• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA BERNYANYI DALAM MENGIRINGI TARI MENGIRIK PADI DI KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAYA BERNYANYI DALAM MENGIRINGI TARI MENGIRIK PADI DI KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA BERNYANYI DALAM MENGIRINGI TARI

MENGIRIK PADI PADA MASYARAKAT MELAYU DI

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Pesyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ZUMAIDI ABDULLAH

NIM 071222510051

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala berkat,

rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

dengan judul ”Gaya Bernyanyi Dalam Mengiringi Tari Mengirik Padi Pada

Masyarakat Melayu Di Kabupaten Langkat”.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai kesulitan.

Namun, berkat Doa, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan Skripsi ini. Di sini penulis dengan segala kerendahan hati

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa

Dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS

Universitas Negeri Medan.

5. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik

Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan dan selaku Pembimbing

Skripsi II.

6. Yusnizar Heniwaty, S.St, M.Hum selaku Pembimbing Skripsi I

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS Unimed

yang telah banyak memberikan sumbangan ilmu selama perkuliahan.

(7)

8. Mohar Om Tatok, Syarial Felani, dan M. Juni Arifin selaku seniman dan

Narasumber yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Kedua Orang Tua saya tercinta ayahanda Arson dan ibunda Rayabaini ,serta

ketiga adikku Femdi Rasondi, Novi Arfandi dan Yeni Ira Kesuma terima

kasih untuk Doa, kesabaran, perhatian, kasih sayang, dukungan, dan

pengorbanan baik moral maupun materi sehingga penulis dapat

menyelesaikan perkuliahan hingga sampai kepada Skripsi.

10. Teman-teman seperjuangan Ali, Rahmat, Hari Satria, Roy, Aji uwo, Rian,

Fadli, Dedek, serta seluruh mahasiswa Seni Musik 07 yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu. Keluarga besar Khoka, Kakek Paspul, Pak Sam, Mak

Pon, Yudi, Rudi, Bosi, Boni, Nael, Able, Wancek, Joni, KFB, TEMUGA,

seluruh seniman seperjuangan yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih atas Doa kalian semua.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi

ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan Skripsi ini

dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada

umumnya dan pada penulis pada khususnya.

Medan, Agustus 2014

Penyusun

Zumaidi Abdullah

NIM. 071222510051

(8)

i

ABSTRAK

Zumaidi Abdullah, NIM 071222510051, Skripsi, Gaya Bernyanyi Dalam Mengiringi Tari Mengirik Padi Di Kabupaten Langkat, Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gaya Bernyanyi Dalam Mengiringi Tari Mengirik Padi Di Kabupaten Langkat.

Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian dan juga kajian pustaka yang mendukung seperti pengertian musik, pengertian musik iringan, pengertian bentuk lagu/struktur lagu, pengertian gaya, teknik vokal dan musik pengertian mengirik padi.

Sampel dari penelitian ini adalah suku Melayu dan seniman yang berada di Kabupaten Langkat. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan dapat diuraikan bahwa lagu Ahoi adalah lagu yang sampai sekarang masih dipakai dalam tari mengirik padi pada masyarakat Melayu di Kabupaten Langkat. Lagu ini memiliki bentuk/struktur yaitu A(a,a’), B(m2). Kalimat A memiliki frase a dan frase a’.Frase a memiliki motif m1 dan m1’.Frase a’ memiliki motif m1’’ dan m1’’’.Kalimat B terdiri atas motif m2 yang berdiri sendiri dan dengan menggunakan birama 2/4. Gaya bernyanyi lagu Ahoi dalam mengiringi tari mengirik padi dapat dilihat pada ornamentasi grenek dan cengkoknya. Kesenian ini tidak memakai iringan musik apapun, hanya suara irik-an padi yang dijadikan tempo bernyanyi untuk penyenandung.

(9)

DAFTAR ISI

(10)

2. Obsevasi ... 31

3. Wawancara ... 32

4. Dokumentasi ... 32

E. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 34

A. Gambaran Umum Tentnag Kabupaten Langkat... ... 34

1. Geografis... 34

2. Kependudukan Wilayah Kabupaten Langkat... .. 35

3. Sumber Daya Alam... 36

4. Sejara Kabupaten Langkat... 37

B. Struktur Lagu Dalam Mengiringi Tari Mengirik Padi... 40

C. Gaya Bernyanyi Lagu Dalam Mengiringi Tari Mengirik Padi. 45

BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN ...

