• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrument survey yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya. Pada intinya, penelitian ini dilakukan menggunakan metode survey dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner/angket. Pada tahap survey dilakukan dengan menggunakan instrumen angket dengan jumlah responden sebanyak 130 responden yang merupakan guru di 3 sekolah dasar di kota Jambi yaitu SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi. Pada tahap ini analisis yang digunakan adalah PLS-SEM (Measurement model) dan PLS-SEM (Structural Model). Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau pertanyaan penelitian pada tabel 4.1, selain itu juga tahap ini digunakan untuk menguji seluruh hipotesis yang telah dibuat.

Jumlah butir soal pada angket dalam penelitian ini berjumlah 19 butir pertanyaan yang terdiri dari 1 variabel yaitu model Uses and Gratifications Theory (UGT), Pada variable tersebut yaitu Uses and Gratifications Theory (UGT) terdapat 3 sub-variabel yang akan diukur yaitu kebutuhan kognitif (KK), kebutuhan afektif (KA), dan kebutuhan sosial (KS). Semua variabel tersebut akan digunakan untuk melihat pengaruh terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) oleh guru sekolah dasar di 3 sekolah di kota Jambi yaitu di SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi.

(2)

4.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 3 Sekolah Dasar di kota Jambi, yaitu di SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi, yang mana respondennya merupakan seluruh guru di sekolah dasar tersebut.

Alasan memilih 3 sekolah dasar tersebut yaitu karena sekolah tersebut telah menerapkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam pengajarannya maupun dalam akses pendidikan, selain itu sekolah dasar tersebut merupakan sekolah penggerak yang ada di Kota Jambi, sehingga peneliti memilih sekolah tersebut untuk dilakukan penelitian.

4.1.2 Waktu Penelitian

Penenelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2022/2023 di semester ganjil, tepatnya di mulai pada tanggal 2 November sampai 17 November 2022 dengan menyebarkan kuesioner/angket.

4.1.3 Matrix Penelitian

Secara umum uraian penelitian ini prosesnya dapat dilihat pada matrix berikut ini:

Table 4.1 Matrix Penelitian Hasil No Rumusan Masalah

atau Pertanyaan Penelitian

Hipotesis Sumber Analisis Ringkasan Hasil

1. Apakah pendekatan Uses and

Gratification Theory (UGT) valid untuk menjelaskan penggunaan TIK oleh guru pada pembelajaran di Sekolah Dasar ?

- Survey • PlS-SEM Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa instrument yang digunakan valid dan reliabel.

• 19 butir pertanyaan diadaptasi

(3)

• Satu butir pertanyaan dihapus karena terindikasi croos-loading:

18 pertanyaan setelah EFA.

2 Apakah Uses and Gratification Theory (UGT) berpengaruh terhadap penggunaan TIK oleh guru dalam proses pembelajaran

?

Ha : Kebutuhan Kognitif (KK) akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi pada proses pembelajaran (PT).

Hb : Kebutuhan Afektif (KA) akan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi

Survei PLS-SEM (Structural model)

Ha (signifikan) Hb (signifikan) Hc (signifikan)

(4)

pada proses pembelajaran Hc:

Kebutuhan Sosial (KS) akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi.

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dan menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaaan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh para guru di sekolah dasar. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model Uses and Gratification Theory (UGT). Penelitian ini dilakukan dengan cara metode survey terhadap 130 responden. Sampel pada penelitian ini adalah para guru 3 sekolah dasar yang terdapat di kota Jambi yaitu SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi. Estimasi parameter model penelitian ini didukung dalam analisis PLS- SEM. Penelitian yang diusulkan ini fokus pada aspek sikap dan perilaku pada tingkat individu dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang dihubungkan dengan model Uses and Gratification Theory (UGT).

(5)

Melalui proses adaptasi yang disesuaikan dengan konteks Indonesia terutama dengan konteks para guru di 3 sekolah dasar yaitu SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi, maka instrument angket pada penelitian ini terdiri dari 19 pernyataan soal. Penyebaran instrument angket penelitian ini dilakukan dengan offline yaitu dengan mendatangi secara langsung responden ke sekolah. Instrument penelitian ini disebar kepada semua guru di 3 sekolah kota Jambi yaitu SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi. Dengan perolehan jawaban sebanyak 130 orang. Sehingga pengambilan sampel dalam penelitian ini disebut dengan Teknik total sampling.

