• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN SUCCESFULL AGING PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI LUHUR JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN SUCCESFULL AGING PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI LUHUR JAMBI"

Copied!
213
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Tina Melisa Purnama Sari NIM. G1C118018

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

2022

(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Psikologi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Disusun Oleh :

Tina Melisa Purnama Sari G1C118018

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

2022

(3)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

(4)

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

(5)

iii

PERSETUJUAN SKRIPSI

GAMBARAN SUCCESFULL AGING PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW)

BUDI LUHUR JAMBI

Disusun Oleh : Tina Melisa Purnama Sari

NIM. G1C118018

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Pada tanggal 20 Desember 2022

Pembimbing I : Siti Raudhoh, S.Psi., M.Psi,. Psikolog Pembimbing II : Agung Iranda, S.Psi., M.A

Penguji I : Dessy Pramudiani, S.Psi., M.Psi., Psikolog Penguji II : Annisa Andriani, S.Psi., M.Psi., Psikolog

(6)

iv

KEASLIAN PENELITIAN

(7)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Nikmat nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “ Gambaran Succesfull Aging Pada Lanjut Usia Panti Sosial Trena Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi”. Dalam pembuatan proposal skripsi ini peneliti mendapatkan bimbingan serta petunjuk dari banyak pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Selanjutnya melalui tulisan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku rektor Universitas Jambi.

2. Dr. dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

3. Bapak Nofrans Eka Saputra, S.Psi., M.A selaku wakil Dekan Kemahasiswaan dan alumni Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi, dan juga sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam hal urusan akademik selama perkuliahan.

4. Ibu Yun Nina Ekawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program Studi Psikologi Universitas Jambi

5. Ibu Siti Raudhoh, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku pembimbing utama yang berbaik hati membimbing dan mengajari serta meluangkan waktunya untuk peneliti dalam menyusun proposan skripsi

6. Bapak Agung Iranda, S.Psi., M.A selaku pembimbing pendamping yang berbaik hati membimbing dan mengajari serta meluangkan waktunya untuk peneliti dalam menyusun proposal skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Psikologi Universitas Jambi yang telah memberikan banyak ilmunya dan menjadi panutan bagi peneliti.

8. Kedua otang tua terkasih Ayah Julismardi dan Ibu Rosnita yang telah penuh sabar dan sepenuh hati mencurahkan kasih sayang dan cintanya,

(8)

vi

memberi dukungan, mendampingi, mempercayai dan selalu mendoakan peneliti.

9. Abang tersayang Pratu Wawan Kurniawan yang telah menjadi support dalam kuliah, menyemangati dan membantu biaya perkuliahan.

10. Sahabat tersayang dan seperjuangan Asti Ramadhani menjadi tempat berdiskusi dan berkeluh kesah selama perkuliahan, Aditya Febrian yang telah selalu mengingatkan untuk skripsi. Meidi Maulina, Sasqia Salsabila, Sania Larasati selaku patner dalam pkl, Nurita lailani teman kompak setiap bimbingan,

11. Sahabat tersayang Nuzulma Jusya Fitri, Refy Melinda, Ulan Sri Wahyuni yang selalu membersamai dan memberi dukungan kepada peneliti, tempat healing terbaik dan sebagai tempat berdiskusi.

12. Teman-teman kos tercinta yang selalu mengingatkan dan memberi support dalam perkuliahan, tempat berbagai dan bersama yaitu kakak Dian Anna sari Simanjuntak S.Kep, Asti Ramadhani, Puja Dwi Lestari S.Psi, Mardalia S.Kep. Teman-teman seperjuangan, Pycho-G yang telah membersamai hari-hari perkuliahan peneliti, memberikan semangat dan dukungan selama proses pembuatan skripsi

14 Seluruh partisipan dalam penelitian ini yang sudah bersedia meluangan waktu, membagikan pengalaman dan pembelajaran kepada peneliti.

Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk dikirimkan ke e-mail (tinamelisa1008@gmail.com) yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu, khususnya ilmu Psikologi.

Jambi, 10 Agustus 2022

Tina Melisa

(9)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

KEASLIAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

LAMPIRAN ... xii

RIWAYAT PENULIS ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

1.6 Keaslian Penelitian ... 8

BAB II ... 10

TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Lanjut usia ... 10

2.1.1 Defenisi Lanjut usia ... 10

2.1.2 Tugas-tugas Perkembangan Lanjut Usia ... 11

2.1.3 Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia ... 11

2.2 Succesfull Aging ... 12

2.2.1 Defenisi Succesfull Aging ... 12

2.2.3 Karakteristik Succesfull Aging ... 15

2.2.4 Faktof Succesfull Aging ... 16

(10)

viii

BAB III ... 18

METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Rancangan Penelitian ... 18

3.2 Kerangka Konseptual ... 19

3.3 Defenisi Istilah ... 20

3.4 Sumber Data ... 20

3.4.1 Partisipan/Informan ... 20

3.4.2 Instrumen Penelitian ... 21

3.4.3 Peran Peneliti ... 22

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.5.1 Observasi ... 22

3.5.2 Interview (Wawancara) ... 22

3.5.3 Dokumentasi ... 23

3.6 Keabsahan Data ... 23

3.7 Analisis dan Intepretasi Data ... 24

3.8 Etika Penelitian ... 28

BAB IV ... 30

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Hasil ... 30

4.1.1 Data Profil ... 30

4.1.2 Gambaran Umum Partisipan ... 31

4.1.3 Hasil Observasi Partisipan Selama Proses Wawancara ... 32

4.2 Deskripsi Hasil ... 34

4.2.1Gambaran Succesfull Aging Pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi ... 34

4.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Succesfull Aging Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi ... 41

4.3 Skema Hasil Temuan ... 45

4.4 Pembahasan Teori ... 45

4.4.1 Gambaran Succesfull Aging Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial ... 45

4.4.2 Faktor Successful Aging Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi ... 48

4.5 Keterbatasan Peneliti ... 50

BAB V ... 51

KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

(11)

ix

5.1 Kesimpulan ... 51 5.2 Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA ... 53

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Jumlah Lansia PSTW Budi Luhur Jambi ... 2 Tabel 1. 2 Keaslian Penelitian ... 8 Tabel 4. 1 Data Profil Partisipan ... 30

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual ... 19 Gambar 3. 2 Alur Analisis Data ... 25 Gambar 3. 3 Skema Hasil Temuan ... 45

(14)

xii LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal ... 57

Lampiran 2 Draft Pertanyaan Wawancara Data Awal ... 58

Lampiran 3 Hasil Wawancara Data Awal Partisipan AM ... 59

Lampiran 4 Hasil Wawancara Data Awal Pihak Panti ... 63

Lampiran 5 Informed Consent Data Awal Partisipan AM ... 68

Lampiran 6 Informed Consent Data Awal Pihak Panti ... 69

Lampiran 7 Koesioner Alat Ukur Succesfull Aging ... 70

Lampiran 8 Informed Consent Alat Ukur Partisipan Z ... 72

Lampiran 9 Informed Consent Alat Ukur Partisipan J... 73

Lampiran 10 Informed Consent Alat Ukur Partisipan DW ... 74

Lampiran 11 Informed Consent Aalat Ukur Partisipan SA ... 75

Lampiran 12 Informed Consent Alat Ukur Partisipan ZA ... 76

Lampiran 13 Infomed Consent Alat Ukur Partisipan HM ... 77

Lampiran 14 Informed Consent Alat Ukur Partisipan AM ... 78

Lampiran 15 Informed Consent Alat Ukur Partisipan IB ... 79

Lampiran 16 Informed Consent Alat Ukur Partisipan HW ... 80

Lampiran 17 Skor Alat Ukur... 81

Lampiran 18 Lembar Informed Consent Penelitian ... 93

Lampiran 19 Persetujuan Partisipan A ... 98

Lampiran 20 Persetujuan Partisipan SH ... 99

Lampiran 21 Persetujuan Partisipan D ... 100

Lampiran 22 Transkip Wawancara Partisipan A ... 101

Lampiran 23 Transkip Wawancara Partisipan HM ... 130

Lampiran 24 Transkip Wawancara Partisipan D ... 152

Lampiran 25 Member Checking Partisipan A ... 174

Lampiran 26 Member Checking Partisipan H ... 175

Lampiran 27 Member Checking Partisipan D ... 176

Lampiran 28 Dokumentasi ... 177

Lampiran 29 Pengembangan Tema Superordinat Partisipan A ... 179

Lampiran 30 Pengembangan Tema Superordinat Partisipan H ... 181

Lampiran 31 Pengembangan Tema Superordinat Partisipan D ... 183

Lampiran 32 Penataan Tema Antar Partisipan... 185

Lampiran 33 Tabel Induk Partisipan ... 188

Lampiran 34 Tabel Identifikasi Tema Berulang ... 195

Lampiran 35 Turnitin ... 196

(15)

