• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Indeks Oral Hygiene Pada Anak Sekolah Dasar Dengan dan Tanpa Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Wilayah Puskesmas Babakansari Kota Bandung Tahun 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Indeks Oral Hygiene Pada Anak Sekolah Dasar Dengan dan Tanpa Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Wilayah Puskesmas Babakansari Kota Bandung Tahun 2011."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBEDAAN INDEKS ORAL HYGIENE PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DENGAN DAN TANPA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH WILAYAH PUSKESMAS BABAKANSARI KOTA BANDUNG

TAHUN 2011

Astriliana, 2011. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

Latar Belakang kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih sangat memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Menanggulangi masalah tersebut dibutuhkan perhatian dan penanganan yang serius dari tenaga kesehatan, baik dokter gigi dan perawat gigi. Salah satu usaha yang telah dilaksanakan untuk mengatasi masalah kesehatan gigi pada anak adalah melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), yaitu salah satu program pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.

Tujuan ingin mengetahui bagaimana status oral hygiene anak sekolah dasar yang mendapatkan dan tidak mendapatkan program UKGS di wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan analitik, dengan menggunakan tekhnik pengambilan data secara observasi langsung dengan instrument formulir penelitian.

Hasil penelitian ini adalah dari 54 orang responden, dapat dilihat dari 24 orang responden yang telah mendapatkan program UKGS didapatkan bahwa rata-rata indeks oral hygienenya adalah 2,76 dan yang tidak mendapatkan program UKGS sejumlah 30 orang adalah 3,05 berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa p-value (sig) bernilai 0.115. Karena nilainya lebih besar dari 0,05, maka Ho gagal ditolak.

Kesimpulan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya perbedaan indeks oral hygiene pada anak usia sekolah dasar yang mendapatkan program UKGS dan tanpa proram UKGS di wilayah kerja UPT Babakan Sari kota Bandung.

Kata kunci : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), Oral Hygiene, Anak Sekolah Dasar

(2)

ABSTRACT

ORAL HYGIENE INDEX DIFFERENCE IN SCHOOL AGE CHILDREN WITH AND WITHOUT UKGS PROGRAM IN PUSKESMAS BABAKAN SARI

BANDUNG 2011

Astriliana, 2011 Tutor I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Tutor II : drg. Winny Suwendere, MS

Introduction oral health conditions in Indonesia are still very concerned that it needs to get serious attention from health professionals. To overcome this problem needed serious attention and treatment from health professionals, both dentists and nurses. one of the effortement that has been implemented to address the problem of dental health in children is through the Usaha Kesehatan gigi sekolah (UKGS), which is one service program oral health at baseline Puskesmas.

Purpose we wanted to know how the oral health status of primary school students who have received services UKGS health center in the region of Sari Babakan Bandung

Methods used in this study is a quantitative with an analytical approach, using the technique of direct observation data collection instrument with a form of research.

Results of this study were of the 24 respondents who have earned UKGS program found that the average index is 2.76 and the oral hygienenya who do not get the program UKGS some 30 people was 3.05 based on these data can be seen that the p-value (sig) is worth 0115. Because the value is greater than 0.05, then Ho failed to be rejected.

Conclusions that there is no index of differences in oral hygiene at primary school age children who get the program and without program UKGS in the working area of Bandung UPT Babakan Sari

Keyword : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Oral Hygiene, primary school children

(3)

DAFTAR ISI

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 5

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(5)

3.3.3.1 Definisi Konsepsional ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ... G ambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30

4.2 Gambaran Karakteristik Responden ... 30

(6)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Tabel 2.1 Indeks Debris...15

2. Tabel 2.2 Indeks Kalkulus...17

3. Tabel 31 Definisi Operasional...26

4. Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin...30

5. Tabel 4.2 Rata-rata OHI-S anak sekolah dasar usia 12 tahun di kecamatan babakan sari kota Bandung tahun 2011...31

6. Tabel 4.3 Rata-rata Debris anak sekolah dasar usia 12 tahun di kecamatan babakan sari kota Bandung tahun 2011...32

7. Tabel 4.4 Rata-rata kalkulus anak sekolah dasar usia 12 tahun di kecamatan babakan sari kota Bandung tahun 2011...33

(7)

