• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALIS STRATEGI BLUE OCEAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING POT MEETS POP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALIS STRATEGI BLUE OCEAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING POT MEETS POP."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ANALIS STRATEGI BLUE OCEAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING POT MEETS POP

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

RYAN ADITIOPRATAMA 0901924

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

(2)

2014

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI UNTUK UJIAN SIDANG

SKRIPSI

ANALISIS STRATEGI BLUE OCEAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING POT MEETS POP

RYAN ADITIOPRATAMA 0901924

Disetujui dan disahkan oleh:

1. Pembimbing I

Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M. P. NIP. 196802251993012001

2. Ketua Program Studi

Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA NIP. 19740307 200212 2 001

Program Studi Manajemen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

(3)

ANALISIS STRATEGI BLUE OCEAN DALAM MENINGKATKAN DAYA

SAING POT MEETS POP

Oleh

Ryan Aditiopratama

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© 2014 Ryan Aditiopratama Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Ryan Aditiopratama (0901924), Analisis Strategi Blue Ocean Dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets PopDi bawah bimbingan Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.P.

Perkembangan dunia usaha saat ini berlangsung sangat pesat, berbagai jenis usaha bermunculan meramaikan industri di Indonesia. Industri kreatif pada khususnya industri fesyen merupakan salah satu jenis usaha yang banyak bermunculan belakangan ini. Industri kreatif merupakan alternatif baru untuk mengatasi permasalahan ekonomi di Indonesia. Salah satu kota besar di Indonesia yaitu kota Bandung yang dikenal sebagai barometer perindustrian kreatif di Indonesia saat ini telah menyuguhkan berbagai pilihan industri kreatif. Salah satunya adalah industri denim atau jeans premium.

Untuk mendukung kinerja sebuah industri, maka sebuah strategi perlu dirumuskan guna mendapatkan hasil akhir yang memuaskan. Salah satu strategi yang diterapkan oleh salah satu industri kreatif dalam bidang fesyen premium yaitu Pot Meets Pop, adalah strategi blue ocean, yaitu sebuah strategi yang dimana pada tingkat persainganya sebuah industri yang bersangkutan berada pada zona yang aman dengan tingkat tekanan kompetisi yang rendah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan strategi blue ocean dalam meningkatkan daya saing Pot Meets Pop itu sendiri. Metode penilitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan snow ball sampling. Populasi penelitian ini adalah merupakan seluruh staff dan divisi yang berada dalam Pot Meets Pop, dan dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling didapatkan enam orang narasumber. Teknik analisis data menggunakan kerangka kerja dan alat analisis yang telah disajikan oleh blue ocean dan analisis five forces michael porter.

(5)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata Kunci : industri kreatif, blue ocean strategy

ABSTRACT

Ryan Aditiopratama (0901924), “Analysis of Blue Ocean Strategy to Improve

Competitiveness Of Pot Meets Pop” under the guidence of Dr. Hj. Ratih Hurriyatti. M.P.

The developement of the business world nowadays is take a place very rapidly. Any kind of business have sprung up to enliven the indutry in Indonesia. Creative industries in particular the fashion industry is one of many types of businesses that have sprung up lately. Creative industries is a new alternative to solve economic problems in Indonesia. One of the big cities in Indonesia, Bandung is known as a barometer of the creative industry in Indonesia is currently presenting a wide selection of creative industries. One is the industry of premium denim or jeans.

To support the performance of an industry, it is a strategy needs to be formulated in order to obtain a satisfactory of the result. One strategy adopted by one of the creative industries in the field of premium fashion Pot Meets Pop, is the blue ocean strategy, is a strategy which the level of competition of industry are in a safe zone and also less of competitions with a low pressure level of competition.

The purpose of this study is to analyze the application of blue ocean strategy to improve the competitiveness of Pot Meets Pop. The research method used was qualitative research methods. The sampling technique used was purposive sampling and snowball sampling. The population was a whole staff and divisions that are in Pot Meets Pop, and by using purposive sampling and snowball sampling obtained six speakers. Analysis using frameworks and analytical tools that have been presented by the blue ocean and to equip authors use Michael Porter five forces analysis.

The results of analysis of this study showed that Pot Meets Pop entering blue ocean criteria, where pot meets pop are in a quiet zone in the competition, which analyzed through a variety of analysis tools that include a four actions framework and ERRC grid, the six path framework, strategy canvas, pionner-migrator-settler map, and the three tiers. Also note that the competitive position of Pot Meets Pop are in the LOW level that analyzed by Porter's five forces analysis

(6)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

(7)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

1.2. Identifikasi Masalah ... 13

1.3. Rumusan Masalah ... 14

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 14

1.4.1. Maksud Penelitian ... 14

1.4.2. Tujuan Penelitian ... 15

1.5. Kegunaan Hasil Penelitian ... 15

1.5.1. Kegunaan Teoritis ... 15

1.5.2. Kegunaan Praktis ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 17

2.1.Kajian Pustaka ... 17

2.1.1. Strategi ... 17

2.1.1.1. Pengertian Strategi ... 15

2.1.1.2 Jenis Strategi ... 18

2.1.2 Blue Ocean Strategy ... 21

2.1.2.1. Konsep Strategi ... 22

2.1.2.2. Blue Ocean Versus Red Ocean ... 25

(8)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.2.4. Implementasi Blue Ocean Sebagai Model Bisnis Baru... 29

2.1.2.5. Prinsip Strategi Blue Ocean ... 30

2.1.2.5.1 Prinsip Perumusan Strategi ... 31

2.1.2.5.2 Prinsip Eksekusi/Pelaksanaan Strategi ... 32

2.1.2.6. Kerangka Kerja dan Alat Analisis... 34

2.1.2.6.1. Kerangka Kerja Empat Langkah (Four Action Framework) dan skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan (ERRC grid) ... 34

2.1.2.6.2. Kerangka Kerja Enam Langkah (Six Path Framework) ... 36

2.1.2.6.3. Kanvas Strategi (strategy canvas) dan Kurva Nilai (Value Curve) ... 38

2.1.2.6.4. Peta Pioneer-Migrator-Settler (the PMS Map) ... 40

2.1.2.6.5. Tiga Tingkatan Non Konsumen (the 3 tiers)... 41

2.1.2.6.6. Enam Tahapan Siklus Pengalaman Pembeli (buyer utility map) 42 2.2 Kerangka Pemikiran ... 44

2.3. Hipotesis ... 45

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 46

3.1. Objek Penelitian ... 46

3.2.Metode Penelitian dan alasan menggunakan metode ... 46

3.2.1. Metode Penelitian ... 46

3.2.2. Alasan menggunakan metode ... 47

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 48

3.4. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.4.1. Sumber data ... 50

