• Tidak ada hasil yang ditemukan

FENOMENA PERNIKAHAN USIA DINI DALAM KONTEKS HIMPITAN EKONOMI: Studi Kasus di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FENOMENA PERNIKAHAN USIA DINI DALAM KONTEKS HIMPITAN EKONOMI: Studi Kasus di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

FENOMENA PERNIKAHAN USIA DINI DALAM KONTEKS HIMPITAN EKONOMI

(Studi Kasus di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Sosiologi

oleh Melly Agustina

1009166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MELLY AGUSTINA 1009166

FENOMENA PERNIKAHAN USIA DINI DALAM KONTEKS HIMPITAN EKONOMI

(Studi Kasus di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si NIP 196203161988031003

Pembimbing II

Syaifullah, S.Pd.,M.Si NIP 197211121999031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI

(3)

LEMBAR PENGUJI

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari/Tanggal : Rabu/16 Juli 2014 Panitia ujian sidang terdiri dari :

Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 197008141994021001

Sekretaris : Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Siti Komariah, M.Si., Ph. D

NIP. 1968040319910302001

Penguji :

Penguji I

Siti Komariah.M.Si.,Ph.D NIP. 1968040319910302001

Penguji II

Drs. Wahyu Eridiana, M.Si NIP. 195505051986011001

Penguji III

(4)

i

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 5

C. RumusanMasalah ... 6

D. TujuanPenelitian ... 7

E. ManfaatPenelitian... 7

F. StrukturOrganisasiSkripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. TindakanSosial ... 10

B. KajianTentangPerkawinan ... 12

1. Pengertian, Tujuan,Rukun, danSyaratPerkawinan ... 12

2. AsasdanPrinsipPerkawinan ... 15

(5)

ii

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. KajianTentangPernikahanUsiaDini ... 18

1. PengertianPernikahanUsiaDini ... 18

2. FaktorPendorongTerjadinyaPernikahanUsiaDini ... 20

3. DampakPernikahanUsiaDini ... 21

4. UpayaMeminimalisirPernikahanUsiaDini ... 22

5. PernikahanUsiaDiniMenurutPrespektifSosiologiPendidikan ... 22

D. KajianTentangKemiskinan ... 24

1. PengertianKemiskinan ... 24

2. KriteriaKemiskinan ... 25

3. FaktorKemiskinan ... 26

4. PendekatandanMetodedalamPenanggulanganKemiskinan ... 28

E. KajianTentangKeluarga ... 29

F. PenelitianTerdahulu... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. LokasidanSubjekPenelitian ... 36

1. LokasiPenelitian ... 36

2. SubjekPenelitian ... 36

B. DesainPenelitian ... 38

1. TahapPraPenelitian ... 38

2. TahapPelaksanaanPenelitian ... 39

C. MetodePenelitian... 40

D. DefinisiKonseptual ... 41

1. PengertianPernikahanUsiaDini ... 41

2. PengertianKemiskinan ... 41

E. InstrumenPenelitian ... 41

F. TeknikPengumpulan Data ... 42

(6)

iii

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Observasi... 43

3. StudiDokumentasi ... 44

G. Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. DeskripsiUmumLokasiPenelitian ... 50

1. LokasiDesaWanakerta ... 50

2. Penduduk... 51

3. VisidanMisiDesaWanakerta... 52

B. DeskripsiHasilPenelitian ... 52

1. HimpitanEkonomi yang MendorongAdanyaPernikahanUsiaDini di DesaWanakertaKecamatanCibatuKabupatenGarut ... 52

2. Implikasi yang TimbuldariPernikahanUsiaDiniTerhadapKehidupanAnak di DesaWanakertaKecamatanCibatuKabupatenGarut ... 57

3. Upaya-Upaya yang DilakukanOlehDesadan KUA UntukMeminimalisirPernikahanUsiaDini di DesaWanakertaKecamatanCibatuKabupatenGarut ... 62

C. PembahasanHasilPenelitian ... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Simpulan ... 80

1. SimpulanUmum ... 80

2. SimpulanKhusus ... 80

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(7)

iv

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

1.1JumlahPernikahanusia diDesaWanakerta... 3 3.1Jumlahsumberdayamanusia ... 36 4.1Himpitanekonomi yang mendorongadanyapernikahanusiadini di

DesaWanakertaKecamatanCibatuKabupatenGarut ... 56 4.2 Implikasi yang timbul dari pernikahan usia

diniterhadapkehidupananakdi

DesaWanakertaKecamatanCibatuKabupatenGarut ... 61 4.3 Upaya – Upaya yang dilakukanolehDesadan KUA

untukmeminimalisirpernikahanusiadini di

(8)

v

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

(9)

vi

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

(10)

vii

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM

2.1.PresentaseAnakPerempuan 10-17 Tahun yang

(11)

viii

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ProfilDesaWanakertaKecamatanCibatuKabupatenGarut Lampiran 2 SuratIzinPenelitian

Lampiran 3 InstrumenPenelitian

(12)

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FENOMENA PERNIKAHAN USIA DINI DALAM KONTEKS HIMPITAN EKONOMI

(StudiKasusDesaWanakertaKecamatanCibatuKabupatenGarut) 1

MellyAgustina, 2DasimBudimansyah, 3Syaifullah 1

Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi, FPIPS UPI, Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung 2

