect Of Ethanol Extract Manalagi Apple (Malus sylvestril Mill) As Larvicide Aedes sp.
Ganesa Eka, 2016, 1st Tutor : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc. 2nd Tutor : Cherry Azharia, dr., M.Kes.
Controlling the mosquito Aedes sp. as vectors of disease can be done by cutting the chain of live mosquitoes, the most effective is the larval stage by using larvicide. Larvicide most widely used is temephos but can cause resistance. As an alternative to use natural ingredients that are potentially as larvicide manalagi apple (Malus sylvestris Mill). This study aims to determine the effectiveness of ethanol extracts of apple manalagi (EEOAM) as the Aedes aegypti mosquito larvicide. The study design using completely randomized design (CRD) with the scope of the experimental laboratory prospective, comparative. The data measured is the number of dead larvae, using one-way ANOVA, followed by a different test average Tukey HSD. From the results of different test average Tukey HSD obtained the number of larvae die-treated EEBAM 2200 ppm (I), 2400 ppm (II), 2600 ppm (III), 2800 ppm (IV), 3000 ppm (V), 3200 ppm ( VI) compared to the negative control, ie distilled water (VIII) which showed no significant difference with the number of dead larvae value of p = 0.612 (p> 0.05) in EEBAM I, significant differences with p = 0.012 (p <0.05) on EEBAM II, and showed highly significant differences with p = 0.000 (p <0.01) in EEBAM III, IV, V, and VI of this proves that EEBAM has the effect of larvicide against Aedes sp and at a dose of 3200 ppm showed effects similar when compared to the positive control Temephos 0.1% with the average percentage of the sheer number of larvae was not significant with p = 0.160 (p> 0.05).
DAFTAR ISI
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4
1.5.2 Hipotesis ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.3.2.1 Telur Aedes aegypti ... 11
2.3.2.2 Larva/Jentik Aedes aegypti ... 12
2.3.2.3 Pupa/Kepompong Aedes aegypti... 13
2.3.2.4 Nyamuk dewasa Aedes aegypti ... 14
2.4 Nyamuk Aedes sp sebagai vektor penyakit ... 15
2.6 Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) ... 32
2.7 Larvisida sebagai Pestisida Pengendali Nyamuk ... 37
BAB III BAHAN DAN METODELOGI PENELITIAN ... 40
3.1 Bahan, Alat dan Objek Penelitian ... 40
3.1.1 Bahan Penelitian ... 40
3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 41
3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 41
3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 42
3.3. Prosedur Penelitian ... 42
3.3.1 Persiapan hewan coba ... 42
3.3.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Apel Manalagi ... 43
3.3.3 Prosedur Kerja Penelitian ... 43
3.4 Metode Analisis ... 44
3.5 Kriteria Uji... 45
3.6 Hipotesis Statistik ... 45
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Hasil dan Pembahasan ... 46
4.2 Uji Hipotesis Statistik ... 49
4.2.1 Hipotesis Statistik I ... 50
4.2.2 Hipotesis Statistik II ... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52
5.1 Simpulan ... 52
5.2 Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA...52
LAMPIRAN...53
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Uji analisis ANAVA ... 47 Tabel 4.3 Uji beda rata-rata Tukey - HSD ... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikiran ... 6
Gambar 2.1 Aedes aegypti... 7
Gambar 2.2 Aedes albopticus ... 7
Gambar 2.3 Morfologi Aedes aegypti ... 10
Gambar 2.4 Siklus hidup Aedes aegypti ... 11
Gambar 2.5 Telur Aedes aegypti ... 12
Gambar 2.6 Larva/Jentik Aedes aegypti... 13
Gambar 2.7 Pupa/Kepompong Aedes aegypti ... 14
Gambar 2.8 Nyamuk dewasa Aedes aegypti ... 15
Gambar 2.9 Negara dengan risiko arbovirus Aedes sp ... 17
Gambar 2.10 Spesies cacing filaria ... 22