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.5. Populasi, Sampel, dan teknik Penarikan sampel... 50

3.5.1. Populasi ... 52

3.5.2. Sampel... 53

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 55

(9)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.1 Instrumen ... 55

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1. Hasil Penelitian ... 58

4.1.1. Profil Pot Meets Pop ... 58

4.1.2. Analisis Blue Ocean Strategy ... 60

4.1.2.1. Kerangka Kerja Empat Langkah (Four Action Framework) dan skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan (ERRC grid), ... 61

4.1.2.2.Kanvas Strategi (strategy canvas) dan Kurva Nilai (Value Curve) ... 69

4.1.2.3Peta Pioneer-Migrator-Settler (the PMS Map) ... 79

4.1.2.4. Tiga Tingkatan Non Konsumen (the 3 tiers) ... 81

4.1.2.5 Kerangka Kerja Enam Langkah (Six Path Frame Works) ... 84

4.1.3. Analisis Five Forces Michael Porter ... 90

4.1.3.1. Identifikasi Pemain Dalam Industri ... 90

4.1.3.2. Parameter dan Asumsi ... 94

4.1.3.2.1. Parameter ... 94

4.1.3.2.2. Asumsi ... 95

4.1.3.3. Analisis ... 95

4.1.3.3.1 Ancaman Pendatang Baru ... 95

4.1.3.3.2. Kekuatan Penawaran Pembelian ... 99

4.1.3.3.3. Ancaman Produk Pengganti ... 103

4.1.3.3.4. Kekuatan Penawaran Pemasok ... 107

4.1.3.3.5. Pesaing industri ... 110

4.1.4. Potensi Keunggulan Kompetitif Pot Meets Pop ... 113

4.2. Pembahasan hasil penelitian ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

5.1. Kesimpulan ... 117

5.2. Saran ... 118

(10)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Berkembangnya teknologi yang kian hari kian mutakhir, didukung oleh

laju informasi yang tak terbatas ruang dan waktu, membuat segala hal dapat di

akses dengan mudah, segala sesuatu yang dahulu dibatasi oleh ruang dan waktu,

sekarang dapat dengan mudah untuk di akses.

Kemudahan tersebut menuntut setiap individu harus semakin kreatif dan

proaktif dalam menjalani kehidupanya, karena persaingan dapat sangat dengan

mudah diciptakan, sehingga seseorang harus memiliki dasar pemikiran yang

brilliant dan mutakhir dalam mengutarakan gagasanya.

Hal ini berlaku juga dalam kehidupan berbisnis, setiap pengusaha harus

memikirkan strategi yang paling tepat agar perusahaanya dapat bertumbuh dan

bertahan dalam persaingan pasar yang semakin pelik, yang menuntut setiap

pengusaha untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan nama

perusahaanya. setiap pengusaha dituntut untuk semakin kreatif dalam melakukan

perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian, dan mengontrolan

perusahaanya agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Kota Bandung, yang menjadi barometer dalam industri kreatif, khususnya

(11)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

distro. Berbagai brand berskala kecil hingga besar bermunculan dari hari ke hari,

hal ini tentunya menuntut setiap pengusaha untuk memberikan nilai yang lebih

dari setiap produk yang diciptakanya untuk memenangi kompetisi dalam industri

tersebut.

Konsep – konsep baru-pun mulai bermunculan untuk mengedepankan nilai

dari setiap brand itu sendiri. Salah satu konsep yang muncul belakangan ini

adalah konsep premium denim, dimana sebuah brand yang pada dahulunya

menciptakan produk dengan berbagai varian, namun dalam konsep ini brand yang

bersangkutan menciptakan produk dengan material khusus yaitu jeans/denim, dan

tentunya dengan mengutamakan kualitas dan inovasi di setiap detailnya, sehingga

akan meningkatkan harga jual dari brand yang bersangkutan.

Perindustrian fesyen di kota bandung telah memberikan banyak alternatif

bagi para konsumen untuk dapat memilih produk yang diinginkan sesuai dengan

selera, daya beli dan tentunya mengutamakan kualitas. Dari sekian banyaknya

brand denim atau jeans yang bermunculan, diantaranya memiliki pasar dan kelas

yang beragam, dari mulai yang berkelas ekonomis hingga premium sekalipun

dapat ditemukan. Hal ini memberikan alternatif yang beragam kepada konsumen

untuk memilih produk yang akan digunakanya.

Keberadaan industri denim/jeans dikota Bandung sendiri pada saat ini

dapat dikatakan berada dalam posisi mapan, jeans atau denim yang pada

umumnya digunakan sebagai material pembuatan celana merupakan material yang

(12)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

material berbahan denim atau jeans. Berkat berkembangan teknologi dan inovasi

yang dilakukan oleh para pengusaha secara simultan yang akhirnya membuat

material jeans ini dapat di gunakan sebagai material berbagai produk fesyen.

Tidak hanya sebatas celana, berbagai produk bermaterialkan jeans atau denim

diantaranya adalah jaket, tas, sepatu, kemeja, dan lain sebagainya.

Perkembangan industri denim dan jeans di Indonesia yang mengalami

peningkatan secara stabil dari waktu ke waktu ini membuat berbagai produk dan

brand berkualitas internasional mulai bermunculan mewarnai pasar fesyen di

Indonesia bahkan berskala internasional. Hal ini menungkinkan konsumen di

berbagai negara dapat menikmati hasil karya produk Indonesia, sehingga citra

produk hasil karya tangan Indonesia dapat semakin baik di manca negara.

Berbagai inovasi dari berbagai bidang di padukan untuk menghasilkan

kualitas yang terbaik, hal ini di lakukan tidak lain untuk meningkatkan

keunggulan pasar denim karya Indonesia, sehingga produk denim karya Indonesia

semakin diakui dan memiliki reputasi yang semakin baik dimata konsumen, dan

pada akhirnya masyarakat akan semakin bangga meggunakan produk hasil karya

bangsa Indonesia.

