ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa
oleh:
Friska Br Ginting NIM 0906170
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO
Oleh: Friska Br Ginting
0906170
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Seni
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak
ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
© Friska Br Ginting 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO
Friska Br Ginting 0906170
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing 1
Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. NIP.195509131985032001
Pembimbing II
Zakiah Pawitan, M.Ds. NIP. 198305052005012001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO
Friska Br Ginting 0906170
Disetujui dan disahkan oleh:
Dosen Penguji 1
Drs. Untung Supriyanto, M.Pd. NIP.195210161986011001
Dosen Penguji II
Drs. Harry Sulastianto, M.Sn. NIP. 196605251992021001
Dosen Penguji III
LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO Friska Br Ginting1, Dra. Tity Soegiarti, M.Pd.
2
, Zakiah Pawitan, M.Ds.3
Pendidikan Seni Rupa , FPBS UPI Bandung, Email: friskajoe_koridama@yahoo.co.id1,
Abstrak
Seni lukis sulam adalah satu dari banyak teknik yang inovatif dalam melukis. Salah satu seniman Indonesia yang menekuni seni lukis sulam adalah Moel Soenarko. Skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan Moel Soenarko mengenai Bagaimana ide berkarya Moel Soenarko sehingga menghasilkan karya-karya seni lukis sulam, Bagaimana proses penciptaan karya seni lukis sulam Moel Soenarko dan Bagaimana visualisasi dan konseptual seni lukis sulam karya Moel Soenarko, teori yang dipakai dalam penelitan adalah teori proses kreatif dan analisis formal.
Melalui Penelitian ini dapat disimpukan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi ide berkarya seni lukis Moel Soenarko yaitu pertama intelektualitas pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh status sosialnya Sebagai anak seorang Raden (sekaligus seorang polisi). Selain itu Moel Soenarko adalah kakak dari tujuh orang adiknya. Ia juga merupakan istri dari seorang TNI atau Tentara Nasional Indonesia yang pemerintahannya melewati masa politik yang bergejolak (Orde Baru-Demokrasi). Adapun faktor kedua adalah lingkungan tempat tinggal. Adapun faktor ketiga adalah pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh Interaksi Sosial sebagai ibu Persit (sebutan untuk istri para TNI) dan ia juga bergabung dalam perkumpulan Darma Wanita.
Adapun proses penciptaan karya seni lukis sulam Moel Soenarko meliputi membuat sketsa dengan media pensil dan kertas, memindahkankannya ke atas kain yang akan dijadikan media dalam membuat lukisan sulamnya, menentukan warna dan jenis tusukan yang cocok untuk diterapkan keatas permukaan kain. Tahap selanjutnya adalah memasang pembidang pada kain untuk mengunci permukaan kain selanjutnya adalah memulai sulaman.
Visualisasi dan konseptual lukisan sulam karya Moel Soenarko Secara garis besar dibagi dalam tiga periode 2010 (Sebelum mengenal sulam sebagai lukisan). Periode 2011 (Setelah mengenal sulaman sebagai karya lukisan). Periode 2012 (Pengembangan Tema lukisan sulam). Adapun karya lukisan yang di hasilkan pada masing-masing perode memiliki perubahan. Dengan bahasa lukisan Moel membuktikan bahwa pelukis wanita dapat bersaing dengan pelukis laki-laki. Dengan ketekunannya pula ia dapat menunjukkan bahwa kesenimanan seseorang tidak hanya tergantung pada latar belakang akademisi.
Kata kunci: Lukisan, Sulam, Visualisasi
DAFTAR ISI
Abstrak……….. iv
Daftar Isi ……….. v
Daftar Tabel………... vii
Daftar Skema……… viii
Daftar Gambar………... x
BAB I PENDAHULUAN .………... 1
A. Latar Belakang Masalah………... 1
B. Rumusan Masalah……… 3
C. Tujuan Penelitian……….. 4
D. Manfaat Hasil Penelitian………... 4
E. Stuktur Organisasi Penelitian………... 5
BAB II ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO…... 7
A. Ide Berkarya Seni Lukis Sulam………...………. 7
1. Pengertian Seni Lukis………..………... 11
2. Pengertian Sulam……… 12
3. Pengertian Seni Lukis Sulam……….. 13
B. Proses Berkarya Seni Lukis Sulam……….. 16
1. Alat-Alat dalam Pembuatan Seni Lukis Sulam……….. 16
2. Bahan dalam Pembuatan Seni Lukis Sulam……..……….. 17
C. Visualisasi Seni Lukis Sulam……….………. 22
1. Unsur dan Prinsip Seni Lukis Sulam………... 23
BAB III METODELOGI PENELITIAN...………. ………… 30
A. Lokasi Penelitian ………... 30
B. Desain Penelitian……….. 30
C. Metode Penelitian……….. 33
D. Instrumen Penelitian………. 33
E. Proses Pengembangan Instrumen………. 36
G. Analisis Data……… 37
BAB IV. ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO. 40
A. Profil Moel Soenarko……….. 40
1. Moel Soenarko Sebagai Seniman Wanita………... 42
2. Pengalaman Moel Soenarko dalam Dunia Seni Lukis……….... 45
3. Pengalaman Moel Soenarko dalam Berkarya Sulam………….. 46
4. Pengalaman Moel Soenarko dalam Membuat Lukisan Sulam… 48
B. Hasil Penelitian……….. 51
1. Visualisasi dan Analisa Lukisan Sulam karya Moel Soenarko... 51
2. Ide dan Proses Berkarya Seni Lukis Sulam Moel Senarko…….. 53
3. Proses Pembuatan Karya Seni Lukis Sulam Moel Soenarko…... 59
4. Alat dan Bahan dalam Pembuatan Lukisan Sulam………. 63
5. Jenis Tusukan Pada Pembuatan seni Lukis Sulam……….. 65
C. Pembahasan Hasil Penelitian………. 67