LAMPIRAN

No Halaman 1. Formulir penelitian pengalaman oral hygiene pada anak usia sekolah

dasar...42 2. Kuisioner penelitian pada dokter gigi

puskesmas...44 3. Hasil penelitian oral hygiene pada anak usia sekolah dasar usia 12 tahun

yang telah mendapatkan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah...47 4. Hasil penelitian oral hygiene pada anak usia sekolah dasar usia 12 tahun

yang tidak mendapatkan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah...48 5. Surat izin untuk melakukan penelitian di UPT Babakan Sari kota Bandung 2011...49 6. Surat pernyataan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian (informed

consent)...51 7. Komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Bandung...52

(8)

DAFTAR GRAFIK

No Halaman

1. Grafik 4.1 Distribusi jenis

kelamin...30

2. Grafik 4.2 Perbandingan OHI-S,debris, dan kalkulus yang mendapatkan program UKGS dan yang tidak mendapatkan program...34

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Gambar 2.1 Rongga mulut tampak ventral ... 18

2. Gambar 2.2 Potongan gigi memanjang secara skematis ... 20

3. Gambar 2.3 Dentes permanen tampak vestibullar ... 20

4. Gambar 2.4 Rahang bawah mandibular ... 21

5. Gambar 2.5 Gigi lapisan radiks ... 23

(10)

42

LAMPIRAN I UNIVERSITAS KRISTEN MARANARTHA

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

(11)

43

5). Skor Kalkulus

16 11 26 36 31 46

Skor Kriteria Debris Skor Kriteria Kalkulus

0 tidak ada 0 tidak ada

1 <1/3,ada ekstrinsik 1 supragingival <1/3 2 >1/3-<2/3 2 -supragingival>1/3-<2/3

3 >2/3 -subgingival mengelilingi leher berupa flek

3 - supragingival >2/3, subgingival berupa pita

(12)

44

LAMPIRAN II

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

PROGRAM PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH PUSKESMAS BABAKAN SARI BANDUNG TAHUN 2011

Nama Responden (dokter gigi) :

1.Jenis program UKGS yang dilaksanakan di Puskesmas? (Jawaban boleh

lebih dari satu)

4.Berapa jumlah Sekolah Dasar yang telah memperoleh pelayanan UKGS Tahap II?

5. Berapa jumlah Sekolah Dasar yang telah memperoleh pelayanan UKGS Tahap

III?

(13)

45

7. Berapa kali petugas Puskesmas melakukan penyuluhan ke Sekolah Dasar selama setahun?

8. Sasaran penyuluhan pada kelas berapa saja? Frekuensi penyuluhan dalam setahun

10. Sasaran sikat gigi massal pada kelas berapa saja? Frekuensi sikat gigi massal dalam setahun

(14)

46

11. Pelayanan medik dasar gigi yang diberikan? Tumpatan tetap gigi tetap

Tumpatan tetap gigi sulung Pencabutan gigi tetap Pencabutan gigi sulung

Pengobatan pulpa termasuk tumpatan sementara Skeling

Pengobatan abses

(15)

47

LAMPIRAN III

(16)

48

LAMPIRAN IV

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

54

LAMPIRAN V

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul: “Perbedaan Indeks Oral Hygiene Pada Anak Sekolah Dasar Dengan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Dan Tanpa Program UKGS Di Wilayah UPT Babakan Sari

Kota Bandung Tahun 2011”

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan

Bandung,

Mengetahui, Yang menyatakan,

Penanggung jawab penelitian,

(Astriliana Febrianawati Hidayat) ( )

(23)
(24)

56

RIWAYAT HIDUP

Nama : Astriliana Febrianawati Hidayat

Nomor Pokok : 0810206

Tempat dan Tanggal Lahir : Karawang, 25 Februari 1991

Alamat : Jl.cemara indah no.19 dago resor pakar Bandung

Riwayat Pendidikan:

Tahun 2002 : Lulus SDN Banjarsari VI Bandung

Tahun 2005 : Lulus SLTPN 5 Bandung

Tahun 2008 : Lulus SMAN 1 Bandung

Tahun 2008-Sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

(25)

1 sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk Kalimantan Timur (Anita S., Liliwati,2005). Berdasarkan laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) DepKes RI 2001, di antara penyakit yang dikeluhkan dan yang tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk. Karies gigi dan penyakit periodontal merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi dan penyakit periodontal dapat dicegah melalui penerapan kebiasaan memelihara kesehatan gigi dan mulut pada anak sejak dini dan secara berkelanjutan (Riyanti E, 2005).