Kemapanan yang didapatkan industri denim atau jeans tersebut,

mendorong setiap brand semakin aktif untuk mengibarkan sayap brand-nya

dengan selalu memberikan kesan yang positif, sehingga hal ini berdampak pada

peningkatan kualitas produksi yang berdampak banyaknya penghargaan berskala

(13)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia tersebut. Beberapa Brand yang telah memiliki reputasi yang baik

dimata nasional dan internasional diantaranya adalah, Peter Says Denim, Pot

Meets Pop, Maternal Disaster, dan lain sebagainya.

Hal ini didukung dengan adanya sebuah perencanaan masterplan dari

pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan

meningkatkan tingkat produksi industri kreatif di Indonesia pada khususnya. Hal

ini telah tercatat sebagai perencanaan industri kreatif tahun 2025 yang telah

menjadi agenda dari pemerintahan Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk

menstimulasi keberadaan industri kreatif di Indonesia sehingga semakin mapan

dan mampu bersaing dengan industri lainya yang berskala Internasional.

Pemerintah indonesia meyakini bahwa industri kreatif yang berfokus

kepada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian dan bakat

dapat menyaingi sistem ekonomi yang telah mapan berjalan seperti sistem

ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi komunikasi. Keberagaman

budaya dan penduduk di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam

pengembangan ekonomi kreatif, termasuk didalamnya pengembangan industri

kreatif dalam bidang fesyen. Keberadaan industri fesyen di Indonesia pada saat ini

telah bermetamorfosa menjadi kebutuhan primer, gaya hidup, dan tren seluruh

masyarakat di Indonesia.

Industri kreatif juga dapat menjawab permasalahan dasar jangka pendek

dan menengah diantaranya yaitu : (1) Rendahnya pertumbuhan ekonomi pasca

(14)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingginya tingkat kemiskinan (16-17%); dan (4) Rendahnya tingkat persaingan

industri di Indonesia. Disamping permasalahan tersebut, ekonomi kreatif juga

diharapkan dapat menjawab tantangan isu global warming, pemanfaatan energi

terbarukan, deforestasi dan pengurangan emisi karbon, karena arah

pengembangan industri kreatif ini akan menuju pada pola industri ramah

lingkungan dan penciptaan nilai tambah produk berasal dari intelektualitas sumber

daya manusia Indonseia (Depdag RI, 2008).

Berdasarkan beberapa brand jeans dan denim yang bermunculan di kota

Bandung tersebut, maka penulis mengklasifikasikan brand tersebut berdasarkan

kualitas, harga, dan tingkat kemapanan dari masing – masing brand tersebut.

Beberapa dari sekian banyak brand tersebut akan dirangkum dalam tabel dibawah

ini.

Tabel 1.1 Daftar pesaing Brand Denim di kota Bandung

Brand

Vearst Jeans Ouval Tamim

Lea Pot Meets

Pop

Junkard 347/unkl Derwati

Wrangler Noots Jeans Travis Jeans Blank Wear Cihampelas Louis Rebel Denim Avreal Jeans Blind Wear Bets

dipatiukur Lee Cooper Kick Denim Moon River Arena Xprnc Pelita

Nudie Maternal Cerbruse Cardinal

Chip Monday Parahyangan

Dickies Screamous

(15)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengkatagorian brand denim diatas tersebut berdasarkan pada tingkat

eksistensi brand dimata konsumen, selain hal tersebut segi kualitas dan

kemapanan brand-pun menjadi tolak ukur pengklasifikasian brand denim diatas.

Berdasarkan kategori yang telah dibuat, dapat dilihat tingkat kemapanan

sebuah brand yang dapat dilihat dari harga jual sebagai tolak ukur. Brand

Internasional yang dipasarkan Di Indonesia memiliki jenjang harga berkisar dari

Rp.250.000 - Rp.2.000.000. Brand Premium berkelas nasional memiliki rentang

harga berkisar antara Rp.500.000 -Rp.3.000.000. Brand premium berskala mikro

atau brand premium yang kuantitas produksi dan sistem distribusinya masih

terbatas memiliki rentang harga berkisar antara Rp.200.000 -Rp.750.000. Brand

non premium memiliki rentang harga berkisar dari Rp.150.000 - Rp.350.000.

sedangkan Hand Made Jeans yang biasa diproduksi secara Home Industry

memiliki rentang harga berkisar antara Rp.75.000 – Rp. 200.000.

Sekian banyak brand premium denim yang bermunculan di kota Bandung,

yang menjadi pioneer atau pelopor adalah Peter Says Denim dan Pot Meets Pop,

kedua brand tersebut merupakan salah satu pencetus hadirnya brand denim di

kota Bandung yang belakangan mulai mendapatkan pasar yang cukup potensial.

Sebagai brand pioneer tentunya masing – masing brand tersebut dituntut

untuk memperkuat tingkat daya saing mereka dalam berbagai aspek. Hal ini

sangatlah penting, karena sebagai brand yang namanya sudah melejit, keunggulan

dari setiap brand perlu ditonjolkan agar nama brand tersebut semakin kuat dan

(16)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang baik dimata konsumen yang akan berdampak positif bagi tingkat penjualan

dari setiap produk yang ditawarkanya.

semakin berkembangnya animo masyarakat terhadap konsep premium

tersebut, akhirnya bermunculan banyak brand serupa dengan konsep serupa pula,

hal ini tentunya memberikan alternatif baru pada masyarakat akan variasi produk

jeans atau denim tersebut. Brand-brand denim tersebut tentunya memberikan nilai

dan diferensiasi pada setiap produk yang diciptakanya. Beberapa brand yang

dirasa dapat menjadi pesaing potensial dari Peter Says Denim dan Pot Meets Pop

itu diantaranya adalah: Kick Denim, Noots Jeans, dan Rockmen Rebel Denim.