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN………...…. 100
A. Simpulan………...……….. 100
B. Saran dan Rekomendasi………...…..……… 104
Daftar Pustaka ………... 105
Daftar Istilah ………. 107
Lampiran……… 110
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel garis dan kesan fisiknya………. 24 2. Tabel Jenis jarum yang digunakan dalam membuat karya seni lukis
sulam……… 15
DAFTAR SKEMA
Skema Halaman
5. Skema Komponen Proses Cipta Karya Seni ……… 7 6. Ajaran kosmogoni Jawa tentang “keblat papat kelima pancer” sebagai
hubungan vertikal horisontal ……… 8 7. Seni Lukis Sulam dengan kaitannya dalam seni murni, seni kriya….... 13 8. Skema Ide dan Proses Berkarya Seni Lukis Sulam
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tusuk Jelujur ……….………….…………... 18
2.2 Tusuk Batang ……….……….……... 19
2.3 Tusuk Lurus.………..…... 19
2.7 Tusuk Satin…..………..……….………..…………. 20
2.5 Tusuk Simpul………....……….………... 20
2.6 Tusuk Bullion………...……….………... 21
2.7 Tusuk Penjang Pendek………... 21
2.8 Tusuk Batang ……….……... 22
2.9 Tusuk Rantai...………….………....……….. 22
4.1 Moel Soenarko sebagai anak sekaligus sebagai kakak……….. 41
4.2 Moel Soenarko Sebagai Istri dan Sebagai Ibu……… 42
4.3 Buku agenda dan catatan karya Moel Soenarko ………...……….... 45
4.4 Penerapan sulaman oleh Moel Soenarko dalam fungsinya sebagai penghias pakaian……….………. 48
4.5 Ibu Moel memegang sketsa gambar yang menjadi sulaman, lukisan sulam, lukisan cat air, seni cetak grafis………. 54
4.6 Tahap pemberian warna pada sketsa diatas kain sulam ..……….. 55
4.7 Hubungan Mikrokosmos dan Makrokosmos Manusia dengan Sang Pencipta dalam Lukisan Sulam karya Moel Soenarko yang bertemakan lanskap……….. 58
4.8. Hubungan Mikrokosmos dan Makrokosmos Manusia dengan Sang Pencipta dalam Lukisan Sulam karya Moel Soenarko yang bukan bertemakan social politik……….. 58
4.9. Sketsa “Rumah Luwu” Sulawesi Selatan………...………. 60
4.10 Tahap Pemberian warna pada sketsa diatas kain sulam……….. 60
4.11 Rumah Luwu Sulawesi Selatan………. 61
4.12 Alat dan Bahan dalam mewarnai benang.………... 62
4.14 Jarum dan alat memasukkan benang kedalam jarum yang digunakan Moel
dalam membuat lukisan sulamnya………. 63
4.15 “Jabal Rahmah”………...………... 65
4.16 Alat dan bahan yang digunakan yang digunakan Moel dalam membuat lukisan sulamnya………. 4.17 “Kebun Kurma Madinah”………..68
4.18“Jabal Tsur”………...70
4.19 “Nyanyian Sunyi”…………. ………74
4.20 “Musim Layangan”…………..………..77 4.21 Sketsa “Musim Layangan”….………..………..78
4.22 Kekuasaan………..72
4.23 Sketsa “Kekusasaan”………..73
4.24 “Nyanyian Sunyi”...………...74
4.25 “Musim Layangan”………77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seni lukis dikategorikan sebagai seni rupa dua dimensi. Lukisan
kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas,
dan sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi atau dimensi datar).
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, seniman
Indonesia senantiasa mencoba berinovasi dalam melukis. Berbagai teknik melukis
telah lahir dari tangan-tangan kreatif dan memperkaya seni rupa Indonesia. Seni
lukis sulam adalah satu dari banyak teknik yang inovatif dalam melukis.
Ditinjau dari priode seni lukis abad XIX belas seperti neoklasik,
romantisisme, impresionisme-pasca impresionisme dan seni lukis modern abad ke
XX sampai seni sekarang ini, perkembangan seni rupa khususnya seni lukis cukup
pesat baik secara teknik maupun media serta interpretasinya hal ini dikemukakan
juga oleh Adjat Sakri (1989:28) bahwa: “Perkembangan seni pada abad XX ini
menentukan ke arah pembentukan bermacam-macam aliran yang timbul dan akan membuat kebebasan yang luas bagi para seniman”. Maka bukan tidak mungkin berbagai teknik serta media yang ditemukan dan dikreasikan pada pembuatan
karya seni lukis akan bertambah banyak dan beragam jenis dan bentuknya. Para
seniman akan terus mencari-cari dalam usaha meningkatkan seni yang telah
berkembang.
Seni lukis sulam merupakan gagasan yang dapat dikatakan masih belum
terlalu akrab di kalangan seni lukis Indonesia, tidak banyak buku maupun teori
yang membahas mengenai seni lukis sulam atau yang juga disebut embroidery.
Sulam biasanya dikategorikan sebagai seni kriya atau kerajinan tangan dalam
golongan kriya tekstil. Salah satu seniman Indonesia yang menekuni seni lukis
sulam adalah Moel Soenarko. Seni lukis sulam karya Moel Soenarko mencoba
menggagas karya seni rupa murni dalam bentuk sulaman dan menarik untuk
2
rupa yang sama. Syarifudin dalam pengantar buku kumpulan puisi rupa “Aku
Berkarya, Maka Aku Ada: Sebuah Album Kenangan” karya Moel Soenarko
(2007:2) mengatakan bahwa:
“Teknik menyulam sebenarnya telah lama dan lampau oleh Moel Soenarko diperaktikkan, namun ada yang membedakan praktik menyulamnya hari ini, terutama ketika ia mulai beranjak untuk meninggalkan model dan pola yang biasa digunakan dalam menyulam. Moel Soenarko mengganti pola dan model tersebut senada dengan lukisannya”.
Melalui pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa unsur-unsur rupa yang
melekat dalam karya seni lukis sulam Moel Soenarko sedemikian unik dan
berbeda sehingga menarik untuk dilakukan penelitian tentang keunikan ide,
bagaimana proses pembuatan karya seni lukis sulamnya serta visualisasi dan
konseptual seni lukis sulam karya Moel Soenarko.
