v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACK
vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
viii Universitas Kristen Maranatha
3.9 Metode Uji Pengaruh X terhadap Y...44
3.10 Kriteria Pengujian...44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Respon Kuesioner...45
4.2 Karakteristik Responden...46
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...46
4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...47
4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya Uang Saku...48
ix Universitas Kristen Maranatha
4.4 Pengujian Pengaruh pola komunikasi keluarga, parental yielding , dan
perilaku pembelian orang tua berpengaruh terhadap perilaku pembelian yang
kompulsif...53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan ……….54
5.2.Implikasi Penelitian………56
5.3Saran………58
DAFTAR PUSTAKA
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 KMO and Bartlett Test Analisis Faktor Awal………...35
Tabel 3.2 Rotated Component Matrix Analisis Faktor Awal……….36
Tabel 3.3 KMO and Bartlett Test Analisis Faktor Akhir………...…37
Tabel 3.4 Rotated Component Matrix Analisis Faktor Akhir………38
Tabel 3.5 Reliability Analysis-Scale (Alpha) Awal………...…41
Tabel 3.6 Reliability Analysis-Scale (Alpha) Akhir………..42
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...46
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...47
Tabel 4.3 Karakteristik Resonden Berdasarkan Besarnya Uang Saku...48
Tabel 4.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)...49
Tabel 4.5 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)...49
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbelanja merupakan suatu aktivitas yang biasa di lakukan oleh setiap orang
karena mengingat adanya suatu kebutuhan yang harus di penuhi.Dalam melakukan
berbelanja, konsumen cenderung memiliki sifat afektif ( pleasure – arousal – dominance),
dimana pleasure mengacu pada konsumen yang merasa senang, gembira dan puas dalam
melakukan berbelanja, arousal mengacu pada konsumen merasa tertarik pada suatu
produk yang belum tentu mereka butuhkan, dominance mengacu pada konsumen yang
tidak bisa mengendalikan untuk melakukan berbelanja. Hal ini menyebabkan orang
tersebut memiliki pengalaman berbelanja,yaitu hedonic shopping value mencerminkan
instrumen yang menyajikan secara langsung manfaat experimental dari melakukan
berbelanja, Utilitarian shopping value mengacu pada konsumen yang membeli barang
yang dibutuhkan, Resources expenditure digunakan untuk menaksir waktu ,dana
pengeluaran, interaksi sosial untuk melakukan berbelanja (Chandra & Anastasia, 2005).
Di samping itu terdapat perilaku konsumen yang tidak mampu menahan untuk
melakukan berbelanja secara berulang – ulang akan suatu produk yang mereka tidak
butuhkan, dikarenakan dengan melakukan berbelanja konsumen merasa puas dapat
membeli produk tersebut, untuk menghilangkan rasa stres dan melupakan semua
peristiwa – peristiwa yang tidak menyenangkan,perilaku ini disebut perilaku compulsive
2
Universitas Kristen Maranatha
berbelanja dikarenakan konsumen memiliki rasa tertekan atau rasa bosan dan ketagihan
belanja ( Solomon 2005 ). Bagi sebagian besar orang, belanja merupakan kegiatan normal
yang rutin dilakukan sehari – hari. Namun bagi para compulsive buyer, ketidakmampuan
mengendalikan hasrat untuk membeli sesuatu akan mendorong mereka untuk melakukan
apa saja asalkan hasrat tersebut terpenuhi. Menurut hasil studi di Amerika, perilaku
pembelian yang kompulsif (compulsive buying) pertama kali ditemukan tahun
1915,sampai saat ini perilaku pembelian kompulsif terus berkembang di
masyarakat,diperkirakan kurang lebih sekitar 17 juta warga Amerika Serikat yang
mempunyai perilaku compulsive buying. Perilaku pembelian yang kompulsif
memberikan dampak negatif dan dampak positif bagi para penderitanya, dampak
negatifnya mengalami kebangkrutan , hutang yang menumpuk , melakukan bunuh diri
karena sudah terobsesi untuk berbelanja dan merasa tersiksa kalau tidak melakukan
belanja, di pecat dari pekerjaan , korupsi , tidak percaya diri dan keretakan rumah tangga
( Benson 2000 dan Dittmar 2005).Sedangkan dampak positifnya bukan rasa kepuasan
seseorang untuk membeli produk tetapi rasa keinginan untuk melakukan berbelanja.