Alasan peneliti menggunakan analisis PLS-SEM karena penggunaannya sebagai alat pengolahan data statistik dalam penelitian ini dan juga banyak para ahli dan peneliti sebelumnya memilih PLS-SEM, dengan alasan yang sama yaitu tidak adanya asumsi untuk data berdistribusi normal (Hair et al., 2019:2-24). Alasan utama ini jelas merupakan keuntungan menggunakan PLS-SEM dalam studi ilmu sosial termasuk dalamm penelitian Pendidikan. Karakteristik PLS-SEM adalah memiliki kekuatan statistik yang lebih tinggi yang cukup berguna untuk eksplorasi penelitian yang meneliti pada pengujian teori yang kurang kuat atau kurang berkembang (Hair et al., 2019:2-24).

4.2 1 Pengujian Validitas dan Reabilitas Konstruk (PLS-Algorithm)

Analisis instrument pada penelitian ini menggunakan 2 tahap yaitu tahap pertama menggunakan Content Validity Tim Ahli. Pada standar tes Pendidikan dan psikologi (dalam Hendryadi, 2017:3). "bukti validitas terkait konten" didefinisikan sebagai tolak ukur yang menunjukkan apakah hasil pengujian eksperimen sesuai

(6)

dengan tujuan yang diinginkan. Content Validity adalah validitas yang ditentukan oleh seseorang yang berkompeten atau berpengetahuan melalui analisis rasional berkenaan dengan keabsahan data atau relevansi hasil pengujian (penilaian ahli).

Mengukur dan melaporkan validitas instrumen sangat penting, karena jenis validitas ini juga dapat membantu memastikan validitas konstruksi dan memberi kepercayaan untuk pembaca dan peneliti tentang instrumen tersebut, karena melibatkan ahli untuk menilai kelayakan instrumen dari sisi konsep dan operasionalisasi. Hal tersebut merupakan tahap awal dari pengembangan kuesioner (Growth-Marnat, 2010:89). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan content validity oleh para ahli yaitu bapak Akhmad Habibi, S.Pd., M.Pd., Ph D, Bapak Muhammad Sofwan, S.Pd.,M.Pd., dan Bapak Dr. Robi Pratama, S.Pd.,M.Pd.

Tahap kedua PLS-SEM dengan Software Smart PLS 3 yang digunakan menganalisis data dari model penelitian yang diusulkan. Hasil output yang dihasilkan merupakan hasil koefisien jalur (PLS-Algorithm). Berdasarkan output koefisien jalur pada tabel 4.1, indikator yang mempunyai koefisien loading factor dibawah 0,5 di -drop (dihapus) dari gambar diagram penelitian. (Noor et al, 2018).

Dari output yang dihasilkan maka item/indikator yang dihapus ada 1 variabel yaitu variable penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (PTIK) dengan sub variable KK3 dengan pertanyaan “Saya memberikan tugas ke peserta didik dengan menggunakan TIK”. (1 butir indicator di-drop). Setelah di-drop indicator yang tidak sesuai dengan kriteria (<0,5). Maka dilakukan perhitungan ulang (evaluasi) PLS-Algorithm. Hasil perhitungan ulang tersebut menghasilkan model utuh yang mengukur loading factor, asumsi validitas dan reabilitas seperti pada gambar 4.1 berikut ini :

(7)

18.777

35.533 33.054 41.753

2.884

24.777 Kebutuhan

kognitif

27.097

Kebutuhan Afektif

Kebutuhan Sosial

4.138

Penggunaan Teknologi

2.175 20.837

23.679 18.382 26.449

15.387 21.712 20.256 23.249

14.825 14.219 12.141 21.278

KK2 KK1

KK3 KK4

KA1 KA2 KA3 KA4

KS1 KS2 KS4 KS5

PT1 PT2

PT4 PT5 PT6 PT7

(8)

Gambar 4.1 Hasil Penilaian PLS Algorithm (loading factor >0,5) 4.2.2 Uji Validitas Konstruk