Gambar 2.11 Cara penularan penyakit virus Zika ... 26
Gambar 2.12 Bayi mikrosefalia dan bayi ukuran kepala normal. ... 27
DAFTAR GRAFIK
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Jumlah larva mati setelah 24 jam ... 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Bahan Percobaan ... 59
Lampiran 2. Alat Percobaan ... 60
Lampiran 3. Hewan Percobaan ... 61
Lampiran 4. Prosedur Kerja Penelitian ... 62
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue merupakan masalah kesehatan, bersifat endemis
dan timbul disepanjang tahun. Bahaya penyakit ini walau banyak terjadi pada anak-anak, terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita dewasa serta menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Di Indonesia, penyakit Demam Berdarah Dengue menjadi masalah kesehatan masyarakat karena jumlah penderitanya tinggi dan penyebarannya yang semakin luas, terutama di musim penghujan. (Rosmayanti, 2014). Di Indonesia, pada tahun 2007 terjadi kejadian infeksi dengue tertinggi dengan 150.000 kasus dan lebih dari 25.000 kasus berasal dari daerah urban seperti Jakarta dan Jawa Barat. Terdapat angka kejadian infeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) sebesar 129.435 kasus infeksi dengue (Rosmayanti, 2014). Sementara itu, pada tahun 2011, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD pada urutan keempat
tertinggi di Asia Tenggara (WHO, 2011; Imelda , Haskas , 2014).
Demam Berdarah Dengue ditularkan melalui vektor nyamuk atau
Mosquito-borne diseases yaitu nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor potensial. Selain itu
Aedes aegypti juga sebagai vektor penyakit Filariasis, Chikungunya (CHIKV),
Yellow fever (YKV), dan Zika virus (ZIKV) (CDC, 2016). Indonesia termasuk negara dengan endemis virus dengue tertinggi setelah Brazil. Perpindahan penduduk mengakibatkan terjadinya perpindahan virus dengue dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga lebih mempercepat penyebaran DBD, sehingga DBD dikategorikan sebagai travel disease. Selain itu, kepadatan penduduk yang tinggi mengakibatkan munculnya perumahan kumuh dan padat yang berpeluang terciptanya tempat perkembangbiakan vektor di dalam dan
sekitar rumah serta tempat istirahat nyamuk dewasa. Keadaan inilah yang pada akhirnya akan meningkatkan transmisi virus dengue sehingga meningkatkan jumlah penderita DBD (Hakim & Ruliansyah, 2015).
Pada saat ini pemberantasan Aedes sp merupakan cara utama yang
dilakukan untuk memberantas DBD, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia. Pemberantasan Aedes spdapat
dilakukan terhadap nyamuk dewasa atau jentiknya. Pemberantasan terhadap jentik dapat dilakukan dengan cara kimia, biologi, dan fisik. Salah satu pemberantasan dengan cara kimia adalah larvisida dengan cara pemberian Temephos. Namun penggunaan insektisida dari bahan kimia ternyata
menimbulkan banyak masalah baru diantaranya adalah pencemaran lingkungan seperti pencemaran air dan resistensi serangga terhadap insektisida sehingga perlu adanya insektisida yang lebih aman bagi lingkungan (Moersidi , 2015).
Apel merupakan tanaman buah yang tumbuh di daerah iklim tropis. Apel merupakan buah yang dapat dimakan langsung atau bisa dengan diproses menjadi jus, sari apel, keripik, cuka, permen, cake, tart, pie maupun wine (Yuwono, 2015). Selain dikonsumsi apel juga berpotensi karena belum diteliti sebagai insektisida alami karena kandungan yang terdapat pada buahnya terdapat pada daging dan kulit apel jenis manalagi yaitu alkaloid, flavonoid,
polifenol, terpenoid, saponin dan tannin (Ni‟mah, dkk, 2015; Aini, 2015; Dinata, 2008; Gunawan, 2011; Prayuda, 2014; Abas et al, 2003; Anggita,
2014; Lisqorina; Pratiwi; Natalia, 2014).