xiii

RIWAYAT PENULIS

Tina Melisa Purnama Sari lahir di Sungai Medang 10 Agustus 2001, adalah anak kedua dari 2 bersaudara, merupakan anak dari bapak Julismardi dan ibu Rosnita. Penulis merupakan lulusan SDN 110/III Sungai Medang tahun 2006- 2012, MTSN Kemantan tahun 2012-2015, dan MAN 2 Kerinci tahun 2015-2018.

Pada tahun 2018, penulis resmi menjadi mahasiwi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Selama perkuliahan penulis turut serta dalam kepanitian acara kampus seperti inagurasi, dies natalis dan upgrading. Penulis juga ikut berpartisipasi dalam Call Paper “Kajian Literatur Pengembangan Alat Ukur Revolusi Mental Dalam Penurunan Aitem” tahun 2020. Penulis juga mengikuti komunitas kampong pintar Indonesia yang di sebut dengan KOKAPI pada tahun 2019-2021, Penulis mengikuti pemilihan DUTA MILENIAL provinsi jambi pada tahun 2021.

(16)

xiv

GAMBARAN SUCCESFULL AGING PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW)

BUDI LUHUR JAMBI

1Tina Melisa Purnama Sari, 2Siti Raudhoh, 3Agung Iranda

1Jurusan Psikologi, Universitas Jambi/tinamelisa1008@gmail.com

2Jurusan Psikologi, Universitas Jambi/siti_raudhoh@unja.ac.id

3Jurusan Psikologi, Universitas Jambi/agungiranda@gmail.com

ABSTRAK

LATAR BELAKANG Lanjut usia (Lansia) yang tinggal dipanti kebanyakan menghabiskan waktu dikamar karena sakit atau tidak dapat beraktivitas dengan baik, namun dari semua lanjut usia tersebut ada beberapa lansia yang masih sehat dan sangat aktif dalam kegiatan sehari-hari.

TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran, faktor dan bentuk pencapaian succesfull aging pada lansia di panti sosial tresna werdha (PSTW) budi luhur jambi.

METODE Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pemilihan patisipan menggunakan purposive sampling dengan karakteristik, lansia yang tinggal di PSTW Budi luhur jambi, berjenis kelamin laki-laki/perempuan usia 60-80 tahun, mendapatkan skor tinggi dari alat ukur yang dipakai, dan bersedia mengikuti penelitian.

HASIL Hasil penelitian menunjukan gambaran penuaan yang berhasil seperti : dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan dari orang lain, sehat secara fisik, kognitif dan psikis. Faktor yang mempengaruhi succesfull aging yaitu dukungan sosial, religiusitas, ekonomi dan penanganan kesehatan. Pencapaian yang terlihat adalah lanjut usia sehat secara fisik, kognitif dan psikis, mandiri, beraktivitas dengan baik.

KESIMPULAN seluruh partisipan menggambarkan dan menunjukan succesfull aging seperti dapat beraktivitas dengan baik, memiliki daya ingat jangka pendek dan jangka panjang, dan dapat bersosialisasi atau beradaptasi dengan lingkungan.

Kata kunci: Succesfull Aging, Lanjut Usia

(17)

xv

AN OVERVIEW OF SUCCESFULL AGING IN THE ELDERLY IN THE SOCIAL CARE OF TRESNA WERDHA (PSTW)

BUDI LUHUR JAMBI

1Tina Melisa Purnama Sari’ 2Siti Raudhoh’ 3Agung Iranda

1Departement of Psychology, Jambi University/ Tinamelisa1008@gmail.com

2Departement of Psychology, Jambi University/ Siti_raudhoh@unja.ac.id

3Departement of Psycology, Jambi University/ Agungiranda@unja.ac.id

ABSTRACT

BACKGROUND The elderly who live in nursing homes mostly spend time in their rooms because they are infirm or unable to do their activities properly, but of all the elderly there are some elderly who are still healthy and very active in daily activities.

OBJECTIVES This study aimed to determine the picture, factors and forms of achieving successful aging in the elderly in the social care of Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi.

METHOD The research method used was qualitative with a phenomenological approach. The selection of participants using purposive sampling with characteristics, the elderly who live in PSTW budi luhur jambi, male/female gender aged 70-80 years, get a high score from the measuring instruments used, and are willing to take part in research.

RESULTS The results showed a picture of successful aging such as : being able to carry out daily activities without help from others, being physically, cognitively and psychologically healthy. Factors influencing successful aging are social support, religiosity, economics, and health care. The visible achievement is that the elderly are physically healthy, independent, doing well in their activities.

CONCLUSION All participants described and demonstrated successful aging such as being able to move well, having short-term and long-term memory, and being able to socialize or adapt to the environment.

Keywords: Successful Aging, elderly

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada setiap negara populasi lanjut usia merupakan fenomena global yang tentunya hampir setiap negara mengalami pertumbuhan. 703 juta orang berusia 65 tahun atau lebih di dunia pada tahun 2019. Jumlah Lanjut usia diprediksikan akan meningkat 1,5 miliar pada tahun 2050 (Keminfo, 2019). Di Indonesia sendiri dalam waktu hampir lima dekade telah terjadi peningkatan sekitar dua kali lipat sehingga persentase lanjut usia menjadi 9,6 % atau sekitar 25,64 juta orang.

Sementara ambang batas sebuah negara disebut sebagai negara dengan perkiraan mencapai 2 miliar orang tahun 2050, dan 80% dari populasi tersebut berada di negara-negara berkembang (BPS, 2019).

Undang-undang (UU) nomor 13 tahun 1998, menjelaskan lanjut usia merupakan individu yang menginjak usia 60 tahun ke atas. Dengan waktu mencapai lima dekade, jumlah lanjut usia di Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat, yaitu menjadi 9.92 % (26 juta-an) dimana lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansai laki-laki (10,43 % berbandingan 9,42

%). di Indonesia lansia yang tergolong dalam kategori muda (60-69 tahun) jauh lebih banyak dengan besaran mencapai 64,29 %, sedangkan lanjut usia madya (70-79 tahun) dan lanjut usia tua (80+ tahun) dengan besaran masing-masing 27,23 % dan 8,49 % (BPS, 2020).

Setiap wilayah maupun daerah tentu memiliki persentase yang berbeda, seperti halnya di Jambi sendiri. Berdasarkan hasil Sensunas 2020 yang menunjukan presentase lanjut usia perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan presentase lanjut usia laki-laki, perbandingan keduanya antara 8,00 % berdanding dengan 7,80 % baik dari perdesaan maupun perkotaan. harapan hidup seorang wanita lanjut usia adalah sebesar 71,80 tahun dan lanjut usia laki-laki 67,80 tahun.

Penduduk lansia dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu usia muda (60-69 tahun), lansia paruh baya (70-79 tahun), dan lansia tua (80 tahun ke atas) (BPSPJ, 2020).

