ABSTRAK
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik Di SMK N 6
Bandung
Oleh:
Astri Afmi Wulandari NIM. 1005269
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif model eksperimen menggunakan Pre-Experimental One Group Pretest-Posttest Design yang dilakukan pada peserta didik kelas X jurusan Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik di SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar peserta didik ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes awal (pretest) kepada satu kelompok yang disebut sebagai kelas eksperimen. Kemudian diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, selanjutnya diberikan tes akhir (posttest). Hasil penelitian ditinjau dari aspek kognitif menunjukkan bahwa hasil belajar kelas penelitian mengalami peningkatan. Sedangkan nilai rata-rata terhadap penilaian hasil belajar afektif peserta didik berada pada kategori terampil. Penilaian hasil belajar dari aspek psikomotor berada pada kategori terampil. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah dikatakan berhasil untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada materi jenis-jenis dan cara penyambungan kabel instalasi listrik dasar.
Kata Kunci : Efektivitas belajar, Model Pembelajaran Berbasis Masalah,
iii
ABSTRACT
This research is a quantitative research using experimental models Pre-Experimental One group pretest-posttest design is applied to the students of class X Installation Engineering Department of Electric Power Utilization at SMK N 6 Bandung in Academic Year 2014/2015. This research aims to determine the effectiveness of problem-based learning model to student learning outcomes be reviewed from cognitive, affective and psychomotor on subjects Basics Electromechanical Works. Data collection technique by giving a pretest to experiment class group. Then given treatment by applying problem-based learning model, then given the posttes. Results of research be reviewed from the cognitive aspect shows that learning outcomes research class has increased. While the average value of the affective learning outcomes assessment are in skilled categories. Assessment of learning outcomes from psychomotor aspects are in skilled categories. Based on the research results showed that the use of Problem Based Learning model is successful for improving student learning outcomes in the cognitive, affective and psychomotor on material types and ways of connecting cable basic electrical installation.
Keywords: The effectiveness of learning, Problem Based Learning Model,
.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah... 1
B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 2
C.Rumusan Masalah ... 3
D.Tujuan Penelitian ... 3
E.Metode Penelitian ... 3
F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 4
G.Struktur Organisasi Skripsi ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A.Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 6
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 6
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 6
3. Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ... 9
B.Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 11
1. Definisi Belajar ... 11
2. Ciri-ciri Belajar ... 11
3. Teori Belajar ... 12
4. Pengertian Hasil Belajar ... 13
C.Efektifitas Pembelajaran ... 17
D.Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik ... 17
F. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 20
G.Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A.Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ... 23
1. Lokasi Penelitian ... 23
2. Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ... 23
B.Waktu dan Prosedur Penelitian ... 23
1. Waktu Penelitian ... 23
2. Prosedur Penelitian ... 23
C.Desain Penelitian ... 30
D.Metode Penelitian ... 32
E.Definisi Operasional ... 33
F. Instrumen Penelitian ... 34
G.Proses Pengembangan Instrumen ... 35
H.Teknik Pengumpulan Data ... 40
I. Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A.Gambaran Umum Penelitian ... 47
1. Tahapan Penelitian ... 47
2. Waktu Penelitian ... 48
B.Pemaparan Data Hasil Penelitian ... 49
1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 49
2. Analisis Deskripsi Data ... 52
C.Pembahasan Data Penelitian ... 61
1. Hasil Uji Normalitas Data ... 61
2. Hasil Uji Gain Normalisasi ... 62
3. Hasil Uji Hipotesis ... 63
.