Setelah melakukan analisis penilaian loading factor (pada gambar 4.1) yang mana setiap indikator harus > 0,5 maka diperoleh data output statistik (lihat tabel 4.2) yang digunakan untuk menilai validitas konstruk variable. Berdasarkan motode penilaian validitas konstruk PLS-SEM yang dikemukakan oleh (Hair et al 2016), Cronbach’s alpha (CA) dan Composite Reability (CR) digunakan untuk memeriksa dan menguji reliabilitas, sedangkan uji validitas konvergen dan deskriminan digunakan untuk memeriksa tingkat konsistensi instrument. Untuk menguji indikator, pemuatan faktor (loading factor) harus > 0,5 (Noor et al, 2018). Loading factor menunjukkan sejauh mana suatu pertanyaan konsisten dengan konstruk yang ingin diukur. Loading factor yang tinggi pada konstruk menunjukkan bahwa perrtanyaan terkait memiliki banyak kesamaan dalam mengukur kontruk (Hair, et al. 2010).

Pada penelitian ini hasil evaluasi dengan menggunakan analisis model PLS- Algorithm dalam perangkat lunak SmartPLS mengasilkan factor loading untuk semua pernyataan. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2 semua factor loading di atas 0,5 kecuali untuk pertanyaan yang terdapat item soal variabel penggunaan TIK dalam pengajaran (PTIK) dengan subvariabel PTIK3 dengan pernyataan “Saya memberikan tugas ke peserta didik dengan menggunakan TIK”. KK3 (1 buah survey item di-drop) karena factor loading (0,5). Oleh karena itu pernyataan tersebut dikeluarkan dari model pengukuran dan uji instrument dengan menggunakan analisis PLS-Algorithm akan diproses ulang lagi dengan semua indikator memiliki nilai >0,5. Dengan demikian, semua pernyataan telah mencapai

(9)

titik yang dapat diandalkan untuk tahap pengukuran model penelitian. Sealin itu reabilitas konstruk dihitung menggunakan CA (Cronbach,1971) dan Composite realibility (CR) (Straub et al,. 2004) yang nilainya diterima jika di atas 0,5 (Noor et al, 2018). Pada penelitian ini nilai Average Variance Extracted (AVE) yang dihasilkan adalah 0,7304 dan nilai terendah ada pada variable penggunaan TIK dalam pengajaran (PT) dengan skor 0,5949.

Seperti pada tabel 4.2 semua Cronboach Alpha dan Composite Reability (CR) lebih besar dari (>0,5) dan AVE melebihi nilai yang dapat diterima yaitu (>0,5) dan dengan demikian pernyataan koesioner dapat memenuhi dan memastikan keandalan instrument (indikator konsisten dalam mengukur konstruknya). Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha yaitu nilai realibilitas pernyataan soal yaitu berkisar dari 0,8131 sampai dengan 0,8769 yang dianggap responden menilai pernyataan yang dinilai termasuk kategori “baik” dan konsisten dalam memberikan penilaian.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Reabilitas Konstruk Konstruk

Variabel

Kode Item

Soal

Factor Loading

Cronbach’s Alpha

Composite Reability

AVE

Kebutuhan Afektif (KA)

KA1 KA2 KA3 KA4

0,7968 0,8129 0,7817 0,8080

0,8177 0,8766 0.6399

(10)

Kebutuhan Kognitif (KK)

KK1 KK2 KK3 KK4

0,8235 0,8448 0,8896 0,8594

0,8769 0,9155 0,7304

Kebutuhan Sosial (KS)

KS1 KS2 KS3 KS4

0,7659 0,7995 0,8161 0,8172

0,8131 0,8131 0,6399

Penggunaan TIK dalam pengajaran (PT)

PT1 PT2 PT4 PT5 PT6 PT7

0,8008 0,8228 0,7238 0,7564 0,7361 0,7833

0,8656 0,8979 0,5949

PT 3 dijatuhkan karena nilai loading yang rendah 4.2.3 Uji Validitas Diskriminan

Berdasarkan tabel 4.3 untuk hasil construct reliability berdasarkan discriminant validity dapat dilakukan dengan melihat nilai AVE untuk menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh konstruknya. Kriteria validitas diskriminan merujuk pada (Fornell-Larcker 1981:227), dimana batas nilai AVE ≥ 0,5. Hasil pada (tabel 4.8) di bawah menunjukkan bahwa semua nilai AVE yaitu (>0,5). Selain itu nilai Akar kuadrat dari AVE (ditunjukkan dalam Bold) menunjukkan nilai validitas diskriminan yang tinggi dan dapat diterima karena nilai

(11)

akar kuadrat AVE semua konstruk variable nilainya di atas nilai korelasi (Correlation) antara nilai konstruk yang lain.