51

A. Kesimpulan... 51

B. Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA...

55

LAMPIRAN

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ritme ... 11

Gambar 2.2 melodi ... 11

Gambar 2.3 harmoni... 12

Gambar 2.5 kuartol... 21

Gambar 2.6 kuintol... 21

Gambar 2.7 sektol ... 22

Gambar 2.8 septimol ... 22

Gambar 2.9 novemol ... 22

Gambar 2.10 grenek ... 23

Gambar 2.11 cengkok . ... 23

Gambar 4.1 peta Kabupaten Langkat. ... 35

Gambar 4.2 lagu Ahoi . ... 44

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebudayaan merupakan wujud dari budi daya manusia yang mencakup

berbagai pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, serta

kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai mahluk

sosial.Kebudayaan diwujudkan dalam bentuk tata kehidupan yang mencerminkan

nilai budaya yang dikandungnya.Pada dasarnya tata kehidupan dalam masyarakat

tertentu merupakan pencerminan yang konkrit dari nilai budayayang diterapkan

dalam dinamika kehidupannya. Dengan demikian karakteristik dari kelompok

masyarakat atau etnik tertentu, akan terlihat dengan jelas dari karakteristik budaya

yang mencakup seluruh aspek kehidupannya seperti tradisi seni budaya yang

membedakannya dengan etnik lainnya.

Kesenian sebagai ungkapan rasa keindahan tidak lepas dari bagian

kebudayaan, yang didalamnya terdiri dari seni musik, seni tari, seni rupa, teater,

dan seni sastra.Dalam konteks seni musik yang menggunakan media bunyi, setiap

etnik memiliki perangkat alat musik tradisional yang dimainkan dalam bentuk

ansambel atau individual, serta berbagai jenis lagu-lagu yang penggunaannya

berkaitan dengan tradisi atau adat istiadat yang berlaku pada etnik tertentu.Tiap

suku memiliki tradisi, adat istiadat, upacara serta perbedaan budaya

masing-masing yang mengungkapkan ciri khas dari adat istiadat

tersebut.Keanekaragaman budaya ini membuat semaraknya nuansa keragaman

nusantara dalam segi menilai kekayaan bangsa Indonesia. Bahkan dari budaya

(13)

bangsa yang ada di Indonesia beberapa tradisi yang hampir punah dikarenakan

kemajuan teknologi.Walaupun sekarang teknologi semakin maju dan era

globalisasi sekarang ini telah merubah sebagian nilai-nilai budaya diberbagai

pelosok nusantara.Gerak laju dunia pembangunan telah mengubah tatanan dari

sebuah tradisi yang ditinggalkan dari leluhur zaman dulunya dan hampir sekarang

ini tidak dapat terlihat lagi. Ini sebenarnya sangat berpengaruh pada dampak

negatif, dimana jika tidak disadari mulai dini maka akan mengancam keselamatan

budaya yang telah kita jaga sekarang ini.

Suku Melayu terdapat didaerah pesisir Sumatra, Malaysia, Kalimantan,

dan beberapa daerah yang menjadikan daerah tersebut menjadi Melayu

Serumpun.Suku Melayu yang ada di Sumatra utara ini saja terdapat di beberapa

daerah diantara nya Melayu Deli, Melayu Langkat, Melayu Asahan. Suku Melayu

mempunyai beranekaragam kesenian baik itu yang masih terjaga maupun hampir

punah. Diantara yang masih terjaga adalah tari serampang 12, tari kuala deli, tari

mak inang, pantun, telangkai dalam upacara pernikahan dan lain-lain. Dan

diantara yang masih terjaga tersebut, ada beberapa tradisi melayu yang hampir

punah dan tidak ada lagi dianatara adalah tari mengirik padi, ronggeng,berdedeng

atau bersenandung dan lain-lain.

