• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL BERTUKAR PASANGANPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN PADASISWA KELAS XI MAN 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL BERTUKAR PASANGANPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN PADASISWA KELAS XI MAN 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERTUKAR

PASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI

UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI

MAN 1 TANJUNG PURA TAHUN

PEMBELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

NAJLA NORIZA

NIM 2103111042

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Efektivitas Model Bertukar Pasangan Terhadap Kemampuan Memahami Unsur

Intrinsik Cerpen Kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran

2013/2014”. Shalawat dan salam keharibaan rasul tercinta Nabi Besar

Muhammad S.A.W.

Selama dalam proses penyelesaian Skripsi ini banyak kendala yang penulis hadapi, namun semuanya dapat teratasi berkat pertolongan Allah SWT serta dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekertaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Dosen Pembimbing Skripsi.

5. Dr. Wisman Hadi, M. Hum., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

6. Drs. Syahnan Daulay, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik. 7. Drs. Azhar Umar, M.Pd dan Suprakisno, S.Pd, M.Pd,, selaku Dosen

Pengarah..

8. Seluruh Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

(7)

10.Keluarga besar, kedua orang tua, Yunan Helmi Lubis dan Nurlela Harahap serta Maulana Nanda Habibi, Fandi Fahrozy, Alvin Afif Arifin ,Rasyid Ridho , Yulia Zahra .

11. Seluruh sahabat dan teman-teman.

Akhir kata penulis banyak mengucapkan terimakasih, kiranya Tuhan Yang Maha Esa Senantiasa melindungi kita dan melimpahkan rahmatnya pada kita semua dan penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

(8)

ABSTRAK

Najla Noriza, NIM 2103111042, Efektivitas Model Bertukar Pasangan Pengaruh Terhadap Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siswa Kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1 Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jelas perbedaan pengaruh model bertukar pasangan dan model Ekspositori dalam meningkatkan kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas XI MAN 1 Tanjung Pura dengan jumlah 110 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 siswa yang diambil secara homogen dengan random posttest only control group design . Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah teknik / bentuk penilaian pilihan berganda.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, t. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t” satu pihak kanan dengan menggunakan rumus :

t=

Dari pengolahan data diperoleh hasil post-test kelas ekperimen dan kelas kontrol. Adapun nilai rata-rata kelas eksperimen dengan model bertukar pasangan = 75,5 standar daviasi 9,77, dan termasuk pada kategori sangat baik sebanyak 9 orang atau 30 %, kategori baik sebanyak sebanyak 15 orang atau 50 % dan kategori cukup sebanyak 6 atau 20 %. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol dengan model Ekspositori= 62,16 standar deviasi 9,80 dan kategori baik sebanyak 8 orang atau 26,6 % , kategori cukup 17 orang atau 56,6 % dan kategori kurang 5 orang atau 16,6 %. Dari hasil uji data post-test diketahui keduanya berdistribusi normal. Setelah uji normalitas dan homogenitas, diperoleh t0 sebesar 5,25, kemudian dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikan 5% dk = n1 – 1 + n2 – 1= 30-1 + 30-1 = 58 diperoleh ttabel = 2,00 sehingga thitung > ttabel (0,05), yakni 5,25 > 2,00 Oleh karena to hipotesis alternatif (Ha) diterima

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bukti empirik bahwa ada perbedaan antara model bertukar pasangan dengan model ekspositori dalam meningkatkan kemampuan memahami unsur intrinsik kelas XI MAN 1 Tanjung Pura.

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Daftar Populasi Jumlah Siswa kelas XI MAN 1

Tanjung Pura………. 38 Tabel 3.2 Desain Eksperimen Posttest Only Control

Group Design ... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Penilaian Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik 43 Tabel 3.4 Jalannya Pembelajaran Menggunakan Model Bertukar

Pasangan... 47 Tabel 3.5 Jalannya Pembelajaran Dengan Menggunakan Model

Ekpositori ... 49 Tabel 4.1 Skor Perolehan Nilai Kemampuan Memahami Unsur

Intrinsik Model Bertukar Pasangan... 56 Tabel 4.2 Identifikasi Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik

