ABSTRAK
Fungsi pembelian merupakan salah satu fungsi dasar sistem informasi akuntansi yang memegang peranan penting karena fungsi ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan persediaan bahan baku. Dalam perusahaan industri, persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi memerlukan perhatian khusus karena jika terjadi ketidakefisienen dalam penyediaan bahan baku dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan seperti timbulnya biaya-biaya yang seharusnya bisa dihindari.
Semakin besar suatu perusahaan maka transaksi dan kegiatan yang berlangsung pun akan semakin rumit sehingga pimpinan perusahaan tidak dapat menangani secara langsung seluruh kegiatan perusahaan termasuk pembelian bahan baku. Maka dibutuhkan adanya suatu alat yang memungkinkan pembelian bahan baku dapat terlaksana dengan baik dan efisien. Suatu sistem informasi akuntansi yang memadai dapat membantu manajemen dalam menjaga kelangsungan pengendalian pembelian bahan baku.
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada PT Erresa Perdana Textile Mills di Bandung yang hasilnya dituangkan dalam skripsi dengan judul “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku terhadap Efektivitas Proses Produksi”.
Adapun masalah yang penulis kemukakan adalah :
1. Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dalam perusahaan
2. Bagaimana efektivitas proses produksi dalam perusahaan
3. Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku terhadap efektivitas proses produksi
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu suatu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan, ternyata PT Erresa Perdana Textile Mills telah mempunyai sistem akuntansi yang memadai dibuktikan dengan sistem akuntansi pembelian bahan baku pada PT Erresa Perdana Textile Mills telah memperhatikan unsur-unsur pengendalian intern yang menyangkut struktur organisasi dengan pemisahan fungsi yang jelas, prosedur otorisasi yang memadai, penggunaan dokumen dan catatan yang memadai serta adanya praktek yang sehat.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tersebut penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku yang memadai dapat menunjang efektivitas proses produksi pada PT Erresa Perdana Textile Mills.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR…...ii
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR LAMPIRAN ...ix
BAB 1 PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang Penelitian ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...5
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ...5
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ...6
1.5 Kerangka Pemikiran ...7
1.6 Metodelogi Penelitian ...11
1.7 Tempat Dan Waktu Penelitian……….…………...………..13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….………..14
2.1 Sistem Informasi Akuntansi...14
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi...14
2.1.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi...17
2.1.3 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi...18
2.1.4 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi...29
2.1.5 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi...31
Halaman
2.2 Pembelian...32
2.2.1 Pengertian Pembelian……….……..32
2.2.2 Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dalam Transaksi Pembelian……….……….34
2.3Persediaan...36
2.3.1 Pengertian Persediaan...36
2.3.2 Jenis-Jenis Persediaan………....………...37
2.3.3 Persediaan Bahan Baku...38
2.3.4
Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku...412.4 Produksi………...46
2.4.1 Pengertian Produksi...46
2.4.2 Pengertian Proses Produksi...47
2.4.3 Jenis Proses Produksi...48
2.4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Produksi……….51
2.5 Efektivitas...54
2.5.1 Pengertian Efektivitas...54
BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN……….…..……….56
3.1 Objek Penelitian ...56
3.1.1 Sejarah Perusahaan ...56
3.1.2 Bidang Usaha Perusahaan ...58
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ...59
3.2 Metode Penelitian ...66
3.2.1 Metode Penelitian Yang Digunakan ...66
Halaman
3.2.2 Jenis Dan Sumber Data ...67
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data...68
3.2.4 Analisis Data...69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…..……….………...70
4.1 Sistem Akuntansi Pembelian bahan Baku Yang Diterapkan PT Erresa Perdana Mills……….…….70
4.1.1 Kebijakan Pembelian Bahan Baku………...74
4.1.2 Anggaran Kebutuhan Pembelian Bahan Baku….………....75
4.1.3 Pemisahan Tugas Dalam Pelaksanaan Operasi………....79
4.1.4 Perencanaan Dan Penggunaan Dokumen Dan Catatan Yang Memadai…..81
4.1.5 Pengamanan Atas Akses Dan Penggunaan Aktiva Dan Catatan………….81
4.1.6 Pengecekan Secara Independen Terhadap Operasi Perusahaan…………...82
4.2 Efektivitas Proses Produksi………...82
4.2.1 Proses Produksi Pada PT Erresa Perdana Textile Mills………...82
4.2.2 Penyusunan Anggaran……….…84
4.2.3 Realisasi Anggaran………..….90
4.2.4 Produksi Selesai Tepat Waktu………...…………..91
4.2.5 Barang Yang Diproduksi Habis Terjual………...91
4.2.6 Konsumen Puas Dengan Kualitas Barang Yang Diproduksi………...91
4.2.7 Tidak Ada Retur Penjualan...………...92
4.3 Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku Terhadap Efektifitas Proses Produksi………...……….……….92
Halaman
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...97
5.1 Kesimpulan………...……….97
5.2 Saran………..…….………...…98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN
1. Flow Chart Pembelian
2. Bon Permintaan Pengeluaran Barang
3. Bukti Penerimaan Kas
4. Permintaan Barang
5. Penjualan Produk
6. Surat Pengiriman
7. Bukti Pengeluaran Benang
8. Bukti Penerimaan Benang
9. Kartu Persediaan Barang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang penelitian
Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk
meningkatkan efektivitasnya. Meningkatkan efektivitas mencakup kemampuan
perusahaan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan dengan cara
memanfaatkan sumber daya internal perusahaan secara maksimal untuk mencapai
tujuannya baik finansial maupun non finansial.