Musik merupakan rekayasa bunyi yang diperdengarkan secara khusus

menurut situasi, fungsi dan kepentingannya sebagai suatu perbuatan seni oleh

penciptanya. Fungsi musik dimasyarakat sangatlah beragam, diantaranya sebagai

kepentingan agama, sebagai iringan tari, sebagai ilustrasi pada perfilman,

(14)

theraphy), sebagai hiburan dan masih banyak lagi fungsinya untuk dapat

disebutkan.

Musik merupakan suatu karya seni yang tidak bisa dilepaskan dari

kehidupan manusia.Sejak jaman dahulu ketika manusia masih hidup dalam

peradaban primitif hingga saat ini, dimana teknologi modern telah dirasakan oleh

setiap bangsa, musik tetap dibutuhkan oleh setiap orang.Pada saat peradaban

manusia masih terbatas dan tingkat pemikirannya masih sederhana, musik

mempunyai peranan yang sangat berarti dalam kehidupan ritual.Pemujaan

terhadap para dewa selalu disertai dengan permainan alat-alat musik seadanya

dengan pola yang masih “sederhana”.Semuanya dilakukan dengan semangat

pemujaan yang sangat khusuk.Upacara-upacara ritual yang selalu menggunakan

karya musik sebagai sarana pemujaan ini ternyata tidak hanya terjadi pada

masa-masa tingkat peradaban manusia masih primitif.

Di zaman modern seperti saat ini dimana teknologi telah menguasai

kehidupan manusia, musik tidak dapat dilepaskan dari kehidupan

keagamaan.Bahkan dalam perkembangannya unsur musik yang digunakan sebagi

sarana ibadah tidak hanya ditujukan untuk acara-acara ritual, namun

dikembangkan menjadi bentuk musik yang dapat dinikmati dan dikemas menjadi

musik pertunjukan.Selain digunakan sebagai sarana ibadah, musik sebagi sarana

hiburan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat jika dibandingkan dengan

musik yang digunakan sebagai sarana upacara.Namun demikian dalam era

(15)

demikian rapinya dan menariknya sehingga selain ritualnya yang dimunculkan

juga sisi hiburannya menjadi lebih menarik.

Tarian mengirik padi pada masyarakat Melayu merupakan hasil kegiatan

budaya yang diwujudkan dalam imitasi gerak-gerak kegitan bertani ketika panen.

Menurut pelaku seni, para petani suku Melayu di zaman dulu ketika mereka

hendak memanen padi, tidak menggunakan tehnologi canggih, tetapi mereka

mengerjakannya dengan cara manual. Mulai dari membajak sawah, menanam padi

sampai memanennya pun dengan cara manual. Ketika memanen padi mereka

tidak menggunakan alat melainkan hanya memakai kaki mereka saja. Padi-padi

tersebut diinjak-injak sampai keluar beras dari dalamnya.

Mengirik adalah menginjak atau menebah agar terlepas dari

tangkainya.Mengirik padi merupakan pekerjaan petani saat ingin melepaskan

bulir padi dari tangkainya dengan cara menginjak atau menebah.Sebelum popular

mesin perontok padi, petani mengirik padinya sendiri atau berkelompok.Di

Langkat (mungkin juga di wilayah lain), budaya mengirik padi dilakukan kaum

pria berkelompok, sambil melantunkan dedeng sambil menggoyangkan tubuh

berirama. Suasana ini disebut Tari Mengirik Padi atau Tari Ahoi.Disebut tari

Ahoi, karena: biasanya para pekerja akan memanggil pekerja tani lainnya sambil

meneriakkan kata Ahoi, serta dalam lirik lagu dedeng yang dinyanyikan

mengulang-ulang kata Ahoi di awal bait dedeng (Muhar Omtatok).