(19)

31 34 35

29

39 36 35

25

0 10 20 30 40 50

2018 2019 2020 2021

Laki-laki Perempuan

Untuk lanjut usia yang tinggal di PSTW budi luhur jambi memiliki daya tampung sebanyak 70 orang, namun untuk disetiap tahunnya jumlah lansia memiliki perbedaan antara laki-laki dan perempuan, karena adanya lansia-lansia yang meninggal dunia. Rata-rata lansia di PSTW budi luhur jambi berusia dari 60- 89 tahun.

Tabel 1. 1 Data Jumlah Lansia PSTW Budi Luhur Jambi

Sumber : Rekap data lansia 2021/2022 (PSTW, Jambi)

Seiring dengan bertambahnya usia lanjut usia, ia kemudian akan menjalani proses degeneratif, baik fisik maupun mental hal ini akan menyebabkan lanjut usia menarik diri dari hubungan bermasyarakat, yang di mana banyak orang yang mengharapkan sukses dimasa tua (Andesty & Syahrul, 2018). Menurut Kumar, (2014) lanjut usia adalah seseorang yang telah melewati masa dewasa dan rentan untuk terkena penyakit yang bersifat dalam waktu yang tidak sebentar/lama dan berbahaya, seperti penyakit kanker, diabetes, stroke dan lain sebagainya. Yang disebabkan oleh menurunnya fungsi-fungsi tubuh yang mempengaruhi kesehatan lansia .

Priadi (2015) juga menjelaskan bahwa lanjut usia adalah tahap terakhir dalam kehidupan dan pada tahap ini seseorang yang lebih tua akan mengalami kemunduran, baik secara fisik maupun mental. Lanjut usia akan memiliki perubahan seperti rambut yang semakin memutih, wajah yang mulai berkerut, berkurangnya panca indera, kognitif yang menurun dan menurunnya daya tahan tubuh. Dengan banyaknya penurunan-penurunan pada lanjut usia akan

(20)

mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan stres dan banyak hal lainnya yang akan berdampak buruk.

Perubahan pada lanjut usia bukan hanya tentang fisik, namun juga terdapat perubahan pada psikologisnya. Terjadinya perubahan psikologis pada lanjut usia disebabkan oleh perubahan peran dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sosial di masyarakat. Umumnya lanjut usia berpendapat bahwa ketika menginjak masa tua tugas mereka untuk melakukan aktivitas seperti dulu telah selesai atau bisa disebut dengan pensiun, dan mereka lebih untuk memilih taat beribadah dan mendekatkan diri kepada tuhan. Dengan berkurangnya aktifitas pada lansia pada kegiatan sehari-hari akan mengakibatkan rentan terkena penyakit (Andanawarih, 2018).

Selain itu seiring dengan bertambahnya usia lanjut usia, mereka mengakui bahwa dirinya mengalami perubahan terhadap fisik seperti rambut yang memutih, kulit berkeriput, tidak mampu melakukan aktivitas seperti saat masih muda yang disebabkan usia yang sudah rentan. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pada konsep diri lansia yang menganggap dirinya sudah tidak dapat diandalkan lagi (Hentika, 2018).

Terlepas dari banyaknya masalah yang dialami oleh lanjut usia ternyata ada yang Sukses di masa tua disebut juga dengan Succesfull Aging, yaitu suatu kondisi fungsional lansia yang optimal dan terhindar dari berbagai penyakit, serta dapat menjaga fungsi kognitif dengan baik, sehinga lanjut usia dapat menikmati masa tua nya dengan penuh kebahagiaan, berguna dan masih tetap berperan aktif dalam kegiatan sosial sehari-hari (Agus, 2014). Pendapat lain juga menjelaskan bahwa penuaan yang sukses adalah keadaan kesehatan yang memungkinkan seseorang berfungsi secara mandiri, hidup produktif, dan memberikan manfaat bagi kehidupan keluarga dan sosial. Kondisi ini disebut sebagai harapan hidup untuk tetap aktif (Suardiman, 2011).

Untuk mencapai succesfull aging dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah status tempat tinggal lansia. Hal nyata yang dapat dilihat ada lansia yang tinggal sendiri, tinggal dengan keluarga dan tinggal di panti. Berbeda hal nya dengan orang tua yang memilih tinggal sendiri dengan orang tua tinggal bersama

(21)

keluarga dibanding lansia yang tinggal dipanti. Tentu lansia yang tinggal dipanti membutuhkan perhatian, dan penangan khusus yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah (Ralampi, 2019).

Keluarga yang seharusnya mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan pada lanjut usia seperti sandang, pangan, papan, tetapi tidak melaksanakan fungsinya dan digantikan oleh lembaga sosial. Salah satunya yaitu Panti Sosial Tresna Werdha. Menurut Departemen Sosial RI (2012) Panti Werdha adalah suatu tempat untuk menampung lanjut usia yang terlantar dengan memberikan pelayanan sehingga mereka dapat merasa aman, tentram dengan tiada perasaan gelisah maupun khawatir dalam menghadapi usia tua. Terjadinya perubahan dalam suatu keluarga mengakibatkan lanjut usia menjadi terlantar dan merasakan kesepian. Oleh karena itu merekan membutuhkan suatu institusi semacam panti werdha sebagai wadah dalam mengatasi masalah tersebut Umumnya lansia tidak menginginkan untuk tinggal di Panti karena merasa ditolak dikeluarga dan merasa tinggal di panti tidak akan membuatnya bahagia (Pali, 2016).

Dari hasil wawanacara dengan pihak panti beliau menjelaskan bahwa terdapat beberapa keluhan yang di alami oleh lansia di panti tresna werdha tersebut.

“mau duduk berdiri itu agak susah pinggangnya sakit. Terus juga alasan mereka gak mau ngikutin kegiatan tuh bukannya dak mau buk kami nih dak telap duduk, kami nih gini gitu lah .. hambatannya nih sebenarnya kurang motivasi be untuk ngikutin kegiatan nya itulah hambatannya. Mereka juga merasa kesepian, maklum lah ya kan disini keluarga mereka gak ada, teman mereka berinteraksi hanya sesama mereka” (EV, 33 th diwawancarai tanggal 17 februari 2022).

Berdasarkan hasil observasi, ternyata ada lansia-lansia yang masih aktif mengikuti kegiatan dan ada yang sudah tidak sanggup lagi untuk mengikuti kegiatan, selain itu ada beberapa lanjut usia yang sengaja untuk tidak mengikuti kegiatan dengan beralasan sakit yang dideritanya seperti kegiatan olahraga yang dapat dilakukan duduk dikursi roda, Dari beberapa banyak lanjut usia ada beberapa lanjut usia yang terlihat sangat aktif baik itu dari kegiatan yang biasa dilakukan di panti maupun melakukan kegiatan suka rela seperti membersihkan halaman panti, mencabut rumput, dan menuci gorden-gorden mushola panti. Hal

(22)

ini didukung dengan wawancara salah satu lanjut usia yang masih aktif dalam mengikuti semua kegiatan panti dan menyibukkan diri dengan kegiatan sukarela.

“hari senin tidak ada kegiatan, kegiatan gini lah cabut rumput bersih-bersih halaman mushola, kantor, aula, untuk kesehatan nenek sendiri lah biar bergerak, biar lancar darah. Selasa, dengar-dengar acara ceramah dimushola”

(AM, 70 th diwawancarai tanggal 17 februari 2022).

“….kalo minggu nenek olahraga jogging keluar pagar, Sudah capek, mandi, shalat duha, istrahat lah dirumah, menjelang zuhur baca-baca al-Qur’an lah, ngaji. Supaya hati itu bahagia”(AM, 70 th diwawancarai tanggal 17 februari 2022).

“…. Ya keluar jalan-jalan nenek biasanya. Jalan kaki kadang nenek sampe simpang mana itu namanya disana. Pergi ke jamtos jalan-jalan” (AM, 70 th diwawancarai tanggal 17 februari 2022)

“…Jadi disini lah merasa bahagia . kalo masalah makan gak mikirin. Kalo mau makan bubur ya bubur aja , makan sama garam ya garam aja.. gak ada yang gak. Disini lah nenek merasakan surge dunie” (AM, 70 th diwawancarai 17 februari 2022)

Berdasarkan hasil wawancara staf atau perawat di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi memiliki rangkaian kegiatan yang diikuti oleh sebagian lanjut usia disana.