Perilaku pembelian yang kompulsif memiliki adanya dorongan hati yang sangat kuat
untuk selalu melakukan berbelanja dalam diri seseorang, misalnya gelisah dan depresi,
dengan menghambur – hamburkan uang bisa melupakan peristiwa – peristiwa yang tidak
menyenangkan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi compulsive buying. Faktor
pertama adalah faktor keluarga. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa compulsive
3
Universitas Kristen Maranatha
Pengaruh yang paling besar pada pembentukan compulsive buying ini disebabkan oleh
sikap orangtua yang terlalu menuruti apa yang menjadi keinginan anak (parental
yielding). Sedangkan pada struktur keluarga dan pola komunikasi keluarga yang
berorientasi sosial dan konsep tidak berpengaruh secara signifikan pada compulsive
buying. Faktor kedua adalah psychological yang terdiri dari penghargaan diri, status
sosial yang dipersepsikan, dan fantasi. Faktor ketiga adalah sosiological yang terdiri dari
tayangan televisi, teman sebaya, frekuensi belanja, serta kemudahan mengakses dan
menggunakan kartu kredit. Selain faktor-faktor di atas, terdapat faktor individu, yaitu
personal goals. Personal goals terdiri dari extrinsic goals dan intrinsic goals (Robert dan
Pirog, 2004)
Faktor keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perilaku pembelian
kompulsif yaitu dengan menggunakan pola komunikasi keluarga ( berorientasi konsep
dan sosial ) , parental yielding , dan pembelian orang tua dapat mempengaruhi
munculnya perilaku pembelian yang kompulsif. Pertama, pola komunikasi keluarga
(berorientasi konsep),orang tua sangat menghargai pendapat anak – anaknya dan
mendorong anak – anak mereka untuk bisa mengambil keputusan sendiri. Pola
komunikasi keluarga ( berorientasi sosial ), orang tua mengajarkan anaknya untuk dapat
menghargai pendapat orang lain sehingga dalam melakukan berbelanja berdasarkan
pendapat orang lain. Kedua, parental yielding,orang tua memberikan kebebasan pada
anaknya dan selalu memberikan apapun yang diinginkan anaknya untuk menggantikan
waktu yang hilang bersama anak karena kesibukan. Ketiga, pembelian orang tua, dimana
orang tua selalu memberikan uang atau hadiah untuk menggantikan rasa sayang orang tua
4
Universitas Kristen Maranatha
Penelitian yang dilakukan mengambil objek yang terdiri dari mahasiswa dan
mahasiswi Universitas Kristen Maranatha, yang mana perilaku – perilaku yang dilakukan
oleh para mahasiswa adalah cerminan atau hasil daripada pengaruh faktor – faktor
keluarga, mahasiswa yang saat ini tinggal bersama orangtuanya
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga, Parental Yielding , dan Perilaku
Pembelian Orang Tua Terhadap Perilaku Pembelian yang Kompulsif”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti membuat rumusan
masalah sebagai berikut : ”Apakah pola komunikasi keluarga, parental yielding , dan
perilaku pembelian orang tua berpengaruh terhadap perilaku pembelian yang kompulsif
?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian adalah untuk menganalisis
pengaruh pola komunikasi keluarga , parental yielding , dan perilaku pembelian orang
5
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat:
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi
peneliti untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan compulsive
buying.
2. Bagi akademisi dan praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif
dengan memberikan informasi berupa bukti empiris bagi kalangan akademisi
maupun praktisi mengenai pengaruh pola komunikasi keluarga , parental yielding
, dan perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying.
3. Bagi konsumen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
bagi konsumen untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan perilaku
compulsive buying dalam dirinya dengan mengetahui faktor keluarga apa saja
yang dapat menimbulkan perilaku negatif tersebut.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pengaruh pola komunikasi keluarga , parental yielding ,
dan perilaku pembelian orang tua terhadap perilaku pembelian yang kompulsif.
Sebagai responden penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Universitas Kristen
6
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Sistematika Pembahasan
Penelitian ini terbagi dalam lima bab yang akan disusun dengan sistematika
pembahasan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan ipenelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis menguraikan landasan teori
serta pernyataan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian menguraikan tentang metode penelitian seperti objek
dan lokasi penelitian, desain penelitian, metode pangambilan sampel, metode
pengumpulan data, definisi operasional, uji validitas dan realibilitas, metode analisis data,
serta kriteria pengujian hipotesis.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil analisis data beserta
pembahasan hasil temuan yang diperoleh.
Bab V Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan
54 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peran keluarga
pada perilaku pembelian yang kompulsif dengan cara menguji pola komunkasi (orientasi
konsep dan sosial),parental yielding, dan perilaku pembelian orangtua pada perilaku
pembelian yang kompulsif. Perilaku compulsive buying menjadi topik pembahasan
sangat menarik baik saat ini maupun beberapa tahun yang lalu. Compulsive buying telah
direalisasikan dalam bentuk majalah dan film yang menunjukkan ada nya wanita dan
pria melakukan belanja secara berulang – ulang.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik
responden, yaitu usia responden dan kondisi psikologis. Usia responden terbanyak yang
menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu usia 21 tahun. Pada saat usia tersebut
termasuk ke dalam masa adolesen, yaitu masa transisi di mana seseorang nulai berpikir
matang, mencari, memahami makna hidup sebenarnya, namun belum sepenuhnya
dewasa, sehingga dalam pengambilan keputusan belum sepenuhnya matang, misalkan
dalam keputusan pembelian. Sedangkan kondisi psikologis, banyak orang yang suka
membelanjakan uangnya,untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka,dengan
melakukan berbelanja mereka bisa menghilangkan rasa stress sehingga mereka
55
Universitas Kristen Maranatha
tertentu dengan pergi berbelanja,terkadang mereka memaksakan diri dengan cara
menghutang untuk memuaskan diri melakukan berbelanja sebagai hobi. Mereka tidak
akan berhenti berbelanja karena mereka menganggap bahwa dengan melakukan
berbelanja ada rasa kenikmatan diri mereka sendiri.