D.Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian... 67
1. Temuan Hasil Penelitian ... 67
2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
A.Kesimpulan ... 71
B.Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ... 9
Tabel 3.1 Langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 28
Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 32
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal ... 36
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal ... 38
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda... 39
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 39
Tabel 3.7 Kriteria Gain Normalisasi ... 42
Tabel 3.8 Tabel Uji Normalitas ... 44
Tabel 3.9 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Aspek Afektif ... 45
Tabel 3.10 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Aspek Psikomotor... 46
Tabel 3.13 Persentase dan Intepretasi Lembar Wawancara ... 47
Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 49
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 50
Tabel 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal ... 51
Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal ... 51
Tabel 4.5. Data Nilai Pretest, Posttest, dan Gain Normalisasi ... 52
Tabel 4.6 Deskripsi Data Pretest ... 54
Tabel 4.7 Deskripsi Data Posttest ... 56
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Aspek Afektif peserta didik treatment pertama ... 57
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Aspek Afektif... 58
Tabel 4.10 Hasil Penilaian Aspek Psikomotor peserta didik treatment pertama ... 59
Tabel 4.11 Hasil Penilaian Aspek Psikomotor ... 60
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data ... 62
Tabel 4.13 Perolehan Hasil Gain Normalisasi ... 62
.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Proses Pembelajaran Berbasis Masalah ... 8
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 21
Gambar 3.1 Alur Penelitian... 31
Gambar 3.2 Kurva Baku Normal Uji Normalitas ... 42
Gambar 4.1 Histogram Data Pretest ... 54
Gambar 4.2 Histogram Data Posttest ... 56
Gambar 4.3 Histogram Data Afektif treatment pertama ... 57
Gambar 4.4 Histogram nilai dan peningkatan data afektif setiap treatment ... 58
Gambar 4.5 Histogram Data Psikomotor treatment pertama ... 60
Gambar 4.6 Histogram nilai dan peningkatan data Psikomotor setiap treatment .. 61
Gambar 4.7 Diagram Data Hasil Uji N-Gain... 63
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A :
Lampiran A.1 Surat Penelitian
Lampiran A.2 Hasil Wawancara Awal dengan Guru
Lampiran A.3 Hasil Wawancara Awal dengan Peserta Didik
Lampiran A.4 Silabus Pekerjaan Dasar Elektromekanik Tahun Ajaran 2013/2014
Lampiran A.5 Surat Permohonan Pengisian Lembar Expert Judgement
Lampiran A.6 Lembar Expert Judgement Instrumen Penelitian
Lampiran A.7 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Uji Coba
Lampiran A.8 Soal Instrumen Kognitif Uji Coba
Lampiran A.9 Data Hasil Uji Kognitif Uji Coba
Lampiran A.10 Data Hasil Uji Validitas
Lampiran A.11 Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran A.12 Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Lampiran A.13 Data Hasil Uji Daya Pembeda
LAMPIRAN B :
Lampiran B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke-1
Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke-2
Lampiran B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke-3
Lampiran B.4 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Pretest-Posttest
Lampiran B.5 Soal Instrumen Kognitif Pretest-Posttest
Lampiran B.6 Instrumen Penilaian Afektif dan Psikomotor
Lampiran B.7 Lembar Wawancara Akhir Guru
Lampiran B.8 Lembar Angket Respon Peserta Didik
Lampiran B.9 Data Hasil Pretest-Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran B.10 Tabel Data Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen
Lampiran B.11 Kelas Interval Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen
Lampiran B.12 Hasil Uji Normalitas Data Pretest
.
Lampiran B.14 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain
Lampiran B.15 Hasil Uji Hipotesis Pihak Kanan (Aspek Kognitif)
Lampiran B.16 Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1
Lampiran B.17 Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2
Lampiran B.18 Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-3
Lampiran B.19 Gain Penilaian Afektif
Lampiran B.20 Tabel Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1
Lampiran B.21 Tabel Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2
Lampiran B.22 Tabel Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-3
Lampiran B.23 Gain Penilaian Afektif
LAMPIRAN C :
Lampiran C.1 Perhitungan Manual Uji Validitas
Lampiran C.2 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas
Lampiran C.3 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran
Lampiran C.4 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda
Lampiran C.5 Perhitungan Manual Uji Normalitas
Lampiran C.6 Perhitungan Manual Gain Normalisasi
Lampiran C.7 Perhitungan Manual Uji Hipotesis
Lampiran C.8 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t
Lampiran C.9 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
Lampiran C.10 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat
LAMPIRAN D :
Lampiran D.1 Lembar Asistensi/ Bimbingan Skripsi
Lampiran D.2 Surat Tugas Penunjukkan Dosen Pembimbing
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dimulai sejak tahun ajaran 2013-2014 kurikulum di Indonesia diubah dari
yang sebelumnya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi
Kurikulum 2013. Muhammad Nuh (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)
mengungkapkan bahwa “Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting karena kurikulum harus selalu disesuaikan dengan
tuntutan zaman.” Oleh karena itu setiap sekolah mulai mencoba menerapkan kurikulum baru tersebut.
Salah satu sekolah yang sejak ditetapkan perubahan KTSP menjadi Kurikulum
2013 langsung menerapkan kurikulum tersebut adalah SMKN 6 Bandung. Sejak
diberlakukannya Kurikulum 2013 sekolah ini langsung menerapkan kurikulum
baru tersebut untuk peserta didik angkatan masuk tahun 2013. Banyak yang
berubah dari penerapan Kurikulum 2013 ini salah satunya adalah model
pembelajaran. Pada Kurikulum 2013 model pembelajaran yang digunakan harus
sesuai dengan karakteristik kurikulum ini yaitu berbasis karakter dan kompetensi.
Upaya dari sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan menggunakan
Kurikulum 2013 adalah dengan cara mengubah model pembelajaran lama menjadi
model pembelajaran yang dapat menunjang mencapai tujuan-tujuan dari
Kurikulum 2013. Salah satunya adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah
yang sudah dicoba diterapkan pada peserta didik jurusan teknik instalasi
pemanfaatan tenaga listrik (TIPTL) tahun masuk 2013 pada mata pelajaran
Pekerjaan Dasar Elektromekanik.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu solusi yang
dilakukan sekolah untuk menunjang penerapan Kurikulum 2013 di sekolah.
Diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran yang sesuai dengan
Kurikulum 2013 yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah maka hasil belajar
2
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang diawali dengan penyajian masalah yang dirancang dalam konteks yang
relevan dengan materi yang dipelajari. Pembelajaran Berbasis Masalah
menggunakan berbagi macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan
konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi
segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada (Tan,2000 dalam Rusman,
2013).
Dari latar belakang tersebut hal ini memunculkan ketertarikan peneliti untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar
Elektromekanik di SMKN 6 Bandung”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan dan latar belakang
masalah di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :
1. Diterapkannya Kurikulum 2013 di kelas X SMK Negeri 6 Bandung sehingga
membuat guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik mengubah
model pembelajaran konvensional menjadi model Pembelajaran Berbasis
Masalah.
2. Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah yang diterapkan belum
sepenuhnya dipahami oleh guru mata pelajaran sehingga masih dirasa kurang
efektif.
3. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada proses belajar mengajar pada
pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik sebelum diterapkannya model
Pembelajaran Berbasis Masalah (pada saat KTSP mata pelajaran Pekerjaan
Dasar Listrik) dilihat dari hasil UAS, dimana peserta didik yang dapat
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) di atas 75 hanya 45%.
4. Peserta didik sulit memahami materi dan kurang aktif untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, hal ini
yang sewaktu kelas X belajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah yang telah diuraikan di
atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana efektivitas penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar
Elektromekanik ditinjau dari aspek kognitif, afektif, psikomotor?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik?
D. Tujuan Penelitian
Berpedoman pada rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui efektivitas penerapan model Pembelajaran Berbasis
Masalah dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pekerjaan Dasar Elektromekanik ditinjau dari aspek kognitif, afektif,
psikomotor.
2. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap penerapan model
Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar
Elektromekanik.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif jenis penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental design
bentuk one group pretest-posttest design. Dikatakan pre-experimental design
karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen/variabel terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen / variabel
4
Tahapan dalam metode penelitian ini, yaitu dengan memberikan tes awal
(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik yang diberikan kepada
satu kelompok dan disebut sebagai kelas eksperimen. Selanjutnya kelas
eksperimen tersebut diberikan suatu perlakuan (treatment) menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Kemudian pada tahap akhir, kelas eksperimen
diberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan
terhadap hasil prestasi belajar peserta didik setelah diterapkan model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Peningkatan hasil prestasi belajar peserta didik
ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi guru, diharapkan dapat memberikan masukan dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi salah satu motivasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapan menjadi bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam sebuah penelitian
berperan sebagai pedoman penulisannya agar lebih sistematis dan terarah dalam
rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai.
Adapun sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam penulisan skripsi
ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan meliputi : latar belakang penelitian, identifikasi masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan manfaat/ signifikansi penelitian,
serta struktur organisasi skripsi.
Landasan teori berisi tentang : konsep-konsep yang berkaitan dengan model
Pembelajaran Berbasis Masalah, langkah-langkah atau tahapan-tahapan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah, hakikat belajar dan hasil
belajar peserta didik, efektivitas pembelajaran, pengenalan pada mata pelajaran
Pekerjaan Dasar Elektromekanik, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir
penelitian, dan hipotesis penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Metode penelitian membahas tentang : lokasi dan subjek populasi atau sampel
penelitian, desain penelitian dan justifikasi, metode penelitian dan justifikasi,
definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan rasional, serta teknik analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan uraian tentang tahapan
pembelajaran, pengelolaan data penelitian, analisis data hasil penelitian, temuan
dan pembahasan hasil penelitian, serta matrik penelitian.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran memuat tentang kesimpulan dari hasil analisis temuan
.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6
Bandung yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta (Riung Bandung), Bandung
40295. Sebagai lokasi penelitian efektivitas model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar
Elektromekanik.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik
kelas X TIPTL 2 semester I dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang dan
akan diberikan perlakuan (treatmen) dengan menerapkan model Pembelajaran
Berbasis Masalah, pada jurusan teknik instalasi pemanfaatan tenaga listrik tahun
ajaran 2014-2015 yang sedang menempuh mata pelajaran Pekerjaan Dasar
Elektromekanik dengan salahsatu kompetensi dasarnya adalah “Menggunakan
peralatan tangan (hand tools) untuk menyelesaikan Pekerjaan Dasar
Elektromekanik.”
B. Waktu dan Prosedur Penelitian 1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 14 minggu (Agustus s/d Desember 2014)
dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.
2. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan 1) Studi Pustaka
a) Mengidentifikasi Masalah
Kegiatan penelitian yang pertama adalah mengamati hal-hal yang terjadi di
sebagai masalah dalam penelitian. Studi lapangan ini dilakukan dengan cara
pengamatan yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan di sekolah
tersebut, proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan, model pembelajaran
yang diterapkan oleh guru, serta sarana dan prasarana yang ada di SMK Negeri 6
Bandung, terutama yang digunakan pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar
Elektromekanik.
b) Merumuskan Masalah dan Membatasi Masalah
Perumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini harus dibatasi agar
penelitian terfokus pada masalah pokok apa yang akan diamati oleh peneliti.
Adapun rumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini berkaitan
dengan efektivitas model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik.
c) Mengumpulkan Landasan Teori
Landasan teori adalah kumpulan teori yang mendasari penelitian ini. Teori
yang dikumpulkan adalah yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti dan
metode penelitian yang digunakan. Pengumpulan landasan teori dilakukan dengan
menggunakan studi literatur mengenai penelitian ini, serta bersumber dari
temuan-temuan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerapan model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
d) Merumuskan Hipotesis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantif, oleh sebab itu harus dibuat
rumusan hipotesis. Rumusan hipotessis ini mengandung hal-hal pokok yang ingin
diperoleh dari penelitian yang dilakukan dalam bentuk pertanyaan penelitian.
Hal-hal pokok yang ingin diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam bentuk hipotesis
atau pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis deskriptif
karena mengambil satu sampel dengan pengujian hipotesis pihak kanan.
e) Menentukan Desain dan Metode Penelitian
Desain penelitian adalah langkah-langkah penelitian yang akan
dilaksanakan, meliputi pendekatan penelitian, metode penelitian, dan teknik
25
2) Wawancara Awal
Wawancara awal dilakukan pada guru di jurusan Teknik Pemanfaatan
Tenaga Listrik yang mengajar mata pelajaran yang akan diteliti, yaitu Pekerjaan
Dasar Elektromekanik dan pada beberapa peserta didik kelas XI semester yang
telah belajar materi pada mata pelajaran tersebut. Wawancara awal ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui persepsi awal dan menguatkan latar belakang
masalah penelitian.
3) Menentukan Materi Pelajaran dan Sampel Penelitian
Penentuan materi pelajaran yang akan digunakan untuk menerapkan model
Pembelajaran Berbasis Masalah dipilih berdasarkan kompetensi dasar pada
silabus. Sampel penelitian adalah kelas X TIPTL 2 semester I pada jurusan
Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik, yang belum belajar materi jenis-jenis dan
cara penyambungan kabel instalasi listrik dasar.
4) Penyusunan Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Lembar tes kognitif berupa soal pilihan ganda sebanyak 32 butir soal yang
valid dan memiliki kriteria realibilitas sangat tinggi dan digunakan sebagai
soal pretest dan posttest untuk menilai pengetahuan peserta didik.
b) Lembar observasi afektif untuk menilai keterampilan sikap peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung.
c) Lembar observasi psikomotor untuk menilai keterampilan praktik peserta
didik selama proses pembelajaran praktikum berlangsung.
d) Lembar kerja digunakan sebagai bahan pembelajaran dan mengarahkan
peserta didik untuk berdiskusi dalam memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan.
e) Angket wawancara akhir adalah untuk mengetahui respon atau pendapat
peserta didik setelah belajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
5) Uji Coba Instrumen
Dalam uji coba instrument terlebih dahulu terlebih dahulu dilakukan
pengujian kelayakan instrument yaitu dengan expert judgment. Uji kelayakan ini
dilakukan oleh tenaga ahli yang berkompeten dalam bidang mata pelajaran yang
akan diteliti yaitu guru dari mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik. Hal
ini dilakukan untuk menilai apakah soal-soal pada lembaran uji kognitif tersebut
sesuai dengan kompetensi dasar Menggunakan peralatan tangan (hand tools)
untuk menyelesaikan Pekerjaan Dasar Elektromekanik., serta telah mencapai
indikator yang mencakup tujuan pembelajaran. Sedangkan instrumen lembar
penilaian afektif dan psikomotor mengacu pada penilaian yang dilakukan oleh
guru mata pelajaran tersebut.
Setelah dilakukan expert judgement dan merevisi butir soal pada lembar
kognitif selanjutnya adalah melakukan tahap uji coba instrumen terhadap butir
soal pada lembar kognitif sebanyak 40 butir soal pilihan ganda. Tujuannya adalah
untuk mengetahui butir soal yang valid dan tidak valid, serta menilai tingkat
reliabilitas soal dan tingkat kesukaran soal. Uji coba instrumen tes kognitif
dilakukan pada kelas XI TIPTL 3 yang berjumlah 30 orang peserta didik dan
sudah diberikan materi tentang jenis-jenis dan cara penyambungan kabel instalasi
listrik dasar. Hasil jawaban akan dihitung dengan rumus statistika penelitian
menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dianalisis tingkat validitas, reliabilitas,
daya beda dan daya sukarnya. Soal yang dinyatakan valid akan dijadikan soal
pretest-posttest pada kelas eksperimen dan soal yang tidak valid akan dibuang.