Cerpen Menggunakan Model Bertukar Pasangan ... 58

Tabel 4.3 Skor Perolehan Nilai Kemampuan Memahami Unsur

Intrinsik Model Ekspositori ... 59 Tabel 4.4 Identifikasi Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik

Cerpen Menggunakan Model Ekspositori ... 61

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Unsur

Intrinsik Model Bertukar Pasangan... 62 Tabel 4.6 Identifikasi Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Model

Pembelajaran Ekspositori... 63 Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen(X1) ... 64 Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Kelas Kontrol (X2) ... 65 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahami Unsur

Intrinsik Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 66

(10)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ... 76

Lampiran 2 a.) Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen ... 78

b.) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 85

Lampiran 3 Cerpen ... 91

Lampiran 4 Soal ... 103

Lampiran 5 Kunci Jawaban……….115

Lampiran 6 Perhitungan Uji Normalitas Dan Homogenitas Data ... 116

Lampiran 7 Perhitungan Uji Hipotesis ... 127

Lampiran 8 Validitas Tes……….………128

Lampiran 9 Uji Validitas Tes………..……….129 Lampiran 10 Reliabilitas Tes………..131

Lampiran 11 Uji Reliabilitas Tes………132

Lampiran 12 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran……….134

Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran…………..135

Lampiran 14 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva 0 Ke Z ... 140

Lampiran 15 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors ... 141

Lampiran 16 Harga Kritik Chi-Kuadrat ... 142

Lampiran 17 Nukilan Tabel Nilai “t” untuk berbagai df ... 143

Lampiran 18 Hasil Posttes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 144

(11)
(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sastra merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai

oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

roman dan naskah drama. Peneliti ingin meneliti mengenai salah satunya yaitu cerpen

atau biasa disebut cerita pendek. Cerita pendek biasanya menceritakan kehidupan

masyarakat. Ada dua unsur pokok yang membangun karya sastra(cerpen) yaitu unsur

intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dalam sastra yang

mempengaruhi terciptanya karya sastra. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur

luar karya sastra yang mempengaruhi terciptanya karya sastra. Unsur tersebut

merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, ketika

seseorang ingin memahami cerpen yang dibacanya, ia perlu memperhatikan dan

memahami isi cerpen tersebut. Tanpa adanya pemahaman tentang unsur-unsur

intrinsik cerpen, pembaca akan mengalami kesalahpahaman dalam memahami isi

sebuah cerpen. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan analisis unsur

intrinsik yang membangun cerpen.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang studi

bahasa Indonesia, pembelajaran bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia pada kelas

XI terdapat standar kompetensi no.13 yaitu memahami pembacaan cerpen dengan

kompetensi guru sebagai pengajar seharusnya bisa memanfaatkan metode-metode

(13)

2

Sastra sendiri terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

roman dan naskah drama. Peneliti ingin meneliti mengenai salah satunya yaitu cerpen

atau biasa disebut cerita pendek. Pembelajaran sastra khususnya cerpen di bahas pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang studi bahasa Indonesia,

pelajaran bidang studi Bahasa Indonesia pada kelas XI terdapat standar kompetensi

no. 13 yaitu memahami pembacaan sastra (cerpen), dengan kompetensi dasar no.13.1,

yaitu menemukan alur , latar, dan penokohan, pada cerpen dalam satu kumpulan

cerpen. Melalui pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu memahami alur, latar,

dan penokohan yang terdapat dalam cerpen.

Cerita pendek biasanya menceritakan kehidupan masyarakat. Bisa berupa

kehidupan yang di tinjau dari segi sosial, agama, pendidikan, dan lain-lain. Ada dua

unsur pokok yang membangun karya sastra (cerpen) yaitu unsur intrinsik dan

ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dalam sastra yang mempengaruhi

terciptanya karya sastra. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur luar karya sastra

yang mempengaruhi terciptanya karya sastra. Unsur tersebut merupakan sebuah

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, ketika seseorang ingin

memahami cerpen yang dibacanya, ia perlu memperhatikan dan memahami isi cerpen

tersebut. Tanpa adanya pemahaman tentang unsur-unsur intrinsik cerpen, pembaca

akan mengalami kesalahpahaman dalam memahami isi sebuah cerpen. Untuk

mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan analisis unsur intrinsik yang

(14)

3

Namun kenyataannya, pembelajaran memahami cerpen masih rendah. Hal ini

di dukung oleh hasil penelitian Rohalina Nasution yang berjudul “Kemampuan

Menganalisis Cerpen dengan Pendekatan Semiotik Pada Siswa Kelas XI SMU Negeri

9 Kecamatan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Tahun Pembelajaran

2013/2014’’ yang menyatakan bahwa tingkat kemampuan menganalisis cerpen masih

pada kategori rendah itu 59,8%.