Untuk memenangi kompetisi, setiap brand harus menonjolkan

masing-masing keunggulan yang dapat memperkuat brand tersebut. dan tentunya brand

yang bersangkutan harus memiliki citra yang kuat dimata konsumen. Untuk

mengetahui pandangan masyarakat terhadap kekuatan sebuah brand denim, maka

penulis melakukan survey pra penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan

gambaran konkret atas pandangan masyarakat terhadap masing – masing brand

tersebut. Hasil dari survey tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.2 pandangan masyarakat terhadap citra merek brand denim

No Brand

Konsep Desain Inovasi Eksistensi Daya

(17)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan survey yang telah dilakukan penulis, akhirnya didapatkan

gambaran sederhana akan pandangan masyarakat terhadap keunggulan dari

masing-masing brand denim diatas berdasarkan pertanyaan – pertanyaan yang

telah diajukan penulis.

Berdasarkan tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa Peter Says Denim yang

merupakan pioneer dalam industri ini, mendapatkan penilaian yang sangat tinggi

dimata masyarakat, dengan kata lain bahwa merk peter says denim memiliki

kesan yang positif dimata masyarakat dari berbagai hal. Namun berbeda dengan

Pot Meets Pop yang notabene merupakan pioneer dalam industri denim/jeans

juga.

Sebagai pencetus atau pioneer dalam industri denim/jeans, seharusnya Pot

Meets Pop mendapatkan penilaian yang kuat pula dimata konsumen. Namun pada

beberapa aspek, misalkan pada aspek inovasi, ternyata Pot Meets Pop memiliki

penilaian yang lebih kecil dibandingkan pesaingnya yaitu Rebel Denim. Pada

aspek promosi, Pot Meets Pop juga mendapatkan penilaian yang kecil dimata

konsumen dengan skor 2.93, dimana pesaingnya yaitu Kick Denim mendapatkan

nilai 3.53 dan Peter Says Denim dengan nilai sebesar 4.73 Selain itu kasadaran

masyarakat akan eksistensi dari Pot Meets Pop juga masih terbilang lebih kecil

daripada pesaingnya, yaitu Kick Denim dan Tentunya Peter Says Denim

Penilaian yang kurang baik dimata konsumen, tentunya akan memberikan

dampak yang negatif pada berbagai aspek, salah satunya adalah minat masyarakat

(18)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

brand tersebut, maka masyarakat akan beralih kepada brand alternatif yang dirasa

memiliki nilai yang lebih baik dari pada brand tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya sebuah brand harus memiliki

strategi yang dapat menanggulangi penilaian yang kurang baik dimata masyarakat

tersebut, dan dapat mengedepankan berbagai keunggulan dari setiap produknya,

sehingga masyarakat akan memberikan perhatianya kembali terhadap brand

tersebut.

Salah satu konsep strategi yang dilakukan oleh Pot Meets Pop adalah

dengan memberikan konsep baru yang dinilai memiliki diferensiasi yang cukup

unik yang diharapkan akan mendapatkan perhatian dari masyarakat kembali, dan

juga dapat membantunya untuk berkompetisi dalam industri denim.

Pot Meets Pop melakukan penetrasi pada zona yang tenang dimana pada

sebelumnya tidak ada pelaku bisnis serupa yang melakukan konsep yang

dilakukan oleh Pot Mets Pop tersebut. Strategi dengan konsep tersebut dikenal

juga dengan istilah strategi Blue Ocean.

Strategi “blue ocean” merupakan salah satu alternatif baru yang dapat

diterapkan perusahaan untuk menjalani dan mengembangkan perusaan. Strategi

ini merupakan sebuah strategi yang dikenalkan oleh W. Chan Kim dan Renee

Mauborgne dalam bukunya dengan judul yang sama, yaitu Blue Ocean Strategy.

Blue Ocean Strategy merupakan sebuah strategi untuk melepaskan kita

dari sebuah kondisi yang disebut Red Ocean (Lautan Merah). Kondisi Red Ocean

(19)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketat untuk mendapatkan pasar yang sama dengan kompetitor. Alasan yang

membuat Red Ocean ini menjadi kompetisi sengit adalah karena yang terjadi

pada pasar tersebut, permintaan lebih sedikit dari pada penawaran. Akibatnya

persaingan dengan kompetitor menjadi sangat ketat dan bisa saja antar pesaing

saling menghancurkan.

Pada Blue Ocean kondisinya berbanding terbalik dengan Red Ocean.

Disini persaingan hampir tidak ada, karena diawali dengan sifat yang berani

menampilkan sesuatu yang baru dengan target pasar yang baru pula. Karena sudah

tergolong berbeda dengan kompetitor sebelumnya, sehingga pasar yang tertarik

dengan produk yang diciptakan tergolong khusus juga. Inilah yang menyebabkan

permintaan menjadi lebih tinggi.

Penerapan blue ocean strategy belakangan ini banyak digunakan oleh

perusahaan-perusahaan baru yang siap bersaing dalam pasar, terutama pada

industri-industri kreatif di tanah air. Perusahaan-perusahaan tersebut menciptakan

hal baru untuk mendapatkan market space yang baru, agar produknya memiliki

nilai yang lebih tinggi dan berkesan eksklusif, selain itu tingkat persainga-nya pun

cenderung ada dalam zona aman.

Bermunculanya brand premium denim merupakan sebuah langkah yang

dapat mendobrak batas dalam industri fesyen berskala clothing dan distro di tanah

air dan pada pelaksanaanya tidak lepas dari konsep strategi blue ocean, dimana

sebelumnya setiap brand tidak memfokuskan konsep pada hal yang khusus.

(20)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana mereka berfokus pada material yang khusus dan kualitas yang premium.

Konsep premium brand ini dapat dikatakan telah dipelopori oleh Pot Meets Pop

yang telah memulai untuk terjun dalam industri fesyen sejak tahun 2008.

Keberadaan Pot Meets Pop tentunya memberikan alternatif baru dalam

industri fesyen dikota bandung yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah

bagi produknya, dan tentunya dapat meraih brand image yang besar di mata

konsumen.

Melalui strategi blue ocean yang diterapkan oleh Pot Meets Pop akhirnya

produk dari Pot Meets Pop memiliki diferensiasi yang terbilang cukup unik di

bandingkan pesaingnya, produk dari Pot Meets Pop memiliki disain yang

berkonsep vintage dan memberikan nuansa cassual yang cukup kental dalam

setiap produknya.

Pot Meets Pop melakukan diferensiasi pada produknya dengan cara

memberikan konsep yang lebih universal, yaitu menjadikan semua segmen dapat

menggunakan produknya, perpaduan antara konsep yang menarik dengan material

terbaik tentunya menjadi nilai tambah bagi Pot Meets Pop dan juga dapat

dinikmati oleh berbagai kalangan, hal itu lah yang menjadi keunggulan dari Pot

Meets Pop untuk bersaing dalam industri fesyen yang kian hari kian berjamur.