Dalam penelitian ini, soal yang valid sebanyak 32 butir soal dari 40 butir soal
yang di uji validitasnya.
b. Tahap Pelaksanaan 1) Pretest (tes awal)
Pretest digunakan untuk menilai pengetahuan awal peserta didik sebelum
melaksanakan pembelajaran yang menerapkan model Pembelajaran Berbasis
Masalah. Pretest diberikan kepada kelas X TIPTL 2 sebagai kelas eksperimen dan
27
valid, sebanyak 32 butir soal pilihan ganda kepada 30 orang peserta didik. Hasil
pretest akan dicari nilai rata-ratanya dan dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil
posttest untuk melihat nilai rata-rata peningkatan (gain) terhadap hasil belajar
kelas eksperimen.
2) Treatment (perlakuan)
Treatment merupakan perlakuan yang diberikan kepada kelas X TIPTL 2
sebagai kelas eksperimen dengan cara menerapkan model Pembelajaran Berbasis
Masalah. Pada tahapan ini, peneliti disebut sebagai guru dan sampel penelitian
pada kelas eksperimen disebut peserta didik.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan, yaitu sebagai
berikut :
a) Kegiatan awal (pembuka)
Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan mengajak peserta didik
untuk berdo’a bersama sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh ketua kelas.
Selanjutnya, guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberikan motivasi
untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik. Kemudian guru
mengulang kembali pokok-pokok materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
Terakhir, guru memberikan pretest (tes awal) untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis
Tabel 3.1 Langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada
masalah
Menjelasakan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
logistik yang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah
2 Mengorganisasi siswa untuk
belajar
Membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
3 Membimbing pengalaman
individual/ kelompok
Mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan
masalah
4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan
dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya
5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka
29
c) Kegiatan akhir (penutup)
Kegiatan pada akhir pembelajaran adalah siswa secara bergiliran dibantu
oleh guru mencoba menyimpulkan hasil interpretasi data dan menyampaikan
laporan tertulis, Kemudian guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya dan memberikan posttest sebelum menutup kegiatan
belajar mengajar. Guru mengakhiri kegiatan belajar lalu siswa kembali
membersihkan lingkungan kelas dari limbah setelah praktek agar lingkungan tetap
rapih dan bersih.
3) Posttest (tes akhir)
Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan peningkatan hasil belajar
peserta didik pada kelas eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran
Pekerjaan Dasar Elektromekanik pada materi jenis-jenis dan cara penyambungan
kabel instalasi listrik dasar. Adapun soal-soal posttest yang diberikan setelah
perlakuan (treatment) sama dengan soal pretest sebelum diberikan perlakuan.
c. Tahap Akhir 1) Pengolahan Data
Pengolahan data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh
dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, berupa tabel, grafik, profil, bagan
atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan,
analisis jalur, statistika penelitian dan lain-lain.
2) Kesimpulan
Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna.
Pemberian makna atau arti dari temuan dilakukan melalui interferensi yang dibuat
dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu dengan yang lainnya,
antara temuan dengan konteks ataupun dengan kemungkinan penerapannya.
Pembuatan laporan merupakan wujud nyata penelitian berupa tulisan dan
dilengkapi dengan dokumentasi-dokumentasi saat melakukan penerapan model
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group
Pretest-Posttest Design. Tahapan penelitiannya yaitu dengan melakukan satu kali
pengukuran sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.
Alur dari penelitian ini adalah dengan memberikan pretest kepada kelas
eksperimen, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu
dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah, setelah itu diberi
Secara sederhana desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Desain Penelitian
(Arikunto, S., 2010: 124)
Keterangan :
O1 : Tes awal (pretest) kepada kelas eksperimen yang dilakukan sebelum menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
X : Perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
O2 : Tes akhir (posttest) kepada kelas eksperimen yang dilakukan setelah menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti
dan mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2010) “Metode penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
penelitian kuantitatif jenis penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental
design bentuk one group pretest-posttest design.
Metode penelitian pre-experimental belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen atau variabel terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010).
Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan kepada satu
kelas yang menjadi kelas eksperimen dengan menerapkan model Pembelajaran
Pretest Treatment Posttest
33
Berbasis Masalah dalam proses pembelajaran. Kemudian dari hasil Pretest dan
Posttest tersebut akan diolah secara statistik dan menghasilkan hasil penelitian
berupa angka-angka.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan hasil prestasi
belajar peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada
materi jenis-jenis dan cara penyambungan kabel instalasi listrik dasar yang
menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan perbedaan penafsiran berkaitan dengan istilah-istilah tertentu.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moh. Nasir (1988) bahwa “Definisi
operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara
memberikan arti, atau menspesifikasikan atau memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.”