Perusahaan dalam kegiatan operasinya memanfaatkan sumber daya
internalnya membutuhkan sebuah sistem informasi akuntansi yang cukup dan
memadai. Prosedur merupakan salah satu komponen sistem informasi akuntansi.
Prosedur yang tercakup dalam sistem informasi akuntansi akan menjadi pedoman bagi
suatu organisasi dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk
menjalankan suatu fungsi dalam hal ini fungsi pembelian bahan baku.
Fungsi pembelian bahan baku yang baik biasanya melakukan pengadaan
bahan baku yang efisien dan optimal. Pengadaan bahan baku yang efisien dan
optimum akan mempermudah dan memperlancar proses produksi. Jika pembelian
terhadap bahan baku atau persediaan tidak dilakukan dengan tepat maka akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena:
1. Dana yang tertanam dalam persediaan merupakan dana yang menganggur,
akibatnya perusahaan harus mengeluarkan biaya modal.
2. Dapat menimbulkan kerusakan pada bahan yang disimpan.
3. Perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya penyimpanan yang besar seperti
asuransi bahan, sewa gudang, dan biaya pemeliharaan.
Untuk meminimalisasi risiko tersebut, maka diperlukan sistem informasi
akuntansi pembelian bahan baku atau persediaan supaya:
1. Menghilangkan risiko dari material yang kualitasnya kurang baik, sehingga harus
dikembalikan.
2. Memperkecil risiko keterlambatan datangnya barang yang dipesan.
3. Untuk mempertahankan stabilitas organisasi perusahaan atau menjamin
kelancaran arus produksi.
4. Untuk mencapai efisiensi penggunaan mesin.
5. Memberikan pelayanan kepada langganan sebaik-baiknya pada setiap saat.
Sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku disebut memadai jika memenuhi
fungsi dasar sistem informasi akuntansi berikut:
1. Formulir- formulir yang digunakan cukup memadai.
2. Catatan yang dilakukan sudah mencukupi kebutuhan perusahaan akan informasi
yang akurat.
3. Prosedur yang diterapkan dapat memenuhi tujuan sistem akuntansi pembelian.
4. Pengendalian harus dilakukan pada semua pos yang ada dalam perusahaan
termasuk didalamnya pengendalian pada departemen yang mengelola pembelian
bahan baku.
5. Pelaporan yang dibuat telah memuat informasi yang dibutuhkan manajemen untuk
pengambilan keputusan.
Meskipun masih terdapat beberapa kelemahan di beberapa fungsi organisasi, hal ini
dapat diatasi apabila sistem akuntansi pembelian dilaksanakan dengan baik.
Tujuan sistem akuntansi pembelian dalam perusahaan telah tercapai, jika:
1. Kegiatan produksi telah berjalan lancar, tanpa adanya kendala mengenai
kebutuhan bahan baku.
2. Secara rata-rata jumlah persediaan bahan baku di gudang berada di titik yang
cukup efektif sesuai dengan kebijakan perusahaan. Hal tersebut untuk menghindari
kekurangan maupun kelebihan bahan baku.
3. Persediaan bahan baku sebagai salah satu harta perusahaan yang cukup besar
nominalnya disimpan dengan cukup aman, baik dalam penyimpanannya maupun
terhadap pihak- pihak yang hendak melakukan kecurangan.
