• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 2 Nomor 2 Oktober 2013 ISSN 2302-4976

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Volume 2 Nomor 2 Oktober 2013 ISSN 2302-4976"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL FONDASI VOLUME 2 NOMOR 2 HALAMAN 92-190 EDISI OKTOBER 2013 ISSN 2302-4976

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jalan Jenderal Sudirman Km 3

Cilegon-Banten

(2)

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

PELINDUNG

Kurnia Nugraha,ST.,MT (Dekan Fakultas Teknik Untirta) PENANGGUNG JAWAB

M Fakhruriza Pradana,ST.,MT (Ketua Jurusan Teknik Sipil) PEMIMPIN REDAKSI

Soelarso,ST.,M.Eng PENYUNTING Restu Wigati,ST.,M.Eng Zulmahdi Darwis,ST.,M.Eng Ir.Andi Maddeppungeng.,MT M Fakhruriza Pradana,ST.,MT

Rama Indera Kusuma,ST.,MT MITRA BESTARI

Prof.Dr.Ir.Rahman Abdullah.,M.Sc (Untirta) ALAMAT REDAKSI

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend Sudirman km 3 Cilegon, Banten 42435

Email : jurnalfondasi@ft-untirta.ac.id Website : http:/jurnalfondasi.ft-untirta.ac.id

(3)

Pada Jurnal Fondasi Volume 2 Nomor 2 ini terdiri dari sepuluh (10) artikel yang terdiri atas berbagai bidang keahlian yaitu Ilmu Bahan, Transportasi, Geoteknik, Manajemen dan Lingkungan. Tiga artikel berasal dari Universitas Serang Raya (Unsera) dan 7 artikel berasal dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Perkembangan artikel yang masuk ke meja redaksi Jurnal Pondasi semakin meningkat setiap tahunnya. Tercatat pada penerbitan tahun pertama, Jurnal Pondasi hanya diisi oleh artikel dari dosen-dosen internal di Jurusan Teknik Sipil untirta. Namun seiring waktu pada tahun kedua, artikel yang masuk sudah bisa mengakomodir tulisan dari universitas lain. Harapannya pada tahun-tahun berikutnya Jurnal Fondasi dapat di isi lebih banyak lagi artikel-artikel dari berbagai universitas yang ada di Indonesia.

Semoga jurnal ini dapat membawa manfaat bagi perkembangan keilmuan Teknik Sipil di Banten khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Pemimpin Readaksi

Soelarso,ST.,M.Eng

(4)

PENGARUH VARIAN SUHU AIR CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN KARAKTERISTIK BETON

Daryadi Harahap, Bambang Hariyanto

92 – 98

ANALISA TERHADAP KUALITAS AIR PERMUKAAN PADA SUNGAI CIBANTEN DI SEKITAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG

Anis Masyruroh, Erry Karyadi

99 – 110

ANALISA KINERJA SIMPANG BERSINYAL KEBON JAHE SERANG BANTEN

Arief Budiman, Intan Mardiana 111 – 121

ANALISA TERHADAP UPAYA MENINGKATKAN KINERJA JALAN MUH TOHA KOTA TANGERANG SECARA JANGKA PENDEK

Arief Budiman, Woro Willi Iswatin

122 – 131

EVALUASI PARKIR DI BADAN JALAN/ON STREET PARKIN (STUDI KASUS RUAS JL JENDERAL AHMAD YANI-CILEGON)

M Fakhruriza Pradana, Rindu Twidi Bethary, Dede Nurhaesih

132 – 141

PERENCANAAN KEMBALI PERKERASAN JALAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2003 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS RUAS JALAN MAJA- CITERAS)

M Fakhruriza Pradana, Rindu Twidi Bethary, Tita Indriyani Enggalita

142 – 150

STUDI PENGARUH KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP COST OVERRUNS PROYEK

Andi Maddeppungang, Rindu Twidi B, Diah Hardianti Wibowo

151 – 158

KAJIAN ANALISIS PONDASI PANCANG UNTUK MESIN MIXING DRUM MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS (AREA SINTER PLANT KARAKATAU POSCO)

Enden Mina, Rama Indera Kusuma, Deden Setiawan

159 – 168

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN FLY ASH TERHADAP NILAI CBR

Rama Indera Kusuma, Enden Mina, Achmad Fauzi Irhamna

169 – 181

RELEVANSI KUALIFIKASI KONTRAKTOR BIDANG TEKNIK SIPIL TERHADAP KUALITAS PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI BANTEN

Dessy Triana, Wahyu Oktri Widyarto

182 – 190

(5)

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 92

PENGARUH VARIAN SUHU AIR CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN KARAKTERISTIK BETON

Daryadi Harahap1), Bambang Hariyanto2)

1) 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Jl. Raya Serang Cilegon. Taman Derangon Serang

E-mail : yadhi.unsri@yahoo.co.id ABSTRAK

Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan dalam struktur bangunan modern.

Beton diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, agregat.Air sebagai bahan pencampur semen berperan sebagai bahan perekat, sehinnga penambahan air dalam pembuatan spesi beton merupakan unsur yang sangat penting. Peranan air sebagai bahan perekat terjadi melalui reaksi hidrasi, yaitu semen dan air akan membentuk pasta semen dan mengikat fragmen-fragmen agregat.Penelitian ini membahas Pengaruh Suhu Air Campuran Beton Terhadap Kuat Tekan Karakteristik Beton dengan suhu pencampuran air 0o, 10o, 25o, 40o, 75o. Kuat tekan beton didapat sesuai parameter yang diinginkan maka suhu air campuran beton harus diusahakan bersuhu ruang atau lebih rendah dari suhu ruang.

Kata kunci : Beton, Air, Kuat Tekan.

ABSTRACT

Concrete is one of material construction that mostly used in modern construction building. Concrete is taken by mixing Portland cement, water, and aggregate. Water as a material mixer of cement has role as glue so that adding water in making specie concrete is the important element. The role of water as glue happened through hydric reaction; concrete and water create concrete paste and string fragments of aggregate. This research explained about The Effects of Temperature Variant of Mixed Water Concrete towards Strong Pressure of Concrete Characteristicsin 0o, 10o, 25o, 40o, and 75omixed water temperature. Strong pressure concrete is taken based on parameter that we want so that degree of mixed water concrete must have room temperature or more than it.

Keyword : Concrete, Water, Strong Pressure 1. PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan dalam struktur bangunan modern. Beton diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, agregat. Beton banyak dipergunakan karena keunggulan - keunggulannya, antara lain karena kuat tekan beton tinggi, mudah dalam perawatan, mudah dalam pembentukan serta mudah mendapatkan bahan penyusunan. Campuran bahan - bahan yang membentuk beton harus ditetapkan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis.

Sifat yang paling penting dari beton adalah sifat mekaniknya yaitu sifat seperti air dengan suhu dilapangan yang berbeda-beda.