3 1.2.Identifikasi Masalah
- Apakah Ekstrak Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) berefek sebagai larvisida terhadap nyamuk Aedes sp.
- Apakah Ekstrak Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) mempunyai efek larvisida setara dengan Temephos.
1.3.Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui apakah Ekstrak Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) berefek sebagai larvisida terhadap nyamuk Aedes sp.
- Untuk mengetahui Ekstrak Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) apakah mempunyai efek setara dengan Temephos.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis
- Menambah pengetahuan parasitologi dan farmakologi mengenai pencegahan terjadinya penyakit demam berdarah dengue.
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dalam dunia pendidikan kedokteran umum dan secara khusus pada bidang pengetahuan parasitologi dan farmakologi.
- Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2. Manfaat Praktis
Dapat mengurangi penyebaran penyakit DBD di negara tropis khususnya di Indonesia.
1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1. Kerangka Pemikiran
Flavonoid memiliki efek larvisida karena menghambat sintesis asam nukleat (DNA) dan sebagai inhibitor kuat pernafasan. Jika sintesis DNA terhambat maka
sintesa protein akan terhambat pula sehingga perkembangan dan pertumbuhan larva tidak optimal dan dapat menyebabkan larva tersebut mati (Ni‟mah, 2015). Flavonoid memasuki tubuh larva melalui sistem pernafasan yang kemudian akan menimbulkan kelemahan pada saraf serta kerusakan pada alat pernafasan dan mengakibatkan larva tidak bisa bernafas. Penyebab kelemahan pada saraf yang disebabkan oleh flavonoid adalah hambatan kerja enzim asetilkolinesterase. Asetilkolin yang dibentuk oleh sistem saraf pusat berfungsi untuk menghantarkan impuls dari sel saraf ke sel otot. Setelah impuls dihantarkan, proses dihentikan oleh enzim asetilkolin-esterase yang memecah asetilkolin menjadi asetil ko-A dan kolin. Adanya flavonoid akan menghambat bekerjanya enzim ini sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang akan menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem penghantaran impuls ke otot yang dapat berakibat otot kejang, terjadi paralisis dan berakhir pada kematian (Ni‟mah, 2015).
Tanin dapat memasuki tubuh larva dengan dua cara yaitu menembus dinding
tubuh larva dan masuk melalui saluran pencernaan. Tanin yang menembus dinding tubuh larva dapat mempengaruhi aktivitas otot sehingga menyebabkan
kelemahan otot gerak. Sedangkan tanin yang mauk ke saluran pencernaan larva dapat menurunkan aktivitas dan menghambat penyerapan makanan (Lisqorina; Pratiwi; Natalia, 2014).
5
2015). Mekanisme senyawa saponin yaitu menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan. Efek larvisida senyawa saponin adalah sebagai racun perut (stomach poisoning), karena senyawa ini dapat larut dalam air dan dapat masuk ke dalam sistem pencernaan larva yang mengakibatkan larva
gagal tumbuh dan akhirnya mati (Abas et al., 2003; Anggita, 2014).
Alkaloid dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan karena bertindak
sebagai racun perut yang masuk melalui mulut larva. Selain itu, alkaloid juga bekerja dengan mengganggu sistem kerja saraf larva dan menghambat kerja enzim asetilkolinesterase (Aini, 2015).
Terpenoid menyebabkan kematian karena dapat menghambat proses pergantian kulit atau moulting pada larva karena strukturnya mirip dengan hormon yang berperan dalam proses moulting (Prayuda, 2014).
Temephos merupakan larvasida golongan senyawa fosfat organik yang dapat masuk dan termakan lewat mulut. Cara kerja insektisida ini menghambat cholinesterase sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas syaraf karena
tertimbunnya acetylcoline menjadi cholin dan asam cuka sehingga enzim terhambat maka hidrolisa acetylcholin tidak terjadi. Acetylcholine berfungsi sebagai mediator antara syaraf dan otot daging untuk berkontraksi dalam waktu lama sehingga terjadi kekejangan. Temephos akan mengikat enzim cholinesterase dan dihancurkan sehingga terjadi kontraksi otot yang terus menerus, kejang dan
akhirnya jentik mati (Ridha & Nissa, 2011).