Tabel 4.3 Deskriminant validity (Fornell-Larcker criterion)

Dimensi UGT KA KK KS PT AVE

Kebutuhan Afektif 0,7999 0,7999

Kebutuhan Kognitif

0,7256 0,8547 0,8547

Kebutuhan Sosial 0,6984 0,7201 0,7999 0,7999

Penggunaan TIK dalam Pengajaran

0,7246 0,7246 0,6909 0,7713 0,7713

Akar kuadrat dari AVE ditunjukkan dalam Bold

Pengukuran semua pernyataan terkait dapat memenuhi nilai kriteria jika konstruk yang terbentuk memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada cross loading kolom dan baris lainnya. Oleh karena itu, jika kriteria tersebut terpenuhi maka dapat ditetapkan validitas diskriminan. Kesimpulannya, data konstruk penelitian ini dapat diandalkan dan valid. Berdasarkan hasil pengujian instrumen yang terdapat pada (tabel 4.4) menunjukkan bahwa kriteria nilai cross loading memiliki nilai yang lebih tinggi dari kolom dan baris lainnya (nilai dengan tanda bold). Dengan demikian data kontruk yang berbentuk dapat memenuhi kriteria validitas diskriminan.

Tabel 4.4 Validitas Diskriminan (Factor Loading with Cross Loading)

Item KA KK KS PT

KA1 KA2 KA3 KA4 KK1 KK2

0.7968 0.8129 0.7817 0.8080 0.5691 0.5679

0.5687 0.5216 0.5961 0.6409 0.8235 0.8448

0.5913 0.5721 0.5328 0.5407 0.5803 0.6081

0.5440 0.6540 0.5366 0.6261 0.6283 0.5990

(12)

KK3 KK4 KS1 KS2 KS3 KS4 PT1 PT2 PT4 PT5 PT6 PT7

0.6505 0.6894 0.5968 0.4857 0.5535 0.5905 0.6091 0.5724 0.5817 0.5499 0.5231 0.5938

0.8896 0.8594 0.5250 0.5305 0.5281 0.7092 0.5844 0.6243 0.5719 0.4475 0.5188 0.5918

0.6300 0.6419 0.7659 0.7995 0.8161 0.8172 0.5972 0.5630 0.5165 0.5535 0.4770 0.4843

0.6137 0.6339 0.5667 0.5203 0.5352 0.5830 0.8008 0.8228 0.7238 0.7564 0.7361 0.7833

Sementara itu, tingkat validitas deskriminan yang dapat diterima juga diperoleh dan dilihat dari nilai Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT) yang lebih kecil (<0,90) seperti yang disarankan oleh (Hair et al.2017). Semua nilai HTMT lebih rendah dari 0,9. Nilai tertinggi dari HTMT pada penelitian ini ada pada variabel kebutuhan kognitif yaitu dengan skor 0,8602 dan nilai terendah HTMT ini ada pada variabel kebutuhan sosial dengan skor 0,8491 seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.5. Selain itu, melalui proses bootstrap untuk HTMT, interval kepercayaan menunjukkan bahwa interval kepercayaan yang dihasilkan (<1). Pada table 4.5 HTMT menunjukkan bahwa semua skor nilai HTMT berbeda secara signifikan dari nilai 1.