Penelitian ini membahas Pengaruh Suhu Air Campuran Beton Terhadap Kuat Tekan Karakteristik Beton dengan suhu pencampuran air 0o, 10o, 25o, 40o, 75o.

b. Rumusan Masalah

1) Pembangunan perumahan menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan meningkat hal ini karena dalam pembangunan tersebut membutuhkan bahan-bahan bangunan berupa batu, kerikil, pasir, tanah lempung, kapur, semen dan lain-lain. Seperti air dengan suhu dilapangan yang berbeda-beda.

2) Penelitian ini membahas Pengaruh Suhu Air Campuran Beton Terhadap Kuat Tekan Karakteristik Beton dengan suhu pencampuran air 0o, 10o, 25o, 40o, 75o. 2. TINJAUAN PUSTAKA

a. Beton

Beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yaitu semen, pasir, kerikil dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan. Kumpulan material tersebut terdiri dari agregat yang halus dan kasar. Semen dan air berinteraksi secara

(6)

93 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kimiawi untuk mengikat partikel-partikel

agregat tersebut menjadi suatu massa padat.

Pada umumnya beton terdiri dari ± 15 % semen, ± 8 % air, ± 3 % udara, selebihnya pasir dan kerikil. Campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat yang berbeda- beda, tergantung pada cara pembuatannya.

Perbandingan campuran, cara pencampuran, cara mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, dan sebagainya akan mempengaruhi sifat-sifat beton.

Dalam keadaan yang mengeras, beton bagaikan batu karang dengan kekuatan tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat diberi bermacam bentuk, sehingga dapat digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan dekoratif.

Beton juga akan memberikan hasil akhir yang bagus jika pengolahan akhir dilakukan dengan cara khusus umpamanya diekspose agregatnya (agregat yang mempunyai bentuk yang bertekstur seni tinggi diletakkan di bagian luar, sehingga nampak jelas pada permukaan betonnya)

b. Kuat Tekan

Kuat tekan beton mengidentifikasi mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan.

Kekuatan beton dinotasikan sebagai berikut : f ' c = Kekuatan tekan beton yang

disyaratkan (Mpa).

fck = Kekuatan tekan beton yang didapatkan dari hasil uji coba kubus 150 mm atau dari silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm (MPa).

fc = Kekuatan tarik dari hasil uji belah silinder beton (MPa).

f ' cr = Kekuatan tekan beton rata-rata yang dibutuhkan, sebagai dasar pemilihan perancangan campuran beton. S = Deviasi standar (s) (MPa).

Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan suatu kuat tekan rata-rata yang disyaratkan. Pada tahap pelaksanaan konstruksi, beton yang telah dirancang campurannya harus diproduksi sedemikian rupa sehingga memperkecil frekuensi terjadinya beton dengan kuat tekan yang lebih rendah dari f'c seperti yang telah disyaratkan. Kriteria penerima beton tersebut harus pula sesuai dengan standar yang berlaku. Menurut

Standar Nasional Indonesia, kuat tekan harus memenuhi 0,85 f ' c untuk kuat tekan rata- rata dua silinder dan memenuhi f ' c +0,82 s untuk rata empat buah benda uji yang berpasangan. Jika tidak memenuhi, maka di uji mengikuti ketentuan selanjutnyaSerangan garam sulfat pada beton akan menyebabkan proses kerusakan dan korosi pada beton. Hal ini disebabkan oleh k e b e r a d a a n g a r a m 3. METODOLOGI PENELITIAN a. Umum

Penelitian yang dilakukan adalah study laboratorium tentang beton dengan variasi suhu air campuran beton.

Pembuatan benda uji berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Sebagai metode perancangan campuran beton yang digunakan sebagai dasar perhitungan campuran beton pada penelitian ini adalah metode ACI b. Bahan - bahan Penelitian

Bahan -bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 ) P a s i r

Digunakan pasir yang memenuhi syarat gradasi maupun syarat-syarat lain yang telah ditentukan

2 ) K e r i k i l

Digunakan kerikil yang memenuhi syarat gradasi maupun syarat-syarat lain yang telah ditentukan.

3 ) S e m e n

Semen yang akan digunakan adalah semen Portland tipe I produksi 4 ) Air

Air yang akan digunakan diambil dari Laboratorium dan Variasi suhu dengan menggunakan pemanasan dengan oven maupun pendinginan dengan menggunakan es.

c. Peralatan penelitian

Untuk kelancaran penelitian ini diperlukan beberapa peralatan penelitian yang akan digunakan sebagai sarana mencapai maksud dan tujuan penelitian. Adapun alat-alat yang akan digunakan adalah sebagai berikut : 1) A yak an

Untuk mengetahui gradasi agregat kasar maupun halus

2) Mesi n u ji tek an

Mesin uji tekan digunakan untuk mengetahui kuat tekan silinder beton

(7)

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 94 3) Tim ban ga n

Timbangan merk Fa Gani dengan kapasitas 500 kg, digunakan untuk menimbang bahan susun campuran adukan beton (semen, pasir dan kerikil).

Timbangan halus merk O'House kapasitas 20 kg dan 5kg digunakan untuk menimbang batu pecah dan pasir ketika melakukan uji berat jenis, berat dan Kaliper mistar dari logam digunakan untuk mengukur dimensi cetakan model, sedangkan kaliper untuk mengukur diameter benda uji.

4) Cetok dan Talam Baja

Cetok digunakan untuk memasukkan adukan kedalam cetakan. Talam Baja digunakan sebagai penampung sementara adukan beton yang dikeluarkan dari mesin pengaduk/molen sebelum dimasukkan kedalam cetakan benda uji.

5) Mesin Pengaduk Beton (Molen) Mesin pengaduk beton digunakan untuk mengaduk bahan penyusun beton sehingga diperoleh campuran adukan beton yang homogen.

6) Tongkat P enum buk

Tongkat penumbuk digunakan untuk memadatkan adukan beton didalam cetakan benda uji

7) Therm om eter

Termometer berfungsi untuk mengukur suhu air

8) Kerucut Abrams

Kerucut Abrams digunakan untuk alat uji slump beton dilengkapi dengan alat penumbuk dari besi dengan panjang 60 cm dan diameter 16 mm.

9) Cetakan benda uji

Cetakan benda uji berupa silinder baja dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.

d. Prosedur Penelitian

Untuk menghasilkan suatu mutu beton yang sesuai dengan tujuan penelitian, dalam pelaksanaan pembuatan harus melalui tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan ini dibuat berdasarkan pada urutan pelaksanaan penelitian sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian yang dimulai dari pengujian bahan campuran sampai dengan pengujian benda yang akan diuji, adapun pentahapan yang akan

dilaksanakan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Alur Kerja Penelitian e. Pembuatan campuran beton

Pembuatan campuran beton dalam penelitian ini berpedoman pada SKSNI T- 28- 1991-03 tentang tata cara pengadukan dan pengecoran beton. Cara pembuatan campuran beton dimulai dari persiapan bahan dan alat. Terlebih dahulu pasir dan kerikil yang akan dipakai dicuci dari segala kotoran dan lumpur kemudian diangin- anginkan agar diperoleh keadaan jenuh permukaan,

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hal-hal yang dibahas dalam bab ini memuat hasil-hasil penelitian dan pembahasan terhadap pengaruh varian suhu

Semen Pasir Agre Air

gat

Pencampuran

Pengadukan

Analisis Data Pencetakan

Pengeringan

Pengujian Beton

Hasil / Laporan Akhir

(8)

95 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa air campuran beton terhadap kuat tekan

karakteristik beton.