Dosen 3

Dosen MKDU UPI

E-mail : MellyAgustina62@gmail.com

Abstrak :Penelitianinidilatarbelakangiolehanak yang

dinikahkanpadausiadinikarenakemiskinan. Denganobyekpenelitianyaituanak yang melakukanpernikahanusiadini, orangtua yang menikahkananaknyapadausiadini, KepalaDesaWanakerta, danKepala Kantor Urusan Agama (KUA) Cibatu, penelitianinibertujuanuntukmengetahuifenomenapernikahanusiadinidalamkontekshimpitanek onomidansecarakhususbertujuanuntukmengetahui (1) himpitanekonomisepertiapa yang mendoronganakdinikahkanpadausiadini; (2) implikasi yang dirasakan di dalamkehidupananak yang menikahpadausiadini; (3) upayaapa yang dilakukanpihakKepalaDesaWanakertadan Kantor Urusan Agama (KUA) Cibatuuntukmeminmimalisirpernikahanusiadini. Pendekatan yang digunakanadalahpendekatankualitatifdenganmetodestudikasus.Adapunteknikpengumpulan

data yang digunakanadalahobservasi,

wawancaradanstudidokumentasi.Berdasarkanhasilpenelitiandapatdiketahuibahwahimpitaneko

nomi yang

mendoronganakdinikahkanpadausiadinikarenaorangtuasudahtidakbisamemberikankebutuhan pokokanaknya, implikasi yang dirasakananaklebihbanyakdampaknegatifdibandingkanpositif.

Upaya yang

dilakukanpihakDesasalahsatunyapemberdayaanmasyarakatmiskindenganmeningkatkanpotens i yang adadalamdirimasyarakatdanpihak Kantor Urusan Agama (KUA)

untukmeminimalisirpernikahanusiadiniinisalahsatunyadengansosialisasimengenaiUndang-Undangperkawinankepadamasyarakat. Adapun saran

darihasilpenelitiantersebutditujukankepadaorangtuadarianak yang menikahpadausiadini, KepalaDesaWanakerta, Ketua Kantor Urusan Agama (KUA) Cibatudanpenelitiselanjutnya.

Kata Kunci :fenomena, pernikahanusiadini, himpitanekonomi

MELLY AGUSTINA. (1009166). THE PHENOMENON OF EARLY MARRIAGE IN THE CONTEXT OF ECONOMIC COINCIDE ( CASE STUDY IN THE VILLAGE OF WANAKERTA CIBATU SUB-DISTRICT GARUT DISTRICTS)

(13)

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1) what kind of economic coincide that push children to get married on the early age; (2) the implication that feel on the life by the children who have early marriage; (3) what kind of efforts that do by the head of Wanakerta village, and the head office of religious affairs Cibatu to minimize an early marriage. The phenomenological that used in this research is qualitative by case study method. The techniques that used is collecting data observation, interview, and study of documentation. Based on the result of the research, economic coincide that push children to get early marriage because parents can not fulfilled the main needed of the children, the children get more negative implication than positive implication. The efforts that doing by the village side are empowerment of the poor by increasing the potential that exists within society and the head office of religious affairs side to minimize an early marriage by socializing about the marriage of law to the society. Suggestion of the result of the research given to the parents who have children that marriage on early age, Head of Wanakerta Village, and head office of religious affairs Cibatu and the next researcher.

(14)

1

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Gambaran umum pernikahan usia dini di Jawa Barat menurut Kepala seksi advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Santoso (dalam BKKBN) mengatakan, presentase perkawinan usia muda di Jawa Barat merupakan angka tertinggi di Indonesia, seperti yang dikatakannya sebagai berikut :

Berdasarkan data BKKBN Jawa Barat periode 2006, kabupaten Cianjur merupakan daerah tertinggi angka pernikahan dini di bawah usia 15 tahun. Dia menjelaskan, tingginya angka pernikahan dini pada kaum perempuan di Jawa Barat ini, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor ekonomi yang rendah mendorong anak perempuan menikah dini, disamping rendahnya faktor pendidikan, dan opini masyarakat terhadap pasangan remaja untuk segera menikah.

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (dalam BPS, 2012) Jika dilihat berdasarkan tipe daerah, persentase anak perempuan berumur 10-17 tahun yang kawin dan pernah kawin di daerah perdesaan lebih banyak daripada di daerah perkotaan. Persentase anak perempuan 10-17 tahun yang kawin dan pernah kawin sebesar 2,34 persen untuk daerah perdesaan, sedangkan persentase sebesar 0,86 persen untuk daerah perkotaan.

(15)

2

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu faktor dari tingginya pernikahan usia dini adalah kemiskinan atau himpitan ekonomi keluarga. Menurut Kuncoro (dalam Setiadi dan kolip, 2011, hlm. 793) kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum.

Lapangan pekerjaan yang tersedia di desa berbeda dengan di kota, di desa pekerjaan tidak beragam namun apabila di kota pekerjaan sangat beragam. Menurut Quinn (dalam Asy’ari, 1990, hlm. 130) menjelaskan bahwa yang membedakan masyarakat desa dan masyarakat kota, dilihat dari tiga segi, yaitu :

1. Peranan masing–masing anggota masyarakat. Pada masyarakat kota yang sudah dewasa, seseorang dapat berperan pada bermacam–macam organisasi yang berbeda sesuai sanggupannya, sedangkan di desa, peranan individu sangat sederhana.

2. Lapangan pekerjaan. Desa bersifat agraris, oleh karena itu lapangan kerja warganya adalah bidang pertanian, mereka umumnya masih bergantung kepada keadaan alam. Sedangkan masyarakat kota adalah non agraris, oleh karena itu lapangan pekerjaan sangat bervariasi. 3. Komposisi sosial, kota mempunyai komposisi sosial yang sangat

kompleks sedangkan di desa bersifat homogen.

Menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974, yang dimaksud dengan perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa.

Tujuan melakukan pernikahan yaitu membentuk keluarga yang bahagia dan kekal seperti yang disebutkan pada Undang-undang perkawinan, namun dilihat di lapangan masih terdapat apa yang menjadi tujuan dari perkawinan tersebut tidak tercapai.

Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas minimal usia perkawinan ini telah melalui berbagai proses dan pertimbangan. Hal tersebut agar kedua pihak baik pria maupun wanita menjadi benar-benar siap baik secara fisik, mental, ataupun psikis. Tetapi, kenyataan yang terjadi sebenarnya masih ada perkawinan

(16)

3

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dilakukan sebelum mencapai batas umur yang ditentukan baik pada pria maupun pada wanita, dan hal tersebut dikenal dengan istilah perkawinan usia dini. Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti melalui wawancara bahwa perempuan yang melakukan pernikahan usia dini berdampak pada fungsi keluarga yang tidak berfungsi seperti seharusnya. Seperti contohnya fungsi afeksi, dengan tidak adanya kepala keluarga di dalam rumah, hal ini disebabkan karena suami bekerja di daerah yang berbeda.

Jumlah pernikahan di Desa Wanakerta Kabupaten Garut pada tahun 2008 sampai 2009 mengalami penurunan, kemudian pada tahun 2012 sampai dengan 2013 jumlah pernikahan usia dini ini mengalami peningkatan. Hasil studi

pendahuluan yang peneliti lakukan melalui wawancara, yaitu : Tabel 1.1.

Jumlah Pernikahan Usia Dini di Desa Wanakerta

No Tahun Jumlah pernikahan usia dini/Dusun

1 2008 1-3 orang

2 2009 0-2 orang

3 2012 2-4 orang

4 2013 2-5 orang

Sumber : Aparat Desa Wanakerta

(17)

4

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila dari segi pendidikan jika wajib belajar diartikan wajib menamatkan sekolah SD dan SMP. Wajib belajar 9 tahun artinya menjalankan pendidikan 9 tahun terdiri dari 6 tahun di SD dan 3 tahun di SMP. Walaupun sesuai dengan ketetapan pemerintah yang mewajibkan sekolah selama 9 tahun namun ini tidak banyak diterapkan oleh masyarakat desa pada umumnya. Fenomena pernikahan usia dini ini harus diminimalisir atau bahkan dihilangkan karena banyak dampak negatifnya diantaranya belum siap secara psikologisnya untuk melakukan pernikahan. Memang harus adanya kerjasama dari berbagai pihak seperti dari pihak Desa agar bisa memperhatikan kesejahteraan masyarakat di desanya. Kemudian Kantor Urusan Agama (KUA) agar lebih memperhatikan kembali dalam pernikahan usia dini agar tidak terjadi manipulasi usia pasangan yang akan menikah. Untuk orangtua agar lebih memenuhi hak-hak anak seperti hak dalam pendidikan dan hak ekonomi. Anak tersebut harus sekolah karena Pemerintah mewajibkan sekolah 9 tahun bahkan Pemerintah berencana mengamandemen UUD Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur soal wajib belajar 9 tahun menjadi wajib belajar 12 tahun, dengan sekolah pasti bisa menekan kemiskinan keluarganya karena dengan Sekolah memungkinkan untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi dibandingkan dengan yang tidak sekolah dan bisa mengubah kemiskinan tersebut.

Dalam pendidikan sosiologi, fenomena ini terdapat dalam materi lembaga sosial yaitu diantaranya lembaga sosial keluarga. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan khususnya dalam lembaga sosial, keluarga merupakan lembaga sosial yang sangat penting. Maka dengan lembaga sosial yaitu khususnya keluarga apa yang menjadi tujuan dari pernikahan bisa tercapai. Karena pernikahan usia dini ini menyebabkan dampak yang negatif dan itu bisa membuat tujuan dari keluarga atau pernikahan itu bisa tidak tercapai.

(18)

5

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terhadap Masyarakat Desa Cilandak Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu)“. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Di Desa banyak melakukan pernikahan usia dini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya kekhawatiran orangtua, ekonomi, lingkungan, suka sama suka, penyimpangan perilaku dan pendidikan yang rendah.

2. kehidupan di dalam rumah tangga pernikahan usia dini ini kebanyakan tidak harmonis, mereka cenderung mengalami banyak masalah yang tidak bisa mereka selesaikan yang pada akhirnya menimbulkan pertengkaran dalam pernikahan usia dini.

3. Peneliti ini juga mendapatkan fenomena di daerah ini bahwa dalam kehidupan rumah tangga pernikahan usia dini masih banyak orangtua yang ikut berperan, baik itu berperan dalam membantu memecahkan masalah, membantu memenuhi perekonomiannya, bahkan membantu mengurus dan membesarkan anak.

Penelitian yang kedua oleh Rici Rahayuning Pujawati (2010) yaitu “Suatu Kajian Tentang Pelaksanaan Perkawinan Di Bawah Umur Ditinjau Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 (Studi Kasus di Kampung Puncak Mulya Desa Sukaluyu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung)”. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut :

a. Bahwa pernikahan di bawah umur merupakan akibat dari kurangnya sosialisasi UU No. 1 Tahun 1974 pada masyarakat Kampung Puncak Mulya Desa Sukaluyu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. b. Selain itu karena dorongan kelurga (orangtua), latar belakang

pendidikan masyarakat yang rendah, tingkat ekonomi yang rendah, tradisi masyarakat yang dilakukan terus menerus, dan lemahnya pengawasan terhadap usia pasangan sebagai syarat dilangsungkannya perkawinan.

Dari kedua penelitian terdahulu yang dikemukakan di atas, maka memang himpitan ekonomi atau kemiskinan merupakan salah satu faktor dari terjadinya pernikahan usia dini. Penelitian terdahulu ini penulis jadikan sebagai pembanding hasilnya di lapangan.