Gwin et al (2004) menyatakan bahwa keluarga memegang peranan penting,
orangtua dalam pembentukkan karakter anak. Adanya ketidakpastian dan masalah dalam
keluarga dapat memepengaruhi perkembangan anak, yang nantinya dapat
mengakibatkan anak memiliki sifat yang negatif. Penelitian terdahulu mengindikasikan
bahwa lingkungan keluarga dimana seseorang dibesarkan dapat mengarah pada perilaku
pembelian yang kompulsif sebagai salah satu cara untuk mendapatkan kepuasan (Gwin
et al., 2004).
5.2. Implikasi Penelitian
Penelitian ini memberikan impilikasi bagi akademisi, pemasar, dan konsumen.
5.2.1. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
pengaruh pola komunkasi keluarga terhadap compulsive buying serta memberikan
akademisi mengenai perilaku pembelian yang kompulsif..Menurut Roberts dan Pirog
(2004) terdapat dua hipotesis yaitu pengaruh community feeling dan affiliation. Hasil
56
Universitas Kristen Maranatha
responden serta faktor situasional. Hal ini dapat menjadi masukan bagi akademisi untuk
mempunyai penjelasan yang rasional dalam penelitian yang dilakukan.
5.2.2. Bagi Konsumen
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai gambaran
karakteristik dan pengambilan keputusan pembelian. Konsumen yang memiliki perilaku
pembelian yang kompulsif dapat mencari informasi mengenai produk – produk yang lagi
trend dengan menggunakan media informasi yaitu melalui internet dan majalah.
Konsumen diharapkan dapat lebih bijaksana dalam memilih produk yang akan mereka
konsumsi, dengan lebih memperhatikan pada fungsi produk tersebut, dan diharapkan
konsumen dapat lebih berhati-hati dengan penawaran-penawaran promosi yang
cenderung lebih menawarkan nilai-nilai materialisme. Berbelanja merupakan aktivitas
yang wajar untuk dilakukan jika memang konsumen sudah menganggarkan dana untuk
melakukan belanja, jika hobi berbelanja,dapat menimbulkan masalah jika dilakukan
secara tidak terkendali. Biasanya orang yang berperilaku kompulsif atau shopaholic
akan merasakan kenikmatan dalam berbelanja, mereka akan berbelanja secara
gila-gilaan tanpa memperhatikan fungsi dari produk yang mereka beli, terutama pada saat ia
57
Universitas Kristen Maranatha
5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian, antara lain sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya menggunakan responden yangmerupakan mahasiswa
S1 Universitas Kristen Maranatha.
2. Keterbatasan waktu dan lokasi penelitian. Waktu penelitian yang terbatas menjadi
faktor keterbatasan penelitian. Penyebaran kuesioner umumnya dilakukan di dalam
kelas, sehingga faktor – faktor situasional turut mempengaruhi, misalkan kondisi
responden di kelas. Faktorsituasional yang tidak terlihat sebaiknya lebih diperhitungkan.
Ada baiknya jika penelitian selanjutnya mengambil lokasi yang lebih mendukung,
misalnya mall – mall.
3. Penelitian ini tidak memperhitungkan penjelasan tentang tidak signifikannya
pengaruh keluarga pada compulsive buying. Didasarkan pada asumsi dari peneliti bahwa
sebagian besar responden tidak tinggal bersama keluarga, sehingga asumsi tersebut
58
Universitas Kristen Maranatha
5.4. Saran
1. Penelitian tentang pengaruh faktor keluarga terhadap compulsive buying dalam
kalangan mahasiswa perlu dipertimbangkan apakah mereka tinggal bersama orangtua
59 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Faber, Ronald J.; and Thomas C. O’Guinn (1989), “Compulsive Buying: A Phenomenological Exploration,” journal of Consumer Research, 16 (September), 147-157.
Faber, Ronald J.; and Thomas C. O’Guinn (1992), “A Clinical Screener for Compulsive Buying, “ Journal of Consumer Research, December, 459-469.
Dittmar, Helga (2005), “Compulsive Buying— A Growing Concern? An
Examination of Gender, Age, and Endorsement Of Materialistic Values As Predictors, “British Journal of Psyhology, 96, 467-491
Gwin, Carol F.; James A. Roberts; and Carlos R. Martinez (2005), “Nature Vs Nurture: The Role Of Family In Compulsive Buying, “Marketing
Management Journal, Spring, 95-107.