“Sebenarnya kan kami ada kegiatan tuh hari senen, sekarang tuh sudah dirubah. Untuk tahun 2022 beda sama tahun 2021 dan tahun-tahun sebelumnya ,kalo dulunya tuh berobatnya setiap hari senin sampai kamis ,, aa selasa itu pengajian, rabu itu ceramah agama, rabu itu dinamika kelompok , kamis berobat lagi kan ,, jumat gotong royong sabtu senam, kalo sekarang senin itu kosong” (EV, 33 th diwawancarai tanggal 17 februari 2022).

“ Iyaa, hari senen kosong, hari selasa pengajian, hari rabu berobat. Nah hari rabu sekarang berobatnya,, kerja sama dengan puskesmas pal 5, hari kamisnya itu baru dinamika, hari jumat gotong royong, hari sabtu senam habis senam langsung berobat lagi... jadi hari sabtu yang kegiatannya itu doble. Karena orang yang dari puskesmas itu mereka keberatan”(EV, 33 th diwawancarai tanggal 17 februari 2020).

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi untuk sekarang memiliki sekitar 30- 35 lansia yang masih aktif.

“Yang aktif, paling banyak sekarang jumlah lansia untuk saat ini yo,, saat kita wawancara ini tanggal 17 ini, jumlah lansia kan 51 orang dari 51 orang itu yang aktif sekitar 30 an 35 lah” (EV, 33 th diwawancarai tanggal 17 februari 2022).

Berdasarkan konteks masalah tersebut diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Succesfull Aging Pada Lanjut Usia Panti

(23)

Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi”, untuk mengetahui lebih dalam gamabaran Succesfull Aging pada lansia di panti tersebut

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan oleh peneliti, rumusan dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Gambaran Succesfull Aging pada lanjut usia Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Successful Aging pada pada lanjut usia Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi luhur Jambi

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Succesfull Aging pada lanjut Usia Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk melihat Faktor apa saja yang mempengaruhi Successful Aging pada pada lanjut usia Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi luhur Jambi

2. Untuk melihat apa saja bentuk pencapaian Succesfull Aging pada Lanjut Usia Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan memberikan manfaat teoritis dan mengembangkan wawasan tentang lanjut usia maupun tentang Succesfull Aging, dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang berguna bagi institusi mengenai Succesfull Aging di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi.

(24)

1.4.2.2 Bagi Peneliti

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat menambah pemahaman di bidang psikologi dan penerapannya di kehidupan sehari-hari, dan mampu menambah pengetahuan di dalam Succesfull Aging.

1.4.2.3 Bagi Partisipan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif pada lansia PSTW budi luhur jambi, yaitu untuk meningkatkan motivasi bagi lanjut usia dengan menyadari kondisi yang dia hadapi apakah hal tersebut baik atau tidak. Dan meningkatkan lansia-lansia yang Succesfull Aging, sehingga lansia yang tinggal di PSTW budi luhur jambi dapat beraktifitas dengan baik.

1.4.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bias menjadi sumber pengetahuan yang baru, menjadi menjadi pelajaran kehidupan serta bisa membantu para lanjut usia, dan memahami makna succesfull aging

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dengan jumlah partisipan sebanyak tiga orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pemilihan partisipan akan dilakukan dengan kebutuhan penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran Succesfull Aging pada lanjut usia di PSTW Budi luhur jambi. Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena fenomena yang didapat terlihat kebanyakan lanjut usia yang tinggal di PSTW budi luhur jambi hanya dapat beraktivitas dikamar namun ada beberapa lanjut usia yang masih sangat aktif dalam beraktivitas dan bersosialisasi.

Penelitian ini akan dilakukan pada awal September diawali dengan pengambilan data kepada partisipan, dilanjutkan menganalisis data, dan diakhiri dengan menginterprestasikan data yang telah dianalisis. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara tentang penjelasan mengenai hal-hal terkait untuk menjadi data penelitian ini, sedangkan untuk teknik analisis data yang akan digunakan adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA).

(25)

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian ini melihat gambaran Succesfull Aging pada lansia PSTW budi luhur jambi. Beberapa penelitian sebelumnya digunakan sebagai tinjuan dalam penelitian ini, penelitian ini memiliki kesamaan satu variabel dengan penelitian sebelumnya tentang Succesfull Aging. Untuk menjaga keaslian penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Beberapa perbedaan akan diungkapkan berdasarkan pembahasan beberapa penelitian sebelumnya.

Tabel 1. 2Keaslian Penelitian No Judul Penelitian Peneliti Metode

Penelitian

Hasil dan Kesimpulan 1. Perbeadaan

Succesfull Aging padalansia ditinjau dari jenis kelamin

Aji Dharma Agus,

Andromeda

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan Succesfull Aging antara lansia pria dan wanita.

Adanya perbedaan

perubahan baik fisik maupun psikis.

2. Keberhargaan diri dan resiliensi sebagai predicator Succesfull Aging pada lansia di panti wreda

Dewi Agrianti Ralampi, Christiana Hari Soetjiningsih

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan keberhargaan diri dan resiliensi secara simultan terhadap Succesfull Aging.

3. Hubungan antara dukungan sosial dengan Succesful Aging pada lansia di rw 06 desa bulu kecamatan

agroumulyo salatiga

Wayan Nandia Sari, Christiana Hari

Soetjiningsih

Kuantitatif Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial dengan Succesful Aging pada lansia desa bulu kec.Agromulyo. dengan pengaruh dukungan sosial terhadap Succesful Aging sebesar 4,8 % dan 98,2%

dipengaruhi oleh faktor lain 4. Studi Eksplorasi

Succesfull Aging melalui Dukungan Sosial bagi Lansia di Indonesia dan Malaysia

Hamidah, Aryani Tri Wrastari

Deskriptif Kuantitatif

Berdasarkan dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa,

1. Skor Succesfull Aging pada lansia Selangor Malaysia kebih tinggi dari rata-rata skor Succesfull Aging lansia Surbaya Indonesia.

2. Succesfull Aging lansia Surabaya lebih banyak di angka kategori sedang dari pada tinggi, sedangkan Succesfull Aging Lansia

(26)

Selangor banyak di kategori tinggi disbanding sedang.

3. dukungan sosial lansia di Selangor Malaysia lebih tinggi dari pada dukungan sosial lansia Surabaya

Berdasarkan table 1.2 Berbagai penelitian telah dilakukan yang memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan.

Perbedaan penelitian pertama terletak pada tujuan, lokasi, dan metodologi penelitian, dengan tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran, besarnya dan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dan metode penelitian berbeda pada penelitian kedua, dimana subjek penelitian dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan metodologi kualitatif. Metode penelitian dan lokasi penelitian berubah pada penelitian ketiga, Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, dan penelitian dilakukan di PSTW Budi Mulia Jambi. Perbedaan keempat adalah metode penelitian dan lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Beberapa fakta di atas menjadi bukti keaslian penelitian. Hal ini menjelaskan mengapa penelitian ini berbeda dari penelitian lain, menunjukkan bahwa itu adalah penelitian yang unik dan hasil dari upaya peneliti sendiri.

(27)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut usia

2.1.1 Defenisi Lanjut usia

Lanjut usia merupakan tahapan terakhir pada manusia, yang telah melewati masa dewasa akhir dan memasuki usia 60 tahun ke atas. Pada masa ini seseorang akan mengalami berbagai penurunan baik secara fisik, mental, dan sosial, yang biasa disebut dengan proses degeneratif. Semakin tua seseorang akan menyebabkan mereka berfikir bahwa sudah tidak dapat berbuat banyak aktivitas dan tidak dapat diandalkan lagi (Trisnawati dkk, 2014).