(19)

6

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dini, dampak pernikahan pada usia dini dan upaya yang dilakukan untuk meminimalisir pernikahan usia dini di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Maka dari itu penulis memberi judul “Fenomena Pernikahan Usia Dini Dalam Konteks Himpitan Ekonomi (Studi Kasus di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut)“.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

1. Perkawinan usia dini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak maupun dari luar diri anak. Faktor yang berasal dari dalam diri anak yaitu faktor pendidikan, faktor telah melakukan hubungan biologis, dan hamil sebelum nikah. Faktor yang berasal dari luar diri anak yaitu faktor pemahaman agama, faktor ekonomi, dan faktor sosial budaya. Melalui studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, di Desa Wanakerta ini faktor yang paling dominan sebagai pendorong terjadinya pernikahan usia dini adalah faktor ekonomi karena di Desa ini banyak yang masyarakatnya yaitu bermata pencaharian sebagai buruh tani, pada tahun 2013 berjumlah 1124 orang. Oleh karena itu peneliti memilih untuk melakukan penelitian kepada anak yang melakukan pernikahan usia dini karena himpitan ekonomi.

2. Pernikahan usia dini ini memberikan dampak yang negatif dan positif. Salah satu dampak negatifnya yaitu tingkat kemandirian dari pasangan tersebut masih rendah, masih rawan dan masih belum stabil sehingga dapat menyebabkan banyak terjadinya perceraian. Selain itu dampak positifnya yaitu salah satunya bisa terhindar dari penyimpangan seks. C. Rumusan Masalah Penelitian

(20)

7

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diakibatkan oleh himpitan ekonomi atau kemiskinan dibuatlah rumusan masalah. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Himpitan ekonomi yang bagaimanakah yang mendorong adanya pernikahan usia dini di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

2. Bagaimana implikasi yang timbul dari pernikahan usia dini terhadap kehidupan anak di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

3. Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh pihak Desa dan KUA untuk meminimalisir terjadinya pernikahan usia dini di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ?

D. Tujuan Penelitian

Mengacu rumusan pertanyaan penelitian di atas, pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pernikahan dini yang terjadi di Desa Wanakerta kabupaten Garut. Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu:

1. Untuk mengetahui faktor himpitan ekonomi yang bagaimana yang mendorong adanya pernikahan usia dini di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

2. Untuk mengetahui implikasi yang timbul dari pernikahan usia dini di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

3. Untuk mengidentifikasi upaya yang dilakukan oleh Desa dan Kantor Urusan Agama (KUA) untuk meminimalisir terjadinya pernikahan usia dini di Desa Wanakerta Kabupaten Garut.

(21)

8

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan bagi pengembangan Sosiologi Pendidikan yaitu tujuan untuk menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Kemudian bagi pengembangan pada Sosiologi khususnya Sosiologi Ekonomi yaitu untuk mengembangkan perekonomian khusunya di Desa Wanakerta dan Sosiologi Keluarga yaitu agar terciptanya sosialisasi yang baik antar anggota keluarga.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat sebagai berikut : a. Untuk orangtua :

Dapat memenuhi hak-hak anak, seperti pendidikan dan ekonomi. b. Untuk anak yang melakukan pernikahan usia dini

1. Perlu diberikan wawasan untuk mengetahui hak-hak anak seperti hak dalam pendidikan dan ekonomi.

2. Dapat memotivasi untuk lebih melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Untuk Aparat Desa

Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Wanakerta. d. Untuk KUA (Kantor Urusan Agama)

Memberikan informasi kepada KUA bahwa masyarakat Wanakerta masih melakukan pernikahan usia dini sehingga KUA bisa memberikan penyuluhan tentang perkawinan.

F. Stuktur Organisasi Skripsi

(22)

9

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identifikasi dan rumusan masalah penelitianyang diuraikan ke dalam beberapa pertanyaan peneliti yang akan dikaji lebih dalam. Selanjutnya tujuan penulisan dari penelitian tersebut, manfaat penelitian, serta stuktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka. Dalam kajian pustaka, peneliti membandingkan dan memposisikan masing-masing kedudukan penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti. Selain itu, dikemukakan secara jelas mengenai sumber-sumber yang digunakan seperti buku-buku rujukan utama yang relevan dengan masalah yang dikaji peneliti.

BAB III Metode Penelitian, dijelaskan mengenai langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terkait dengan penulisan skripsi ini. dimana dalam metode penelitian ini mencakup lokasi, subjek, instrumen hingga pengumpulan data untuk mempermudah dalam analisis data yang diperoleh.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dipaparkan mengenai pembahasan dan hasil penelitian yang telah diteliti. Dimana dalam hasil penelitian berupa informasi dan data-data yang telah diperoleh sesuai dengan data lapangan dalam rangka penulisan skripsi tentang fenomena pernikahan usia dini dalam konteks himpitan ekonomi, pada bab ini berisi tentang jawaban dari seluruh rumusan masalah yaitu himpitan ekonomi bagaimana yang mendorong adanya pernikahan usia dini, bagaimana implikasi yang timbul dari pernikahan usia dini terhadap kehidupan anak serta upaya yang dilakukan oleh Desa dan KUA untuk meminimalisir pernikahan usia dini.