Kandungan senyawa pada daging buah apel Manalagi yaitu flavonoid,
polifenol, saponin, alkaloid, terpenoid dan pada kulitnya yaitu tanin berpotensi sebagai larvisida nyamuk Aedes sp.
Secara skematis, dapat dilihat pada (gambar 1.1)
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran 1.5.2. Hipotesis
- Ekstrak Etanol Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) berpotensi sebagai larvisida terhadap Aedes sp.
52 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Ekstrak Etanol Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) mempunyai efek larvisida terhadap Aedes sp.
Simpulan Tambahan
Ekstrak Etanol Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) pada konsentrasi 3200 ppm bila dibandingkan dengan kontrol positif (Temephos 0,1%) memiliki efek yang setara.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk Ekstrak Etanol Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) mengenai :
1. Uji toksisitas Ekstrak Etanol Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill). 2. Penelitian terhadap larva dari genus nyamuk lain, seperti Culex dan
Anopheles.
3. Dilakukan penelitian dengan menggunakan bentuk sediaan lain selain ekstrak.
4. Dilakukan penelitian dengan durasi waktu menggunakan Ekstrak Etanol Buah Apel Manalagi lebih dari 24 jam.
EFEK EKSTRAK ETANOL BUAH APEL MANALAGI
(Malus sylvestrill Mill) SEBAGAI LARVISIDA Aedes sp.
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis ini dibuat Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
GANESA EKA YUDHA PAKSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan kasih-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Efek Ekstrak Etanol Buah Apel Manalagi (Malus sylvestril Mill) Sebagai Larvisida Aedes sp.’’ ini dengan baik
dan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S. Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Dalam menyusun karya tulis ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, bantuan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak, karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc. sebagai Pembimbing I dan Cherry Azaria, dr., M. Kes. sebagai Pembimbing II yang telah dengan penuh kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.
2. Dr. Triswaty Winata, M.Kes. sebagai dosen wali yang telah memberikan dorongan dan motivasi agar menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
baik.
3. Kedua orang tua tercinta Bapak Heri Susianto dan Ibu Wilis Suryandari,
yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, nasehat, serta doa kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Bapak Suyitno sebagai staff Laboratorium Entomologi SITH ITB dan
Bapak Mumuh sebagai staff Laboratorium Farmakologim dan Terapi RSHS yang telah bersedia membantu saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teman-teman yang sangat mendukung penulis yang setia menjadi rekan seperjuangan, terima kasih untuk semangat, dorongan, dan kerja sama selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saranyang membangun dari
para pembaca dalam penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.
Bandung, November 2016
DAFTAR PUSTAKA
Aksara, R., Musa, W. J. A., & Alio, L. (n.d.). Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak
Metanol Kulit Batang Mangga ( Mangifera indica L ), pp 514–519.
Aktivitas, U. J. I., Etanol, E., & Senggani, D. (2014). Naskah Publikasi Uji Aktivitas Ekstrak
Etanol Daun Senggani ( Melastoma malabathricum L.) Sebagaio Larvisida Aedes aegypti,
37, 86–92.
Andriyoko, B., Parwati, I., Tjandrawati, A., & Lismayanti, L. (2011). Penentuan Serotipe
Virus Dengue dan Gambaran Manifestasi Klinis serta Hematologi Rutin pada Infeksi Virus
Dengue Dengue Virus Serotyping and Its Clinical Manifestation and Routine Haematology in
Dengue Infections. Mkb, 44 (4), 253–260.
Aprillia, D., & Susanto, W. H. (2014). Pembuatan Sari Apel ( Malus sylvestris Mill ) Dengan
Ekstraksi Metode Osmosis ( Kajian Varietas Apel Dan Lama Osmosis ) The Influence of
Apple Varieties and Osmosis Time on the Production of Osmosis Assisted Apple Cider, 2(1),
86–96.