Ide yang muncul dalam pembuatan karya seni sangatlah beragam. Ide
biasanya muncul dari kejujuran sang seniman dalam pembuatan karyanya, oleh
karena itu ide berkarya tidak jauh dari apa yang mengilhami seniman dalam
membuat karyanya yaitu ide yang dapat muncul dari pengalaman hidup
(Eksperience), kegemaran atau (hobby), perjalanan yang mengesankan, kebiasaan
hidup (habbit) seorang seniman, ide dapat juga muncul dari makanan kesukaan,
mahluk hidup lain, atau benda-benda disekitar seniman. Ide dalam berkaya seni
lukis sulam oleh Sri Moeljaningsih atau dikenal dengan Moel Soenarko juga
sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya, menyulam sebagai kegemarannya,
perjalanannya dari satu tempat-ketempat lain dikarenakan sebagai istri dari
seorang Pensiunan Mayor Jendral Angkatan Darat.
Salah satu karya seni lukis sulam yang dibuat oleh beliau ialah lukisan
yang diberi judul “Jabal Rahmah”. Lukisan tersebut ia buat ketika melakukan
perjalanan umroh ke Mekah pada tahun 2008, awalnya ia mengabadikan suasana
Jabal Rahmah melalui sketsa. Selanjutnya pada tahun 2011, menyelesaikan
sketsanya menjadi sebuah lukisan dengan teknik sulam. Peroses pembuatannya
diakui cukup sulit dan rumit oleh Moel Soenarko, dikarenakan sulaman yang pada
3
hanya sebagai penghias ataupun kerajinan tangan, kemudian mencoba membuat
sulaman sebagai sesuatu yang kaya akan filosofis ditinjau dari segi unsu seni lukis
sulamrnya.
Melalui penelitian ini penulis akan mendeskripsikan mengenai siapa
sosok Moel soenarko, bagaimana ide berkarya yang mempengaruhi pembedaan
cita rasa dalam teknik menyulam Moel Soenarko, bagaimana proses pembuatan
karya seni lukis sulam Moel Soenarko, serta kajian visualisasi dan konseptual
karya seni lukis sulam Karya Ibu Moel Soenarko baik ditinjau dari segi unsur
warna, garis, komposisi, tekstur serta pesan-pesan sosial maupun moral estetis
yang muncul, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan mengenai lukisan
sulam karya seniman wanita Moel Soenarko.
Penelitian mengenai karya seni lukis sulam ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi penulis mengenai pengetahuan dan wawasan seni lukis
sulam, penelitian ini juga akan bermanfaat bagi Jurusan pendidikan Seni Rupa
sebagai tempat penulis dalam menuntut ilmu dan bagi seniman serta kedepannya
akan bermanfaat pula bagi dunia pendidikan seni rupa, karena dengan adanya
penelitian ini maka seni lukis sulam akan dikenal sebagai salah satu karya seni
rupa murni.
Melukis dengan teknik sulam seperti yang dilakukan oleh Moel soenarko
sangat kaya akan makna filosofis ditinjau dari segi ide pembuatan, proses
pembuatan, visualisasi serta konseptualnya sebagai bagian dari seni rupa murni,
sehingga apabila tidak diteliti maka wawasan seni lukis ditinjau dari teknik dan
media pembuatannya akan sangat terbatas, dan akan mempengaruhi sempitnya
cara pandang masyarakat akan seni rupa murni.
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan pelaksanaan penelitian, maka perlu ditegaskan
melalui beberapa rumusan masalah berikut ini:
1. Bagaimana ide berkarya Ibu moel Soenarko sehingga menghasilkan
karya-karya seni lukis sulam?
4
3. Bagaimana visualisasi dan konseptual seni lukis sulam karya Ibu Moel
Soenarko?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana ide berkarya Ibu moel Soenarko sehingga menghasilkan
karya-karya seni lukis sulam.
2. Mengetahui bagaimana proses penciptaan karya seni lukis sulam Moel
Soenarko.
3. Memperoleh gambaran (visualisasi) dan konseptual karya seni lukis sulam
karya ibu Moel Soenarko.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bagi Penulis
Dengan diadakannya penelitian ini penulis mendapatkan beberapa manfaat
diantaranya:
a. Menambah wawasan mengenai seni lukis dengan teknik sulam.
b. Dapat mengetahui proses penciptaan karya seni lukis sulam.
c. Dapat mengetahui macam-macam teknik yang digunakan dalam membuat
karya seni lukis sulam.
d. Sebagai referensi dalam mengembangkan karya seni lukis sulam.
e. Menambah refrensi seniman dalam pengembangan karya seni lukis sulam.
2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa Univesitas Pendidikan Indonesia
Sebagai bahan tambahan refrensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya untuk mata kuliah seni lukis mengenai seni lukis dengan teknik sulam.
3. Bagi Seniman
Bagi seniman, penelitian ini mempunyai beberapa manfaat diantaranya:
a. Sebagai pendorong agar terus meningkatkan kualitas dan kuantitas seni lukis
5
b. Memotivasiseniman untuk terus mengembangkan gagasan karya seni lukis
sulam.
c. Mendorong seniman untuk berkarya dengan teknik dan media yang berbeda
dari berkarya seni lukis pada umunya.
4. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
a. Mayarakat dapat mengenal seni lukis sulam dalam bentuk karya seni rupa
murni.
b. Masyarakat mengetahui seni lukis sulam beserta senimannya.
c. Memperluas pengetahuan masyarakat tentang media, elaborasi ide dari
sebuah karya seni murni.
d. Menambah refrensi seniman dalam golongan seniman seni lukis.
5. Bagi Dunia Pendidikan Seni Rupa
Bagi dunia pendidikan seni rupa, penelitian ini mempunyai beberapa
manfaat, diantaranya:
a. Menambah referensimengenai teknik dan media pembuatan karya seni lukis,
yakni seni lukis dengan teknik sulam.
b. Menambah wawasan mengenai seniman wanita yang menggagas seni lukis
sulam di kota Bandung.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan
skripsi, maka laporan penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab i. Pendahuluan
Bagian ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Pengumpulan Data,
Penentuan Lokasi, dan Sistematika Penulisan mengenai seni lukis sulam karya
Moel Soenarko.
6
Bab ii. Landasan Teoritis
Bab ini menjelaskan tentang teori atau konsep-konsep yang relevan dengan “Karya Seni Lukis Sulam Karya Moel Soenarko.”
Bab iii. Metodologi Penelitian
Pada bab ini menjelaskan secara rinci kegiatan serta cara-cara yang
ditempuh penulis dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber-sumber
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Bab iv. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menguraikan apa, bagaimana, dan mengapa terhadap hasil penelitian
yang diperoleh. Dikemukakan pula analisis data dan deskripsi hasil studi maupun
pengamatannya, yang bisa menyangkut perkembangan objek yang diteliti maupun
evaluasi perkembangan data dan/atau sistem nilai.