(23)

10

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

(24)

1

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilakukannya penelitian. Lokasi yang dipilih penulis untuk penelitian adalah Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Alasan dipilihnya tempat tersebut sebagai tempat penelitian karena daerah tersebut merupakan daerah yang masyarakatnya masih melangsungkan pernikahan pada usia dini yang faktor utamanya disebabkan kemiskinan atau himpitan ekonomi keluarga. Luas wilayah Desa ini adalah 310.56 Ha yaitu terdiri dari luas pemukiman 93.3 Ha, luas persawahan 68.6 Ha, luas perkebunan 80.2 Ha, luas kuburan 5.5 Ha, luas pekarangan 60,64 Ha, luas taman 1.120 Ha dan luas prasarana umum lainnya 1,2 Ha. Selain itu, adapun di bawah ini jumlah sumber daya manusia yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Sumber daya manusia

Jumlah Laki-Laki 3.941 orang

Jumlah Perempuan 3.724 orang

Jumlah Total 7.665 orang

Jumlah Kepala Keluarga 2.241 KK

Kepadatan Penduduk 37.48 per Km

Sumber : Dokumen Desa Wanakerta tahun 2013 2. Subjek penelitian

(25)

2

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 215) penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, seperti yang dijelaskan bahwa :

dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas

tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Dalam penentuan subjek penelitian harus memiliki kriteria tertentu. Menurut Moleong (2007, hlm. 132) persyaratan penentuan subjek penelitian yaitu:

Harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.

Dalam penelitian ini peneliti memerlukan subjek untuk bisa melengkapi data dalam penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah :

a. Kepala desa setempat menggunakan nama samaran yaitu Bapak Roni Faisal Adam. Dalam hal ini kepala desa maupun perangkat desa lainnya merupakan informan yang tepat karena beliau adalah orang yang mengerti tentang kedaan masyarakat setempat.

b. Orangtua anak yang menikah pada usia dini yaitu menggunakan nama samaran Adi, Lala, Nana dan Doni, Lisna, Ina dan Dika. Dalam hal ini untuk mengetahui himpitan ekonomi seperti apa yang mendorong anak melakukan pernikahan usia dini.

c. Anak yang melakukan pernikahan usia dini memakai nama samaran yaitu Mawar, Dina, Lulu, Citra dan Dian. Dalam hal ini untuk implikasi apa yang terjadi setelah melakukan pernikahan usia dini. d. Ketua KUA ( Kantor Urusan Agama) setempat H.A. Supriatna, S. Ag.

Dalam hal ini untuk mengetahui bagaimana upaya dari ketua KUA setempat untuk meminimalisir pernikahan usia dini.

(26)

3

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.

Nasution (2003, hlm. 32) mengatakan subjek penelitian. Seperti yang dikemukakannya bahwa :

dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sumber yang dapat memberikan informasi. Sering pula informan diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian informan ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lazim disebut "snowball

sampling" yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Jadi peneliti tidak menentukan populasi dan sampel hanya mengikuti keadaan, pelaku, dan aktivitas yang ada di tempat peneliti melakukan penelitian sampai menemukan informan yang jawaban dari apa yang akan peneliti teliti menemukan titik jenuh. Dengan kata lain antara satu informan dan informan yang lainnya memiliki jawaban yang sama.

B. Desain penelitian

Keberhasilan suatu penelitian dikatakan berhasil apabila dengan persiapan yang matang dan cermat, oleh karena itu penulis melakukan persiapan-persiapan yang baik secara teknik maupun administratif. Adapun langkah-langkah persiapan yang penulis tempuh dibagi ke dalam 2 tahap, yaitu tahap pra lapangan dan tahap pelaksanaan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang tahapan-tahapan, akan diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Pra Penelitian

(27)

4

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian berjalan dengan lancar. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Peneliti mengajukan beberapa judul untuk disepakati oleh Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi; b. Peneliti mengajukan propsal penelitian kepada Tim Pertimbangan

Penulisan Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi;

c. Proposal penelitian tersebut diseminarkan dihadapan tim dosen penguji untuk mendapat koreksi, masukan sekaligus perbaikan sehingga mendapat pengesahan serta persetujuan dari ketua Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi yang selanjutnya direkomondasikan untuk mendapat pembimbing skripsi.

Sebelum penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pra penelitian yang berguna untuk mengetahui sejauhmana kondisi di lapangan yang sesungguhnya untuk dijadikan objek penelitian. Dalam prapenelitian ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan yang diantaranya sebagai berikut :

1. Menentukan informan yang akan diteliti;

2. Menyusun rancangan penelitian dengan mengkaji studi literatur dan penelitian-penelitian terdahulu sehingga peneliti mendapat gambaran penelitian;

3. Melakukan observasi dan wawancara dengan membuat catatan yang diperlukan dengan masalah penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(28)

5

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena beliau adalah orang yang mengerti tentang kedaan masyarakat setempat.

b. Menghubungi Orangtua anak yang menikah pada usia dini yaitu menggunakan nama samaran Adi, Lala, Nana dan Doni, Lisna, Ina dan Dika. Dalam hal ini untuk mengetahui himpitan ekonomi seperti apa yang mendorong anak melakukan pernikahan usia dini.

c. Menghubungi Anak yang melakukan pernikahan usia dini memakai nama samaran yaitu Mawar, Dina, Lulu, Citra dan Dian. Dalam hal ini untuk implikasi apa yang terjadi setelah melakukan pernikahan usia dini.

d. Menghubungi Ketua KUA (Kantor Urusan Agama) setempat H.A. Supriatna, S.Ag dengan menggunakan nama samaran yaitu Bapak Dadang. Dalam hal ini untuk mengetahui bagaimana upaya dari ketua KUA setempat untuk meminimalisir pernikahan usia dini.

C. Metode penelitian

Penelitian ini merupakan kajian terhadap fenomena pernikahan usia dini. Penelitian ini mengkaji tentang faktor dan akibat apa yang ditimbulkan dari pernikahan pada usia dini di Desa Wanakerta Kabupaten Garut. Penelitian ini merupakan cara atau langkah-langkah dengan urutan yang sistematis sehingga mencapai pengetahuan yang benar.