Gerakan-gerakan ini adalah sebagai modal dan unsur pembangun

dasar-dasar tarian mengirik padi, kegiatan ini sambil diringin nyayian secara

(16)

wanitanya juga. Kelihatannya isi dari nyanyian tersebut adalah nyayian pantun

yang beragam jenisnya. Tarian mengirik padi ini hanya diringi dengan

menggunakan seni vokal saja.Dalam hal ini penulis tertarik ingin mengetahui

bagaimana bentuk nyayian yang digunakan masyarakat atau seniman pelaku

dalam mengiringi tari mengirik padi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian secara mendalam atas fenomena budaya di atas dalam satu kegiatan

penelitian dengan judul ”GAYA BERNYANYI DALAM MENGIRINGI TARI

MENGIRIK PADI PADA MASYARAKAT MELAYU DI KABUPATEN

LANGKAT”.

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari indentifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan

menjadi terarah serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas. Maka

permasalahan penelitian dapat diidentifikasi menjadi beberapa bagian,

diantaranya:

1. Bagaimana gaya bernyanyi lagu dalam mengiringi tari mengirik padi pada

masyarakat melayu di kabupaten langkat.

2. Bagaimana fungsi gaya bernyanyi dalam mengiringi tari mengirik padi pada

masyarakat melayu di kabupaten langkat.

3. Bagaimana struktur lagu dalam mengiringi tari mengirik padi pada masyarakat

(17)

4. Bagaimana bentuk penyajiangaya bernyanyi dalam mengiringi tari mengirik padi

pada masyarakat melayu di kabupaten langkat.

C. Pembatasan Masalah

Pada prinsipnya sebuah masalah yang terlalu umum dan luas, relatif tidak

dapat dipakai, karena tidak jelas batas-batas masalahnya. Menurut Jujun S.

Suriasumantri (2001 : 311) pembatasan masalah merupakan upaya untuk

menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita

untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam ruang

lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dipersempit lagi dengan

poin rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana struktur lagu dalam mengiringi tari mengirik padi pada masyarakat

melayu di kabupaten langkat.

2. Bagaimana gaya bernyanyi lagu dalam mengiringi tari mengirik padi pada

masyarakat melayu di kabupaten langkat.

D. Rumusan Masalah

Menurut pendapat Sumadi (2005:17) dikatakan bahwa : ”Setelah masalah

diidentifikasi dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena

hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya,”. Berdasarkan

(18)

sebagai berikut: Bagaimana pola struktur, gaya bernyanyi dalam mengiringi tari

mengirik padi pada masyarakat melayu di Kabupaten Langkat.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin di capai penulis

dalam penelitian. Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan

untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh.

Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai ruang lingkup kegiatan yang akan

dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Berhasil atau tidaknya

suatu penelitian akan terlihat dan tercapai sesuai tujuan penelitian.Adapun tujuan

yang ingin dicapai penulis dalam tulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui struktur lagu dalam mengiringi tari mengirik padi pada

masyarakat melayu di kabupaten langkat.

2. Untuk mengetahui gaya bernyanyi dalam mengiringi tari mengirik padi pada

masyarakat melayu di kabupaten langkat.

F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang seni vokal dalam iringan tari

mengirik padi.

2. Sebagai wawasan baru bagi peneliti tentang musik tradisi khususnya di bidang

(19)

3. Menambah wawasan penulis dalam menuangkan gagasan, ide kedalam karya

tulis.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Mengirik adalah menginjak atau menebah agar terlepas dari tangkainya. Mengirik

padi merupakan pekerjaan petani saat ingin melepaskan bulir padi dari tangkainya

dengan cara menginjak. Keberadaan lagu Ahoidalam tari mengirik padi

dikabupaten Langkat masih ada yang melestarikan.Pada dasarnya lagu Ahoi di

Kabupaten Langkat adalah lagu yang dipakai dalam tari mengirik padi yang

berfungsi sebagai sarana mengirim do’a dan rasa syukur kepada Tuhan setelah

padi berhasil di panen. Selain sebagai sarana mengirim do’a, lagu tersebut juga

dapat berfungsi sebagai hiburan dengan pola-pola pantun yang baru tanpa

meninggalkan makna aslinya. Hal ini dapat dilihat pada pantun yang kebanyakan

merupakan candaan tawa, sindiran, bahkan ejekan-ejekan kecil yang pada saat itu

membuat mereka tertawa dan menjadi terhibur.