Sedangkan untuk menunjang pelaksanaan sistem akuntansi pembelian yang
memadai perusahaan memberikan kebijakan dan peraturan bagi bagian pembelian
dalam melaksanakan fungsinya sebagai berikut:
1. Mencari supplier yang mampu menyediakan bahan baku dengan kualitas yang
baik dan dengan kapasitas kuantiti yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
2. Harus membuat Laporan Perbandingan Harga minimal 2 atau 3 supplier dengan
reputasi yang baik.
3. Untuk pembelian bahan baku, terlebih dahulu harus membuat kontrak pembelian
dalam hal harga, kuantitas, dan waktu pengiriman.
4. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pembelian dari setiap departemen yang
membutuhkan barang.
5. Khusus untuk pembelian aktiva tetap (investasi) harus mendapat otorisasi dari
Direksi dengan membawa rekomendasi dari manager sebagai masukan masalah
keuangannya.
6. Bertanggung jawab atas semua yang tertulis di Purchase Order atas kebenaran
dan kejelasannya serta syarat pembayarannya harus menguntungkan bagi
perusahaan.
Bagian pembelian bahan baku dalam suatu perusahaan dibebani tanggung
jawab untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas bahan baku pada saat dibutuhkan
disertai dengan harga yang berlaku. Pengawasan untuk fungsi ini penting, karena
menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus bahan baku kedalam
pabrik.
Hampir semua pabrik selalu memerlukan persediaan barang, baik bahan
mentah maupun bahan jadi. Persediaan merupakan aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha, atau
persediaan barang dalam proses produksi atau bahan baku yang menunggu
penggunaannya dalam proses produksi.
PT ERRESA PERDANA TEXTILE MILLS merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri tekstil, mengolah bahan baku benang menjadi produk
jadi seperti: denim, cordoroy, dan lain-lain. Jika pengendalian pembelian bahan baku
yang dilakukan tidak tepat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, terjadinya harga
beli yang terlalu tinggi akibat adanya sistem pemasok tunggal tanpa tender, pembelian
persediaan melebihi kebutuhan, kualitas dan kuantitas barang yang diterima tidak
sesuai dengan persyaratan dokumen order pembelian. Ketidaktepatan waktu
pengadaan bahan baku juga sering terjadi sehingga menimbulkan kemacetan pada
proses produksi dan jika jumlah persediaan terlalu kecil bisa mengakibatkan :
1. Terganggunya proses produksi sehingga produk jadi akan terlambat sampai
kepada konsumen, sehingga keuntungan dapat hilang.
2. Terlalu sering dilakukan pemesanan bahan sehingga perusahaan harus banyak
mengeluarkan biaya pemesanan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN BAKU
TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI” pada PT Erresa Perdana
Textile Mills di Bandung.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis mengidentifikasi masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dalam
perusahaan ?
2. Bagaimana efektivitas proses produksi dalam perusahaan ?
3. Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dengan
efektivitas proses produksi ?
1.3 Maksud dan tujuan penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh, mengolah dan
menganalisis data dan informasi yang berkenaan dengan pengendalian intern
pembelian bahan baku dengan efektivitas proses produksi. Data serta informasi
tersebut merupakan bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat
dalam menyelesaikan jenjang pendidikan program sarjana akuntansi pada
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian
bahan baku di dalam perusahaan.
2. Untuk menjelaskan sejauh mana efektivitas proses produksi di dalam perusahaan.
3. Untuk menjelaskan peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku
terhadap efektivitas proses produksi di dalam perusahaan.
1.4 Kegunaan hasil penelitian
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis, yaitu:
1. Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini dapat berguna dalam menambah pengetahuan pembaca
khususnya dalam bidang sistem informasi akuntansi dan pengendaliannya serta
dapat disajikan sebagai referensi bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian
yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Aspek Praktis
Hasil penelitian dapat berguna sebagai masukan maupun informasi bagi
perusahaan, sehingga diharapkan dapat menjadi suatu tolok ukur serta sebagai
bahan pertimbangan untuk mengevaluasi pengendalian intern pembelian bahan
baku dangan efektivitas proses produksi di masa yang akan datang.
1.5 Kerangka pemikiran
Dalam perkembangannya suatu perusahaan dituntut untuk melaksanakan
kegiatannya secara efektif dan efisien dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui sejauh mana suatu kegiatan telah
dijalankan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku dan dilaksanakan secara
efektif maka perlu dilakukan suatu pengendalian yang baik.
Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang
dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan. Maka dapat dikatakan efektivitas pembelian
bahan baku berarti tersedianya bahan baku secara memadai, baik dalam kuantitas
maupun kualitas, sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk kelancaran proses
produksi.
Persediaan bahan baku yang terlalu banyak yang melebihi kebutuhan akan
menimbulkan biaya yang tinggi dalam penyimpanan barang, sebaliknya tidak
tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan terhambatnya
proses produksi akan berkurang dan hal ini secara tidak langsung akan menghambat
kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu persediaan bahan baku dalam
perusahaan industri perlu diatur sedemikian rupa sehingga bahan baku dapat selalu
tersedia dalam jumlah yang cukup besar.
Untuk itu perusahaan harus menerapkan sistem informasi akuntansi pembelian
bahan baku terhadap efektivitas proses produksi yang baik pula, sehingga dapat
mengamankan persediaan yang dibeli, menyajikan data aktivitas pembelian yang
dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha yang berkaitan dengan aktivitas
pembelian, dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen dalam bidang pembelian.
Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang mengkombinasikan
orang, catatan-catatan, dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk
memenuhi data keuangan mereka karena setiap perusahaan mempunyai kebutuhan
informasi yang berbeda pula. Menurut Hansen dan Mowen (2000:31), sistem itu
sendiri memiliki arti: “seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan yang
melakukan satu atau lebih proses untuk mencapai tujuan-tujuan khusus.”
Informasi akuntansi suatu perusahaan merupakan salah satu bagian terpenting
dari informasi-informasi yang diperlukan manajemen. Informasi akuntansi dapat
dimanfaatkan manajemen atau pihak lain untuk mengambil keputusan. Sistem
informasi akuntansi diperlukan untuk diterapkan didalam perusahaan sebagai alat
pengatur arus dan pengolahan data akuntansi dalam perusahaan. Secara operasional,
sistem informasi akuntansi menggunakan proses-proses bentuk mengubah masukan
menjadi keluaran yang memenuhi tujuan dari keseluruhan sistem. Keluaran tersebut
berupa informasi yang diterapkan manajemen dalam melaksanakan operasi-operasi
tertentu atas semua data sumber yang diterimanya. Manajemen organisasi perusahaan
menerima informasi ini dan memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan.
Kita ketahui bahwa persediaan bahan baku merupakan bahan yang dibutuhkan
dalam proses produksi, adapun pengertian persediaan menurut PSAK No.14, 2002
adalah:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Selanjutnya pembelian bahan baku harus dikendalikan secara tepat dengan
pengendalian internal yang baik agar dapat dicapai tingkat persediaan yang ekonomis.
Mulyadi (2001:163) menyatakan bahwa:
“Pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalaan data akuntansi, mendorong efisiensi dan efektivitas serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”
Bagian pembelian harus dipimpin oleh seorang direktur pembelian, dialah
yang menerima penawaran barang dan dia juga mengetahui persediaan barang masih
ada, dia mengenal situasi pasar dan harga yang berlaku. Masalah yang dihadapi bagian
pembelian:
1. Memiliki pengetahuan mengenai barang yang dibutuhkan
Karena pekerjaan ini dilakukan secara terus menerus, bagian pembelian harus
benar-benar sudah ahli mengenai jenis dan mutu barang yang dibutuhkan. Dia
harus bekerja sama dengan teknisi pabrik yang membutuhkan barang.
2. Kebijaksanaan pembelian
Jika harga cenderung naik, bagian pembelian harus mengetahui dan mungkin perlu
membeli banyak dan mengadakan persediaan, sebaliknya jika terdapat
kecenderungan harga turun, dia harus mengetahui berapa jumlah korting yang
dapat diperoleh jika membeli dalam jumlah partai besar.
3. Proses produksi dan prosedur pengawasan
Yang dimaksud dengan proses produksi, menurut Buchari Alma (1998:217),
sebagai berikut:
“Proses mengkoordinasi manusia dan mesin untuk menciptakan bentuk dari bahan baku menjadi barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.”
Mengenai Efektivitas R.A Supriyono (2001:25) menyatakan sebagai berikut:
“Efektivitas adalah Hubugan antara keluaran pusat pertanggung jawaban dengan tujuannya. Semakin besar kontribusi keluaran suatu pusat pertanggungjawaban terhadap pencapaian tujuan perusahaan semakin efektif kegiatan pertanggungjawaban tersebut.”