(29)

6

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Melalui pendekatan kualitatif dalam penelitian ini diharapkan memperoleh gambaran dan pemahaman lebih mendalam mengenai himpitan ekonomi seperti apa yang mendorong pernikahan usia dini, implikasi apa yang timbul dari adanaya pernikahan usia dini dan upaya apa saja yang dilakukan pihak Desa dan KUA untuk meminimalisir pernikahan usia dini.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan sejumlah data dari lapangan yang berisi masalah yang bersifat aktual mengenai himpitan ekonomi yang seperti apa yang menyebabkan pernikahan usia dini, dampak pernikahan usia dini dan kemudian mencari upaya untuk meminimalisir pernikahan usia dini di Desa Wanakerta Kabupaten Garut.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan untuk menghindari penafsiran yang salah mengenai istilah digunakan dalam penelitian. Istilah-istilah yang diberi penjelasan antara lain :

1. Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilaksanakan di bawah batas ketentuan menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974 bahwa batasan usia pernikahan adalah 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki – laki.

(30)

7

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 222), dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengambilan data, menilai kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 223) menjelaskan mengenai penelitian kualitatif, menyatakan bahwa :

dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti, masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang lain.

(31)

8

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi dilakukan dengan menggunakan panca indera diantaranya yaitu mata dan telinga, secra langsung peneliti mengobservasi. Kemudian dokumen didapatkan dari pihak Desa Wanakerta Kabupaten Garut dan KUA (Kantor Urusan Agama) setempat yang berisi tentang profil Desa Wanakerta dan jumlah pernikahan yang terjadi di Desa Wanakerta.

F. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung oleh peneliti yaitu melalui tiga teknik yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan data tersebut lebih lanjut akan diuraikan sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu :

1. Wawancara

Wawancara menurut Moleong (2007, hlm. 186) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2011, 138) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara dan angket adalah sebagai berikut

a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya

c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti.

(32)

9

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lulu, Citra, dan Dian, orangtua dari anak yang menikah pada usia dini yaitu menggunakan nama samaran Adi, Lala, Doni dan Nana, Lisna, Dika dan Ina, Kepala Desa Wanakerta yaitu menggunakan nama samaran Bapak Jojon, Ketua Kantor Urusan Agama (KUA) yaitu menggunakan nama samaran Bapak Dadang.

Teknik pengumpulan data ini dipilih oleh peneliti karena memang dalam masalah yang peneliti teliti, teknik ini yang paling tepat yaitu untuk mendalam tentang himpitan ekonomi bagaimana yang mendorong pernikahan usia dini, implikasi apa yang timbul dari adanya pernikahan usia dini dan upaya apa saja yang dilakukan oleh pihak desa dan KUA untuk meminimalisir pernikahan usia dini.

2. Observasi

Nasution (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 226) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Teknik Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat segala peristiwa ataupun fenomena mengenai faktor dan dampak pernikahan usia dini. Melalui teknik observasi, teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Menurut Marshall (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 115) mengemukakan bahwa “trough observation, the research learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Artinya dalam melakukan observasi seorang peneliti dapat mempelajari perilaku serta makna perilaku dari subjek penelitian tersebut. digunakan dalam penelitian kualitatif dimaksudkan agar peneliti memperoleh data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap apa yang diteliti.

(33)

10

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang pernikahan usia dini di Desa Wanakerta Kabupaten Garut.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan berpedoman pada pedoman observasi aspek yang diamati yaitu Lingkungan fisik Desa Wanakerta, Karakteristik Desa Wanakerta, kegiatan anak yang menikah pada usia dini di Desa Wanakerta pada pagi, siang dan malam hari, interaksi masyarakat Desa, dan interaksi dalam keluarga di Desa Wanakerta. Observasi menjadi teknik pengumpulan data karena dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak terungkap oleh informan dalam wawancara karena dalam mengungkap masalah penelitian ini terdapat hal-hal yang sensitif contohnya dalam pendapatan yang diterima oleh informan yaitu orangtua anak yang menikah pada usia dini.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Satori dan Komariah (2010, hlm. 148), menyatakan bahwa dengan teknik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni, dan karya pikir.

Dokumen yang ada secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen resmi seperti surat keputusan, surat instruksi, dan dokumen tidak resmi seperti surat nota, dan surat pribadi yang dapat memberikan informasi pendukung terhadap suatu peristiwa. Dokumen yang telah dipergunakan sebaiknya tidak dibuang tetapi diadministrasikan dengan sistematis dan bila diperlukan dapat dibuat sebagai lampiran data pendukung.

(34)

11

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data – data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

Dokumen yang dipergunakan dalam penelitian ini yakni dokumen yang tersedia di Desa Wanakerta seperti profil desa dan jumlah pasangan menikah usia dini tahun 2008, 2009, 2012, dan 2013. Teknik pengumpulan data ini dipilih oleh peneliti karena untuk melengkapi pengumpulan data seperti foto atau data-data yang lainnya seperti profil Desa yang didapatkan dari Desa Wanakerta Kabupaten Garut.

G. Analisis Data

Menurut Moleong (1999, hlm. 4-7) “analisis data dilakukan dalam suatu proses yang berarti bahwa pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan”. Peneliti bisa menganalisis informasi atau data-data sejak dimulainya proses pengumpulan data, yang dihasilkan dari proses wawancara atau observasi secara langsung di lapangan.

Berdasarkan pendapat tersebut, analisis data merupakan proses dari hasil pengumpulan data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan teknik pengolahan data atau analisis data dengan menentukan hal yang penting sehingga dapat membuat kesimpulan yang akan mudah dipahami.

(35)

12

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun pengolahan data dan analisis data dilakukan melalui tiga tahap, diantaranya : data reduction adalah Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari pola dan temanya, data display adalah Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya, dan conclusion

drawing/verification adalah upaya untuk mencari arti, makna dan penjelasan yang

dilakukan terhadap data yang telah diolah dan dianalisis dengan memfokuskan pada hal-hal yang penting.