Aradilla, A. S. (2009). Uji Efektivitas Larvisida Ekstrak Etanol Daun Mimba ( Azadirachta
indica ) Terhadap Larva Aedes aegypti. Laporan Akhir Penilitian, Fakultas Kedokteran.
Audience, I. (n.d.). Surveillance and Control of Aedes aegypti and Aedes albopictus in the
United States Table of Contents, 1–16.
Aulung, A. C. C. (2010). Daya Larvisida Ekstrak Daun Sirih ( Piper betle L ) terhadap
Mortalitas Larva Aedes aegypti L. Majalah Kedokteran FK UKI, XXVII(1).
Bachnas.M.A, Effendi J.S, Dahlan E.G. Infeksi virus zika dalam kehamilan, Himpunan
kedokteran Feto-maternal Indonesia
B, E. C., Setyanimgrum, E., B, E. C., & Setyanimgrum, E. (2013). Uji Efektivitas Larvisida
Ekstrak Daun Legundi ( Vitex trifolia ) Terhadap Larva Aedes aegypti., Medical Journal of
54
Candra, A. (2010). Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi , Patogenesis , dan Faktor
Risiko Penularan Dengue Hemorrhagic Fever : Epidemiology , Pathogenesis , and Its
Transmission Risk Factors, 2 (2), 110–119.
Candrawinata, V.I. et al., 2012. Effect of clarification on the polyphenolic compound content
and antioxidant activity of commercial apple juices. International Food Research Journal, 19
(3), pp.1055–1061.
Deskriptif, S., Masyarakat, P., & Larvasida, T. (2014). Unnes Journal of Public Health, 3 (2),
1–10.
Dengue, D. B. (n.d.). Dengue Bagus Uda Palgunadi , Asih Rahayu Dosen Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Aedes Aegypti As Dengue Hemorraghic
Fever Vector Bagus Uda Palgunadi , Asih Rahayu Lecturer Faculty of Medicine , University
of Wijaya Kusuma Surabaya.
Dohitra, M., Hapsari, Y., & Estiasih, T. (2015). Variasi Proses Dan Grade Apel ( Malus
sylvestris mill ) Pada Pengolahan Minuman Sari Buah Apel: Kajian Pustaka Processing and
Grade Variation Apple ( Malus Sylvestris mill ) in Apple Extract Drink Processing : A
Review, 3(3), 939–949.
Efikasi Ekstrak Biji Bintaro ( Cerbera manghas ) Sebagai Larvisida Pada Larva Aedes
aegypti L . Instar III / IV Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Oleh : Yoga Eka Prayuda 1435 H / 2014 M. (2014).
Farmasi, F. (2013). Aktivitas Larvisida Ekstrak Etanol Daun Kemuning ( Murraya
paniculata (L.) Jack.) Terhadap larva Aedes aegypti L. Nurma Dwijayati, 2(2), 1–14.
Gigi, P., Ekstrak, D., Malus, A., Anna, V., & Dapat, K. (2014). Luh Putu Dianita Dewi.
Gigi, F. K., & Hasanuddin, U. (2015). Daya Hambat Minimal Ekstrak Kulit Apel Manalagi
Terhadap Pertumbuhan Candida albicans.
Gunawan,E.,2011, Efek Potensiasi Larvasida Kombinasi Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
sanctum lina) dan Biji Jarak (Ricinus communis Linn) Terhadap Aedes aegypti, perpustakaan
uns.ac.id.
Hadi, W., & Rakhmad, B. (2011). Pengaruh Varietas Apel ( Malus sylvestris ) Dan Lama
Fermentasi oleh khamir Saccharomyces cerivisiae Sebagai Perlakuan Terhadap Karakteristik
Sirup The Effect of Apple ( Malus sylvestris ) Varieties and Fermentation Time by Yeast
Saccharomyces cerivisiae as Pre-Processing Treatment, 12(3), 135–142.
Haditomo, I., 2010. Efek Larvisida Ekstrak Daun Cengkeh ( Syzygium aromaticum L . )
Terhadap Aedes aegypti L . , pp.1–50.