Hasil penelitian diperoleh dari pengujian yang dilakukan pembuatan benda uji dan uji kuat tekan dilaksanakan di Laboratorium Teknik, Fakultas Tehnik Sipil Untirta, Cilegon, Banten.

G a m b a r 2 . A n a l i s a S a r i n g a n

G a m b a r 2 . P e n g u k u r a n S u h u

G a m b a r 3 . T e s t K u a t T e k a n Pada penelitian ini diperoleh data asli hasil test kuat tekan beton yang dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Untirta Cilegon, Banten sebagaimana terlihat pada data-data hasil uji tekan beton dan Gambar grafik atau kurva hasil uji tekan beton tersebut.

Mix disain dari material yang digunakan untuk mutu beton K225 :

1. Kuat tekan yang direncanakan(f’c)

= 19,13 Mpa 2. Nilai tambah

= 12 Mpa

3. Kuat tekan rata – rata(f’cr = f’c + m)=

19,13 + 12 = 31,13 Mpa 4. Jenis semen yang digunakan

= Type I

5. Agregat halus yang digunakan

= Pasir

6. Agregat kasar yang digunakan

= Split

7. Faktor air semen(sesuai grafik 9.1)

= 0,56 8. Slump

= 60 – 180mm

9. Ukuran agregat maksimum (D.max)

= D20/20 mm 10. Kadar air bebas (0º C)

Dari tabel 9.2 (dengan slump 60–180 mm dan D.max 20 mm), di dapat : Wh = 195, Wk = 225

Maka kadar air bebas (

= = 205 kg/m3 11. Jumlah semen (kadar air bebas/FAS)

= 205 / 0,56 = 366 kg/m3 12. Jumlah semen maksimum

= diabaikan

13. Susunan butir agregat halus(MHB)

= gradasi II 14. Susunan butir agrerat kasar

= D20

15. Persentase pasir

Dari grafik 9.2 (dengan D.max 20 mm, slump 60 – 180 mm, FAS 0,56, dan MHB gradasi II, didapat : Kadar agregat total 58%

16. Bj vol. alami kasar (dari hasil percobaan)

= 2,56

17. Bj vol. alami halus(dari hasil percobaan)

= 2,30

(9)

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 96 Tabel 1. Hasil Pengujian

Variasi Suhu

oC

Umur Beton (Hari)

Tanggal Buat Tanggal Uji Berat (kg) Tekanan

(kN) Rata-rata

Kuat Tekan (Mpa)

Parameter Tekanan

(kN)

0o

7

27/07/2013 3/8/2013 10.743 112.5

110 6.23 236.46

27/07/2013 3/8/2013 10.627 105

27/07/2013 3/8/2013 10.720 112.5

14

20/08/2013 3/9/2013 10.902 202.5

251.25 14.23 297.3

20/08/2013 3/9/2013 10.820 300

20/08/2013 3/9/2013 10.884 251.25

28

28/07/2013 25/08/2013 11.000 330

385 21.80 337.8

28/07/2013 25/08/2013 10.987 480 28/07/2013 25/08/2013 11.884 345

10o

7

27/07/2013 3/8/2013 10.910 175

185 10.47 236.46

27/07/2013 3/8/2013 10.690

200.00

27/07/2013 3/8/2013 10.780 180

14

20/08/2013 3/9/2013 10.764 225

233.3333 13.21 297.3

20/08/2013 3/9/2013 10.850 225

20/08/2013 3/9/2013 10.999 250

28

2/8/2013 30/08/2013 11.124 350

358.3333 20.29 337.8

2/8/2013 30/08/2013 11.010 350

2/8/2013 30/08/2013 11.167 375

25o

7

27/07/2013 3/8/2013 10.580 100

113.3333 6.42 236.46

27/07/2013 3/8/2013 10.700 140

27/07/2013 3/8/2013 10.566 100

14

21/08/2013 4/9/2013 10.900 175

173.3333 9.81 297.3

21/08/2013 4/9/2013 10.765 165

21/08/2013 4/9/2013 11.015 180

28

2/8/2013 30/08/2013 11.098 350

346.6667 19.63 337.8

2/8/2013 30/08/2013 11.065 330

2/8/2013 30/08/2013 11.045 360

40o

7

28/07/2013 4/8/2013 10.950 135

140 7.93 236.46

28/07/2013 4/8/2013 10.998 135

28/07/2013 4/8/2013 10.940 150

14

21/08/2013 4/9/2013 10.980 210

217.5 12.31 297.3

21/08/2013 4/9/2013 10.950 217.5

21/08/2013 4/9/2013 10.967 225

28

2/8/2013 30/08/2013 11.143 375

317.5 17.98 337.8

2/8/2013 30/08/2013 11.043 285

2/8/2013 30/08/2013 11.057 292.5

75o

7

28/07/2013 4/8/2013 10.880 135

147.5 8.35 236.46

28/07/2013 4/8/2013 10.980 142.5

28/07/2013 4/8/2013 10.865 165

14

21/08/2013 4/9/2013 11.045 240

295 16.70 297.3

21/08/2013 4/9/2013 11.160 300

21/08/2013 4/9/2013 11.042 345

28

20/08/2013 17/09/2013 11.082 330

317.5 17.98 337.8

20/08/2013 17/09/2013 10.937 300 20/08/2013 17/09/2013 10.943 322.5

(10)

97 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa T a b e l 2 . P e n g u j i a n T e k a n B e t o n

Umur

(Hari) %

Tekanan

(kN) Mpa

3 46 155.4 8.80

7 70 236.5 13.39

14 88 297.3 16.83

21 96 324.3 18.36

28 100 337.8 19.13

Luas 17662.5 mm2

Kuat

Tekan 225 19.125 Mpa

Tekanan 337.80 kN

T a b e l 3 . H a s i l P e n g u j i a n T e k a n B e r d a s a r P a d a S u h u P e n c a m p u r a n

B e t o n

T a b e l 4 . H a s i l U n t u k U m u r B e n d a U j i

U m u r B e t o n

0 1 0 2 5 4 0 7 5

7 1 1 0 1 8 5 1 1 3 , 3 3

1 4 0 1 4 7 , 5 1 4 2 5 1 , 2

5

2 3 3 , 3 1 7 3 , 3 3

2 1 7 , 5

2 9 5 2 8 3 8 5 3 5 8 , 3 3 4 6 , 6

7

3 1 7 , 5

3 1 7 , 5 S u m b e r : H a s i l P e n e l i t i a n

Gambar 4. Hubungan Umur Dan Kuat Tekan Beton

Dari kurva hasil pengujian beton varian suhu air diatas terlihat bahwa kuat tekan beton

benda uji yang didapat pada suhu air campuran beton diatas suhu kamar yaitu 40⁰ dan 75⁰ celcius dibawah parameter yang diinginkan.