Masa Lanjut usia merupakan masa mempertahankan kehidupan (defensive strategy), artinya berusaha menjaga kesehatan fisik agar tidak sakit-sakitan, menyulitkan dan menyusahkan orang lain. Masa ini memang dipengaruhi berbagai aspek baik itu dari segi fisiologi, psikis, kognitif, sensori motorik, sosial dan ekonomi (Suardiman, 2011).

Lanjut usia adalah tahap dimana individu mengalami penurunan- penurunan, baik secara fisik, mental dan aktivitas sosial yang lama kelamaan menjadi tidak dapat melaksanakan. Masa ini dianggap oleh sebagian orang masa yang tidak menyenangkan, dimana ketika sudah menginjak tua umur seseorang akan bertambah dan fungsi fisiologis mereka mengalami penurunan, yang menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dan rentan terkena penyakit (Misnaniarti, 2017).

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah individu yang telah mencapai umur diatas 60 tahun, dimasa ini individu akan mengalami berbagai penurunan, baik dari segi fisik, kognitif, mental dan aktivitas bersosialisasi. Pada tahap ini individu harus berusaha menjaga kesehatan agar terhindar dari berbagai macam penyakit dan tidak menyusahkan orang lain.

(28)

2.1.2 Tugas-tugas Perkembangan Lanjut Usia

Erikson (Suardiman, 2011) mengatakan bahwa seseorang harus melihat bagaimana sepanjang hidupnya dengan penerimaan dan kepuasan, bila masa lalunya dianggap sebagai penyesalan maka orang tua akan mengalami keptus- asaan, dan orang merasa sebagai suatu kegagalan dalam hidupnya. Pada masa tua yang diharapkan adalah kondisi kesehatan yang baik, pension, waktu luang, dan hidup bermasyarakat.

Adapun tugas-tugas perkembangan menurut Suardiman, 2011:

a. Beradaptasi dengan kebugaran dan kesehatan fisik yang menurun b. Mengatasi masa pensiun dan pendapatan keluarga berkurang c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.

d. Bangun hubungan dengan orang yang tepat

e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.

f. Adaptasi yang fleksibel terhadap peran sosial.

2.1.3 Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia

Suardiman (2011) menjelaskan bahwa pada masa lanjut usia, terjadinya perubahan-perubahan diantaranya:

a. Perubahan fisik-biologis

Perubahan fisik pada lansia lebih pada perubahan pada fungsi biologis.

Ketika menginjak lanjut usia maka prosesnya akan berangsur-angsur, puncak biologis seseorang adalah pada usia 25-30 tahun. Sesudah itu seseorang akan mengalami penurunan bertahap dalam kekuatan otot, kecepatan, ketajaman, indera dan fungsi lainnya. Penurunan fungsi biologis akan terlihat ketika adanya gejala seperti menopause, adropause, climacteric, biological.

b. Perubahan Kognitif

Perubahan fungsi kognitif pada seseorang yang memasuki lanjut usia akan terlihat ketika individu tersebut mengalami kesulitan dengan fungsi memori atau dalam mengekspresikan secara verbal atau berbicara merupakan bentuk gangguan kognitif. Lupa merupakan gejala penurunan memori yang terjadi pada kehidupan

(29)

sehari-hari, namun lanjut usia memiliki kecendrungan lupa lebih tinggi dari pada usia muda.

c. Perubahan Sosio-Emosioanal

Emosi berperan penting dalam kehidupan lanjut usia. Emosi adalah apa yang dapat mempengaruhi perilaku kita hal ini bisa dilihat dari gejala seperti, kegelisahan, ketakutan, kesedihan, kecemasan. Selain itu juga seperti Impuls terhadap tindakan seperti lari dan memukul. Lanjut usia dianggap sebagai suatu penurunan, emosi yang datar, rendahnya energi efektif, rendahnya semangat, dan kecilnya perhatian emosi

2.2 Succesfull Aging

2.2.1 Defenisi Succesfull Aging

Succesfull Aging adalah penuaan yang sukses, dan tercegahnya dari berbagai macam penyakit, artinya suatu kondisi terhadap lansia yang optimal.

Serta sehat secara fisik, mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari, memiliki fungsi kognitif yang baik dan masih melakukan kegiatan sosial dengan masyarakat atau lingkungan sekitar (Rahmawati, 2016).

Suardiman 2011 juga menyebutkan bahwa lanjut usia yang berhasil atau disebut dengan Succesfull Aging adalah usia lanjut yang masih memiliki beberapa fungsi yang baik, minsalnya jantung, kognitif, kesehatan mental, dan masih melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa merepotkan orang lain dan memeberikan manfaat bagi keluarga dan lingkungan sosial, hal tersebut juga disebut sebagai harapan hidup untuk tetap aktif (Active Life Expectancy).

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Lanjut usia berhasil (Succesfull Aging) adalah suksesnya masa penuaan dengan mampu mempertahan fungsi fisik yang baik, kognitif yang baik, psikis yang baik, mampu melakukan aktivitas sosial dalam masyarakat dan menjaga agar terhindarnya dari penyakit yang berbahaya.

(30)

2.2.2 Aspek Succesfull Aging

Weiner 2003 ada empat aspek Succesfull Aging:

a. Fungctional Well

Keadaan seorang lanjut usia yang masih memiliki fungsi fisik, psikis, dan kognitif yang dapat bekerja dengan baik dan ideal disebut dengan baik fungsional.

Mencegah berbagai penyakit serius dan mampu berpartisipasi penuh dalam masyarakat.

b. Psychological well-being

Kesejahteraan psikologis adalah keadaan pikiran yang mencakup perasaan bahagia, kepuasan hidup, dan tidak adanya gejala depresi. Enam fungsi psikologis yang menguntungkan dapat mempengaruhi keadaan ini, yaitu:

(1). Self Aceptance

Penerimaan diri merupakan indikasi kesejahteraan mental, serta aktualisasi diri, kinerja yang optimal, dan kedewasaan. Kemampuan untuk menerima diri sendiri apa adanya merupakan tanda penerimaan diri yang baik. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri dan kehidupan mereka. Individu yang memiliki tingkat penerimaan diri yang tinggi memiliki sikap yang baik terhadap dirinya sendiri dan menyadari serta menerima unsur-unsur dirinya.

(2). Autonomy

Penentuan nasib sendiri, kemandirian, dan regulasi perilaku adalah semua istilah yang digunakan untuk menggambarkan penentuan nasib sendiri, kemandirian, dan regulasi perilaku. Individu yang unggul dalam hal ini dapat mengatasi tekanan sosial untuk percaya dan bertindak dengan cara tertentu, dan mereka dapat menilai diri mereka sendiri dengan standar pribadi mereka sendiri.

(3). Purpose in live

Individu yang baik dalam dimensi ini percaya bahwa hidupnya saat ini memiliki makna, bahwa mereka percaya pada tujuan hidup, dan bahwa mereka memiliki tujuan hidup yang ingin dicapai, oleh karena itu mereka memiliki tujuan hidup yang baik. Orang miskin, di sisi lain, percaya tidak ada gunanya mengejar tujuan.

(31)

(4). Personal growth

Dimensi ini mengacu pada kemampuan individu untuk menyadari potensinya dan berkembang sebagai manusia. Individu membutuhkan orientasi ini untuk berfungsi dengan baik secara psikologis. Persyaratan untuk kesadaran diri, seperti terbuka untuk pengalaman, adalah salah satu dimensi kunci.

(5). Positif relationship with other

Individu dengan skor tinggi atau baik dalam bidang ini memiliki hubungan interpersonal yang menyenangkan, dan dapat dipercaya. Dia juga memiliki rasa empati dan kasih sayang yang luar biasa. Sebaliknya, orang yang memiliki kontak minimal dengan orang lain, sulit untuk menghangatkan diri dan menghindari ikatan.

