iv
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENDUDUK SIPIL YANG MENJADI KORBAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DALAM MASA
TRANSISI SUATU PEMERINTAHAN SUATU NEGARA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL
ABSTRAK
WIDYASYUDI HADIAN KARTADIBRATA 110110110086
Melancarkan aksi militer terhadap warga negara merupakan jalan yang dipilih oleh Pemerintah Suriah sehingga terjadi konflik bersenjata dalam wilayah negara tersebut. Konflik tersebut melibatkan angkatan bersenjata pemerintah Suriah melawan tentara oposisi Suriah yang menyebabkan banyaknya penduduk sipil yang turut menjadi korban. Sayangnya, masyarakat internasional terlihat belum bisa untuk mengambil langkah dalam menghentikan kekerasan yang terjadi. Penduduk sipil dalam hal ini tentu sangat membutuhkan perlindungan dari masyarakat dunia untuk mempertahankan haknya sebagai manusia. Fakta yang terjadi bahwa terdapat pelanggaran dalam konflik bersenjata di Suriah berdasarkan Konvensi Jenewa 1949 Pasal 3, Protokol Tambahan dan Jus cogens. Berdasarkan Piagam PBB, Dewan Keamanan PBB mengambil kesimpulan bahwa yang terjadi di Suriah dapat mengancam perdamaian dunia dan dalam Piagam tersebut juga memberikan kewenangan kepada Dewan Keamanan PBB untuk melakukan suatu tindakan terhadap konflik yang terjadi, termasuk untuk melakukan suatu intervensi dalam rangka menjaga nilai-nilai kemanusiaan.
Karya tulis ini disusun dengan metode penelitian yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Metode ini menggunakan data sekunder yang berupa konvensi-konvensi hukum internasional dan bahan-bahan kepustakaan seperti buku-buku, karya ilmiah, makalah seminar, serta bahan-bahan terkait yang didapat penulis dengan membaca majalah-majalah, jurnal, surat kabar, kamus, dan bahan bacaan lainnya yang relevan dengan prinsip ini.