Sedangkan kuat tekan pada suhu air campuran dibawah suhu ruang yaitu 25⁰,10⁰ dan 0⁰ celcius didapatkan kuat tekan diatas parameter yang diinginkan.

Jadi untuk mendapatkan kuat tekan beton sesuai atau diatas parameter yang diinginkan maka suhu air campuran beton harus diusahakan bersuhu ruang atau lebih rendah dari suhu ruang.

5. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh suhu air dan kuat tekan pada beton akan membawa dampak perubahan kuat tekan dan beberapa sifat struktural lainnya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Bertambahnya suhu pada beton menyebabkan penurunan pada kuat tekan, kuat tekan menunjukkan penurunan yang relative kecil dengan suhu normal.

2. Kuat tekan beton menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu campuran mengakibatkan turunnya kuat tekan beton, hal ini disebabkan karena ikatan semen dan agregat mengalami retakan halus atau retak rambut dikarenakan suhu hidrasi yang tinggi pada waktu setting time awal pada beton. Pada air bersuhu normal atau suhu ruang untuk campuran beton, panas yang dicapai beton akibat hidrasi setelah waktu setting time kedua atau setelah dua jam semen,air dan aggregate bercampur sekitar 75o Celcius, apalagi bila air campuran beton diatas suhu ruang atau lebih panas maka suhu beton akibat hidrasi akan semakin tinggi diatas 75o Celcius yang mengakibatkan penurunan kuat tekan beton dikarenakan banyaknya retakan halus pada beton akibat panas hidrasi beton yang tinggi.

b. Saran

Saran yang dapat disampaikan

Suhu OC Hari

7 14 28

0o 110 251.25 385

10o 185.0 233.3 358.3

25o 113.333 173.333 346.667

40o 140 217.5 317.5

75o 147.5 295 317.5

(11)

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 98 berkaitan dengan penelitian “Pengaruh

Varian Suhu Air Campuran Beton Terhadap Kua Tekan Karakteristik Beton” ini adalah:

1. Pembuatan dan perawatan benda uji yang teliti dan seksama sehingga diperoleh benda uji sesuai dengan rencana.

2. Alat yang digunakan sangat mempengaruhi data yang diperoleh untuk digunakan sebagai perhitungan sehingga pada saat pengujian.

3. Pada pembacaan dial saat pengujian dianjurkan lebih teliti dan cermat karena akan berpengaruh pada keakuratan hasil- hasil yang dicapai.

4. Dalam pekerjaan pembuatan beton dilapangan sangat diusahakan untuk menggunakan air yang bersuhu ruang atau lebih dingin untuk mendapatkan kuat tekan yang telah direncanakan pada saat mendisain campuran adukan beton.

6. DAFTAR PUSTAKA

Al - Moudi, OSB, Attack on Plain and Blen de d C e me nt E xpos ed t o Aggresive Sulfate Environment, Cement and Concrete Composite 24 (2002) 305 - 316, Elsivier Science Ltd, USA

Bing T., and Cohen MD., Expansion of Alite Paste Coused by Gypsum Formation During Sulfate Attack, Journal of Materials in Civil Engineering , February, 2000, Vol. 12 No.1, ISSN 0899-1561 CODEN : JM CEE7.

Cohen,MD., and Mather, B.,(1991), Sulfate attack on concrete research needs, ACI Mater.J., 88(1).

Hernandez, MJF., Use Waste of The Sugar Industry as Pozzolana in Lime – Pozzolana Binders : Study of The Reaction, Cement and Concrete Research, August 4, 1998, Vol.28, No.11, pp. 1525 – 1536, Elsevier Science Ltd, USA

Hugot,E., Handbook of Cane Sugar Engineering, Elsevier Science Publishing Company Inc., New York, 1986

Kilinckale,F.M., The Effect of MgSO4 and HCl Solutions on The Strength and Durability of Pozzolan Cement Mortars,

Cement and Concrete Research, September 23, 1997, Vol. 27, No. 12.

pp. 1911 – 1918, Elsevier Science Ltd, USA

Lembaga P enelitian ITB, Kursus Pelatihan Mitigasi Bahaya Gempa, Teknologi Beton, Lemlit ITB, Bandung, 1997

Mindess, S and Young, JF. , Concrete , Prentice Hall , Inc , New Yersey, 1981 Neville, A.M., Properties of Concrete, Fourth

Edition, Longman Group Limited, London, 1995

Satyarno,I, Konstruksi Beton Pada Lingkungan Agresif, PAU Ilmu Teknik, Universitas Gajah Mada , Yogyakarta, 2000.

Singh, NB, Hydration of Baggase Ash – blended Portland Cement, Cement and Concrete Research 30 (2000) 1485 - 1488, June, 2000

Zhang, M.H and Malholtra, M.V., High P e r f o r m a n c e C o n c r e t e Incorporating Rice Husk Ash as a S u p p l e m e n t a r y C e m e n t i n g Material, ACI Material Journal, November – December,1996

(12)

99 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ANALISA TERHADAP KUALITAS AIR PERMUKAAN PADA SUNGAI CIBANTEN DI SEKITAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG

Anis Masyruroh, Erry Karyadi

1) 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Jl. Raya Serang Cilegon. Taman Derangon Serang

E-mail : anismasyruroh@gmail.com ABSTRAK

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya (PP 82 th 2001). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan terhadap kualitas air permukaan Sungai Cibanten yang diakibatkan oleh masuknya buangan hasil olahan air limbah Rumah Sakit Umum Serang. Penelitian ini merupakan penelitian evaluative yang membandingkan data kualitas air sungai saat sebelum masuknya buangan hasil olahan air limbah (up stream), bagian tengah air sungai, dengan saat setelah masuknya buangan hasil olahan air limbah Rumah Sakit Umum Serang (down stream). Penelitian ini dilakukan dengan mengamati secara fisik (Survey) dan menganalisa secara kimia (laboratorium) baik terhadap parameter air limbah Rumah Sakit (outlet), juga terhadap parameter air permukaan Sungai Cibanten. Hasil pengamatan dan analisis tersebut kemudian dievaluasi menggunakan standar kualitas air limbah Rumah Sakit yaitu KepMen LH No. 58 th 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit, dan standar kualitas air permukaan yaitu PP No. 82 th 2001 tentang Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas air limbah Rumah Sakit Umum Serang pada bulan Mei dan Juni 2013 masih terdapat parameter yang melebihi baku mutu air limbah Rumah Sakit untuk parameter ammoniak bebas (NH3-N) yaitu 0,3 mg/l dan 2,74 mg/l (baku mutu 0,1 mg/l). Sedangkan hasil pengukuran terhadap kualitas air Sungai Cibanten pada Bulan Juni 2013 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Terdapat parameter yang melebihi baku mutu menurut PP No. 82/2001 yaitu parameter Oksigen terlarut (DO) dan BOD. Namun berdasarkan prosentase kenaikan kadar parameter dari Up stream ke Down stream, maka parameter Oksigen terlarut (DO) mengalami kenaikan (101,563%) dibandingkan parameter BOD hanya 84,211%.