Sebagai pencetus, Pot Meets Pop melakukan inovasi yang dapat

memberikan nilai tambah bagi brand tersebut, inovasi yang diberikan terbilang

variatif, selain tentunya konsep dan material yang eksklusif, Pot Meets Pop juga

(21)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bernuansa vintage dan klasik disajikan pada setiap bagian ruangan dari showroom

Pot Meets Pop tersebut, sehingga memberikan kesan vintage yang cukup kuat

terhadap produk yang dipamerkan. bebagai properti yang terbilang klasik dapat

memberikan kenunggulan tersendiri pada showroom tersebut, adanya mesin jahit

tua, sepeda tua, dan berbagai ornamen bermaterial kayu menjadi daya tarik

tersendiri bagi para konsumen.

Inovasi dan strategi blue ocean yang diberikan oleh Pot Meets Pop

diharapkan mampu mengusik para pesaingnya dalam industri denim atau jeans

tersebut dan Pot Meets Pop dapat meraih penilaian yang cukup besar pada industri

premium denim ini sehingga dapat membuat persaingan industri brand premium

denim atau jeans tidak relevan lagi dan pada akhirnya Pot Meets Pop mampu

mendapatkan pangsa pasar yang tinggi pula.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam, dan diharapkan dapat

diketahui sampai sejauh mana Strategi Blue Ocean yang Diterapkan oleh Pot

Meets Pop mampu meningkatkan keunggulan daya saing sebuah perusahaan

dimata konsumen. Maka penulis mengambil judul: “Analisis Strategi Blue

Ocean Dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

1.2. Identifikasi Masalah

Industri kreatif merupakan industri yang sangat berkembang secara pesat

di kota Bandung, sehingga kota bandung menjadi barometer industri kreatif

(22)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

waktunya, terhitung ratusan pelaku industri kreatif khususnya fesyen bermunculan

di kota Bandung dan sekitarnya.

Pot Meets Pop adalah salah satu distro atau clothing company pelaku

industri kreatif dikota Bandung yang berdiri sejak tahun 2008, Pot Meets Pop

hadir disaat masyarakat mulai mencari alternatif baru mengenai produk fesyen.

Namun seiring berjalanya waktu ternyata brand – brand serupa mulai

bermunculan dan semakin memberikan inovasi dan pilihan kepada para

konsumenya. Untuk menciptakan diferensiasi demi menciptakan nilai yang lebih

bagi produknya maka sekarang ini Pot Meets Pop menciptakan terobosan baru

dengan menciptakan produk premium denim yang memiliki diferensiasi, yang

mana konsepnya sangatlah unik dan dalam prakteknya Pot Meets Pop

menerapkan strategi blue ocan, dimana Pot Meets Pop melepaskan diri dari

kompetisi pasar yang sengit dengan cara menciptakan suatu hal yang baru.

Beberapa terobosan yang baru itu merupakan penggabungan dari segi konsep,

promosi, dan cara pemasaran yang terbilang unik dan baru.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pernyataan diatas, akhirnya didapatkan rumusan masalah

yang dinyatakan dalam pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana blue ocean strategy yang telah diterapkan oleh Pot Meets

Pop ?

2. Bagaimana analisis blue ocean strategy berdampak terhadap

(23)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana Posisi Kompetisi Pot Meets Pop dalam pasar denim di

Indonesia ?

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah mengumpulkan data dan informasi, yang

akan digunakan untuk menganalisis Pengaruh Penerapan Blue Ocean Strategy

dalam meningkatkan daya saing Pot Meets Pop.

1.4.2. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui strategi Blue Ocean Marketing yang telah

diterapkan oleh Pot Meets Pop.

2. Untuk menganalisis penerapan blue ocean trategy dalam

meningkatkan keunggulan daya saing Pot Meets Pop

1.5. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang kongkrit mengenai

penerapan strategi blue ocean dalam meningkatkan daya saing dari Pot Meets

Pop. Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1.5.1. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah untuk membantu perusahaan

(24)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah dijalankanya, juga memberikan gambaran dan solusi akan strategi

bisnis yang akan dilakukan dikemudian hari.

1.5.2. Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu

dan kegunaan atas teori dari blue ocean strategy, dan juga dapat memberikan

gambaran akan penerapan teori strategi blue ocean pada industri fesyen di tanah

(25)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Adapun pendapat Husein

Umar (2003:303) penjelasan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek

penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan

hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Penelitian ini menganalisis penerapan Bue Ocean Strategy dalam upaya

meningkatkan daya saing Pot Meets Pop, dalam penelitian ini penulis melakukan

observasi dan wawancara terhadap objek internal perusahaan dan juga objek

eksternal yaitu konsumen dari Pot Meets Pop.

1.2 Metode Penelitian dan alasan menggunakan metode

3.2.1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data engan

tujuan dan kegunaan tertentu" Sugiono (2012:2).

Menurut sugiono (2012:2), untuk menyelesaikan sebuah penelitan ada

empat kunci yang harus diperhatikan, yaitu : ilmiah, rasional, empiris, dan

(26)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.2. Alasan menggunakan metode

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dan variabel yang telah

di pilih, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif.

Menurut Sugiyono (2012:14) metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel dan sumber

data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pngumpulan data dengan

triangulisasi (gabungan), analisis data brsifat induktif atau kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Adapun alasan penulis memilih untuk menggunakan metode kualitatif

adalah sebagai berikut :

1. Masalah penelitian, yaitu mengenai penerapan strategi blue ocean

dalam upaya meningkatkan daya saing Pot Meets Pop belum jelas

kepastianya dan remang-remang. Dengan penerapan metode kualitatif,

penulis akan terjun lebih dalam untuk menganalisa praktika strategi

yang diterapkan oleh Pot Meets Pop dan mengkaitkanya dengan teori

dari Blue Ocean itu sendiri.

2. Untuk memahami interaksi sosial anatara pihak internal perusahaan

(27)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mendapatkan informasi akan interaksi sosial antara perusahaan

dan konsumen melalui berbagai media untuk mendapatkan hasil yang

kompleks. Dalam hal ini penulis akan melakukan wawancara

mendalam terhadap pihak internal dan eksternal perusahaan untuk

didapatkanya pola-pola hubungan interaksi yang jelas.