2. Struktur lagu dalam mengiringi tari mengirik padi pada masyarakat Melayu di

Kabupaten Langkat yaitu menggunakan birama 2/4. Lagu Ahoi lebih mengutamakan

garapan teks daripada garapan musik. Terlihat pada liriknya yang banyak perubahan

sedangkan melodinya tetap sama atau hampir sama.Hal ini dikarenakan syair dan pantun

dalam lagu Ahoi adalah berupa pantun hiburan yang dapat berubah sesuai dengan kondisi

(21)

yang berdiri sendiri.Motif pertama (m1) yaitu pada lirik “Bismillah iyon kate

diberi”. Kemudian terjadi sekuens turun pada lirik “Menjunjong kaseh dek Mak

hyang seri” (m1’). Lalu terjadi repetisi motif (m1”)pada lirik“Bekawan-kawan

tibe kemari”. Berikutnya terjadi sekuens naik pada lirik “Mengirik padi ramai

rezeki” (m1”’).Motif baru (m2) yaitu pada lirik “Ahoi ahoi ahoi”,sekaligus

menjadi kalimat baru (B).Pada kesenian Mengirik Padi di Kabupaten Langkat, musik

yang dipakai hanyalah sebuah lagu solo yang diiringi oleh bunyi-bunyian yang berasal

dari anggota tubuh penari tersebut atau biasa disebut dengan musik internal, yaitu dengan

menghentak-hentakkan kaki selaras dengan tempo, dan dilakukan di atas padi yang akan

di irik

3. Gaya dalam musik Melayu dibentuk oleh permainan ornamentasi melodi.

Bentuk-bentuk ornamentasi melodi dalam musik Melayu sering disebut dengan istilah

cengkok dan grenek yang fungsinya adalah untuk memperindah jalannya melodi

lagu baik yang dimainkan oleh instrumen maupun yang didendangkan penyanyi.

Tanpa hiasan cengkok dan grenek melodi itu terasa kering dan kaku. Pada bar 1-2

dapat dilihat cengkok yaitu berupa serangkaian melodi dalam bentuk triol yang

melangkah naik tapi dengan lompatan nada naik turun. Pada notasi di atas dapat

dilihat bahwa nada aakannaik ke nada b, tapi sebelum ia melompat dulu ke nada c

kemudian turun ke nada b. Pada bar ke 3 terdapat grenek sekon atas berupa

serangkaian melodi yang memainkan dua buah nada, yaitu nada c dan d secara

berulang-ulang dengan nilai not 1/32-an. Pada bar 4-5 terdapatcengkok yaitu

berupa serangkaian melodi dalam bentuk kuintol yang melangkah turun tapi

dengan lompatan nada naik turun. Pada bar ke 7 terdapat grenek sekon bawah

(22)

secara berulang-ulang dengan nilai not 1/32-an. Pada bar 9-10 terdapatcengkok

yaitu berupa serangkaian melodi dalam bentuk triol yang melangkah naik tapi

dengan lompatan nada naik turun. Pada bar ke 11 terdapat grenek sekon atas

berupa serangkaian melodi yang memainkan dua buah nada, yaitu nada c dan d

secara berulang-ulang dengan nilai not 1/32-an. Pada bar 12-13 terdapatcengkok

yaitu berupa serangkaian melodi dalam bentuk kuintol yang melangkah turun tapi

dengan lompatan nada naik turun. Pada bar 14-15 terdapatcengkok yaitu berupa

serangkaian melodi dalam bentuk oktol yang melangkah turun tapi dengan

lompatan nada naik turun. Pada bar 17 terdapatcengkok yaitu berupa serangkaian

melodi dalam bentuk kuintol yang melangkah turun tapi dengan lompatan nada

naik turun.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran,

antara lain :

1. Peneliti mengharapkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan lagi

kesenian Ahoi dalam tari mengirik padi dengan menyertakannya dalam berbagai

pementasan serta mendokumentasikannya dalam bentuk audio maupun

audiovisual agar mempunyai bukti fisik yang otentik sehingga hak

kepemilikannya resmi dan bukan hanya sekedar pengakuan saja tanpa mempunyai

bukti hak milik kesenian Ahoi tersebut.