Setelah proses pengolahan analisis data ditelaah dengan memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, maka data tersebut difokuskan pada hal-hal yang penting.

Tahap selanjutnya dalam analisis data adalah tahap menguji keabsahan data. Dalam penelitian kualitatif, keabsahan data diperlukan untuk membuktikan data dari hasil penelitian yang didapat agar tidak diragukan kebenarannya. Data yang diperoleh dari berbagai sumber data ditriangulasi untuk meyakinkan bahwa semua data yang diperoleh mengarah pada kesimpulan yang sama. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian untuk menguji keabsahan data adalah sebagai berikut :

a. Perpanjangan Pengamatan

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 271) dengan perpanjangan pengamatan, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Jika setelah dicek data yang diperoleh ternyata belum benar, maka peneliti melakukan pengamatan perpanjangan lagi dengan lebih mendalam agar diperoleh data yang pasti.

(36)

13

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 272) menyatakan bahwa “meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan”. Selain itu juga Sugiyono (2012, hlm. 272) mengatakan “sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti”. Melalui pengamatan yang terus-menerus akan diperoleh data yang terperinci mengenai apa yang diamati.

c. Triangulasi

Sugiyono (2012, hlm. 273) mengemukakan bahwa “triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu”. Tujuan triangulasi adalah untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh dari semua sumber lain. Pada penelitian ini akan dilakukan triangulasi data yang telah diberikan oleh pihak masyarakat terkait objek penelitian. Terdapat tiga bentuk triangulasi yaitu triangulasi suber data. Berikut akan digambarkan skema triangulasi yang dipergunakan dalam penelitian.

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber Data

Kepala Desa KUA

Anak yang Menikah pada

[image:36.595.160.493.594.738.2]
(37)

14

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

[image:37.595.157.497.159.525.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tiga teknik pengumpulan data

Gambar 3.2

Triangulasi teknik pengumpulan data

Gambar 3.3

Triangulasi dengan tiga waktu

d. Menggunakan bahan referensi

Sugiyono (2012, hlm. 275) berpendapat bahwa „bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.‟ Data-data tersebut dilengkapi dengan gambaraan keadaan di lapangan yaitu foto-foto, rekaman wawancara, dokumen autentik dan alat bantu rekam lainnya sehingga data yang diteliti menjadi lebih dipercaya.

e. Mengadakan Membercheck

wawancara observasi

Dokumen

Siang Sore

(38)

15

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2012, hlm. 276) mengemukakan bahwa “membercheck

adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”. Tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau nforman sehingga data tersebut semakin kuat dan kredibel dan sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan

(39)

1

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan pembahasan penelitian yang dilakukan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor utama dari terjadinya pernikahan usia dini di Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu adalah faktor himpitan ekonomi. Fenomena pernikahan usia dini ini lebih memberikan implikasi yang negatif kepada anak. Pihak Kepala Desa sedang melakukan upaya untuk memperbaiki ekonomi masyarakat dan Ketua Kantor Urusan Agama sudah mencoba merealisasikan upaya dalam meminimalisir pernikahan usia dini.

2. Simpulan Khusus

Selain dari simpulan umum di atas, dapat diuraikan juga kesimpulan yang bersifat khusus, yakni :

a. Himpitan ekonomi yang mendorong anak melakukan pernikahan pada usia dini yaitu bahwa orangtua sudah tidak bisa melaksanakan kewajibannya untuk membiayai anak sekolah dikarenakan pendapatan yang tidak menentu setiap harinya baik yang dirasakan oleh keluarga yang utuh ataupun keluarga yang tidak utuh, dan pendapatan tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan yang mendasar contohnya kebutuhan dalam pangan untuk keluarga jadi lebih memilih untuk menikahkan anaknya saja. Karena pekerjaan orangtua dari yang menikah usia dini ini sebagai buruh tani dan pedagang keliling.

b. Implikasi yang terjadi kepada anak yang menikah pada usia dini dibagi menjadi dua yaitu negatif dan positif, Implikasi negatif pertama,

(40)

2

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sangat rentan terjadinya keguguran. Kedua, pasangan muda belum bisa dibebani suatu pekerjaan. Ketiga, belum bisa menjaga anaknya sendiri.

Keempat, pendidikan menjadi terhenti. Kelima, masih dapat memiliki

anak yang banyak karena usia pernikahan yang masih muda. Keenam, rentan terjadinya perceraian. Ketujuh , tidak tercatat di KUA dan tidak mendapat buku nikah. Selain itu juga terdapat dampak positifnya adalah pertama, dengan adanya pernikahan akan terhindar dari penyimpangan seks, dan dengan menikah akan sah melakukan hubungan suami istri menurut agama. Kedua, dengan adanya pernikahan akan lebih sehat rohaninya karena adanya suami maka bisa membimbing anak yang menikah pada usia dini tersebut lebih bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi atau lebih baik lagi secara rohani. Ketiga, dengan adanya pernikahan dimana hubungan suami istri disahkan secara agama dan hukum maka apabila anak yang menikah usia dini akan cepat memiliki keturunan karena pada usia yang masih muda sudah memiliki anak. Hasil penelitian menunjukan juga bahwa anak yang menikah pada usia dini menyukai anak kecil jadi dengan adanya pernikahan ini bisa membuat anak tersebut lebih cepat memiliki anak. Keempat, dengan menikah akan lebih banyak nilai ibadahnya, apabila mengabdi pada suami tentu saja itu akan menjadi nilai ibadah pada anak yang menikah pada usia dini tersebut.