Di Indonesia sebanyak 89% anak di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut, akan sangat berpengaruh pada derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Dampak lainnya, kemampuan belajar mereka pun turun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar hingga hilangnya masa depan anak (Zatnika I, 2005).

Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan jaringan pendukung gigi yang banyak dijumpai pada anak-anak sekolah dasar di Indonesia, serta cenderung meningkat setiap dasawarsa(Dwiati L, 2005).

(26)

2

Philippines, 2007). Apabila tidak segera dilakukan upaya pencegahan, seiring dengan meningkatnya usia, kerusakan gigi dan jaringan pendukungnya akan menjadi lebih berat, bahkan dapat mengakibatkan terlepasnya gigi pada usia muda, sehingga diperlukan biaya perawatan gigi yang semakin mahal (Dwiati L, 2002).

Menanggulangi masalah tersebut dibutuhkan perhatian dan penanganan yang serius dari tenaga kesehatan, baik dokter gigi dan perawat gigi. Agar target pencapaian gigi sehat tahun 2010 dapat tercapai menurut WHO angka DMFT anak umur 12 tahun sebesar 1, maka diperlukan suatu tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut terutama ditujukan kepada murid sekolah melalui suatu program kesehatan yang terencana dan terpadu di sekolah dasar (Angela A, 2005).

Salah satu usaha yang telah dilaksanakan untuk mengatasi masalah kesehatan gigi pada anak adalah melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), yaitu salah satu program pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas. UKGS memberikan pelayanan dalam bentuk peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan sekolah binaan dengan maksud agar mendapatkan generasi yang sehat (Herijulianti E, 2002).

UKGS diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta, di bawah binaan puskesmas dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Untuk pemerataan jangkauan UKGS, penerapan UKGS disesuaikan dengan paket-paket UKS yaitu, UKGS Tahap I/Paket Minimal UKS diselenggarakan oleh guru pendidikan jasmani kesehatan dan guru pembina UKGS, UKGS Tahap II/Paket Standar UKS diselenggarakan oleh guru dan tenaga kesehatan puskesmas, sedangkan UKGS Tahap III/Tahap Optimal UKS diselenggarakan oleh guru, tenaga puskesmas dan tenaga kesehatan gigi (Herijulianti E, Indriani TS dkk, 2002).

(27)

3

pengetahuan serta kurangnya pengetahuan tentang pentingnya melakukan pencegahan dan perawatan gigi dan mulut (Chemiawan E,2004) .

Berdasarkan data laporan Dinas Kesehatan kota Bandung di beberapa Puskesmas di kota Bandung tahun 2010, Puskesmas Babakan Sari merupakan salah satu puskesmas yang telah melaksanakan program UKGS. Laporan data dasar Usaha Kesehatan Sekolah puskesmas Babakan Sari tahun 2010/2011menunjukkan cakupan sekolah dasar yang diberikan pelayanan program UKGS berjumlah 14 SD. Oleh karena itu, ingin diketahui bagaimana status kesehatan gigi dan mulut murid SD yang telah mendapat pelayanan UKGS dan yang tidak mendapatkan program UKGS di wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari kota Bandung. Penelitian dilakukan pada Puskesmas Babakan Sari karena Puskesmas Babakan Sari tersebut merupakan salah satu puskesmas yang telah menyelenggarakan upaya pelayanan UKGS pada sekolah dan merupakan puskesmas yang mudah untuk dijangkau baik dari segi waktu, materi, dan mobilitas.