Oleh karena itu, untuk menghindari adanya salah pemaknaan dari setiap
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara operasional istilah-istilah
tersebut didefinisikan sebagai berikut :
1. Efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen
yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang ditetapkan. (Rae 2001: 3).
2. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. (Trianto 2007 :
1).
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model pembelajaran
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan
penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian
nyata. (Trianto 2007 : 67).
4. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
yang dikuasai seseorang, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku
5. Hasil belajar adalah perubahan dibidang kognitif, afektif dan psikomotor pada
proses belajar mengajar yang dialami peserta didik (Sudjana, 2011:2).
6. Penguasaan Materi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menjelaskan bahwa penguasaan mengandung pengertian pemahaman atau
kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian dan sebagainya).
7. Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik merupakan salah satu mata
pelajaran yang ada pada jurusan Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik yang
bertujuan agar peserta didik mampu Mendeskripsikan dan menggunakan
peralatan tangan (hand tools) untuk menyelesaikan pekerjaan elektromekanik
(Silabus Pekerjaan Dasar Elektromekanik, 2013).
8. Peningkatan Hasil Prestasi Belajar adalah kemajuan pada hasil belajar yang
meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman
dan proses belajar peserta didik (Syah, 2010 : 150).
F. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini dibuat sebagai berikut :
1. Lembar Tes Kognitif
Adapun lembar tes kognitif digunakan untuk penilaian dalam aspek kognitif
peserta didik yang diberikan pada saat pretest (tes awal) digunakan untuk
mengukur kemampuan awal peserta didik pada kelas eksperimen dan diberikan
pada saat posttest (tes akhir) untuk mengukur kemajuan dan peningkatan prestasi
belajar peserta didik pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan sebanyak
tiga kali pertemuan/ tatap muka di kelas.
2. Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotor
Lembar penilaian afektif digunakan untuk menilai keterampilan sikap
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan lembar
penilaian psikomotor untuk menilai keterampilan psikomotor peserta didik selama
35
3. Lembar Wawancara Akhir
Lembar wawancara akhir diberikan kepada peserta didik kelas X TIPTL 2
yang menjadi kelas eksperimen, tujuannya untuk mengetahui respon peserta didik
terhadap model Pembelajaran Berbasis Masalah.
G. Proses Pengembangan Instrumen 1. Kriteria Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010), mengemukakan bahwa data yang diperoleh
melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria
tertentu, yaitu : Valid, Reliabel, dan Obyektif.
Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Suatu tes
dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Data
yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya dapat diuji melalui
pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya, data yang valid pasti
reliabel dan obyektif (Sugiyono, 2010).
Reliabel menunjukkan derajat konsistensi data dalam interval waktu
tertentu. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Data yang reliabel belum tentu
valid. Sedangkan obyektif berkenaan dengan kesepakatan banyak orang dan data
2. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas Instrumen
Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson:
= � − � �
√ � − � � − �
(Arikunto, 2010: 213)
Keterangan : = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
� = Jumlah skor tiap peserta didik pada item soal � = Jumlah skor total seluruh peserta didik n = Jumlah sampel penelitian
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai
validitas ditunjukkan oleh tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal
(Arikunto, 2010: 160)
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi
untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan
menggunakan uji t dengan rumus:
t
hitung=
√ −√ −
(Sugiyono, 2009: 230)
Keterangan:
t
hitung = Hasil perhitungan uji signifikansi
r
xy = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variabel yang dikorelasikann = Jumlah sampel penelitian
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
37
Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan
(dk)= n-2 dan taraf signifikansi (� = , 5. Apabila thitung ≥ ttabel, maka item soal
dinyatakan valid. Dan apabila thitung < ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.
b. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa
yang akan diukur.
Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan
rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:
= − (� − ∑
� )
(Arikunto, 2010: 231)
Keterangan ;
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Vt = Varians total
P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal q = 1-p
Kemudian, harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut :
� = ∑ − ∑
(Arikunto, 2010: 227)
Keterangan:
∑ = Jumlah skor total N = Jumlah responden S = Standar Deviasi
S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat
Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product
moment. Jika r11≥ rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat
digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11< rtabel maka instrumen
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh tabel 3.4
sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang berkemampuan
tinggi (pandai) dengan peserta didik berkemampuan rendah (bodoh).”
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara
0,00 sampai 1,00.
Untuk mengetahui daya pembeda pada soal perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai
yang terendah.
2. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
3. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada
butir soal.
4. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D =
�= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
39
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai
berikut :
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang
(Arikunto, 2010: 218)
d. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2010: 208) bahwa “Analisis tingkat kesukaran
dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar.”
Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir
soal digunakan persamaan:
P =
��
(Arikunto, 2010: 208)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.6 sebagai berikut :
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Klasifikasi
0,00 0,30 Soal Sukar
0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini
ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, diantaranya sebagai
berikut :
1. Observasi (Pengamatan)
Setelah melakukan studi literatur untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan memanfaatkan
literatur yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.
Selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan dengan observasi
langsung ke lokasi penelitian, yaitu SMK Negeri 6 Bandung. Adapun hal-hal yang
diamati berkaitan dengan kurikulum yang dipakai, model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru, kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, serta
media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar
Elektromekanik pada kompetensi dasar Menggunakan peralatan tangan (hand
tools) untuk menyelesaikan Pekerjaan Dasar Elektromekanik.
2. Tes Uji Kognitif
Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar peserta didik, berupa tes
objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban untuk
mengetahui hasil prestasi belajar peserta didik pada ranah kognitif.
3. Lembar Observasi Afektif dan Psikomotor
Digunakan untuk menilai keterampilan sikap dan praktek peserta didik pada
kelas eksperimen selama proses pembelajaran dengan menggunakan model
Berbasis Masalah.
41
Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah karena
dengan mengolah data tersebut dapat memberikan hasil untuk pemecahan masalah
penelitian. Data diperoleh melalui soal tes uji kognitif pada tes awal (pretest)
hingga tes akhir (posttest), serta diperoleh dari lembar observasi afektif dan
psikomotor pada kelas eksperimen.
Sebelum mengolah data, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Memeriksa hasil tes awal dan tes akhir setiap peserta didik pada kelas
eksperimen (X TIPTL 2), sekaligus memberi skor pada lembar jawaban,
dimana soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman pada kunci
jawaban kemudian memberikan skor mentah pada skala 0 sampai dengan
100 pada hasil jawaban peserta didik.
Pemberian skor terhadap jawaban peserta didik berdasarkan butir soal yang
dijawab benar oleh peserta didik. Setelah penskoran tiap butir jawaban,
selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing
peserta didik dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus
berikut:
� � � ℎ
� � � �
(Arikunto, 2010)
b. Menghitung Gain Ternormalisasi
Untuk menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan
model Pembelajaran Berbasis Masalah, dilakukan dengan menghitung nilai
gain ternormalisasi yang diperoleh dari data skor pretest dan posttest yang
kemudian diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi. Richard
Hake (1998) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain
yang disebut gain ternormalisasi (normalized gain). Rata-rata gain
normalisasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
<g> =
−−
<g> = Rata-rata gain normalisasi T1 = Pretest
T2 = Posttest
Sm = Skor Maksimal
Tabel �.7 Kriteria Gain Normalisasi
Batas Kategori
g > 0,7 Tinggi / Sangat Efektif
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang / Efektif
g < 0,3 Rendah / Kurang Efektif
(Hake, 1998 : 65)
c. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat
untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametris (Sugiyono, 2010).
Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel
yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, kenormalan
data harus diuji terlebih dahulu. Pengujian normalitas data dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan Chi Kuadrat (χ²).
Pengujian data dengan (χ²) dilakukan dengan membandingkan kurve normal
yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal
baku/standar (A). Jadi membandingkan antara (A : B). Bila B tidak berbeda
signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti
pada gambar 3.2, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu
dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang
dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam
kurva normal baku adalah: 2,27%; 13,53%; 32,13%; 32,13%; 13,53%; 2,27% (A).
43
Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah (Sugiyono, 2009: 80):
a) Menghitung rentang skor (r)
r = skor tertinggi-skor rendah
b) Menentukan banyak kelas interval (k/BK)
Jumlah kelas interval ditetapkan = 6 sesuai dengan Kurva Normal Baku.
k/BK= 1+ 3,3 log n ; n= Jumlah sampel penelitian
c) Menentukan panjang kelas interval (PK)
� = � � �
� �ℎ � � � � �
d) Membuat distribusi fh (frekuensi yang diharapkan)
Menghitung fh didasarkan pada presentasi luas setiap bidang kurva normal
dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu sampel).
e) Menghitung mean (rata-rata X )
i
f) Mengitung simpangan baku / Standar deviasi (S/ SD)
g) Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus :
(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali desimal yang digunakan interval kelas
Dimana : Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval kelas.
h) Menghitung harga baku (Z)
1,2
i) Menghitung luas daerah tiap-tiap interval (l)
Li = L1– L2 ; L1 = Nilai peluang baris atas ; L2 = Nilai peluang baris bawah
j) Menghitung frekuensi expetasi/ frekuensi yang diharapkan (ei)
ei =
L
i.
f
i; Li= Luas interval ; Σ fi= Jumlah frekuensi interval
χ2 =
hitungyang didapat dengan nilai χ2tabel pada derajat
kebebasan dk = k – 1 dan taraf kepercayaan 5%, apabila χ2 hitung ≤χ2tabel berarti
data berdistribusi normal.
m) Menghitung tabel uji normalitas
Tabel 3.8 Tabel Uji Normalitas
No Kelas
interval Fi
BK Zhitung Ztabel
ǿ Ei ᵡ
1 2 1 2 1 2
2) Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi belajar,
yaitu selisih nilai pretest dan posttest. untuk sampel independen (tidak
berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test. Menurut Sudjana
(2011), “Untuk melakukan uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal.”