Bab v. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan kristalisasi hasil analisis dan penafsiran. Cara
penulisan/pembahasan dirumuskan dalam bentuk pernyataan secara ringkas dan
padat, sehingga tidak menimbulkan penafsiran lain.
Pada bab ini berisi kesimpulan dari semua bahasan dan kajian, serta
beberapa saran yang ditujukan untuk pembaca, jurusan pendidikan seni rupa,
30
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dijadikan sumber informasi bagi peneliti yaitu di
rumah seni Moel Soenarko Bandung. Rumah seni ini terletak di Pondok Hijau
Indah, jalan Raflesia Nomor 12-Bandung, provinsi Jawa Barat. Telp: 022 820 275
76/0816552813. Peta rumah seni Moel Soenarko Bandung dapat dilihat di
lampiran lima (5).
Lokasi penelitian dipilih karena Moel Soenarko merupakan satu-satunya
seniman yang membuat lukisan sulam di kota pada Bandung, khususnya di
Bandung Utara. Ada banyak karya seni lukis sulam yang dibuat oleh Moel
Soenarko. Namun sulamnya mulai dipandang sebagai seni lukis sulam oleh Aminudin TH Siregar pada lukisan “Rumah Luwu” pada tahun 2010. Sehingga penulis mengelompokkan karya seni lukis sulam Moel soenarko mulai dari tahun
2010 sampai dengan karya terahirnya yang telah selesai ;pada tahun 2012.
Adapun priode tersebut diantaranya periode 2010 (Sebelum mengenal sulam
sebagai lukisan). Periode 2011 (Setelah mengenal sulaman sebagai karya lukisan).
Periode 2012 (Pengembangan tema lukisan sulam). Adapun karya yang mewakili
ketiga periode tersebut adalah sebagai berikut, “Rumah Luwu” (2010), “Rumah di Kembata NTT” (2010), “Jabal Rahmah” (2011), “Jabal Tsur” (2011), “Kebun Kurma” (2011), “Kekuasaan” (2012), “Nyanyian Sunyi” (2012), “Musim Layangan” (2012).
B. Desain Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu penulis membuat
rancangan penelitian berupa penentuan lokasi penelitian, mempersiapkan
pertanyaan penelitian dan mempersiapkan segala bentuk instrument penelitian
31
penelitian kualitatif adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya”.
Proses penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2014.
Sementara studi pendahuluannya telah dilakukan jauh sebelum penelitian ini
dilaksanakan yaitu pada tahun 2012 silam. Adapun tahapan-tahapan dalam
penelitian kualitatif menurut Moelong (2014) dalam hanafiah (2010, hlm. 81)
meliputi: tahapan pra-lapangan, kegiatan lapangan, dan analisis data.
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tahapan Pra-lapangan
Pada tahapan ini, peneliti melakukan persiapan yang meliputi: memilih
masalah, studi pendahuluan, merumuskan fokus penelitian, memilih pendekatan
dan sumber data. Peneliti membuat proposal yang kemudian diadakan seminar
untuk keabsahan proposal.
Konsultasi dengan dosen pembimbing selanjutnya dilakukan untuk
merevisi proposal agar proposal dapat dipertanggung jawabkan. Proposal yang
telah disetujui merupakan syarat yang harus dilampirkan dalam mengajukan surat
perizinan penelitian. Surat ini dikeluarkan oleh Rektor lewat Fakultas dengan
tembusan dekan FPBS UPI, Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI,
setelah surat perizinan diperoleh, maka diajukan langsung ke lokasi penelitian
yaitu rumah seni Moel Soenarko.
2. Tahapan Kegiatan Lapangan
Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan sekaligus mengambil data-data
yang diperlukan sesuai dengan objek kajian yang akan diteliti dan akhirnya
menyimpulkan data tersebut secara deskriptif. Tahapan-tahapan kegiatan
penelitian ini adalah:
a. Melakukan observasi awal ke rumah seni Moel Soenarko untuk meminta izin
melakukan penelitian.
b. Menyerahkan surat perizinan yang telah dibuat dari instansi yaitu UPI.
c. Tahapan selanjutnya mulai melakukan wawancara kepada narasumber di rumah
32
Ibu Hj. Rr. Sri Moeljaningsih Soenarko sebagai seniman pelukis dengan teknik
sulam.
d. Mengumpulkan data berupa catatan lapangan dan hasil observasi serta hasil
wawancara secara keseluruhan.
e. Mendokumentasikan dengan menggunakan kamera foto, berupa foto-foto
kegiatan melukis dengan teknik sulam mulai dari desain, proses pemindahan
sketsa pada kain, proses pembuatan tusukan benang pada kain dan
contoh-contoh karya yang telah selesai dibuat.
f. Menyusun data-data apa saja yang dinilai berkaitan dengan objek penelitian.
g. Memberikan komentar dan tafsiran terhadap data secara kontekstual.
h. Mengumpulkan data menjadi suatu pernyataan umum sekaligus menyusun hasil
penemuan dari penelitian.
3. Tahapan Analisis Data
Tahapan ini merupakan tahapan puncak dari suatu penelitian. Semua
pengorganisasian penulisan laporan penelitian ini dituangkan kedalam satu karya
ilmiah yang terbagi dalam lima bab meliputi: Pendahuluan, Landasan teori,
Metodologi Penelitian, Kajian Pembahasan Visual lukisan sulam karya Moel
Soenarko. Adapun kegiatan pada tahapan analisis data ini meliputi:
a. Mengumpulkan catatan dari hasil observasi, wawancara, studi pustaka dan
dokumentasi.
b. Mengelompokkan data penelitian kedalam data sejenis yang berhubungan
dengan seni lukis sulam karya Moel Soenarko.
c. Menyusun data sesuai fokus kajian permasalahan dan tujuan penelitian.
d. Menganalisis hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya.
e. Melakukan pengecekan ulang ke lapangan apabila ada data yang dirasakan
meragukan.
f. Memberikan komentar berupa tanggapan, serta tafsiran terhadap data.
g. Membahas dan mendeskripsikan temuan-temuan dari hasil penelitian sehingga
menjadi suatu laporan karya ilmiah.