Selain itu berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lastria

Banjarnahor dengan judul skripsinya “Efektivitas Metode Resiprocal Teacing dalam

Meningkatkan Kemampuan Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X SMA

Swasta Parulian 2 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010’’ Menyatakan bahwa

kemampuan analisis siswa terhadap unsur intrinsik cerpen masih kurang

memuaskan, dengan hasil 61,68. Hasil tersebut tergolong rendah dalam pencapaian

belajar. Hal tersebut dibuktikan oleh Sugiri (2009:10) dengan penelitian yang

berjudul Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas II SMP N 2

Sanggata mengatakan “Siswa di sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam

mengapresiasi cerpen, masalah mengapresiasi cerpen, masalah yang terungkap, yakni

(1).Siswa mengalami kesulitan dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen, (2).

Motivasi dan daya apresiasi siswa lemah, (3). Siswa kurang termotivasi untuk

berpikir kritis, keaktifan, pemahaman, dan penguasaan informasi secara individual

dalam pembelajaran tidak merata bagi seluruh siswa di kelas, (4). Siswa tidak

(15)

4

(5). Siswa belum diberi kesempatan untuk saling berbagi pengalaman dan

kemampuan antar siswa dalam pembelajaran.”

Pengalaman peneliti sewaktu PPL membenarkan penelitian-penelitian

tersebut, siswa kesulitan dalam memahami cerpen.. Masalah tersebut muncul

disebabkan oleh pengaruh strategi ataupun model pembelajaran yang digunakan guru

menoton sehingga pembelajaran tidak menarik dan membuat siswa kurang berminat

belajar.

Sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan kemampuan

memahami unsur intrinsik adalah dengan uji coba penggunaan model pembelajaran

bertukar pasangan. Model ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan

orang lain. Selain itu, model ini belum pernah digunakan dalam pembelajaran

menganalisis unsur intrinsik cerpen. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan

memahami cerpen adalah selama ini guru dalam pembelajaran memahami cenderung

menggunakan model ekspositori, dengan penjelasan materi yang dilaksanakan oleh

guru, sehingga siswa tidak dituntut untuk aktif dikelas. Biasanya penjelasan yang

diberikan oleh guru tidak jelas bagi siswa, tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri.

Mungkin disebabkan karena gaya bahasa yang digunakan guru belum dapat dinalar

oleh siswa atau tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Sehingga materi yang

disampaikan tidak menarik dan membuat siswa bosan.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen

(16)

5

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi diperlukan sebagai pedoman untuk mempermudah proses

pengkajian masalah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah

yang perlu mendapat pemecahan adalah :

1. Pembelajaran sastra disekolah masih mendapatkan perhatian yang kurang

dari siswa

2. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen.

3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami unsur intrinsik cerpen.

4. Motivasi dan daya apresiasi siswa lemah dalam memahami unsur intrinsik

cerpen.

5. Penggunaan model atau strategi pembelajaran yang digunakan guru tidak

membuat siswa aktif dalam belajar.

6. Penggunaan model pembelajaran bertukar pasangan yang belum pernah

digunakan guru dalam memahami unsur intrinsik cerpen.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, masalah yang diteliti dalam penelitian ini

terbatas pada identifikasi poin 6, apakah ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran bertukar pasangan dibandingkan dengan model pembelajaran

ekspositori terhadap kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen pada siswa.

Unsur intrinsik yang akan dianalisis dibatasi hanya pada alur, latar dan penokohan.