3. Untuk memahami perasaan dan kesan konsumen sacara mendalam

yang mendasari konsumen tersebut untuk memilih produk dari Pot

Meets Pop.

4. Untuk mengembangkan teori Blue Ocean Strategy yang pada dasarnya

merupakan teori yang baru dikenalkan. Melalui metode grounded

research, penulis akan mengetahui peranan Blue Ocean Strategy

dalam praktika industri kreatif khususnya industri premium jeans dan

denim di kota Bandung.

5. Untuk memastikan kebenaran data, melalui teknik pengumpulan data

yang dilakukan secara triangulisasi/gabungan, kesulitan untuk

mendapatkan data sosial dapat dilakukan karena pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan berbagai macam instrumen.

6. Untuk mengetahui sejarah perusahaan serta perkembanganya dalam

dinamika industri fesyen di kota Bandung.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasional variable adalah langkah yang harus dilakukan sebelum

(28)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penelitian. Operasional variable ini diperlukan untuk menentukan

jenis, indikator, serta skala dari variable-variabel yang terkait dalam penelitian,

sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan sesuai dengan judul penelitian

mengenai analisis Blue Ocean Strategy Dalam Meningkatkan Daya Saing Pot

Meets Pop Maka variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel

VARIABEL/KONSEP VARIABEL

SUB

VARIABEL

INDIKATOR UKURAN SKALA

(X) Blue Ocean

(29)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penciptaan

Atmosfir Showroom

Tingkat Penciptaan Atmosfir pada showroom

Ordinal

3.4. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Sumber data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah objek, dari

mana, dan bagaimana data tersebut diperoleh.

Sumber data primer adalah sumber data utama dimana penulis

memperolehnya dari lokasi penelitian yang berguna untuk melengkapi

pembahasan masalah, data primer ini berupa objek yang memiliki hubungan

langsung dengan objek penelitian dalam hal ini adalah konsumen dari Pot Meets

Pop. Dalam hal ini peneliti mempergunakan teknik pengumpulan data berupa

wawancara, observasi, dan penyebaran angket.

Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjeknya

tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat

memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber data sekunder adalah data dan arsip di Kantor Pot Meets Pop, survey

pra-penelitian yang dilakukan penulis, buku, artikel serta situs internet yang

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

(30)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data

dengan menggunakan sumber data primer dimana penulis langsung memberikan

pertanyaan kepada calon pemberi data, dan untuk melengkapi data, penulis

menggunakan sumber data sekunder yang terdiri dari artikel, dokumen, situs

internet, dan berbagai atribut lainya yang dapat membantu dalam melakukan

penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis sebagai sumber

perolehan data adalah sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu suatu tehnik untuk mendapatkan data teoritis

mengenai Blue Ocean Strategy dari para ahli melalui sumber bacaan

yang berhubungan dan menunjang terhadap penelitian ini baik dari

buku, majalah, koran, atau bacaan lainnya.

2. Studi lapangan (observasi), yang terdiri dari :

a. Observasi, yaitu pengamatan dan peninjauan langsung terhadap

objek yang diteliti yaitu faktor internal dan eksternal dari Pot

Meets Pop.

Menurut Sutrisno Hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiyono

(2012:203) menyatakan bahwa “observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses

biologis dan psikologis. Dua yang terpenting adalah proses

(31)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data melalui komunikasi langsung

dengan pihak internal Pomt Meets Pop untuk mengetahui ada atau

tidaknya permasalahan.

Menurut Esterberg (2002) yang dikutip oleh Sugiono (2012 : 410)

menyatakan bahwa wawancara adalah :

a meeting of two persons to exchange information and idea

through questions and responses, resulting in communication and

joint construction of meaning about a particular topic”

3.5. Populasi, Sampel, dan teknik Penarikan sampel

3.5.1. Populasi

Dalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah yang amat

penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Populasi merupakan

sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian.

Menurut Sugiyono (2012:115) populasi dalam penelitian adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian kualitatif sendiri istilah yang digunakan

dalam menyatakan populasi adalah social situation yang terdiri atas tiga elemen

yaitu : Tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi

secara sinergis. dalam penelitian kualitataif penulis berusaha untuk meneliti

aktivitas sekelompok masyarakat dalam suatu tempat yang pada hal ini adalah

(32)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langsung maupun tidak langsung dengan Pot meets pop. Model dari situasi sosial

tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini:

Sumber : Sugiono : 2012

Gambar 3.1 Model Situasi Sosial Pot Meets Pop

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menentukan dan menggunakan

situasi sosial yang terkait langsung dengan Pot meets pop, yaitu dari data laporan

pendukung yang didapat melalui observasi secara langsung di showroom pot

meets pop, yang melibatkan wawancara secara langsung terhadap narasumber

internal dan eksternal pot meets pop yang dirasa mengetahui keadaan situasi

sosial tersebut.

Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan penulis akhirnya

didapatkan populasi yang berjumlah 20 orang, populasi ini meliputi orang-orang

yang berada dalam tubuh internal dari Pot Meets Pop yang terdiri dari beberapa

divisi yaitu divisi produksi, online administator, pemasaran, desain, public

relation, shop keepers, store manager, dan direktur dari Pot Meets Pop itu sendiri.

(33)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2012:116), yang dimaksud dengan sampel adalah

bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu.

Sugiyono (2012:116) menerangkan bahwa bila populasi besar dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya

akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus

benar-benar mewakili.

Oleh karena itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek

populasi yang ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili

yang lain yang tidak diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penarikan sampel secara

purposive sampling dan snowball sampling. Dimana purposive sampling adalah

teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2012:392), sample yang diambil dalam penelitian ini adalah orang-orang yang

dirasa memiliki pengetahuan yang mendalam akan apa yang terjadi didalam tubuh

pot meets pop baik secara internal maupun eksternal.