Hakim, L. & Ruliansyah, A., 2015. Hubungan keberadaan larva Aedes spp dengan kasus
Demam Berdarah Dengue di Kota Bandung. Aspirator, 7(2), pp.74–82.
Hamidah, H. A. S. Y. (2014). Effectivity of Kaffir lime (Citrus hystrix), Nasnaran Mandarin
(Citrus amblycarpa), and Pomelo (Citrus maxima) Leaf Extract Against Aedes aegypti
Larvae, 6 (1), 1–6.
Harnly, J.M. et al., 2006. Flavonoid content of U.S. fruits, vegetables, and nuts. J Agric Food
Chem, 54 (26), pp.9966–9977.
Haskas, Y., Nani, S. & Makassar, H., 2014. Kesehatan Dalam Mengendalikan Demam
Berdarah Dengue Di Kelurahan Tidung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi Makassar. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 4 (2), pp.196–201.
Hopperstad, K. A., & Reiskind, M. H. (2016). Population and Community Ecology Recent
Changes in the Local Distribution of Aedes aegypti ( Diptera : Culicidae ) in South Florida ,
USA, 1–7.
Ichda, L., & Estiasih, T. (2015). Karakteristik Minuman Sari Apel Produksi Skala Mikro dan
Kecil di Kota Batu: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(2), 374–380.
Ismarani, 2012. Potensi Senyawa Tannin Dalam Menunjang Produksi Ramah Lingkungan.
Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah, 3(2), pp.46–55.
Jannata, R. H., Gunadi, A., & Ermawati, T. (2014). Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Apel
56
Jurusan, D., Kesehatan, A., & Kemenkes, P. (n.d.). Uji Efektivitas Biolarvasida Ekstrak
Daun Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap Kematian Larva Instar III Nyamuk Aedes
Aegypti, 2 –9.
Kadarohman, A. (2010). Efektivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Limbah Penyulingan
Minyak Akar Wangi ( Vetiveria zizanoides ) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti , Culex
sp . , dan Anopheles sundaicus, 1(1), 59–65.
Kedokteran, F., & Diponegoro, U. (n.d.). Perbandingan Efektivitas Abate dengan Ekstrak
Daun Sirih ( Piper betle ) Dalam Menghambat Pertumbuhan Larva Aedes aegypti.
Khurniyati, M. I., Estiasih, T., Korespondensi, P., Beauty, R., Beauty, R., & Beauty, R.
(2015). Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Kondisi Paseurisasi ( Suhu dan Waktu)
Terhadap Karakteristik Minuman Sari Apel Berbagai Varietas : Kajian Pustaka Effect of
Concentration Sodium Benzoate and Pasteurization ( Temperature and Time ) on
Characterist, 3(2), 523–529.
L, K. M. (2015). Larvacidal Activity of Kemuning Leaf Extract ( Murraya Paniculata ( L .)
Jack ) Againt Dengue Hemorraghic Fever Vector Jakarta , Kalimantan Tengah , Sumatra, 4,
1–8.
L.Heringer, N.Johnson, K.Fikrig et all, 2016.Vector Control, Pest Management, Resistance,
Repellents Evaluation of Alternative Killing Agents For Aedes Aegypty,pp. 873-879
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2005). Wuchereria bancrofti 2. Brugia malayi 3. Brugia timori.
Massini, L., Martin-diana, A.B. & Barry-ryan, C., 2013. Valorisation of Apple Peels. , pp.1–
31.
McCann, M.J. et al., 2007. Anti-cancer properties of phenolics from apple waste on colon
carcinogenesis in vitro. Food and chemical toxicology : an international journal published
for the British Industrial Biological Research Association, 45(7), pp.1224–30.
Moersidi, M. & Nurul, S., 2015. Daya Hambat Minimal Ekstrak Kulit Apel Manalagi
Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. , pp.1–57.
Oktarina, R., Mahdalena, V., & Asyati, D. (2014). Potensi Ekstrak Biji Duku ( Lansium
domesticum Corr ) terhadap Aedes aegypti. Buletin Penelitian Kesehatan, 43(2), 131–136.