Table 4.5 Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT) Dimensi UGT Kebutuhan

Afektif

Kebutuhan Kognitif

Kebutuhan Sosial

Penggunaan Teknologi Kebutuhan

Afektif

(13)

Kebutuhan Kognitif

0,8602

Kebutuhan Sosial 0,8569 0,8491 Penggunaan TIK

dalam Pengajaran

0,8790 0,8293 0,8222

Berdasarkan hasil Measurement Model, pernyataan bersih dari proses pengujian validitas dan reliabilitas instrument penelitian ini bisa dilihat di tabel di bawah ini. Total satu item dijatuhkan dari dua proses pengukuran tersebut.

Tabel 4.6 valid dan reliabel instrumen

Variabel Itens Keterangan

Kebutuhan Kognitif (KK)

1. Saya menggunakan TIK, Internet, Android dan Komputer untuk membantu saya mengetahui dan memahami bagaimana proses pembelajaran yang baik

2. Saya menggunakan TIK, Internet, Android, dan Komputer untuk mencari informasi baru yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran

3. Saya menggunakan TIK, Internet, Android, dan Komputer untuk menjawab pertanyaan dari peserta didik pada saat proses pembelajaran

4. Saya menggunakan TIK, Internet, Android, dan Komputer untuk mengeksplorasi topik-topik menarik untuk kegiatan pembelajaran

Kebutuhan

Afektif (KA) 1. Saya suka berbicara dengan guru lain tentang TIK, Internet, Android, Komputer, dan aplikasi pembelajaran untuk proses pembelajaran yang saya lakukan

2. Saya suka menunjukkan kepada teman sejawat saya bagaimana menggunakan TIK, Internet, Android, Komputer dan aplikasi pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran yang saya lakukan

(14)

3. Saya menggunakan TIK, Internet, Android, Komputer dan aplikasi pembelajaran untuk dapat meningkatkan kreatifivitas dan efektifitas dalam melakukan proses pembelajaran

4. Saya sangat menikmati proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat TIK, Internet, Android, Komputer dan aplikasi pembelajaran Kebutuhan

Sosial (KS)

1. Saya menggunakan aplikasi TIK seperti email dan media sosial untuk medapatkan umpan balik yang saya butuhkan dari peserta didik saya dan guru lain

2. Saya menggunakan aplikasi TIK seperti email dan media sosial untuk berinteraksi dengan teman sejawat saya 3. Saya menggunakan aplikasi TIK seperti

email dan media sosial untuk bergabung dengan komunitas di luar pengajaran saya

4. Saya menggunakan aplikasi TIK seperti email dan media sosial untuk meningkatkan kemampuan saya dalam berkomunikasi dengan orang lain

Penggunaan

TIK (PTIK) 1. Saya menggunakan mesin pencari internet (misalnya Google, Yahoo, dll) untuk mencari informasi di Internet sebagai bahan pengajaran

2. Saya menggunakan TIK untuk menyajikan materi pembelajaran

3. Saya memberikan tugas ke peserta didik dengan menggunakan TIK

4. Saya membuat rencana pembelajaran menggunakan TIK

5. Saya menggunakan proyektor (infocus) untuk menyajikan materi pembelajarans 6. Saya menggunakan program presentasi (misalnya power point, dll) untuk menyajikan materi pembelajaran.

7. Saya membuat bahan ajar (misalnya video pembelajaran, Quiziz, dll) menggunakan TIK

Dijatuhkan di measurement model (loading < 0,5)

(15)

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1 Pengukuran Model Structural dengan PLS-Bootstrapping

Tahapan berikutnya adalah pengukuran model structural dengan menggunakan analisis PLS-Bootstrapping. Tujuan pengukuran PLS bootstrapping yang dilakukan dalam proses penelitian ini adalah untuk melaporkan tingkat signifikansi jalur setiap konstruk dengan melakukan resampling dan untuk menguji tingkat signifikansi, dengan menggunakan PLS-Bootstrapping, sub-sampel diciptakan dengan pengamatan yang diambil secara acak dari data asli (dengan penggantian). Sub-sampel digunakan untuk mengestimasi model jalur PLS. Proses ini diulang hingga sejumlah besar dari sub-sampel acak telah dibuat. Estimasi dari bootstrap sub-sampel digunakan untuk memperoleh standar error untuk hasil PLS- SEM. Berdasarkan informasi ini, t-values, p-values dan interval keyakinan dihitung untuk menilai signifikan dari hasil PLS-SEM. (Hair et al,.2019:10)

4.3.2 Pengukuran Model Structural dengan PLS-Bootstrapping pada Variabel Uses and Gratification Theory (UGT)

Berdasarkan gambar 4.1 dan tabel 4.7 menginformasikan nilai jalur (β) dan signifikansi (P-Value). Hasilnya menunjukkam bahwa tiga hipotesis yang diusulkan oleh peneliti menghasilkan pengaruh yang signifikan dan didukung pada tabel 4.7.