2. Kepada para seniman yang berada di Kabupaten Langkat khususnya di agar terus

(23)

3. Peneliti mengharapkan kepada generasi muda khususnya generasi muda yang ada

di Kabupaten Langkat, agar memiliki rasa ingin mempelajari kesenian yang ada

dan dapat mengetahui norma-norma yang berlaku pada kesenian tersebut,

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneke Cipta.

A. William, Havilland. 1999. Function And Form of Presentation of Musical Traditions.

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Esa Putra, Adjie. 2008. 1001 Jurus Menyanyi Mudah, Bandung: DARI Mizan.

Fachdial. 2008. Fungsi Lagu Melayu Pada Upacara Pernikahan Etnis Melayu. Jurnal. Universitas Negeri Medan.

Jazuli. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang.

Langer, K. Suzanne. 1996. Studies in Music And Culture.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Murgianto, Sal. 1983. Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta: Depdikbud.

MY, Rudy. (2008). Panduan Olah Vokal , Jogyakarta: PT. Media Pressindo.

Nasrul Fahri (2014) dengan judul penelitian “Lagu Ahoi Dalam Ritual Mengirik Padi Pada Masyarakat Melayu Di Desa Batang Kuis Pekan Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang” Skripsi. Medan. Universitas Negeri Medan.

Nuhriansyah. (2014) dengan judul penelitian “Kajian Terhadap Komposisi Musik Iringan Silat Gondang Porang Di Sanggar Silat Keluarga Jaya Lintau Kota Tanjung Balai”. Skripsi. Universitas Negeri Medan.

Spradly, James. 2008. Participants Observation. Rinehart and Wiston.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumardi, Selo. 2005 Permasalahan Dalam Penelitian. Bandung : Gramedia.

(25)

Srisumantri, S. Jujun. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Suroso, Panji. 2011. Musik Iringan Tari. Medan : Diktat Prodi Seni Musik Universitas Negeri Medan.

Tampubolon, I. 2007. Teori Dasar Musik I-II. Medan: Bahan Kuliah TDM.

http://kamusbahasaindonesia.org/bentuk

http://artikata.com/arti-365939-mengirik.html

http://tkhusnul.blogspot.com/2012/03/fungsi-musik_25.html

http://m.facebook.com/photo.php?fbid=10200790671750192&id=1265003084&s et=o.290596320950833&source=43

http://biakislandmusik.blogspot.com/2013/09/teknik-pernapasan-dalam-bernyanyi.html

http://rizaldiisipadangpanjang.blogspot.com/2010/08/cengkok-dan-grenek-dalam-biola-melayu.html

Gambar

Gambaran Umum Tentnag Kabupaten Langkat................ .....   34 1. Geografis....................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Mengukur keberhasilan implementasi sistem informasi akademik dinilai dari layanan sistem informasi akademik, dilihat dari variabel keberhasilan manajemen puncak (top

Hipogram aktual adalah teks nyata, yang dapat berupa kata, frase atau kalimat, peribahasa, atau seluruh teks, yang menjadi latar penciptaan teks baru sehingga

Total leukosit yang meningkat pada ikan yang divaksinasi menunjukan bahwa vaksin yang masuk ke dalam tubuh ikan memberikan efek positif terhadap peningkatan

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mendapatkan bukti empiris jika terdapat keterkaitan pada setiap variabelnya dengan judul

Sebagai salah satu pemain dalam industri elektronik, PT. Max Top juga menghadapi beberapa pesaing potensial yang bermaksud akan mengikuti inovasi yang dilakukan

Objek tersebut merupakan prioritag dari penelitian yaitu penetapan populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang tercakup dalam kelompok masyarakat pemulung yang

5 Melakukan sinkronisasi dengan unit kerja terhadap pemutakhiran data base Anggota AP2I di Kementerian/Lembaga Pusat, Wilayah Barat, Tengah dan Timur 6 Melakukan pengelolaan

Sampel sponge yang memiliki potensi terbaik sebagai antibakteri adalah Unidentified (KKLWRF1-1) dengan konsentrasi sampel 0,65 mg/mL mampu menghambat pertumbuhan