(6). Control over one’s environment

Inidividu yang pandai dalam hal ini mampu menyesuaikan situasi dengan kebutuhan dan nilai individu mereka serta mampu mengembangkan kreativitas melalui aktivitas mental dan fisik. Sebaliknya individu yang kurang baik dalam dimensi ini akan menunjukkan inferioritasnya secara kreatif melalui aktivitas fisik dan mental.

c. Selection, Optimatization, Compensation (SOC)

SOC adalah paradigma pembangunan yang mengidentifikasi proses regulasi pembangunan universal. Tergantung pada konteks sejarah sosial dan budaya, domain fungsional, dan tingkat studi, proses ini umumnya bersifat fenotipikal.

Tujuan pribadi dikembangkan, ditetapkan, dan dipatuhi melalui proses seleksi. Optimalisasi memerlukan pengumpulan, penerapan, dan penyempurnaan tujuan penting untuk mendapatkan hasil yang diinginkan di bidang yang dipilih.

Kompensasi dan kemampuan untuk mempertahankan fungsi positif dalam menghadapi kehilangan mungkin sama pentingnya untuk keberhasilan penuaan seperti halnya untuk pertumbuhan jangka panjang.

d. Primary and Secondary Control

Organisme harus berusaha untuk mengontrol dalam semua tindakan yang relevan dengan kelangsungan hidup dan reproduksi, seperti berburu makanan, bersaing dengan saingan, atau menarik pasangan, untuk mencapai hasil yang

(32)

diinginkan dan menghindari yang tidak diinginkan. Kecenderungan motivasi yang paling mendasar dan luas terkait dengan posisi ini dalam upaya untuk mengendalikan lingkungan atau, dengan kata lain, dalam upaya mengelola lingkungan dalam istilah yang lebih tepat. Pastikan bahwa perilaku Anda dan peristiwa di sekitar Anda selaras. Ini disebut sebagai kontrol utama. Kemampuan untuk mengatur keadaan mental, emosi, dan motivasi seseorang disebut sebagai kontrol sekunder.

2.2.3 Karakteristik Succesfull Aging

Rowe dan Kahn (1997) menyebutkan ada tiga karakteristik Successful Aging yaitu:

a. Kecil Kemungkinan dalam terjangkit suatu penyakit

Semakin tuanya seseorang maka akan mengalami kemunduran sistem dalam tubuh, seperti sistem organ dalam, sistem musculoskeletal, sistem sirkulasi (jantung), sel jaringan dan sistem syaraf yang rusak atau mati. Terjadinya kemunduran tersebut dapat berdampak pada kelemahan organ dan kemunduran fisik.

Row dan Kahn, (1997) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa Low Probality of Disease atau berkemungkinan rendah terjangkit suatu penyakit, Merupakan aspek yang sangat penting tercapainya penuaan yang sukses. tidak hanya tentang ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu tetapi juga tentang sejauh mana faktor resiko dihindari.

b. Keberfungsian fisik dan kognitif

Masa lanjut usia dikenal dengan masalah kesehatannya, seperti sistem kekebalan tubuh, penampilan fisik dan pergerakan, perkembangan sensoris dll.

Santrock (2012) menjelaskan tanda p enuaan yang paling jelas adalah kulit keriput. Apa yang diharapkan banyak orang ketika tua adalah hidup di usia tua dengan kesehatan yang baik dan terhindar dari penyakit.

Row dan Kahn (1997) Menyampaikan dalam teorinya bahwa kapasitas fisik dan kognitif sangat berpengaruh dalam motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu atau dalam berperilaku, dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang postif seseorang memiliki peluang untuk mencapai Succesfull Aging.

(33)

Row dan Kahn (1997) juga menyatakan bahwa keberfungsian kognitif lansia mempengaruhi proses belajar dan mengingat. Meskipun kemampuan dalam proses belajar dengan cepat berkurang, banyak kemampuan tentang pengatahuan dan ketrampilan untuk menjaga dan menstabilkan fungsi kognitif. Ingatan atau memori yang telah banyak dimiliki lansia juga berpotensi meningkatkan fungsi kognitif yang sesuai.

c. Hubungan sosial dalam hidup

Seiring bertambahnya usia seseorang, partisipasinya dalam lingkungan sosial berkurang, dan lingkaran pengaruhnya menyusut hanya untuk orang-orang terdekatnya. Hal ini ditegaskan oleh teori aktivitas Santrock (2012), yang mengungkapkan bahwa di antara orang tua. Semakin banyak orang yang terlibat dan terlibat dalam kehidupan mereka, semakin bahagia mereka. Menurut teori aktivitas, jika orang terus memainkan peran di pertengahan hingga akhir masa dewasa, mereka akan memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi. Jika tugas-tugas ini dihilangkan dari kehidupan mereka, seperti melalui pensiun dini, mereka harus menemukan cara lain untuk aktif dan terlibat.

2.2.4 Faktof Succesfull Aging

Menurut Budiarti (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi succesfull aging yaitu:

1. Faktor Fisik dan Kesehatan

Dalam hal ini terkait dengan bagaiamana lanjut usia dapat mengatur pola makan, seperti mengkonsumsi nutrisi dan vitamin untuk tubuh serta aktif melakukan olahraga.

2. Faktor Aktivitas

Lanjut Usia mampu memanfaatkan waktu luang dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang disenangi seperti bekerja (petani, pedagang, ibu rumah tangga, wiraswasta dll), aktif di kegiatan lingkungan, membantu anak-anak belajar mengaji ataupun menjadi guru les akan membuat lanjut usia merasa masih berguna baik untuk dirinya maupun orang lain.

(34)

3. Faktor Psikologis

Sikap-sikap positif pada lanjut usia seperti menyadari akan segala kekurangan yang ada dalam dirinya, mampu menghadapi serta menyelesaikan permasalahan pada dirinya serta tercapainya tujuan dan memaknai hidup dengan baik.

4. Faktor Sosial

Dengan adanya dukungan baik dari keluarga maupun lingkungan kepada lanjut usia untuk tetap melakukan segala kegiatan di lingkungannya akan membuat lanjut usia merasa diakui atau dihargai.

5. Faktor Religiusitas

Rutinitas yang dilakukan lanjut usia untuk menjalankan ibadah serta mengikuti kegiatan keagamaan merupakan salah satu bentuk adanya keyakinan yang kuat akan campur tangan tuhan atas apa yang diperolehnya dalam menjalani hidup.

Berk (Suharman, 2011) mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian succusfull Aging, antara lain:

a. Optimis serta perasaan efikasi diri dalam meningkatkan kesehatan dan fungsi fisik.

b. Optimisasi secara selektif dengan kompensasi untuk membangun keterbatasan energy fisik dan sumber kognitif sebesar besarnya.

c. Penguatan konsep diri yang meningkatkan penerimaan diri dan pencapain harapan.

d. Memperkuat pengertian emosional dan pengaturan emosinal diri, yang mendukung makna, menghadirkan ikatan sosial.

e. Menerima perubahan, yang membantu perkembangan kepuasan hidup.

f. Perasaan spiritual dan keyakinan yang matang harapan akan kematian dengan ketenangan dan kesabaran.

g. kontrol pribadi dalam hal ketergantungan dan kemandirian.

h. Kualitas hubungan yang tinggi, memberikan dukungan sosial dan persahabatan yang menyenangkan.

(35)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini mengambil pendekatan fenomenologis dan menggunakan strategi penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana lanjut usia di Tresna Werdha Panti (PSTW) Budi Luhur Jambi menggambarkan keberhasilan penuaan. Untuk membantu penelitian ini, diperlukan suatu mekanisme untuk mengumpulkan data dan mengungkapkannya secara deskriptif. Maka, teknik kualitatif direkomendasikan untuk menyelidiki data ini.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang didasarkan pada filosofi postpositivisme yang dipakai untuk mempertimbangkan keadaan alamiah objek, dimana peneliti sebagai instrumen utama, teknik pengumpulan data bersifat tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dalam penelitian kualitatif. hasilnya lebih terfokus daripada generalisasi (Sugiyono, 2019).