Sedangkan teknik snowball sampling adalah teknik pengambilan sumber

data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar

(sugiyono,2012:392). Hal ini dilakukan karena dari jumlah sempel yang sedikit

(34)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan observasi dan penggunaan teknik purposive sampling dan

snowball sampling, akhirnya di dapatkan beberapa narasumber yang dirasa sangat

mengetahui keadaan di dalam tubuh Pot Meets Pop, beberapa narasumber tersebut

terdiri dari berbagai divisi yang diantaranya adalah :

1. Fandy DFMC selaku public relation dan brand ambasador dari Pot

Meets Pop

2. Hendry Sasmiputra selaku direktur dari Pot Meets Pop

3. Fahry Herlambang selaku store manager dari Pot Meets Pop

4. Whendy Oktafiandy selaku penanggung jawab divisi produksi Pot

Meets Pop

5. Rendha Rais selaku penanggung jawab divisi pemasaran Pot Meets

Pop

6. Siti Dinayani selaku penanggung jawab divisi online Pot Meets Pop

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penarikan sampel secara

purposive sampling dan snowball sampling. Dimana purposive sampling adalah

teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2012:392), sample yang diambil dalam penelitian ini adalah orang-orang yang

dirasa memiliki pengetahuan yang mendalam akan apa yang terjadi didalam tubuh

pot meets pop baik secara internal maupun eksternal.

Sedangkan teknik snowball sampling adalah teknik pengambilan sumber

(35)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(sugiyono,2012:392). Hal ini dilakukan karena dari jumlah sempel yang sedikit

tersebut, belum mampu memberikan data yang lengkap secara pasti.

3.6 Instumen dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Instrumen

Nasution (1988) menyatakan :

“ Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasanya ialah bahwa, segala

sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti, masalah, fokus penelitian,

prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang

diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas

sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang

penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,

tidak hanya pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat

satu-satunya yang dapat mencapainya”

Selanjutnya, menurut Lincoln dan Guba (1986) menyatakan :

“The instrumen of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall

see that othe forms of instrumentation may be used in latter phases in

inquiry, but the human is the initial an continuing mainstay. But if the

human instrument has been used extensively in earlier stages of inquiry, so

that an instrument can be constructed that is grounded in the data that the

(36)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kedua pernyataan diatas tersebut dapat dipahami bahwa,

dalam penelitian kualitatif yang pada awalnya belum jelas dan pasti, maka yang

menjadi instrumen adalah peneliti sendiri, namun setelah masalah yang dipelajari

menjadi jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen penelitian sederhana,

yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkanya dengan data yang

telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke

lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection,

melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari peneliti adalah mendapatkan data, tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini pengumpulan data yang diambil yaitu bersifat primer

dan sekunder, dimana sumber data primer yaitu sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan

melalui orang lain yang atau melalui dokumen. Berdasarkan penjelasan tersebut,

maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik observasi (pengamatan)

interview (wawancara), dokumentasi, dan gabungan ketigatnya.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui

(37)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data lebih banyak diperoleh dengan cara observasi berperan serta

(participan observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan

(38)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk

mengetahui analisis blue ocean strategy dalam meningkatkan keunggulan daya

saing Pot Meets Pop maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pot Meets Pop pada dasarnya berada posisi pasar yang minim akan

persaingan dalam hal ini diketahui bahwa Pot Meets Pop berada dalam

situasi pasar blue ocean, dimana Pot Meets Pop berada pada kondisi pasar

yang tenang terbebas dari kondisi pasar yang bersaing secara pelik. Dapat

dilihat dari kurva kanvas strategi dari Pot Meets Pop, dimana Pot meets

Pop berhasil mengesampinhgkan faktor – faktor yang tidak begitu penting

dan menciptakan nilai baru yang berdampak pada meningkatnya daya

saing Pot Meets Pop dalam industri fesyen di Indonesia khususnya di kota

Bandung. Dilihat dari analisis five forces Michael Porter Pot Meets Pop

juga berada dalam kompetisi yang tenang, walaupu adanya ancaman yang

diberikan dari berbagai aspek, namun hal itu tidak berpengaruh secara

signifikan.

2. Didapatkanya gambaran tentang industri fashion premium khususnya pada

produk yang bermaterialkan denim atau jeans. Konsep yang pada dasarnya

(39)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan pengaruh yang cukup besar saat diaplikasikan di tanah air.

Sebuah brand lokal mampu meningkatkan daya jual mereka dan

memberikan daya tarik emosional kepada konsumen, hal ini merupakan

sebuah pencapaian yang luar biasa, selain itu keberadaan bran premium

ternyata mendapatka perhatian yang luar biasa di kancah internasional,

sehingga hal ini dapat mengharumkan nama baik Indonesia dan dapat

menjadi sebuah alternatif baru untuk mengantisipasi persaingan global

yang semakin pelik.

3. Pot Meets Pop berhasil mengaplikasikan teori blue ocean untuk

meningkatkan keunggulan daya saingnya di industri fesyen di Indonesia.

Pot meets Pop hadir sebagai pelopor dan mampu menginspirasi berbagai

individu untuk menciptakan produknya sendiri, berkat kehadiran Pot

Meets Pop sebagai pelopor di industri premium denim, akhirnya banyak

bermunculan merek dengan konsep serupa namun dengan diferensiasi

tertentu didalamnya, hal ini merupakan sebuah pencapaian yang sangat

positif mengingat industri kreatif belakangan telah menjadi sebuah

alternatif baru perbisnisan di Indonesia.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai analisis blue ocean

strategy dalam meningkatkan keunggulan daya saing Pot Meets Pop, maka

(40)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertimbangan pagi perusahaan khususnya bagi para pemilik usaha dalam usaha

meningkatkan daya saing usahanya, yaitu:

1. Para pelaku industri kreatif khususnya industri premium denim pada

dasarnya telah memiliki daya saing yang sudah bisa disejajarkan dengan

industri fesyen internasional. Maka dari itu, ada baiknya apabila para

pemilik perusahaan melakukan ekspansi dan merambah pasar

internasional, karena secara kualitas produk Indonesia mampu bersaing

dengan produk internasional.

2. Pot Meets Pop sebaiknya menciptakan lini produk baru yang dapat di

jangkau oleh kalangan menengah, tanpa mengurangi kualitas dan

keeksklusifan produk. Hal ini dilakukan agar target pasar Pot Meets Pop

semakin luas, sehingga Pot Meets Pop mampu semakin unggul dalam

persaingan industri denim di tanah air.