Tanpa adanya perencanaan yang matang maka kemungkinan akan terjadi
penyimpangan dalam proses produksi yang berakibat konsumen kecewa akan
hasil produksi perusahaan, baik dalam kualitas, model, kuantitas maupun
ketepatan waktu penerimaan barang dan jasa. Pengertian produksi menurut Murti
Sumarni-John Soeprihanto (1999:205) adalah:
“Semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia.”
Pengertian proses produksi menurut Murti Sumarni-John Soeprihanto
(1999:206) adalah:
“Cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada.”
Proses produksi mungkin menghasilkan lebih dari satu jenis produk secara
serentak. Faktor-faktor yang menentukan jumlah produksi adalah penjualan,
sediaan awal, dan sediaan akhir. Perusahaan pada umumnya menghindari volume
produksi yang berfluktuasi, karena alasan ekonomi:
1. Disamping menimbulkan keresahan sosial, pemberhentian karyawan
mengharuskan perusahaan membayar uang pesangon.
2. Penerimaan karyawan baru ketika volume produksi meningkat juga mahal,
kerana karyawan baru memerlukan pelatihan.
3. Hasil produksi karyawan baru mungkin tidak memenuhi standar, sehingga
produk memerlukan pengerjaan ulang.
Untuk menghindari hal tersebut diatas maka dalam pelaksanaan proses
produksi tersebut harus dilakukan secara efektif, yang menunjukkan perbandingan
antara keluaran (output) dan tujuan serta berkemampuan untuk mengerjakan yang
benar.
Jadi untuk menghindari kerugian perusahaan yang diakibatkan oleh
terhentinya proses produksi akibat kekurangan bahan baku dapat disusun suatu
pengendalian intern pembelian bahan baku yang dibutuhkan dalam melaksanakan
proses produksi dengan memperhatikan tingkat perencanaan persediaan yang
harus ada serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
1.6 Metodologi penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus yaitu mengamati aspek tertentu
secara spesifik untuk memperoleh data primer maupun data sekunder, sehingga
diperoleh jawaban mengenai objek penelitian yaitu peranan sistem informasi
akuntansi pembelian bahan baku terhadap efektivitas proses produksi.
Dalam penelitian ini dibutuhkan data primer dan sekunder yang sesuai
dengan permasalahan yang ada serta sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga
dari data yang dikumpulkan dapat dilakukan analisa berdasarkan teori- teori yang
didapat dan ditarik kesimpulan.
Penulis berusaha memperoleh data primer mengenai keadaan yang sebenarnya
dengan melihat fakta-fakta yang ada. Setelah itu dari data yang diperoleh
dilakukan analisa dan interprestasi data dengan berdasarkan beberapa sumber teori
yang relevan dengan masalah yang dibahas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penulis mengadakan penelitian secara langsung pada PT ERRESA
PERDANA TEXTILE MILLS di BANDUNG yang menjadi objek penelitian
untuk memperoleh data primer. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a). Wawancara
penulis melakukan wawancara langsung dengan pejabat yang berwenang
dalam mengelola dan pengendalian pembelian bahan baku untuk
meyakinkan penulis mengenai kebijaksanaan pembelian bahan baku yang
ditetapkan oleh perusahaan.
b). Pengamatan
penulis melihat secara langsung bahan baku yang dimiliki perusahaan,
melihat bagaimana perusahaan menentukan pengendalian bahan baku,
mempelajari dokumentasi-dokumentasi perusahaan yaitu mengenai
pencatatan-pencatatan pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data
sebagai landasan teoritis dalam analisis selanjutnya. Dengan cara mempelajari
literatur-literatur yang sesuai dengan pokok-pokok masalah guna mendapat
landasan teori sebagai dasar bagi penulis dalam melakukan penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
1.7 Tempat dan waktu penelitian
Untuk memperoleh data objektif yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi
ini, penulis melakukan penelitian pada PT ERRESA PERDANA TEXTILE
MILLS BANDUNG yang berlokasi di Cisirung-Pala sari, Jln M.Toha Km 6,7
Bandung.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi
pembelian bahan baku memiliki peranan terhadap efektivitas proses produksi.