Berdasarkan data tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan indeks oral hygiene pada anak usia sekolah dasar yang mendapatkan program UKGS dan tidak mendapatkan program UKGS di wilayah kerja Puskesmas Babakan sari kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan indeks oral hygiene pada anak usia sekolah dasar dengan program UKGS dan tanpa program UKGS di wilayah kerja puskesmas Babakan Sari kota Bandung

2. Apakah program UKGS berjalan sesuai dengan hasil yang di harapkan .

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

(28)

4

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbedaan indeks oral hygiene anak sekolah dasar wilayah Puskesmas Babakan Sari kota Bandung.

2. Mengetahui pelaksanaan kegiatan UKGS di wilayah kerja puskesmas babakan sari kota Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat akademis/ilmiah :

1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai perbedaan indeks oral hygiene pada anak sekolah dasar dengan dan tanpa program UKGS.

Manfaat bagi peneliti :

(29)

5

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Chemiawan, dkk tahun 2004, Devi N, tahun 2009

Menunjukan prevalensi karies gigi relatif Tidak terdapat perbedaan karies

lebih besar pada anak sekolah dasar pada anak sekolah dasar

Perbedaan indeks oral hygiene pada anak dengan dan tanpa program UKGS ??

1.5.2 Hipotesis

Ada perbedaan indeks oral hygiene pada anak usia sekolah dasar yang mendapatkan program UKGS dan yang tidak mendapatkan program UKGS

1.6 Metodologi Penelitian

Metode Penelitian : Kuantitatif deskriptif dengan pendekatan analitik Rancangan Penelitian : Cross Sectional

Teknik Pengambilan data : Observasi

Instrumen : Formulir pemeriksaan

(30)

6

Teknik pengambilan sampling: Cluster random sampling Jumlah Sampel : 54 orang

Tekhnik Analisis Data : Uji T independen

1.7 Lokasi dan Waktu 1.7.1 Lokasi :

Sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Babakansari kota Bandung 1.7.2 Waktu :

(31)

37

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata OHI-S pada anak sekolah dasar yang mendapatkan program UKGS dan tidak mendapatkan program UKGS tidak terdapat perbedaan yang bermakna.

Cakupan pelayanan UKGS adalah 37,8% (14 SD) di wilayah kerja UPT Babakan Sari sudah mendapatkan pelayanan UKGS. Pada sekolah yang telah mendapatkan program UKGS, kegiatan penyuluhan, sikat gigi masal dan kumur-kumur fluor dilakukan secara bersamaan dan ditujukan untuk seluruh murid dari kelas I sampai kelas VI yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun. Tidak diketahui berapa jumlah siswa yang yang membutuhkan perawatan dan yang telah memperoleh perawatan pelayanan medik gigi dasar. Pelayanan medik gigi dasar diberikan hanya kepada siswa yang membutuhkan pengobatan darurat dan dilakukan pemberian surat rujukan, sedangkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai kelas VI tidak dilaksanakan. Pelayanan medik gigi dasar pada siswa kelas selektif (kelas VI) juga tidak dilaksanakan .

5.2 Saran

Untuk memaksimalkan status kesehatan gigi dan mulut murid SD dan cakupan pelayanan UKGS, disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pihak Puskesmas

(32)

38

Memberikan pelayanan medik gigi dasar terutama bagi siswa kelas selektif yang membutuhkan perawatan.

2. Pihak Sekolah

Kepala sekolah memonitoring kegiatan penyuluhan petugas UKGS di sekolah. 3. Guru Olah Raga dan Kesehatan

Pada waktu penyuluhan, guru olah raga dan kesehatan hendaknya membuat surat rujukan bagi murid yang membutuhkan perawatan.

4. Orang Tua

(33)

39

DAFTAR PUSTAKA

Angela A. 2005. Pencegahan primer pada anak yang beresiko karies tinggi. Dentika Dent J 38(3): halaman 130-134

Anita S., Liliwati.2005. Pengaruh frekuensi menyikat gigi terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa-siswi sekolah dasar negeri di Kecamatan

Palaran Kotamadya Samarinda Propinsi Kalimantan Timur. Dentika Dent J .Halaman 22

Ariningrum R. 2000 .Beberapa cara menjaga kebersihan gigi dan mulut. Cermin Dunia Kedokteran.Halaman 45-51.

Astuti TE. 2006. Total quality management dalam pendidikan kesehatan gigi di sekolah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Halaman 19-47.