Olden, J. O. M. H., Aytowitz, D. A. B. H., Hagwat, S. E. B., & Ebhardt, S. U. G. (2006).
Flavonoid Content of U . S . Fruits , Vegetables , and Nuts, 9966–9977.
Olfe, K.E.W., Ianzhong, X.W.U. & Iu, R.U.I.H. a I.L., 2003. Antioxidant Activity of Apple
Peels. J. Agric. Food Chem., 51, pp.609–614
Pengajar, S., Studi, P., Kelautan, I., & Perikanan, F. (2010). Uji Larvisida Nyamuk ( Aedes
aegypti ) Dari Ascidian ( Didemnum molle ) Antonius P Rumengan. Jurnal Perikanan Dan
Kelautan, VI, 83–86.
Pratiwi, L. & Natalia, D., ( Melasstoma Malabathricum ) Sebagai Larvisida Aedes Aegypti . ,
pp.94–105.
R.Hpp, B. Kurniawan,S.Mustofa., Uji Efek Fraksi Metanol Batang Kecombrang Etlingera
elatior)Sebagai Larvasida Terhadap Larva Instar III Aedes aegypti, pp 156-164
Rita, Endah Retna, Dewi, 2012. Pemanfaatan Cymbopogon nardus sebagai Larvasida Aedes
Aegypti. E-Jurnal.Ikippgrismg.Ac.Id/Index.Php/Bioma/Article/View/79/75.pp.1-13
Purba, D, 2012, Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik dan Kebiasaan Keluarga Terhadap
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun
2012, Universitas sumatera utara.
Pustaka, T. (2009). Gambaran epidemiologi.., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009
Universitas Indonesia, 9–50.
Ridha, M. R., Nisa, K., Litbang, B., Bumbu, P. B. T., & Ri, B. K. (1976), 2001. Larva Aedes
aegypti Sudah Toleran Terhadap Temephos di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan, III
(2).pp. 93–111.
Rosmayanti, K. et al., 2014. ( Annona muricata L ) Sebagai Larvisida Pada Larva Aedes
aegypti Instar III / IV. , pp.1–54.
58
Sari, D. (2012). Universitas Indonesia Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Responden
Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh
Tengah Tahun 2012 Skripsi Universitas Indonesia Depok, 1–65.Eni Budiyati, T.U., 2013.
Perhitungan Konsentrasi Polifenol Terekstrak (CAL) dan Koefisien Transfer Massa
Volumetris Overall (kca) pada Leaching Polifenol dari Kulit Apel Malang dengan Pelarut
Metanol-HCL 1% pada Berbagai Diameter Partikel. Prosiding Seminar Nasional Teknoin, 1,
pp. D1–D6.
Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., Ilmu, D. A. N., Islam, U., & Syarif, N. (2012).
Gambaran Epidemiologi Filariasis Di Kota Tanggerang Selatan Tahun 2008-2012 Tinjauan,
B. A. B. (2013). arthropodborne viruses, 6–27.
Oktarina, R., Mahdalena, V., & Asyati, D. (2014). Potensi Ekstrak Biji Duku ( Lansium
domesticum Corr ) terhadap Aedes aegypti. Buletin Penelitian Kesehatan, 43(2), 131–136.
Use, F. O. R. E. (2016). Key Message Zika Virus Disesase Purpose : This document is for
internal and external use . The document contains cleared key, 1–42.
www.cdc.gov/dengue.
Zein, D. A., Pendidikan, P., Kedokteran, S., Kedokteran, F., & Diponegoro, U. (2015).
Gambaran Karakteristik Warning Sign WHO 2009 Pada Demam Berdarah Dengue ( DBD )
Anak dan Dewasa Gambaran Karakteristik Warning Sign WHO 2009 Pada Penyakit Demam
Berdarah Dengue
Zika, A., Spreads, H. Z., Zika, C., & Symptoms, Z. (2016). Zika : The Basics Of The Virus
And How To Protect Agains It How to Prevent Zika.