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis
deskriptif. Dimana Ha berbunyi lebih besar (>) dan H0 berbunyi lebih kecil atau
sama dengan (≤), uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kanan.
Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu
sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini:
t
=
_ µsµo = nilai yang di hipotesiskan
s
= simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampel45
Kriteria pengujian adalah thitung > �= . 5 dimana �= , 5 didapat dari
daftar normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung
≤ �= , 5 maka Ha ditolak dan H0 diterima.
2. Analisis Data Afektif dan Psikomotor
Data afektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap yang
berhubungan dengan tahapan-tahapan model Pembelajaran Berbasis Masalah
yang kriterianya telah ditentukan. Sedangkan aspek psikomotor dalam penelitian
ini adalah kinerja siswa dalam melaksanakan praktek. Instrument yang digunakan
dalampenelitian ini adalah lembar observasi aspek afektif dan psikomotor dengan
menentukan indeks prestasi kelompok (IPK).
Menurut Wayan dan Sumantana dalam Panggabean, Luhut (1989;29).
Indeks prestasi kelompok (IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata
untuk seluruh aspek penilaian, dengan skor maksimal yang mungkin dicapai
dalam tes.
� = � ×
Tabel 3.9 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Aspek Afektif
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1. 0,00 ≤ IPK < 30,00 Sangat Negatif
2. 30,00 ≤ IPK < 55,00 Negatif
3. 55,00 ≤ IPK < 75,00 Netral
4. 75,00 ≤ IPK < 90,00 Positif
5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat Positif
(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean)
Tabel 3.10 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok Untuk Aspek Psikomotor
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1. 0,00 ≤ IPK < 30,00 Sangat kurang terampil
3. 55,00 ≤ IPK < 75,00 Cukup Terampil
4. 75,00 ≤ IPK < 90,00 Terampil
5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat terampil
(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean)
3. Analisis Data Lembar Wawancara Akhir
Untuk mengetahui respon atau tanggapan peserta didik terhadap penerapan
model Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu dengan menghitung persentase
frekuensi setiap jawaban dengan rumus sebagai berikut :
� = %
(Anas Sudjiono, 2004)
Keterangan : P = Presentase frekuensi dari setiap jawaban responden f = Frekuensi dari setiap jawaban responden
N = Jumlah responden
Tabel 3.13 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara
Presentasi Intepretasi
0% Tidak ada seorangpun
1%-5% Hampir tidak ada
26%-49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51%-75% Lebih dari setengahnya
76%-95% Sebagian besar
96%-99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik di SMK Negeri 6 Bandung”, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah efektif dalam meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik hal
ini ditinjau dari peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif
dan psikomotor. Peningkatan penguasaan konsep peserta didik dalam aspek
kognitif ditinjau dari perolehan nilai rata-rata peningkatan (normalized gain)
hasil belajar peserta didik berada pada kategori sedang. Sedangkan
peningkatan penguasaan konsep peserta didik dalam aspek afektif dan
psikomotor ditinjau dari perolehan nilai rata-rata hasil belajar afektif dan
psikomotor peserta didik. Untuk hasil belajar ranah afektif berada pada
kategori positif, sedangkan hasil belajar ranah psikomotor berada pada
kategori terampil
2. Dari hasil angket respon terhadap proses pembelajaran, menunjukkan bahwa
sebagian besar peserta didik menyukai kegiatan belajar mengajar yang
menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Elektromekanik.
B. Saran
Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat
dijadikan sebagai saran baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya,
diantaranya :
1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah ini dapat dijadikan
sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat menunjang
kelas X di SMK Negeri 6 Bandung. Selain itu, model Pembelajaran Berbasis
Masalah ini dapat meningkatkan hasil belajar belajar peserta didik dan
meningkatkan penguasaan konsep peserta didik dalam aspek kognitif, afektif
dan psikomotor
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah cukup efektif diterapkan pada Mata
Pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik dan mampu untuk meningkatkan
hasil belajar siswa, untuk itu peneliti sangat merekomendasikan kepada guru
untuk menerapkan model pembelajaran ini di kompetensi dasar yang lainnya
pada suatu mata pelajaran tertentu.
3. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diterapkan pada seluruh peserta didik,
tidak hanya di tingkat satu saja (kelas X untuk SMK/ sederajat) karena
dengan pembelajaran dengan Pembelajaran Berbasis Masalah dapat