33
C. Metode Penelitian
Penelitian merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk memenuhi
kebenaran akan sebuah hipotesis atau praduga, namun dalam penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif tidak mengenal hipotesis atau praduga, namun
mengenal masalah yang kemudian diteliti sehingga menemukan jawaban dari
masalah tersebut. Untuk memperoleh data banyak metode yang dapat digunakan
dalam melakukan sebuah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode penelitian deskriptif. Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 3)
menjelaskan bahwa:
“Istilah “Deskriptif” bersal dari istilah bahasa Ingris To describe yang
berarti memaparkan atau menggambarkan suatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.
Metode Penelitian deskripif dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, sehingga kejelasan unsur dalam penelitian seni lukisan
sulam Karya Moel Soenarko sangat fleksibel. dengan kata lain langkah dan
hasilnya tidak dapat dipastikan sebelumnya akan tetapi timbul dan
berkembangnya sambil jalan/mengalir sesuai waktu pengerjaan penelitian, karena
hasil penelitian berdasarkan fakta yang ada dilapangan tanpa hipotesa
sebelumnya.
Pendekatan kualitatif melibatkan secara langsung peneliti dengan objek
yang diteliti hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh
gambaran secara langsung bagaimana ide berkarya Ibu moel Soenarko sehingga
menghasilkan karya-karya seni lukis sulam, bagaimana proses penciptaan karya
seni lukis sulamnya dan memperoleh gambaran (visualisasi) karya seni lukis
34
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar observasi, pedoman
wawancara dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian yang dikembangkan
berawal dari proses penyusunan kisi-kisi instrument penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No Variabel/Aspek Indikator Teknik
Pengumpulan
Adapun lembar obsevasi berisi pertanyaan- pertanyaan penelitian.
35
PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana ide dan proses berkarya seni lukis sulam Moel Senarko?
2. Siapa dan bagaimana profil Moel Soenarko?
3. Bagaimana perjalanan Moel Soenarko sebagai Seniman Wanita?
4. Bagaimana pengalaman berkesenian seni lukis Moel Soenarko?
5. Bagaimana pengalaman Moel Soenarko dalam berkarya sulam?
6. Bagaimana pengalaman Moel Soenarko dalam berkarya Seni Lukis Sulam?
7. Bagaimana proses berkarya seni lukis sulam Moel Soenarko?
8. Apa saja Alat-Alat yang digunakan oleh Moel Soenarko dalam membuat
Lukisan Sulam?
9. Jenis-Jenis Jarum apa saja yang digunakan oleh Moel Soenarko dalam
membuat karya Sulam?
10. Apa saja bahan-bahan yang digunakan Moel Soenarko dalam Pembuatan
Lukisan Sulam?
11. Jenis-jenis kain apa saja yang digunakan oleh Moel Soenarko dalam membuat
Lukisan Sulam?
20. Jenis-jenis Benang apa saja yang digunakan oleh Moel Soenarko dalam
membuat Lukisan Sulam?
21. Bagaimana teknik pembuatan lukisan sulam?
22. Bagaimana visualisasi lukisan sulam Karya Moel Soenarko?
23. Bagaimana unsur dan prinsip lukisan Sulam Moel Soenarko?
24. Bagaimana unsur warna lukisan sulam Moel Soenarko?
25. Bagaimana unsur garis lukisan sulam Moel Soenarko?
26. Bagaimana unsur bentuk lukisan sulam Moel Soenarko?
27. Bagaimana unsur ruang dwi-matra lukisan sulam Moel Soenarko?
28. Bagaimana unsur keseimbangan (Balance) lukisan sulam Moel Soenarko?
29. Bagaimana unsur keserasian (Harmoni) lukisan sulam Moel Soenarko?
30. Bagaimana unsur penekanan (aksen/emphasis) lukisan sulam Moel Soenarko?
31. Bagaimana unsur irama (rithym) lukisan sulam Moel Soenarko?
36
E. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah proses reduksi. Adapun pengertian reduksi menurut Arikunto (2010, hlm.
29) bahwa;
“Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam reduksi ini ada lima langkah, yaitu (1) Memilih-milih data melalui pemusatan perhatian, (2) menyederhanakan, (3) melakukan pengkodean, (4) pengkategorisasian, (5) pembuatan memo. Inti dari reduksi data adalah menyiap;kan dan mengolah data dalam rangka penarikan kesimpulan. Agar langkahnya lebih jelas, hal yang penting sekali harus dilakukan oleh peneliti adalah mempertegas, memperpendek, mempertajam,membuang hal-hal yang tidak perlu, dalam arti tidak mendukung kesimpulan. Reduksi data: proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi. Sejak pengumpulan data sudah dimulai: memutuskan kerangka konseptual, wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan penentuan metode. Selama pengumpulan data sudah menentukan tema, membuat gugus-gugus, menulis memo”.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar data sesuai
dengan hasil yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi:
1. Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi lansung ke
lokasi penelitian yaitu rumah seni Moel Soenarko Rumah sini ini terletak di
Pondok Hijau Indah, jalan Raflesia Nomor 12-Bandung, provinsi Jawa Barat.
Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini terutama untuk memperoleh
informasi data yang menyangkut gambaran secara menyeluruh mengenai ide
berkarya Ibu moel Soenarko sehingga menghasilkan karya-karya seni lukis sulam,
proses penciptaan karya seni lukis sulam, visualisasi dan konseptual seni lukis
sulam karya Ibu Moel Soenarko. Instrumen penelitian dalam bentuk pedoman
observasi dapat dilihat pada lampiran lima.
2. Wawancara
Pengumpulan data dengan teknik wawancara dilakukan pada penelitian
37
memperoleh informasi dari terwawancara”. Selanjutnya Sugiyono (2010,
hlm.137) menyatakan bahwa:
“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari resp;onden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil”.
Wawancara dilakukan dengan beberapa orang yang dianggap sebagai
narasumber yang dapat memberikan informasi yang valid mengenai “seni lukis sulam karya Moel Soenarko”. Narasumber tersebut adalah ibu Moel Soenarko sebagai seniman yang membuat beberapa karya seni lukis sulam, serta narasumber
lain yang pernah menyaksikan pembuatan karya seni lukis sulam oleh Moel
Soenarko.