Mulyadi (2011) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menunjukkan pemahaman naturalistik (fenomenologi). Penelitian kualitatif mendahulukan pada makna dan pemahaman dari dalam (verstehen), menyimpulkan, menemukan hal-hal yang lebih relevan dengan kehidupan sehari- hari. Penelitian kualitatif mementingkan suatu proses dibandingkan dengan hasil akhir. Berdasarkan penjelasan diatas maka, penelitian mengenai fenomena succesfull aging dimana lanjut usia yang dapat beraktivitas dengan baik dari lansia yang lebih banyak menghabiskan waktu dikamar akan digali lebih dalam lagi melalui metode pendekatan fenomenologis tersebut.

Metode penelitian dengan pendekatan fenomenologi bertujuan mendalami pengalaman individual dalam menghadapi suatu fenomena dengan mendeskripsikan secara jelas tentang asensi universal dari fenomena yang ditemukan. Data fenomenologi berupa narasai deskriptif yang dikumpulkan dari cerita individu yang mengalami fenomena yang diteliti (Suyanto, 2019).

(36)

3.2 Kerangka Konseptual

Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual Aspek Succesfull

Aging :

1. Functional Well 2. Psychological well-

being

3. Purpose in live 4. Personal growth 5. Positif relationship

with other

6. Control over one’s

environment

Lanjut Usia

Faktor yang

mempengaruhi Succesfull Aging : 1. Faktor Fisik dan

kesehatan 2. Faktor aktivitas 3.Faktor psikologis 4.Faktor sosial 5.Faktor religius Permasalahan Lanjut Usia di Panti:

1. Merasakan kesepian

2. Merasa tidak dapat diandalkan 3. Susah beraktivitas dengan baik

Succesfull Aging

Gambaran Succesfull Aging pada lansia

(37)

3.3 Defenisi Istilah

a. Lanjut usia adalah tahap perkembangan terakhir pada proses kehidupan yang biasanya berusia 60 tahun ke atas, pada tahap ini seseorang akan mengalami banyak perubah atau penurunan baik itu fisik dan mental. Pada tahap ini lanjut usia akan mulai keriput, rambut yang memutih, dan mengalami monopuse bagi perempuan.

b. Succesfull Aging adalah lanjut usia yang dikatakan sukses pada usianya, di mana terhindarnya dari penyakit yang serius seperti jantung, stroke, kanker dan lainnya. Dan Succesfull Aging yang berhasil mampu mejadi fungsi kognitif dengan baik, beraktivitas tanpa memerlukan bantuan orang lain dalam kehidupan sehari-hari dan masih aktif dalam bersosialisasi di lingkungan.

3.4 Sumber Data

Sumber data dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, menurut Sugiyono (2019), data bersumber dari primer dan skunder. Sumber data primer adalah yang memberikan data langsung kepada pengumpul data di lapangan, sedangkan sumber data sekunder adalah yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, seperti melalui orang lain atau dokumen dan artikel.

Peneliti akan mengumpulkan data primer dari partisipan melalui interaksi langsung, seperti melakukan wawancara dengan tiga orang lansia panti di PSTW Budi Luhur Jambi. Sedangkan sumber data skunder akan didapatkan Peneliti melalui dokumen seperti buku ilmiah, E-Book, jurnal-jurnal resmi, data dari PSTW Budi luhur jambi 2021-2022.

3.4.1 Partisipan/Informan

Partisipan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai purposive sampling. Dimana peneliti membuat kriteria khusus terhadap partisipan dengan menggunakan karakteristik succesfull aging dari Rowe dan Khan (1997), adapun karakteristiknya yaitu: (1) Kecil kemungkinan dalam terkena suatu penyakit, (2) keberfungsian fisik, kognitif dan psikis yang baik, (3) memiliki hubungan sosial dalam hidup. Karakteristik tersebut digunakan untuk

(38)

pemilihan partisipan yang akan diberikan quesioner alat ukur yang akan di pakai oleh peneliti dari Susi Astriani BR Ginting Universitas Sumatera Utara Tahun 2017, Peneliti kemudian mencari orang-orang yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan, dan ditemukan 10 orang yang memenuhi karakteristik tersebut berdasarkan observasi dan hasil diskusi dengan staff panti.

Selanjutnya dari 10 orang yang ditemukan peneliti selanjutnya menentukan kriteria lanjutan partisipan yang akan dipilih sebagai responden penelitian.

Berikut kriteria yang dimaksud:

1. Lanjut usia yang tinggal di PSTW Budi Luhur Jambi 2. Berjenis kelamin laki/perempuan dengan usia 60 -80 tahun

3. Lanjut usia yang Mendapatkan skor tinggi dari alat ukur yang telah dipakai Dalam penelitian ini dari Susi Astriyani BR Ginting Universita Sumatera Utara tahun 2017, membutuhkan partisipan sebanyak tiga orang untuk diwawancarai yang sesuai dengan kriteria partisipan yang telah ditentukan.

4. Bersedia menjadi partisipan penelitian 3.4.2 Instrumen Penelitian

Peneliti sendiri merupakan instrumen pertama dalam penelitian ini.

Alhasil, kesiapan peneliti untuk melakukan investigasi lapangan berikutnya harus

“diverifikasi”. Penguasaan peneliti terhadap metodologi penelitian kualitatif, wawasan tentang topik yang diselidiki, dan kesiapan untuk menggali ranah alamiah partisipan, baik secara akademis maupun logistik, merupakan instrumen yang akan divalidasi oleh peneliti. Validasi akan dilakukan oleh peneliti sendiri, melalui evaluasi diri terhadap tingkat pemahaman metodologi penelitian kualitatif, penguasaan teori dan wawasan tema penelitian, dan persiapan mental dan fisik untuk turun lapangan.

Peneliti adalah instrumen kunci dalam penelitian kualitatif ini, dan peneliti bertanggung jawab untuk memfokuskan penelitian, memilih informan sebagai sumber data, memeriksa kualitas data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Sugiyono, 2019).

(39)

3.4.3 Peran Peneliti

Segala sesuatu yang akan dicari dari sasaran penelitian tidak pasti dalam penelitian kualitatif, dan masalah, sumber data, dan hasil yang didapatkan belum jelas. Apa yang dirancang dalam penelitian ini hanya bersifat sementara, dan akan berubah setelah peneliti mengakses objek penelitian.

Instrumen penelitian kualitatif tidak dapat dirancang sampai masalah yang diselidiki jelas atau pasti. "Peneliti adalah instrumen esensial" adalah ungkapan yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggambarkan peran peneliti dalam penelitian.Peran peneliti dalam hal ini sangat diharapkan, dimana sebagai peneliti sebagai instrument sensitif dan mampu merespon semua rangsangan di lingkungan untuk menghindari dugaan terhadap partisipan. Selama penelitian, peneliti harus memposisikan dirinya sebagai informan untuk mendapatkan data yang sebanyak mungkin dari tanggapan partisipan dengan mengembangkan kemampuan mengeksplorasi pertanyaan wawancara terhadap informan (Sugiyono, 2019).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

3.5.1 Observasi

Observasi akan dilakukan peneliti pada saat wawancara berlangsung kepada partisipan, yang bertujuan untuk mendapatkan data tambahan dari hasil observasi tersebut.

3.5.2 Interview (Wawancara)

Wawancara mendalam dengan teknik wawancara semi terstruktur akan digunakan dalam penelitian ini sebagai pendekatan wawancara. Wawancara semi terstruktur adalah wawancara tidak terstruktur dimana peneliti mengumpulkan data tanpa mengikuti kriteria wawancara yang telah ditentukan sebelumnya.

Peneliti yang tidak yakin data apa yang akan mereka dapatkan dari wawancara semi-terstruktur harus lebih memperhatikan apa yang dikatakan partisipan.