(17)

6

dilakukan terhadap siswa kelas XI MAN 1 Tanjung Pura tahun pembelajaran

2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan masalah yang telah dibatasi pada bagian pembatasan masalah,

peneliti merumuskan masalah penelitian ini dalam bentuk pertanyaan. Adapun

rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan memahami alur, latar, dan penokohan dalam cerpen

dengan model Bertukar Pasangan di kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun

Pembelajaran 2013/2014?

2. Bagaimana kemampuan memahami alur, latar, dan penokohan dalam cerpen

dengan model ekspositori di kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun

Pembelajaran 2013/2014?

3. Apakah Model Bertukar Pasangan lebih efektif dari pada Model Pembelajaran

ekspositori terhadap kemampuan memahami alur, latar, dan penokohan dalam

(18)

7

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui peningkatan kemampuan memahami alur, latar, dan penokohan

dalam cerpen dengan Model Bertukar Pasangan di kelas XI MAN 1 Tanjung

Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014.

2. Mengetahui kemampuan memahami alur, latar, dan penokohan dalam cerpen

dengan Model Ekspositori di kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun

Pembelajaran 2013/2014. .

3. Mengetahui mana yang lebih efektif Model Pembelajaran Ekspositori dan Model

Bertukar Pasangan terhadap kemampuan memahami alur, latar, dan penokohan

dalam cerpen di kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitan ini akan mempunyai manfaat teoretis dan praktis. Secara

teoretis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan khususnya bidang pembelajaran Bahasa Indonesia.

Adapun manfaat praktis dari penelitian dinyatakan sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru bahasa

Indonesia dalam merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran

khususnya dalam pemilihan model pembelajaran.

2. Hasil penelitian dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti lain yang meneliti

(19)

73

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV ,

maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen siswa kelas XI MAN 1

Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan menggunakan

model pembelajaran betukar pasangan diperoleh nilai rata-rata yaitu 75,5

dengan demikian kategori kemampuan model pembelajaran bertukar

pasangan adalah Baik.

2. Sedangkan kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen siswa kelas XI

MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan

menggunakan model pembelajaran ekspositori diperoleh nilai rata-rata

yaitu 62,16 dengan demikian kategori kemampuan model pembelajaran

bertukar pasangan adalah Cukup.

3. Hasil kemampuan memahami unsur intrinsik dengan model pembelajaran

bertukar pasangan lebih baik dan lebih efektif dibandingkan dengan hasil

model pembelajaran ekspositori dalam memahami unsur intrinsik cerpen

oleh siswa kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran

(20)

74

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan.

1. Kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen perlu

ditingkatkan lagi dengan model pembelajaran yang lebih efektif. Salah

satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah model

pembelajaran bertukar pasangan.

2. Untuk menggunakan model bertukar pasangan diperlukan pemahaman

guru baik dari segi persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi agar harapan

untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami unsur intrinsik cerpen

dapat tercapai dengan baik.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjut oleh peneliti lain guna memberi masukan

bagi dunia pendidikan khususnya dalam meningkatkan kemampuan dalam

(21)

75

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. 2007. Kamus Basar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Isjoni.2011. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta.

Lie, Anita. Cooperative Learning. Jakarta : Pustaka Suara.

Kosasi,K.2004.Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan.Bandung : CV.Yrama Widya.

Mursini. 2005. Teori Sastra. Medan : Unimed.

Nasution, Rohaliana.2004. Kemampuan Menganalisis Cerpen dengan Pendekatan Semiotik Pada Siswa Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Tahun Pembelajaran 2003/2004.Medan: Universitas Negeri Medan.

Navis A.A,. 2002.Robohnya Surau kami. Jakarta : PT.Gramedia Sudjana, M.A. 2005. Metode Statistika. Bandung : PT. Grasindo.

Sudjono, Anas. 2007. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Agus Dwi Priyanto, S.S., M.CALL, the head of English Diploma Program of Faculty of Cultural Sciences, Sebelas Maret University, for approving this final project.. Dini

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERA:. GURU DAN

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDIT

HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH.. KERJA

turunan minyak sawit yang secara alami dengan nilai kurva SFC dan titik cair yang tinggi dapat membantu dalam proses formulasi produk margarin tekstur keras tersebut dan

[r]