Informasi yang diperoleh melalui wawancara ini selanjutnya dicatat dan
disusun sesuai klasifikasi masalah. Pelaksanaan wawancara khusunya
dimaksudkan untuk mengungkap tentang tujuan penelitian yang telah disebutkan
sebelumnya.
Langkah selanjutnya peneliti melengkapi segala catatan yang diperoleh
dilapangan dengan selengkap-lengkapnya. Caranya dengan membandingkan data
yang diperoleh dari narasumber satu dan narasumber lainnya untuk kemudian
dianalisa serta diambil kesimpulan sementara melalui kesepakatan bersama antara
narasumber dan peneliti.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka untuk memperkuat wawasan keilmuan secara teoritis dan
mendapatkan masukan tentang segala sesuatu mengenai seni lukis sulam karya
Moel Soenarko. Penulis melakukan studi pustaka dengan membaca buku-buku
yang relevan tentang seni lukis sulam. Studi pustaka sangat penting digunakan
sebagai bahan bacaan untuk membandingkan dan membantu dalam upaya
menganalisa data-data yang ada dilapangan. Adapun buku yang dijadikan acuan
untuk memperkuat wawasan keilmuan secara teoritis didalam penelitian ini adalah
38
- Djati Djuli Prambudi (2005). Moel Soenarko, Pelukis Realis-Humanis Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.
- Hikayat Heru (2013). Sepalih Abad, Memoar 50 Tahun Pernikahan
Soenarko & Sri Moeljaningsih. Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko
- Soenarko, Moel, (2007). Aku Berkarya, Maka Aku Ada Sebuah Album
Kenangan. Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.
- Soenarko, Moel, (2011). Water, Watery Lanscape and Other Naratives, Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan sumber data yang sering memiliki
kedudukan penting dalam penelitian kualitatif. Data dokumentasi tersebut
meliputi sejumlah referensi buku, rekaman dan foto-foto yang terkait dengan
aspek yang diteliti.
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi meru;pakan teknik
pengumpulan data dengan cara mencari dokumentasi-dokumentasi tertulis yang
sesuai dengan masalah yang diteliti. Kegiatan penelitian didokumentasikan
dengan menggunakan kamera sehingga didapat data yang akurat menenai
penelitian tersebut.
Dokumentasi berupa foto-foto yang diperoleh dari hasil pemotretan sendiri
dan dokumentasi foto perusahaan serta dari sumber lainnya seperti buku, majalah
dan lain-lain. Proses pemotretan dilakukan pada saat observasi, objek pemotretan
berupa motif-motif yang diciptakan, kegiatan melukis dengan teknik sulam
dilakukan oleh ibu Moel Soenarko ditempat.
H. Analisis Data.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain, Sugiyono (2010:244).
Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau
menguji hipotesis hal ini diperkuat oleh pernyataan Nasution (Sugiyono,
2010:244) bahwa:
39
dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”.
Analisis data dalam penelitian kualitatif tidak hanya dilakukan diakhir
penelitian melainkan sepanjang proses penelitian berlangsung. Data-data yang
didapat dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka kemudian
dievaluasi. Setelah data dianggap relevan dengan penelitian, kemudian data
dikelompokkan dan disusun secara sistematis sehingga dapat menjadi laporan
penelitian ilmiah.
Teknik analisis data yang dilakukan peneliti seperti memeriksa keabsahan
data dengan cara mengecek atau membandingkan data hasil pengamatan orang
lain. Teknik analisis data dapat juga memanfaatkan sumber-sumber lain seperti
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan uraian
penelitian mengenai “Analisis Lukisan Sulam Karya Moel Soenarko”. Adapun
lokasi penelitian penulis adalah Rumah Seni Moel Soenarko yang terletak di
Pondok Hijau Indah, Jalan Raflesia Nomor 12 Bandung, Jawa Barat.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi intelektualitas pengalaman Moel
Soenarko yang kemudian menjadi ide berkaryanya. Yang pertama yaitu
intelektualitas pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh status sosialnya
sebagai anak seorang Raden yang tentunya memegang dan menanamkan
nilai-nilai Jawa dalam kehidupan Moel. Ayah Moel sebagai yang juga sebagai seorang
polisi menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada anaknya. Selain itu Moel
Soenarko adalah kakak dari tujuh orang adiknya. Ia juga merupakan istri dari
seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pemerintahannya melewati masa
politik yang bergejolak (Orde Baru-Demokrasi).
Adapun faktor kedua adalah lingkungan tempat tinggal. Intelektualitas
pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Sebagai Istri dari seorang TNI tentunya beliau harus berpindah dari satu tempat ke
tempat lain sesuai jabatan suaminya (Mayjen TNI (Purn). Drs H. Soenarko, M.M).
Adapun faktor ketiga adalah pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh
interaksi sosial sebagai ibu Persit (sebutan untuk istri para TNI) dan ia juga
bergabung dalam perkumpulan Darma Wanita. Ketiga hal tersebut kemudian
mempengaruhi psikologis Moel Soenarko yang pada akhirnya membentuk
karakter beliau dalam berkarya. Diusianya yang senja, beliau telah melewati
berbagai pengalaman. Pengalaman tersebut melalui proses perenungan dan
seleksi yang pada akhirnya menjadi ide berkarya lukis sulamnya.
Adapun proses penciptaan karya seni lukis sulam Moel Soenarko meliputi:
101
membuat sketsa terlebih dahulu. Sketsa ia buat dengan media pensil dan kertas.
Dari sketsa selanjutnya ia memindahkankannya ke atas kain yang akan dijadikan
media dalam membuat lukisan sulamnya. Tahap kedua adalah menentukan warna
dan jenis tusukan yang cocok untuk diterapkan ke atas permukaan kain. Pada
tahap ini biasanya Moel memberi warna pada kain yang akan dibuat lukisan
sulam.
Penerapan tusukan sulam dilakukan secara teliti supaya tidak merusak kain
yang digunakan. Biasanya bila penerapan tusukan tidak tepat maka kain akan
berkerut (saling menarik) sehingga secara teknik sulaman tersebut boleh dikatakan
tidak berhasil. Dalam memunculkan visualisasi batu, rumah, air, pohon, daun,
ranting dan bentuk lainnya sangat dipikirkan secara matang oleh Moel Soenarko,
sehingga apa yang ingin dimunculkannya dapat terealisasi dengan baik.