Kata kunci : Pencemaran air, up stream, down stream, baku mutu

ABSTRACT

Water pollution is entry or the inclusion of living, matter, energy, and/ or other components into the water by human activity, so the quality of the water drops to a certain level which causes the water can not function as intended (PP 82/2001 on Water Quality and Pollution Control). The study aims to determine the magnitude of the increase of the surface water quality Cibanten own ends caused by the inclusion of the results of the sewer Serang Hospital.This study is an evaluative study comparing water quality data stream before the entry of processed waste water effluent (up stream), the center of the river, and the time after the entry of the processed waste water discharges (down stream). The research was carried out by observing the physical (survey) and chemically analyzed (laboratory) both to the RS waste water parameters outlet, also on the river surface water parameters Cibanten. Observations and analyzed are then evaluated using waste water quality standard ie KepMen LH 58/1995 on waste water quality standards for hospital activity, and surface water quality standards ie PP 82/2001 on water quality and pollution control. Based on the results of measurements of the quality of Hospital waste water in May and June 2013 there are parameters that exceed water quality standard for the waste parameter free Ammonia (NH3-N) is 0,3 mg/l and 2,74 mg/l (standard quality 0,1 mg/l). While the results of water quality measurements Cibanten in June 2013 can be concluded as follows : there is a parameters that exceed the quality standard in a accordance with regulation PP 82/2001 that the parameters of Dissolved Oxygen (DO) and BOD. However, based on the percentage increase in levels of the parameters of up stream to down stream then the parameters of Dissolved Oxygen (DO) increased (101,563%) compared to only 84,211% BOD.

Key words : water pollution, up stream, down stream, quality standards,

(13)

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 100 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada Umumnya Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup, seperti kehidupan manusia, hewan dan tanaman.

Kebutuhan air bersih diperoleh dari sumber air permukaan salah satunya adalah sungai.Sungai memiliki potensi tinggi tercemar oleh limbah baik domestik maupun non domestik.Kondisi ini penting diperhatikan karena sungai menjadi sumber kegiatan bagi penduduk sekitarnya, seperti sungai Cibanten.Sungai Cibanten pun merupakan badan air sebagai penerima hasil olahan air limbah Rumah Sakit Umum Serang.

Makin disadari bahwa kegiatan rumah sakit (RS) yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, tapi juga mungkin dampak negatif berupa cemaran akibat proses kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar. Selain itu, limbah cair, limbah padat dan limbah gas yang dihasilkan RS dapat pula menjadi media penyebaran gangguan atau penyakit, berupa pencemaran udara, pencemaran air, tanah, pencemaran makanan dan minuman.

Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya serta mengandung mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan penyakit (Said, 2003). Pengelolaan limbah RS yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dan pencemaran terhadap lingkungan. Tentu saja RS sebagai institusi yang tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terlepas dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang dihasilkan.

Mengingat limbah yang dihasilkan dan dampak pengelolaan limbah akan terlihat langsung oleh semua pihak yang berkepentingan dan mempengaruhi citra pelayanan umum itu sendiri. Maka diperlukan perhatian dalam menyelenggarakan pengelolaan limbah terutama pada limbah cair, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja institusi pelayanan kesehatan secara prima.Karena masalah lingkungan telah menjadi perhatian dunia international

terutama dalam pengelolaan limbah dimana faktor kesehatan lingkungan dapat menjadi andil dalam timbulnya kejadian infeksi silang/nosokomial. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan awak RS maupun orang lain yang berada di lingkungan RS dan sekitarnya, Pemerintah (Depkes) telah menyiapkan perangkat lunak berupaperaturan, pedoman dan kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan RS, termasuk pengelolaan limbah RS.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang, sebagai salah satu rumah sakit rujukan yang ada di wilayah Provinsi Banten, dan telah memiliki sarana IPAL yang cukup memadai, namun hasil olahan air limbah tersebut dibuang ke badan air maka perlu adanya dilakukan pemantauan terhadap kualitas air permukaan sungai Cibanten.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, mengingat pentingnya efektivitas IPAL di rumah sakit yang dapat menjamin proses IPAL yang optimal, sehingga penulis tertarik untuk meneliti terhadap kualitas air permukaan pada sungai yang berada di sekitar Rumah Sakit Umum Daerah Serang yaitu Sungai Cibanten.

C. Batasan Masalah

Melihat latar belakang diatas maka penulis memberikan batasan-batasan pada : 1) Pengujian Kualitas air permukaan Sungai

Cibanten up stream yaitu sekitar 50 meter dari bagian tengah ke arah hulu sungai.

2) Pengujian Kualitas air permukaan Sungai Cibanten pada bagian tengah antara up stream dan down stream.

3) Pengujian Kualitas air permukaan Sungai Cibanten down stream yaitu sekitar 50 meter dari bagian tengah ke arah hilir sungai.

4) Pengujian Kualitas air limbah Rumah Sakit Umum Daerah Serang.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penulisan ini adalah :

1) Bagaimana perilaku penduduk di sekitar Sungai Cibanten dalam pemanfaatan air sungai tersebut?

2) Apakah air limbah Rumah Sakit Umum Daerah Serang yang masuk ke dalam perairan Sungai Cibanten menimbulkan

(14)

101 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa perubahan kualitas air sungai secara

kimia?

3) Seberapa besar kontribusi air limbah Rumah Sakit Umum Daerah Serang terhadap kualitas air Sungai Cibanten?

E. Maksud dan Tujuan Penulisan 1) Maksud Penulisan

Maksud dalam penulisan ini adalah : a) Penulis dapat melakukan pengujian

terhadap kualitas air permukaan Sungai Cibanten.

b) Dapat melakukan evaluasi terhadap kualitas air limbah Rumah Sakit sebelum di buang ke badan air Sungai Cibanten.

2) Tujuan Penulisan

Sedangkan tujuan dari penulisan ini adalah :

a) Mengetahui gambaran evaluasi sistem pengolahan air limbah di IPAL RSUD Serang.

b) Mengetahui beban cemaran yang dihasilkan IPAL RSUD Serang.

c) Mengetahui dampak dari kualitas IPAL RSUD Serang terhadap air sungai Cibanten.

2. TINJAUAN PUSTAKA a. Limbah Rumah Sakit 1) Definisi Limbah

Limbah adalah bagian dari hasil produksi yang pada umumnya dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang kurang baik, namun jika limbah tersebut dapat dimanfaatkan atau didaur ulang kembali menjadi produk yang sejenis atau jenis produk lainnya maka akan mempunyai nilai tambah (added value) yang sangat menguntungkan.