Kelima, dari hasil penelitian dengan adanya pernikahan usia dini status

mereka menjadi istri dan juga ibu, dan keenam, dengan adanya pernikahan dapat membantu kondisi perekonomian keluarga, karena dengan adanya anggota keluarga baru yang bekerja dan ikut membantu pendapatan setiap harinya

(41)

3

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

usia dini yang dilakukan oleh pihak Desa Wanakerta yaitu pertama, Memberdayakan masyarakatnya dengan meningkatkan potensi yang ada di dalam masyarakat itu sendiri, kedua adanya peningkatan tingkat kemandirian dalam masyarakat agar tidak bergantung pada orang lain agar bisa memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, ketiga adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya sekolah. Selain itu, upaya dari pihak Kantor Urusan Agama (KUA), adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai Undang–undang Perkawinan melalui pengajian atau kegiatan yang terdapat di Desa Wanakerta khususnya mengenai batasan perkawinan.

B. Saran

Berdasarkan dari simpulan yang diambil, maka peneliti mengajukan saran yang sekiranya dapat menjadi masukan. Adapun saran yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk orangtua agar bisa lebih berusaha lagi dalam bekerja untuk memenuhi kewajiban orangtua kepada anaknya,

2. Pihak Aparat Desa melaksanakan programnya untuk memberdayakan masyarakat miskin, melalui pengalihan pekerjaan kesektor usaha, supaya masyarakat miskin bisa bekerja secara mandiri agar tidak terjadi kembali pernikahan usia dini dikarenakan faktor ekonomi. 3. Pihak Kantor Urusan Agama (KUA) agar konsisten menegagkan

syarat-syarat yang harus dipenuhi dan secara terus menerus melakukan sosialisasi mengenai Undang–Undang Perkawinan agar masyarakat menjadi tahu dan mengerti dengan baik.

(42)

4

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(43)

1

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Ahmadi A. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA.

Al-Ghifari, A. 2004. Pernikahan Dini “Dilema generasi ekstravaganza”. Bandung : Mujahid Press.

Asy’ari , S.I. 1990. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya ; Usaha Nasional

Surabaya

Bahri Djamarah, S. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam

keluarga. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA.

Hasyim dan Simamora. 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta ; Bumi Aksara Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.

Mardani. 2011. Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern. Yogyakarta : GRAHA ILMU

Narwoko dan Suyanto. (2007). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Edisi ke-2. Jakarta : KENCANA.

Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung. Tarsito Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Ramulyo. (1996). Hukum Perkawinan Islam. Jakarta. Bumi Aksara

(44)

2

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saleh. K.W. SH. Hukum Perkawinan Indonesia. catatan ke-4. Jakarta: Ghalia Indonesia 1976.

Satori dan Komariah. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Catatan ke-2. Bandung : ALFABETA.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Suharto E. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. : ALFABETA.

Setiadi, E.M. dan Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi. Catatan ke-1. Bandung: Kencana.

Soekanto. S. 2009. Sosiologi Keluarga. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

Walgito. B. 2004. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yoyakarta ; Andi

Willis. S.S. 2011. Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung : Alfabeta.

Yusuf. As-Subki. A. 2012. Fiqh keluarga (Pedoman Berkeluarga Dalam Islam). Jakarta. AMZAH.

2. Situs Web

BKKBN. Hasil pernikahan diusia dini. [Online]. Tersedia di : Http//www.bkkbn.org. 2012 [Diakses 14 Maret 2014].

(45)

3

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu http//www.kppapa.org. 2012 [Diakses 14 Maret 2014]. Suparyanto. Konsep pernikahan Dini. [Online]. Tersedia di :

http://dr-Suparyanto.blogspot.com. 2011 [Diakses 23 Juni 2014] Multazam Ahmad. hukum perkawinan di bawah. [Online]. Tersedia di :

http://hukumperkawinandibawahumur.blogspot.com. 2013 [Diakses 28 Juni 2014]

3. Perundang- Undangan :

Undang-undang Republik Indonesia tentang perkawinan. Undang-undang Republik Indonesia tentang keluarga.

Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional 4. Skripsi

Pujawati. (2010). Suatu Kajian Tentang Pelaksanaan Perkawinan Di Bawah

Umur Ditinjau Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 (Studi Kasus di

Kampung Puncak Mulya Desa Sukaluyu Kecamatan Pangalengan

Kabupaten Bandung) (skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hanafi. (2008). Studi Tentang Peranan Orang Tua Dalam Pelaksanaan

Pernikahan Usia Dini (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Masyarakat Desa

Cilandak Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu). (Skripsi). Universitas

(46)

4

Melly Agustina, 2014

Fenomena Pernikahan Usia Dini dalam Konteks Himpitan Ekonomi

Gambar

Tabel 1.1.
   Gambar 3.1   Triangulasi Sumber Data
Gambar 3.2 Triangulasi teknik pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini berisikan tentang latar belakang proyek, pengenalan perusahaan dan pelaksanaan kegiatan yang diamati pada Pembangunan Jembatan Ciliwung

1) Diperlukan pengolahan pendahuluan untuk menurunkan kadar Fluor pada limbah. Kehadiran ion ini pada kadar yang tinggi dapat menyebabkan penurunan removal amonium

[r]

[r]

Identifikasi overlay tersebut jika ketiganya positif ( +++ ) maka dikatakan bahwa sektor tersebut adalah merupakan sektor unggulan di Kota Singkawang dimana merupakan

alat sederhana yang berasal dari lingkungan dan melakukan percobaan dalam suasana menyenangkan dan menarik. b) Siswa belajar untuk mendapatkan pengetahuan dari pengamatan

Manajemen waktu dalam permainan Harvest Moon: Back to Nature dapat dilakukan denagn cara mencari rute berjalan terpendek agar waktu yang dihabiskan tidak terbuang