Dalam pengerjaan lukisan sulamnya Moel kerap kali menemukan
kesulitan. Ketika semua benang telah terpasang, namun terlihat kurang tepat
secara komposisi dan harmonisasi warnanya, ia kembali membongkar benang
yang telah melekat pada kain tersebut dan memasang benang yang sesuai dengan
komposisi warna yang diinginkannya. Dalam pengerjaannya, lukisan sulam
membutuhkan ketelitian dan proses yang memakan waktu. Pada pengerjaan
lukisan Rumah Luwu misalnya, ia telah mengerjakan sketsa terhitung sejak tahun
2006, namun lukisan sulamnya ini selesai pada tahun 2009.
Ketersediaan warna benang belum dapat memenuhi keinginan Moel dalam
membuat seni lukis sulam. Pada lukisan cat air ia dapat mencampur warna yang ia
inginkan sehingga kebebasan dalam memunculkan irama warna dapat tercapai.
Keterbatasan warna benang memunculkan ide baru. Moel menciptakan warna
yang ia inginkan dengan mencelupkan benang ke dalam cat air yang telah ia
campur terlebih dahulu di dalam palet.
Tahap selanjutnya adalah memasang pembidang pada kain. Fungsi
pembidang kain adalah mengunci permukaan kain supaya tidak berkerut atau
berubah posisi sehingga mempermudah Moel dalam menerapkan tusukan
sulamnya. Setelah benang dan jarum telah dipasang maka proses penyulaman
102
Secara garis besar lukisan sulam Moel Soenarko dapat dibagi dalam tiga
periode menyulam. Yang pertama adalah periode 2010, yakni periode sebelum
mengenal sulam sebagai lukisan. Kedua, periode 2011, yakni periode setelah
mengenal sulaman sebagai karya lukisan. Ketiga, periode 2012, yakni periode
pengembangan tema lukisan sulam.
Adapun karya lukisan yang dihasilkan pada masing-masing periode
mengalami berbagai perubahan. Perubahan tersebut terlihat pada distorsi bentuk
pada objek lukisan sulam. Warna-warna yang kontras bukan lagi merupakan
realisasi suatu objek yang dipindahkan ke dalam kain seperti yang dilakukan Moel
sebelumnya pada lukisan-lukisan Moel yang dinilai sebagai Realis-Humanis oleh
Djuli Djati Pambudi. Pada periode terakhir terlihat bahwa Moel mulai melukis
aliran Surealisme.
Dengan bahasa lukisan Moel membuktikan bahwa pelukis wanita dapat
bersaing dengan pelukis laki-laki. Dengan ketekunannya pula ia dapat
menunjukkan bahwa kesenimanan seseorang tidak hanya tergantung pada latar
belakang akademisi. Pada kenyataanya beliau dapat menunjukkan eksistensi
dalam dunia seni rupa dengan terus berkarya. Moel tidak hanya melukis secara
realis alam dan makhluk-Nya. Moel lebih jauh melukiskan tentang hubungan
mikrokosmos, makrokosmos manusia dan senantiasa membubuhkan pesan-pesan
moral dan sosial dalam setiap lukisannya.
Penulis menyimpulkan beberapa perubahan yang tampak pada
masing-masing periode lukisan sulam karya Moel Soenarko, perbedaan tersebut tampak
pada tema lukisan sulamnya, pada periode 2011 tema lukisan sulam yang diangkat
oleh Moel adalah tema lanskap, dengan aliran realis humanis sesuai dengan teori
Prambudi. Unsur-unsur seni rupa yang digunakan pada lukisan sulam periode ini
bukan merupakan perlambangan. Pada periode 2011 tema yang diangkat dan
unsur seni rupa yang dimaknai bukan merupakan perlabangan. Perbedaannya
terletak pada teknik tusukan sulamya yang terlihat lebih dinamis dan tidak kaku.
Pada periode 2012 tema yang diangkat bukan lagi merupakan lanskap, pada
103
dengan aliran surealis. Unsur-unsur seni rupa secara umum merupakan
perlambangan.
B. Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam
penelitian ini, maka penulis memandang perlu untuk menyampaikan saran dan
rekomendasi. Adapun saran dan rekomendasi yang dapat penulis sampaikan dari
hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan
mengenai lukisan sulam karya “Moel Soenarko” di Bandung.
2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia,
diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana pendukung
atau referensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam kajian bidang
seni lukis, khususnya seni lukis dengan teknik sulam.
3. Bagi seniman lukisan sulam yaitu Ibu Moel Soenarko, diharapkan hasil
penelitian ini dapat memotivasi Ibu Moel agar terus meningkatkan kualitas
dan kuantitas seni lukis sulam dan mengembangkan gagasan karya seni lukis
sulam. Dan kiranya dapat mendorong semangat Ibu Moel untuk berkarya
dengan teknik dan media lain yang berbeda dari berkarya seni lukis pada
umumnya.
4. Bagi dunia pendidikan seni rupa, penulis menyarankan agar menambah
referensi mengenai teknik dan media pembuatan karya seni lukis, yakni seni
lukis dengan teknik sulam dan menambah wawasan mengenai seniman wanita
yang menggagas seni lukis sulam di kota Bandung.
5. Bagi peneliti lainnya, penulis menyarankan untuk mengkaji lebih dalam
mengenai karya seni lukis sulam Moel Soenarko. Namun tidak menutup
kemungkinan akan penelitian karya-karya seni lukis Moel Soenarko lainnya.