2) Kebijakan

Beberapa peraturan yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan rumah sakit dan pengendalian pencemaran air antara lain diatur dalam :

a) Permenkes 1204/Menkes/PerXI/2004, mengatur tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan rumah sakit b) Kepmen KLH 58/1995, mengatur

tentang Baku Mutu limbah Cair Bagi Kegiatan rumah sakit

c) Kepmen LH No. 37/2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan

d) Kepmen LH No. 111/2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air

e) PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

3) Tujuan Pengelolaan Limbah

Tujuan pengelolaan limbah di rumah sakit adalah:

a) Mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah maupun udara.

b) Mencegah terjadinya gangguan kesehatan karena sebagai tempat berkembangbiaknya lalat, nyamuk dan kecoa.

c) Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit

d) Menjamin bahwa limbah yang dihasilkan Rumah Sakit sudah tidak berbahaya karena dapat menimbulkan infeksi nosokomial yang membahayakan baik pasien, petugas Rumah Sakit maupun masyarakat sekitar.

b. Limbah Cair Rumah Sakit

Limbah cair Rumah Sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan Rumah Sakit, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme bahan beracun dan radio aktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2006).

1) Sumber Limbah Cair Rumah Sakit Sumber limbah cair Rumah Sakit merupakan hasil dari semua kegiatan (unit) pelayanan yang dilakukan di Rumah Sakit.

Unit-unit tersebut adalah : a) Ruang rawat inap b) Poliklinik

c) Ruang tindakan medis d) Laboratorium klinik

e) Laboratorium Patologi Anatomi f) Radiologi/CT-Scan

g) Administrasi h) Musholla i) Rumah tangga j) WC Umum k) Dapur l) Laundry

m) Pemeliharaan sarana n) Forensik, dll

(15)

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 102 2) Karakteristik Limbah Cair Rumah Sakit

Karakteristik limbah cair Rumah Sakit yaitu :

a) Sifat Fisik 1) Suhu 2) Warna 3) Bau

4) Zat Padat Tersuspensi 5) Zat Padat Terlarut b) Sifat Kimia

c) Sifat Bakteriologis

3) Karakteristik Air Limbah yang Biasanya Diukur

Karakteristik air limbah yang biasanya diukur antara lain temperature, pH, alkalinitas, padatan-padatan, kebutuhan oksigen, nitrogen dan fosfor.

a) Temperatur b) pH

c) Alkalinitas d) Padatan-padatan e) Kebutuhan Oksigen

1) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

2) COD (Chemical Oxygen Demand) adalah kebutuhan oksigen dalam proses oksidasi secara kimia. Nilai COD akan f) Nitrogen

g) Fosfor

c. Dampak Limbah Cair Rumah Sakit 1) Gangguan Kesehatan

2) Penurunan Kualitas Lingkungan 3) Gangguan Terhadap Keindahan 4) Ganguan Terhadap Kerusakan Benda d. Proses Pengolahan Limbah Cair

Rumah Sakit

Secara umum pengolahan limbah cair Rumah Sakit terdiri dari beberapa pengolahan yaitu :

1. Spiral Screen

Digunakan untuk memisahkan material kasar air limbah sebelum dilakukan proses biologis. Air limbah dari tempat penampungan dilewatkan pada spiral screen, material kasar akan tertampung dalam tempat penampungan sedangkan air limbahnya, mengalir ke dalam Buffer tank.

2. Buffer tank

Digunakan sebagai tempat penampungan air limbah sebelum diproses dalam SBR.

3. SBR (Sequencing Bath Reactor)

Merupakan modifikasi dari proses pengolahan lumpur aktif konvensional. Dalam

SBR semua pengolahan biologis dilakukan dalam tangki SBR selama waktu proses yang ditentukan. Sistem ini tidak kontinue karena jumlah air buangan yang diolah bersambung, dengan volume yang berbeda pula. Oleh karena itu di buffer tank dibutuhkan waktu untuk mengisi beberapa kubik air limbah selama proses pengisian.

Tahapan dalam proses pengolahan pada SBR :

a) Filling

Dalam proses pengisian (filling) air limbah di pompa dari buffer tank ke tangki SBR untuk proses. Level dalam tangki selalu konstan tapi bervariasi tergantung dengan jumlah air buangan yang akan diolah.

b) Mixing

Setelah tahap filling, lumpur aktif yang telah mengendap dan air buangan yang akan diolah harus diaduk seluruhnya supaya homogen.

c) Aerasi

Setelah proses mixing, air limbah mengalami proses aerasi yaitu pemberian oksigen pada air limbah untuk proses biologis dengan menggunakan blower.

d) Sedimentasi

Setelah tahap aerasi, air limbah diendapkan dengan sedimentasi untuk memisahkan antara air limbah dengan lumpur.

e) Decanting

Air limbah yang sudah terpisah dengan lumpur mengalami Decanting yaitu air olahan dikeluarkan dari SBR menuju bak sterilisasi dengan penambahan khlorin

f) Waiting

Yaitu menunggu proses sebelum dimulai siklus berikutnya setelah tahap decanting selesai.

4. Desinfeksi dengan Khlorin

Air buangan yang sudah diolah harus didesinfeksi dengan gas khlorin untuk membunuh bakteri, virus dan parasit.

Penambahan dosis khlorin dilakukan dengan system vacuum menggunakan service water injector.

5. Bak kolam uji

Air hasil olahan dari bak sterilisasi dialirkan ke dalam bak kolam uji dengan menyimpan ikan sebagai indikator, dan bak

(16)

103 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa penangkap logam berat untuk menghilangkan

kandungan logam berat yang ada dalam air olahan.

6. Bak stabilisasi

Selanjutnya air olahan masuk dalam bak stabilisasi sebelum kemudian dibuang ke badan air yaitu sungai cibanten.

e. Parameter/Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995 tanggal 21 Desember 1995 mengenai baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit, adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit

No Parameter Satu

an

Baku Mutu

A FISIKA

1 Suhu (insitu) °C 30°C

B KIMIA

1 pH (insitu) - 6-9

2 BOD mg/l 30

3 COD mg/l 80

4 Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/l 30 5 Amoniak Bebas (NH3-N) mg/l 0,1

6 Fosfat (PO4-P) mg/l 2

C MIKROBIOLOGI

1 Kuman (koliform Total) MPN /100 ml

1100

Sumber KepMen LH No. 58 Tahun 1995

f. Sungai

Menurut Haslam, 1992 (dalam Sucipto, 2008) sungai mempunyai beberapa definisi yaitu :

1) Sungai atau aliran sungai adalah jumlah air yang mengalir sepanjang dimana air yang berasal dari hulu bergabung dan menuju ke suatu arah yang hilir (muara).

2) Sungai merupakan suatu tempat kehidupan perairan membelah daratan.

Menurut Sulasdi, 2000 (dalam Sucipto, 2008), sungai mempunyai potensi seimbang yang ditunjukkan oleh daya guna sungai tersebut antara lain untuk kebutuhan air baku, pertanian, energy dan lain-lain dan sungai mampu mengakibatkan banjir, pembawa sedimentasi, serta pembawa limbah (pollutan dari industry, pertanian, pemukiman dan lain-lain).

1. Sungai Cibanten

Menurut administrasi pemerintahan Sungai Cibanten mengalir di 2 (dua) wilayah

pemerintahan. Wilayah Kabupaten Serang meliputi 2 (dua) wilayah administrasi kecamatan dan 12 (dua belas) wilayah adminitrasi desa. Wilayah Kota Serang meliputi 3 (tiga) wilayah administrasi kecamatan, 14 (empat belas) wilayah administrasi kelurahan. Mulai dari hulu di Desa Sukabares Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang sampai dengan Kecamatan Cengkok Desa Margaluyu Kecamatan Kasemen Kota Serang yang merupakan muara Sungai Cibanten (BPLH Serang, 2004).