(40)

Peneliti kemudian dapat mengajukan lebih banyak pertanyaan berorientasi penelitian setelah responden menjawab pertanyaan tersebut (Sugiyono, 2019).

Agar wawancara dapat berjalan dengan baik, dan peneliti memiliki rekaman dan bukti dari hasil wawancara terhadap responden atau sumber data, maka perlunya alat-alat yang akan dibutuhkan seperti di bawah ini:

1. Tape Recorder : berfungsi untuk merekam semua pembicaraan dalam proses penelitian. Sebelum dilakukannya perekaman peneliti tentu harus meminta izin terlebih dahulu kepada partisipan apakah diperbolehkan atau tidak.

2. Buku catatan : berfungsi sebagai media untuk mencatat segala pembicaraan dan informasi yang didapatkan dalam proses wawancara berlangsung.

3. Pulpen : berfungsi untuk menulis segala pembicaraan dan informasi yang didapatkan dari responden selama proses wawancara berlangsung.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah bukti cacatan dari peristiwa yang telah terjadi selama proses dilakukannya penelitian. Dokumentasi dapat berbentuk berupa gambar, tulisan, dan lain-lain. Dokumentasi dapat dijadikan sebagai pelengkap dari pengumpulan data melalui wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2019). Dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah rekam medis dan dokumentasi lainnya.

3.6 Keabsahan Data

Dalam sebuah penelitian tentu diperlukannya pengecekan pada prosedur penelitian yang sudah dilakukan. Adapan cara pengujian keabsahan data , peneliti menggunakan cara uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2018) sebagai berikut:

1. Uji Krediabilitas

a. Perpanjang pengamatan

Observasi yang diperluas adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang kembali ke lapangan setelah beberapa waktu, mewawancarai sumber data baru atau saat ini. Hubungan dengan responden akan lebih dekat, lebih terbuka, dan tidak ada lagi informasi yang disembunyikan dengan penambahan observasi.

(41)

b. Tringulasi

Dalam pengujian krediabilitas tringulasi diartikan sebagai pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

2. Mengadakan member check

Member check adalah prosedur untuk membandingkan data yang diterima peneliti dengan data yang diberikan oleh sumber data. Ketika pengumpulan data selesai atau ditemukan suatu temuan, dilakukan member check. Setelah penemuan temuan, peneliti mengadakan diskusi dengan pemasok data untuk menentukan apakah temuan itu diterima, ditawarkan panduan, atau ditolak.

3. Pengujian Transferability

Dalam penelitian kualitatif, keteralihan merupakan nilai ekstrinsik.

Kebenaran atau keberlakuan temuan penelitian terhadap populasi dari mana sampel diambil disebut sebagai nilai ekstrinsik. Tentunya dimaksudkan agar pembaca suatu penelitian dapat memahami hasil penelitian kualitatif dan dapat menerapkan hasil penelitian tersebut, sehingga peneliti harus menulis laporan yang rinci, jelas, metodis, dan akurat.

4. Pengujian Dependability

Dependability dalam penelitian kualitatif disebut dengan reliabilitas.

Pengujian dependability dilakukan dengan mengaudit terhadap seluruh proses penelitian. Jika pencarian tidak dilakukan tetapi berisi data, pencarian tersebut tidak dapat diandalkan atau dapat dipercaya.

5. Pengujian Confirmability

Dalam pengujian konfirmasi kualitatif, disebut uji objektivitas penelitian.

Penelitian dikatakan objektif jika hasilnya diterima oleh banyak orang.

3.7 Analisis dan Intepretasi Data

Analisis data merupakan sebuah proses menyusun data yang diperoleh baik dari wawancara, observasi dan bentuk dokumenter, mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis partisipan, serta menarik kesimpulan untuk digunakan peneliti agar peneliti dan pihak lain mudah memahaminya (Sugiyono, 2019).

(42)

Gambar 3. 2 Alur Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya hal yang dilakukan adalah mengalisis data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) menurut Kahija (2017) A. Epoche

Jika data yang diperoleh memenuhi persyaratan, maka dilanjutkan dengan menganalisis atau mengolah data tersebut. Pengolahan data mentah dapat mengalami proses interpretasi dalam interpretive Phenomenological Analysis (IPA). Artinya peneliti akan menginterpretasikan data mentah/transkrip secara

Epoche

Penyajian Transkip Wawancara

Analisis Transkip

Perumusan Tema Emergen

Perumusan Tema Superordinat

Pola-pola Antar Kasus/Antar Pengalaman

Penataan Seluruh Tema

Melaporkan Hasil Analisis

pembahasan

(43)

langsung. Dengan kata lain, peneliti sekarang harus bertindak sebagai penerjemah untuk komunikasi klien. IPA adalah proses multi-tahap interpretasi. Dalam IPA, analisis adalah proses menganalisis pengalaman manusia melalui penggunaan B. Penyajian Transkip Wawancara

Transkip merupakan bahan dasar analisis/proses interprestasi dalam sebuah penelitian. Transkip yang dianalisis akan disajikan dalam tampilan untuk membantu para peneliti melakukan analisis. Penyajian transkip biasanya diawali dengan informasi tentang nama partisipan. Tempat wawancara, tanggal wawancara, dan waktu wawancara.

C. Analisis Transkip

Analisis dalam IPA adalah analisis transkrip berdasarkan tiga pilar ilmiah: (1) fenomenologi, yang didasarkan pada ephoce, (2) interpretasi, yang didasarkan pada pemahaman terhadap pernytaamasing-masing partisipan tanpa menghilangkan dari keseluruhan transkip, dan (3) idiografi, yang didasarkan pada keunikan peserta.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menjalankan analisis transkip:

1. Membaca berkali-kali

Tujuan pembacaan transkip berulang-ulang adalah untuk membiasakandan

“menyesuaikan” transkip, transkip sebenarnya merupakan pengalaman partisipan dalam bentuk tertulis. Tidak perlu terburu-buru menganalisa.

Biarkan “kesadaran” partisipan menjadi akrab dengan “kesadaran” peneliti.

2. Membuat catatan-catatan awal (initial noting)

Setelah berkali-kali membaca transkrip. Selain itu, peneliti dapat membuat catatan pendahuluan dengan mengomentari tujuan transkrip. Pandangan peneliti disebut sebagai komentar eksplorasi dalam situasi ini. Eksplorasi memerlukan penyelaman menyeluruh ke dalam suatu topik untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentangnya. Fokus pada transkrip, rasakan transkrip, dan tekankan aspek yang paling relevan dari pernyataan peserta sebelum memberikan tanggapan.

3. Membuat tema emergen

Referensi

Dokumen terkait

banyak dibentuk dari pergumulannya dengan ko- munitas-komunitas sastra, misalnya Persada Stu- di Kliib (PSK) yang banyak melahirkan sastrawan besar, seperti Emha Ainim Nadjib

Pelaksanaan peningkatan keterampilan berbicara pada anak usia 4-5 tahun melalui metode bermain peran mikro di Pendidikan Anak Usia Dini Kasih Bunda Pontianak telah

1) Lembaga yang diteliti, Diharapkan setelah adanya penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan bimbingan mental kelompok terhadap Anak Bermasalah Hukum Tindak

sehingga termotivasi meningkatkan status kesehatannya, (b) Membuat pasien kanker dan keluarga di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur agar lebih produktif

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi eksisting pada jaringan pipa distribusi PDAM Pusat Kabupaten Sambas, mengevaluasi dan merencanakan

Lestariningsih (2008) menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan prinsip-prinsip good corporate governance yaitu faktor ekstern dan intern, yang termasuk

Pendekatan yang dilakukan untuk memberikan solusi usulan perbaikan terhadap permasalahan tata letak fasilitas ini menggunakan Grafik dan CRAFT, dimana

Hasil presentase data shortest 10% 1/RT pada Tabel 2 menunjukan bahwa kondisi setelah praktikum mengalami peningkatan kewaspadaan sebesar 32,45% dibandingkan dengan kondisi