Pengujian hipotesis yang dihasilkan yaitu pertama (Ha) Kebutuhan Kognitif (KK) ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada proses pembelajaran (PT). Hipotesis yang kedua yaitu (Hb) Kebutuhan Afektif (KA) ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada proses

(16)

pembelajaran (PT) dan hipotesis yang ketiga yaitu (Hc) Kebutuhan Sosial (KS) ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada proses pembelajaran (PT)

Tabel 4.7 Pengaruh Total UGT

Hipotesis Koefisien T satatistik P Values Signifikansi Kebutuhan Affektif ->

Penggunaan Teknologi

0,3785 41,383 0,0000 Ya

Kebutuhan Kognitif -

> Penggunaan Teknologi

0,2967 28,838 0,0039 Ya

Kebutuhan Sosial ->

Penggunaan Teknologi

0,2128 21,753 0,0297 Ya

Berdasarkan tabel 4.7 Path Coefficients di atas maka ditentukan hasil pengujian hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis pertama (Ha): kebutuhan Afektif (KA) -> Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan hasil nilai t statistik adalah 41,383 ≥ 1,96, sehingga disimpulkan terdapat pengaruh signifikan kebutuhan Afektif (KA) terhadap teknologi informasi dan komunikasi.

Hipotesis pertama (Hb): kebutuhan Kognitif (KK) -> Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan hasil nilai t statistik adalah 28,838 ≥ 1,96, sehingga disimpulkan terdapat pengaruh signifikan kebutuhan kognitif (KK) terhadap teknologi informasi dan komunikasi.

(17)

Hipotesis ketiga (Hc): kebutuhan Sosial (KS) -> Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan hasil nilai t statistik adalah 41,383 ≥ 1,96, Sehingga disimpulkan terdapat pengaruh signifikan kebutuhan social (KS) terhadap teknologi informasi dan komunikasi. Lihat gambar berdasarkan hipotesis 4.1.

4.4 Pembahasan Temuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh penggunaan Uses and Gratification Theory (UGT) terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada seluruh guru di 3 sekolah dasar kota Jambi yaitu di SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan 2 pertanyaan penelitian yaitu pertama apakah pendekatan Uses and Gratification Theory (UGT) valid untuk menjelaskan penggunaan TIK oleh Guru pada pembelajaran di Sekolah Dasar?, kedua apakah Uses and Gratification Theory (UGT) berpengaruh terhadap penggunaan TIK oleh guru dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar?

Dari dua pertanyaan penelitian yang sudah di susun, peneliti juga membuat hipotesis sebanyak 3 hipotesis dari 3 variabel yang digunakan untuk mendukung hasil penelitian yang lebih baik, hipotesis itu yaitu : (1) Ha: Kebutuhan Kognitif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengajaran. (2) Hb: Kebutuhan Afektif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengajaran. (3) Hc: Kebutuhan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengajarn.peneliti mendiskusikan pembahasan penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian.

(18)

4.4.1 Apakah Pendekatan Uses and Gratification Theory (UGT) Valid untuk menjelaskan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh Guru pada Pembelajaran di Sekolah Dasar ?

Melalui proses loading factor, 1 pernyataan dijatuhkan. Proses tersebut tidak membuat perubahan yang bisa mempengaruhi validitas dan reabilitas dari keseluruhan survey instrument. Banyak penelitian sebelumnya juga melaporkan proses validitas dan pengujian realibilitas dengan EFA terkait dengan integrasi teknologi dalam penelitian (Aslan & Zhu, 2017; Sommro et al.,2018). Dengan model pengukuran PLS-SEM; 1 item survey dijatuhkan. Nilai alpha, AVE, dan CR Cronbach memuaskan dalam proses ini, menginformasikan skala yang valid dan reliabel. Penelitian sebelumnya dalam teknologi Pendidikan juga menguji validitas dan reabilitas yang menghasilkan instrument yang valid dan reliabel (Sofwan, Muhammad 2021;Camilleri & Falzon 2020; Habibi et al.,2019; Mittal et al., 2020;

Thongsri et al.,2018).