Sungai Cibanten mengalir sepanjang tahun, sungai ini dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari sebagian masyarakat sepanjang sungai, disamping itu juga sebagai tempat pembuangan air limbah penambangan pasir setelah melalui proses pengolahan limbah secara fisika. Kondisi air Sungai Cibanten terlihat keruh, hal ini dimungkinkan akibat terjadinya erosi yang terangkut, dan pengaruh pembuangan air limbah penambangan pasir. (DSDA Prov.

Banten, 2011). Selain itu juga Sungai Cibanten sebagai tempat pembuangan hasil olahan air limbah dari kegiatan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang.

2. Pencemaran Sungai

Berdasarkan definisinya pencemaran air yang diindikasikan dengan turunnya kualitas air sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Yang dimaksud dengan tingkat tertentu tersebut diatas adalah baku mutu air yang ditetapkan. Dan berfungsi sebagai tolok ukur untuk menentukan telah terjadinya pencemaran air (PP No 82 tahun 2001).

Beberapa jenis kegiatan yang menimbulkan pencemaran sungai antara lain : (H. Sianturi 2011)

1. Kegiatan domestik;.

2. Kegiatan industry; mempunyai banyak sekali variasi, berupa effluent organic (pabrik makanan, industry minyak) dan effluent anorganik (Pabrik baja, dan industry berat lainnya).

3. Kegiatan pertanian; terutama akibat penambahan pupuk dan pembasmi hama dimana senyawa yang terdapat didalamnya tidak mudah terurai walaupun dalam jumlah yang sedikit,

(17)

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 104 tetapi justru aktif pada konsentrasi

rendah.

4. Kegiatan penambangan pasir darat;

terutama akibat pembukaan lahan, dan pencucian pasir menghasilkan effluent yang membawa sedimen, TSS dan kekeruhan cukup tinggi.

3. Beban Pencemar Pada Sungai

Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau limbah. Besarnya beban pencemaran ini sangat mempengaruhi kualitas air dan menjadi indikator tercemar atau tidaknya suatu perairan.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air bahwa daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar.

Pada pasal 8 disebutkan penggolongan air berdasarkan peruntukkannya yang diikuti dengan kriteria kualitas air tersebut sesuai dengan golongannya, yaitu:

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

g. Parameter Air Permukaan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

82 tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, bahwa baku mutu air permukaan, adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Standar Baku Mutu Air Permukaan

NO PARAMETER SATUAN BAKU

MUTU

A FISIKA

1 Suhu oC Udara ±5°C

2 Zat Padat Terlarut (TDS) mg/l 2.000 3 Zat Padat Tersuspensi

(TSS)

mg/l 400

B KIMIA

1 pH - 5-9

2 Air Raksa (Hg) mg/l 0,005

3 Arsen mg/l 1

4 Boron mg/l 1

5 Oksigen Terlarut (DO) insitu

mg/l 0

6 Fosfat Total (PO4) mg/l 5

7 Kadmium (Cd) mg/l 0,01

8 Khromium VI (Cr) mg/l 0,01

9 Kobalt (Co) mg/l 0,2

10 Nitrat (NO3-N) mg/l 20

11 Selenium (Se) mg/l 0,05

12 Seng (Zn) mg/l 2

13 Tembaga (Cu) mg/l 0,2

14 Timbal (Pb) mg/l 1

15 BOD5 mg/l 12

16 COD mg/l 100

C MIKROBIOLOGI

1 Fecal Coliform MPN/100

ml

2000

2 Total Coliform MPN/100

ml

10000 PP No. 82 tahun 2001

h. Parameter Mempengaruhi Air Sungai 1) Total Suspendid Solid (TSS)

2) Kekeruhan

3. METODOLOGI PENELITIAN a. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian evaluative yang membandingkan data kualitas air permukaan Sungai Cibanten sebelum dan sesudah menerima aliran air limbah Rumah Sakit (Down Stream dan Up Stream).

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati secara fisik (Survey) pada pengolahan limbah Rumah Sakit, dan menganalisis secara kimia (Laboratorium) hasil olahan limbah Rumah Sakit serta menganalisis secara kimia (Laboratorium) tentang kadar parameter air permukaan Sungai Cibanten. Hasil pengamatan dan analisis tersebut kemudian dievaluasi menggunakan Standar Kualitas Air Limbah Rumah Sakit yaitu Kep MenLH No.

58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Air Limbah Rumah Sakit, dan Standar Kualitas Air Sungai yaitu PP No. 82 tahun 2001 tentang Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air.

b. Lokasi dan Waktu Penelitian 1) Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel air dilakukan pada Sungai Cibanten Provinsi Banten dan

(18)

105 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dilakukan pada titik sumber penghasil limbah

(outlet) Rumah Sakit.

1. Hulu Sungai Cibanten Sebelum pembuangan air limbah Rumah Sakit.

2. Tengah Sungai Cibanten antara Up Stream dan Down Stream

3. Hilir Sungai Cibanten setelah pembuangan limbah Rumah Sakit.

4. Titik buangan air limbah Rumah Sakit (Outlet).

2) Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang diamati pada penelitian ini terdiri dari Kualitas hasil olahan air limbah Rumah Sakit serta Kualitas air permukaan Sungai Cibanten. Adapun parameter kualitas air limbah yang diuji adalah sebagai berikut :

A. Fisika 1. Suhu B. Kimia

1. pH 2. BOD 3. COD

4. Zat Padat Tersuspensi (TSS) 5. Amoniak Bebas (NH3-N) 6. Fosfat (PO4-P)

C. Mikrobiologi

1. Kuman (Koliform Total)

Sedangkan parameter kualitas air permukaan yang diuji adalah sebagai berikut :

A. Fisika 1. Suhu

2. Zat Padat Terlarut (TDS) 3. Zat Padat Tersuspensi (TSS) B. Kimia

1. pH

2. Air Raksa (Hg) 3. Arsen

4. Boron

5. Oksigen Terlarut (DO) 6. Fosfat Total (PO4) 7. Kadmium (Cd) 8. Khromium (Cr) 9. Kobalt (Co) 10. Nitrat (NO3-N) 11. Selenium (Se) 12. Seng (Zn) 13. Tembaga (Cu) 14. Timbal (Pb) 15. BOD5

16. COD C. Mikrobiologi

1. Fecal Coliform 2. Total Coliform

c. Jenis dan Sumber Data Penelitian Data Primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek yang diteliti.

Data Sekunder adalah data yang diambil tidak mengukur secara langsung dari objek yang diteliti, tetapi data diperoleh dari hasil penelitian orang lain atau suatu instansi yang sudah dipublikasikan.

d. Teknik Pengumpulan Data Penelitian 1) Tata Cara Pengambilan Sampel air Pengambilan sampel merupakan bagian yang sangat penting dari penelitian, karena sampel merupakan cerminan populasi yang ada.

Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan petimbangan tertentu (Singarimbun, et al 1989).

Cara pengambilan sampel air dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Sampel Air Limbah Rumah Sakit (Outlet) Sampel air limbah diambil dibagian bak akhir pengolahan air limbah (outlet) yang akan dialirkan ke Sungai Cibanten. Cara kerja pengambilan sampel sebagai berikut :

- Siapkan botol sampel

- Botol sampel dibilas 3 kali dengan contoh air sampel

- Ambil air sampel lalu beri label pada botol sampel (tanggal, titik sampel, petugas sampling).

- Lakukan pengukuran langsung di lapangan terhadap parameter : bau, temperatur udara, pH, warna.

- Selanjutnya Sampel dilakukan uji analisa ke laboratorium.

b) Sampel Air Sungai Cibanten

Sampel air permukaan Sungai Cibanten diambil dibagian Hulu sebelum hasil olahan air limbah Rumah Sakit masuk ke badan Sungai Cibanten, bagian tengah antara Hulu dan Hilir sungai dan bagian hilir sesudah hasil olahan air limbah Rumah Sakit masuk ke badan air Sungai Cibanten. Cara kerja pengambilan sampel sebagai berikut :

- Siapkan botol sampel

- Tentukan titik pengambilan sampel (Hulu, Tengah, Hilir Sungai).

(19)

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 106 - Botol sampel dibilas 3 kali dengan

contoh air sampel.

- Ambil air sampel lalu beri label pada botol sampel (tanggal, titik sampel, petugas sampling).

- Lakukan pengukuran langsung di lapangan terhadap parameter : bau, temperature udara, pH, warna.

- Selanjutnya Sampel dilakukan uji analisa ke laboratorium.

2) Teknik Analisis Data Penelitian

Data yang telah diperoleh pada tahap penelitian kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk table, dan dianalisis secara deskripsi sesuai dengan teori yang ada.

Metode analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan metode perbandingan yaitu metode yang dilakukan untuk mengukur besarnya peningkatan atau penurunan kualitas pencemaran dan dibandingkan dengan standar kualitas air limbah Rumah Sakit maupun standar Kualitas air sungai.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit

Umum Serang

RSUD Kabupaten Serang berlokasi di pusat Kota Serang, sehingga sangat mudah aksesnya baik menggunakan kendaraan umum maupun pribadi.Kemudahan akses masyarakat ke RSUD Kabupaten Serang menambah keunggulan RSUD Kabupaten Serang sebagai Rumah Sakit rujukan di Provinsi Banten dan sekitarnya.RSUD Kabupaten Serang sangat mudah dijangkau dari berbagai kabupaten/kota yang ada di sekitar Provinsi Banten.Sehingga pasien yang datang juga berasal dari Pandeglang, Lebak, Cilegon dan Tangerang.Oleh karena itu kunjungan ke RSUD Kabupaten Serang dapat dikatakan tinggi, baik kunjungan rawat jalan maupun rawat inap.Tentunya hal ini tergambar dengan utilisasi baik rawat jalan maupun inap di RSUD Kabupaten Serang. Utilisasi layanan kesehatan di RSUD Kabupaten Serang sebagai berikut : Adapun batas-batas lokasi kegiatan RSUD Serang adalah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Kelurahan Kagungan dan Cimuncang

2) Sebelah Selatan : Kelurahan Serang 3) Sebelah Barat : Kelurahan Cipare

4) Sebelah Timur : Kelurahan Lontar Baru

B. Hasil Analisa Dan Pembahasan Kualitas Air Limbah Rumah Sakit Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air limbah Rumah Sakit (outlet) yang dilakukan pada bulan Mei 2013 dapat disajikan dalam Tabel dibawah ini.

Tabel 3. Hasil Pengujian Air Limbah Outlet RSUD Serang Bulan Mei 2013

NO PARAMETER SATUA

N

BAKU

MUTU HASIL A FISIKA

1 Suhu (insitu) °C 30 29,2

B KIMIA

1 pH (insitu) - 6-9 7,45

2 BOD mg/l 30 13

3 COD mg/l 80 41

4 Zat Padat Tersuspensi (TSS)

mg/l 30 3

5 Amoniak Bebas (NH3-N) mg/l 0,1 0,30

6 Fosfat (PO4-P) mg/l 2 0,01

C MIKROBIOLOGI

1 Kuman (Koliform Total) MPN/100 ml

10000 1100 Sumber Data Sekunder, 2013

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa pengujian terhadap kualitas air limbah Rumah Sakit (outlet) yang dilakukan pada Bulan Mei 2013 masih berada dibawah baku mutu menurut Kep MenLH No.

58 tahun 1995. Hanya satu parameter saja yang sedikit melebihi baku mutu yaitu Amoniak bebas (NH3-N) 0,30 mg/l (baku mutu 0,1 mg/l). Sedangkan hasil pengukuran kualitas air limbah Rumah Sakit (outlet) pada Bulan Juni 2013 dapat disajikan dalam Tabel dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Pengujian Air Limbah Outlet RSUD Serang Bulan Juni 2013

NO PARAMETER SATUAN BAKU

MUTU HASIL A FISIKA

1 Suhu (insitu) °C 30 30,5

B KIMIA

1 pH (insitu) - 6-9 8,09

2 BOD mg/l 30 28

3 COD mg/l 80 78

4 Zat Padat

Tersuspensi (TSS)

mg/l 30 12

5 Amoniak Bebas (NH3-N)

mg/l 0,1 2,74

6 Fosfat (PO4-P) mg/l 2 1,93

C MIKROBIOLOGI 1 Kuman (Koliform

Total)

MPN/100 ml

10000 4600 Sumber Data Sekunder, 2013

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa pengujian terhadap kualitas air limbah Rumah Sakit (outlet) yang

Referensi

Dokumen terkait

55 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.. Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti menemukan permasalahan

Hasil penelitian yang berbeda ditemukan pada kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan tingkat pendidikan. Berdasarkan pengolahan data menggunakan Anava satu jalur,

Jika P merupakan sebuah partisi terhadap himpunan A, maka dapat dibuktikan bahwa relasi ”sekelas partisi” merupakan relasi ekivalensi. Relasi ekivalensi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laju regangan linier ( e  ) terhadap kekuatan tarik dan regangan bahan plat baja karbon rendah, tebal 2 mm, yang dilas

melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindakan pidana dibidang perpajakan Daerah menurut Hukum yang dapat dipertanggungjawabkan; (3) Penyidik

PLN (Persero) Rayon Kota Depok kepada mayarakat jika dibandingkan dengan PT. PLN lainnya.Kualitas pelayanan dan sisem informasi manajemen merupakan hal penting yang

kontingensi pada saluran Suralaya-Gandul berfungsi sebagai perbaikan tegangan di bus yang mengalami under voltage sedangkan load shedding pada bus 3 sebesar 366 MVA adalah

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta di bagian perawatan Lantai VA, Lantai VC, Lantai IVA, Lantai IVC dan Emergency dilakukan pada bulan