Astuti TE, Budiharto, Bachtiar A.2006.Efektifitas pengelolaan pendidikan kesehatan gigi dengan pendekatan total quality management pada anak sekolah. IJD . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Halaman 150-155.

Chemiawan E., Gartika M., Indriyanti R. 2004 .Perbedan prevalensi karies pada anak sekolah dasar dengan program UKGS dan tanpa UKGS kota Bandung

tahun 2004. Bandung : Universitas Padjadjaran.

Debnath T. 2002 Public health and preventive dentistry 2nd edition. India : AITBS Publisher and Distributors(Regdt). Halaman 49-51.

(34)

40

Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan usaha kesehatan gigi sekolah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 1996.

Departemen Kesehatan RI.2000. Pedoman pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Dwiati L. 2002. Pengaruh model pencegahan karies gigi dan gingivitis terhadap status kesehatan gigi anak sekolah dan efisiensi sumber daya program UKGS di

Provinsi DKI Jakarta tahun 2002. <http://www.pdpersi.co.id/?show=mai> (25 Agustus 2011)

Gartner L.P., Hiatt J.L. 2001. Color Textbookk of Histology, 2nd ed. Saunders, Philadelphia. Page 366

Herijulianti E., Indriani TS., Artini S. 2002.Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran, Halaman 119-132.

Junquiera L.C., Carniero J. 2003. Basic Histology, 10th ed. New York : Lange. Page 295-298.

Magdarina D. Metode pelayanan kesehatan gigi pada murid sekolah dasar dalam

rangka peningkatan pemerataan pelayanan.

<http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id>

Nugrahani D. Usaha kesehatan gigi sekolah.<Puskesmas Berbah Jogja.html> (11September 2011).

(35)

41

Rusli M., Gondhoyoewono T. Pengaruh metode bermain terhadap penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. <http://www.pdgi-online.com> (11 September 2011)

T.M. Akande., O.Bamigboye.2007. Nigerian Medical Practioner vol.51 no.4. Nigeria. Halaman 71-75

Tarigan R. 1999. Karies gigi. Hipokrates, Jakarta. Halaman 1-2.

The American Dental Hygienists’ Association. Fluoride facts.

<http://www.pdgi-online.com> (11 September 2011).

Van Palenstein HW., Monse B., Heinrich-Weltzien., Benzian H., Holmgren C.

PUFA-an index of clinical consequences of untreated dental caries. Community Dentistry and Oral Epidemiology 2010;38(1):77-82. <http://www.w3.org/TR/html4/strict.dtd> (abstract) (1 Maret 2011).

World Health Organization. 1997. Oral health surveys basic methods. 4th ed. Geneva. Halaman 7-8.

Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia. Program YKGI. Homepage of Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia 2009. <http:// www.ykgi.or.id/program.html 16 Januari 2011

Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia. Program pelayanan UKGS

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penurunan harga riil kapas dunia sebesar 5 persen; kombinasi kebijakan kenaikan harga riil BBM sebesar 8.5 persen dan penurunan harga riil kapas dunia sebesar 5 persen; dan

Intrias Mandiri Sejati Semarang umumnya melakukan proses perekrutan pekerja outsourcing dengan cara pengajuan surat lamaran dan kelengkapannya oleh calon tenaga

Berdasarkan pada pengujian yang telah dilakukan pada sistem pendukung keputusan seleksi penerima beras (raskin) untuk masyarakat miskin yang dibuat banyak kekurangan dan kelemahan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa jenis sengketa harta pusako tinggi yang terjadi di Nagari Ladang panjang yaitu sengketa Harta

e. Teknik bertanya kepada siswa. Praktik penguasaan dan pnegelolaan kelas.. Praktik menggunakan media pembelajaran. Praktik menutup pelajaran. Pelaksanaan micro teaching dilakukan

bahasa rupa tradisi-rupa-rungu-dinamis. Bahasa rupa tersebut lazim digunakan dalam sinematografi. 4) Bahasa rupa yang digunakan dalam model film animasi relief cerita Jataka

tugas yang diberikan, baik mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Pengolahan Citra.. Digital maupun yang belum mampu memahami materi pada pedoman