Tabel 4.8 Penelitian Sebelumnya dan penelitian ini dalam pendekatan validitas dan reliabilitas pada intrumen survey

Penulis Pendekatan Validitas dan

Reabilitas

Adaptasi Model yang digunakan

Loksi dan Objek Penelitian

Sofwan, Muhammad

2021

EFA dan Measurement Model

Pada PLS

UGT & UTAUT 829 Guru di Kota Jambi

Camilleri &

Falzon 2020

Measurement model pada PLS

UGT dan TAM 491 Mahasiswa di Eropa Habibi et

al.,2020

EFA dan TPACK Measurement model

pada PLS

TPACK 287 guru

prasekolah di Indonesia

(19)

Mittal et al.,2020 EFA dan UGT Measurement model

pada PLS

UGT 384 Mahasiswa di India

Thongsri et al., 2018

Measurement model pada PLS

UTAUT dan UGT

359 Mahasiswa di China

4.4.2 Apakah Uses and Gratifcation Theory (UGT) Berpengaruh Terhadap Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh Guru Dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar?

Ketiga variabel tersebut berasal dari Uses and Gratification Theory (UGT) yaitu kebutuhan afektif, kebutuhan kognitif dan kebutuhan sosial dan merupakan variable motivasi guru untuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di 3 sekolah dasar kota Jambi yaitu di SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi (tabel 4.9) Ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan dan positif pengggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran di 3 Sekolah dasar kota Jambi.

Perkembangan teknologi yang pesat saat ini menuntut guru untuk lebih mengembangkan keterampilannya terutama dalam bidang teknologi untuk menunjangpembelajarandikelas.MenurutPeraturanMendiknasNomor16Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kualifikasi Guru, guru harus dapat menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Olehkarena itu,setiap guruharusmemiliki keterampilansebanyak mungkin untuk dapat menggunakan TIK secara optimal dalam kegiatan pembelajarannya.

(20)

Kebutuhan afektif dilaporkan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan teknologi informasi dan komuikasi dalam pengajaran. Guru merasa bahwa mereka dapat menggunakan alat untuk memperoleh pengetahuan baru, oleh karena itu sistem harus memiliki berbagai fitur dan mendukung pengajaran kolaboratif untuk merangsang guru sekolah dasar dalam menggunakannya.

Perancangan seharusnya lebih mudah bagi guru untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, dapat dimodifikasi dan berisi dengan nilai-nilai yang baik.

Temuan dalam penelitian ini terkait dengan kebutuhan kognitif menunjukkan bahwa kebutuhan kognitif guru di 3 sekolah dasar kota Jambi yaitu di SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi mempengaruhi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada proses pembelajaran karena guru dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber (seperti Google,Wikipedia,dll). Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan terdapat hubungan signifikan antara kebutuhan kognitif dan niat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam Pendidikan dan pengajaran (Thongsri et al.,2018:47). Artinya kebutuhan kognitif mendorong pengguna untuk mencari informasi dan hal ini melibatkan proses kognitif yang membuat pengguna lebih cenderung menggunakan teknologi karena dianggap berguna.

Mengenai kebutuhan sosial, Kebutuhan sosial dilaporkan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi sangat dipengaruhi oleh kebutuhan sosial dan selaras dengan penelitian sebelumnya yang

(21)

menemukan bahwa kebutuhan sosial mempengaruhi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam Pendidikan (kim dan lee,2020: 1-15). Karena dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi memudahkan seseorang untuk saling berinteraksi dengan tidak ada batas jarak,waktu, maupun biaya dan dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi guru dapat menggunakan aplikasi TIK seperti email dan media sosial untuk berinteraksi dengan teman sejawat maupun dengan komunitas di luar pengajaran guru.