6. Bagi masyarakat, penulis menekankan untuk ikut berpartisipasi mendukung
perkembangan seni lukis di Indonesia dengan mengenal seni lukis sulam
dalam bentuk karya seni rupa murni. Supaya mengenal seni lukis sulam,
104
buku-buku yang menyangkut karya seni lukis Moel Soenarko. Apabila
masyarakat ingin mengenal Moel Soenarko dan karya-karyanya, penulis
merekomendasikan agar masyarakat datang ke Rumah seni Moel Soenarko
yang terletak di Pondok Hijau Indah, Jalan Raflesia Nomor 12 Bandung, Jawa
Barat. Masyarakat juga dapat menghubungi beliau di nomor telepon : 022 820
275 76/0816552813. Peta rumah seni Moel Soenarko Bandung dapat dilihat
di lampiran enam dan tujuh dari hasil penelitian ini. Selain itu apabila
masyarakat tertarik untuk belajar menyulam, masyarakat dapat mengikuti
kelas menyulam di rumah seni Moel Soenarko. Adapun manfaat yang dapat
dirasakan ketika berkunjung ke rumah seni Moel Soenarko adalah sebagai
berikut:
a. Menambah wawasan masyarakat tentang seni lukis sulam beserta
senimannya.
b.Memperluas pengetahuan masyarakat tentang media dan elaborasi ide dari
sebuah karya seni murni.
c. Menambah referensi seniman dalam golongan seniman seni lukis.
d.Belajar membuat sulaman akan mencegah kepikunan pada masyarakat
usia lanjut karena dengan menyulam masyarakat dilatih untuk
mengingat, teliti selain itu rasa senang akan muncul karena melihat hasil
105
DAFTAR PUSTAKA
Hikayat, Heru, (2013). Sepalih Abad, Memoar 50 Tahun Pernikahan Soenarko &
Sri Moeljaningsih. Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko
Soenarko, Moel, (2007). Aku Berkarya, Maka Aku Ada Sebuah Album Kenangan.
Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.
Djati, Djuli Prambudi (2005). Moel Soenarko, Pelukis Realis-Humanis Malang:
Rumah Seni Moel Soenarko.
Siregar, Aminudin TH, (2011). Water, Watery Lanscape and Other Naratives,
Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko
Hikayat Heru, (2013). Aku Dan Dunia, Bandung: Galeri Wastu.
Darmaprawira, Sulasmi, (2002).Teori Warna dan Kreativitas Penggunaannya,
Bandung:Institut Tekhnologi Bandung.
Soemantri, Bambang V.M, (2005). Tusuk Sulam Dasar, Jakarta: PT Gramedia
Utama.
Buckley, Claire, (2008). Sulam untuk Pemula, Jakarta: Akademia.
Boesra A.J, (2009). Menyulam Benang itu Mudah, Jakarta: Kawan Pustaka.
Wahyupuspitowati, (2008). Teknik Dasar Sulam Pita, Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Bangun, Sem C, (2001).Keritik Seni, Bandung:Penerbit ITB Bandung.
Soni Kartika Dharsono, ( 2007). Kritik Seni, Bandung: Rekayasa Sains.
Soemardjo Jakob (2006). Estetika Paradoks, Bandung: Sunan Ambu Press.
106
Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sakri, Adjat, (1989). Seni Rupa Barat Abad Sembilan Belas. Bandung: Penerbit
ITB.
Universitas pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI Press.
Sumber Internet:
(2012). Seni Kiya Sulam. Tersedia: www.Kolomkita.co.id 20 Juni 2009, 20:15
(2012). Jabal tsur, Jabal Rahmah, Kebun Kurma Madinah. Tersedia: destianadwi.blogspot.com. Mei 2012, 20:15
(2012). Peta Kabupaten Bandung Utara. http:// Situs Resmi Pemerintah
107
Elastisitas : Kelenturan, Keluwesan
Elemen : Bagian
Kakbah : Sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang
terletak di tengah Masjidil Haram di Mekah.
Kreasi : Ciptaan
Landscape : Pemandangan
Lentur : Lunak. Elastis
Mikrokosmos : Benda-benda yang sangat kecil
Makrokosmos : Benda-benda yang sangat besar
Name art : Identitas
Oil colour : Cat minyak
Orientasi : Penyesuaian
Pink : Merah muda
Proporsi : Perbandingan
Realis-Humanis : Aliran dalam melukis.
Safety : Keamanan
Satire : Sindiran
108
Shape : Bentuk
Sunah : (kependekan dari kata Sunnaturrasul, berasal dari
kata sunan yang artinya garis) dalam Islam
mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara
Rasulullah menjalani hidupnya.
Tawaf : Suatu ritual mengelilingi Ka'bah (bangunan suci
di Mekkah) sebanyak tujuh kali sebagai bagian
pelaksanaan ibadah haji atau umrah.
Tekstur : Struktur/ Komposisi
Tusuk Bullion : Tusuk yang digunakan dalam menyulam
Unsur : Bagian
Umroh : Salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam
Utility : Aspek Kegunaan
100
DAFTAR PUSTAKA
Hikayat, Heru, (2013). Sepalih Abad, Memoar 50 Tahun Pernikahan Soenarko &
Sri Moeljaningsih. Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko
Soenarko, Moel, (2007). Aku Berkarya, Maka Aku Ada Sebuah Album Kenangan.
Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.
Djati, Djuli Prambudi (2005). Moel Soenarko, Pelukis Realis-Humanis Malang:
Rumah Seni Moel Soenarko.
Siregar, Aminudin TH, (2011). Water, Watery Lanscape and Other Naratives,
Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko
Hikayat Heru, (2013). Aku Dan Dunia, Bandung: Galeri Wastu.
Darmaprawira, Sulasmi, (2002).Teori Warna dan Kreativitas Penggunaannya,
Bandung:Institut Tekhnologi Bandung.
Soemantri, Bambang V.M, (2005). Tusuk Sulam Dasar, Jakarta: PT Gramedia
Utama.
Buckley, Claire, (2008). Sulam untuk Pemula, Jakarta: Akademia.
Boesra A.J, (2009). Menyulam Benang itu Mudah, Jakarta: Kawan Pustaka.
Wahyupuspitowati, (2008). Teknik Dasar Sulam Pita, Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Bangun, Sem C, (2001).Keritik Seni, Bandung:Penerbit ITB Bandung.
Soni Kartika Dharsono, ( 2007). Kritik Seni, Bandung: Rekayasa Sains.
101
Soemardjo Jakob (2000). Filsafat Seni, Bandung: Penerbit ITB.
Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sakri, Adjat, (1989). Seni Rupa Barat Abad Sembilan Belas. Bandung: Penerbit
ITB.
Universitas pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI Press.
Sumber Internet:
(2012). Seni Kiya Sulam. Tersedia: www.Kolomkita.co.id 20 Juni 2009, 20:15
(2012). Jabal tsur, Jabal Rahmah, Kebun Kurma Madinah. Tersedia: destianadwi.blogspot.com. Mei 2012, 20:15
(2012). Peta Kabupaten Bandung Utara. http:// Situs Resmi Pemerintah