3. Pot Meets Pop sebaiknya melakukan publikasi dan pemasaran secara

besar – besaran, hal ini dilakuka agar masyarakat dapat menyadari

bahwa Pot Meets Pop sebagai produk tanah air memiliki keunggulang

yang tinggi dan mampu bersaing dalam persaingan industri fesyen.

4. Sebagai merek yang memiliki citra yang cukup tinggi dimata konsumen,

ada baiknya jika Pot Meets Pop memperbaiki fitur online yang dirasa

kurang memberikan informasi yang cukup lengkap. Di era globalisasi

seperti saat ini, media online sangatlah penting keberadaanya,

(41)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

praktis, maka dari itu media online merupakan hal yang krusial guna

mengibarkan sayap perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Esterberg, Kristin G,2002 ; Qualitative Methods Ins Social Research, Mc Graw Hill, New York

Hadi, Sutrisno. 1986; Statistika. Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset

Irawan, Handy, 2007 ; 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta; Elex Media Komputindo.

Koch, Richard. 2005 ; Strategi. PT. Interaksara; Batam

Lincoln, Y.S. dan Guba, E.G. 1985 ; Naturalistic Inquiry, Beverly Hills: Sage Publication.

Nasution, S. 1988 ; Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Porter, Michael E, 1998; Strategi Bersaing. Alih Bahasa Sigit Suryanto. Jakarta : Karisma Publishing Group

Schemerson, J.r., Jr. & friends, 2005 ; Organizational Behavior, John Wiley & Sons, Inc., Ninth Edition, New jersey

Stoner, J.A.F., Freeman, R.E., dan Gilbert, D.R. 2005; Management Edisi ke-13. New Jersey : Prentice Hall

Sugiyono, 2005; Metode Penelitian Bisnis. Bandung; Alfabeta.

Sugiyono, 2012; Metode Penelitian Bisnis. Bandung; Alfabeta.

Umar, Husein, 2003; Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.

W.Chan Kim & Mauborgne, Renee,2005; Blue Ocean Strategy, Boston; Harvard Business School Publishing Corporation.

(42)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Policy : Concept & Cases, 10th ed. New York : Cold Spring Harbor.

Sumber Lain :

Dehkordi, G. Rezvani, S. Behravan, N. “Blue Ocean Strategy : A Study Over A Strategy Which Help The Firm To Survive From Competitive Environment” . International Journal Of Academic Research In Business And Social Science.2, 477-483.

Diky. (2009). Analisis kekuatan lingkungan industry five force (Michael.

E Porter). [online]. Tersedia : http://dikkyprima.wordpress.com/2009/02/05/. [22 Januari 2014)

http://www.blueoceanstrategy.com/

http://strategycanvas.org/

(43)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Esterberg, Kristin G,2002 ; Qualitative Methods Ins Social Research, Mc Graw Hill, New York

Hadi, Sutrisno. 1986; Statistika. Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset

Irawan, Handy, 2007 ; 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta; Elex Media Komputindo.

Koch, Richard. 2005 ; Strategi. PT. Interaksara; Batam

Lincoln, Y.S. dan Guba, E.G. 1985 ; Naturalistic Inquiry, Beverly Hills: Sage Publication.

Nasution, S. 1988 ; Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Porter, Michael E, 1998; Strategi Bersaing. Alih Bahasa Sigit Suryanto. Jakarta : Karisma Publishing Group

Schemerson, J.r., Jr. & friends, 2005 ; Organizational Behavior, John Wiley & Sons, Inc., Ninth Edition, New jersey

Stoner, J.A.F., Freeman, R.E., dan Gilbert, D.R. 2005; Management Edisi ke-13. New Jersey : Prentice Hall

Sugiyono, 2005; Metode Penelitian Bisnis. Bandung; Alfabeta.

Sugiyono, 2012; Metode Penelitian Bisnis. Bandung; Alfabeta.

Umar, Husein, 2003; Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.

W.Chan Kim & Mauborgne, Renee,2005; Blue Ocean Strategy, Boston; Harvard Business School Publishing Corporation.

Wheelen, T., dan Hunger, J.D. 2006 ; Stretegic management And Business Policy : Concept & Cases, 10th ed. New York : Cold Spring Harbor.

Sumber Lain :

(44)

Ryan Aditiopratama, 2014

Analisis Strategi Blue Ocean dalam Meningkatkan Daya Saing Pot Meets Pop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

International Journal Of Academic Research In Business And Social Science.2, 477-483.

Diky. (2009). Analisis kekuatan lingkungan industry five force (Michael.

E Porter). [online]. Tersedia : http://dikkyprima.wordpress.com/2009/02/05/. [22 Januari 2014)

http://www.blueoceanstrategy.com/

http://strategycanvas.org/

Gambar

Tabel 1.1 Daftar pesaing Brand Denim di kota Bandung
Tabel 1.2 pandangan masyarakat terhadap citra merek brand denim
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel
Gambar 3.1 Model Situasi Sosial Pot Meets Pop

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Strategi Bisnis Rumah Sakit Mata Regina Padang dalam Meningkatkan Daya

Dengan demikian, Blue Ocean Strategy (BOS) atau strategi Blue Ocean merupakan serangkaian strategi bisnis untuk menciptakan pangsa pasar baru tanpa harus menjadi

Salah satu strategi yang diterapkan oleh salah satu industri kreatif dalam bidang fesyen premium yaitu Pot Meets Pop, adalah strategi blue ocean, yaitu sebuah

Dengan iklim usaha yang kondusif yang diciptakan oleh pemerintah, maka akan memudahkan UMKM untuk meningkatkan daya saing, baik daya saing perusahaan maupun daya saing

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa rekomendasi strategi untuk meningkatkan daya saing berdasarkan Matriks QSPM dan Positioning Maps adalah Strategi

Hasil penelitian strategi meningkatkan daya saing sekolah di MI At-Tibyan menunjukkan (1) Strategi Menigkatkan Daya Saing Sekolah Melalui Program Unggulan (2) Strategi

Prinsip terakhir dalam perumusan Blue Ocean Strategy adalah mengesekusikan strategi ini. Perusahaan adalah segala sesuatu yang dimulai dari lini atas hingga depan. Ketika semua

2 Penerapan strategi branding image dalam meningkatkan daya saing pendidikan di SMAN 1 Badegan melalui positioning dengan memposisikan brand sekolah agar dapat dikenal masyarakat,