Tabel 4.9 UGT Terhadap Penggunaan TIK pada proses pembelajaran di SD Hipotesis Koefisien T satatistik P Values Keputusan Kebutuhan Affektif ->

Penggunaan TIK dalam pengajaran

0,3785 41,383 0,0000 Diterima

Kebutuhan Kognitif -

> Penggunaan TIK dalam pengajaran

0,2967 28,838 0,0039 Diterima

Kebutuhan Sosial ->

Penggunaan TIK dalam pengajaran

0,2128 21,753 0,0297 Diterima

4.5 Novelty Penelitian

Penelitian ini salah satu penelitian yang sangat bermanfaat bagi peserta didik dan guru sekolah dasar. Pada penelitian ini penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh guru untuk mendukung proses pembelajaran.

(22)

Perkembangan zaman menuntut semua pihak terutama guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk bersaing di era globalisasi. Perkembangan zaman menuntut dan menuntun guru untuk menggunakan dan memahami penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik, agar kegiatan pembelajaran dapat lebih terarah dan maksimal.

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan Uses and Gratification Theory (UGT) untuk melihat motif penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru sekolah dasar. Seperti yang telah dijelaskan pada kerangka teori, pendekatan UGT adalah teori yang berfokus dengan apa yang dilakukan pengguna terhadap media dan motif pengguna menggunakan dan memilih suatu media. Teori ini menyatakan bahwa pengguna media memilih media tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan motivasi. Oleh karena itu, semakin banyak kebutuhan ini terpenuhi, semakin banyak kepuasan yang dihasilkan. Teori ini pada awalnya berfokus pada motif-motif pengguna dan kemudian menganalisis pesan dan sistem sosial (Ruggiero,2000:3-37). Teori uses and gratification bukan lagi melihat pada pengaruh media terhadap pengguna, tetapi apa yang dilakukan pengguna terhadap media (Nurudin,2003:181).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru pada proses pembelajaran.

Terdapat beberapa keunikan atau Novelty pada temuan penelitian ini yaitu:

1. Pendekatan UGT menghasilkan 3 hipotesis yang coba peneliti gambarkan bagaimana pengaruh penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada pembelajaran di 3 Sekolah Dasar di kota Jambi, yaitu di SD N 47/IV Kota Jambi, SD N 66/IV Kota Jambi, dan SD Islam Terpadu Al Azhar Kota Jambi.

(23)

2. Dari 3 hipotesis yang digunakan pada penelitian ini dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara sederhana 3 hipotesis yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan (diterima). Ketiga hipotesis itu adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran (PT) dipengaruhi oleh kebutuhan kognitif (KK), penggunan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran (PT) dipengaruhi oleh kebutuhan afektif (KA), penggunan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran (PT) dipengaruhi oleh kebutuhan sosial (KS).

Hipotesis yang paling berpengaruh yaitu kebutuhan afektif. Guru menggunakan teknologi dipengaruhi oleh kebutuhan afektif seperti menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, internet, android, komputer dan aplikasi pembelajaran untuk dapat meningkatkan kreativitas dan efektivitas dalam melakukan proses pembelajaran.

3. Secara umum, penelitian ini pertama kali diteliti atau dilakukan di Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Jambi pada jenjang S1 dengan menggunakan pendekatan UGT untuk melihat pengaruh penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran di sekolah dasar

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul : “KEHIDUPAN MUSIK PATROL DI JEMBER TAHUN 1987-1997” adalah benar-benar hasil kerja sendiri, kecuali jika

Pada Pasal 48-51 KUHP ini didalamnya menyangkut alasan pemaaf dan alasan penghapus pidana antara lain mengenai, daya paksa (overmacht), pembelaan terpaksa

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tekstur sedimen, kandungan bahan organik dan kelimpahan makrozoobentos.Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pada perusahaan perata laba, simpulan yang bisa diambil adalah: (1) Net earnings berpengaruh positif signifikan terhadap return saham perusahaan perata laba karena pada

Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas. Muhammadiyah Jakarta, Jakarta tahun

Berdasararkan pada Tabel 1, terdapat perbedaan bobot badan saat lahir dan bobot badan umur 30 hari antara anak kambing Nubian jantan dan betina.. Sedangkan bobot

[r]

[r]