Kesimpulan ini dapat didukung dengan:
1. PT Eressa Perdana Textile Mills telah menerapkan sistem akuntansi pembelian
bahan baku yang memadai, hal tersebut dibuktikan dengan :
a) Diterapkannya formulir yang memadai untuk kebutuhan perusahaan misalnya
Bon Permintaan Barang, Bukti Pembelian Barang, Kartu Persediaan Barang,
Bon Permintaan Pengeluaran Barang, Bukti Pengeluaran Benang, Bukti
Penerimaan Benang, Bukti Penerimaan Kas, Surat Pengiriman.
b) Dilakukannya catatan-catatan yang memadai untuk penyusunan laporan
keuangan yang ada.
c) Diterapkan prosedur pembelian yang dapat menunjang efektivitas proses
produksi.
d) Adanya laporan yang berkaitan dengan aktivitas yang memadai.
2. Sistem informasi pembelian bahan baku telah dilaksanakan dengan baik dimana
manajemen sangat menyadari pentingnya keandalan informasi akuntansi
3. Pemantauan pembelian bahan baku telah dilakukan melalui pemeriksaan
dokumen maupun pemantauan fisik persediaan bahan baku melalui stock
opname.
4. Pada perusahaan industri bahan baku merupakan unsur utama dalam proses
produksi, selain itu bahan baku merupakan harta perusahaan yang perlu
diamankan karena jika tidak dapat terjadi penyalahgunaan atau terjadi
penyelewengan dalam pemakaian bahan baku tersebut. Jika hal tersebut terjadi
maka kegiatan produksi perusahaan dapat terhambat dan tujuan perusahaan tidak
dapat tercapai.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka penulis mencoba
memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi perusahaan antara lain:
1. Sebaiknya melakukan perhitungan pembelian barang secara lebih mendetail
dengan pertimbangan berbagai pihak yang terkait atas pemesanan bahan baku agar
efektivitas proses produksi dapat tercapaui secara optimal.
2. Sebaiknya dilakukan evaluasi pada pemasok secara rutin per beberapa bulan.
Evaluasi dilakukan dengan cara menganalisa mengenai harga dan kuantitas yang
ada dari pemasok- pemasok yang ada sehingga dapat ditinjau efektivitas dan
efisiensi untuk memenuhi target perusahaan.
3. Sebaiknya ada tindak lanjut atau sanksi apabila supplier tidak melakukan
keterlambatan waktu dan pengiriman.
4. Dari hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dibentuknya suatu bagian
committe audit yang kompeten dan independen untuk mmengawasi kelancaran
pelaksanaan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya
dan untuk mempermudah pencapaian tujuan perusahaan di setiap bagian.
DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Jusuf., 2002, Auditing II Cetakan Pertama, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Arif Suadi, 1997, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi I. Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Buchari Alma DR. H., 1998, Sistem Informasi Akuntansi, Cetakan 7, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Cushing, Barry E. ,1992, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan,
Diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Davis Gordon B., 1994, Sistem Pengendalian Manajemen. Bagian Pertama. Penerbit
Pustika Binawan Pressindo.
Hansen dan Mowen, 2000, Manajemen Biaya I, Edisi Pertama, Penerbit Salemba
Emban Patria, Jakarta.
Hongren. ef al., 1997, Akuntansi Di Indonesia, Alih bahasa oleh Elly Idawati, Penerbit
Salemba Emban Patria. Jakarta.
La Midjan dan Azhar Susanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi I, Pendekatan
Manual Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi kedelapan, Penerbit Lingga
La Midjan dan Azhar Susanto, 2003, Sistem Informasi Akuntansi II, Pendekatan
Sistem Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi kedelapan, Penerbit
Lingga Jaya, Bandung.
Mc. Leod Jr, Raymond, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Diterjemahkan oleh
Hendra Teguh, Edisi ketujuh. Penerbit Prenhallindo, Jakarta.
Mulyadi. 1992, Akuntansi Biaya, Edisi kelima, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta.
Mulyadi. 2002, Auditing I, Edisi keenam, Penerbit Salemba Emban Patria, Jakarta.
Mulyadi. ,2003, Activity-Based Cost System, Sistem Informasi Biaya Untuk
Pengurangan Biaya, Edisi keenam, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Supriyono R.A, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi I, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Sofyan Assauri, 1993, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi keempat, Penerbit
FEUI. Jakarta.
Sofyan Safry Harahap, 2001, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Stoner, James AF., 1996, Manajemen II, Alih bahasa oleh Alexander Sindoro, Edisi
Asli, Penerbit Prenhalllindo, Jakarta.
Suwardjono, 2003, Akuntansi Pengantar Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem,
Welsch, Glenn A, ef al., 1995, Budgeting, Diterbitkan oleh Annasidih, Edisi Pertama.
Penerbit Bumi Aksara, Bandung.